ALMAYANTI MINNUR
NIRM: 17068
JAKARTA
2020
SURAT PERNYATAAN PLAGIARISME
Karya Tulis Ilmiah ini, Saya susun tanpa tindak plagiarisme sesuai aturan peraturan
Jika dikemudian hari Saya melakukan tindak plagiarism, Saya sepenuhnya akan
Pembuat Pernyataan
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Almayanti Minnur NIRM 17068 dengan judul
Kontipasi Pada Pasien Stroke Non Hemoragik" telah diperiksa dan disetujui untuk
diujikan.
Pembimbing I Pembimbing II
.
NIDN. 0328016003 Isnayati, NS ,Kep
NIDN. 0310116304
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Almayanti Minnur dengan judul “Pengembangn
Stroke Non Hemoragik" telah dipertahankan di depan dewan penguji pada Agustus
2020.
Penguji Utama
Penguji Il
Mengetahui,
Direktur
iii
KATA PENGANTAR
penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat yang harus
PELNI Jakarta.
kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah
5. Kedua orang tua, saudara, keluarga, dan teman-teman yang telah memberikan
v
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan,masukan dan saran diharapkan dari semua pihak. Semoga Karya Tulis
Almayanti Minnur
vi
ABSTRAK
Stroke merupakan satu dari penyebab kematian di dunia, selain kematian, stroke
juga menimbulkan kecacatan neurologis dan beberapa komplikasi, salah satunya
konstipasi. Karena pada saat pasien mengalami penurunan aktivitas akan
menyebabkan penurunan fungsi otot abdomen, peristaltic usus yang memperlambat
pasase feses sehingga pasien mengalami konstipasi. Konstipasi adalah suatu gejala
sulit buang air besar yang ditandai dengan konsistensi feses keras, ukuran besar dan
penurunan frekuensi buang air besar. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan
untuk menurunkan kontipasi yaitu pemberian Massage Abdomen. Penulisan ini
bertujuan untuk mengembangkan standar operasional prosedur Massage Abdomen
terhadap penurunan konstipasi. Metode penulisan ini menggunakan literature
riview yaitu dengan 5 jurnal yang terkait dalam standar operasional prosedur
Massage Abdomen terhadap penurunan konstipasi. Hasil nya Massage Abdome
didapatkan Pengembangan Protokol Intervensi Massage Abdomen untuk
menurunkan Konstipasi . Kesimpulan dari literature riview ini Massage Abdomen
dapat menjadi intervensi mandiri yang dapat dilakukan oleh perawat untuk
mencegah serta menurunkan konstipasi tanpa efek samping.
vii
ABSTRACT
Stroke is one of the causes of death in the world, besides death, stroke also causes
neurological disabilities and several complications, one of which is constipation.
Because when the patient has decreased activity it will cause a decrease in
abdominal muscle function, intestinal peristaltic which slows down the passage of
feces so that the patient experiences constipation. Constipation is a symptom of
difficult bowel movements characterized by the consistency of hard stools, large
size and decreased frequency of bowel movements. One of the interventions that
can be done to reduceis giving constipationAbdomen Massage. This writing aims
to develop a standard operating procedure for abdominal massage to reduce
constipation. This writing method uses a literature review with 5 journals related
to the standard operating procedure for Abdomen Massage to reduce constipation.
The results Abdome Massage obtainedDevelopment ofIntervention Protocol
Abdomen Massage to reduce constipation. The conclusion of this review literature
is that Abdomen Massage can be an independent intervention that can be done by
nurses to prevent and reduce constipation without side effects
Keywords:, Intervention Massage Abdomen , Constipation, Non hemorrhagic
stroke.
viii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 42
LAMPIRAN .......................................................................................................... 45
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
di dunia setelah penyakit jantung koroner dan kanker baik di negara maju
forum, 2015). Secara global, 15 juta orang terserang stroke setiap tahunnya, satu
orang yang memiliki gejala stroke sebesar 67,0%. Kelompok umur 15-24 tahun
dengan prevalensi 0,2%,usia 25-34 tahun sebanyak 0,6% usia 35-44 tahun
sebanyak 2.5% dan usia 45-55 tahun sebanyak 10,4% dan provinsi yang paling
Dasar. Prevalensi Stroke, pada kelompok umur 15-24 sebanyak 0.6%, 25-34
sebanyak 1.4%, usia 35-44 sebanayk 3.7%, usia 45-54 sebanyak 14,2%, pada
usia 55-64 sebanyak 32,4% dan kelompok usia 65-74 sebanyak 45,3% dan
wilayah tertinggi penderita Stroke adalah Kalimantan timur sebanyak 14,7%. ini
1
2
2013 sampai 2018 pada kelompok usia 15-24 meningkat sekitar 0,4%, kelompok
usia 25-34 meningkat 0,8%, kelompok usia 35-44 meningkat 1,2 dan kelompok
usia 45-55 meningkat 3,8% . Sedangkan prevalensi stroke di DKI Jakarta pada
tahun 2013 sebanyak 8,3& permil dan pada tahun 2018 sebanyak 10.9% ini
menunjukan ada peningkatan sekitar 2,6% angka kematian yang disebabkan oleh
disfagia dan afasia. ini tergantung bagian mana yang mengalami masalah.
dapat terjadi beberapa komplikasi seperti dekubitus, atrofi otot dan salah satu
satunya adalah konstipasi. Pasien yang dirawat di rumah sakit sering mengalami
pasien pasca stroke (Rasyid Misbach 2015). Konstipasi adalah suatu keluhan
sulit untuk buang air besar secara rutin dan feses didalam usus besar kering
mengeras, sehingga sulit untuk keluar. (Wang, Andri, 2014). Menurut Baran &
3
Ates 2019 , 26% wanita berusia 65 tahun atau lebih dan 16% pria menganggap
usia yaknik mencapai 50%, angka ini mencapai 74% pada pasien yang berada di
nursing home dan 2/3 dari penderita konstipasi tersebut adalah wanita >60 tahun
( Okuyan, 2019).
mengakibatkan pasien mengejan pada saat buang air besar. Ketika pasien
mengejan yang kuat akan terjadi respon maneuver valsava yang bisa
sistem saraf enterik setempat. Jika feses Rektum peregangan dinding rektum
untuk gelombang peristaltik di Dalam kolon desenden sigmoid dan rektum serta
sfingter Ani internus direlaksasi oleh sinyal-sinyal Dari pleksus mienterikus jika
sphincter Ani internus secara sadar secara volume berelaksasi dan kilat terjadi
pada waktu yang bersamaan akan terjadi defekasi (Dameria et al, 2015)
Penanganan konstipasi saat ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
konstipasi juga memiliki efek samping. Penggunaan laksatif dalam jangka waktu
yang lama justru akan menyebabkan efek samping yang berbahaya termasuk
peningkatan konstipasi dan fecal impaction, serta dapat menjadi faktor resiko.
samping.
abdomen sebagai intervensi yang aman, non invasive, non farmakologis, dan
dapat di lakukan oleh perawat, kleuarga atau pasien sendiri. peneliitian Kim &
menggunakan aroma oils pada 20 pasien lansia yang mengalami stroke dengan
dalam kurung waktu 2 minggu, dalam penelitian ini penilaian dilakukan setiap
dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa skor CAS mengalami penurunan
5
Abdomen . Maka peran perawat yang sangat penting dalam upaya pencegahan
kontipasi pada pasien stroke serta mencegah stroke berulang yang dapat
dari stroke kemudian didukung dari berbagai jurnal yang terkait Massage
Abdomen untuk mengurangi konstipasi pada pasien Stroke Non Hemoragik. Dan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Menurunkan Konstipasi
D. Manfaat Penulisan
4. Bagi Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
2015)
1) Pelayanan Profesional
8
9
NIC, NOC).
akibat trauma.
10
a. Definisi
b. Etiologi
Stroke biasanya diakibatkan dari satu kejadian yaitu trombosis
serebral bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari
bagian tubuh yang iskemia selain itu bisa disebabkan karena adanya
keturunan usia dan merokok penyebab dari stroke biasa terjadi karena
c. Patofisiologi
dan emboli akan menyebabkan iskemia pada jaringan yang dialiri oleh
tidak bisa menggerakan tubuh untuk merawat diri sendiri, pasien tidak
kelemahan, dan pasien dengan bedrest dalam jangka waktu lama, hal
yang tidak sempurna terjadi bila peristaltic usus kolon tidak efektif
d. Manifestasi Klinis
1) Defisit lapang penglihatan
2) Defisit Motorik
3) Defisit Sensori
4) Defisit Verbal
5) Defisit Kognitif
e. Komplikasi
13
harus diperbaiki.
f. Penatalaksanaan Medis
1) Terapi Farmakologi
g. Pemeriksaan Penunjang
adanya infark
infark kranial.
spesifik
8) Pemeriksaan laboratorium :
hiperglikemi
magnesium.
16
gangguan neurologis.
a. Massage Abdomen
1) Definisi
Massage Abdomen adalah pijat yang dilakukan searah jarum jam pada
(Ginting, 2015)
2) Manfaat
3) Indikasi
abdomen adalah :
17
4) Kontraindikasi
b) Perdarahan usus
c) Benjolan
d) Abdominal edema
b) Lakukan usapan lembut pada otot perut mulai dari atas ke bawah
sigmoid
jarum jam
kejadian dan keparahan sembeit pasca pra dan post intervensi , skala
Tanyakan berapa kali buang air besar dalam seminggu, jika 1-2 kali
Tanyakan apakah merasa puas stelah buang air besar. jika tidak
e) Tanyakan apakah pasien merasa sakit perut saat tiidak bisa BAB.
skornya 4
g) Tanyakan berapa waktu saat buang air besar, jika kurang dari 5
jika 20-3- menit skornya 3, dan jika lebih dari 30 menit skornya 4.
2.
k) Tanyakan apakah tidak berhasil saat buang air besar dalam 24 jam.
Jika tidak ada skornya 0, 1-3 kali skornya 2, 3-6 kali skornya 2, jika
l) Frekuensi defekasi
tidak pernah skornya 0, jika 1-5 hari skornya 1, 5-10 hari skornya
Autonomik dan memberikan sensai pada usus besar. Pijat perut juga
b. Konstipasi
1) Definisi Konstipasi
Konstipasi biasa disebut sembelit atau susag buabg air besar yang
2017)
2) Patofisiologi
dan proses saat buang air besar. Dorongan untuk buang air besar
usus besar, yang paa tahap ini sering dirasakan tegang, sehinga
& Bare 2012). Setelah beberpa waktu proses ni membuat usus besar
3) Etiologi
defekasi atau BAB ,feses keras dan sulit dikeluarkan dan psien
4) Manifestasi klinis
lewatnya gas melalui usus), rasa sakit karena nyeri tekan, nafsu
5) Penatalaksanaan
a) Farmakologi
1) Non farmakologis
B. Kerangka Konseptual
Konstipasi
Protocol Intervensi
Massage Abdomen
untuk menurunkan
konstipasi
BAB III
METODELOGI
A. Metodelogi
massage abdomen dalam mengurangi konstipasi pada pasien stroke ini adalah
menggali pengetahuan atau ilmu dari sumber-sumber seperti buku, karya tulis,
diktat catatan kuliah, serta beberapa sumber lainnya yang ada hubungannya
dengan cara mencari dan membaca sumber-sumber tertulis yang ada seperti
2019).
28
29
2. Do
3. Study
4. Act
30
31
7. Mengusap abdomen
dari kiri ke kanan
lakukan sebaliknya
8. Menggetarkan
abdomen diatas
pusar
6. Mengusap
abdomen dari kiri
ke kanan
7. Menggetarkan
abdomen diatas
pusar
Menurunkan Konstipasi
2. Tuang sedikit lotion non alergenik ke Lotion merupakan lubrikan yang baik diguakan
tangan, untuk massage (Arimbi Karunia Estri et al
2016, , Siwi et al 2014, Piotr Stępień, Dagmara
Iwańska Agnieszka Wójcik 2017)
4. Lakukan usapan lembut pada otot perut Menstimulasi gerkana peristaltic (Arimbi
mulai dari bawah ke atas ( dari pusat ke Karunia Estri et al 2016, Dameria et al 2015,
prosesus xypideus Siwi et al 2014)
5. Pijat dari bagian atas kebawah secara menurunkan waktu transit kolon (Siwi et al
melingkar 2014, Piotr Stępień, Dagmara Iwańska
Agnieszka Wójcik 2017)
8. Memijat abdomen dari bawah ke atas Mendorong feses dengan peningkatan tekanan
dengan tangan mengepal diikuti dengan intraabdominal (Arimbi Karunia Estri et al
tangan yang lain 2016, Dameria et al 2015, Siwi et al 2014)
35
No Protocol Rasionalisasi
10. Mengusap abdomen dari kiri ke kanan meningkatkan motilitas pada sistem
dan dari kanan ke kiri pencernaan (Dameria et al 2015, Siwi et al
2014, Piotr Stępień, Dagmara Iwańska
Agnieszka Wójcik 2017)
B. Pembahasan
Kelompok intervensi I dilakukan satu kali dalam tujuh hari mendapatkan terapi
15-20 menit kemudian responden diberi tambahan minum air hangat sebnayk
Abdomen disertai minum air hangat tidak jauh beda dengan waktu terjadinya
defekasi pada kelompok kontrol hal ini membuktikan bahwa massage abdomen
dapat mengatasi masalah konstipasi pada pasien stroke jika dilakukan secara
rutin setiap hari. Namun memerlukan intervensi tambahan agar efek terhadap
waktu terjadinys defekasi lebih cepat sehingga frekuensi defekasi juga dapat
36
bertambah. Penelitian yang dilakukan Nirva ( 2019 ) ini melibatkan satu sample
yang mengalami stroke non hemoragik dan dilakukan massage abdomen selama
10-20 menit dan minum air putih selama 6 hari dengan dan pasien sudah mampu
BAB pada hari ke 5 Hasil penelitian ini terbukti massage abdomen dan minum
Sample terdiri dari 38 pasien yang sudah memenuhi kriteria inklusi, dan di dibagi
Abdomen , dan dilakukan setiap hari selama 10-20 menit dan jangka waktu 3
hari. Hasil dari penelitian ini terdapat penurunan skor konstipasi pada kelompok
intervensi yang diberikan massage abdomen pada pre dan post intevensi hari ke-
Pada hari ketiga post pemberian massage abdomen rata-rata skor konstipasi pada
pasien Nampak mengalami penurunan yaitu rat-rata sebesar 1.6. Hal ini
subjek yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok
eliminasi defekasi. Dari hasil penelitian ini terdapat penurunan skor konstipasi
rata-rata skor konstipasi pada kelompok kontrol adalah 3,22, sedangkan pada
kelompok intervensi rata-rata skor 2.17. Adanya perbedaan skor konstipasi pada
pasien kelompok kontrol dan intervensi ,yang berarti bahwa Massage Abdomen
Swedish massage dan teknk efflurage. Total responden 22 yang tebagi menjadi
3 hari. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
defekasi serta memberikan rasa nyaman. Namum memiliki perbedaan antara lain
dan sesudah intervensi yang dapat memberikan efek yang signifikan ini
38
hangat juga terbukti efektif untuk mencegah konstipasi, reflex gastrokolik yang
bahwa mengonsumsi air putih hangat pagi hari dapat megatasi konstipasi pada
pasien stroke. Mengonsumsi air putih yang hangat dalam jumlah cukup dapat
dapat bekerja dengan melembabkan feses dalam usus dan mendorongnya keluar
yang aman, non invasive, non farmakologis, dan dapat di lakukan oleh perawat,
Penelitian yang dilakukan Nirva ( 2019 ) ini melibatkan satu sample yang
mengalami stroke non hemoragik dan dilakukan massage abdomen selama 10-
20 menit dan minum air putih selama 6 hari dengan dan pasien sudah mampu
BAB pada hari ke 5 Hasil penelitian ini terbukti massage abdomen dan minum
A. Kesimpulan
konstipasi yang dialami oleh penderita Stroke serta penurunan skor konstipasi
konstipasi.
Hemoragik
Konstipasi
Konstipasi
41
B. Saran
1. Bagi klien
2. Penulis
mengatasi konstipasi
keperawatan.
4. Tenaga Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Association (AHA). (2015). Heart disease and Stroke Statistics
Artikel Diakses pada 20 agustus 2020 .
http:/www.heart.org/idc/groups/ahamah
Amin, H, (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 3. Jogjakarta: Mediaction Publishing
Batticaca, Fransisca B. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan
Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta : Salemba Medika.
Black. Joyce M dan Hawks, Jane Hokanson (2014), Keperawatan Medikal Bedah.
Ed:8, Jil:2. Jakarta : Salemba Medika
Dameria Br Ginting, Agung Waluyo, Lestari Sukmarini, 2015. Mengatasi
Konstipasi Pasien Stroke dengan Massage abdomen dan Minum Air Hangat.
Jakarta : jurnal Keperawatan Indonesia. Vol 18, No,1:23-40
file:///C:/Users/HP/Music/jurnal%20Kti/jurnal%20defekasi.pdf
Lim, S. F., Ong, S.Y., Tan, Y.L. (2015) incidence and predictors of new-onset
constipation during acute jostiptal after stroke. Internasional journal of
clinical practice, 69, 422-428.
http://doi.org/101111/ijcp. 12528\
Kahraman , B.B., & Ozdemir, L (2015). The Impact of Abdominal Massage
administered to intubated and enteral fed patiens on the development of
ventilasi mekanik associated pneumonia: a randomized controlled study,
International Journal of Nursing Studies, 519-524
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS). Laporan
Nasional 2013. Di akses pada tanggal 20 Maret januari 2020 pukul 16.00
WIB. www.depkes.go.id
Kementrian Kesehatan RI (2018). Riset Kesehatan Dasar (RIKESDAS). Laporan
Nasional 2018. Di akses pada tanggal 24 Maret 2020 pukul 17.35
WIB. file:///C:/Users/USER/Downloads/hasil-riskesdas-2018%20(2).pdf
Kim, YG., & Bae, H.S. (2013). The Effect of Abdominal Massage with Aroma Oils
on Constipation in Elderly Stroke Patienst. Research Atricle vol
11.No.5,883-890
Muttaqin. Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien denan Gangguan
Persyarafan. Jakarta : Salemba Medika
Guys St Thomas (2014). Abdominal Massage For Constipation. NHS foundation
Trust.
Smeltzer & Bare (2013). Buku Ajar Keparawatan Medikal Bedah.
Edisi 8, Volume 2. Jakarta: EGC.
Sudoyo, A.W., dkk. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit DalamFKUI.
Sinclair M. (2011). Abdominal Massage to Treat Cronic Constipation. J Bodyw
Mov Ther :15(4): 436-45
Valentina Maria S, Ulfah Rahmi, Afriyani Esi 2019. Gambaran Karakteristik
Pasien Stroke Mengalami Konstipasi Pasca Rawatan. Jurnal Keperawatan.
Padang. Vol 15, No 2, Hall (125-129)
file:///C:/Users/HP/Music/jurnal%20kti/295-908-1-PB.pdf
World Health Organization. (2014). Stroke, Cerebrovascular Accident.
Diakses pada tanggal 19 Januari 2020 pukul 20.00 WIB.
http://www.emro.who.int/health-topics/stroke-cerebrovascular
accident/index.html
44
No. KETERANGAN 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020 2020
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Menyusu proposal
2 Pengumpulan proposal
3 Ujian proposal
4 Revisi proposal
Definisi : Masase abdomen adalah pijatan yang dilakukan dibagian perut dan pijat
ini memiliki dua tujuan khusus, pertama pada perut yang membengkak atau
kembung perlu perawatan untuk membantu menghilangkan flatus dan yang kedua
yaitu orang yang sedang membutuhkan perawatan untuk merangsang keluarnya
tinja
Tujuan :
a. Merangsang peristaltic usus
b. Memperkuat otot-otot abdomen
c. Memberikan stimulus terhadap rectal dengan adanya somato-autometik reflex
dan adanya sensasi untuk defekasi
d. Meregangkan otot-otot perut
e. Meningkatkan tekanan intra abdominal
f. Menurunkan rasa ketidaknyamanan saat defekasi
Prinsip : Bersih
Kegiatan Tgl: Tgl: Keterangan
1 Ya Tidak
Persiapan Alat
1. Lotion atau baby oil
2. selimut
4. lembar observasi defekasi
3. Sarung tangan
Persiapan Perawat/lingkungan
1. Lepas jam tangan dan perhiasan
2. Berdiri di samping pasien
3. Pastikan lingkungan, cahaya cukup terang
Hasil :
Dokumentasikan tindakan:
1. Respon klien selama tindakan (respon subyektif dan
obyektif)
2. Tanggal dan waktu pelaksaan tindakan
3. Nama dan paraf perawat
LAMPIRAN 3 – Pengembangan Protocol Intervensi Massage Abdomen
No Protocol Rasionalisasi
2. Tuang sedikit lotion non alergenik ke Lotion merupakan lubrikan yang baik diguakan
tangan, untuk massage (Arimbi Karunia Estri et al
2016, , Siwi et al 2014, Piotr Stępień, Dagmara
Iwańska Agnieszka Wójcik 2017)
4. Lakukan usapan lembut pada otot perut Menstimulasi gerkana peristaltic (Arimbi
mulai dari bawah ke atas ( dari pusat ke Karunia Estri et al 2016, Dameria et al 2015,
prosesus xypideus Siwi et al 2014)
5. Pijat dari bagian atas kebawah secara menurunkan waktu transit kolon (Siwi et al
melingkar 2014, Piotr Stępień, Dagmara Iwańska
Agnieszka Wójcik 2017)
7. Memijat abdomen dari atas kebawah Mendorong feses dengan peningkatan tekanan
dengan tangan mengepal diikuti dengan intraabdominal ((Ferly Yacoline et al. 2017,
tangan yang lain Dameria et al 2015, Siwi et al 2014)
8. Memijat abdomen dari bawah ke atas Mendorong feses dengan peningkatan tekanan
dengan tangan mengepal diikuti dengan intraabdominal (Arimbi Karunia Estri et al
tangan yang lain 2016, Dameria et al 2015, Siwi et al 2014)
10. Mengusap abdomen dari kiri ke kanan meningkatkan motilitas pada sistem
dan dari kanan ke kiri pencernaan (Dameria et al 2015, Siwi et al
2014, Piotr Stępień, Dagmara Iwańska
Agnieszka Wójcik 2017)
LAMPIRAN 4 – Hasil Uji Plagiat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan satu dari beberapa penyakit
penyebab kematian di dunia utamanya Indonesia. Selain kematian stroke juga
menimbulkan kecacatan neurologis dan beberapa komplikasi. Menurut WHO (2010) setiap
tahunnya diseluruh dunia terdapat 15 juta orang yang menderita stroke, sekitar 6 juta orang
mengalami kematian dan 6 juta orang lagi mengalami kecacatan permanen. Diprediksikan angka
kematian tersebut akan terus meningkat menjadi 8 juta ditahun 2030 Stroke menjadi penyebab
kematian ketiga di dunia setelah penyakit jantung koroner dan kanker baik di negara maju
maupun negara berkembang.
Satu dari 10 kematian disebabkan oleh stroke (Ennen, 2004). menurut American Heart
Association, (Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta orang terserang stroke setiap tahunnya,
satu pertiga meninggal dan sisanya mengalami kecacatan permanen 75 tahun,dan orang yang
memiliki gejala stroke sebesar 67,0%. Kelompok umur 15-24 tahun dengan prevalensi
0,2%,usia 25-34 tahun sebanyak 0,6% usia 35-44 tahun sebanyak 2.5% dan usia 45-55 tahun
sebanyak 10,4% dan provinsi yang paling banyak yaitu Sulawesi Selatan sebanyak 12.1% .
Sedangkan Prevalensi stroke menurut Riskesdas 2018, pada kelompok umur 15-24 sebanyak 0.6%,
25-34 sebanyak 1.4%, usia 35-44 sebanayk 3.7%, usia 45-54 sebanyak
14,2%, pada usia 55-64 sebanyak 32,4% dan kelompok usia 65-74 sebanyak 45,3% dan wilayah
tertinggi penderita Stroke adalah Kalimantan timur sebanyak 14,7%. ini menandakan ada
peningkatan yang cukup banyak penderita stroke selama 2013 sampai 2018 pada kelompok usia 15-
24 meningkat sekitar 0,4%, kelompok usia 25-34
meningkat 0,8%, kelompok usia 35-44 meningkat 1,2 dan kelompok usia 45-55
meningkat 3,8%
LEMBAR KONSULTASI