Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan penulis.......................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan..................................................................................... 3
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Afrika dan Asia prevalensinya lebih rendah akan tetapi cenderung meningkat
oleh karena pola dietnya yang mengikuti orang barat. Pada umumnya insidens
apendiksitis akut pada pria 242 sedang pada wanita 218 dari keseluruhan 460
rendah sedangkan John melaporkan 64 wanita dan 47 wanita denga umur rata–
rata 28 tahun menderita apendiktis akut dengan menggunakan USG sebagai alat
diagnostik ( Taufik,2011).
Indonesia atau sekitar 179.000 orang. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah
penyebab dari akut abdomen dan beberapa indikasi untuk dilakukan operasi
Jawa Tengah tahun 2009 menurut dinas kesehatan jawa tengah, jumlah kasus
yakni 970 orang. Hal ini mungkin terkait dengan diet serat yang kurang pada
Boyolali banyak yang mengalami dan harus di rawat rumah sakit. Pada kurun
waktu dari Januari sampai Maret 2015 sebanyak 8 kasus appendisitis yang
pelayananasuhankeperawatansecarakomprehensif.Masalah-masalahyang
timbul akibat luka insisi setelah dilakukan appendiktomi dapat berupa
timbul akibat luka insisi yang dapat mempengaruhi mobilisasi, nafsu makan
Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Sdr.T dengan Post Operasi
secara baik.
B. Rumusan Masalah
Operasi Appendiktomi.
C. Tujuan Penulisan
1. TujuanUmum
2. TujuanKhusus
a. Melakukanpengkajian.
b. Merumuskan diagnosakeperawatan.
c. Membuat intervensikeperawatan.
d. Melaksanakanimplementasi.
e. Mengevaluasi asuhankeperawatan.
D. ManfaatPenulisan
1. Mahasiswakeperawatan
apendiktomi.
apendiktomi.
2. InstitusiPendidikan
operasi apendiktomi.
3. Lahanpraktik
mutu pelayanan yang baik khususnya pada pasien dengan post operasi
apendiktomi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Post Apendiktomi
1. Pengertian
2015).
7
8
2. Etiologi
2011).
a. Faktor sumbatan
b. Faktor bakteri
c. Kecenderungan familiar
tidak baik dan letaknya yang mudah terjadi apendisitis. Hal ini juga
tinggi dari negara yang pola makannya banyak serat. Namun saat
pola makan rendah serat, kini memiliki risiko apendisitis yang lebih
tinggi.
3. Komplikasi post apendiktomi
atau nanah, kulit di sekitar luka menjadi merah, hangat, bengkak, atau
sulit buang air besar pada tahap lanjut, dan perut terasa sangat nyeri
a. Nyeri akut
d. Konstipasi
f. Ansietas
g. Resiko infeksi
i. Defisit pengetahuan
5. Patofisiologi
Sumbatan
Mukosa terbendung
Apendiks teregang
Tekanan intraluminal
Pembedahan
Peritonitis Perforasi
Cemas
Luka insisi Risiko infeksi
Defisit
self Nyeri
care
Hambatan mobilitas fisik
B. Asuhan Keperawatan Post
Apendiktomi
1. Pengkajian keperawatan
b. Sirkulasi
c. Kontrol suhu
Kaji status hidrasi dan pantau fungsi jatung dan saraf untuk
insisi, jika tepi luka berdekatan dan untuk perdarahan atau drainase.
f. Fungsi perkemihan
sensasi kandung kemih yang penuh. Raba perut bagian bawah tepat di
penderita terpasang kateter urin, harus ada aliran urine terus menerus
g. Fungsi gastrointestinal
h. Kenyamanan
a. Nyeri akut
1) Batasan karakteristik
1) Batasan karakteristik
1) Batasan karakteristik
terkoordinasi.
d. Konstipasi
1) Batasan karakteristik
e. Ansietas
1) Batasan karakteristik
ketidakpastian, khawatir.
kelemahan.
f) Kognitif: konfusi, kesulitan untuk berkonsentrasi
a) Terpajan toksin
b) Stres
f. Risiko Infeksi
1) Penyakit kronis
g. Desisit Pengetahuan
1) Batasan karakteristik
apatis)
c) Pengungkapan masalah
d) Sering bertanya
a) Keterbatasan kognitif
3. Rencana keperawatan
a. Nyeri akut
1) Kriteria hasil
(5) Gelisah
2) Intervensi
menimbulkan nyeri.
1) Kriteria hasil:
adekuat).
2) Intervensi
1) Kriteria hasil:
ambulasi
sesuai kemampuan
d. Konstipasi
1) Kriteria hasil:
obat
e. Ansietas
1) Kriteria hasil
penyebab ansietas
f. Risiko infeksi
1) Kriteria hasil
2) Intervensi
infeksi
bertanya
1. Pemenuhan aktivitas
2008). Activities daily living (ADL) adalah keterampilan dasar dan tugas
2016).
berdandan, mobilisasi dan pengendalian buang air besar atau buang air
melakukan aktivitas.
mungkin.
2. Mobilisasi
a. Pengertian mobilisasi
2006).
c. Dampak imobilisasi
1) Sistem integumen
yang lain, dan penurunan sirkulasi darah pada area yang tertekan.
2) Sistem kardiovaskular
3) Sistem respirasi
yang menurun.
4) Sistem pencernaan
5) Sistem pekemihan
namun pada kondisi terlentang ginjal dan ureter berada pada posisi
6) Sistem muskuloskeletal
dalam pergerakan.
d. Jenis mobilisasi
secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan
2) Mobilisasi sebagian
dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena
badan atau melatih kembali otot-otot dan sendi pasca operasi akan
sampai dengan pasien bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar
Dampak mobilisasi dini bagi pasien post operasi menurut Potter &
Perry (2010):
1) Peningkatan sirkulasi
b) Mencegah tromboplebitis
2015).
2) Peningkatan berkemih
Perry, 2010).
3) Peningkatan metabolisme
4) Peningkatan peristaltik
c) Mencegah konstipasi
operasi adalah:
1) Usia
yang berusia lebih muda biasanya lebih kuat dan lebih siap dalam
Erb, 2010).
merasakan nyeri pada luka bekas operasi dan luka bekas trauma.
ortostatik jika tekanan darahnya < 100 mmHg (Potter & Perry,
2010).
3) Emosi
yang baik. Pasien khawatir dan cemas lebih mudah lelah karena
mobilisasi.
4) Fisik
5) Gaya hidup
6) Dukungan sosial
2011).
7) Pengetahuan
d. Indikasi
d) Suhu: 36.50C-37.50C
e. Kontra indikasi
f. Tingkatan
g. Tahap-tahap
bernapas.
h. Prosedur
1) Persiapan
keluarga
2) Pelaksanaan
dipulangkan.
3) Evaluasi
http://eprints.ums.ac.id/21902/4/BAB_1.pdf
Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong (ed). 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC
http://darkcurez.blogspot.com/2011/01/makalah-apendisitis.html
Asmadi. (2010). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC
Carpenito. (2010). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih Bahasa Yasmi Asih, Edisi ke
-10. Jakarta : EGC.
Grace, P. & Borley, N. (2014). Ilmu Bedah. Jakarta : Penerbit Erlangga
Herdman, T Heather. (2012). Nanda International Diagnosa keperawatan Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC
Nurarif, A. & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & Nanda. Yogyakarta : Mediaction.
Potter, P.A, & Perry, A.G. (2012). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC