Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN INDIVIDU

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN An.A DENGAN GANGGUAN


PNEUMONIA DI RUANG DAHLIA RSUD WONOSARI

OLEH :

NAMA : INDY AYU RATU PINANTI


NIM : P07120121023

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES


YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN
2023
LEMBARAN PENGESAHAN

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA PASIEN An. A DENGAN GANGGUAN PNEUMONIA
DI RUANG DAHLIA RSUD WONOSARI

INI MERUPAKAN TUGAS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK


PADA PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

OLEH :
NAMA : INDY AYU RATU PINANTI
NIM : P07120121023

TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI TANGGAL : …. ………. 20…

OLEH :

PEMBIMBING LAPANGAN : Siti Shofiah, S.Kep.,Ns.

PEMBIMBING Pendidikan : Ns. Agus Sarwo Prayogi, S. Kep, M. H.Kes

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada An. A Dengan Pneumonia Di Ruang Dahlia RSUD Wonosari”. Penulisan
laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak.

Asuhan Keperawatan ini disajikan dalam konsep dan Bahasa yang sederhana sehingga
dapat membantu pembaca dalam memahami isi. Dengan ini diharapkan pembaca dapat memahami
Asuhan Keperawatan ini dengan benar

Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada:


1. Bondan palestin, SKM., M.Kep. Sp.Kom selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
2. Abdul Majid, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ka.Prodi D III Keperawatan Poltekkes Kementerian
Kesehatan Yogyakarta
3. Ns. Agus Sarwo Prayogi, S. Kep, M. H.Kes sebagai Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan demi terselesainya laporan ini.
4. Siti Shofiah, S.Kep.,Ns. selaku pembimbing rumah sakit yang telah memberikan bimbingan
demi terselesaikannya laporan ini
5. Serta teman-teman yang membantu dalam penyusunan laporan ini.
6. Penulis menyadari baahwa dalam penulisan laporan ini, masih terdapat kekurangan, oleh
karana itu dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan dari pembaca agar bisa menjadi lebih baik dimasa mendatang.

Yogyakarta, … Juli 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN ...................................................................................................... ii


KATA PENGANTAR ................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................................................. 2
C. Metode ................................................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 4
A. Pengertian ............................................................................................................................ 4
B. Patofisiologi Keperawatan (Mind Map) .............................................................................. 4
C. Etiologi ................................................................................................................................. 5
D. Klasifikasi/Jenis ................................................................................................................... 7
E. Tanda dan Gejala ................................................................................................................. 9
F. Komplikasi ........................................................................................................................... 9
G. Penatalaksanaan ................................................................................................................. 10
H. Pengkajian Keperawatan (Secara Teori) ............................................................................ 10
I. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul................................................................ 13
J. Intervensi Keperawatan ..................................................................................................... 13
K. Implementasi Keperawatan ................................................................................................ 19
L. Evaluasi .............................................................................................................................. 20
BAB III PENGKAJIAN .............................................................................................................. 21
BAB IV PENUTUP ...................................................................................................................... 46

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pneumonia adalah infeksi pernapasan akut yang berakibat buruk terhadap paru-
paru disebabkan oleh virus bakteri jamur. Infeksi ini umumnya tersebar dari seseorang
yang terpapar dilingkungan yang terdapat tempat tinggal atau melakukan kontak langsung
dengan orang-orang yang terinfeksi, biasanya melalui tangan atau menghirup tetesan air
diudara (droplet) akibat batuk atau bersin (Nikmah et al, 2018). Pneumonia disebabkan
oleh agen infeksius seperti virus, bakteri dan jamur. Virus dan bakteri ini akan
menginfeksi paru-paru jika terhirup terutama pada anak-anak dengan daya tahan tubuh
yang lemah, bakteri yang biasanya menyebabkan pneumonia adalah streptococcus dan
mycoplasma pneumonia, sedangkan virus yang menyebabkan pneumonia adalah
adenoviruses, rhinivirus, influenza virus, respiratory syncytial virus (RSV) dan para
influenza virus (Anwar, 2014).

Pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada anak-anak di seluruh


dunia. Pada tahun 2017 Pneumonia membunuh 808.694 balita, terhitung 15% dari
semua kematian anak di bawah usia lima tahun. Pada tahun 2015 UNICEF
melaporkan kurang lebih 14% dari 147.000 balita di Indonesia meninggal karena
pneumonia (WHO, 2019).

Pemerintah Indonesia berkomitmen tinggi terhadap program pencegahan dan


pengendalian pneumonia, upaya pemerintah semaksimal mungkin dalam
meningkatkan dan mempertahankan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata,
meningkatkan akses, cakupan dan kualitas dari intervensi pneumonia yang
kompherensif serta melakukan perluasan imunisasi secara bertahap ke wilayah lainnya di
Indonesia (Alexander K. Ginting, 2020). Dalam proses perawatan, penyakit pneumonia
menimbulkan gangguan kebutuhan oksigenasi yaitu ketidakefektifan bersihan jalan
nafas, dan gangguan pertukaran gas. Oleh karena itu, dibutuhkan penatalaksanaan
yang cepat pada penderita pneumonia (Suriadi & Yuliani, 2010).

Masalah keperawatan pada klien dengan pneumonia dapat dicegah dengan


penatalaksanaan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh

1
mulai dari pengkajian masalah, menentukan diagnosa keperawatan, membuat
intervensi, implementasi serta evaluasi asuhan keperawatan pada pasien pneumonia
dengan memperbaiki pola nafas yang tidak efektif. Penatalaksanaan yang diberikan
pada pasien pneumonia dengan gangguan kebutuhan oksigenasi ialah auskultasi suara
nafas, pemberian posisi semi fowler, fisioterapi dada, pemberian oksigen, melakukan
suction, dan pemberian inhalasi pada anak (Bulechek et al, 2016).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Pasien An. A dengan Gangguan Pneumonia


di Ruang Dahlia RSUD Wonosari

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien An. A dengan gangguan


Pneumonia di Ruang Dahlia RSUD Wonosari

b. Mampu merumuskan analisa data pada pasien An. A dengan gangguan Pneumonia
di Ruang Dahlia RSUD Wonosari.

c. Mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien An. A dengan gangguan


Pneumonia di Ruang Dahlia RSUD Wonosari.

d. Mampu menyusun perencanan tindakan keperawatan pada pasien An. A dengan


gangguan Pneumonia di Ruang Dahlia RSUD Wonosari.

e. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pada pasien An. A dengan


gangguan Pneumonia di Ruang Dahlia RSUD Wonosari.

f. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada pasien An. A dengan


gangguan Pneumonia di Ruang Dahlia RSUD Wonosari.

C. Metode
Laporan ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan
dengan mengambil satu kasus sebagai unit analisis

2
Metode pengambilan data adalah dengan wawancara, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang. Instrumen pengumpulan data menggunakan format asuhan keperawatan
sesuai ketentuan yang diberlakukan oleh kampus di prodi Diploma III Keperawatan di
Poltekkes Yogyakarta.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Pneumonia adalah penyakit yang mengenai jaringan pada organ paru-paru (alveoli)
manusia. Pneumonia adalah salah satu penyakit yang merupakan pembunuh utama di
dunia. Hal ini disebabkan karena pneumonia termasuk ke dalam salah satu kategori
penyakit yang mematikan. Angka kejadian kasus pneumonia terjadi lebih banyak
dibandingkan dengan penyakit lainnya seperti AIDS, campak, bahkan malaria. (Trisiyah
& W, 2018).

Pneumonia merupakan terjadinya suatu proses peradangan ketika adanya


konsolidasi yang dapat disebabkan oleh pengisian rongga alveoli oleh eksudat didalam
paru-paru. Ketika pertukaran gas tidak dapat berjalan dengan sesuai pada daerah yang
mengalami konsolidasi, maka aliran darah disekitar alveoli akan menjadi terhambat dan
tidak dapat berfungsi secara maksimal. Dengan demikian, hipoksemia akan terjadi dan
akan terjadi bergantung pada banyaknya jaringan pada organ paruparu yang sakit. Menurut
WHO (2015), pneumonia didefinisikan sebagai bentuk infeksi pernapasan akut yang
mempengaruhi organ paruparu (Villela, 2020).

B. Patofisiologi Keperawatan (Mind Map)


Mikroorganisme mencapai paru melalui beberapa jalur, yaitu (Villela, 2020) :

1) Ketika seseorang yang sudah terinfeksi dan mengalami batuk, bersin, maka
mikroorganisme akan dilepaskan ke dalam udara dan terhirup oleh orang lain.

2) Mikroorganisme dapat juga terinspirasi dengan aerosol dari peralatan terapi pernapasan
yang terkontaminasi seperti inhaler.

3) Pada individu yang sakit atau kebersihan giginya yang buruk, flora normal orofaring
dapat menjadi patogenik.

4) Staphilococccus dan bakteri garam negatif dapat menyebar melalui sirkulasi dari
infeksi sistemik, sepsis, atau jarum obat IV yang terkontaminasi.

4
Pada individu yang sedang sehat, pathogen yang telah mencapai paru akan dikeluarkan
atau tertahan dalam pipi melalui mekanisme pertahanan diri seperti reflek batuk, klirens
mukosiliaris, dan fagositosis oleh makrofag alveolar. Sedangkan pada individu yang rentan
atau sakit, pathogen yang masuk kedalam tubuh akan memperbanyak diri sebanyak
mungkin dan akan melepaskan toksin yang bersifat merusak dan menstimulasi respon
inflamasi dan respon imun, yang keduanya mempunyai efek samping merusak. Reaksi
antigen-antibodi dan endotoksin yang telah dilepaskan oleh beberapa mikroorganisme
akan merusak membran mukosa bronchial dan membrane alveolokapilar inflamasi dan
edema yang menyebabkan sel-sel acini dan brokhioventilasi perfusi

C. Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, diantaranya
seperti bakteri, virus, maupun jamur. Angka kasus kejadian pneumonia di negara-negara

5
berkembang terjadi sekitar 60% disebabkan oleh bakteri, sedangkan di negara-negara maju
pneumonia disebabkan oleh virus. Pneumonia yang terjadi di negara berkembang dapat
disebut juga dengan pembunuh yang terlupakan (the forgotten disease) (Trisiyah & W,
2018). Organ paru-paru terdiri dari kantung kecil yang disebut Alveoli. Alveoli ini lah yang
fungsinya untuk mengisi udara atau sebagai kantung tampungan udara ketika orang yang
sehat sedang bernafas. Ketika seseorang menderita pneumonia, alveoli yang dia miliki akan
dipenuhi dengan nanah dan cairan yang akan membuat asupan oksigen yang dihirup akan
menyakitkan dan terbatas. Infeksi yang menimbulkan peradangan pada kantung udara
disalah satu atau kedua paru-paru yang berisi cairan dan nanah dapat menyebabkan
pembengkakan atau edema yang disebabkan oleh kelebihan cairan sehingga
mengakibatkan kenaikan berat badan pada penderita pneumonia (Villela, 2020).

Pneumonia dapat disebabkan oleh penyebaran infeksi yang terjadi melalui droplet dan
juga sering disebabkan oleh streptoccuspneumonia melalui selang infus oleh
staphylococcus aureus. Setelah masuk ke organ paru-paru, organisme tersebut akan
bermultiplikasi dan apabila organisme tersebut telah berhasil masuk dan mengalahkan
mekanisme pertahan paru maka terjadilah pneumonia. Kejadian pneumonia pada
masyarakat luar negeri banyak disebabkan oleh gram positif, sedangkan pneumonia rumah
sakit banyak disebabkan gram negatif. Sedangkan di Indonesia ditemukan dari
pemeriksaan dahak adalah bakteri gram negatif. Penyebab pneumonia yang paling sering
didapat dari masyarakat dan nosokomial:

a. Yang didapat di masyarakat: Streeptococcus pneumonia, Mycoplasma pneumonia,


Hemophilus influenza, Legionella pneumophila, chlamydia pneumonia, anaerob oral,
adenovirus, influenza tipe A dan B.

b. Yang didapat di rumah sakit: basil usus gram negative (E. coli, Klebsiella pneumonia),
Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus, anaerob oral.

Hal ini membuktikan bahwa faktor sosial/lingkungan juga dapat menjadi penyebab
terjadinya pneumonia. Ketika seseorang batuk dan tidak melakukan langkah-langkah atau
tata cara batuk dan bersin yang baik dan benar maka akan terjadi penyebaran infeksi yang
terjadi melalui droplet (Villela, 2020).

6
Selain penjelasan diatas, penyebab terjadinya pneumonia dapat disesuaikan
berdasarkan penggolongannya, yaitu (Villela, 2020) :

1. Bakteri ; diantaranya seperti Diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptokokus


hemolyticus, Streptokoccusaureus, Hemaphilus Influenza, Mycobacterum
Tuberkolosis, Bacillus Fre.

2. Virus ; diantaranya seperti Respiratory Syncytial virus, Adeno virus,


V.Sitomegalitik, V. Influenza.

3. Mycoplasma Pneumonia

4. Jamur ; dintaranya seperti HistoplasmaCapsulatum, Cryptococcus Neuroformans,


Blastomyces Dermatitisdes, Coccidosdies Immitis, Aspergilus Species, Candida
Albicans.

5. Aspirasi ; diantaranya seperti makanan, kerosene (bensin, minyak tanah), cairan


amnion, benda asing.

6. Pneumonia Hipostatik.

7. Sindrom Loeffer

D. Klasifikasi/Jenis
Pneumonia dapat diklasifikasikan berdasarkan anatomi dan berdasarkan upaya terhadap
pemberantasan pneumonia berdasar usia (Ludji & Aprilya, 2019) :

1. Pembagian anatomis

a. Pneumonia lobularis ; adalah pneumonia yang melibatkan seluruh atau suatu


bagian besar dari satu atau lebih bagian pada lobus paru. Apabila kedua lobus
paru terkena maka pneumonia tersebut dikenal sebagai pneumonial bilateral
atau pneumonia ganda.

b. Pneumonia lobularis (Bronkopneumonia) ; adalah pneumonia yang terjadi pada


ujung akhir bronkiolus, yang mengalami mengalami penyumbatan yang
disebabkan oleh eksudat mukopurulen yang membentuk bercak konsulidasi

7
didalam lobus paru yang berada didekatnya, atau disebut juga dengan
pneumonia lobularis.

c. Pneumonia Interstitial (Bronkiolitis) ; adalah pneumonia yang terjadi akibat


proses inflamasi yang terjadi didalam dinding alveolar (interstinium) dan
jaringan peribronkial serta interlobular paru.

2. Berdasarkan upaya terhadap pemberantasan pneumonia berdasar usia:

a. Usia 2 bulan – 5 tahun

1) Pneumonia berat ; adalah pneumonia yang ditandai dengan secara klinis


oleh adanya sesak nafas yang tampak dengan adanya tarikan dinding dada
bagian bawah.

2) Pneumonia ; adalah pneumonia yang ditandai dengan secara aklinis oleh


adanya nafas cepat yaitu pada anak ketika usia 2 bulan hingga 1 tahun yang
memiliki frekuensi nafas 50 x/menit atau lebih, dan pada usia 1 hingga 5
tahun frekuensi nafas 40 x/menit atau lebih.

3) Bukan pneumonia ; adalah pneumonia yang ditandai dengan secara klinis


oleh adanya batuk pilek yang biasanya dapat disertai juga dengan demam,
tetapi tanpa tarikan pada dinding dada bagian bawah dan tanpa adanya nafas
cepat.

b. Usia 0 – 2 bulan

1) Pneumonia berat ; adalah pneumonia yang ditandai dengan apabila adanya


tarikan kuat pada dinding dada bagian bawah atau nafas yang cepat yaitu
sekitar 60 x/menit atau lebih.

2) Bukan pneumonia ; adalah pneumonia yang ditandai dengan apabila tidak


adanya tarikan kuat dinding dada bagian bawah dan tidak ada nafas cepat.

8
E. Tanda dan Gejala
Gejala pneumonia sering kali diawali dengan infeksi saluran pernapasan atas
(hidung dan tenggorokan) yang biasanya muncul 2–3 hari setelah tubuh terinfeksi. Namun,
berbeda dengan pneumonia pada umumnya, beberapa gejala pneumonia yang menyerang
anak dapat disertai peningkatan laju pernapasan (takipnea) dan tarikan dinding dada saat
bernapas.

Gejala yang ditunjukkan oleh setiap anak penderita pneumonia juga bisa berbeda-beda,
tergantung dari penyebabnya. Apabila penyebabnya bakteri, maka beberapa gejala yang
biasanya muncul yaitu:

1. Demam.

2. Tampak sesak napas.

3. Muntah atau diare.

4. Batuk kering atau berdahak disertai lendir.

5. Kelelahan.

6. Kehilangan nafsu makan.

7. Pada kondisi lebih parah, terjadi perubahan warna bibir dan kuku membiru (sianosis)

F. Komplikasi
Komplikasi pada pneumonia jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat dapat
menyebabkan hipotensi dan syok, gagal pernapasan, atelektasis, efusi pleura, delirium,
superinfeksi dan juga adhesi. Pada beberapa kelompok pada orang yang lebih beresiko,
seperti lansia dan balita akan mendapatkan sejumlah komplikasi pneumonia, yaitu (Villela,
2020) :

1. Infeksi aliran darah ; infeksi aliran darah atau bakterimia terjadi akibat masuknya
bakteri kedalam aliran darah dan pada akhirnya menyebarkan infeksi ke organ-organ
lainnya.

9
2. Abses paru atau paru bernanah ; abses paru dapat ditangani dengan antibiotik.Namun
antibiotik yang akan diberikan juga membutuhkan tindakan medis untuk membuang
nanah yang ada dalam paru.

3. Efusi Pleura ; yaitu kondisi dimana cairan memenuhi pada bagian ruang yang
menyelimuti organ paru-paru.

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pneumonia yang sakitnya tidak terlalu parah, bisa diberikan
antibiotik per oral dan tetap tinggal dirumah tidak harus masuk rumah sakit. Penderita yang
sakitnya sudah parah dan penderita yang juga mengalami sesak nafas atau memiliki
penyakit kronis lain seperti jantung atau penyakit paru lainnya, harus dirawat dan diberikan
antibiotik melalui infus. Bahkan mungkin untuk perlu diberikan oksigen tambahan, cairan
intravena dan alat bantu nafas mekanik lainnya (Villela, 2020)

H. Pengkajian Keperawatan (Secara Teori)


1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal atau dasar dalam proses keperawatan dan merupakan
tahap paling menentukan bagi tahap berikutnya yang berasal dari berbagai macam
sumber data.
Adapun Menurut Puspasari (2019), klien yang mengalami Pneumonia tidak harus
dirawat di rumah sakit. Sebaliknya, dirawat jika akan atau beresiko mengalami
Pneumonia berat. Data yang harus dikumpulkan untuk mengakji klien dengan
Pneumonia adalah :
a. Biodata
1) Identitas Pasien
Nama/ Nama panggilan, tempat tanggal lahir, usia, jenis kelamin,agama,
pendidikan, alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian, diagnosa medis,
rencana terapi.
2) Identitas Orang Tua/Penanggung Jawab
Nama ayah dan ibu atau penanggung jawab, usia, pendidikan, pekerjaan,
sumber penghasilan, agama, alamat.
b. Riwayat Kesehatan

10
1) Keluhan Utama
Alasan utama mengapa klien mencari pertolongan pada tenagaprofessional.
2) Riwayat Keluhan Utama
Hal yang berhubungan dengan keluhan utama:
a) Munculnya keluhan
Tanggal munculnya keluhan, waktu munculnya keluhan (gradual/tiba-tiba),
presipitasi/predisposisi (perubahan emosional, kelelahan, kehamilan,
lingkungan, toksin/allergen, infeksi).
b) Karakteristik
Karakter (kualitas, kuantitas, konsistensi), loksai dan radiasi, timing (terus
menerus/intermiten, durasi setiap kalinya), hal-hal yang
meningkatkan/menghilangkan/mengurangi keluhan, gejala- gejala lain
yang berhubungan.
c) Masalah sejak muncul keluhan
Perkembangannya membaik, memburuk, atau tidak berubah.
d) Keluhan pada saat pengkajian
3) Riwayat Keluarga
Penyakit yang pernah atau sedang diderita oleh keluarga (baik
berhubungan/tidak berhubungan dengan penyakit yang diderita klien), gambar
genogram dengan ketentuan yang berlaku (symbol dan 3 generasi).
c. Riwayat Imunisasi
Riwayat imunisasi (imunisasi yang pernah didapat, usia dan reaksi waktu
imunisasi).
d. Riwayat Tumbuh Kembang
1) Pertumbuhan Fisik : Berat badan, tinggi badan, waktu tumbuh gigi, jumlah gigi,
pengukuran lingkar lengan atas, pengukuran lingkar kepala.
2) Perkembangan Tiap Tahap : Usia anak saat berguling, duduk, merangkak,
berdiri, berjalan, senyum kepada orang lain pertama kali, bicara pertama kali,
kalimat pertama yang disebutkan dan umur mulaiberpakaian tanpa bantuan.
e. Reaksi Hospitalisasi
1) Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap : Alasan ibu membawa klien

11
ke RS, apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak, perasaan orang tua
saat ini, orang tua selalu berkunjung ke RS, yang akan tinggal di RS dengan
anak.
2) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
f. Aktivitas Sehari-hari
1) Nutrisi : Selera makan anak sebelum sakit dan saat sakit.
2) Cairan : Jenis minuman sebelum sakit dan saat sakit, frekuensi minum,
kebutuhan cairan dan cara pemenuhan sebelum sakit sertasaat sakit.
3) Pola eliminasi : Tempat pembuangan sebelum sakit dan saat sakit, frekuensi,
konsistensi, kesulitan dan obat pencahar yang diberikan sebelum sakit serta saat
sakit.
4) Pola istirahat tidur : Jam tidur anak saat siang dan malam, pola tidur, kebiasaan
sebelum tidur, kesulitan tidur sebelum sakit dan saat sakit.
5) Olahraga : Program olahraga, jenis dan frekuensi, kondisi setelah keluarga
sebelum sakit dan saat sakit.
6) Personal hygiene : Mandi (meliputi cara, frekuensi, dan alat mandi), cuci
rambut (Frekuensi dan cara), gunting kuku (Frekuensi dan cara), gosok gigi
(frekuensi dan cara).
7) Aktifitas mobilitas fisik : Kegiatan sehari-hari, pengaturan jadwal harian,
penggunaan alat bantu aktivitas, serta kesulitan pergerakan tubuh ssebelum
sakit dan saat sakit.
8) Rekreasi : Perasaan saat sekolah, waktu luang, perasaan setelah rekreasi, waktu
senggang keluarga dan kegiatan hari libur sebelum sakit dan saat sakit.
g. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Kesadaran, postur tubuh
2) Tanda – tanda vital : Tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan
3) Ukuran anthropometric : Berat badan, tinggi badan, lingkar kepala
4) Kepala : Kebersihan, warna rambut, benjolan dan tekstur rambut
5) Muka : Bentuk muka, ekspresi wajah dan kelainan
6) Mata : Penglihatan, konjungtiva, sclera, kelainan mata
7) Hidung : Kebersihan, kelainan

12
8) Telinga : Fungsi pendengaran, kelainan, kebersihan
9) Mulut : Gigi, gusi, lidah dan bibir
10) Tenggorokan : Warna mukosa, nyeri tekan dan nyeri menelan
11) Leher : Inspeksi dan palpasi kelenjar thyroid
12) Thorax dan pernapasan : Inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi (dada)
13) Jantung : Palpasi, perkusi, dan auskultasi (jantung)
14) Abdomen : Inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
15) Punggung : Ada/tidak kelainan
16) Genetalia dan anus : Kebersihan, terpasang kateter/tidak, kelainan
17) Ekstremitas : Ekstremitas atas dan ekstremitas bawah
18) Kulit : Kebersihan kulit, turgor kulit, lesi, kelainan
19) Status neurologi : Saraf-saraf kranial dan tanda perangsangan selaput otak
h. Tes Diagnostik
1) Laboratorium
2) Foto Rontgen

I. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis mengenai seseorang,sebagai akibat
dari masalah kesehatan, diantaranya :
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan secret yang tertahan
b. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
c. Resiko defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan
J. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan atau rencana tindakan keperawatan adalah sejumlah atau
beberapa tindakan yang dapat mencapai tiap tujuan khusus yang sebelumnya telah
ditentukan. Perencanaan keperawatan meliputi perumusan tujuan tindakan, serta penilaian
rangkaian asuhan keperawatan pada pasien berdasarkan analisis pengkajian yang telah
dilakukan sebelumnya agar masalah kesehatan dan keperawatan dapat diatasi segera.
Rencana tindakan keperawatan dapat dilihat pada uraian tabel berikut ini:

13
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Keperawatan

Bersihan jalan nafas tidak Bersihan jalan nafas tidak efektif Manajemen bersihan jalan nafas tidak efektif
efektif b.d penumpukan (L.01001) (I.01011)
secret yang tertahan Setelah dilakukan intervensi selama Observasi:
(D.0149) 3x24 jam diharapkan pola nafas - Monitor pola napas (frekuensi,
membaik dengan kriteria hasil : kedalaman, usaha napas)
1. Produksi spuntum menurun (5) - Monitor bunyi napas tambahan (mis.
2. Disipnea menurun (5) gurgling, mengi, wheezing, ronchi
3. Frekuensi nafas membaik (5) kering)
4. Pola nafas membaik (5) - Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik:
- Pertahankan kepatenan jalan napas
dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-
thrust jika curiga trauma servical)
- Posisikan semi-fowler atau fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Lakukan penghisapan lender kurang
dari 15 detik

14
- Lakukan hiperoksigenas sebelum
penghisapan endotrakeal
- Keluarkan sumbatan benda
- pada dengan forsep McGill
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi:
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,
jika tidak kontraindikasi
- Ajarkan tehnik batuk efektif
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian
- bronkodilator, ekspektoran,
- mukolitik, jika perlu
Gangguan pertukaran gas Pertukaran gas (L.01003) Pemantauan respirasi (I.01014)
b.d perubahan membrane Setelah dilakukan intervensi selama Observasi :
alveolus-kapiler (D.00003) 3x24 jam diharapkan karbondioksida 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman
membram alveolus-kapiler dalam batas dan upaya napas
normal dengan kriteria hasil : 2. Monitor pola napas (seperti bradypnea,
1. Disipneu menurun (5) takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
2. Bunyi napas tambahan menurun Cheyne-stokes, biot, ataksik)
(5) 3. Monitor kemampuan batuk efektif
3. Gelisah menurun (5) 4. Monitor adanya produksi sputum

15
4. Diaforesis menurun (5) 5. Monitor adanya sumbatan jalan napas
5. Sianosis membaik (5) 6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
7. Auskultasi bunyi napas
8. Monitor saturasi oksigen
9. Monitor nilai analisa gas darah
10. Monitor hasil x-ray thoraks
Terapeutik :
1. Atur interval pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu.
Intoleransi aktivitas b.d Toleransi aktivitas meningkat (L.05047) Manajemen Energi (I.05178)
ketidakseimbangan antara Setelah dilakukan intervensi Observasi :
suplai dan kebutuhan keperawatan selama 3 x 24 jam, maka 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
oksigen (D.0056) toleransi aktivitas meningkat, dengan mengakibatkan kelelahan
kriteria hasil: 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
1. Keluhan Lelah menurun (5) 3. Monitor pola dan jam tidur

16
2. Dispnea saat aktivitas menurun 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
(5) selama melakukan aktivitas
3. Dispnea setelah aktivitas Terapeutik :
menurun (5) 1. Sediakan lingkungan nyaman dan
4. Frekuensi nadi membaik (5) rendah stimulus (mis: cahaya, suara,
kunjungan)
2. Lakukan latihan rentang gerak pasif
dan/atau aktif
3. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
4. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika
tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi :

17
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
Resiko defisit nutrisi d.d Status nutrisi membaik (L.03030) Manajemen gangguan makan (I.03111)
faktor psikologis Setelah dilakukan intervensi Observasi :
(keengganan untuk makan) keperawatan selama 3 x 24 jam, maka 1. Monitor asupan dan keluarnya makanan
(D.0032) status nutrisi membaik, dengan kriteria dan cairan serta kebutuhan kalori
hasil: Terapeutik :
1. Porsi makan yang dihabiskan 1. Timbang berat badan secara rutin
meningkat 2. Diskusikan perilaku makan dan jumlah
2. Berat badan membaik aktivitas fisik (termasuk olahraga) yang
3. Indeks massa tubuh (IMT) sesuai
membaik 3. Lakukan kontrak perilaku (mis: target
berat badan, tanggungjawab perilaku)
4. Damping ke kamar mandi untuk
pengamatan perilaku memuntahkan
Kembali makanan
5. Berikan penguatan positif terhadap
keberhasilan target dan perubahan
perilaku
6. Berikan konsekuensi jika tidak
mencapai target sesuai kontrak

18
7. Rencanakan program pengobatan untuk
perawatan di rumah (mis: medis,
konseling)
Edukasi :
1. Anjurkan membuat catatan harian
tentang perasaan dan situasi pemicu
pengeluaran makanan (mis:
pengeluaran yang disengaja, muntah,
aktivitas berlebihan)
2. Ajarkan pengaturan diet yang tepat
3. Ajarkan keterampilan koping untuk
penyelesaian masalah perilaku makan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
target berat badan, kebutuhan kalori dan
pilihan makanan

K. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan dari intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai
setelah intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan
(Nursalam, 2013)

19
L. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari
diagnosa keperawatan, intervensi dan implementasi. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan (Nursalam, 2013).

20
BAB III
PENGKAJIAN

Asuhan Keperawatan Pada Pasien An.A


Dengan Gangguan Pneumonia Di Ruang Dahlia Rsud Wonosari
Hari/Tanggal : Senin/ 17 Juli 2023
Jam : 11.00 Wib
Tempat : Ruang Dahlia
Oleh : Indy Ayu Ratu Pinanti
Sumber data : Rekam Medik, Observasi Pasien, SDKI
Metode : Observasi, Rekam medik

A. PENGKAJIAN
1. Identitas :
A. Pasien
a. Nama Pasien : An. A
b. Tempat Tgl Lahir : 19 Juni 2012
c. Umur ; 11Th 1bln 1hr
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : SD
g. Pekerjaan : Tidak Bekerja
h. Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
i. Alamat : Mokol Wonosari
j. Diagnosa Medis: Susp Bronchopneumonia
k. No. RM : 0046XXXX
l. Tanggal Masuk RS : 14/07/2023, 18.30 WIB
2. Penanggung Jawab / Keluarga

21
1) Nama : Sugiyatno
2) Umur : 40kg
3) Pendidikan : SMA
4) Pekerjaan : Wiraswasta
5) Alamat : Mokol Wonosari
6) Hubungan dengan pasien : Ayah
7) Status perkawinan : Kawin

B. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Pasien
1) Keluhan Utama saat Pengkajian
Pasien datang dari IGD dengan keluhan sesak, batuk sudah 7 hari, sulit makan
dan hanya mau menghabiskan sedikit porsinya saja. Tidak ada demam, tidak ada
mual dan muntah, sudah buang air besar, keluarga pasien mengatakan An. A
sering buang air kecil.

2) Riwayat Kesehatan Sekarang


a) Alasan masuk RS :
Pasien datang diantarkan orangtua dengan keluhan sesak nafas, batuk selama
7 hari dari hari sabtu pagi, demam mulai hari rabu malam
b) Riwayat kesehatan pasien :
Ibu An. A mengatakan tidak ada riwayat penyakit, terutama asma
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
a) Prenatal
Nenek dari pasien An. A mengatakan ibu An. A mengandung selama 9 bulan
lamanya.
b) Perinatal
Tempat persalinan adalah rumah sakit. Persalinan cukup bulan proses
persalinan secara SC
c) Postnatal

22
Setelah lahir kondisi An. A pernah dirawat sebelumnya di panti rahayu, lahir
dengan berat 2800gr
d) Penyakit yang pernah diderita
Ibu An. A mengatakan belum pernah menderita penyakit serius
e) Riwayat Hospitalisasi
Ibu An. Mengatakan bahwa anak hanya melewati rawat jalan pengobatan rs
f) Riwaya Injury
Tidak ada riwayat injury
g) Riwaya Imunisasi
Ibu pasien mengatakan riwayat imunisasi lengkap, terdiri dari : DPT II, Polio
II, Boster II, HiB III, BCG, MMR, Campak, Hep B O.
h) Riwayat tumbuh kembang
Tinggi badan : 132cm
Berat badan : 24 kg.

b. Riwayat Kesehatan Keluarga


1) Genogram

Keterangan : Pasien merupakan anak pertama, pasien tinggal satu rumah dengan
orangtuanya
23
C. Kesehatan Fungsional (11 Pola Gordon)
1) Nutrisi- metabolic
Sebelum sakit : pasien mampu mengelola nutrisinya dengan asupan bergizi 3x sehari
dengan 1 porsi setiap makannya
Saat sakit : pasien berkurang dalam mengelola asupan makanan bergizi 2x sehari
setiap 1 porsi makan tidak dihabiskan
2) Eliminasi
Sebelum sakit : pasien mampu membuang air kecil dan besar secara normal bab 1x
perhari
Saat sakit : pasien berkurang dalam membuang air kecil dan besar
3) Aktifitas/ latihan
a) Keadaan aktivitas sehari – hari
Sebelum sakit : pasien bermain dengan teman temannya
Saat sakit : pasien berkurang dalam bermain alasan sering capek
b) Keadaan pernafasan
Keadaan pernafasan pasien belum normal, masih dalam bantuan oksigen RR:
14x/menit
c) Keadaan Kardiovaskuler

(1) Skala ketergantungan

Keterangan
Aktifitas
0 1 2 3 4

Bathing 

Toileting 

Eating 

Moving 

Ambulasi 

24
Walking 
Keterangan :
0 = Mandiri/ tidak tergantung apapun
1 = dibantu dengan alat
2 = dibantu orang lain
3 = Dibantu alat dan orang lain
4 = Tergantung total

4) Istirahat – tidur
Sebelum sakit : pasien tidur malam dari pukul 20.00-05.00, pasien jarang tidur siang
Saat sakit : pasien saat di rs lebih banyak tidur dan berbaring
5) Persepsi, pemeliharaan dan pengetahuan terhadap kesehatan
Ibu An. A sudah paham dan sudah mengerti penyakit yang diderita oleh sang anak
6) Pola Toleransi terhadap stress-koping
An. A jika sedang stress mengalihkan perhatiannya dengan bermain gadget
7) Pola hubungan peran
An. A lebih dekat dengan ibu dan neneknya
8) Kognitif dan persepsi
Hal yang dipikirkan oleh pasien saat ditanya adalah ingin bersekolah kembali dan
menjadi kan dirinya kelak seorang dokter.
9) Persepsi diri-Konsep diri
a) Gambaran Diri
Pasien tampak lesu, merenung, dan lemas. Belum banyak berbicara
b) Harga Diri
An. A belum bisa menampilkan semua kepribadiannya, walaupun mendapatkan
support dari neneknya.
c) Peran Diri
Pasien saat sakit mengalami keterbatasan saat bermain bersama teman temannya,
dengan kondisi kesehatannya yang belum stabil.

25
d) Ideal Diri
Nenek An. A mengatakan An.A cepat sembut dan bisa pulang dari RS.
e) Identitas Diri
An. A adalah anak pertama dari satu satunya buah hati orangtuanya, An.A
berumur 11 tahun
10) Reproduksi dan kesehatan
Pasien adalah seorang perempuan yang mulai beranjak dewasa, yang memiliki
11) Keyakinan dan Nilai
An. A menganut agama islam, dan mempercayai agama yang dianutnya.
c. Discharge Planning/Perencanaan Pulang
An. A tinggal bersama orangtuanya, dan jika sesak untuk bernafas An. A
menggunakan bantuan oksigen nasal kanul.
D. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Compos mentis
2) Status Gizi :
- TB = 132cm
- BB sebelum masuk = 24Kg
- BB sesudah masuk = 20 Kg
(Gizi baik/Kurang/Lebih)
3) Tanda Vital :
- TD = 110/60mmHg
- Nadi = 80x/mnt
- Suhu = 37,0°C
- RR = 28x/mnt
4) Skala Nyeri (Visual analog) – usia > 8 tahun

26
Tidak sakit Sedikit Agak Mengganggu Sangat Nyeri tak

b. Pemeriksaan Secara Sistematik (Cephalo – Caudal)


1) Kulit
Tidak ada kelainan pada kulit pasien
2) Kepala
Rambut hitam, terlihat bersih
Reflek mata terhadap cahaya baik
Simetris kanan kiri
Bibir kering sedikit pucat
Telinga simetris, tidak ada serumen
3) Leher
Telinga normal, tidak terdapat tiroid dan sejenisnya
4) Tengkuk
Tidak terdapat benjolan, tidak ada lesi
5) Dada
a) Inspeksi
Keadaan dada kanan dan kiri simetris, bergerak sesuai irama nafas namun
pernafasannya lebih dalam

27
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, simetris raba kanan dan kiri
c) Perkusi
Tidak ada bunyi wheezing, pernafasan vesikuler
d) Auskultasi
Tidak ada Rh -/- , Wh -/-
6) Payudara
Simetris kanan kiri
7) Punggung
Simetris, terlihat sedikit lesu
8) Abdomen
a) Inspeksi
Bentuk abdomen simertis, tidak ada lesi, abdomen sedikit menonjol
b) Auskultasi
Bising usus 22 x / menit
c) Perkusi
Tidak terdengar suara pekak dan penumpukan cairan
d) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
9) Anus dan Rectum
Tidak terdapat hemoroid, tidak ada lesi
10) Genetalia
Tidak terpasang DC
11) Ekstremitas
a) Atas
Pada area atas terpasang O2, tidak ada kelemahan anggota gerak
b) Bawah
Pada ekstremitas bawah baik, tidak ada lesi

28
Pengkajian VIP score (Visual Infusion Phlebithis) Skor visual flebitis
pada luka tusukan infus :

Tanda yang ditemukan Skor Rencana Tindakan

0 Tidak ada tanda flebitis


Tempat suntikan tampak sehat
- Observasi kanula
Salah satu dari berikut jelas:
Mungkin tanda dini flebitis
 Nyeri tempat suntikan 1
- Observasi kanula
 Eritema tempat suntikan
Dua dari berikut jelas :
 Nyeri sepanjang kanula tadium dini flebitis
2
 Eritema - Ganti tempat kanula
 Pembengkakan
Semua dari berikut jelas :
Stadium moderat flebitis
 Nyeri sepanjang kanula
3  Ganti kanula
 Eritema
 Pikirkan terapi
 Indurasi
Semua dari berikut jelas :
Stadium lanjut atau awal
 Nyeri sepanjang kanula
tromboflebitis
 Eritema 4
 Ganti kanula
 Indurasi
 Pikirkan terapi
 Venous cord teraba
Semua dari berikut jelas :
 Nyeri sepanjang kanula
Stadium lanjut tromboflebitis
 Eritema
5  Ganti kanula
 Indurasi
 Lakukan terapi
 Venous cord teraba
 Demam
*)Lingkari pada skor yang sesuai tanda yang muncul

Pengkajian risiko jatuh (Humpty Dumpty)


Tanggal dan waktu
Parameter Kriteria Nilai
14/7 15/7 16/7
Dibawah 3 tahun 4
Usia 3-7 tahun 3
8-13 tahun 2 √ √ √
>13 tahun 1
Laki-laki 2
Jenis kelamin
Perempuan 1 √ √ √
Diagnosis Kelainan neurologis 4

29
Perubahan dalam
3 √ √ √
oksigen
Kelainan psikis/prilaku 2
Diagnosis lain 1
Tidak menyadari
3
keterlibatan dirinya
Lupa adanya
2
keterbatasan
Gangguan
Orientasi baik terhadap
kognitif 1 √ √ √
diri sendiri
Faktor Riwayat jatuh dari
4
lingkungan tempat tidur
Pasien gunakan alat
3
bantu
Faktor
Pasien berada ditempat
lingkungan 2 √ √ √
tidur
Diluar ruang perawat 1
Respon Dalam 24 jam 3
terhadap Dalam 48 jam 2

operasi/obat
>48 jam 1
penenang/efek
anestesi
Bermacam- macam
obat digunakan: obat
sedatif fenozin, 3
Penggunaan antidepresan, laksansia/
obat deuretika, narkotik
Salah satu dari
2
pengobatan diatas
Pengobatatan lain 1 √ √ √

Total Skor 10 10 10

Ket : Skror 7-11 = risiko jatuh rendah Skor ≥ 12 = risiko jatuh tinggi

30
Tgl
Intervensi pencegahan risiko jatuh (beri tanda √)
14 15 16 17
Pastikan bel/phpne mudah √ √ √ √
terjangkau atau pastikan ada
kelaurga yang menunggu
Roda tempat tidur pada √ √ √ √
Resiko rendah (RR) posisi
Dikunci
Naikan pagar pengaman √ √ √ √
tempat tidur
Beri edukasi pasien √ √ √ √
Lakukan semua pencegahan √ √ √ √
risiko jatuh rendah
Pasang stiker penanda
berwarna kuning pada
gelang identifikasi
Kunjungi dan monitor
setiap shif
Resiko Tinggi (RT)
Penggunaan
kateter/pispot/tolet duduk
Strategi mencegah jatuh
dengan penilaian jatuh yang
lebih detail
Libatkan keluarga untuk
menunggu pasien
Ttd Ttd Ttd
Nama/paraf
indy indy indy

E. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Patologi klinik
Pemeriksaan Laboratorium An. A dirumah sakit Wonosari
Tanggal pemeriksaan Jenis pemeriksaan Hasil (satuan) Normal
14 Juli 2023 Hemoglobin 14.3 12-16
15.02 WIB Leukosit 13.4 4.7-10.3
Eritrosit 5.24 4-5
Trombosit 487 150-450
Hematocrit 41 37-44
MCV 77.9 82-92
MCH 27.3 27-31
MCHC 35.1 11.7-14.7
RDW-CV 0.125 34.70-44.50

31
RDW-SD 40.5 0-1
Basofil% 0.3 2-4
Eosinofil% 4.1 2-5
Batang% 0 50-70
Neutrofil% 45.8 25-40
Limfosit% 46.4 3-7
Monosit% 3.4
Basofil# 0.0
Eosinophil# 0.6
Neutrofil# 6.14
Limfosit# 6.22
Monosit# 0.46
Golongan darah O
(Sumber Data Sekunder : RM Pasien)
b. Hasil Pemeriksaan Radiologi
Pasien An. A di Ruang Dahlia RSUD Wonosari 13 Juli 2023

Hari/Tanggal Jenis Pemeriksaan Kesan/Interpretasi

13 Juli 2023 Sistema tulang intact - Bronchitis


12.50 WIB Trachea - Cor normal
(Sumber Data Sekunder : RM Pasien)
F. Terapi
Pemberian Terapi Pasien An A di Ruang Dahlia RSUD Sardjito
Dosis dan
Hari/ Tanggal Obat Rute Jam Pemberian
Satuan
Senin / 17 Juli Ampicillin sulbactam 4x500mg IV 6 jam
2023 Salbutamol 3x2 mg PO
Ambroxol 3x20 mg PO
Dexametason 2mg IV 8 jam
Ventolin 1 resp INH 6 jam
Cetrizin 1X1 tab PO
Flexotide 1 resp INA 6 jam

(Sumber Data Sekunder : RM Pasien)

32
G. ANALISA DATA
Pasien An A di Ruang Dahlia, RSUD Wonosari tanggal 17 Juli 2023
DATA PENYEBAB MASALAH
DS : Penumpukan secret yang Bersihan jalan nafas tidak
- An. A mengatakan tertahan efektif (SDKI D.0149
masih sesak hal.18)
DO :
- Terlihat pasien berat
terengah engah
bernafas
- Terpasang O2 2lpm
- Terpasang DS ½ Ns
20tpm
- S : 36,8
N : 104x/menit
Spo : 99%
RR : 22x/mnt
DS : Faktor psikologis Resiko deficit nutrisi (SDKI
- Ibu An. A (keengganan untuk D.0032)
mengatakan An. A makan)
makan sedikit
DO :
- BB sebelum masuk :
24 kg
- BB saat ini : 20kg
- Badan tampak lemas
tidak berdaya
- S : 36,1
N : 150x/menit
Spo : 100%

33
RR : 22x/menit

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d secret yang tertahan d.d An. A mengatakan
sesak dan sulit bernafas
2. Resiko deficit nutrisi b.d faktor psikologis (keengganan untuk makan) d.d Ibu
An.A mengatakan An.A sulit makan dan hanya habis sedikit

34
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Rencana Tindakan Rasional
Bersihan jalan nafas Bersihan jalan nafas tidak efektif 1. Monitor RR, Sp Observasi:
tidak efektif (SDKI (SLKI L.01001) O2 - Monitor pola napas (frekuensi,
D.0149 hal.18) Setelah dilakukan intervensi 2. Monitor bunyi kedalaman, usaha napas)
selama 3x24 jam diharapkan napas tambahan
- Monitor bunyi napas tambahan
nafas membaik dengan kriteria 3. Posisikan pasien
(mis. gurgling, mengi,
hasil : semi fowler
wheezing, ronchi kering)
1. Produksi spuntum 4. Jelaskan teknik
menurun (5) relaksasi - Monitor sputum (jumlah,

5. Kolaborasi warna, aroma)


2. Disipnea menurun (5)
dalam pemberian Terapeutik:
obat - Pertahankan kepatenan jalan
napas dengan head-tilt dan
chin-lift (jaw-thrust jika curiga
trauma servical)

- Posisikan semi-fowler atau


fowler

35
- Berikan minum hangat

- Lakukan fisioterapi dada, jika


perlu

- Lakukan penghisapan lender


kurang dari 15 detik

- Lakukan hiperoksigenas
sebelum penghisapan
endotrakeal

- Keluarkan sumbatan benda

- pada dengan forsep McGill

- Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi:
- Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak
kontraindikasi

- Ajarkan tehnik batuk efektif

Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian

36
- bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

Resiko defisit Status nutrisi membaik 1. identifikasi status Manajemen gangguan makan
nutrisi d.d (L.03030) Setelah dilakukan nutrisi (I.03111)
faktor intervensi keperawatan selama 3 2. identifikasi Observasi :
psikologis x 24 jam, maka status nutrisi makanan yang 1. Monitor asupan dan keluarnya
(keengganan membaik, dengan kriteria hasil: disukai makanan dan cairan serta
untuk makan) 1. Porsi makan yang 3. sajikan makanan kebutuhan kalori
(D.0032) dihabiskan meningkat secara menarik
Terapeutik :
dan sesuai
2. Berat badan membaik 1. Timbang berat badan secara
4. berikan makanan
rutin
3. Indeks massa tubuh tinggi kalori dan
(IMT) membaik serat 2. Diskusikan perilaku makan dan

5. anjurkan posisi jumlah aktivitas fisik

duduk saat (termasuk olahraga) yang

makan sesuai

6. kolaborasi 3. Lakukan kontrak perilaku (mis:


dengan ahli gizi target berat badan,
untuk tanggungjawab perilaku)
menentukan
4. Damping ke kamar mandi
jumlah kalori dan
untuk pengamatan perilaku
jenis nutrisi yang

37
dibutuhkan memuntahkan Kembali
makanan

5. Berikan penguatan positif


terhadap keberhasilan target
dan perubahan perilaku

6. Berikan konsekuensi jika tidak


mencapai target sesuai kontrak

7. Rencanakan program
pengobatan untuk perawatan di
rumah (mis: medis, konseling)

Edukasi :
1. Anjurkan membuat catatan
harian tentang perasaan dan
situasi pemicu pengeluaran
makanan (mis: pengeluaran
yang disengaja, muntah,
aktivitas berlebihan)
2. Ajarkan pengaturan diet yang
tepat

38
3. Ajarkan keterampilan koping
untuk penyelesaian masalah
perilaku makan

Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang target berat badan,
kebutuhan kalori dan pilihan
makanan

J. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/tanggal/jam Diagnosa Keperawatan Pelaksanaan Evaluasi

Senin, 17 Juli 2023 Bersihan jalan nafas - Identifikasi pola nafas S:


tidak efektif - Monitor RR, Sp O2 - Nenek An. A
- Monitor bunyi napas mengatakan An.
tambahan A sesak dan
- Posisikan pasien semi sulit bernafas
fowler O:
- Jelaskan teknik relaksasi - Terpasang O2
- Kolaborasi dalam - S : 36,7
pemberian obat - N : 120 x/mnt

39
- Spo2 : 99%
- RR : 20x/mnt
A:
- Bersihan jalan
nafas belum
teratasi
P:
- Berikan O2
Nasal kanul
sesuai yang
diresepkan
Resiko defisit nutrisi - identifikasi status nutrisi S:
- identifikasi makanan yang - Ibu An. A
disukai mengatakan
- sajikan makanan secara An.A sulit
menarik dan sesuai makan
- berikan makanan tinggi O:
kalori dan serat - BB sebelum sakit :
- anjurkan posisi duduk saat 24kg
makan - BB saat ini : 20kg
- kolaborasi dengan ahli gizi - Badan tampak lemas
untuk menentukan jumlah tidak berdaya

40
kalori dan jenis nutrisi yang A:
dibutuhkan - Resiko deficit nutrisi
belum teratasi
P:
- berikan asupan
makanan dengan
jumlah kalori yang
seimbang
- edukasikan keluarga
untuk memberikan
makanan kesukaan
Selasa, 18 Juli 2023 Bersihan jalan nafas - Monitor RR, Sp O2 S:
tidak efektif - Monitorbunyi napas - Batuk berkurang
tambahan - Sesak berkurang
- Posisikan pasien semi O:
fowler - KU sedang
- Jelaskan teknik relaksasi - S : 37,3
- Kolaborasi dalam - N : 103 x/mnt
pemberian obat - Spo2 : 98%
- RR 20x/mnt
A:
- Bersihan jalan

41
nafas teratasi
sebagian
P:
- Berikan
nebulizer /6 jam
Resiko defisit nutrisi - identifikasi status nutrisi S:
- identifikasi makanan yang - Nenek An.A
disukai mengatakan
- sajikan makanan secara An.A masih
menarik dan sesuai sedikit makan
- berikan makanan tinggi O:
kalori dan serat - Lemah
- anjurkan posisi duduk saat - Kesadaran
makan Compos mentis
- kolaborasi dengan ahli gizi - S : 36,80C
untuk menentukan jumlah - N : 103x/mnt
kalori dan jenis nutrisi - Spo2 : 98%
yang dibutuhkan - RR : 20x/mnt
A:
- Resiko deficit
nutrisi belum
teratasi

42
P:
- Edukasikan
keluarga untuk
memberikan
makanan sehat
kesukaannya
- Penuhi asupan
makanan
dengan kalori
yang seimbang
Rabu, 19 Juli 2023 Bersihan jalan nafas - Monitor RR, Sp O2 S:
tidak efektif - Monitorbunyi napas - Ibu pasien
tambahan mengatakan
- Posisikan pasien semi batuk
fowler berkurang,
- Jelaskan teknik relaksasi - Sesak berkurang
- Kolaborasi dalam tidak sebanyak
pemberian obat biasanya

O:
- Lemah
- Kesadaran

43
Compos mentis
- S : 36,60C
- N : 90x/mnt
- Spo2 : 99%
- RR : 25x/mnt
A:
- Bersihan jalan
nafas teratasi
sebagian
P:
- Berikan
nebulizer /6 jam
- Berikan posisi
tidur yang
nyaman
Resiko defisit nutrisi - identifikasi status nutrisi S:
- identifikasi makanan yang Ibu An. A mengatakan
disukai anak sudah mulai bisa
- sajikan makanan secara menghabiskan
menarik dan sesuai makanannya
- berikan makanan tinggi Ibu An. A mengatakan
kalori dan serat anak senang makan

44
- anjurkan posisi duduk saat kesukaannya chicken
makan O:
- kolaborasi dengan ahli gizi - Lemah
untuk menentukan jumlah - Kesadaran
kalori dan jenis nutrisi Compos mentis
yang dibutuhkan - S : 36,90C
- N : 112x/mnt
- Spo2 : 100%
- BB : 20kg
A:
- Resiko deficit
nutrisi teratasi
P:
- berikan asupan
makanan dengan gizi
dan jumlah kalori
yang seimbang

45
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Dengan Pneumonia
Di Ruang Dahlia RSUD Wonosari telah dikakukan pendekatan proses keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi maka penulis menarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pengkajian
Berdasarkan hasil pengumpulan data didapatkan bahwa pasien adalah anak
berusia 11 tahun dengan diagnose medis pneumonia
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis yang ditemukan sesuai dengan teori dan kondisi yaitu ketidakefektifan
jalan nafas, dan resiko defisit nutrisi
3. Perencanaan / Intervensi Keperawatan
Pada intervensi atau perencanaan yang dilakukan yaitu untuk diagnose gangguan
pertukaran gas dengan cara meminitor RR dan O2, untuk diagnose resiko defisit
nutrisi yaitu memantau kalori dan nutrisi
4. Implementasi Keperawatan
Pada implementasi keperawatan yang dilakukan yaitu memberikan oksigen.
5. Evaluasi Keperawatan
Pada bagian evaluasi keperawatan metode yang digunakan yaitu SOAP
(Subyektif, Obyektif, Assesment, Planning) Diagnosa gangguan
ketidakefektifan jalan nafas teratasi sebagian, diagnosa defisit nutrisi teratasi
sebagian

B. SARAN
1. Bagi pasien agar dapat menjaga pola makan dan kontrol rutin kerumah sakit.
Minum obat sesuai perintah dokter
2. Pendidikan dan pengetahuan perawat secara berkelanjutan perlu ditingkatkan
baik secara formal maupun informal khususnya pengetahuan bidang
melakukan perawatan pada pasien pneumonia

46
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
Suriadi & Yuliani Rita. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta. Sagung
Seto.WHO (2016). Penanganan ISPA pada Anak di Rumah Sakit Kecil Negara
Berkembang (Widjaja, A,C perterjemah). Jakarta: EGC

Alexander (2020). Pneumonia. https://www.kemkes.go.id. Tanggal 16 pukul 17.30


WITA

WHO (2019). Pneumonia. https://www/who.int/news-


room/factsheets/detail/pneumoniatanggal 20 Februari pukul 20.40 WITA (tanggal akses).

47

Anda mungkin juga menyukai