Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR

MANUSIA PADA Ny. P.A DENGAN ASUHAN KEPERAWATAN


KEBUTUHAN OKSIGENASI DENGAN MASALAH KEPERAWATANYA
BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF DIAGNOSA MEDIS ASMA
BRONKIALE DI RUANGAN NILAM

Dibimbing Oleh:
Budi Artini, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh:
Windy Chrisnia Aldrinus
2018.01.031

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOTH
SURABAYA
2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Laporan asuhan keperawatan dengan diagnosa medis asma bornkiale pada Ny.L di
ruang nilam telah disetujui oleh

Hari/Tanggal : Jum’at 17 Juli 2020

Tempat : Ruang Nilam

Pembimbing Mahasiswa

Budi Artini, S.Kep.,Ns.,M.Kep Windy Chrisnia Aldrinus

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Keperawatanya Bersihan Jalan


Nafas Tidak Efektif Diagnosa Medis Asma Bronkiale

Mengetahui
Pendamping / Pembimbing Akademik

(Budi Artini, S.Kep.,Ns.,M.Kep)

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya oleh berkat, tuntunan, dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
Lab Klinik yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.P. A Dengan masalah
keperawatanya bersihan jalan nafas tidak efektif diruang nilam”

Tugas ini penulis susun sebagai salah satu tugas Lab. Klinik Keperawatan
Kebutuhan Dasar Manusia. Dalam penyusunan, penulis mendapatkan banyak
pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Aristina Halawa , M.Kep,.Sp.Kep.J., Ketua STIKES William Booth


Surabaya.
2. Budi Artini S.Kep., Ns., M.Kes. selaku pembimbing dalam pembuatan
asuhan keperawatan ini yang telah sabar dan memberikan banyak
pengarahan dan motivasi kepada penulis.

Penulis sadar akan ketidaksempurnaan Asuhan Keperawatan Kasus


Kebutuhan Dasar Manusia ini, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca, baik dosen maupun rekan-rekan sangat penulis
harapkan agar di kemudian hari, penulis dapat membuat Laporan Asuhan
Keperawatan dengan lebih baik lagi dan dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir
kata penulis ucapkan terima kasih

Surabaya, Juli 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................ i
Lembar Persetujuan Pembimbing ............................................................... ii
Lembar Pengesahan ...................................................................................... iii
Kata Pengantar............................................................................................... iv
Daftar isi ......................................................................................................... v

BAB I Pendahuluan........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................ 2
1.4 Manfaat .......................................................................................... 2

BAB II Pembahasan ..................................................................................... 3


..........................................................................................................
2.1 Konsep Oksigenasi ....................................................................... 3
2.1.1 Pengertian oksigenasi ......................................................... 3
2.1.2 Anatomi Fisiologi ................................................................ 3
2.2 Konsep Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif ................................ 5
2.2.1 Pengertian Bersihan jalan Nafas ......................................... 5
2.2.2 Penyebab ............................................................................ 5
2.2.3 Patofisiologi ......................................................................... 6
2.2.4 Manisfestasi Klinik .............................................................. 6
2.2.5 Penatalaksanaan ................................................................... 7
2.2.6 Komplikasi .......................................................................... 7
2.3 Asuhan Keperawatan ................................................................... 7
2.3.1 Pengkajian ........................................................................... 7
..............................................................................................
2.3.2 Diagnosa Keperawatan ........................................................ 8
2.3.3 Rencana Keperawatan ......................................................... 9
2.3.4 Tindakan Keperawatan ........................................................ 10
2.3.5 Evaluasi ............................................................................... 12

v
BAB III Tinjauan Kasus .............................................................................. 13
BAB IV Pembahsan ....................................................................................... 35
BAB V Penutup .............................................................................................. 37
Daftar Pustaka ……………………………………………………....... 39

vi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang tidak menular. Penyakit
asma telah mempengaruhi lebih dari 5% penduduk dunia, dan beberapa indicator
telah menunjukkan bahwa prevalensinya terus menerus meningkat, khususnya
pada anak-anak (Global Astma Network, 2014). Asma merupakan suatu keadaan
dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap
rangsangan tertentu yang menyebabkan peradangan dengan manifestasi wheezing,
sesak nafas, dan batuk terutama pada malam dan pagi hari. Penyakit ini pada
umumnya dimulai sejak masa anak-anak. (Wong, 2009). Maka dari itu asma perlu
diberikan asuhan keperawatan yang benar dan tepat karena untuk mengurangi rasa
sesak yang dialami dan memberikan rasa nyaman pada penderita asma bronkial.

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2013, 235 juta orang di
seluruh dunia menderita asma dengan angka kematian lebih dari 8% di negara-
negara berkembang yang sebenarnya dapat dicegah. National Center for Health
Statistics (NCHS) pada tahun 2014, mengatakan bahwa prevalensi asma menurut
usia sebesar 9,5% pada anak dan 8,2% pada dewasa, sedangkan menurut jenis
kelamin 7,2% laki-laki dan 9,7% perempuan. Di Indonesia, berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 mendapatkan hasil prevalensi
nasional untuk penyakit asma pada semua umur adalah 2,4 %. Saat penulis dinas
di rumah sakit wiyung sejahtera pada tahun 2018 didapatkan anak-anak yang
mengalami asma sebanyak 4 orang.

Serangan asma sering di cetuskan oleh ispa, merokok, tekanan emosi,


aktivitas fisik dan rangsangan yang bersifat allergen yaitu inhalan, ingestan,
kontaktan. Asma terjadi akibat penyempitan jalan nafas karena secret yang kental,
spasme dan edema. Sehingga dapat mengakibatkan ketidakefektifan bersihan jalan
nafas dikarenakan penumpukan secret yang berlebih, sehingga menimbulkan
suara wheezing, ronchi. (Putri & Sumarno, 2015)

1
Asma dapat disebabkan oleh berbagai bahan allergen seperti debu, makanan atau
pun cuaca dingin. Orang yang mengalami asma akan mengalami penyempitan
jalan nafas sehingga tidak segera ditangani akan mengakibatkan komplikasi yang
serius seperti pnemoutorak, gagal nafas dan lain sebagainya. Diagnosis
keperawatan yang paling sering muncul terjadi pada anak yang mengalami asma
adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Tindakan mandiri atau intervensi
keperawatan yang dilakukan oleh perawat adalah kaji TTV dan auskultasi bunyi
nafas, berikan posisi yang nyaman, bantu latihan nafas dalam, monitor status
oksigen pasien dan batuk efektif dan kolaborasi pemberian obat seperti nebulizer.

1.2 Rumusan masalah


Bagaimana asuhan kepeawatan pada klien asma bronkial ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mampu mengidentifikasi pengkajian dari penyakit asma bronkial
1.3.2 Mampu mengidentifikasi diagnosis keperawatan dari penyakit asma
bronkial
1.3.3 Mampu merencanakan intervensi keperawatan dari penyakit asma
bronkial
1.3.4 Mampu melakukan implementasi keperawatan dari penyakit asma
bronkial
1.3.5 Mampu mengidentifikasi evaluasi keperawatan dari penyakit asma
bronkial
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Pasien
Agar pasien lebih mengerti tentang pentakit yang di alami dan agar
pasien bisa pulih kembali setelah di lakukan asuhan keperawatan
1.4.2 Bagi Institusi
Agar institusi makin berkembang kedepannya dan lebih
mengembangkan mahasiswa untuk melakukan kasuhan kepeerawatan
1.4.3 Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan dari
pengkajian hingga evaluasi dengan baik dan benar

2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Oksigenasi
2.1.1 Pengertian Oksigenasi
Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh
mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel.
Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung Oksigen (O2 ) kedalam tubuh serta menghembuskan
Karbondioksida (CO2 ) sebagai hasil sisa oksidasi. (Koes Irianto,
2004)
2.1.2 Anatomi fisiologi system pernapasan
Anatomi dan fisiologi dari saluran pernafasan yaitu :
1. Hidung
Hidung Merupakan alat pernapasan yang terletak di bagian luar
tubuh dan tersusun atas tulang rawan
Fungsi hidung :
a. Bekerja sebagai saluran udara pernafasan
b. Sebagai penyaring udara pernafasan
c. Dapat menghangatkan udara pernapasan oleh mukosa.
Bagian bagian hidung :
a. Bagian dinding luar terdiri dari kulit
b. Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan
c. Lapisan dalam terdiri dari lapisan selaput lendir yang berlipat-
lipat yang dinamakan karang hidung ( konka nasalis ) yang
berjumlah tiga buah :
1. Konka nasalis inferior ( karang hidung bagian bawah )
2. Konka nasil media ( karang hidung bagian tengah )
3. Konka nasil superior ( karang hidung bagian atas )
2. Faring
Faring (tenggrokan ) merupakan  sebuah tabung fubromuskular
yang terletak di depan tulang leher. Faring terbagi menjadi tiga

3
yaitu nasofaring, orofaring, dan hipofaring. Struktur ini berfungsi
untuk saluran udara dan makanan.

Bagian bagian :
a. NasoFaring terletak,diantara koane sampai langit-langit lunak.
b. Orofaring terletak dibelakang rongga mulut,diantar langit-
langit lemak
c. Laringofaring,terletak diantara tulang hioid sampai belakang
laring (Koes Irianto, 2004)
3. Laring
Laring atau pangkal tengorok merupakan saluran udara dan
bertindak sebagai pembentukan suara, terletak di depan bagian
faring sampai ketinggian vertebra servikalais dan masuk kedalam
trakea di bawahnya. (Koes Irianto, 2004)

Fisiologi Respirasi
1. Ventilasi
Proses ventilasi terbagi menjadi dua tahap yaitu inspirasi dan
ekspirasi. Pada saat inspirasi terjadi kontraksi otot-otot
diafragma dan intercostal sementara pada ekspirasi terjadi
relaksasi. Keluar masuknya udara pada paru-paru dipengaruhi
oleh perubahan tekanan (Hukum Boyle). Udara akan masuk
dari area yang tinggi tekanan ke area yang rendah tekanannya.
2. Disfusi
Difusi merupakan perpindahan tekanan tinggi ke rendah. Hal
ini mempengaruhi dalam pertukaran oksigen dan CO2.
Sebelumnya kita harus tahu berapa kadar oksigen dan CO 2
pada tekanan udara normal (760 mmHg). Kadar oksigen adalah
21% (159 mmHg) sementara kadar CO2 adalah 0.04%. (0.3
mmHg). Sementara semakin tinggi daerahnya tekanan udara
normal juga akan semakin rendah.
3. Transport

4
Transport gas terjadi pada darah dan terbagi menjadi dua jenis
transport yaitu O2 dan CO2. Pada transport O2, 98% Oksigen
akan terikat dengan hemoglobin dan menghasilkan
oksihemoglobin dengan adanya sarturasi. Sarturasi merupakan
pengikatan lengan Hb dengan O2. HbO2 akan langsung
dipindahkan ke jaringan dan digunakan untuk metabolisme.
Sisa kira-kira 2% ditransport melalui plasma darah. Transport
CO2 terjadi karena beberapa komponen pada darah seperti
plasma, hemoglobin, dan ion bicarbonat.
4. Kontrol Repirasi
Kontrol Respirasi diatur oleh medulla oblongata pada bagian
yang disebut medullary rhytmicity Area. Sementara apabila
terjadi kelainan-kelainan dalam respirasi akan diatur oleh
bagian pons (Pneumotaxic dan Apneustic Area ). Selain itu
juga terdapat chemoreseptor. Chemoreseptor terbagi menjadi
dua jenis yaitu central dan perifer. Chemoreseptor Perifer
adalah badan aortic dan carotid. Kedua bagian ini berfungsi
untuk mengatur PO2, PCO2, dan pH pada darah. Informasi ini
akan dikirimkan via N.Vagus dan Glossopharingeal.

2.2 Konsep Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif


2.2.1 Pengertian bersihan jalan nafas tidak efektif
Bersihan jalan nafas tidak efektif adalah  Ketidakmampuan untuk
membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk
mempertahankan kebersihan jalan nafas Carpenito-Moyet, L. J.
(2006).
2.2.2 Penyebab
2.2.2.1 Spasme jalan nafas
2.2.2.2 Hiperseksresi jalan nafas
2.2.2.3 Disfungsi Neuromuskuler
2.2.2.4 Benda Asing dalam jalan nafas
2.2.2.5 Adanya jalan nafas buatan

5
2.2.2.6 Sekresi yang tertahan
2.2.2.7 Merokok aktif atau pasif
2.2.3 Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan
trasportasi. Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen
yang masuk dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada proses
ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan
baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai
benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi
(penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan
menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan
pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan
kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas
(Brunner & Suddarth, 2002).
Sesak nafas

tahanan jalan napas naik

ketegangan otot inpirasi naik

batuk batuk

Bersihan jalan nafas tidak efektif

2.2.4 Manifestasi Klinik


Gejala dan tanda mayor : SDKI, 2018
Subjektif:
1. Batuk tidak efektif
2. Tidak mampu batuk
3. Sputum berlebihan
4. Mengi, wheziing dan atau tidak ronki kering

Gejala dan tanda minor

Subjektif :

6
1. dyspnea
2. sulit bicara
3. ortopnea

Objektif:
1. gelisah
2. sianosis
3. bunyi nafas menurun
4. frekuensi nafas berubah
5. pola napas berubah

2.2.5 Penatalaksanaan
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
2.2.5.1 Pembersihan jalan nafas
2.2.5.2 Latihan batuk efektif
2.2.5.3 Suctioning
2.2.5.4 Jalan nafas buatan

2.2.6 Komplikasi
2.2.6.1 Sesak napas.
2.2.6.2 Jantung berdetak cepat.
2.2.6.3 Berkeringat dan mengigil.
2.2.6.4 Hilang nafsu makan

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan


2.3.1 Pengkajian
1. Biodata pasien
2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu
oleh klien pada saat perawat mengkaji
3. Riwayat perkembangan
a. Neonatus : 30 - 60 x/mnt
b. Bayi : 44 x/mnt

7
c. Anak : 20 - 25 x/mnt
d. Dewasa : 15 - 20 x/mnt
e. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun
4. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang
mengalami masalah / penyakit yang sama.
5. Riwayat sosial
Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya :
merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor
alergen dll.
6. Riwayat psikologis
Disini perawat perlu mengetahui tentang :
a. Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnya
b. Pengaruh sakit terhadap cara hidup
c. Perasaan klien terhadap sakit dan therapi
d. Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan
therapy
7. Riwayat spiritual
8. Pemeriksaan fisik
2.3.2 Diagnosa keperawatan (SDKI,2018)
2.3.2.1 Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan spesme jalan
nafas
2.3.2.2 Gangguan penyempitan ventilator berhubungan dengan hambatan
upaya napas
2.3.2.3 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidak seimbangan
ventilasi
2.3.2.4 Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan gangguan
metabolism
2.3.2.5 Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
2.3.2.6 Resiko aspirasi berhubungan dengangangguan menelan
2.3.2.7 Asietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri

8
2.3.3 Rencana Keperawatan

1. Bersihan jalan napas tidak efektif (SDKI, 2018)


Tujuan : 2x 24 jam pasien pasien mampu batuk efektif sesuai yang
dijadwalkan
KH : pasien sudah tidak ada scret, tidak ada suara tambahan

1. Identifikasi kemampuan batuk


R: Agar mengetahui kemampuan batuk pasien
2. Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik di
tahan 2 detik kemudian kelurkan dari mulut dengan bibir
memicu
R: Mengajarkan pasien untuk tarik nafas agar bisa mengurangi
batuk batuk pasien
3. Identifikasi dan mengelola kepatenan jalan nafas
R: Agar mengetahui apakah masih ada hambatan pada waktu
bernafas
4. Lakukan fisotrapi dada
R : Melakukan fisiotrapi dada pada pasien agar pernafasan
menajdi efektif
5. Berikn oksigen
R: Agar pasien tidak merasa kesulitan untuk bernafas

2. Gangguan pertukaran gas


Tujuan : 1x 24 jam pasien mampu menghilangkan scret pada dada
KH: tidak ada bunyi napas tambahan, tidak merasakan pusing, pola
napas membaik
Terapi ogsigen:
3. Pola napas tidak efektif:
Tujuan : 1x 24 jam pasien mampu bernapas dengan luas dan bebas
KH: ventilasi nya membaik frekuensi napas membaik, penapasan
cuping hidung baik

9
1. Monitor batuk efektif
R: Agar mengetahui mengenaik batuk efektif pada pasien
2. Monitor pola nafas
R: Agar tau mengenai pola nafas pada pasien sudah kembali
normal atau belum
3. Monitor adanya sumbatan jalan nafas
R : Agar mengetaahui apakah ada sumbatan jalan nafas atau
tidak
4. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
R: Jelaskan kepada pasien bahwa mau melakukan tindakan
agar pasien mengerti

4. Ansietas
Tujuan: setelah di lakukan 1x 24 jam pasien mampu
menghilangkan rasa kecemasan pada dirinya
KH:
Tidak mengalami pusing, pasien agak sedikit pucat (cemas ),
tekanan darah normal
1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
2. Monitor tanda tanda ansietas
3. Latih teknik relaksi
4. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan

2.3.4 Tindakan Keperawatan (Implementasi) (SIKI, 2018)

1. Bersihan jalan napas tidak efektif

a. mengidentifikasi kemampuan batuk


R/: Pasien mengatakan bahwa pasien mau mencoba batuk
b. mengannjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4
detik di tahan 2 detik kemudian kelurkan dari mulut dengan
bibir memicu selama 8 detik

10
R/: Pasien mengatakan mau mencoba untuk tarik nafas yang di
anjurkan perawat
c. menidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan nafas
R/: Pasien terlihat kurang mampu untuk bernapas
d. melakakukan fisotrapi dada
R/: pasien mau dilakukan fisiotrapi dada oleh perawat
e. memberikn oksigen
R/: pasien mangatakan bernapasan nya sudah mulai tidak susah

2. Gangguan pertukaran gas


1. Monitor kecepetan aliran oksigen
2. Monitor posisi alat reapi oksigen
3. Membersikan skret pada mulut hidung dan trakes
4. Tetap berikan ogsigen saat pasien ditranporasi
3. Pola napas tidak efektif
a. memoonitor batuk efektif
b. memonitor pola nafas
c. memonitor adanya sumbatan jalan nafas
d. menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
4. Ansietas
a. Mengidentifikasi saat tingkat ansietas berubah
R/: : pasien mengatakn dirin sudah bisa menangani supaya
tidak cemas
b. Memonitor tanda tanda ansietas
R/: pasien sudah tau akibat dirinya bisa cemas
c. Melatih teknik relaksi
R/: pasien mengatakan dirinya sudah agak mendingan setelah
melakukan teknik relaksasi
d. Memotivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
R/: pasien mengatakan mau ingin lebih semangat

11
2.3.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan mungukur keberhasilan dari rencana
dan pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam
memenuhi kebutuhan klien. Evaluasi dalam keperawatan
merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang
telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien
secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
Menurut Supratitno dalam, Wardani,2013 evalasi disusun
menggunakan SOAP

S (Subjective)    : adalah informasi berupa ungkapan yang didapat


dari klien setelah tindakan diberikan.

O (Objective)  : adalah informasi yang didapat berupa hasil


pengamatan, penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh perawat
setelah tindakan dilakukan.

A (Analisis)     : adalah membandingkan antara informasi


subjective dan objective dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian
diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi, teratasi sebahagian,
atau tidak teratasi.

P (Planning)        : adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan


dilakukan berdasarkan hasil analisa.

12
BAB 3

TINJAUAN KASUS

Nama : Windy Chrisnia Aldrinus Pengkajian Tanggal : 17 Juli 2020

Nim : 2018.01.031 Jam : 9.30 WIB

3.1 Biodata

Nama : Ny. P.A

Umur : 33 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : Tamat SLTA

Pekerjaan : Wiraswata

Suku/bangsa : Kewarganegaraan Indonesia

Alamat : Surabaya

Golongan darah :O

3.2 Riwayat Sakit dan Kesehatan


1. Keluhan utama : klien mengatakan bahwa diri nya merasakan sesak nafas
Riwayat Penyakit saat ini: Pada tanggal 16 pasien datang ke IGD pasien
mengatkan Sesak nafas yang dirasakan disertai bunyi napas “ngik-ngik”
dan pasien kesulitan menghirup udara hingga pasien kesulitan tidur. Pasien
mengatakan Sesak nafas dirasakan sejak 8 jam sebelum MRS dan
memberat sejak 2 jam sebelum MRS. Batuk dirasakan sejak 1 hari
sebelum gejala sesak nafas. Awalnya pasien sempat memeriksakan diri ke
klinik dan diberi obat (pasien lupa nama obatnya) tapi keluhan tidak

13
membaik dan semakin memburuk hingga mengganggu tidur pasien. Pasien
terlihatn gelisah pada saat sesak nfas dan batuk. Pada waktu pasien sesak
nafas pasien selalu merasakan gelisah tidak tenang sehingga pasien susah
untuk melakukan aktivitas, Pada waktu diperiksa oleh perawat dan dokter
terdapat suara paru ronchi dan wheezing yang mengakibatkan nafasnya
tidak beraturan respirasinya atau pernapasannya menjadi 26x/menit.
2. Riwayat Penyakit Dahulu :
a. Pernah dirawat : Ya, Kapan : 12-01-2020
Diagnosa : Sesak Nafas ( Asama Bronkiale )
b. Penyakit kronik dan menular : Ya, Diagnosa : Asma
c. Alergi : Ya, Jenis (obat/makanan): alergi debu
d. Oprasi : Tidak
3. Penyakit yang pernah diderita keluarga : Tidak

3.3 Observasi & pemeriksaan Fisik ( ROS : Review of System)


1. Keadaan umum : pasien merasa sesak dan batuk batuk tetapi dahak
tidak bisa di keluarkan, tampak sakit sedang, kondisi Pasien mendapat
oksigenasi masker 5 lpm.
2. Tanda Vital :
TD : 110/70
Nadi : 100x/mnt
Suhu : 36, 4oC
RR : 30x/mnt
3. Kesadaran : Compos Mentis
4. Lain – lain : Pasien mendapat oksigenasi masker 5 lpm,
5. Masalah Keperawatan: bersihan jalan napas tidak efektif

3.4 Pernapasan B1 (Breath)


a. Bentuk Dada : Normochest
Keluhan : Sesak
Batuk : Produktif
Sekret/Jumlah: Jumlah Nya Sedikit Konsistensi: Lender Tapi Lengket

14
Warna : Putih Kekuningan
Bau : Menyengat
b. Ekspansi Paru : Simetris
c. Irama Nafas : Simetris
d. Jenis : Dispnoe
e. Suara Nafas : Ronchi
f. Alat Bantu : Ya, Jenis : Oksigen Masker Flow 5 lpm
g. Deviasi Trakea : Tidak
h. Pernapasan Cuping Hidung: Ya
i. Retraksi supraclavicula : Tidak
j. Retraksi otot intercostalis/otot bantu nafas : Tidak
k. Perkusi dada : sonor/resonan
l. Vocal/tactile fremitus : Simetris
m. Sianosis : Sentral (lidah/mukosa)
n. Peningkatan tekanan vena jugularis : Tidak
o. Clubbing fingers : Tidak
p. Lain-lain: pasien mengatakan masih sesak nafas. Pasien mengatakan
masih batuk, masih sulit mengeluarkan dahak, setelah mendapat obat dari
dokter dahak mulai keluar sedikit-sedikit, dahak berwarna putih
kekuningan dan sedikit lengket. nadi 100 x/mnt, respirasi 26 x/mnt,
Masalah Keperawatan: Bersihan jalan nafas tidak efektif
3.5 Kardiovaskuler B2 (Blood)
a. Keluhan Nyeri Dada : Ya
b. Lokasi nyeri : Dada Sebelah Kiri
c. Kualitas nyeri: 1-10 nyerinya di angka 5 Waktu : 1menit nyeri hilang
d. Irama Jantung : Ireguler
e. S1/S2 Tunggal : Ya
f. Suara Jantung : Normal (lub-lub)
g. Palpitasi : Ya
h. Edema : Ya
i. Syncope : Ya
j. Hipotensi orthostatic/orthopnoe : Tidak

15
k. Akral : Hangat
l. JVP : Normal
Masalah Keperawatan: tiadak ada masalah keperawatan
3.6 Persyarafan B3 (Brain)
1. GCS : 14 Eye: 4 Verbal : 5 Motorik : 6 Total : 29
2. Reflek Fisiologis : Patella
3. Reflek Patologis : Budzinzky
4. Keluhan Pusing/Vertigo : Tidak
5. Pupil : Isokor
6. Sklera/Konjunctiva : Ikterus
7. Gangguan Pandangan : Tidak
8. Gangguan Pendengaran : Tidak
9. Istirahat/ Tidur : 7jam Jam/Hari
10. Gangguan Tidur : Ya
11. Gangguan Syaraf Cranialis: Tidak
12. Gangguan Memori/Ingatan: Tidak
13. Afasia Motorik/Sensorik : Tidak
14. Gangguan Penciuman/Pembauan/Pengecapan : Tidak
15. Neuropati : Tidak
16. Kejang : Tidak
17. Battle Sign : Tidak
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawtan
3.7 Perkemihan B4 (Bladder)
1. Kebersihan : Bersih
2. Produksi urine : jumlah :300cc ml/hari/jam warna : kuning
bau :berbau khas
3. Alat bantu (kateter dll) : Tidak
4. Kandung kencing :
Membesar : Tidak
Nyeri Tekan : Tidak
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan

16
3.8 Pernapasan B5 (Bowel)
a. Mulut : Bersih
b. Muksosa : Kering
c. Gigi : Lengkap
d. Abdomen : Abdomen
Nyeri tekan : Tidak
Luka operasi : Tidak
e. Peristalyok : 15x/menit
f. Bab : 1x/hari Terakhir tanggal:15 juli 2020
Konsistensi : Lunak
g. Diet : Lunak
h. Nafsu Makan : Menurun
i. Porsi makan : Tidak
j. NGT : Tidak
k. Mual Muntah : Tidak
l. Strie : Tidak
m. Psoas Sign : Tidak
n. Obstrurator sign : Tidak
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
3.9 Muskuloskeletal B6 (Bone)
a. Kemampuan pergerakan sendi : Bebas
b. Kekuatan otot 5 5
5 5
c. Kelainan ekstremitas : Tidak
d. Kelainan tulang belakang : Tidak
e. Fraktur : Tidak
f. Traksi/ spalk/ gips : Tidak
g. Kompartemen syndrome : Tidak
h. Kulit : Sianosis dan Kemerahan
i. Turgor : Kurang
j. Edema : Tidak

17
k. Lain – lain : Pasien juga mengeluh badan terasa lemas belum bisa
beraktifitas sehingga kebutuhan dibantu perawat dan keluarga,
respirasi pasien 26x/menit, tekanan dara pasien 100/60
Masalah Keperawatan: Intoleransi Aktifitas

3.10 Endokrin
1. Tyroid membesar : Tidak
2. Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak
3. Hiperglikemi : Tidak
4. Hipoglikemi : Tidak
5. Luka ganggren : Tidak
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah kepetawatan
3.11Personal Higiene
1. Mandi : 2x/hari
2. Sikat gigi : 2x/hari
3. Keramas : 1x/hari
4. Memotong kuku : 1minggu sekali .
5. Ganti pakaian : 2x/hari
6. Merokok : Tidak
7. Alcohol : Tidak
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
3.12Psiko – sosio – spiritual
1. Persepsi klien terhadap penyakitnya : Lainnya
2. Ekspresi klien terhadap penyakitnya : Gelisah
3. Reaksi saat interaksi : Kooperatif
4. Orang yang paling dekat : Suami
5. Hubungan dengan teman dan lingkungan : Hubungan social baik
6. Kegiatan ibadah
Sebelum sakit : Sering
Selama sakit : Kadang kadang
7. Lain – lain : Pasien mengatakan cemas saat mengalami sesak nafas,
pasien sulit untuk tidur, respirasi pasien 26 x/mnt, , nadi pasien 100
x/mnt, tekanana darah pasien 100/60 mmHg
Masalah Keperawatan: Ansietas

18
3.13Data Penunjang
Radiologi: thorak AP Cor besar dan bentuk normal, Pulmo tak
tampak infiltrat atau nodul, corakan bronkovaskular normal.
Kesan: cor dan pulmo tidak tampak kelainan
3.14Terapi Tindakan
Pasien mendapat infus D5% + Aminophiline 20 tpm, nebulizer 2 x
1 Ventolin 1 ampul, Dexamethasone 2 x 1 ampl.

Nama Golongan Fungsi

Infus D5% Golongan keras - berguna untuk mencegah


infeksi
- Bermanfaat untuk
memberikan daya tahan
pada tubuh
- Memenuhi
kebutuhan vitamin c
- Membantu memenuhi
kebutuhan mineral
- Berguna untuk
memberikan
kebutuhan karbohidrat pr
otein
- untuk memperluas saluran
Aminophiline 20  golongan bronkodilator atau pernafasan (bronkus)
tpm obat yang digunakan untuk sekaligus memperlebar
memperlancar pernafasan dan merelaksasikan otot
paru-paru, sehingga
pengguna obat ini dapat
bernafas dengan lebih
lancar.

Nebulizer 2x 1 Golongan agonis Mengobati penyakit pada Saluran


adrenoreseptor beta pernapasan
Ventolin 1 ampul

Dexamethasone 2 golongan obat kortikosteroid obat untuk mengatasi peradangan,


x 1 ampl reaksi alergi, dan dan penyakit
autoimun.

19
3.15Daftar Masalah Keperawatam

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif


2. Intoleransi aktifitas
3. Ansietas

3.16Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : px Kontraksi itot polos meningkat Bersihan jalan nafas tidak efektif


mengatakan

masih batuk, masih


Saluran pernafasan menyempit
sulit mengeluarkan
dahak, masih sesak

DO : Sesak nafas

- pasien
terlihat
tahanan jalan napas naik
gelisah
- nadi
100x/mnt,
respirasi 26 ketegangan otot inpirasi
x/mnt, naik
- Hasil
auskultasi
paru
ronkhi (+), venstilisasi terganggu

whezing
(+). batuk batuk

- Tekanan
darah
100/60 Bersihan jalan nafas tidak efektif
mmHg

sesak napas
Ansietas
frekuensi napas meningkat
DS : Px mengatakan

Cemas saat
mengalami sesak cemas
nafas.
ansietas
DO :

20
- pasien
tampak
gelisah
- pasien
terlihat
cemas
- nadi
100 x/mnt,
respirasi 26
x/mnt

suplai dan kebutuhan oksigen intoleransi aktifitas

DS : pasien
menurun
mengatkan badan
terasa lemas belum
bisa beraktifitas obstruksi saluran napas
sehingga kebutuhan
dibantu perawat dan
keluarga.
sukar bernapas (dipsnea)
DO :

- pasien
tampak napas cepat dan dangkal
lemas dan
tidak dapat
melakukan
sukar berkatifitas
aktifitasnya
secara
mandiri
- RR :
kelemahan
26x/menit
- Nadi
100x/menit
- Aktifitas intoleransi aktifitas
sehari hari di
bantu oleh
kluarga dan
perawat

21
3.17Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
keberishan jalan napas tidak efektif di tandai dengan pencetus
serangan seperti kebanyakan beraktivitas akan menjadikan
sesak nafas tahanan jalan nafas akan meningkat ketegangan
otot inspirasi akan meningkat akan muncul batuk-batuk
menjadi masalah keperawatannya bersihan jalan nafas tidak
efektif bisa di tandai denganspames jalan nafas di tandai
dengan mengatakan masih batuk, masih sulit mengeluarkan
dahak respirasi pasien 100x/mnt, respirasi 26 x/mnt, Hasil
auskultasi paru pasien ada suara nafas ronkhi dan wezzing.
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian diri
di tandai dengan Sesak nafas yang mengakibatkan frekuensi
napas meningkat akan menjadikan pasien mengalami cemas
memunculkan ansietas

22
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen menjadi obstruksi saluran
nafas atau dipsnea mempengaruhi nafas cepat dan dangkal
sukar beraktivitas menjadi kelemahan masalah keperawatan
intoleransi aktivitas muncul bisa di tandai dengan Pasien juga
mengeluh badan terasa lemas belum bisa beraktifitas sehingga
kebutuhan dibantu perawat dan keluarga.

23
3.18Intervensi Keperawatan

HARI/
WAKT
MASALAH RENCANA RASIONAL
TANGG U
AL

17 Juli Bersihan jalan nafas SIKI: Latihan batuk - Mengukur


2020 tidak efektif efektif kemampuan
pasien batuk
Tujuan : - Identifikasi efektif
kemampuan - Dengan tarik
selama 2x 24 jam batuk
nafas dengan
pasien pasien - Anjurkan cara menhan
tarik nafas
mampu batuk efektif udara dan
dalam
pasien, bisa batuk melalui melepaskan
hidung udara lalu di
efektif
selama 4 batukan bisa
1. KH : detik di mendorong
tahan 2 skutum yang
Mendemonst detik tertahan
rasikan batuk kemudian - Dapat
efektif,suara kelurkan melacarkan
nafas yang dari mulut
pernapasan
dengan bibir
tidak ada memicu - Dapat
sianosis dan - Identifikasi mempermud
dyspneu(ma dan ah pasien
mengelola dalam
mpu
kepatenan mengelurark
mengeluarka jalan nafas an sekret
n - Lakukan yang sulit
sputum,mam fisotrapi dilakukan
pu bernafas dada secara
dengan mandiri
mudah,tidak - Pemebrian
- Berikn
oksigen
ada pursed oksigen
dapat
lips) membantu
2. Tanda –tanda mencukupi
Manajemen jalan
vital dalam napas kebutuhan
rentang oksigen
normal - Monitor - Memantau
pola nafas pola napas
- Berikan pasien
posisi adanya scret
nyaman - Meberikan
- Lakukan posisi semi
penghisap foler dapat
lender mencegah
kurang drai

24
15 detik adanya sesak
- Membersihk
an saluran
Pemantauan
nafas dari
respirasi
sekret agar
nafas dapat
- Monitor
adekuat
frekuensi,
irama - Mengukur
kedalaman kekuatan
dan upaya paru2 dalam
napas proses
- Monitor ekspirasi dan
adanya inspirasi
sumbatan - Mempenuhi
Jalan nafas kebutuhan
- Auskultasi oksigen
bunyi nafas paru2 yang
adekuat.
- Mempenuhi
kebutuhan
oksigen
paru2 yang
adekuat.
- Auskultasi
dengan
menggunaka
n stetoskop

17 Juli Ansietas SIKI: Reduksi ansietas - Mendata


2020 - Identifikasi saat tingkat
Tujuan: setelah di tingkat ansietas ansietas agar
lakukan 1x 24 jam berubah mengetahui
pasien mampu pasien
menghilangkan rasa - Monitor tanda ansietas nya
tanda ansietas
kecemasan pada berlebihan
dirinya atau tidak
- Latih teknik
relaksi
- Mengecek
KH: tanda tanda
- Motivasi ansietas
Pasien akan menurun
mengidentifikasi pasien
anoreksia,pasien tidak
situasi yang - Melatih
mengalami palpitasi,
memicu teknik reaksi
menurunya perlaku kecemasan supaya
gelisah pada pasien Terapi relaksasi meringankan
tingkat
- Identifikasi ansietas
penurunan - Memotivasi
tingkat pasien agar

25
energy tidak merasa
- Periksa cemas
ketegangan - Membaca
otot, buku dan
frekuaensi menengrkan
nadi, music
tekanan - Mendata
nadi, tekan akibat
darah, dan penurunan
suhu seblum energy
dan sesudah - Mengetahui
latihan
kondisi paru
paru
- Gunakakan
- Pakaian
pakaian
longgar
longgar
dapat
- Anjurkan membebaska
mengambil n gerak dada
posisi dan organ
nyaman paru,
- Anjurkan memakai
rileks dan baju tipis
merasakan - Posisi
sensasi setengah
relaksasi duduk dapat
- Anjurkan mengurangi
sering tekanan
mengulangi
organ paru
oleh
atau melatih
diafragma.
teknik yang
- Pasien rileks
di pilih
organ tubuh
akan tidak
terganggu
- Sering
melakukan
teknik yang
disukai
misalnya
membaca,
mendengark
an music
atau gerkana
otot

17 Juli Intoleransi aktifitas SIKI: Managemen

26
2020 Tujuan: selama 1x24 aktivitas - Mencegah
jam pasien mampu terjadinya
- Monitor kelemahan fisik
berkatifitas kembali
kelelahan fisik - Membatu atau
1. KH: Beraktivitas dan emosional mecegah
tanpa disertai - Lakukan latihan terjadinya
kekauan otot
peningkatan rentang gerak
- Membuat
2. Ttv normal pasif dan aktif menumbuhkan
3. Ventilasi adekuat - Berikan rasa nyaman dan
aktivitas menhutangi apa
distraksi yang yang di rasakan
menenangkan - melatih kekuatan
- Anjurkan otot
- melatih
melakukan
ketengangan
aktivitas secara otot dengan cara
bertahap gerak kaki dan
- Ajarkan tangan Dengan
strategi koping mengetahui
untuk strategi koping
akan membuat
mengurangi
fisik maupun
kelelahan
psikologis akan
- Kolaborasi rileks.
dengan ahli gizi - memberikan
tentang cara makanan 4 sehat
meningkatkan 5 sempurna,
asupan Mengetahui
kebutuhan
makanan
nutrisi yang
dibutuhkan.
Terapi aktifitas - Mengetahui
tingkat
- Identifikasi kelemahan fisik.
defisit tingkat - Memberikan
aktifitas atau masukan
- Fasilitasi focus - Kekuatan otot
pada dapat terbentuk
kemampuan apabila motorik
bukan defisit sudan membaik.
yang di alami
- Fasilitasi
aktivitas motoric
untuk meralakasi
otot

27
3.19Implementasi

HARI/

TANGGAL MASALAH WAKTU TINDAKAN TTD

17 Juli 2020 Bersihan jalan 08:00 - Memastikan kemampuan Windy


nafas tidak batuk pasien
R/ : Pasien batuk saat sesak
efektif
nafas

- Mengajarkan tarik nafas


08:10 dalam dari hidung melalui
mulut 4detik , ditahan 2
detik perlahan udara di Windy
hembuskan melalui mulut
sambil rileks
R/ : Pasien tampak kesusahan
untuk tarik nafas

28
08:15 - Memberikan nebul sesuai Windy
aturan
R/ : Pasien terlihat kurang
mampu untuk bernapas

- Melakuakukan fisotrapi dada


08:20 vibrasi Windy
R/: pasien terlihat lebih tenang

- Memberikan oksigen
08:30 R/: pasien mulai tenang Windy

Intoleransi 08:35 - Membantu mengatasi aktivitas


aktfitas yang dapat menganggu fungsi
tubuh yang menyebabkan Windy
kelelahan

R/: pasien mapu mentasi


aktifitas

08:40 - Setiap 6 jam memantau Windy


kelelahan fisik dan emosional
pasien
R/: pasien mampu
menghilangkan rasa
kelehannya

- Mengajrkan pasien untuk


08:50 melakukan senam di bed Windy
dengan level yang rendah
seperti mengangkat kaki atau
tangan
R/: Pasien mampu mengangkat
kaki dan tangannnya pada saat
senam di bad

- Menyuruh pasien untuk


membaca buku atau hal yang
09:00 disenangi Windy
R/: klien mulai tenang

- Mendampingi pasien untuk


09:00 sikat gigi secara mandiri atau
makan sendiri
R/: pasien mau sikat gigi dan Windy
mau makan sendri

- Menbantu meningkatkan rasa


09:05 percaya diri dan rasa mampu
pada diri sendiri
R/: pasien mencoba semangat Windy

29
09:10 - Berkolaborasi dengan ahli gizi
dalam pemenuhan nutrisi
R/: pasien mampu untuk makan
yang sudah di berikan atau
sudah di jadwal kan oleh dokter

atau perawat Windy

- Memastikan kapan tingkat


ansietas berubah
Ansietas 09:15 R: pasien cemas pada saat Windy
sesak nafas
- Memonitor tanda tanda
ansietas
09:15 R/: pasien sudah tau akibat Windy
dirinya bisa cemas
- Melatih teknik relaksi relaksi
09:20 ( bernapas secara sadar,
berlatih meditasi keasaran)
R/: klien mrngikuti teknik Windy
relaksasi yang di ajarkan
perawat
- Memotivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu kecemasan
R/: pasien mengatakan mau
09:25 ingin lebih semangat

Windy

3.20Evaluasi

Masalah Evaluasi

Bersihan jalan nafas tidak S: mengatakan masih sesak nafas. Pasien mengatakan masih
efektif batuk, masih sulit mengeluarkan dahak

17 Juli 2020 O:saat di auskultasin klien batuk batuk wheezing ronki dll

A: masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi 1-5

- Memastikan kemampuan batuk pasien

30
R/ : Pasien batuk saat sesak nafas (09:30)

- Mengajarkan tarik nafas dalam dari hidung melalui


mulut 4detik , ditahan 2 detik perlahan udara di
hembuskan melalui mulut sambil rileks
R/ : Pasien tampak kesusahan untuk tarik nafas (09:32)

- Memberikan nebul sesuai aturan


R/ : Pasien terlihat kurang mampu untuk bernapas
(09:35)

- Melakuakukan fisotrapi dada vibrasi


R/: pasien terlihat lebih tenang (09:40)

- Memberikan oksigen (09:45)


R/: pasien mulai tenang

S: Pasien mengatakan masih badan terasa lemas belum bisa


Intoleransi aktifitas beraktifitas sehingga kebutuhan dibantu perawat dan
keluarga.
17 Juli 2020
O: Pasien tampak lemas

A: Masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi 3,4,5,6,7

- Mengajrkan pasien untuk melakukan senam di bed


dengan level yang rendah seperti mengangkat kaki atau
tangan
R/: Pasien mampu mengangkat kaki dan tangannnya
pada saat senam di bad (09:46)

- Menyuruh pasien untuk membaca buku atau hal yang


disenangi
R/: klien mulai tenang (09:50)

- Mendampingi pasien untuk sikat gigi secara mandiri atau


makan sendiri
R/: pasien mau sikat gigi dan mau makan sendri (09:51)

- Menbantu meningkatkan rasa percaya diri dan rasa


mampu pada diri sendiri
R/: pasien mencoba semangat (09;53)

- Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam pemenuhan nutrisi


R/: pasien mampu untuk makan yang sudah di berikan
atau sudah di jadwal kan oleh dokter

31
atau perawat (09:56)

Ansietas S: Pasien mengatakan masih merasa cemas

17 Juli 2020 O: Klien tampak gelisah dan cemas

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi 1-4

- Memastikan kapan tingkat ansietas berubah


R: pasien cemas pada saat sesak nafas (10:00)
- Memonitor tanda tanda ansietas
R/: pasien sudah tau akibat dirinya bisa cemas (10:02)
- Melatih teknik relaksi relaksi ( bernapas secara sadar,
berlatih meditasi keasaran)
R/: klien mrngikuti teknik relaksasi yang di ajarkan
perawat (10:05)
- Memotivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
R/: pasien mengatakan mau ingin lebih semangat (10:10)

3.21 Catatan perkembangan

MASALAH EVALUASI

TANGGAL : 18 Juli 2020 ( 08: 00- selesai )

19 Juli 2020 (13:00-selesai)

Bersihan jalan nafas tidak S: Pasien mengatakan masih sesak, batuk berkurang dan
efektif dahak bisa keluar, dahak berwarna putih kekuningan sudah
tidak lengket.
18 Juli 2020
O: pasien terlihat masih sesak dan dahak berwarna putih
kekuningan sudah tidak lengket , respirasi 24 x/mnt nadi
100 x/mnt

A: masalah bersihan jalan nafas tidak efektif sudah teratasi


sebagaian

32
P: ajarkan batuk efektif dan fisiotrapi dada (clapping)

I : mengajarkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4


detik di tahan 2 detik kemudian kelurkan dari mulut dengan
bibir memicu selama 8 detik dan lakukan fisiotrapi dada
(clapping)

08:05 – 08 : 25

E: batuk berkurang dan dahak bisa keluar, dahak berwarna


putih kekuningan sudah tidak lengket.

S: Pasien mengatakan setelah mendapat penjelasan dari


Ansietas dokter cemas yang dia rasakan mulai berkurang

18 Juli 2020 O: pasien tidak gelisah, terlihat sudah lebih rileks dan
tenang

A: masalah cemas teratasi

P: intervensi di hentikan

I:

E:

S: Pasien mengatakan masih belum bisa beraktivitas sendiri,


kebutuhan masih dibantu oleh keluarga dan perawat
Intoleransi Aktifitas
O: Pasien telihat belum bisa melakukan aktifitas mandiri
18 Juli 2020
A: masalah intoleransi aktifitas masih belum teratasi

P: lanjutkan intervensi 1,3 dan 4

I: Membantu mengatasi aktivitas yang dapat menganggu


fungsi tubuh yang menyebabkan kelelahan, Mengajrkan
pasien untuk melakukan senam di bed dengan level yang
rendah seperti mengangkat kaki atau tangan, Menyuruh
pasien untuk membaca buku atau hal yang disenangi

8:30 – 08;45

E: pasien masih belum bisa berakfitas sendri

33
Bersihan jalan nafas tidak S: Pasien mengatakan sesak sudah banyak berkurang, tidak
efektif batuk dan dahak bisa keluar, dahak berwarna putih
kekuningan tidak lengket.
19 Juli 2020
O: Pasien terlihat sesak berkurang, terlihat sudah tidak
13:00- Selesai batuk respirasi 20 x/mnt

A: bersihan jalan napas tidak efektif sudah teratasi

P : Intervensi di hentikan

I:

E:

Ansietas S: pasien mengatakan sudah bisa reileks dan tenang


19 Juli 2020 O: pasien terlihat lebih tenang tidak cemas lagi

A: masalah cemas teratasi

P: intervensi di hentikan

I:

E:

Intoleransi aktifitas S: pasien mengatakan sudah mulai beraktifitas sendiri


19 Juli 2020 dengan di dampingi keluarga

O: pasien terlihat sudah bisa beraktifitas sendri meskipun


masih di bantu peleh keluarga

A: kekuatan tubuh pasien belum maksimal dalam artian


masih lemas

34
P : mengedukasi pasien untuk proses pulang kerumah

I: gerakan aktif dan pasif di lakukan dirumah

E: Pasien masih perlu bantuan saat beraktifitas

BAB 4
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan kesamaan dan kesenjagan antara kasus
nyata dan teori, meliputi pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi dan
evaluasi dari masalah keperawatan Ny. P.A dengan Asma Bronkiale
4.1 Pengkajian
Pada pengkajian secara teori di dapatkan utama pada pasien dengan
masalah keperawatan utamanya bersihan jalan napas tidak efektif dengan
diagnosaasma bornkiale sesak napas , batuk, dan suara napas mengi. Hal
ini sesuai denga kasus nyata di mana Ny.P.A Juga mengalami sesak napas,
batuk dan terdengar suara mengi ( wheezing0 dan rochi saat aulkutasi.
Pada pemeriksaan fisik tidak di temukan kesenjangan antar teori dengan

35
kasus nyata, yaitu pada B1 adanya bunyi napas mengi atau(wheezing) dan
ronchi, batuk, RR 22x/menit pada Ny. P.A RR: 26x/menit, nadi dari
80x/menit, Spada Ny. P.A nadi 100 x/mnt bersihan jalan napas tidak
efektif , Pada B2 ada nyeri dada, B3 baik tidak ada masala, B4 baik tidak
ada masalah, B5 Baik tidak ada masalah, B6 lemas menajdi Masalah
keperawatan intoleransi aktifitas

4.2 Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang di angkat pada asma bronkiale adalah
bersihan jalan napas tidak efektif, , ansietas intoleransi aktifitas , pola
napas tidak efektif.
Pada kasus nyata, diagnosa keperawatan yang diangkat adalah
adalah bersihan jalan napas tidak efektif, ansietas. intoleransi aktifitas.
Dari data diatas penulis menyimpulkan bahwa terdapat kesamaan antara
diagnosa keperawatan secara teori dan diagnosa keperawatan pada kasus
nyata yaitu, sama – sama mengangkat diagnosa keperawatan bersihan
jalan napas tidak efektif.
4.3 Intervensi
Dalam teori intervensi yang didapatkan yaitu kaji TTV dan
auskultasi bunyi nafas, memberikan posisi yang nyaman, tingkatkan
masukan cairan dengan memberikan air hangat, dorong atau bantu latihan
nafas dalam dan batuk efektif, kolaborasi pemberian nebulizer, sedangkan
pada kasus nyata Identifikasi kemampuan batuk, Identifikasi dan
mengelola kepatenan jalan nafas , Lakukan fisotrapi dada, Berikn oksigen,
Monitor pola nafas , Posiskan semi fowler atau fowler, Auskultasi bunyi
nafas
4.4 Implementasi
Pada saat di lakukan tindakan keperawatan, klien sangat kooperatif
terhadap semua tindakan yang di berikan yaitu menjelaskan bahwa sesak
yang di alami klien karena adanya penumbukan scret, terdapat bunyai
napas rongki dan wheezing, memeriksa pemeriksaan fisik keadaan umum

36
kesan sakit sedang, kesadaran compos mentis, tekanana darah 100/60
mmHg, nadi 100 x/mnt, respirasi 26 x/mnt, suhu aksila 36,3 °C

4.5 Evaluasi
Evaluasi pada diagnose keperawatan yang didapat pada pasien
setelah dilakukan tindakan keperawatan pada diagnose prioritas yaitu
bersihan jalan nafas tidak efektif teratasi pada hari ke 3, pasien sudah
benyak berkurang sesaknya, tidak ada batu lagi, dahak bisa keluar dahak
berwana putih kekuningan dan tidak lengket, respirasi sudah normal
20x/menit Hal ini karena intervensi yang diberikan sesuai dengan intruksi
dokter dan pasien serta keluarga juga kooperativ saat dilakukan tindaan
keperawatan. Pada diagnose ke dua, anietas teratasi pada hari kedua,
pasien suda bisa rileks dan tenang, pasien sudah tidak merasa cemas Hal
ibi karena intervensi yang diberikan sesuai dengan intruksi dokter dan
pasien serta keluarga juga kooperatif saat dilakukan tindakan keperawatan.
Pada diagnose ketiga yaitu intoleransi aktifitas dapat teratasi sebagian
hari ketiga pasien mengatakan sudah mulai beraktifitas sendiri dengan di
dampingi keluarga, kekuatan tubuh pasien belum maksimal dalam artian
masih lemas

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dari kasus pasien Ny. P A dengan masalah diagnose
asma bronkiale , penulis, menyimpulkan sebagai berikut
5.1.1. Pengkajian
pengkajian merupakan tahap awal. Hasil pengkajian pada Ny. P.A
px mengatakan masih sesak nafas. Pasien mengatakan masih batuk,
masih sulit mengeluarkan dahak, Ada suara wheezing dan ronkhi.

37
Hasil TTV TD: 100/60 mmHg, nadi 100 x/mnt, respirasi 26 x/mnt,
suhu aksila 36,3 °C.
5.1.2. Diagnosa
Diagnosa yang diangkat pada pasien pada pasien asma bronkiale
adalah bersihan jalan nafas tidak efektif, ansietas dan intoleransi
aktifitas, tetapi diagnose utama bersihan jalan nafas tidak efektif
5.1.3. Intervensi

Intervensi keperawatan untuk masalah bersihan jalan nafas tidak


efektif Identifikasi kemampuan batuk, Anjurkan tarik nafas dalam
melalui hidung selama 4 detik di tahan 2 detik kemudian kelurkan dari
mulut dengan bibir memicu, Identifikasi dan mengelola kepatenan
jalan nafas, Lakukan fisotrapi dada, Berikn oksigen . intervensi
ansietas, Identifikasi saat tingkat ansietas berubah Monitor tanda tanda
ansietas , Latih teknik relaksi , Motivasi mengidentifikasi situasi yang
memicu kecemasan. Intervensi intoleransi aktifitas Monitor kelelahan
fisik dan emosional, Lakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif,
Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan, Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap , Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan, Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan

5.1.4. Implementasi
Implementasi yang diberikan sama dengan intervensi yang ada.
5.1.5. Evaluasi
Evaluasi yang didapatkan pada diagnosis pertama dapat teratasi
karena pasien sudah tidak sesak dan batuk

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswa
Saran bagi mahasiswa agar lebih memperdalam pengetahuan
tentang asma bornkiale dan bagaimana penanganan dari penyakit tersebut

38
terutama dalam mengatasi masalah keperawatan yang muncul pada pasien
akibat penyakit tersebut. Hal itu dapat membantu mahasiswa ketika
dilapangan menemukan pasien dengan asma bronkiale.
5.2.2 Bagi Perawat
Saran bagi perawatan agar dalam melakukan asuhan keperawatan
kepada pasien status arthmatikus, lebih diperhatikan lagi masalah
keperawatan yang muncul dan perlu dilakukan pengkajian yang lebih teliti
agar masalah keperawatan yang dialami pasien dapat diatasi dan
kebutuhan pasien dapat terpenuhi.

39
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito-Moyet, L. J. (2006). Handbook of nursing diagnosis. Lippincott


Williams & Wilkins.

Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik Ed.6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.

Setiadi.2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jogjakarta : Graha Ilmu.

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 Edisi 4.


Jakarta : Buku Kedokteran EGC

PPNI(2018), Standart Intervensi keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1 Jakarta: DPP PPNI

PPNI(2018), Standart Luaran keperawatan Indonesia: Definisi dan Kreteria Hasil


Keperawatan, Edisi 1 Jakarta: DPP PPNI

PPNI(2018), Standart Diagnosis keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnosis Keperawatan, Edisi 1 Jakarta: DPP PPNI

40

Anda mungkin juga menyukai