PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Oleh:
Proposal Penelitian
Diajukan oleh :
Dosen Pembimbing
Ns. Dirgantari Pademme, S.Kep., M.Kep Ns. Novita Mansoben, S.Kep., M.Kep
NIDN. 1409128902 NIDN. 1426118801
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKES PAPUA
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
kesehatan yang diberikan, sehingga penulisan Proposal ini dapat terselesaikan tepat
terlaksana karena berkat bantuan curahan pikiran, waktu dan tenaga dari berbagai
pihak yang tidak mampu penulis sampaikan satu demi satu. Namun demikian untuk
belajar mengajar.
6. Ns. Evi Hudriyah, S.Kep., M.Kep., M.Kes Ketua Penguji atas kritik dan saran
iii
7. Ns. Irma Idris, S.Kep., M.Kep selaku anggota penguji I kritik dan saran dalam
8. Ns. Inggerid A. Manoppo, S.Kep., M.Kep selaku anggota penguji II kritik dan
10. Seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis sebutkan
kesempurnaan dan untuk itu kritik dan saran sangatlah penulis harapkan untuk
perbaikan kedepan, Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkati hasil karya ini.
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
DAFTAR SINGKATAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
262 juta orang menderita asma dan menyebabkan 461.000 kematian. Kematian
melaporkan penyakit asma masuk dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan
kematian. Angka kejadian asma tahun 2013 sebesar 4,5% menurun di tahun
provinsi sebesar 2,33% lebih rendah dari rata – rata nasional (Riskesdas, 2018).
secara eksternal disebabkan oleh zat iritasi sepati debu, asap rokok, gas dan
bahanbahan kimia, zat allergen seperti bulu binatang terutama bila menderita
1
2
aktivitas fisik yang berlebihan terutama pada exercise induced asma, gangguan
menyerang lebih dari 1 kali dalam satu minggu sedangkan dalam kurun waktu
1 bulan bisa mencapai lebih dari 2 kali. Serangan dapat mengganggu aktivitas
dan tidur yang bisa menyebabkan sesak dan harus taat untuk minum obat
selama gejala asma bronkiale tersebut masih menyerang (Brunner & Suddarth,
2015)
kekambuhan asma yang sering sebanyak 47%, kadang –kadang sebanyak 37%
adanya usaha yang baik dalam mengontrol dan menghindari alergen. Hal ini
Penelitian (Astuti & Darliana, 2018) di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
pada tahun 2020 sebanyak 458 kasus. Data dari IGD RSUD Manokwari pada
tahun 2020 jumlah pasien Asma sebanyak 234 pasien dan pada bulan Januari
– Oktober 2021 tahun 2021 sebanyak 244 pasien. Pasien datang dengan
keluhan atau diagnosis pertama kali menderita asma, kontrol ulang maupun
mencegah stress. serta faktor yang sulit dihindari adalah fakktor lingkungan
namun dapat dicegah bila penderita asma membawa obat bila terjadi serangan
mendadak asma.
B. Rumusan Masalah
ini adalah “Apakah ada hubungan pengetahuan pasien tentang asma dengan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
RSUD Manokwari.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat ilmiah
2. Manfaat institusi
3. Manfaat praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
seseorang (Bakri, 2017). Pengetahuan adalah hasil yang didapat setelah orang
pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Perilaku yang didasari oleh
2. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (know)
sebelumnya.
b. Memahami (comprehension)
5
6
c. Aplikasi (aplication)
d. Analisa (analysis)
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
a. Usia
b. Pendidikan
seseorang kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal, tidak dapat
c. Pekerjaan
pencaharian
d. Minat
terhadap sesuatu
e. Pengalaman
kesan yang sangat mendalam dan teringat dalam emosi kepada seseorang.
f. Informasi
B. Asma
1. Pengertian
Penyakit Asma berasal dari kata “Asthma” yang diambil dari bahasa
mengi, sesak napas, dada terasa berat, batukbatuk terutama pada malam hari
atau dini hari/subuh. Gejala ini berhubungan dengan luasnya inflamasi, yang
dengan “mengi” atau suara bersiul bernada tinggi yang terdengar saat
bernafas, terutama pada saat bernafas. Namun, mengi tidak selalu terjadi, dan
asma juga bisa melibatkan sesak napas atau batuk, terutama pada anak-anak.
Asma paling umum berkembang pada anak usia dini, dan lebih dari tiga
perempat anak-anak yang mengalami gejala asma sebelum usia 7 tahun tidak
lagi memiliki gejala asma pada usia 16 tahun. Namun, asma dapat
Asma adalah gangguan pada bronkus dan trakhea yang memiliki reaksi
obstruksi pada bronkus yang mengalami inflamasi dan memiliki respon yang
mengi, batuk, dan rasa sesak di dada yang berulang dan timbul terutama pada
dengan kejadian asma alergi. Selain itu, alergen pada manusia juga dapat
fungsi epitel telah dihancurkan, maka alergen dan partikel lai dapat dengan
mudah masuk ke area yang lebih dalam yaitu di daerah lamina propia.
tersebut dapat masuk ke daerah epitel dan melakukan penetrasi lebih dalam
di saluran pernapasan.
non imunologi juga merupakan faktor pencetus dari asma termasuk perokok
10
aktif ataupun pasif. Sekitar 25%-30% dari pengidap asma adalah seorang
perokok. Dari data ini, dapat kita tarik kesimpulan bahwa merokok maupun
dari penderita asma. Terpapar asap rokok yang lama pada penderita asma juga
2018).
a. Faktor host
1) Genetik
2) Obesitas
BMI > 30 kg/m2 dan sulit untuk dikontrol. Efek obesitas pada mekanisme
fungsi paru, dalam hal ini pasien obesitas memiliki pengurangan volume
3) Jenis kelamin
Pada usia anak-anak yaitu sebelum usia 14 tahun, jenis kelamin laki-
tesebut dikarenakan ukuran paru-paru pada laki-laki ketika lahir lebih kecil
b. Faktor lingkungan
1) Alergen
alergen dibagi menjadi dua, yaitu alergen indoor dan alergen outdoor.
didapatkan dari dalam ruangan, seperti debu rumah, bulu pada binatang
(anjing, kucing, dan hewan pengerat), alergen pada kecoak dan jamur
2) Infeksi
menghasilkan pola gejala bronkiolitis yang mirip dengan gejala asma pada
3) Asap rokok
pederita.
4) Makanan
sapi maupun susu protein kedelai memiliki insiden lebih tinggi mengalami
a. Genetik
gen yang diidentifikasi bertanggung jawab lebih dari 100 jenis gen dan
13
asma.
b. Lingkungan
pada anak-anak yang diwakili oleh alergen, asap rokok, infeksi pernapasan
dan polusi udara. Perubahan cuaca, cuaca lembab dan hawa pegunungan yang
c. Alergen
Alergen dalam ruangan (tungau debu, jamur dan bulu binatang) dan
alergen luar ruangan (serbuk sari dan jamur) mampu memicu sensitisasi
dengan paparan yang lama dan memicu asma akut. Sensitisasi alergi, dalam
d. Asap Rokok
e. Obesitas
determinasi penyakit.
f. Vitamin D
janin. Kadar 25-OH vitamin D dari darah tali pusat berkorelasi terbalik
g. Infeksi
menyebabkan mengi, yang pada saat tertentu dapat berkembang pada asma
3. Patofisiologi
asma bersifat recurrent dan disebabkan oleh berbagai perubahan dalam saluran
napas, meliputi:
15
a. Bronkokonstriksi
klinis asma adalah penyempitan saluran napas yang diikuti oleh gangguan
aliran udara. Pada asma eksaserbasi akut, kontraksi otot polos bronkus
atau iritan. Bronkokonstriksi akut yang diinduksi oleh alergen ini merupakan
lebih progresif, akan diikuti oleh munculnya faktor lain yang lebih membatasi
c. Airway Hyperresponsiveness
d. Airway Remodeling
saluran napas, terkait hilangnya fungsi paru secara progresif yang tidak dapat
terhadap terapi yang diberikan. Biopsi bronkial dari pasien asma dapat
napas mengalami perlukaan secara kronis serta tidak terjadi proses perbaikan
4. Manifestasi Klinis
Gejala klinis yang muncul pada penderita asma adalah sebagai berikut
(Gina, 2018):
a. Sesak napas
b. Batuk
saluran pernapasan dan partikel asing melalui gerakan silia mukus yang
ritmik keluar. Batuk yang terjadi pada penderita asma sering bersifat
produktif.
dihasilkan dari tekanan aliran udara yang melewati mukosa bronkus yang
d. Pucat
karena kadar karbondioksida yang ada lebih tinggi daripada kadar oksigen
jaringan.
e. Lemah
bersifat aerobic seperti glikolisis, jika jumlah oksigen berkurang maka proses
mengeluh lemah.
18
5. Penegakan Diagnosis
b. Gejala dapat berupa batuk, sesak napas, rasa berat di dada, dan adanya
dahak
tanda dan gejala lain yang dapat meningkatkan kecurigaan terhadap asma
yang dapat dinilai adalah terdapat suara mengi (wheezing), terutama lebih
hal-hal berikut:
a. Memiliki riwayat:
3) Kesulitan bernapas
berikut:
1) Bulu binatang
3) Perubahan temperatur
4) Debu tungau
6) Melakukan aktivitas
9) Rokok
saluran napas dan tanda yang khas yaitu adanya suara mengi saat
dilakukan auskultasi.
normal pada auskultasi walaupun pada pengukuran faal paru telah terjadi
asma antara lain uji provokasi bronkus dan pengukuran status alergi. Uji
spesifik serum, namun cara ini tidak terlalu efektif dalam mendiagnosis
pencetus.
b. Imunodefisiensi
d. Bronchitis Bacterial
respons buruk terhadap beta-2 agonis, serta respons yang baik terhadap
(Bronchoalveolar Lavage).
e. Airway Malacia
g. Kebiasaan Batuk
saat tidur, serta tidak didapatkan temuan fisik. Tidak perlu dilakukan
yang memburuk secara mendadak, serta tidak ada respons terhadap obat
serangan.
i. Bronchiolitis obliterans
memiliki riwayat infeksi virus yang parah pada saat usia 3 tahun
6. Klasifikasi
7. Penatalaksanaan Asma
edukasi, obat Asma (terdiri dari pengontrol dan pelega), dan menjaga
exercise
keturunan. Apabila salah satu atau kedua orangtua, kakek, atau nenek menderita
penyakit asma maka penyakit asma dapat diturunkan ke anak. Asma juga tidak
dapat disembuhkan dan obat-obatan yang ada saat ini hanya berfungsi untuk
penderita bisa bebas dari gejala penyakit asma yang mengganggu sehingga dapat
asma sempai saat ini ditujukan untuk mengontrol gejala asma. Kontrol yang baik
memperoleh aktivitas sosial yang baik dan meningkatkan kualitas hidup pasien
1. Definisi
mungkin dapat saja bantal, kasur pakaian jenis tertentu, hewan peliharaan,
sabun, makanan tertentu, jamur dan serbuk sari. Jika serangan berkaitan
26
dengan musim, maka serbuk sari dapat menjadi dugaan kuat. Upaya yang
2015):
a. Faktor Ekstrinsik
1) Zat iritasi sepati debu, asap rokok, gas dan bahanbahan kimia.
2) Zat allergen seperti bulu binatang terutama bila menderita Asma alergi.
b. Faktor intrinsik:
4) Faktor pekerjaan.
bisa menyerang lebih dari 1 kali dalam satu minggu sedangakan dalam kurun
mengganggu aktivitas dan tidur yang bisa menyebabkan sesak dan harus
taat untuk minum obat selama gejala asma bronkiale tersebut masih
pencetus.
27
faktor risiko asma sudah diprediksi dengan baik sebelumnya. Ada beberapa
faktor risiko yang tindakan pencegahannya mudah dilakukan, namun ada juga
menderita asma sejak kecil dan juga ada keterlibatan faktor genetik, atau
lapangan faktor risiko asma yang sering menyebabkan kemunculan gejala dan
terkait kondisi geografis, alergen, aktivitas fisik, asap rokok, ekspresi emosi
yang berlebihan, dan polusi udara. Faktor risiko yang tersering menyebabkan
udara dingin dan kering harus dihangatkan dan dijenuhkan dengan uap air
Hal ini tidak timbul jika orang tersebut menghirup udara hangat dan
jenuh yang ventilasi menitnya sama dengan ventilasi menit udara dingin dan
kekambuhan asma. Walau demikian, aktivitas fisik juga tidak dapat dihindari,
harus dihindari oleh penderita asma adalah asap rokok. Asap rokok sangat
sistem pernafasan paling akhir, yaitu alveolus di antara seluruh partikel yang
ada di udara bebas (Kalsum, 2021). Hal ini setara dengan kemampuan difusi
virus. Asap rokok juga mampu membuat sel-sel epitel jalan nafas
diri juga terganggu, sehingga dahak dan iritan lain tidak bisa dikeluarkan.
Hal ini berarti penderita asma akan lebih mudah terkena penyakit
infeksi saluran nafas. Gejala asma juga akan muncul akibat infeksi di saluran
diketahui dengan mengukur kadar cotinin pada air ludah, sehingga penderita
asma bisa lebih waspada (Hidayati, 2015). Asma dipengaruhi oleh stres
psikologis Emosi dan perasaan seperti khawatir, cemas, takut, dan panik,
sehingga bronkiolus menjadi lemah dan kejang. Ekspresi emosi yang ekstrim
penyempitan jalan nafas (GINA, 2018). Penderita asma dengan stress kerja
yang tinggi biasanya memiliki banyak beban pikiran, yang terkadang tidak
bisa dilimpahkan pada orang lain. Hal ini membuat manifestasi klinis asma
suatu kondisi seperti depresi, kesepian, merasa tidak dicintai, sedih, dan lain-
lain (Hidayati, 2015). Di saat seperti ini, gejala asma sering muncul. Maka
lingkungannya agar ekspresi asma tidak muncul akibat emosi yang dirasakan
tersensitisasi (GINA, 2018). Gejala asma akan mulai terasa parah bila nilai
PSI berada di angka 50-100, dengan kata lain tingkat polusinya sedang.
Partikel-partikel yang secara normal tidak terdapat dalam udara bebas sangat
alergen bagi penderita asma. Cara agar ekspresi asma tidak muncul adalah
D. Kerangka Teori
Adapun kerangka teori dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini.
Etiologi
1. Faktor host Faktor Resiko Kekambuhan
Genetik, obesitas jenis Asma
kelamin
1. Faktor Ekstrinsik
2. Faktor Lingkungan 1) Zat iritasi sepati debu,
Alergen, infeksi, asap asap rokok, gas dan
rokok, makanan bahanbahan kimia.
2) Zat allergen seperti
bulu binatang terutama
bila menderita Asma
alergi
2. Faktor Intrinsik
Faktor yang mempengaruhi 1) Perubahan temperature
pengetahuan yang mendadak.
2) Aktivitas fisik yang
1. Usia berlebihan terutama
2. Pendidikan pada exercise induced
3. Pekerjaan asma.
4. Minat 3) Gangguan emosi dan
5. Pengalaman stress.
6. Informasi 4) Faktor pekerjaan.
Upaya Pencegahan
Pengetahuan Paisen
Kekambuhan Asma
Asma
Variabel Perancu
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
Keterangan :
: Variabel diteliti
Gambar 2.2.
Kerangka Konsep Penelitian
33
F. Definisi Operasional
pencegahan asma.
b. Kriteria objektif :
b. Kriteria objektif :
G. Hipotesis
METODE PENELITIAN
crossectional study, yakni variabel diukur dalam waktu bersamaan (at one time
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2022 s.d Januari 2022.
1. Populasi
sebanyak 58 orang.
2. Sampel
34
35
N
n = —————
1 + N (d)2
Keterangan:
n : Besar sampel
N : Besar populasi
berikut:
58 58 58
n = ——————— = ————— = ———
1 + 58 (0,05)2 1 + 0,145 1,145
list.
36
6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,
29, 30) yang bila dijawab benar bernilai 1 dan salah bernilai 0 dan
salah bernilai 1 dengan kriteria pengetahuan baik jika skor jawaban benar >
50% dan pengetahuan kurang jika skor jawaban benar < 50%. Kuisioner
diadopsi dari penelitian Saragih (2017) yang sudah diuji valid dan
reliabilitas.
yang bila dijawab ya atau dilakukan bernilai 1 dan tidak dilakukan bernilai 0
dengan kriteria pencegahan baik jika skor jawaban dilakukan > 50% dan
pencegahan kurang jika skor jawaban dilakukana < 50%. Kuisioner diadopsi
dari penelitian (Hasmira, 2017) yang sudah diuji valid dan reliabilitas..
penjelasan maksud dan tujuan penelitian. Jika setuju, maka diberikan lembar
37
dinilai dan dianalisis dan dipresentasikan dalam bentuk tabel dan dinarasikan.
F. Pengolahan Data
salah, memeriksa jawaban, pada tahap ini tidak dilakukan pergantian atau
kuesioner responden dengan diberi kode jawaban dengan cara angka atau kode
G. Analisis Data
1. Analisis Univariat
2. Analisis bivariat
diolah dengan menggunakan uji chi square dengan tingkat signifikansi 95%,
α = 0,05. Kesimpulan :
Ho ditolak.
dan Ha ditolak.
H. Etika Penelitian
1. Beneficence
responden merasa tidak ada kerugian yang mungkin dialami jika ikut
Responden memiliki hak secara bebas, tidak ada sanksi dari manapun dan
penelitian ini.
3. Non maleficience
4. Confidentiality
data dan laporan penelitian telah selesai, maka data tersebut dapat dibuang.
dimusnahkan.
5. Justice
dalam pemilihan responden. Semua memiliki hak yang sama untuk dipilih
etnis, jenis kelamin, maupun kelas sosial. Dalam penelitian ini, peneliti
penelitian.
lembar alat dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.
menolak untuk diteliti peneliti tidak dipaksa dan tetap menghormati haknya.
dengan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Global Initiative for Asthma (GINA). Global strategy for asthma management and
prevention. Updated 2018. Tersedia online pada: http://www.ginasthma.org
[Diakses pada tanggal 20 Desember 2021]
Global Internitiative for Asthma. 2021. Global Strategy For Asthma Management
and Prevention. Tersedia online pada: ttps://ginasthma.org/wpcontent/
uploads/2019/01/2011-GINA.pdf [Diakses pada tanggal 20 Desember 2021]
Giudice, M L., Allegorico, A., Parisi, G., Galdo, F., Alterio, E., Coronella, A.,
Campana, G., Indolfi, C., Valenti, N., Di Prisco, S., Caggiano, S., & Maiello,
N. (2014). Risk factors for asthma. Italian Journal of Pediatrics, 40(1), 1–2.
https://doi.org/10.1186/1824-7288-40-S1-A77.
42
43
Kemenkes RI. (2017). Hari Asma Sedunia. Jogyakarta: di akses tanggal 2 Juni
2016. Www. Depkes.go.id.
Kemenkes RI. (2019). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar Nasional 2018. Jakarta:
Kemenkes RI.
Priyoto. (2014). Teori Sikap & Perilaku dalam Kesehatan Dilengkapi Contoh
Kuesioner. Yogyakarta: Nuha Medika.
Ullmann, N., Mirra, V., Di Marco, A., Pavone, M., Porcaro, F., Negro, V., Onofri,
A., & Cutrera, R. (2018). Asthma: Differential diagnosis and comorbidities.
Frontiers in Pediatrics, 6(October), 1–9.
https://doi.org/10.3389/fped.2018.00276
Yudhawati, R., & Krisdanti, D. P. A. (2019). Imunopatogenesis Asma. Jurnal
Respirasi, 3(1), 26. https://doi.org/10.20473/jr.v3-i.1.2017.26-33
Lampiran 1
Kepada Yth,
Bapak/Ibu
Ditempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb./Syalom…
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : BENEDIKTUS BEDA LAMADOKEN
NIM : 202014201131B
Pekerjaan : Mahasiswi Prodi Keperawatan STIKES Papua
Melakukan penelitian ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan Pasien
Tentang Asma Dengan Upaya Pencegahan Kekambuhan di IGD RSUD
Manokwari”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan
Pengetahuan Pasien Tentang Asma Dengan Upaya Pencegahan Kekambuhan di
IGD RSUD Manokwari. Penelitian ini tidak akan menimbulkan kerugian dan
pengaruh apapun terhadap diri maupun pekerjaan bapak/ibu.
Kerahasiaan identitas maupun dan semua informasi yang diberikan akan
dijaga dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini saja. Selama
bapak/ibu menjadi responden penelitian terjadi hal yang menimbulkan
ketidaknyamanan maka bapak/ibu diperkenankan untuk mengundurkan diri dengan
memberitahukan terlebih dahulu kepada peneliti, jika bapak/ibu berkenan menjadi
responden penelitian ini saya persilahkan mengisi lembar persetujuan.
Demikian atas perhatian dan kesediaan bapak/ibu, saya ucapkan terimakasih
Manokwari,…….......2022
Peneliti
Lampiran 2
Manokwari,...........................2022
Peneliti Responden
NIM. 201602055 A ( )
46
KUESIONER
Tanggal :
Nomor Kode :
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda checklist (√) di dalam kotak yang telah disediakan pada jawaban yang
anda pilih dan pertanyaan dapat dilewati apabila tidak sesuai dengan keadaan anda.
I. DATA RESPONDEN
[ ] 2. 46-55 tahun
[ ] SD [ ] Perguruan Tinggi
[ ] SMP