HASIL PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang hubungan
antara pola asuh orang tua dengan kecerdasan emosional anak SDN Gondanglegi
Kulon 02.
dalam bentuk tabel yang meliputi usia responden dan jenis kelamin. Data khusus
menampilkan hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel untuk mengetahui
hubungan pola asuh orang tua terhadap kecerdasan emosional anak maka dilakukan
uji statistik yaitu uji sperman, pada bagian berikutnya akan disajikan pembahasan dari
hasil penelitian yang menyatakan hubungan antara pola asuh orang tua terhadap
Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai hubungan pola orang tua
terhadap kecerdasan emosional anak. SDN Gondanglegi Kulon 2 kota Malang berada
Kulon kecamatan Gondanglegi kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur dengan luas
tanah 10602 meter yang dipimpin oleh Subandi S.Pd, M.Si. Terdapat pelayanan
kesehatan dari sekolah yaitu UKS yang mengelola ialah guru sendiri, selain itu ada
juga pelayanan kesehatan yaitu RSI Gondanglegi jaraknya ± 1 km dari sekolah dan
prasarana 9 ruangan dengan kondisi baik diantaranya adalah 6 ruang kelas, 1 kantor
guru, 1 perpustakaan dan 1 gudang serta memiliki toilet yang memiliki sanitasi
lingkungan yang cukup baik, kantin, tempat parkir dan halaman atau taman, berakses
internet. Terdapat 12 guru dengan jumlah seluruh siswa laki-laki 121 dan siswa
perempuan 98. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 April 2022 dengan jumlah
Berdasarkan tabel 5.1 Tampak sebagian besar yaitu 18 orang (39%) responden
berusia 12 tahun. Sedangkan sebanyak 16 orang (35%) responden berusia 11 tahun,
sebanyak 7 orang (15%) responden berusia 13 tahun dan sebanyak 5 orang (11% )
reponden berusia 10 tahun. Tampak sebagian besar usia orang tua (ayah) yaitu 27
50 tahun dan sebanyak 3 orang (6% ) reponden berusia >50 tahun. Tampak sebagian
besar usia orang tua (ibu ) yaitu 39 orang (85%) responden berusia 30 _ 35 tahun,
Berdasarkan tabel 5.2 Tampak sebagian besar yaitu 26 orang (56%) responden
berjenis kelamin laki lak, sedangkan sebanyak 20 orang (44%) responden berjenis
kelamin perempuan.
berdasarkan pekerjaan.
No Pekerjaan Frekuensi Presentase
Pekerjaan ayah
1. PNS 9 19 %
2. Wiraswasta 31 67 %
3. Petani 2 5%
4. Swasta 4 9%
Pekerjaan ibu
1. PNS 11 24 %
2. Wiraswasta 21 46 %
3. Buruh 10 22 %
4. IRT 4 8%
Berdasarkan tabel 5.3 Tampak sebagian besar pekerjaan orang tua (ayah)
orang (19%) responden bekerja sebagai PNS, sebanyak 4 orang (9%) responden
bekerja sebagai swasta dan sebanyak 2 orang (5% ) reponden bekerja sebagai petani.
Tampak sebagian besar pekerjaan orang tua (ibu) yaitu 31 orang (67%) responden
sebagai PNS, dan sebanyak 10 orang (22%) responden bekerja sebagai buruh, dan
Berdasarkan tabel 5.4 Tampak sebagian besar pendidikan ayah yaitu 28 orang
SMP, dan sebanyak 4 orang (8% ) reponden berpendidikan SD. Tampak sebagian
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pola Asuh Orang Tua Di SDN
Berdasarkan tabel 5.4 Tampak sebagian besar yaitu 39 orang (85%) responden
memiliki pola asuh orang tua demokratis. Sedangkan sebanyak 6 orang (13%)
responden memiliki pola asuh orang tua otoriter, dan sebanyak 1 orang (2%)
Tabel 5.7 Tabulasi Silang Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecerdasan Emosional Anak
Berdasarkan tabel 5.7 Dari tabulasi silang di atas tampak bahwa pola asuh
orang tua demokratis terdapat ada 39 siswa (84,4%) responden yang memiliki
tinggi 6 siswa (6,5%) responden. Pola asuh orang tua otoriter 6 siswa dengan
kecerdasan emsosional tinggi 3 siswa (6,5%). Pola asuh orang tua permissive dengan
kecerdasan emsoional rendah 1 orang (2,2%) responden. Dari hasil uji sperma
didapatkan hasil p = 0,011 dengan kemaknaan p> 0,05 yang berarti H0 diterima atau
tidak ada hubungan secara signifikan antara pola asuh orang tua dan kecerdasan
emosional anak.
sebanyak 6 orang (13%) responden memiliki pola asuh orang tua otoriter, dan
sebanyak 1 orang (2%) responden memiliki pola asuh orang tua permissive.
Menurut Dariyo (2011) pola asuh demokratis gabungan antara pola asuh
sikap, dan tindakan antra anak dan orang tua. Dengan ini anak mampu
dapat diterima oleh masyarakat. Selanjan dengan penelitian Zen & Novita
(2018) menyatakan bahwa terdapat hubungan pola asuh orang tua terhadap
Pola asuh orang tua demokratis memiliki kelebihan yaitu menjadikan anak
antara anak dan orang tua. Metode yang digunakan orang tua dalam
menerapkan pola asuh demokratis yaitu penjelasan, diskusi, komunikasi dan
ditemukan sebagian besar orang tua dengan pekerjaan ayah wiraswasta (67%)
ibu (46%), dan diikuti oleh pekerjaan ayah PNS (19%) ibu (24%). Pendidikan
asuh orang tua adalah pekerjaan, usia anak dan orang tua, jenis kelamin,
tingkat pendidikan orang tua, pola asuh yang diterima orang tua waktu masih
anak anak, kelas sosial, konsep tentang peran orang tua, kepribadian orang tua
dan anak, dan faktor nilai yang dianut orang tua. Maka dari data diatas
pendidikan orang tua dalam mendidik anak adalah upaya membantu anak,
supaya anak itu kelak mendapat kebagiaan batin yang sedalam dalamnya yang
dapat tercapainya olehnya dan tidak menggangu orang lain Hoogveld (2011).
Namun pada tabel diatas tidak sesuai dengan dengan teori dikarenakan orang
tua menerapkan pola asuh demokratis dan sejalan dengan penelitian Khodijah,
(2018) mengatakan tidak ada perbedaan yang signifikan religius antara remaja
pendidikan rendah. Factor usia orang tua biasanya orang tua muda cebderung
lebih demokratis dan permissive bila dibandingkan dengan orang tua yang
berusia muda. Pada umumnya ibu akan lebih mengerti dan dekat dengan anak
cenderung kurang otoriter dibandingkan dengan bapak, orang tua pada
umumnya akan lebih keras terhadap anak perempuannya daripada anak laki
Maka dapat disimpulkan diatas bahwa pola asuh orang tua demokratis
dikarenakan faktor pekerjaan, pendidikan usia anak dan orang tua, serta jenis
kelamin orang tua. Maka berdasarkan faktor tersebut pendidikan dan usia
orang tua tidak memiliki hubungan karena pendidikan orang tua terbanyak
lulusan SMA serta usia orang tua yang cukup muda lebih cenderung
mengasuh anaknya dengan pola asuh demokratis namun pada pekerjaan orang
tuadapat disimpulkan bahwa orang tua yang sibuk bekerja, kurang dapat
mencuri, dan membuat gaduh dikelas hal ini bisa dilihat karena adanya
orang tua yang bukan hanya kebutuhan finansial namun orang tua dapat
memenuhi kebutuhan atau kedakatan dengan anak melalui psikis dan fisik.
5.3.2 Kecerdasan Emosional Anak
emosional pada anak ditentukan oleh 2 faktor yaitu fakor internal dan factor
lingkungan termasuk pola asuh orang tua (Hidayah et al.,2013). Menurut Hein
diri dan orang lain , memotivasi diri seseorang dan mengatasi hubungan
Karomah dkk (2022) mengatakan ada hubungan pola asuh orang tua terhadap
bersosialisasi dengan baik mudah bergaul dan jenaka tidak mudah takut dan
dengan orang lain titik jadi seorang anak memiliki kecerdasan emosional yang
tinggi anak tersebut akan lebih disenangi orang lain, pandai bergaul, dapat
diterima semua orang, mandiri dan percaya diri. Pada tabel 5.5 menyatakan
pola asuh orang tua paling banyak yaitu demokratis namun kecerdasaan
dikarenakan pekerjaan orang tua yang dapat dilihat pada tabel 5.3 diatas
ditemukan sebagian besar orang tua dengan pekerjaan ayah wiraswasta (67%)
ibu (46%), dan diikuti oleh pekerjaan ayah PNS (19%) ibu (24%) hal ini
diakibatkan orang tua yang sibuk bekerja, kurang dapat menbagi waktu
perhatian orang tua pada anak. Sedangkan factor yang tidak mempengaruhi
emosional anak adalah pendidikan orang tua, pada tabel 5.4 pendidikan orang
tua rata rata lulusan SMA ayah (60%), ibu (67%) dan diikuti sarjana ayah (19
%) ibu (17 %). Menurut siregar (2007) yang mengatakan bahwa pengetahuan
pengetahuan lebih banyak diperoleh dari pengalam hidup dan informai yang
religius antara remaja yang memiliki orang tua perpendidikan tinggi dengan
yang memiliki pendidikan rendah. Pada tabel 5.1 sebagian besar 18 (39%)
usia anak 12 tahun ,ayah 27 (59%) berusia 30 _ 35 tahun dan ibu 39 (85%)
matang dalam berfikir dan semakin tambahnya usia seseorang semakin dapat
kecerdasan emosional salah satunya adalah pola asuh orang tua dikarenaka
pekerjaan orang tua yang sibuk tidak memiliki waktu banyak bersama anak,
pendidikan orang tua yang rendah dan tidak mau, tidak mampu, tidak tahu
Dari hasil tabel 5.6 pola asuh orang tua demokratis terdapat ada 39 siswa
Pola asuh orang tua otoriter 6 siswa dengan memiliki kecerdasan emsoional
tinggi 3 siswa (6,5%). Pola asuh orang tua permissive dengan kecerdasan
p=0.0011 < a = 0.005 dengan nilai hitung pearson = 0,025 maka H1 diterima,
yang berarti ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kecerdasan
rendah. Hal ini dikarenakan oleh faktor pola asuh yaitu pekerjaan. Ini sesuai
menegrti norma norma di lingkungan sekitar, orang tua yang sibuk bekerja
dengan urusannya memiliki sedikit waktu bersama anak, maka dari itu orang
tua perlu memperhatikan dan kondisi anak mereka, bahakan banyak pula
orang tua yang tidak memperhatikan anak jika demikan berlanjut akan berefek
(2008) ciri-ciri emosi masa kanak-kanak yaitu emosi anak berlangsung relatif
lebih singkat atau sebentar, emosi anak berlebihan dan terkadang sulit untuk
emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya, emosi
ungkapan emosi.`