Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

ANAK PADA AN. B DENGAN IMUNISASI DI UPT


PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

Disusun oleh :

Armia Silviani
2018.C.10a.0926

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA
KEPERAWATAN
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini di susun oleh :


Nama : Armia Silviani
NIM : 2018.C.10a.0926
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Judul : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada An. B
Dengan Imunisasi di Puskesmas Pahandut.

Telah Melakukan Asuhan Keperawatan Sebagai Persyaratan Untuk


Menyelesaikan Praktik Pra Klinik Keperawatan III Program Studi Sarjana
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangkaraya.

Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Keperawatan Pembimbing Akademik

Meilitha Carolina, Ners, M.Kep Ika Paskaria, S.Kep., Ners

1
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan kasih dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan Laporan ini
dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada An. B dengan Imunisasi di Puskesmas
Pahandut Palangkaraya”. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi
tugas (PPK 3).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Ika Paskaria, S.Kep.,Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini.
4. Ibu Ika Paskaria, S.Kep.,Ners selaku Koordinator Praktik Pra Klinik
Keperawatan 3.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Palangka Raya, 9 Juni 2021

Penyusun
3

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2.Rumusan Masalah....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................ 2
1.3.1 Tujuan Umum.......................................................................................... 2
1.3.2 Tujuan Khusus......................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan...................................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Imunisasi............................................................................. 4
2.1.1 Definisi imunisasi.................................................................................... 5
2.1.2 Tujuan Imunisasi..................................................................................... 4
2.1.3 Manfaat Iunisasi....................................................................................... 6
2.1.4 Macam-macam imunisasi........................................................................ 7
2.1.5 Jadwal pemberian imunisasi.................................................................... 8
2.1.6 Definisi Imunisasi.................................................................................... 8
2.1.7 Tujuan pemberian Imunisasi.................................................................... 9
2.1.8 Manfaat pemberian Imunisasi.................................................................. 9
2.1.9 Dosis pemberian Imunisasi...................................................................... 9
2.2 Konsep Manajemen Asuhan Keperawatan................................................. 11
2.2.1 Pengkajian................................................................................................ 11
2.2.2 Diagnosis Keperawatan........................................................................... 14
2.2.3 Intervensi................................................................................................. 14
2.2.4 Implementasi............................................................................................ 16
2.2.5 Evaluasi.................................................................................................... 16
.............................................................................................................
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA
2.2.1 Pengkajian................................................................................................ 19
2.2.2 Diagnosis Keperawatan........................................................................... 20
2.2.3 Intervensi................................................................................................. 22
2.2.4 Implementasi............................................................................................ 26
2.2.5 Evaluasi.................................................................................................... 29
4

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti
paling efektif dan telah diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Dengan
program ini Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974.
Selain itu dengan telah diperluasnya program imunisasi menjadi Program
Pengembangan Imunisasi sejak tahun 1977, berbagai PD3I
sudahdapatditekan.Upaya imunisasi perlu ditingkatkan untuk mencapai tingkat
population immunity (kekebalan masyarakat) yang tinggi sehingga PD3I dapat
dibasmi, dieliminasi atau dikendalikan.Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, upaya imunisasi dapat semakin efektif, bermutu dan efisien.
Upaya imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi
dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak,
Polio dan Hepatitis B. Dengan upaya tahun 1995, tidak ditemukan lagi virus polio
liar yang berasal dari Indonesia (indigenous). Hal ini sejalan dengan upaya dunia
untuk membasmi polio di dunia dengan Program Eradikasi Polio
(ERAPO).Berdasarkan revolusi sidang World Healthy Assembly pada tahun
1992. Maka pada tahun 1992 WHO merekomendasikan pemberian imunisasi
Hepatitis B bagi semua bayi didaerah endemis tertinggi. Pada tahun 1997 WHO
merekomendasikan agar imunisasi Hepatitis B diintegrasikan kedalam program
imunisasi rutin.
Virus Hepatitis B (HBV) merupakan penyebab utama dari Hepatitis kronik
dan akut maupun kanker hati. Penyebaran penyakit universal dengan tingkat
endemisitas yang tinggi di RRC, Asia Tenggara, Sub Sahara afrika, Lembah
amazon dan sebagian pulau di Pasifik.Di daerah ini 5-30 % penduduk menderita
penyakit kronik dan mengidap virus dalam tubuhnya(carrier) dimana hamper
seluruhnya mengalami infeksi pada saat lahir atau berusia balita.Dalam multi
years plan 2002-2007 program imunisasi telah digariskan bahwa kegiatan
program imunisasi perlu diarahkan untuk efektivitas, efisiensi serta kualitas
5

pelaksanaan seperti telah diketahui pencegahan Hepatitis B yang efektif di


Indonesia adalah dengan memberikan dosis pertama usia 0-7 hari karena
tingginya angka transmisi Hepatitis B secara vertikal di Indonesia. Berkat
kemajuan teknologi pembuatan vaksin, telah dimungkinkan vaksin DPT dan
Hepatitis B dikombinasikan dalam satu preparat tunggal (DPT/Hb Combo).
Berdasarkan hasil penelitian dengan berbagai dosis dan berdasarkan rekomendasi
dari para ahli dipilah kombinasi DPT dengan dosis Hepatitis B 5 ug (DPT/Hb 5
Combo). Dengan adanya pemberian DPT Hb Combo tersebut pemberian
imunisasi menjadi lebih sederhana dan menghasilkan tingkat cakupan yang setara
antara Hb dan DPT. (Universitas Sumatra Utara 2014) Imunisasi DPT diberikan
secara bertahap dengan cara disuntikkan secara intramuskuler dengan dosis
pemberian 0,5 ml sebanyak 3 dosis, dosis pertama diberikan pada umur 2 bulan,
dosis selanjutnya diberikan interval paling cepat 1 bulan(Mansjoer,2000).
Imunisasi DPT/Hb combo sering menimbulkan gejala bersifat sementara seperti
lemas, demam, kemerahan pada tempat suntikan, kadang terjadi gejala berat
seperti demam tinggi, iritabilitas dan meracau yang biasanya terjadi 24 jam
setelah imunisasi (Depkes RI, 2010).
Saat ini seluruh Puskesmas di Indonesia telah melayani imunisasi melalui
pelayanan Puskesmas, dan mengisi kegiatan posyandu yang ada di masyarakat,
maka semua unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta, serta
praktek perorangan yang dilakukan oleh profesi kesehatan (Dr, spesialis
kandungan, bidan) hendaknya memberikan pelayanan imunisasi. Disamping itu
perlu dilakukan upaya untuk mempertahankan mutu vaksin yang optimal,
sterilisasi alat suntik yang dipergunakan serta cara pemberian yang sesuai agar
tujuan pencegahan penyakit dapat tercapai.Berdasarkan latar belakang tersebut,
penulis tertarik untuk mengangkat masalah bagaimana cara Pemberian asuhan
keperawatan pada klien dengan Imunisasi dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan. Berdasarkan uraian di atas, sebagai wujud nyata peran serta
perawat dalam asuhan keperawatan, penulis mengangkat judul Asuhan
Keperawatan Anak pada An. B dengan Imunisasi di UPT Puskesmas Pahandut
Palangka Raya.
6

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan hasil pembahasan di atas “Bagaimana pelaksanaan Asuhan
Keperawatan Anak pada An. B dengan Imunisasi, di UPT Puskesmas Pahandut
Palangka Raya, mulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi,
evaluasi keperawatan? ”
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulis studi kasus ini adalah untuk memberikan Asuhan
Keperawatan Anak pada An. B dengan Imunisasi di UPT Puskesmas Pahandut
Palangka Raya dengan menggunakan proses keperawatan dari pengkajian sampai
dengan evaluasi keperawatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi pengkajian pada An. B dengan Imunisasi di UPT
Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
2) Mengidentifikasi diagnosa pada An. B dengan Imunisasi di UPT Puskesmas
Pahandut Palangka Raya.
3) Mengidentifikasi intervensi pada An. B dengan Imunisasi di UPT
Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
4) Mengidentifikasi implementasi pada An. B dengan Imunisasi di UPT
Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
5) Mengidentifikasi evaluasi dari hasil tindakan keperawatan yang dilakukan
pada An. B dengan Imunisasi di UPT Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Peningkatan Kualitas Asuhan Keperawatan
Laporan kasus ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu acuan
dalam meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan yang digunakan
dalam peningkatan profesi keperawatan dan pelayanan kesehatan.
1.4.2 Bagi Pengembangan IPTEK
Dengan adanya laporan kasus diharapkan dapat menimbulkan ide-ide dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan terutama
penembangan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dengan konsep pendekatan
proses keperawatan.
7

1.4.3 Bagi Institusi


1) Pendidikan
Sebagai tolak ukur tingkat kemampuan mahasiswa dalam penguasaan
terhadap ilmu keperawatan dan pendokumentasian proses keperawatan khususnya
bagi mahasiswa STIKES Eka Harap Palangka Raya dalam memberikan asuhan
keperawatan anak Imunisasi sehingga dapat diterapkan di masa yang akan datang.
2) Puskesmas
Memberikan kerangka pemikiran ilmiah yang bermanfaat bagi Puskesmas
dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan memberikan gambaran
pelayanan asuhan keperawatan anak dengan Imunisasi.
3) Bagi Profesi
Asuhan keperawatan anak dengan Imunisasi ini diharapkan dapat
memberikan masukan sebagai salah satu referensi bagi perawat untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Imunisasi


2.1.1 Definisi Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap
penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi
berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten (Umar, 2010).
Imunisasi adalah upaya yang dilakukan untuk memperoleh kekebalan
tubuh manusia terhadap penyakit tertentu. (Kebidanan Komunitas : 164)
2.1.2 Tujuan Imunisasi
Tujuan dari pemberian imunisasi adalah :
1) Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu
2) Apabila terjadi penyakit, tidak akan terlalu parah
3) Mencegah gejala yang dapat menyebabkan cacat dan kematian (Asuhan
Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga : 48).
2.1.3 Manfaat Imunisasi
1. Untuk anak : Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan
kemungkinan cacat atau kematian.
2. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila
anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin
bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
3. Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang
kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
2.1.4 Jenis-Jenis Imunisasi
Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa agar tidak menimbulkan
efek-efek yang merugikan. Imunisasi ada 2 macam, yaitu :
1. Imunisasi Aktif
Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah dilemahakan
(vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan
suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat

5
9

mengenali dan meresponnya. Contoh imunisasi aktif adalah imunisasi polio


dan campak. Dalam imunisasi aktif, terdapat beberapa unsur-unsur vaksin,
yaitu :
1) Vaksin dapat berupa organisme yang secara keseluruhan dimatikan,
eksotoksin yang didetoksifikasi saja, atau endotoksin yang terikat pada
protein pembawa seperti polisakarida, dan vaksin dapat juga berasal dari
ekstrak komponen-komponen organisme dari suatu antigen. Dasarnya
adalah antigen harus merupakan bagian dari organisme yang dijadikan
vaksin.
2) Pengawet, stabilisator atau antibiotik. Merupakan zat yang digunakan agar
vaksin tetap dalam keadaan lemah atau menstabilkan antigen dan
mencegah tumbuhnya mikroba. Bahan-bahan yang digunakan seperti air
raksa dan antibiotik yang biasa digunakan.
3) Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur
jaringan yang digunakan sebagai media tumbuh antigen, misalnya antigen
telur, protein serum, dan bahan kultur sel.
4) Adjuvan, terdiri dari garam alumunium yang berfungsi meningkatkan
sistem imun dari antigen. Ketika antigen terpapar dengan antibodi tubuh,
antigen dapat melakukan perlawanan juga, dalam hal ini semakin tinggi
perlawanan maka semakin tinggi peningkatan antibodi tubuh.
2. Imunisasi pasif
Merupakan suatu proses meningkatkan kekebalan tubuh dengan cara
pemberian zat imunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses
infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi
dari ibu melalui plasenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk
mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi. Contoh
imunisasi pasif adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang
yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi
yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari
ibunya melalui darah plasenta selama masa kandungan, misalnya antibodi
terhadap campak.
10

2.1.5 Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD31)


Jenis penyakit dan gejala penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi
(PD31) adalah:
1. Difteri
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri “coryne bacterium
diphterine” Penyebarannya adalah melalui kontak fisik dan pernafasan.
Gejala awal penyakit adalah radang tenggorokan, hilang nafsu makan dan
demam ringan. Dalam 2-3 hari timbul selaput putih kebiru-biruan pada
tenggorokan dan tonsil. Difteri dapat menimbulkan komplikasi berupa
gangguan pernafasan yang berakibat kematian.
2. Pertusis
Disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari adalah penyakit pada saluran
pernafasan yang disebabkan oleh bakteri “Bordetella Pertusis).
Penyebab pertusis adalah melalui percikan ludah (droplet infection) yang
keluar dari batuk atau bersin.
Gejala penyakit ini adalah pilek, mata merah, bersin demam, dan batuk
ringan yang lama-kelamaan batuk menjadi parah dan menimbulkan batuk
menggigil yang cepat dan keras. Komplikasi pertusis adalah “Pneumonia
Bacterialis” yang dapat menyebabkan kematian.
3. Tetanus
Penyebab yang disebabkan oleh “Clostridium tetani” yang menghasilkan
neurotoksin. Penyakit ini tidak menyebar dari orang ke orang, tetapi melalui
kotoran yang masuk kedalam luka yang dalam. Gejala awal penyakit adalah
kaku otot pada rahang disertai kaku pada leher, kesulitan menelan, kaku otot
perut, berkeringat dan demam.
Pada bayi terdapat juga gejala berhenti menetek (sneking) antara 3-28 hari
setelah lahir. Gejala berikutnya adalah kejang yang hebat dan tubuh menjadi
kaku. Komplikasi tetanus adalah patah tulang akibat kejang, pneumonia dan
infeksi lain yang dapat menimbulkan kematian.
4. Tuberkulosis
11

Penyakit yang disebabkan oleh “Mycobacterium Tuberculosa” (disebut juga


batuk darah). Penyakit ini menyebar melalui pernafasan, lewat bersin atau
batuk, gejala awal penyakit adalah lemah badan, penurunan berat badan,
demam dan keluar keringat pada malam. Gejala selanjutnya adalah batuk
terus-menerus, nyeri dada dan (mungkin) batuk darah. Gejala lain
tergantung pada organ yang diserang. Tuberkulosis dapat menyebabkan
kelemahan dan kematian.
5. Campak
Penyakit yang disebabkan oleh virus mixo virus viridaemaesles. Disebarkan
melalui udara (percikan ludah) sewaktu bersin atau batuk dari penderita.
Gejala awal penyakit adalah demam, bercak kemerahan, batuk, pilek
konjungtivis (mata merah). Selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher,
kemudian menyebar ke tubuh dan tangan serta kaki.
Komplikasi campak adalah diare hebat, peradangan pada telinga dan infeksi
saluran nafas (pneumania)
6. Poliomielitis
Penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh satu dari tiga virus
yang berhubungan yaitu virus polio tipe 1, 2 atau 3.
Secara klinis penyakit polio adalah anak di bawah umur 15 tahun yang
menderita lumpuh layu akut (acute flakid paralysis = AFP)
Penyebaran penyakit adalah melalui kotoran manusia (tinja) yang
terkontaminasi. Kumpulan dimulai dengan gejala demam, nyeri otot dan
kelumpuhan terjadi pada minggu pertama sakit. Kemudian bias terjadi
karena kelumpuhan otot-otot pernafasan terinfeksi.
7. Hepatitis B
Hepatitis B (penyakit kuning) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
hepatitis B yang merusak hati. Penularan penyakit adalah secara horizontal
yaitu dari darah dan melalui hubungan seksual. Sedangkan penularan secara
vertical yaitu dari ibu ke bayi selama proses persalinan.
Infeksi pada anak biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala yang ada
adalah merasa lemah, gangguan perut dan gejala lain seperti flu. Urin menjadi
kuning, kotoran menjadi pucat, warna kuning bias terlihat pula pada mata ataupun
12

kulit. Penyakit ini bias menjadi kronis dan menimbulkan pengerasan hati, kanker
hati dan menimbulkan kematian. (Pelatihan safe injection, unicef. 2005 : 2-3).
2.1.6 Klasifikasi Vaksin
Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman,
komponen kuman (bakteri, virus atau riketsia), atau racun kuman (toxoid)
yang telah dilemahkan atau dimatikan dan akan menimbulkan kekebelan
spesifik secara aktif terhadap penyakit ntertentu (Pedoman Teknis Imunisasi
Tingkat Puskesmas 2005:9)
Jenis vaksin yang digunakan di Indonesia banyak macamnya pada
dasarnya vaksin dibuat dari :
1. Vaksin dari kuman hidup yang dilemahkan seperti :
1) Virus campak dalam vaksin campak
2) Virus polio dalam vaksin polio
3) Kuman TBC dalam vaksin BCG
2. Vaksin dari kuman yang dimatikan seperti
1) Bakteri pertusis dalam DPT
2) Virus polio jenis salk dalam vaksin polio
3. Vaksin dari racun / toksin kuman yang dilemahkan :
1) Racun kuman seperti toxoid (++) diptheria toxoid dalam DPT
4. Vaksin yang terbuatdari protein khusus kuman :
1) Vaksin yang dibuat dari protein seperti Hepatitis B.
13
14

2.2 Konsep Dasar BCG


2.2.1 Pengertian
Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) 1) Pengertian Bacillus Calmette
Guerin adalah vaksin hidup yang dibuat dari Mycobacterium bovis yang
dibiak berulang selama 1-3 tahun sehingga didapatkan hasil yang tidak virulen
tetapi masih mempunyai imunogenitas. Vaksinasi BCG menimbulkan
sensitivitas terhadap tuberkulin, tidak mencegah infeksi tuberkulosis tetapi
mengurangi risiko terjadi tuberkulosis berat seperti meningitis TB dan
tuberkulosis milier (Ranuh,2008 dalam Wahyudi, 2020).
2.2.2 Cara Pemberian dan Dosis
1) Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu.
Melarutkan dengan mengggunakan alat suntik steril Auto Distruct Scheering
(ADS) 5 ml.
2) Dosisi pemberian : 0,05 ml.
3) Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertion musculus
deltoideus). Dengan menggunakan Auto Distruct Scheering (ADS) 0,05 ml.
4) Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam
(Wahyudi, 2020).
Vaksin
BCG
Deskripsi:
Vaksin BCG merupakan vaksin beku kering yang mengandung
Mycrobacterium BOVIS hidup yang dilemahkan (Bacillus
Calmette Guerin), strain paris.

Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosis.

Vaksin BCG & pelarut


(Sumber: www.biofarma.co.id)
Cara pemberian dan dosis:
• Dosis pemberian: 0,05 ml, sebanyak 1 kali.
• Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertio musculus deltoideus), dengan
menggunakan ADS 0,05 ml.
15

efek samping:
2–6 minggu setelah Imunisasi daerah bekas suntikan timbul bisul kecil (papula) yang semakin membesar dan
dapat terjadi ulserasi dalam waktu 2–4 bulan, kemudian menyembuh perlahan dengan menimbulkan jaringan
parut dengan diameter 2–10 mm.

Penanganan efek samping:


• Apabila ulkus mengeluarkan cairan perlu dikompres dengan cairan antiseptik.
• Apabila cairan bertambah banyak atau koreng semakin membesar anjurkan orangtua
membawa bayi ke ke tenaga kesehatan.

Sumber : Kemenkes RI (2014)

2.2.3 Konta Indikasi


1) Adanya penyakit kulit yang berat/menahun seperti: eksim,
furunkulosis dan sebagainya.
2) Mereka yang sedang menderita TBC.
2.2.4 Efek Samping
Efek samping Imunisasi tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum
seperti deman. Setelah 1-2 minggu akan timbul indurasi dan kemerahan
ditempat suntikan yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi
luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan
meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar
regional di ketiak dan atau leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak
menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan
akan menghilang dengan sendirinya (Departemen Kesehatan RI dalam
Wahyudi 2020).
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan
2.3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur
keadaan klien dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga maupun sosial.
Pengkajian merupakan penjajakan tahap satu. Dalam pengkajian dilakukan
pengumpulan data.
1. Biodata: Biodata Bayi, Biodata Orang tua
2. Alasan Datang
Untuk mengetahui penyebab apa yang menyebabkan klien dibawa ke poli
anak
3. Keluhan Utama
Apa yang dikeluhkan Ibu tentang keadaan bayinya
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui apa saja yang dirasakan klien pada saat petugas
mengkaji agar dapat mengetahui tindakan apa dilakukan
5. Riwayat Kesehatan Keluarg
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama.
1) Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit
menular seperti TBC, hepatitis.
2) Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan
pembekuan darah, jiwa, asma.
3) Riwayat kehamilan kembar, faktor yang meningkatkan kemungkinan
hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur wanita dan paritas.
Oleh karena itu apabila ada yang pernah melahirkan atau hamil dengan
anak kembar harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada
Ibu(Manuaba, 2010).
6. Riwayat perinatal dan neonatal
1) Kehamilan
Ditanyakan pada Ibu ini kehamilan beberapa, keluhan Ibu pada saat
hamil ini, periksa kemana dan sudah beberapa kali periksa, mendapat
obat apa saja setelah periksa.

16
17

2) Persalinan
Ditanyakan pada Ibu melahirkan dimana, ditolong siapa, bagaimana
caranya serta penyulit yang dialami sewaktu Ibu melahirkan, kemudian
ditanyakan tentang jenis kelamin, berat badan, panjang badan bayi
yang dilahirkan.
3) Nifas
Ditanyakan pada Ibu mengeluarkan darah yang bagaimana, seberapa
banyak, kontraksi uterus baik atau tidak (bila kontraksi baik, uterus
bulat dan mengeras). ASI sudah keluar apa belum, ada luka jahitan
atau tidak.
4) Neonatal
Ditanyakan pada Ibu tentang jenis kelamin, berat badan, panjang
badan bayi yang dilahirkan
5) Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui apakah anak telah mendapat imunisasi
lengkap/tidak.
6) Pola kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui bagaimana pola nutrisi Ibu, eliminasi, istirahat,
aktivitas personal hygiene.
7. Riwayat Psikologi dan Budaya
1) Psikologi : Bagaimana respon Ibu dan keluarga terhadap kelahiran
anaknya
2) Sosial : Apakah hubungan Ibu dengan suami keluarga serta petugas
kesehatan baik atau tidak.
3) Budaya: Untuk mengetahui tradisi yang dianut keluarga yang merugikan
termasuk pantang makan, minum jamu dan kebiasaan berobat jika sakit
8. Data Spiritual
Untuk mengetahui bagaimana sikap Ibu terhadap agama yang diyakininya
9. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Baik/cukup/lemah
2) Kesadaran : Compos Methis
3) Tanda-tanda vital :
18

Pernafasan : Normal (40-60 x/menit)


Suhu : Normal (36,5-37,50 C)
Nadi : Normal (100-160 x/menit)
10. Inspeksi
1) Kepala : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, rambut hitam
menyebar merata
2) Wajah : Simetris, tidak pucat, dan tidak kuning
3) Mata : Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva tidak anemis
4) Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping
hidung
5) Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada labioschisis, tidak ada
labiopalatoschisis, lidah bersih.
6) Telinga : Simetris, tidak ada serumen.
7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran
limfe
8) Dada : Simetris, gerak nafas teratur
9) Perut : Tidak ada benjolan abnormal
Ekstremitas
1) Atas : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
2) Bawah : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
3) Reflek : +/+
4) Integumen : Bersih, turgor baik
5) Genetalia : Bersih, testis sudah turun ke scrotum
6) Anus : Bersih, tidak terdapat atresia ani dan tidak ada atresia rekti
11. Palpasi
1) Kepala :Tidak teraba benjolan abnormal
2) Leher :Tidak terabapembesaran kelenjar tyroid, tidak teraba
pembesaran kelenjar limfe, dan tidak teraba pembesaran
vena jugularis
3) Perut :Tidak teraba benjolan abnormal, tidak terana pembesaran
hepar
19

4) Ekstremitas
Atas : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
Bawah : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
5) Integumen : Bersih, turgor baik
12. Auskultasi
1) Dada : COR : Nadi teratur
2) Perut : terdengar bising usus ±12 x/mnt
13. Perkusi
Abdomen : tidak kebung
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses fisiologis bekas penyuntikan SDKI
(D.0077 Hal 172).
2. Hipertermia berhubungan dengan adanya proses infeksi (D.0130 Hal 284)
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual, dan muntah (D.0130
Hal284).
4. Resiko infeksi berhubungan dengan proses invaksi bakteri (D.0142 Hal
304)
5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
tentang imunisasi (D.0111 Hal 246)
.
2.3.3 Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria Hasil) Intervensi
1 Nyeri akut berhubungan setelah diberikan asuhan keperawatan Manajemen Nyeri SIKI (I.08238 Hal 201)
dengan kerusakan kulit atau selama 1x7 jam diharapkan nyeri klien Observasi :
jaringan. SDKI (D.0077 Hal berkurang. 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
172) Kriteria hasil : SLKI (L.08066 Hal 145) kualitas, intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri menurun (5) 2. Identifikasi skala nyeri
2. Meringis menurun (5) 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
3. Kesulitan tidur menurun (5) 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaa terhadap respon nyeri
7. Identifikasi respon nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgetik.
Terapeutik :
1. Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

16
21

4. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat


5. Anjurkan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2 Hipertermia berhubungan Setelah diberikan asuhan keperawatan Manajemen hipertermia. SIKI (I 15506 Hal 181)
selama 1x7 jam diharapkan hipertermia Observasi :
dengan invaksi
klien berkurang. 1. Identifikasi penyebab hipertermia
bakteri(D.0130 Hal 284) Kriteria hasil SLKI (L.14134 Hal 129) 2. Monitor suhu tubuh
1. Menggigil menurun (5) 3. Monitor kadar elektrolit
2. Kulit merah menurun (5) 4. Monitor haluaran urin
3. Kejang menurun (5) 5. Monitor komplikasi akibat hipertermia
4. Pucat menurun (5) Terapeutik :
5. Takikardia menurun (5) 10. Sediakan lingkungan yang dingin
6. Takipnea menurun (5) 11. Longgarkan atau lepaskan pakaian
7. Suhu tubuh membaik (5) 12. Basahi dan kipasi bagian tubuh
8. Kadar glukosa darah membaik (5) 13. Berikan cairan oral
9. Pengisian kapiler membaik (5) 14. Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
15. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena,
jika perlu
3 Defisit nutrisi berhubungan setelah diberikan asuhan keperawatan Manajemen Nutrisi. SIKI (I.03119 Hal 200)
dengan ketidakmampuan selama 1x7 jam diharapkan status nutrisi Observasi :
22

mengabsorbsi nuttrien. klien membaik. 1. Identifikasi status nutrisi


SDKI (D . 0019 Hal 56). Kriteria hasil : SLKI (L.03030 Hal 121) 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
1. Porsi makanan yang dihabiskan 3. Identifikasi makanan yang disukai
meningkat (5) 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
2. Pengetahuan tentang standar 5. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
asupan nutrisi yang tepat 6. Monitor asupan makanan
meningkat (5) 7. Monitor berat badan
3. Indeks masa tubuh membaik (5) 8. Monitor hasil pemeriksaan laboraturium
4. Nafsu makan membaik (5) Terapeutik :
5. Bising usus membaik (5) 1. Lakukan oral hygiene sebelum makan, bila perlu
6. Frekuensi makan membaik (5) 2. Fasilitasi menetukan pedoman diet
3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
4. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
5. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
6. Berikan suplemen makanan, bila perlu
7. Hentikan pemberian makanan melalui selang
nasogatrik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi :
1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan,bila
perlu
4 Risiko Infeksi Behubungan Setelah diberikan asuhan keperawatan Pencegahan Infeksi. SIKI (I.14539 Hal 278)
23

Dengan proses fisiologis selama 1x7 jam diharapkan tingkat infeksi Observasi :
bekas penyuntikan (D.0142 klien menurun. 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Hal 304) Kriteria hasil ; SLKI (L.14137 Hal 139) Terapeutik :
1. Demam menurun (5) 1. Batasi jumlah pengunjung
2. Kemerahan menurun (5) 2. Berikan perawatan kulit pada area edema
3. Nyeri menurun (5) 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
4. Bengkak menurun (5) pasien dan lingkungan pasien
5. Kultur area luka membaik (5) 4. Pertahankan tehnik aseptik pada pasien berisiko
tinggi
Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
3. Ajarkan etika batuk
4. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
5. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
6. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian imunisasi
5 Defisit pengetahuan Setelah diberikan asuhan keperawatan Edukasi pencegahan infeksi. SIKI (I 12406 Hal 80)
berhubungan dengan selama 1x7 jam diharapkan pengetahuan Observasi :
kurang terpaparnya klien meningkat. 1. Periksa kesiapan dan kemampuan menerima
informasi terkait imunisasi. Kriteria hasil SLKI (L.12111 Hal 146) informasi
(D.0111 Hal 246) 1. Perilaku sesuai anjuran (5) Terapeutik :
2. Verbalisasi minat dalam belajar 1. Sediakan materi, media tentang factor-faktor
(5) penyebab, cara identifikasi dan pencegahan risiko
3. Kemampuan menjelaskan infeksi dirumah sakit ataupun dirumah
pengetahuan tentang suatu topik 2. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan
24

(5) pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan pasien dan


4. Perilaku sesuai pengetahuan (5) keluarga
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
2. Informasikan hasil pemeriksaan laboratorium
3. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
4. Ajarkan kecukupan nutrisi, cairan, dan istirahat
5. Ajarkan cara mencuci tangan
2.3.4 Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah
dicatat dalam rencana perawatan klien. Agar implementasi/pelaksanaan
perencanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka perlu mengidentifikasi
prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon klien terhadap setiap
intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan.
2.3.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya. (Lynda Juall Capenito, 2008:28).

16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

a. Pengkajian

Pengkajian tanggal 09 Juni 2021, pukul 09.00 WIB.

i. Identitas Pasien
Nama pasien : An. B

TTL : Palangka Raya, 09 Oktober 2021 (9 bulan)

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku : Banjar

Pendidikan : Belum sekolah

Alamat : Jln. Garuda

Diagnosa medis : Imunisasi Campak

ii. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. D
TTL : Puruk cahu, 21 Februari 1994
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Banjar
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jln. Garuda
Hubungan keluarga : Ibu Kandung

iii. Keluhan Utama


Orang tua klien mengatakan “datang ke puskesmas Pahandut hanya untuk
mengantarkan anaknya untuk imunisasi campak”

22
27

iv. Riwayat Kesehatan


1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 09 Junii 2021 pukul 09.00 WIB orang tua klien mengatakan
bahwa “anak saya ingin melakukan Imunisasi, kondisi anaknya sehat-
sehat saja, tidak ada demam dan ingin mendapatkan imunisasi yang
seharusnya di Puskesmas sesuai jadwal imunisasi” saat dilakukan
pemeriksaan suhu tubuh normal, saat itu ingin dilakukan imunisasi 1
minggu yang lalu tetapi dibatalkan karena anak mengalami demam dan di
observasi dirumah selama 1 minggu untuk kesiapan penerimaan
imunisasi.
2. Riwayat kesehatan lalu
1) Riwayat prenatal
G0P1A0. Ibu pasien mengatakan selama hamil tidak ada masalah,
tidak ada mual dan muntah berlebihan dan tidak ada oedem
pada muka dan ekstremitas, hanya dirasa mual muntah di pagi
hari selama trisemester pertama, pada trisemester kedua berkurang
tetapi pinggang terasa sakit dan mulai mudah lelah, pada
trisemester ketiga BAK lebih sering, mulai mudah lelah dan terasa
nyeri dipunggung.
2) Riwayat natal
Saat lahir, pasien dibantu oleh bidan di Klinik bidan dengan
persalinan Normal, dan saat lahir klien menangis spontan.
3) Riwayat postnatal
Setelah lahir, BB pasien 2500 gram, PB 47 cm
4) Penyakit sebelumnya
Setelah lahir klien tidak pernah sakit
5) Imunisasi
Jenis BCG DPT Polio Campak Hepatitis TT
Usia 1 bln 2bln 1 bln 9bln 0 blan -

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


28

Ibu klien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada riwayat


penyakit keturunan seperti asma dan, serta tidak terdapat penyakit
menular maupun penyakit lainnya.
4. Susunan Genogram 3 (Tiga) Generasi

Keterangan :
:Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Hubungan Keluarga
: Tinggal serumah

v. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran compos menthis, An. B tampak sehat dan bergerak aktif, An. B
tampak menangis saat diberikan Imunisasi dan tampak bekas suntikan
lengan kanan atas, tampak kemerahan bekas suntikan, orang tua klien
belum terlalu memahami cara penanganan pada anaknya setelah diberi
Imunisasi.
2. Tanda-tanda vital
N : 120 x/mnt
RR : 28 x/mnt
0
S : 36,2 C
29

3. Kepala dan wajah


Keadaan ubun-ubun belum menutup dan tidak ada kelainan. Warna rambut
hitam, tidak rontok maupun mudah dicabut. Kulit kepala bersih tidak ada
peradangan maupun benjolan. Bentuk mata simetris, conjungtiva merah
muda, dan sklera tidak ikterik (normal). Bentuk telinga simetris, serumen
maupun peradangan tidak ada. Bentuk hidung simetris, tidak ada secret
dan fungsi penciuman baik. Keadaan bibir lembab.
4. Leher dan tengorokan
Bentuk leher normal, reflek menelan baik, tidak ada pembesaran tonsil
maupun vena jugularis, serta tidak ada benjolan maupun peradangan.
5. Dada
Bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dada, bunyi nafas vesikuler, tipe
pernafasan dada dan perut, bunyi jantung normal, tidak ada bunyi
tambahan.
6. Punggung
Bentuk punggung simetris, tidak ada peradangan maupun benjolan.
7. Abdomen
Bentuk abdomen simetris, tidak ada asites, massa maupun nyeri, bising
usus 15 x/mnt.
8. Ekstremitas
Pergerakan tonus otot bebas, tidak ada sianosis maupun clubbing finger,
kedaan turgor kulit lembab.
9. Genetalia
Tampak bersih, tidak ada masalah.
vi. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Kliwn dengan berat badan 5,8 kg dengan PB 59 cm. Kemandirian dalam
bergaul: mengamati tangannya, motorik halus: tanagan bersentuhan,
motorik kasar: menumou beban pada kaki, kognitif dan bahasa: berteriak.
Hasil DDST normal, tidak ada keterlambatan pada perkembangan pasien.
30

vii. Pola Aktifitas Sehari-hari


No Pola Kebiasaan Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Nutrisi
a.Frekuensi ± 6-7 x/hari -
b.Nafsu makan/selera Baik -
c.Jenis makanan Asi dan Susu -
Formula -
2. Eliminasi
a.BAB
Frekuensi 1-2 x/hari -
Konsistensi Lembek -
b.BAK
Frekuensi 6-7 x/hari -
Konsistensi Cair -
3. Istirahat/Tidur
a.Siang/ Jam 6. Jam -
b.Malam/ Jam 10 Jam -
4. Personal Hygiene
a.Mandi 2 x/hari -
b.Oral hygiene - -

Palangka Raya, 09 Juni 2021


Mahasiswa,

Armia Silviani
2018.C.10a.0926
31

4.2 Analisa Data

Data Subjektif dan Data Etiologi


No Masalah
Objektif
1. DS : - Respon tubuh Resiko Hipertermi
DO :
- Bayi tampak rewel Penyesuaian tubuh
- Bayi tampak gelisah terhadap bakteri
- Bayi menangis terus-menerus
- Bayi terus menangis Termoregulasi
- Suhu tubuh meningkat terganggu
- Kulit kemerahan
- TTV: S: 37,2ºC
RR: 38x/m

2. DS : - Ibu kurang motivasi Defisit pengetahuan


dalam menambah orang tua tentang
DO :
edukasi imunisasi campak
- Orang tua tampak bingung
- Orang tua tampak sering
Kurang sumber
bertanya
informasi
- Riwayat kelahiran anak
pertama
Kurang terpapar
informasi

3. DS : - Injeksi SC Campak Nyeri akut


DO :
Adanya luka injeksi
- Klien tampak menangis
kencang
Kerusakan jaringan
- Klien tampak meringis
sekitar
- Tampak danya luka bekas
Tampak kemerahan dan
injeksi pada lengan kanan
luka
atas
- Tampak bayi gelisah
32

4.3 Prioritas Masalah


1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya luka injeksi yang ditandai
dengan lengan kanan bayi luka, lengan kanan bayi bekas injeksi anak
tampak lemah, anak menangis terus-terusan, suhu kulit teraba hangat,
warna kulit agak kemerahan.
2. Resiko Hipertermia berhubungan dengan termoregulasi terganggu yang
ditandai dengan anak tampak lemah, anak menangis terus-terusan, suhu
kulit teraba hangat, anak tampak rewel, anak tampak gelisah, dan S:
38,2ºC.
3. Defisit pengetahuan tentang imunisasi berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi ditandai dengan ibu Nampak bingung, Nampak
sering bertanya, kelahiran anak pertama.
4.4 Intervensi Keperawatan

No DiagnosaKeperawatan TujuandanKriteriaHasil RencanaKeperawatan/Intervensi Rasional

1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui jenis nyeri
keperawatan selama 1x4 jam lokasi,karaktertistik,durasi neyri 2. Untuk mengetahui skala
dengan adanya luka injeksi
diharapakan Nyeri hilang 2. Identifikasi skala nyeri nyeri
yang ditandai dengan lengan dengan kriteria hasil: 3. Identifikasi factor yang 3. Untuk mengetahui apa saja
1. Keluhan nyeri menurun(5) memperberat dan memperingan factor yang menyebabkan
kanan bayi luka, lengan kanan
2. Kemampuan mengenali nyeri nyeri
bayi bekas injeksi anak tampak penyebab nyeri meningkat 4. Ajarkan keluarga teknik non 4. Untuk mengurangi nyeri
(5) farmakologis teknik nafas dalam 5. Untuk memberikan edukasi
lemah, anak menangis terus-
3. Melaporkan nyeri 5. Berikan pengetahuan tentang kepada keluarga terkait nyeri
terusan, suhu kulit teraba terkontrol meningkat (5) penyebab,periode, dan pemicu 6. Untuk mengurangi nyeri
4. Nyeri menurun (5) nyeri 7. Untuk mengurangi nyeri
hangat, warna kulit agak
5. Kemerahan menurun (5) 6. Jelaskan strategi meredakan nyeri
kemerahan, S: 37,2ºC 6. Meringis menurun (5) 7. Kolaborasi pemberian analgetik,
7. Frekuensi nadi menurun jika perlu.
(5)

33
No DiagnosaKeperawatan TujuandanKriteriaHasil RencanaKeperawatan/Intervensi Rasional

2. Resiko Hipertermi Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi penyebab hipertermia 1. Untuk mengetahui penyebab
keperawatan selama 3x7 jam 2. Monitor suhu tubuh hipertermia
berhubungan dengan
diharapakan hipertermi hilang 3. Sediakan lingkungan yang dingin 2. Untuk mengetahui suhu
termoregulasi terganggu yang dengan kriteria hasil: 4. Longgarkan atau lepaskan tubuh klien
1. Kulit merah menurun (5) pakaian 3. Untuk menghangatkan
ditandai dengan anak tampak
2. Menggigil menurun (5) 5. Basahi dan kipasi bagian tubuh tubuh klien
lemah, anak menangis terus- 3. Kejang menurun (5) 6. Berikan cairan oral seperti ASI 4. Memberikan kenyamanan
4. Pucat menurun (5) 7. Berikan oksigen, jika perlu pada pasien
terusan,anak tampak rewel,
5. Takikardia menurun (5) 8. Anjurkan tirah baring 5. Untuk menstabilkan tubuh
suhu kulit teraba hangat, warna 6. Takipnea menurun (5) 9. Anjurkan keluarga untuk klien
7. Suhu tubuh membaik (5) memberikan kompres hangat 6. Mengganti cairan tubuh
kulit agak kemerahan, S:
8. Kadar glukosa darah 10. Kolaborasi pemberian cairan dan klien yang hilang
37,2ºC. membaik (5) elektrolit intravena 7. Membantu pernafasan klien
8. Untuk membantu
menambah cairan tubuh
klien

Rasional
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi

34
Defisit pengetahuan tentang Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan 1. Untuk mengetahui tingkat
imunisasi berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 7 jam menerima informasi pengetahuan pasien
2. Untuk menambah pengetahuan
kurang terpaparnya informasi diharapkan pengetahuan pasien 2. Identifikasi factor-faktor yang dapat
pasien
ditandai dengan ibu Nampak dan keluarga bertambah dengan meningkatkan dan menurunkan 3. Mengatahui tingkat pemahaman
bingung, Nampak sering kriteria hasil : motivasi perilaku hidup bersih dan pasien tentang penjelasan
kondisi penyakit
bertanya, kelahiran anak 1. Perilaku sesuai anjuran sehat
4. Untuk menyesuaikan jadwal
meningkat (5)
pertama. 3. Sediakan materi dan media pendidikan pasien dan perawat sesuai
2. Verbalisasi minat dalam
belajar meningkat (5) kesehatan ketentuan
3. Kemampuan menjelaskan 5. Memberikan informasi perilaku
. 4. Berikan informasi terkait jadwal
pengetahuan tentang suatu hidup bersih dan sehat
topic meningkat (5) imunisasi 6. Untuk menghindari penyebab
4. Kemampuan
5. Jelaskan factor resiko yang dapat yang dapat mempengaruhi
menggambarkan
pengalaman sebelumnya mempengaruhi kesehatan kesehatan
yang sesuai dengan topic
meningkat (5)
5. Perilaku sesuai dengan
pengetahuan meningkat (5)

4.5 Implementasi dan Evaluasi

35
Hari/Tanggal Evaluasi (SOAP) Tanda tangan dan
Implementasi
Jam Jam: 10.00 Wib Nama Perawat
Rabu, 09 Juni 1. Melakukan identifikasi lokasi,karaktertistik,durasi neyri S: -
2. Melakukan identifikasi skala nyeri O:
2021
3. Melakukan identifikasi factor yang memperberat dan  Klien tampak menangis
memperingan nyeri
08.30 WIB 4. Mengajarkan keluarga teknik non farmakologis teknik  Tampak luka bekas injeksi di lengan kanan
nafas dalam atas
Dx 1 Nyeri 5. Memberikan pengetahuan tentang penyebab,periode, dan  Klien tampak meringis
akut pemicu nyeri  Suhu tubuh menurun
6. Menjelaskan kepada keluarga strategi meredakan nyeri Armia Silviani
 Kemerahan menurun
7. Melakukan kolaborasi pemberian analgetik
 TTV
S : 37,2oC
R : 28 x/m
A: Masalah nyeri belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi

Hari/Tanggal Evaluasi (SOAP) Tanda tangan dan


Implementasi
Jam Jam: 10.00 Wib Nama Perawat
Rabu, 09 Juni 1. Mengidentifikasi penyebab hipertermia S: Pasien mengatakan pasien mengatakan”Sudah
2021 2. Melakukan pemantauan suhu tubuh tidak teraba hangat”

36
08.30 WIB 3. Menganjurkan keluarga menyediakan lingkungan yang O:
dingin  Klien tampak menangis
Dx 2 Resiko 4. Menganjurkan keluarga Melonggarkan atau lepaskan  Suhu tubuh menurun
Hipertermi pakaian  Kemerahan menurun
5. Menganjurkan keluarga kompres hangat pada area lipatan  Suhu tubuh mulai teraba dingin
bayi  TTV Armia Silviani
6. Menganjurkan ibu memberikan ASI S : 37,2oC
7. Menganjurkan keluarga untuk anak tirah baring R : 28 x/m
A: Masalah hipertermia belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi

Tanda tangan
Hari/Tanggal Evaluasi (SOAP)
Implementasi dan
Jam Jam: 10.00 Wib
Nama Perawat
Rabu, 09 Juni 2021 1. Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang S: Pasien mengatakan”Saya paham dan mengerti

10.30 WIB imunisasi dengan apa yang sudah disampaikan dan dijelaskan”

37
Dx 3 2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang O:

Defisit pengetahuan imunisasi dan jadwal imunisasi kepada keluarga - Keluarga tampak mengerti
3. Menanyakan kembali pada pasien atau keluarga - Keluarga dapat menyebutkan kembali tentang
tentang imunisasi Armia Silviani
pengertian manfaat imunisasi
- Keluarga memahami tentang jadwal imunisasi
A: Masalah defisit pengetahuan teratasi

P: Hentikan intervensi

38
DAFTAR PUSTAKA

Grace, Edward, dkk. 2007. Praktik Kebidanan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC

Ilmu Kebidanan/Editor Kedua, Hanifa Wiknjosastro Editor, Abdul Bari Syaifuddin,


Triyatmo Rachim Hadhi, Edisi 3, Cetakan 6, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo, 2010.

Kemenkes RI. 2014. Buku Ajar Imunisasi. Jakarta : Pusdiknakes RI.

Manuaba, Ida Bagus Gde, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan – Jakarta : EGC, 2009.

Novel, Sinta Sasika.2011. Ensiklopedi Penyakit Menular dan Infeksi.Yogyakarta : Familia

Prawirohardjo. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC

Tabar, Ben – Zion, Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi / Ben-Zion Tabel –
Ed.2 – Jakarta : EGC, 2010.

Wahyudi. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/121/jtptunimus-gdl-wahyuhiday-6038-2-
babii.pdf diakses pada tanggal 19 Nopember 2020 Pukul : 16.01 WIB.

YBP-SP. 2010.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta : YBP-SP

39
SATUAN ACARA PENYULUHAN
IMUNISASI

Disusun Oleh:
Armia Silviani
2018.C.10a.0926

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA
KEPERAWATAN
TAHUN 2021

40
Pokok Bahasan : Imunisasi
Sub Pokok Bahasan : Imunisasi
Sasaran : Keluarga
Tempat : Puskesmas Pahandut
Hari / Tanggal :
Waktu : ±10 Menit
Pelaksana : Armia Silviani
1. Tujuan Instruksional
1) Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 15 menit, Orang tua dan
keluarga memahami dan mampu menjelaskan tentang Imunisasi
2) Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta mampu :
1. Menyebutkan pengertian Imunisasi
2. Menyebutkan manfaat imunisasi
3. Menyebutkan siapa yang mendapatkan imunisasi
4. Menyebutkan kegunaan imunisasi
3) Metode dan Media
1. Ceramah dan tanya jawab
2. Leaflet

41
4) Kegiatan
No Langkah-langkah Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
1 Pendahuluan 1 menit  Memberi salam dan  Menjawab salam
memperkenalkan diri
 Menjelaskan maksud dan  Mendengarkan
tujuan penyuluhan
 Menyebutkan materi  Menjawab
yang akan diberikan pertanyaan
2 Penyajian 3 menit Menjelaskan materi
penyuluhan mengenai :  Mendengarkan
 Pengertian imunisasi dengan seksama
 Manfaat imunisasi
 Siapa saja yang diberikan
pemberian imunisasi  Mengajukan
 Jenis imunisasi pertanyaan
3 Evaluasi 3 menit  Memberikan pertanyaan  Menjawab
akhir sebagai evaluasi  Mendemonstrasikan
4 Penutup 3 menit  Menyimpulkan bersama-  Mendengarkan
sama hasil kegiatan
penyuluhan
 Menutup penyuluhan dan  Menjawab salam
mengucapkan salam

2. Materi
1) Pengertian Imunisasi

42
Imunisasi adalah : suatu usaha untuk memberikan kekebalan secara aktif pada
bayi atau anak terhadap penyakit tertentu, dengan memasukkan vaksin (bibit
penyakit yang telah dimatikan/dilemahkan).
2) Manfaat / Tujuan Diberikan Imunisasi
(1) Daya tahan / kekebalan tubuh anak meningkat
(2) Pencegahan timbulnya beberapa penyakit pada anak antara lain :
b. Penyakit TBC Paru
c. Penyakit Difteri
d. Penyakit Tetanus
e. Penyakit Pertusis
f.Penyakit polio
g. Penyakit campak
h. Penyakit hepatitis B
3) Siapa saja yang perlu mendapat imunisasi
(1) Semua orang terutama bayi dan anak.
(2) Semua orang yang kontak dengan penyakit menular.
4) Apakah imunisasi harus diberikan pada saat anak atau bayi dalam keadaan
sehat
Sebaiknya demikian, tetapi penyakit-penyakit seperti batuk, pilek, sedikit
mencret dan gizi agak kurang tidak merupakan halangan untuk diberikannnya
imunisasi.
5) Efek samping dari vaksinisasi
(1) DPT
a. Ringan : bengkak/nyeri pada daerah suntikan
b. Berat : Menangis hebat > 4 jam, kejang,syok.
(2) Campak : kemerahan pada daerah suntikan, panas, borok.
(3) BCG : borok.

6) Kegunaan vaksin
(1) Vaksin BCG diberikan berguna untuk mencegah penyakit TBC .

43
(2) Vaksin DPT diberikan berguna untuk mencegah pemyakit Dipteri ,
Pertusis, Tetanus.
(3) Vaksin Polio diberikan berguna untuk mencegah penyakit Polio.
4) Vaksin Campak diberikan berguna untuk mencegah penyakit Campak
( Gabagen).
5) Vaksin Hepatitis B, diberikan berguna untuk mencegah penyakit
Hepatitis ( Radang hati)
7) Jadwal Imunisasi Pada Bayi Dan Anak
JENIS WAKTU PEMBERIAN

BCG 3 – 14 BULAN

DPT I. 3 Bln atau lebih.


II. 4 Bln atau lebih
III. 5 Bln atau lebih
IV. 1½ - 2 Tahun
V. 5 tahun –Masuk SD
Polio I. 3 Bln atau lebih
II. 4 Bln atau lebih
III. 5 Bln atau lebih
IV. 1½ - 2 Tahun
V. 5 Tahun – Masuk SD
Campak 9 Bulan atau lebih (cukup
sekali).

8) Di Mana Imunisasi Dapat Diperoleh


(1) Rumah sakit
(2) Puskesmas
(3) BKIA/Rumah Bersalin
(4) Posyandu
(5) Praktek Dokter Swasta (terutama dokter spesialis anak

44
45
46

Anda mungkin juga menyukai