Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH JURNAL

“KOMPRES HANGAT DAN RELAKSASI NAFAS DALAM EFEKTIF


MENURUNKAN NYERI PASIEN REUMATOID ARTRITIS “

DOSEN PEMBIMBING:
Ns. Rasyidah Azhari, M.Kep

KELOMPOK 2

ADHO ALIF AKBAR RICO ARDIANSYAH


ANDRIAN FADIL PRATAMA INTAN NOVITA SARI
DEVI ANGGRAINI EKO SUHARDI
ERA RAHAYU JIGO SEPDIONO P.I
JURDANIAH RIKA
LUSI OKTAVIANA M ULFA FITRIANA
PEBRI INKA LESTARI RISE OKTASERA
RISKA ASMIDAR INDRIAWAN
YESSI DESTINA KURNIATI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YAYASAN HARAPAN IBU JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah
dengan judul “KOMPRES HANGAT DAN RELAKSASI NAFAS DALAM
EFEKTIF MENURUNKAN NYERI PASIEN REUMATOID ARTRITIS”
Sehubungan dengan penyelesaian makalah ini, dengan rasa rendah hati disampaikan rasa
terima kasih kepada dosen pembimbing: Ns. Disadari bahwa makalah ini masih kurang
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan guna
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

03 Juli 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman judul............................................................................................................ i

Kata pengantar........................................................................................................... ii

Daftar isi..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan...................................................................................... 1

BAB II JURNAL PENELITIAN

BAB III PEMBAHASAN

A. PROFIL PENELITIAN........................................................................... 2
1. Judul penelitian
2. Pengarang atau author
3. Sumber
4. Keyword
5. Abstrak
6. Tanggal publikasi
B. DESKRIPSI PENELITIAN BERDASARKAN PICO............................ 2
1. Tujuan penelitian
2. Disain penelitian
3. Populasi dan sampel
4. Problem
5. Intervention
6. Comparator
7. Outcome/finding/hasil penelitian
8. Kelemahan penelitian
9. Manfaat hasil penelitian bagi perawat

BAB IV PENUTUP n

A. Kesimpulan............................................................................................... 5

B. saran........................................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN PORTOPOLIO/LOGBOOK

LAMPIRAN KONSUL JURNAL

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kasus rematik di Jawa Timur dari tahun ketahun terus mengalami
peningkatan. Laporan Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri pada bulan
Desember tahun 2016 reumatoid artritis termasuk 5 besar penyakit
yang diderita oleh pasien rawat jalan di Puskesmas Pesantren 1 Kota
Kediri. Reumatoid artritis lebih sering terjadi 2-3 kali lebih sering
terjadi pada wanita dibandingkan pria (Noor, 2016).
Insiden reumatoid artritis meningkat dengan bertambahnya
usia, khususnya pada wanita. Kecenderungan insiden yang terjadi
pada wanita dan wanita subur diperkirakan karena adanya gangguan
dalam keseimbangan hormonal (esterogen) tubuh, namun hingga kini
belum dapat dipastikan faktor hormonal memang merupakan
penyebab penyakit ini. Reumatoid artritis dapat mengakibatkan nyeri
sendi, malaise, penurunan berat badan, rasa capek, sedikit demam,
anemia, pembengkakan sendi dan gangguan gerak pada sendi
(Lukman dan Nurna, 2009).
Salah satu masalah keperawatan yang dihadapi penderita
reumatoid artritis adalah nyeri. Tingkat nyeri yang dihadapi sangatlah
bervariasi. Fenomena yang terjadi di Puskesmas Pesantren 1 Kota
Kediri penanganan nyeri pada pasien reumatoid artritis masih
menggunakan terapi farmakologis yaitu dengan menggunakan
analgesik dan beberapa pasien menggunakan terapi pijat, namun
belum pernah menggunakan teknik relakasasi nafas dalam yang
dilakukan dengan benar dan kompres hangat.
Menurut Organisasi kesehatan dunia (WHO) tahun 2010 bahwa lebih dari 355
juta orang di dunia menderita penyakit rematik. Angka reumatoid artritis di Indonesia
pada Desember 2009 adalah sebesar 32,2% (Nainggolan, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zeng QY et al (2008) pada
penderita reumatoid artritis didapatkan hasil prevalensi nyeri rematik di Indonesia
mencapai 23,6% hingga 31,3%. Menurut data Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri pada
bulan Januari tahun 2017 sebanyak 7,5% dari jumlah kunjungan pasien rawat jalan
merupakan pasien dengan reumatoid artritis dengan 180 kunjungan. Berdasarkan hasil
pra penelitian yang dilakukan peneliti pada tanggal 21 Pebruari 2017 di wilayah kerja
Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri, dari 10 pasien reumatoid artritis menunjukkan
bahwa 100% pasien mengalami nyeri dengan skala 5-8. Rata-rata pasien mengalami
skala nyeri 6,4. Reumatoid artritis di Puskemas Pesantren 1 banyak diderita di usia 40
tahun sampai dengan 70 tahun. Keluhan yang paling banyak ditimbulkan oleh pasien
reumatoid artitis adalah nyeri (Charlis, 2010), rasa nyeri merupakan gejala penyakit
reumatoid artritis yang paling sering menyebabkan seseorang mencari pertolongan medis.

4
Nyeri dapat menyerang lutut, pergelangan tangan, kaki, dan diberbagai persendian
lainnya. Nyeri akan diperparah oleh gerakan, selain itu cemas, depresi, stres, atau lelah
juga akan memperparah nyeri (Lukman dan Ningsih, 2009).
Nyeri diakibatkan olehperadangan dimulai dari membran sendi yang membatasi
sendi, kemudian berubah menjadi pembengkakan atau efusi pada ruang sendi dan
kerusakan pada tulang (erosi). Nyeri yang diakibatkan reumatoid artritis akan
mengakibatkan perubahan gaya hidup, aktivitas istirahat, dan pekerjaan (Lukman dan
Nurna, 2009), sehingga mengganggu dan menyulitkan banyak orang dibanding penyakit
manapun.
Pemberian kompres hangat memberikan rasa nyaman,
mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah
spasme otot, dan memberikan rasa hangat ( Hidayat dan Uliyah,
2008).

B. Tujuan Penulisan
1. Memaparkan informasi terkini dengan evidence based diarea keperawatan terkait dengan
KOMPRES HANGAT DAN RELAKSASI NAFAS DALAM
EFEKTIFMENURUNKAN NYERI PASIEN REUMATOID ARTRITIS
2. Memberikan penjelasan tentang temuan terbaru atau inovasi didunia keperawatan
KOMPRES HANGAT DAN RELAKSASI NAFAS DALAM EFEKTIF
MENURUNKAN NYERI PASIEN REUMATOID ARTRITIS .
3. Meningkatkan critical thinking tentang manfaat hasil penelitian KOMPRES
HANGAT DAN RELAKSASI NAFAS DALAM EFEKTIF MENURUNKAN
NYERI PASIEN REUMATOID ARTRITIS bagi dunia keperawatan.

5
BAB II
JURNAL PENELITIAN

6
BAB III
PEMBAHASAN

A. Profil Penelitian

1.Judul Penelitian : Pengaruh Terapi Kompres Dingin Terhadap Nyeri


Post Operasi ORIF (Open Reduction Internal Fixation) pada pasien Fraktur
di RSD Dr. H. Koesnadi Bondowoso
2.Pengarang/Author : Amanda Putri Anugerah, Retno Purwandari, Mulia
Hakam

3.Sumber : Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember


Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember.
Email : retno_p.psik@unej.ac.id
4.Keyword : ORIF, kompres dingin, nyeri post operasi.

5.Abstrak : Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, biasanya


disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Nyeri merupakan keluhan
yang paling umum pada pasien dengan fraktur. Salah satu
intervensi yang dapat mengurangi nyeri patah tulang adalah
memberikan kompres dingin menggunakan handuk dimasukkan ke
dalam es batu dicampur dengan air dan menaruhnya diatas kulit
yang dilakukan selama 10 menit. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis pengaruh terapi kompres dingin terhadap nyeri
pasca operasi pada pasien fraktur ORIF. Metode penelitian ini
adalah pre eksperimental dengan desain one group pretest-posttest.
Teknik pengambilan sampel adalah quota sampling melibatkan 10
responden. Variabel independen adalah terapi kompres dingin dan
variabel dependen adalah nyeri pasca operasi. Data dianalisis
menggunakan uji Wilcoxon dengan tingkat signifikan ɑ = 0,05.
Rata-rata nilai nyeri responden sebelum intervensi adalah 3,7 dan
nilai setelah intervensi adalah 2,9. Hasil penelitian menunjukkan
perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest (p = 0,005).
Hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari
terapi kompres dingin terhadap nyeri post operasi pada pasien
fraktur ORIF. Perawat di sarankan untuk menerapkan terapi
kompres dingin sebagai salah satu intervensi untuk mengurangi
nyeri pasca operasi pada pasien fraktur ORIF.

7
6.Tanggal Publikasi : Mei, 2017.

B. Deskripsi Penelitian Berdasarkan Metode PICO:


1. Tujuan Penelitian : untuk menganalisis pengaruh terapi kompres dingin
terhadap penurunan nyeri post operasi fraktur ORIF
2. Desain Penelitian :Desain penelitian ini adalah one group pretest-posttest
3. Populasi dan Sampel: populasi pada penelitian ini adalah pasien post operasi fraktur
ORIF sebanyak 10 pasien
4. Problem : masalah dalam penelitian ini adalah 2 responden yang tidak
mengalami penurunan nyeri setelah diberikan intervensi 2 responden yang tidak
mengalami penurunan nyeri berusia 56 tahun dan 67 tahun, dimana kisaran usia
tersebut termasuk dalam dewasa tua. Responden yang tidak mengalami penurunan
nyeri dipengaruhi oleh faktor usia. Usia dapat mempengaruhi nyeri dikarenakan
semakin tinggi usia semakin adaptif seseorang terhadap nyeri yang di rasakan.
5. Intervention : Salah satu cara untuk mengurangi nyeri
adalah dengan kompres dingin ini menggunakan handuk yang
dimasukkan kedalam es batu yang di campur dengan air dan
meletakkan nya di kulit yang dilakukan selama 5-10 menit. Secara
fisiologis, pada 10-15 menit pertama setelah pemberian kompres
dingin terjadi vasokonstriksi pada pembuluh darah.
6. Comparator :
Pengaruh Terapi Kompres Dingin Terhadap Nyeri Post
Operasi ORIF (Open Reduction Internal Fixation) pada Pasien
Fraktur di RSD Dr. H. Koesnadi Bondowoso
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan
kompres Dingin terbukti efektif untuk menurunkan nyeri pada
pasien Post Operasi ORIF dengan penurunan nyeri rata-rata -0,8
dengan P-value sebesar 0,005 atau nilai P-value kurang dari
0,05, artinya ada perbedaan rata-rata intensitas nyeri sebelum
dan sesudah diberi kompres dingin. Terjadi pada skala nyeri 2
sebanyak 6 orang. Nyeri yang dirasakan sebelum diberi kompres
dingin rata-rata dirasakan ketika responden menggerakkan
bagian tubuh yang telah di operasi, namun nyeri yang di rasakan
tidak sampai mengganggu aktivitas responden. Setelah diberi

8
kompres dingin, sebagian responden mengatakan nyeri
berkurang ketika sensasi mulai terasa.

Faktor yang mempengaruhi pasien Post Op Fraktur untuk


melakukan Range Of Motion (ROM)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan ROM
tidak ada penurunan nyeri yang signifikan karena nyeri di atasi dengan
analgetik dengan p-value 0,25 atau p> 0,05.

Outcome:

1. Kelemahan Penelitian: kelemahan dari penelitian adalah peneliti menggunakan


responden dengan rata-rata usia dewasa tua sehingga tidak mengalami penurunan nyeri.

2. Manfaat hasil penelitian bagi keperawatan:


1. Manfaat praktik:
a. Untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang terapi kompres dingin yang
dapat meredakan nyeri pada pasien post operasi fraktur orif.
b. Untuk menerapkan kompres dingin terhadap pasien di rumah sakit.
2. Manfaat teoritis:
Yaitu penelitian ini memperkuat fakta bahwa Kompres dingin dapat
mengurangi nyeri pada pasien post operasi fraktur orif.

9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan


menunjukkan bahwa Kompres hangat dan relaksasi nafas dalam terbukti
samasama efektif untuk menurunkan nyeri pada pasien reumatoid artritis di
Puskesmas Pesantren 1 Kota Kediri dan kedua terapi tersebut tidak ada beda
dalam efektivitas menurunkan nyeri pada pasien Reumatoid Artritis.
Kompres hangat dan relaksasi nafas dalam terbukti efektif dalam
menurunkan nyeri pasien reumatoid artritis dan keduanya tidak ada
perbedaan dalam efektivitas menurunkan nyeri. Tindakan mandiri dalam
upaya menurunkan nyeri pasien reumatoid artritis dengan melakukan kedua
terapi tersebut dapat secara mandiri di rumah.

B. Saran

Kompres dingin Dan ROM terbukti efektif dalam menurunkan nyeri


pada pasien post operasi orif dan keduanya terdapat perbedaan dalam
efektivitas menurunkan nyeri Tindakan mandiri dalam upaya menurunkan
nyeri pasien post operasi orif dengan melakukan kedua terapi tersebut dapat
secara mandiri di rumah. Upaya promosi kesehatan tentang terapi kompres
dingin dan ROM dapat dikembangkan oleh puskesmas atau pusat kesehatan
lainnya dengan cara membuat leaflet dan cara promosi kesehatan yang lain
untuk diberikan health education pada pasien Post operasi orif. Sebagai
upaya untuk menurunkan nyeri pasien post operasi orif. peneliti selanjutnya
dapat menggabungkan atau memodifikasi kompres dingin dan ROM.

10
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo, (2013). Konsep & Proses Keperawatan Nyeri.


Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Bandiyah, Siti. (2009). Keterampilan Dasar Praktek Klinik Keperawatan


Dan Kebidanan. Bantul: Naha Offset.

Charlish, Anne. (2010). Jawabanjawaban Alternatif untuk Artritis &


Reumatik. Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama.

Hidayat dan Uliyah. (2008). Praktikum Keterampilan Dasar Praktik


Klinik Aplikasi Dasar-Dasar Praktik Kebidanan. Jakarta
Salemba Medika.

Judha dkk. (2012). Teori Pengukuran Nyeri Dan Nyeri


Persalinan.Yogyakarta: Muha Medika.

Lukman dan Ningsih (2009). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan


Gangguan Sistemn Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.

Mutttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan


Gangguan SisteM Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.

11
12

Anda mungkin juga menyukai