Anda di halaman 1dari 24

LEMBAR KONSUL PRESENTASI KASUS

FRAKTUR FEMUR
DI RUANG OK RSUD Dr. ABDUL MOELOEK

NO TANGGAL KETERANGAN PARAF

PEMBIMBING KLINIK PEMBIMBING AKADEMIK

MUJIYATI S.KEP Ns. ANIK INAYATI. S.KEP.,M.KEP


ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN.B DENGAN FRAKTUR FEMUR
DI RUANG OK RSUD Dr. ABDUL MOELOEK

NAMA KELOMPOK 4:
1. Muhammad Rafid
2. Sena Bayu Putra
3. Khatarina Ayu Pratiwi
4. Dyan Ananda
5. Vivi Monica

AKADEMI KEPERAWATAN
AKPER DHARMA WACANA METRO
T.A 20019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan
Rahmat dan Hidayahnya. Shalawat dan salam tak lupa pula kita kirimkan kepada junjungan
Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita jalan kebenaran lewat ajaran yang telah
dibawanya.

Kami selaku yang ditugaskan untuk menyusun makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Tn.B Dengan Fraktur Femur Di Ruang OK RSUD Dr. Abdul Moeloek”
sangat bersyukur kepada Allah SWT. Karena berkat bimbingannya makalah ini dapat
diselesaikan dengan lancar dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan keilmuan bagi siapapun
yang membacanya, kami selaku penyusun makalah ini memohon saran dan kritik yang
membangun kepada para pembaca, utamanya Dosen terkait dengan materi makalah ini untuk
penyempurnaan penyusunan makalah berikutnya.

Bandar Lampung, 10 November 2019

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
Bab.1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................
B. Tujuan .....................................................................................................................

Bab 2. TINJAUAN PUSTAKA


A. Definisi ....................................................................................................................
B. Etiologi ....................................................................................................................
C. Klasifikasi ...............................................................................................................
D. Tanda dan Gejala ....................................................................................................
E. Patofisiologi.............................................................................................................
F. Prosedur Diagnostik ................................................................................................
G. Penatalaksaan Medis ...............................................................................................
H. Pathway ...................................................................................................................
I. Pengkajian Data Dasar .............................................................................................
K. Diagnosa Keperawatan ...........................................................................................
L. Rencana Keperawatan .............................................................................................

Bab 3. ASUHAN KEPERAWATAN


PRE OPERASI .................................................................................................................
A. Data Umum ............................................................................................................
B. Data Khusus ...........................................................................................................
C. Rencana Keperawatan............................................................................................
LAPORAN INTRA OPERASI .................................................................................
PENGKAJIAN POST OPERATIF ..........................................................................

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fraktur adalah patah tulang atau terganggunya kesinambungan jaringan tulang yang
disebabkan oleh trauma langsung maupun trauma tidak langsung. Badan kesehatan dunia
(WHO) mencatat jumlah kejadian fraktur pada tahun 2011-2012 terdapat 1,3 juta orang yang
menderita fraktur. Menurut DEPKES RI tahun 2011 di Indonesia sendiri juga banyak yang
mengalami fraktur, fraktur di Indonesia terdapat 45.987 orang yang mengalami fraktur,
prevalensi kejadian fraktur yang paling tinggi adalah fraktur femur yaitu terdapat
19.729orang yang mengalami fraktur, sedangkan ada 14.037 orang yang mengalami fraktur
cluris dan terdapat 3.776 orang mengalami fraktur tibia. Salah satu cara untuk
mengembalikan fraktur seperti semula yaitu salah satu cara adalahrekognisi atau dilakukan
tindakan pembedahan (Sjamsuhidayat & Jong, 2005).

Pembedahan adalah segala upaya tindakan pengobatan yang secara invasif dengan
cara membuka bagian organ tubuh yang akan ditangani.Setelah tindakan pembedahan akan
dilakukan tindakan untuk menangani rasanyeri yaitu dengan menggunakan obat penghilang
rasa nyeri (Sjamsuhidajat,R. & Jong, 2005).
Menurut The International Association for the Study of Pain,nyeri adalah suatu pengalaman
sensorik yang tidak menyenangkan yang diakibatkan oleh kerusakan jaringan ataupun yang
berpotensi merusak jaringan. Nyeri itumerupakan suatu hak yang kompleks meliputi aspek
fisik dan psikis. Aspekfisik meliputi perubahan keadaan umum, denyut nadi, suhu tubuh,
pernapasan,sedangkan aspek psikis akibat nyeridapat terjadinya stress yang bisa mengurangi
sistem imun dalam proses inflamasi. Nyeri merupakan hak yang bersifat subjektif dan
personal, sehingga masing-masing individu akan memberikan respon yang berbeda terhadap
rasa nyeri berdasarkan pengalaman sebelumnya (Judha, Sudarti & Fauziah,2012).
Penatalaksanaan manajemen nyeri ada 2 teknik yaitu dengan cara farmakologi dan
nonfarmakologi. Penatalaksanaan manajemen nyeri farmakologi adalah penatalaksanaan
manajemen nyeri dengan menggunakanobat yang berkolaborasi antara perawat dengan dokter
dalam pemberian obatantinyeri, sedangkan teknik non-farmakologi adalah penatalaksanaan
manajemen nyeri tanpa obat-obatan, penatalaksanaan manajemen nyeri non-farmakologi
meliputi Guided imagery,distraksi,hypnoanalgesi.
Teknik hypnoan algesia merupakan teknik non-farmakologi yang dapat dilakukan oleh
perawat dalam mengatasi rasa nyeri. Kunci dari inan terhadap sesuatu hal positif yang
muncul berdasarkan pada konsep pikiran, sehingga
akan memberikan energi positif bagi suatu tindakan yang dilakukan.
Penggunaan metode ini mengakibatkan berkurangnya bahkan menghilangkan rasa nyeri yang
dialami tubuh manusia sebagai respon terhadap suatu trauma(Amarta, 2012).
Beberapa penelitian lain menunjukkan adanya pengaruh teknik relaksasi terhadap penurunan
nyeri pada pasien post operasi, salah satunyaadalah Ayu dianingsih (2009) disebutkan bahwa
teknik relaksasi nafas dalammempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penurunan nyeri
pada pasienpasca operasi fraktur femur antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di
Rumah Sakit Karima Utama Surakarta.
Menurut uraian latar belakang di atas belum ada teknik manajemen nyeri non-farmakologi
berupahypnoanalgesia, sehingga peneliti tertarik ingin melakukan sebuah penelitian
“Pengaruh Pemberian Hypnoanalgesia pada Nyeri Post Operasi Fraktur di Rumah Sakit
Karima Utama Surakarta.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a). Untuk memahami Asuhan Keperawatan pada pasien dengan diagnosa fraktur
femur.
b). Setelah mendapatkan materi ini mahasiswa dapat memberikan asuhan
keperawatan pada klien dengan diagnosa ftraktur femur.
2. Tujuan Khusus
a). Mahasiswa dapat memahami tentang Asuhan Keperawtan pada paseien dengsn
diagnosa fraktur femur.
b). Mahasiswa mampu menerapkan perawatan yang baik bagi pasien dengan
fraktur femur.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang
umumnya di sebabkan oleh ruda paksa ( Arif Mansjoer, 2000 )
Fraktur adalah kerusakan pada kontinuitas tulang ( Sandra M, 2001 ).

B. ETIOLOGI ( Arif mansjoer, 1999 )


Penyebab dari fraktur adalah sebagai berikut :
1). Benturan dan cidera / trauma ( jatuh pada kecelakaan ).
2). Kelemahan tulang akibat osteoporosis ( pada orang tua ) penderita kanker atau infeksi
yang di sebut fraktur patologis.
3). Fraktur stress atau fatigue fraktur akibat peningkatan drastic latihan pada seorang atlit
atau pada permulaan aktivitas fisik baru sehingga kakuatan otot meningkat secara
lebih cepat di bandingkan kekuatan tulang.

C. KLASIFIKASI ( Arif Mansjoer, 1999 )


1) Berdasarkan komplit atau tidak komplitnya fraktur
a. Komplit adalah bila garis patah melalui seluruh penempang tulang atau melalui
kedua korteks tulang.
b. Tidak komplit adalah bila garis patah tidak melalui penampang tulang seperti :
Buckle Fraktur : Bila terjadi lipatan dari satu kortek dengan kompresi tulang
sapongiosa di bawahnya.
Greenstick Fraktur : Fraktur tidak sempurna dan sering terjadi pada anak –
anak ,korteks tulang sebagian masih utuh demikian juga periosteum.
2) Berdasarkan garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma
a. Fraktur Transversal : Fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu
panjang tulang.
b. Fraktur Obliq : Fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang.
c. Fraktur Kompresi : Terjadi bila dua tulang menumbuk tulang ketiga yang berada
di antaranya.
d. Fraktur Elevasi : Memisahkan suatu fragmen tulang pada tempat insersi tendon
ataupun ligament
3). Berdasarkan jumlah garis patah
a. Fraktur Kominutif : Garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan.
b. Fraktur Segmental : Garis patah lebih dari satu tapi tidk berhubungan.
c. Fraktur Multiple : Garis patah lebih dari satu tapi pada tulang berlainan tempat.
4). Berdasarkan pergeseran tulang
a.Fraktur Undisplaced ( tidak bergeser ) : Tulang patah posisi normal.
b.Fraktur Displaced ( bergeser ) : Ujung tulang yangpatah berjauhan dari tempat
patah.
5). Berdasarkan hubungan fragmen tulang dengan dunia luar
a. Fraktur Tertutup ( Closed / Simple Fraktur ) : Bila tidak terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar.
b.Fraktur Terbuka ( Open / Compound Fraktur ) : Bila terdapat hubungan antara
frgamen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit.
Menurut R. Gustillo, fraktur terbuka terbagi atas tiga derajat yaitu :
- Kerusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk.
- Fraktur sederhana transversal, oblik / kominutif ringan
- Kontaminasi minimal.

D. TANDA DAN GEJALA


Adapun tanda dan gejala fraktur adalah :.
1) Rasa sakit atau nyeri.
Nyeri akan bertambah dengan gerakan dan penekanan di atas fraktur.
2) Pembengkakan di sekitar fraktur
3) Deformitas ( kelainan bentuk)
4) Gangguan fungsi, ekstremitas tak dapat di gunakan.
5) Dapat tejadi gangguan sensasi atau rasa kesemutan yang mengisyaratkan
kerusakan syaraf.
6) Laserasi kulit.
7) Jika terdapat luka terbuka, maka terdapat perdarahan.
8) Shock karena nyeri hebat, kehilangan darah.
E. PATOFISIOLOGI
Fraktur terjadi bila ada interupsi dari kontinuitas tulang. Biasanya, fraktur di sertai
cidera jaringan di sekitar yaitu ligament, otot, tendon, pembuluh darah dan
persarafan.Fraktur bisa juga di sebabkan karena trauma ataupun karena suatu penyakit,
missal osteoporosis. Trauma yang terjadi pada tulang dapat menyebabkan fraktur dan
akan mengakibatkan seseorang memiliki keterbatasan gerak, ketidakseimbangan dan
nyeri pergerakan jaringan lunak yang terdapat di sekitar fraktur, missal pembuluh darah,
saraf, dan otot serta organ lainnya yang berdekatan dapat di rusak. Pada waktu trauma
ataupun karena mencuatnya tulang yang patah, apabila kulit sampai robek akan
mengakibatkan luka terbuka dan akan mengakibatkan seseorang beresiko terkena infeksi.
Tulang memiliki banyak pembuluh darah kedlam jaringan lunak atau luka yang
terbuka. Luka dan keluarnya darah dapat mempercepat pertumbuhan bakteri.
Pada osteoporosis secara tidak langsung mengalami penurunan kadar kalsium
dalam tulang. Dengan berkurangnya kadar kalsium dalam tulang lama – kelamaan tulang
menjadi rapuh sehingga hanya trauma minimal saja atau tanpa trauma sedikitpun akan
mengakibatkan terputusnya kontinuitas tulang yang di sebut fraktur,
F . PROSEDUR DIAGNOSTIK
 x ray :menentukan luas lokasi nya fraktur
 scan tulang :memperlihatkan fraktur lebih jelas,mengindentifiksi kerusakan
jaringan lunak
 arteriogram :di lakukan untuk memastikan ada tidak nya kerusakan veskuler
 hitung darah lengkap:hemokonsentrasi mungkin meningkat .menurun pada
pendarahan ,peningkatan leukosit sebagai respon terhadap rangsangan.
 keratin :trauma obat meningkat beban keratin untuk klien ginjal
 profil koagulasi :perubahan dapat terjadi pada kehilangan daRAh transfusi atau
cidera hati.

G. PENATALAKSANAN MEDIS
a.farmakologi
pengobatan dengan terapis medis
 pemberian anti obat anti inflamasi
 obat-obatan narkose mungkin di perlukan setelah fase akut
 obat – obatan relaksan untuk mengatasi spasme otot
 bedrest,fisioterapi
b.prosedur pembedahan
pembedahan dapat mempermudah perawatan dan fisioterapi agar mobilisasi lebih
cepat,bedahan yang sering di lakukan seperti di sektomi dengan peleburan yang di
gunakan untuk menyatukan proses spinosos vertebra.
H. Pathway
Trauma langsung Trauma tidak langsung Kondisi patologis

fraktur

Deskontinuiteor Pergeseran fragmen tulang Nyeri akut


hang

Perubahan
Kerusakan fragmen
jaringan sekitar
tulang

Pergeseran Spasme otot Tekanan sum-sum tulang lebih


fragmen tulang tinggi dari kapiler

Peningkatan lek kapiler


Deformitas Melepaskan katekelamin

Pelepasan histamin
Gangguan fungsi Metabolisme asam lemak
ekstermitas
Prokin plasma tulang Bergabung dengan
Hambatan mobilitas trombosit
fisik edema
emboli
Penekanan pembuluh
Laserasi kulit darah

Menyumbat pembuluh darah

Putus vena/
Kerusakan integritas
arteri Ketidakefektifan perfusi
kulit,resiko infekel
jaringan perifer

perdarahan
Kehilangan volume Resiko shock (hipokalemia)
cairan
I. PENGKAJIAN DATA DASAR
a. Pengkajian primer
- Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret akibat
kelemahan reflek batuk
- Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang
sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
- Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi,
bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa
pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
b. Pengkajian sekunder
a.Aktivitas/istirahat
b. kehilangan fungsi pada bagian yangterkena
c. Keterbatasan mobilitas
2) Sirkulasi
a. Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas)
b. Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah)
c. Tachikardi
d. Penurunan nadi pada bagiian distal yang cidera
e. Cailary refil melambat
f. Pucat pada bagian yang terkena
g. Masa hematoma pada sisi cedera
c) Neurosensori
a. Kesemutan
b. Deformitas, krepitasi, pemendekan
c. kelemahan
d) Kenyamanan
a. nyeri tiba-tiba saat cidera
b. spasme/ kram otot
e) Keamanan
a. laserasi kulit
b. perdarahan
c. perubahan warna
d. pembengkakan local

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontinuitas tulahg
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungn dengan nyeri
3. Kerussakan integritas kulir berhubungan dengan fraktur terbuka
K. RENCANA KEPERAWATAN

NO DX.KEPERAWATAN NOC NIC

Setelah dilakukan asuhan  Kaji skala nyeri


Nyeri akut berhubungan  Monitor ttv
keperawatan diharapkan :
dengan terputusnya  Ajarkan telnik
kontivitas jaringan  Mampu mengontrol
rasa nyeri relaksasi npas dalam
1. ditandai dengan Fraktur
 Skala nyeri 3  Ciptkan lingkungan
 Memyatakan rasa yang nyaman
nyaman setelah nyeri  Kolaborasi dengan
berkurang dokter pemberian
analgetk
 Batasi pergerakan
pada daerah fraktur

Setelah dilakukan asujan  Monitor ttv


Hambatan mobilitas fisik
keperawatan diharapkan  Kaji kemampuan
berhubungn dengan klien dalam aktivitas
2. fraktur nyeri terapi dengan kriteria hasil :
 Anjurkan untuk
restriktif (imobilisasi)  Klien meningkatkan
menghindari
dalam aktivitas fisik
kelelahan
 Mengerti tujuan dari
 Ajarkan klien
peningkatam moblitas
bagaimana merubah
posisi
 Beri alat bantu jika
klien memerlukan
 Kaji mobilsasi di
daerah fraktur

 Jaga kebersihan kulit


Kerussakan integritas Setelh dilakukan asuhan
tetap bersij dan kering
kulir berhubungan dengan keperawatan diharapkan  Mobilisasi klien
3. fraktur terbuka dengan kriteria hasil :  Pantau proses
(pemasangan traksi) penyebuhan luka
 Perfusi jaringan baik
 Integritas kulit yang  Monitor tanda dam
gejala infeksi pada area
baik dapat
dipertahankan (sensasi fraktur
.turgor, hidrasi,  Ganti balutan pada
waktu yang sesuai
temperatur
DAFTAR PUSTAKA

 Nurarif ,amin huda,kusuma,handalu,2006. ASUHAN KEPERAWATAN PRAKTIS


berdasarkan penerapan diagnosa nanda, NIC NOC dalam berbagai kasus edsi revisi
jlid 1,mediction ,Yogyakarta.

 Santoso ,budi.2007,panduan diagnosa keperawatan NANDA 2005-2006.


Jakarta:prima medika.

 Sudoyono aru dkk.2009 Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 123,edisi
keempat.jakarta.

 Joyce M.black and jane hokonson.2014.keperawatan medikal bedah.edisi 8.buku


2.elseiver.singapore,
ASUHAN KEPERAWATAN
PRE OPERATIF PADA TN.B DENGAN FRAKTUR FEMUR
DI RUANG OK RSUD Dr. ABDUL MOELOEK

A. DATA UMUM
1. Nama Pasien : Tn.B
2. No. Registrasi : 00.61.12.59
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Pekerjaan : Wirausaha
5. Diagnosa Medis : Fraktur Femur
6. Inform Consent : Ditanda tangani oleh Tn.W (Anak Klien)

B. DATA KASUS
7. Tanda-Tanda Vital
- TD : 130/80 mmHg
- N : 97x/menit
- S : 36,4oC
- RR : 26x/menit

8. Kesadaran : E = 4 , V = 5 , M = 6 = 15 (Compos Menthis)

9. Indikasi Dilakukan Operasi : Fraktur Femur

10. Keluhan Yang Dirasakan


- Klien mengatakan pusing
- Klien mengatakan nyeri pada bagian paha
- Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk benda tajam, terasa terus menerus
- Skala nyeri 6
- Klien mengatakan takut
- Klien mengatakan khawatir dioperasi
- Klien tampak gelisah
- Klien memegangi area fraktur
- Klien meringis kesakitan
11. Status Psikososial
- Klien mengatakan menerima keadaan sekarang
- Klien mengatakan banyak keluarga yang mensupport
- Klien mengatakan hubungan klien dan lingkungan sekitar rumah baik
- Klien mengatakan banyak tetangga yang menjenguk

12. Pemeriksaan Laboratorium yang mendukung


a. Pemeriksaan Patologi Klinik
PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN METODE
Analisa Gas Darah
Keterangan Pasien
oC
- Temperatur pasien 37,1 Calculated Parameter
- Hemoglobin 10,9 g/dl Calculated Parameter
FIO2 21 % Calculated Parameter
oC
Koreksi ke suhu 37,1 Calculated Parameter
- pH 7,50 * 7,35 – 7,45 Ion selektif elektrode
- pCO2 25,4 * 35,0 – 45,0 mmHg Ion selektif elektrode
- pO2 99,0 80,0 – 108,0 mmHg Ion selektif elektrode
Nilai Kalkulasi
- HCO3 (konsentrasi 19,6 * 23,0 – 29,0 mmol/L Calculated Parameter
Bicarbonat)
- TCO2 (Total Konsentrasi 20,4 * 24,0 – 30,0 mmol/L Calculated Parameter
CO2)
- Beb (Base Excess rah) -2,1 (-2,4) – 2,3 mmol/L Calculated Parameter
- Beecf -3,1 mmol/L Calculated Parameter
- Anion Gap 0,0 mmol/L Calculated Parameter
- Anion Gap (K+) 0,0 mmol/L Calculated Parameter
- O2 sat 98,4 % Calculated Parameter

Hematologi
Darah Lengkap
- Hemoglobin 10,9 13,0 – 18,0 g/dl
- Leukosit 10.400 4.500 – 11.000 /µl
- Eritrosit 3,1 4,5 – 6,5 Juta/µl
- Hematokrit 34 40 – 52 %
- Trombosit 214.000 140.000 – 392.000 /µl
- MCV 107 76 – 96 fL
- MCH 35 27 – 32 pg
- MCHC 32 30 – 35 g/dl
- Hitung Jenis
- Basofil 0 0–1 %
- Eosinofil 0 2–4 %
- Batang 0 3–5 %
- Segmen 84 50 – 70 %
- Limfosit 9 25 – 40 %
- Monosit 7 2–8 %
35 * 0 – 10 mm/jam Westergren
- LED
9 9 – 15 menit Lee dan White
-
2 1–3 menit Duke
b. Pemeriksaan Radiologi
Hasil
- Fraktur Spiral Femur Dekstra 1/3 Proksimal

13. Pemeriksaan Fisik Fokus Pada Masalah


a. Kepala
- Bentuk kepala bulat tidak ada luka
- Mata simetris, konjungtiva tidak pucat
- Ketajaman pendengaran baik, simetris tidak ada kelainan

b. Leher
Kelenjar getah bening daan tekanan vena jugolaris tidak ada kelainan (tidak
ada pembesaran), tidak ada kaku kuduk

c. Dada
Simetris, pengembangan dada optimal, ekspansi paru pada inspirasi dan
ekspilasi maksimal

d. Abdomen
Tidak ada massa, abdomen simetris, dilatasi vena ataupun kemerahan, tidak
ada nyeri tekan

e. Ekstremitas
- Atas
Anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan, tidak ada luka pada tangan kanan
dan kiri, kekuatan cukup dimana dapat membolak balik tangan dan menahan
tekanan yang diberikan
- Bawah
Anggota gerak lengkap, ekstremitas bawah kanan (Femur) fraktur terbuka,
terdapat luka pada pada daerah fraktur (femur), tidak terdapat luka pada
ekstremitas bawah kiri, terdapat nyeri pada femur kanan, skala nyeri 6
C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Data Umum
a. Nama Pasien : Tn.B
b. No. Registrasi : 00.61.12.59
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Diagnosa : Fraktur Femur
e. Inform Consent : Ditanda tangani oleh Ny.T (Anak)
No Data Diagnosa Intervensi/ Implementasi Evaluasi
1 DS: Nyeri akut - Mengkaji ulang skala nyeri S : Klien mengatakan
- Klien mengatakan nyeri b.d Agen H : Skala nyeri 6 nyeri berkurang dan
pada bagian paha kanan cedera fisik R : Klien masih merasa nyeri sedikit tenang
- Klien mengatakan nyeri
seperti tertusuk benda - Memberikan informasi O:
tajam, terasa terus kepada klien mengenai nyeri, - Klien mendapat
menerus, skala nyeri 6 penyebab nyeri informasi
- Klien merasa pusing H : Klien mendapat informasi - Klien melakukan
DO: R : Klien kooperatif teknik relaksasi
- Klien tampak gelisah nafas dalam
- Klien memegangi area - Mengajarkan teknik relaksasi - Klien mendapat
fraktur nafas dalam analgetik (IV)
- Klien meringis kesakitan H : Klien melakukan teknik
- Hasil RO : Fraktur Spiral relaksasi nafas dalam A : Masalah nyeri
Femur Dekstra 1/3 R : Klien merasa tenang, nyeri akut belum teratasi
Proksimal sedikit berkurang
- Look : Terdapat luka P : Lanjutkan
memar pada area fraktur - Mengkolaborasi obat, intervensi
(femur) memberikan Analgetik (IV)
- Feel : Teraba hangat pada H : Klien mendapat analgetik
area fraktur (femur) (IV)
- Listen : Terdengar suara R : Klien Kooperatif
krepitalisasi pada area
fraktur (femur)
2 DS : Ansietas b.d - Memahami situasi yang S : Klien merasa
- Klien mengatakan takut Rencana terjadi dari klien nyaman saat
- Klien mengtakan kawatir pembedahan H : Perawat berada disamping diperhatikan
di operasi klien
DO : R : Klien merasa nyaman saat O:
- Klien tampak gelisah diperhatikan - Perawat memberi
- Klien tampak cemas dukungan kepada
- TTV : - Memberikan informasi faktual klien
- TD : 130/80 mmHg terkait diagnosis pembedahan - Perawat
- Nadi : 97 x/menit H : Perawat menjelaskan menjelaskan
- Respirasi : 26 x/menit informasi pembedahan kepada informasi
klien pembedahan
R : Klien kooperatif kepada klien
- Perawat disamping
klien
- Berada di sisi pasien untuk - Perawat memberi
meningkatkan rasa aman dan usapan pada
mengurangi kecemasan punggung klien
H : Perawat memberi dukungan - Keluarga berada
kepada klien disamping klien
R : Klien nyaman
A : Masalah Ansietas
- Melakukan usapan pada Teratasi
punggung dengan cara yang
tepat untuk mengurangi P : Pertahankan
kecemasan kondisi
H : Perawat memberi usapan
pada punggung klien
R : Klien merasa nyaman

- Mendorong keluarga untuk


mendampingi klien dengan
cara yang tepat
H : Keluarga berada disamping
klien
R : Klien merasa lebih tenang
LAPORAN OPERASI / LAPORAN INTRA OPERASI

1. Nama Operasi : Open Reduction-bedah Orthopedi-Khusus II


2. Dokter Operator : dr. M. Fajrin Armin R. S.Pot
3. Asisten : Yulianto dan Hary S
4. Instrumentator : Hary S
5. Dr. Anastesi : Dr. Andik Sp.An
6. Perawat anastesi : Willa
7. Instrumen/peralatan :
a. Alat non steril : Alas dan meja operasi, mesin suction, lampu operasi, tempat sampah,
monitor
b. Alat Steril : Klem, Desinfeksi, duk Klem, pinset anatomis, pinset sirurgis,
bengkok, langeen beek, klem koher, gunting jaringan, gunting benang
lurus, nal foeder, ring klem, ujung suction
- Persiapan linen steril
Meja operasi, duk kecil, sarung meja mayo, schort, selang suction, duk besar,
kabel couter, bengkok+kom

8. Jalannya Operasi
Klien masuk keruangan operasi pukul 09:00 wib kemudian anastesi memasang infus,
setelah infus terpasang anastesi melakukan tindakan pembiusan dengan bius general lalu
anastesi memasag ETT (Endo Trakeal Tube). Setelah anastesi selesai melakukan tindakan
anastesi perawat bedah cuci tangan kkemudian memakai baju operasi,setelah itu melakukan
tindakan antiseptik pada area yang akan di operasi yaitu daerah femur dekstra. Setelah
dilakukan tindakan antiseptik kemudian perawat/asisten memasang duk steril. Setelah duk
selesai dipasang kemudian siap untuk melakukan operasi
Dokter melakukan insisi pada daerah femur kurang lebih 15cm. Kemudian jaringan
diperdalam sampai tampak tulang kemudian tulang dibersihkan dan di reposisi. Setelah
posisi bagus dokter memasang plet dan scrow.selama berjalanya operasi perawat membantu
dokter untuk jalanya operasi membersihkan darah membuka otot dengan hak. Selama reposisi
dokter melakukan ronsen untuk mengetahui posisi nya sudah bagus atau belum.Setelah
terpasang Plet scrow luka operasi ditutup kembali (Di heating) lapis demi lapis.kemudian
luka operasi dibersihkan dengan NACL setelah itu luka ditutup dengan supratul/bagtigras dan
kasa steril. Untuk mengurangi resiko perdarahan luka operasi ditutup menggunakan kasa
steril dan perban elastis untuk menekan luka agar tidak terjadi perdarahan.
Pasien selesai operasi kemudian dikirim ke RR untuk di observasi sampai keadaan
pasien membaik, setelah keadaan pasien membaik lalu dikirim keruang perawatan
PENGKAJIAN POSTOPERATIF
AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA WACANA METRO

Nama Klien : Tn. B Tekanan Darah : 120/70 mmHg


Usia : 74 tahun Nadi : 86 x/menit
Jenis Kelamin : Laki-laki Suhu : 36,8oC
No. Register : 00.61.12.59 Pernafasan : 18 x/menit
Diagnosa Medik : Fraktur femur Riwayat Kesehatan :-
Ruangan : OK

Pengkajian Diagnosa Kep Intervensi/ Implementasi Evaluasi


Airway (Jalan Nafas)
Sumbatan :
( ) Benda asing
( ) Darah
( ) Bronchospasme
( ) Sputum
( ) Lendir
Breathing (Pernafasan) Pola nafas - Membersihkan mulut dan S:-
Sesak, dengan : tidak efektif hidung pasien dengan suctiun
( ) Aktivitas b.d hambatan H : Sekret klien dibersihkan O:
(√) Tanpa aktivitas upaya nafas R : Klien tampak nyaman - Sekret klien
( ) Menggunakan otot (nyeri pada dibersihkan dengan
tambahan saat bernafas) - Memasang oksigen dengan suction
Frekuensi : 24 x/mnt 5liter/menit - Klien nyaman
Irama :( teratur/ tidak) H : Klien terpasang nasal canul - Klien terpasang nasal
Kedalaman :( dalam/ dangkal) 5liter/detik canul 5liter/detil
Bunyi nafas : R : Klien kooperatif - SPO2 98%
(√) Ronchi - RR 24 x/menit
( ) Wheezing - Memonitor saturasi oksigen dan
( ) Creakles pernafasan klien A : Masalah pola nafas
( ) Snoring H : SPO2 98% tidak efektif belum
RR 24 x/menit teratasi
R : Klien kooperatif
P : Lanjutkan intervensi
Cirkulation (sirkulasi)
Sirkulasi Perifer :
Nadi : 86 x/mnt
Irama :( teratur/ tidak)
Denyut : ( lemah/ kuat)
TD : 120/70mmHg
Ekstermitas
( ) Hangat (√) Dingin
Warna Kulit
( ) Pucat
( ) Cyanosis
( ) Kemerahan
Capilery Refill : < 3dtk
Edema : ( ya/ tidak)
( ) Muka ( ) Tangan
( ) Tungkai ( ) Anasarka
Eliminasi dan Cairan
BAK
Jumlah/ hari ..... Cc
Warna :
(√) Kuning jernih
( ) Kuning keruh
( ) Merah
( ) Putih
BAB
( ) Diare : .... / hari
( ) Berdarah
( ) Lendir
Disability
Tingkat Kesadaran :12
( ) Compos Mentis
(√) Samnolen
( ) Apatis
( ) Sopor
( ) Sopor com
Pupil
(√) Isokor ( ) An isokor
(√) Miosis ( ) Midriasis
Reaksi terhadap cahaya
(√) Positif
( ) Negatif
GCS : E 3, M 5 V 4
Kelemahan
( ) Afasia
( ) Disatria
Nilai Kekuatan otot
Reflek
(√) Babinsky
(√) Patela
(√) Bisep / trisep

Anda mungkin juga menyukai