Anda di halaman 1dari 14

 

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin

1.Konsep dasar kelenjar endokrin

Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirimkan

hasil sekresinya langsung kedalam darah yang beredar dalam  jaringan. Kelenjar

tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.

Beberapa dari organ endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon

(hormon tunggal). Disamping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu

macam hormon atau hormon ganda, misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur

kelenjar lain (Sayfuddin,2006).

Berasal dari sel-sel epitel yang melakukan poliferasi ke arah  pengikat sel

epitel yang telah berpoliferasi dan membentuk sebuah kelenjar endokrin, tumbuh

dan berkembang dalam pembuluh kapiler. Zat yang dihasilkannya disebut hormon

mempunyai pengaturan sendiri sehingga kadarnya selalu dalam keadaan optimum

untuk menjaga keseimbangan dalam organ yang berada dibawah pengaruhnya,

mekanisme pengaturan ini disebut dengan sistem umpanbalik negatif . misalnya ,

hipofise terhadap hormon seks yang dihasilkan oleh gonad, hipofise pars anterior

menghasilkan gonadotropin yang merangsang kelenjar gonad menghasilkan

hormon seks .hormon yang dihasilakan kelenjar endokrin beberapa macam. Zat
yang secara fungsional dapat dilakukan sebagai hormon kimia dikategorikan

sebagai hormon kimia dikategorikan sebagai hormon kimia dikategorikan sebagai

hormon organik (Sayfuddin,2006).

2.Fungsi kelenjar endokrin

Menurut Sayfuddin (2006) dijelaskan bahwa fungsi kelenjar endokrin

yaitu :

a.Menghasilkan hormon yang dialirkan kedalam darah yang diperlukan oleh

jaringan dalam tubuh tertentu

b.Mengontrol aktifitas kelenjar tubuh

c.Meransang pertumbuhan jaringan

d.Mengatur metabolisme, oksidasi meningkatkan absorbsi glukosa pada usus

halus

e.Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidratarang, vitamin, mineral dan

air.

Hormon yang bermolekul besar (polipeptida dan protein) tidak dapat

menembus sel dan bekerja pada permukaan sel. Hormon yang  bermolekul kecil

(hormon steroid dan tiroid) mempunyai pengaruh terhadap spektrum sel-sel

sasaran yang lebih luas, menembus membran sel berkaitan dengan resptor protein.

3.Kelenjar tiroid

Terdiri atas dua buah lobus yang terletak disebelah kanan trakea, diikat

bersama oleh jaringan tiroid dan melintasi trakea disebelah depan.kelenjar ini
merupakan kelenjar yang terdapat didalam leher bagian depan bawah, melekat

pada dinding laring. Atas pengaruh hormon yang dihasilkaNn oleh kelenjar

hipofise lobus anterior, kelenjar tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin.

Adapun fungsi kelenjar tirosin adalah mengatur  pertukaran zat/ metabolisme

dalam tubuh dan mengatur pertumbuhan  jasmani dan rohani (Sayfuddin,2006).

4.Fungsi kelenjar tiroid

Dalam Sayfuddin (2006) dijelaskan bahwa fungsi kelenjar tiroid yaitu :

a)Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi  

b)Mengatur penggunaan oksidasi

c)Membantu pengeluaran karbon dioksida

d)Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan

e)Pada anak mempengruhi perkembangan fisik dan mental

5.Fisiologi kelenjar tiroid

Kelenjar ini menghasilkan hormon tirosin yang memegang peranan  penting

dalam mengatur metabolisme yang dihasilkannya, merangsang laju sel-sel dalam

tubuh melakukan oksidasi terhadap bahan makanan, memegang peranan penting

dalam pengawasan metabolisme secara keseluruhan.hormon tiroid memerlukan

bantuan TSH (thyroid stimulating hormone) untuk endositosis koloid oleh

mikrovili, enzim proteolitik untuk memecahkan ikatan hormon T3 (triodotironin)

dan T4 (tetraiodotironin) dari triglobulin untuk melepaskan T3 dan T4

(Sayfuddin,2006).
6.Kelainan tiroid

Dalam Sayfuddin (2006) dijelaskan bahwa kelainan pada kelenjar tyroid

yaitu :

a)Hipertrofi atau hiperplasia

1)Struma difosa toksik, hipermetabolisme karena jaringan tubuh

dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam darah.

2)Struma difosa nontoksik

a)Ipe endemik: kekurangan yodium kronik, air minum kurang

mengandung yodium disebut gondok edemik

 b)Tipe sporadik : pembesaran difusi dan strauma didaerah

endemis, penyebabnya suatu stimulus yang tidak diketahui

 b)Hipotiroidisme, kelainan struktural atau fungsional kelenjar tiroid sehingga

sintesis dari hormon tiroid menjadi insufiensi atau  berkurang, bila permanen dan

komplek disebut atiroidisme.

1)Kretinisme, hipotiroidisme berat, pada anak lidah tampaktebal, mata

besar, mata besar, suara serak, kulit tebal dan ekspresi seperti orang bodoh.

2)Mikesedema juvenil, terjadi pada anak sebelum akil balik, anak cebol,

pertumbuhan tulang terlambat dan kecerdasan kurang.

3)Mikedema dewasa, gejalanya nonspesifik, timbulnya perlahan,

konstipasi, tidak tahan dingin dan otot tengang.

c) Neoplasma (tumor jinak) adenoma tiroid bekerja sama secara atonom dan tidak

dipengaruhi oleh TSH.


d)Tumos ganas (maligna), dimulai dari foliker tiroid dengan karakteristik

tersendiri yang memungkinkan terjadi lipoprofil karsinoma metastase.

7.Fungsi hormon tiroid

Dalam Sayfuddin (2006) dijelaskan bahwa fungsi hormon tiroid yaitu :

a)Mempengaruhi pertumbuhan pematangan jaringan tubuh dan energi  

b)Mengatur kecepatan metabolisme tubuh dan reaksi metabolik

c)Menambah sintesis asam ribonukleat (RNA) , metabolisme meningkat

d)Keseimbangan nitrogen negatif dan sistesis protein menurun

e)Menambah produksi panas dan menyimpan energi

f)Absorpsi intestinal terhadap glukosa, toleransi glukosa yang abnormal sering

ditemukan pada hipertiroidisme.

B.Konsep Dasar Karsinoma Tiroid

1.Pengertian

Karsinoma tiroid adalah suatu keganasan (pertumbuhan tidak terkontrol dari sel)

yang terjadi pada kelenjar tiroid (Cozzier,1996). Kanker tiroid adalah sutu

keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler, folikuler, anaplastik dan

meduller. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering

menyebabkan  pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar. Sebagian besar nodul

tiroid  bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan. Kanker tiroid
sering kali membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi kemampuan

menghasilkan hormon tiroid, tetapi kadang menghasilkan cukup banyak hormon

tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme.

2.Klasifikasi karsinoma tiroid.

Menurut Barbara (1996) dijelaskan bahwa klasifikasi karsinom thyroid

yaitu :

a.Karsinoma papiler, karsinoma ini berasal dari sel-sel tiroid dan merupakan jenis

paling umum dari karsinoma tiroid. Lebih sering terdapat pada anak dan dewasa

muda dan lebih banyak pada wanita. Terkena radiasi semasa kanak ikut menjadi

sebab keganasan ini. Pertama kali muncul berupa benjolan teraba pada kelenjar

tiroid atau sebagai pembesaran kelenjar limfe didaerah leher. Metastasis dapat

terjadi melalui limfe ke daerah lain pada tiroid atau, pada beberapa kasus, ke paru.

 b.Karsinoma folikuler, karsinoma ini berasal dari sel-sel folikel dan merupakan

20-25 % dari karsinoma tiroid. Karsinoma folikuler terutama menyerang pada

usia di atas 40 tahun.Karsinoma folikuler juga menyerang wanita 2 sampai 3 kali

lebih sering daripada  pria. Pemaparan terhadap sinar X semasa kanak-kanak

meningkatkan resiko jenis keganasan ini. Jenis ini lebih infasif daripada jenis

papiler.

c.Karsinoma anaplastik, karsinoma ini sangat ganas dan merupakan 10% dari

kanker tiroid. Sedikit lebih sering pada wanita daripada pria. Metastasis terjadi

secara cepat, mula-mula disekitarnya dan kemudian keseluruh bagian tubuh. Pada
mulanya orang yang hanya mengeluh tentang adanya tumor didaerah tiroid.

Dengan menyusupnya kanker ini disekitar, timbul suara serak, stridor, dan sukar

menelan. Harapan hidup setelah ditegakkan diagnosis, biasanya hanya beberapa

bulan.

d.Karsinoma parafolikular, karsinoma parafolikular atau meduller adalah unik

diantara kanker tiroid. Karsinoma ini umumnya lebih banyak pada wanita

daripada pria dan paling sering di atas 50 tahun. Karsinoma ini dengan cepat

bermetastasis, sering ketempat jauh seperti paru, tulang, dan hati. Ciri khasnya

adalah kemampuannya mensekresi kalsitonin karena asalnya. Karsinoma ini

sering dikatakan herediter.

3.Etiologi

Etiologi dari penyakit ini belum pasti, yang berperan khususnya untuk

terjadi well differentiated (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter

endemis, dan untuk jenis meduler adalah faktor genetik. Belum diketahui suatu

karsinoma yang berperan untuk kanker anaplastik dan meduler. Diperkirakan

kanker jenis anaplastik berasal dari perubahan kanker tiroid berdiferensia baik

(papiler dan folikuler), dengan kemungkinan jenis folikuler dua kali lebih besar

(Sudoyo.dkk,2009).

Radiasi merupakan salah satu faktor etiologi kanker tiroid. Banyak kasus

kanker pada anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher

karena penyakit lain. Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-

rata 9-10 tahun. Stimulasi TSH yang lama juga merupakan salah satu faktor
etiologi kanker tiroid. Faktor resiko lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang

menderita kanker tiroid dan gondok menahun (Barbara,1996).

Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus, satu di sebelah kanan dan satu lagi

disebelah kiri. Keduanya dihubungkan oleh suatu struktur ( yang dinamakan

isthmus atau ismus. Setiap lobus berbentuk seperti buah pir. Kelenjar tiroid

mempunyai satu lapisan kapsul yang tipis dan pretracheal fascia. Pada keadaan

tertentu kelenjar tiroid aksesoria dapat ditemui di sepanjang jalur perkembangan

embriologi tiroid. Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu

triyodotironin T3, tiroksin T4 dan sedikit kalsitonin. Hormon T3 dan T4

dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler

(Sudoyo.dkk,2009)

4.Patofisiologi

Adenokarsinoma papiler biasanya bersifat multisentrik dan 50%  penderita

dengan ada sarang ganas dilobus homolateral dan lobus kontralateral. Metastasis

mula-mula ke kelenjar limfe regional, dan akhirnya terjadi metastasis hematogen.

Umumnya adenokarsinoma follikuler bersifat unifokal, dengan metastasis juga ke

kelenjar limfe leher, tetapi kurang sering dan kurang banyak, namun lebih sering

metastasisnya secara hematogen. Adenokarsinoma meduller berasal dari sel C

sehingga kadang mengeluarkan kalsitonin (sel APUD). Pada tahap dini terjadi

metastasis ke kelenjar limfe regional. Adenokarsinoma anaplastik yang  jarang

ditemukan, merupakan tumor yang tumbuh agresif, bertumbuh cepat dan

mengakibatkan penyusupan kejaringan sekitarnya terutama trakea sehingga terjadi


stenosis yang menyebabkan kesulitan bernafas. Tahap dini terjadi penyebaran

hematogen. Dan penyembuhan jarang tercapai. Penyusupan karsinoma tiroid

dapat ditemukan di trakea, faring, esophagus, N.rekurens, pembuluh darah karotis,

struktur lain dalam darah dan kulit. Sedangkan metastasis hematogen ditemukan

terutama di paru, tulang, otak dan hati (Barbara,1996).

5.Tanda dan Gejala

Dalam buku Barbara (1996) dijelaskan tanda dan gejala carsinom thyroid

ialah :

a.Sebuah benjolan, atau bintil di leher depan (mungkin cepat tumbuh atau keras)

di dekat jakun. Nodul tunggal adalah tanda-tanda yang  paling umum kanker

tiroid.

 b.Sakit di tenggorokan atau leher yang dapat memperpanjang ke telinga

c.Serak atau kesulitan berbicara dengan suara normal.

d.Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher. Mereka dapat

ditemukan selama pemeriksaan fisik.

  e.Kesulitan dalam menelan atau bernapas atau sakit di tenggorokan atau leher

saat menelan. Ini terjadi ketika mendorong tumor kerongkongan Anda.

f.Batuk terus-menerus, tanpa dingin atau penyakit lain.

6.Pemeriksaan penunjang
a.Pemeriksaan Laboratorium.

Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum

ada yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu  pemeriksaan kalsitonon dalam

serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma

tiroid dapat terjadi tiroktositosis walaupun jarang. Human Tiroglobulin (HTG)

Tera dapat dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker tiroid diferensiasi

baik. Walaupun pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun

peninggian HTG ini setelah tiroidektomi total merupakan indikator tumor residif

atau tumbuh kembali (barsano). Kadar kalsitonin dalam serum dapat ditentukan

untuk diagnosis karsinoma meduler.

 b.Radiologis

1)Foto X-Ray

Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk

melihat obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada

massa tumor. Pada karsinoma  papiler dengan badan-badan psamoma dapat

terlihat kalsifikasi halus yang disertai kalsifikasi stipled, sedangkan pada

karsinoma meduler kalsifikasi lebih jelas di massa tumor. Kadang-kadang

kalsifikasi juga terlihat pada metastasis karsinoma pada kelenjar getah bening.

Pemeriksaan X-Ray juga dipergunnakan untuk survey metastasis pada pary dan

tulang. Apabila ada keluhan disfagia, maka foto barium meal perlu untuk melihat

adanya infiltrasi tumor pada esophagus

2)Ultrasound
  Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman dan tepat,

namun cara ini cenderung terdesak oleh adanya tehnik biopsy aspirasi yaitu tehnik

yang lebih sederhna dan murah

3)Computerized Tomografi CT-Scan

dipergunakan untuk melihat perluasan tumor, namun tidak dapat membedakan

secara pasti antara tumor ganas atau jinak untuk kasus tumor tiroid.

4)Scintisgrafi

Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan cold

nodule. Daerah cold nodule dicurigai tumor ganas. Teknik ini dipergunakan juga

sebagai penuntun bagi biopsy aspirasi untuk memperoleh specimen yang adekuat.

c.Biopsi Aspirasi Pada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak

dipergunakan sebagai prosedur diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor

terutama pada tumor tiroid. Teknik dan peralatan sangat sederhana , biaya murah

dan akurasi diagnostiknya tinggi. Dengan mempergunakan jarum tabung 10 ml,

dan jarum no.22 – 23 serta alat  pemegang, sediaan aspirator tumor diambil untuk

pemeriksaan sitologi. Berdasarkan arsitektur sitologi dapat diidentifikasi

karsinoma  papiler, karsinoma folikuler, karsinoma anaplastik dan karsinoma

medule.

7.Penatalaksanaan medis
a.Therapi Radiasi Pada adenokarsinoma papiler tanpa penyebaran ke kelenjar

leher sebaiknya dilakukan istmolobektomi. Bila terdapat pembesaran kelenjar limf

leher, kemungkinan besar telah terjadi penyebaran melalui saluran limf di dalam

kelenjar sehingga perlu dilakukan tiroidektomi total disertai diseksi kelenjar leher

pada sisi yang sama.

b.Tiroidectomi Tiroidektomi adalah prosedur pembedahan di mana semua atau

sebagian dari kelenjar tiroid akan dihapus. Kelenjar tiroid terletak di anterior

bagian dari leher tepat di bawah kulit dan di depan jakun. Tiroid adalah salah satu

kelenjar endokrin tubuh, yang berarti bahwa mengeluarkan produk-produknya di

dalam tubuh, ke dalam darah atau getah bening. tiroid menghasilkan beberapa

hormon yang memiliki dua fungsi utama: mereka meningkatkan sintesis protein di

sebagian  besar jaringan tubuh, dan mereka meningkatkan tingkat konsumsi

oksigen tubuh.

8.Peran perawat

Peran perawat adalah dalam penatalaksanaan Pre-Operatif, Intra Operatif dan Post

Operasi:

a.Penatalaksanaan Pre Operasi yang perlu dipersiapkan adalah sebagai  berikut:

1)Inform Concern (Surat persetujuan operasi) yang telah ditandatangani

oleh penderita atau penanggung jawab penderita

2)Keadaan umum meliputi semua system tubuh terutama system

respiratori dan cardiovasculer


3)Hasil pemeriksaan / data penunjang serta hasil biopsy jaringan jika ada

4)Persiapan mental dengan suport mental dan pendidikan kesehatan

tentang jalannya operasi oleh perawat dan support mental oleh rohaniawan

5)Konsul Anestesi untuk kesiapan pembiusan

6)Sampaikan hal-hal yang mungkin terjadi nanti setelah dilakukan

tindakan pembedahan terutama jika dilakukan tiroidectomi total  berhubungan

dengan minum suplemen hormone tiroid seumur hidup.

 b.Penatalaksanaan Intra Operasi

peran perawat hanya membantu kelancaran jalannya operasi karena tanggung

jawab sepenuhnya dipegang oleh Dokter Operator dan Dokter Anesthesi.

c.Penatalaksanaan Post Operasi (di ruang sadar)

1)Observasi tanda-tanda vital pasien (GCS) dan jaga tetap stabil

2)Observasi adanya perdarahan serta komplikasi post operasi

3)Dekatkan peralatan Emergency Kit atau paling tidak mudah dijangkau apabila

sewaktu-waktu dibutuhkan atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

4)Sesegera mungkin beritahu penderita jika operasi telah selesai dilakukan

setelah penderita sadar dari pembiusan untuk lebih menenangkan penderita

5)Lakukan perawatan lanjutan setelah pasien pindah ke ruang  perawatan umum

Anda mungkin juga menyukai