Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. J DENGAN GANGGUAN CKD DI RUANG MURAI


RSUD ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

Disusun oleh :

Priyo Santoso
Mareno Putra Astama
Sinta Saraswati
Atika Indrasari
Herita Indria Sari
Wiranti Agil Kusuma
Neti Andrianti
Siska Merari Anitia
Surya sudirja

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA WACANA METRO


TAHUN 2018
LEMBAR KONSUL SEMINAR KASUS

WAKTU/TANGGAL KETERANGAN PARAF

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

(NS.M.Ariadi.R,S.Kep) Anik Inayati


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
 Penyakit ginjal kronis (CKD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia
dan sekarang dikenal sebagai kondisi umum yang dikaitkan dengan peningkatan risiko
penyakit jantung dan gagal ginjal kronis (CRF).
Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yang luas yakni kronik dan akut. Gagal
ginjal kronik merupakan perkembangan gagl ginjal yang progresif dan lambat (biasanya
berlangsung beberapa tahun), sebaliknya gagal ginjal akut terjadi dalam beberapa hari atau
beberapa minggu. Pada kedua kasus tersebut, ginjal kehilangan kemampuannya untuk
mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan makanan
normal. Meskipun ketidakmampuan fungsional terminal sama pada kedua jenis gagal ginjal
ini, tetapi gagal ginjal akut mempunyai gambaran khas dan akan dibahas secara terpisah.
Gagal ginjal kronik terjadi setelah berbagai macam penyakit yang merusak massa nefron
ginjal. Sebagian besar penyakit ini merupakan penyakit parenkim ginjal difus dan bilateral,
meskipun lesi obstruktif pada traktus urinarius juga dapat menyebabkan gagal ginjal kronik.
Pada awalnya, beberapa penyakit ginjal terutama menyerang glomerulus (glomerulonefritis),
sedangkan jenis yang lain terutama menyerang tubuls ginjal (pielonefritis atau penyakit
polikistik ginajl) atau dapat juga mengganggu perfusi darah pada parenkim ginjal
(nefrosklerosis). Namun, bila proses penyakit tidak dihambat, maka pada semua kasus
seluruh nefron akhirnya hancur dan diganti dengan jaringan parut.
Meskipun penyebabnya banyak, manifestasi klinis gagal ginjal kronik sangat mirip satu
sama lain karena gagal ginjal progresif dapat didefinisikan secara sederhana sebagai
defisiensi jumlah total nefron yang berfungsi dan kombinasi gangguan yang tidak pasti tidak
adapat dielakkan lagi. (1:912)

B. Tujuan
1. Mengetahui defenisi dari gagal ginjal kronik.
2. Mengatahui epidemiologi, etiopatogenesis, dan klasifikasi gagal ginjal kronik.
3. Mengetahui gambaran klinik dan patofisiologi serta pemeriksaan fisik dan penunjang yang
dianggap perlu.
4. Mengetahui diagnosis dan terapi untuk gagal ginjal kronik.
5. Mengetahui komplikasi dan prognosis dar gagal ginjal kronik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan
fungsirenal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebab kan
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner & Suddarth,2001). 

Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persistendan
irreversible. Sedangkan gangguan fungsi ginjal yaitu penurunan laju filtrasiglomerulus
yang dapat digolongkan dalam kategori ringan, sedang dan berat (Mansjoer,2007). 

CRF
( Chronic Renal Failure) merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan
irreversible, yang menyebabkan kemampuan tubuh gagal untuk mempetahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan maupun elektrolit, sehingga timbul gejala uremia yaitu retensi urea
dan sampah nitrogen lain dalam darah (Smeltzer, 2001).

B. Etiologi
1. Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis)
2. Penyakit peradangan (glomerulonefritis)
3. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)
4. Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa, sklerosis sitemik)
5. Penyakit kongenital dan herediter (penyakit ginjal polikistik, asidosis
tubulus ginjal)
6. Penyakit metabolik (DM, gout, hiperparatiroidisme)
7. Nefropati toksik
8. Nefropati obstruktif (batu saluran kemih) Price & Wilson, (1994).

C. Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron (termasuk glomerulus dan
tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron-nefron
yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat disertai reabsorpsi
walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya saring. Metode adaptif ini
memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron–nefron rusak. Beban bahan
yang harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis
osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak
bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya
gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan
ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal
yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah
itu. ( Barbara C Long, 1996, 368) Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme
protein (yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi
uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk
sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisis.
(Brunner & Suddarth, 2001 : 1448). Perjalanan umum gagal ginjal progresif dapat dibagi
menjadi tiga stadium yaitu:
1.        Stadium 1 (penurunan cadangan ginjal)
Di tandai dengan kreatinin serum dan kadar Blood Ureum Nitrogen (BUN) normal
dan penderita asimtomatik.
2.        Stadium 2 (insufisiensi ginjal)
Lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak (Glomerulo filtration Rate
besarnya 25% dari normal). Pada tahap ini Blood Ureum Nitrogen mulai meningkat
diatas normal, kadar kreatinin serum mulai meningklat melabihi kadar normal,
azotemia ringan, timbul nokturia dan poliuri.
3.        Stadium 3 (Gagal ginjal stadium akhir / uremia)
Timbul apabila 90% massa nefron telah hancur, nilai glomerulo filtration rate 10%
dari normal, kreatinin klirens 5-10 ml permenit atau kurang. Pada tahap ini kreatinin
serum dan kadar blood ureum nitrgen meningkat sangat mencolok dan timbul oliguri.
(Price, 1992: 813-814)

D. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut:


a. Sistem kardiovaskuler
• Hipertensi
• Pitting edema
• Edema periorbital
• Pembesaran vena leher
• Friction sub pericardial
b. Sistem Pulmoner
• Krekel
• Nafas dangkal
• Kusmaull
• Sputum kental dan liat
c. Sistem gastrointestinal
• Anoreksia, mual dan muntah
• Perdarahan saluran GI
• Ulserasi dan pardarahan mulut
• Nafas berbau ammonia
d. Sistem musculoskeletal
• Kram otot
• Kehilangan kekuatan otot
• Fraktur tulang
e. Sistem Integumen
• Warna kulit abu-abu mengkilat
• Pruritis
• Kulit kering bersisik
• Ekimosis       
• Kuku tipis dan rapuh
• Rambut tipis dan kasar
f. Sistem Reproduksi
• Amenore
• Atrofi testis

E. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul akibat gagal ginjal kronis antara lain :
1.      Hiperkalemia
2.      Perikarditis
3.      Hipertensi
4.      Anemia
5.      Penyakit Tulang

F. Pemeriksaan Penunjang
1.    Pemeriksaan Laboratorium
a. Laboratorium darah: BUN, Kreatinin, elektrolit (Na, K, Ca, Phospat),
Hematologi (Hb, trombosit, Ht, Leukosit), protein, antibody (kehilangan protein
dan immunoglobulin).
b. Pemeriksaan Urin: Warna, PH, BJ, kekeruhan, volume, glukosa, protein,
sedimen, SDM, keton, SDP, TKK/CCT.
2. Pemeriksaan EKG: Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda
perikarditis, aritmia, dan gangguan elektrolit (hiperkalemi, hipokalsemia).
3. Pemeriksaan USG: Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan
parenkim ginjal, anatomi system pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih
serta prostate.
4. Pemeriksaan Radiologi:Renogram, Intravenous Pyelography,Retrograde
Pyelography, Renal Aretriografi dan Venografi, CT Scan, MRI, Renal Biopsi,
pemeriksaan rontgen dada, pemeriksaan rontgen tulang, foto polos abdomen.

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terhadap gagal ginjal meliputi :
1.  Retriksi konsumsi cairan, protein, dan fosfat.
2.  Obat-obatan : Diuretik untuk meningkatkan urinasi.
Alumunium hidroksida untuk terapi hiperfostamia.
                      Anti hipertensi untuk terapi hipertensi.
Serta diberi obat yang dapat menstimulasi produksi RBC seperti
Apoetin Alfa bila terjadi anemia.
2.      Dialisis
3.      Transfusi darah
4. Transpolantasi ginjal
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Penatalaksanaan keperwata pada pasien CKD dibagi 3 yaitu:
1. Konservatif
 Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urine
 Observasi balance cairan
 Observasi adanaya odema
 Batasi cairan yang masuk

2. Dialyasis
 Peritoneal dialysis
Biasanya dilakukan pada kasus-kasus emergency sedangkan dialysis yang bisa
dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah CAPD ( Continues
Ambulatori Peritoneal Dialysis)
 Hemodialisis
Yaitu dialysis yang dilakukan melalui tindakaninvasif di vena dengan
menggunakan mesin. Pada awalnya hemodialisis dilakukan melalaui darah
femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan:
- AV fistule: menggabungkan venna dan arteri
- Double lumen: langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung)
3. Operasi
 Pengambilan batu
 Transplantasi ginjal
PENUTUP

I. Kesimpulan

Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan
fungsirenal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebab kan
uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner & Suddarth,2001). 

Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persistendan
irreversible. Sedangkan gangguan fungsi ginjal yaitu penurunan laju filtrasiglomerulus
yang dapat digolongkan dalam kategori ringan, sedang dan berat (Mansjoer,2007). 
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn. J DENGAN GANGGUAN CKD DI RUANG MURAI
RSUD ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

DAFTAR PENGKAJIAN

Ruang : MURAI
No.medical record : 00569839
Tanggal pengkajian : 02 NOVEMBER 2018
Pukul : 13: 00 WIB
Tanggal masuk : 30 OKTOBER 2018

A. DATA DASAR
1. DATA DEMOGRAFI
a. Indentitas pasien
Nama : Tn.J
Umur : 73 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Kota Bumi
Tanggal masuk : 30 Okt 2018
No MR : 00569839
Diagnosa medik : CKD + Anemia
Tanggal pengkajian : 02 Nov 2018

b. SUMBER INFORMASI
Nama : Tn.P
Umur : 45 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Alamat : Kota Bumi
Hubungan dengan pasien : Anak Kandung
2. Riwayat kesehatan
a. riwayat kesehatan masuk RS (IGD/Poliklinik)
klien datang keRSU Abdul moeloek pada tanggal 30 oktober 2018 diantar
keluarganya dengan rujukan dari rumah sakit HM.RYACUDU dengan keluhan pada
dada dan BAK sulit sejak 10 hari yang lalu,perut terasa kembung. Setelah dilakukan
pemeriksaan didapatkan hasil
TD : 160/90 mmHg
Suhu ; 36,5
Nadi : 87x/mnt
RR : 30x/mnt

b. riwayat kesehatan saat pengkajian / riwayat penyakit sekarang


1) keluhan utama :
Klien mengatakan lemas

2) Keluhan penyakit sekarang :


Saat dilakukan pengkajian tanggal 2 November 2018, klien mengatakan lemas, klien
mengatakan pusing, klien mengatakan badan gemetaran

3) keluhan penyerta :
klien mengatakan mual, klien mengatakan badannya terasa berat, dan perutnya terasa
begah.

c. Riwayat kesehatan lalu


Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat dirumah sakit HM.RYACUDU dengan
penyakit yang sama.

d. riwayat psikososial spiritual


klien mengatakan hubungan sosial klien dengan orang lain baik, klien mengatakan
selama sakit klien jarang beribadah.
GENOGRAM

e. pengetahuan pasien dan keluarga


klien dan keluarga kurang mengetahui tentang penyakit yang diderita klien,kurang
sumber informasi yang terkait penyakitnya.

f. lingkungan
klien mengatakan tinggal didaerah pedesaan dengan kondisi yang cukup nyaman,yang
aman dipinggir jalandan jarang dilalui kendaraan sepada motor ataupun mobil jauh dari
perkotaan maupun dari pabrik limbah.
g. Kebiasaan sehari – hari

NO Pola kebiasaan Sebelum sakit Saat sakit


1. Pola Nutrisi Klien mengatakan Klien mengatakan saat sakit
Makan 3 x sehari, klien tidak klien makan 3 x sehari
memiliki alergi pada makanan, dengan porsi yang disediakan
nafsu makan baik, BB di RS, klien makan 2 -3
sendok klien merasa mual,
klien mengatakan nafsu
makan berkurang, klien
mengatakan perutnya terasa
kembung dan terasa pahit saat
makan.
2. Pola cairan Klien mengatakan jarang Selama sakit klien minum ± 1
Minum air putih dan hanya gelas aqua ± 240 cc klien
minum ± 3 – 4 gelas perhari, mendapatkan cairan infus RL,
klien minum senang minum 10 tpm
kopi. TPM = Jumlah cairan x tetes
Waktu

10 =

X = 720 cc
3. Pola eliminasi Klien mengatakan BAB 1 x / Klien mengatakan selama di
hari, disaat pagi 300 cc, BAB rawat BAB hanya 1 X ± 100
lancar tidak ada keluhan. cc. Klien mengatakan Sulit
Klien mengatakan BAK lancar BAB.
5-7 x / hari ± 1000 cc perhari Klien mengatakan sulit BAK
dengan warna kuning dan tidak sejak 10 hari yang lalu,
ada keluhan sedikit sakit klien terpasang
kateter BAK ± 100 cc / hari.
Intake = infus + minum
= 720 + 240
= 960

IWL = 10 X 50
= 500
Output = IWL + BAB + BAK
= 500 + 100 + 100
= 700
Balance cairan=intake- output
= 960 – 700
= + 260
4. Pola hygiene Klien mengatakan mandi 2 x Klien selama sakit hanya
sehari pagi dan sore hari mandi sehari sekali pada sore
menggunakan sabun, shampoo, hari saja, tetap menggunakan
sikat gigi, memotong kuku 1 sabun, dan sikat gigi selama
minggu sekali di rs dan belum memotong
kuku nya.
5. Pola istirahat Klien mengatakan tidur 7 – 8 Klien mengatakan saat sakit
dan tidur jam tidak mengalami gangguan tidur klien hanya 3 – 4 jam.
dalam tidur, klien tidur pada Klien mengatakan sulit tidur
hari ± 5 jam dan pada siang karena lingkungan sekitarnya
hari 1 jam ramai dan merasakan tidak
enak pada perut karena begah.
6. Pola aktivitas Aktivitas klien dalam ke Saat sakit aktivitas klien di
dan latihan sehariannya adalah bertani dari bantu keluarganya saat ke
pagi sampai sore hari kamar mandi, klien
mengatakan lemas, klien
mengatakan lelah.
7. Pola kebiasaan Klien mengatakan sebelumnya Klien mengatakan selama
Yang suka minum kopi dan merokok sakit tidak pernah minum
mempengaruhi dalam kesehariannya. kopi dan tidak merokok lagi
kesehatan selama sakit.

3. Pengkajian fisik
a) Pemeriksaan umum
 Tingkat kesadaran : composmentis
 GCS : E4 V5 M6 = 15

 Status gizi : BB : 50 kg IMT = = = = 17,73


TB : 168 cm
 Tanda tanda vital : TD : 140/90 mmHg
Nadi: 105 x / meni
Suhu : 36 c
RR : 24 x/ menit

b) Pemeriksaan fisik per sistem


1) Sistem penglihatan :
Posisi mata simetris antara kanan dan kiri, mata sebelah kiri terdapat cidera
karena terkena kayu, tidak terdapat nyeri tekan pada kelopak mata, fungsi
penglihatan hanya sebelah mata kanan, konjungtiva anemis, sklera an ikterik,
rangsang mata miosis terhadap rangsangan cahaya.

2) Sistem pendengaran
Posisi telinga simetris kanan dan kiri tidak terdapat peradangan dengan serumen
bewarna kuning kecoklatan, fungsi pendengaran baik tidak menggunakan alat
bantu pendengaran.

3) Sistem wicara
Klien tidak kesulitan dalam bicara, klien dapat berbicara lancar perawat, keluarga
dan pasien dan lainnya, membran mukosa lembab.

4) Sistem pernafasan
Pergerakan dinding dada klien simetris antara kanan dan kiri, tidak menggunakan
alat bantu pernapasan, warna kulit sawo matang, tidakterdapat nyeri tekan, di
dapatkan hasil suara sonor, bunyi nafas klien vesikuler, RR : 24 x/menit.

5) Sistem kardiovaskuler
 Sistem perifer: 105 x/ menit, dengan irama teratur dan teraba kuat, akral
hangat, CRT 4 detik, tidak terdapat distensi vena jugularis
 Sistem jantung: frekuensi denyut apikal 105 x/menit, irama teratur, bunyi
jantung lup dup S1 dan S2, dan tidak terdapat keluhan nyeri dada pada klien.

6) Sistem neurologi
GCS 15 = E4 M6 V5, tidak terdapat tanda-tanda peningkatan tekanan
intrakranial, tidak terdapat gannguan neurologis.

7) Sistem pencernaan
Abdomen klien terlihat membesar karena adanya ascites, warna kulit kuning
langsat, tidak terdapat lesi, bisisng usus 9 x/menit, terdapat nyeri tekan, perut klien
teraba keras, dan terdapat suara dullnes.

8) Sistem imunologi
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening

9) Sistem endokrin
Nafas tidak berbau keton, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan tidak ada luka
gangren.

10) Sistem urogenital


Tidak terjadi distensi kandung kemih, terdapatnyeri tekan saat di palpasi, tidak
ada massa, klien terpasang kateter.

11) Sistem integumen


Keadaan rambut klien bersih, warna rambut klien berwarna putih, turgor kulit
elastis, dan teraba hangat, tidak terdapat luka.

12) Sistem muskuloskeletal


Klien tidak mengalami keterbatasan dalam bergerak, tidak terdapat fraktur
dianggota tubuh, tidak ada cedera tonus otot klien kuat 5
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
I. Pemeriksaan laboratorium
No. Lab : Jenis kelamin: laki-laki
No. MR : 00569839 Alamat : lampung utara
Nama : Tn. Jubir Tgl hasil : 30 November 2018

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai


HEMATOLOGI
Hemoglobin 7,1 g/dL 14,0-18,0
Leukosit 24. 100 g/Ul 4,800-10.800
Eritrosit 3,6 4,7-6.1
Hematokrit 30 /ul 4,2-5,2
Trombosit 151.000 FL 150,000-450.000
MCV 82 Pg 79-99
MCH 28 g/L 27-31
MCHC 34 30-35
Hitung jenis
Eosinofil 0 2-4
Batang 0 3-5
Segmen 87 50-70
Limfosit 3 25-40
Monotis 10 2-8
Gula darah sewaktu 249 Mg/dL <140
Ureum 113 Mg/dL 13-43
Creatinine 4,26 Mg/dL 0,72-1,18
Natrium 137 Mmol/L 135-145
Kalium 5,3 Mmol/L 3,5-5,0
Calsium 8,7 Mg/dL 8,6-10,0
Chlorida 110 Mmol/L 96-106

5. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
No Terapi Dosis Pemberian Tanggal
2/ 11/ 18 3/ 11/ 18 4/ 11/ 18
1. Ketorola 15 IV 06 05 06 05 06 05
k mg/12
jam
2. RL 10tpm IVFD √ √ √ √ √ √ √
3. Lasix 1ml/ IV 06 05 06 05 06 05
12jam
4. Omepra 40mg/ IV 06 06 06
zole 24jam

5. Diet ML

6. Transfus 4 kolf
i darah
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Monitor TTV ( TD, suhu, nadi, pernafasan)
b. Kaji skala nyeri
c. Monitor adanya ascites
d. Memberi penkes pada klien dan keluarga
e. Melakukan kolaborasi obat dengan dokter

DATA FOKUS
DS:
- Klien mengatakan sulit BAK sejak 10 hari yang lalu
- Klien mengatakan lelah
- Klien mengatakan badan terasa lebih berat
- Klien mengatakan perutnya terasa begah
- Klien mengatakan lemas
- Klien mengatakan pusing
- Klien mengatakan badan gemetaran
- Klien mengatakan nafsu makan turun
- Klien mengatakan mual
- Klien mengatakan perutnya terasa kembung
- Klien mengatakan terasa pahit saat makan

DO:
-Terdapat edema di kedua kaki kanan kiri
-Pitting edema 3 detik,kedalaman 2-3 mm
-Terdapat asites di abdomen
-perut cembung dan mengkilat
-Turgor kulit tidak elastis
-Terdapat suara dulnes saat di perkusi
-Balance cairan +260
-Konjungtiva anemis
-membran mukosa lembab
-Akral teraba dingin
-TD:140/90 mmHg
-CRT 4 detik
-HB 7,1
-klien makan dengan porsi 2-3 sendok
-klien setiap suap selalu mual
-BB sebelum:55 kg , BB saat ini: 50kg
-IMT=17,73 ( kurus ringan)

C. ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


1. DS: Kelebihan volume Gangguan
-Klien mengatakan sulit cairan Mekanisme
BAK sejak 10 hari yang lalu Reguler
-Klien mengatakan lelah
-Klien mengatakan badan
terasa lebih berat
-Klien mengatakan perutnya
terasa begah

DO:
-Terdapat edema dikedua
kaki kanan dan kiri
-Pitting edema 3 detik
kedalaman 2-3 mm
-Terdapat asites di abdomen
-Perut cembung dan
mengkilat
-Turgor kulit tidak elastis
-Terdapat dulnes saat di
perkusi
-Balance +260
2. DS: Gangguan Perfusi Penurunan Kadar
- Klien mengatakan lemas Jaringan Perifer HB
- Klien mengatakan pusing
- Klien mengatakan badan
gemetaran

DO:
-Konjungtiva anemis
-membran mukosa lembab
-Akral teraba dingin
-TD:140/90 mmHg
-CRT 4 detik
-HB 7,1

3. DS: Ketidakseimbangan Kurang Asupan


-Klien mengatakan nafsu Nutrisi Kurang Dari Makanan
makan turun Kebutuhan Tubuh
-Klien mengatakan mual
-Klien mengatakan perutnya
terasa kembung
-Klien mengatakan terasa
pahit saat makan

DO:
-Klien makan dengan porsi
2-3 sendok
-Klien setiap suap selalu
mual
-BB sebelum 55 kg, BB saat
ini 50 Kg
IMT= 17,73( Kurus ringan)
DATA PRIORITAS :

1.kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme leguler ditandai dengan:

DS:

-Klien mengatakan sulit BAK sejak 10 hari yang lalu


-Klien mengatakan lelah
-Klien mengatakan badan terasa lebih berat
-Klien mengatakan perutnya terasa begah
DO:
-Terdapat edema dikedua kaki kanan dan kiri
-Pitting edema 3 detik kedalaman 2-3 mm
-Terdapat asites di abdomen
-Perut cembung dan mengkilat
-Turgor kulit tidak elastis
-Terdapat dulnes saat di perkusi
-Balance +260

2. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan kadar HB- Klien mengatakan lemas
DS:
- Klien mengatakan pusing
- Klien mengatakan badan gemetaran

DO:
-Konjungtiva anemis
-membran mukosa lembab
-Akral teraba dingin
-TD:140/90 mmHg
-CRT 4 detik
-HB 7,1

3.ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang asupan makanan
ditandai dengan:

DS:
-Klien mengatakan nafsu makan turun
-Klien mengatakan mual
-Klien mengatakan perutnya terasa kembung
-Klien mengatakan terasa pahit saat makan

DO:
-Klien makan dengan porsi 2-3 sendok
-Klien setiap suap selalu mual
-BB sebelum 55 kg, BB saat ini 50 Kg
IMT= 17,73 ( Kurus ringan)
Rencana keperawatan

Nama :Tn.J
No Rm : 00569839
Ruang :murai

No Tanggal Diagnosa Tujuan(smart) Rencana tindakan


keperawatan
1. 1 november Kelebihan Setelah dilakukan asuhan -monitor tanda-tanda vital yang sesuai
2018 volume keperawatan diharapkan -batasi cairan yang sesuai
cairan b.d masalah kelebihan volume -meminimalkan asupan makanan dan
gangguan cairan dapat berkurang minuman dengan diuretik atau
mekanisme dengan kriteria hasil: pencahar(misal,teh,kopi,supleman herbal)
regulasi -klien tidak odem lagi -berikan cairan dengan tepat
dikedua kaki kanan dan kiri -jaga infus intra vena yang tepat,transfusi
-ttv dalam rentan normal darah,atau laju aliran enteral,terutama jika
-klien tidak terpasang tidak diatur oleh pompa
kateter -timbang berat badan harian dan atau gejala
-kaji lokasi dan luasnya edema,jika ada
-instruksikan pasien dan keluarga mengenai
alasan untuk pembatasan cairan,tindakan
hidrasi,atau administrasi elektrolit
tambahan,seperti yang ditunjukkan
-kolaborasi obat (lasix 1ml /12 jam)
2 1 november Gangguan Setelah dilakukan tindakan Perawatan sirkulasi: insufisiensi arteri
2018 perfusi asuhan keperawatan -melakukan penilaian komperhensif pada
jaringan b.d diharapkan masalah perfusi sirkulasi perifer( misal: memeriksa denyut
penurunan jaringan perifer tidak efektif nadi,edem,kapiler refil time,warna)
kadar HB dapat teratasi dengan - monitor membran mukosa
kriteria hasil: -mengevaluasi edem dan denyut nadi
-Hb dalam rentang normal -merubah posisi pasien setiap 2 jam,dengan
14,0-18,0 g/dl tepat
-nadi dalam rentang normal - kolaborasi dengan dokter :
60-100 x/menit - transfusi darah 4 kolf
-konjungtiva an anemis
-CRT < 3 detik

3 1 november Ketidaseimba Setelah dilakukan tindakan -monitor asupan kalori makanan harian
2018 ngan nutrisi asuhan keperawatan -Kaji dan catat pemasukan diet
kurang dari diharapkan masalah -tentukan status gizi pasien dan kemampuan
kebutuhan ketidakseimbangan nutrisi (pasien) untuk memenuhi kebutuhan gizi
tubuh b.d kurang dari kebutuhan -tawarkan makanan ringan yang padat gizi
kurang tubuh dapat berkurang -berikan makanan sedikit tapi sering
asupan dengan kriteria hasil: -anjurkan keluarga untuk membawa
makanan -Bb klien bertambah makanan favorit pasien sementara (pasien)
-menunjukkan peningkatan berada dirumah sakit atau fasilitas
selera makan perawatan,yang sesuai
-anjurkan pasien untuk duduk pada posisi
tegak dikursi,jika memungkinkan
-Kolaborasi obat dengan dokter
( omeprazole 40mg/IV)
Implementasi dan Evaluasi
Nama pasien : Tn. J
Ruang : murai

No Hari/ Diagnosa Implementasi Paraf Evaluasi


Tanggal kep.
1. 1 Kelebihan Pukul : 08:30 S:
novembe volume -memonitor tanda-tanda vital -Klien mengatakan perut
r 2018 cairan b.d H : TD : 140/90 mmHg nya terasa begah
gangguan Nadi:105 x / menit -klien mengatakan kenpa
mekanism Suhu : 36 c perutnya teraba keras saat
e regulasi RR :24 x/ menit di tekan
R : klien menerima tindakan -klien menanyakan BB
saat ini
Pukul : 09:00
-memberikan cairan dengan tepat O:
H : memberikan cairan IVFD mikro 10 -BB klien 50 kg
TPM -TD : 140/90 mmHg
R : klien mengatakan perutnya terasa -Nadi : 105 x/ menit
begah -Suhu : 36,0 *c
-RR : 24 x/ menit
Pukul :09:10 -Cairan Infus RL,10tts
Menimbang BB harian dan pantau gejala x/menit
H : BB Klien 50kg -Obat lasix 1ml/12 jam (iv)
R : klien menanyakan BB nya
A:
Pukul : 17:00 -Masalah kelebihan
Berkolaborasi obat dengan dokter volume cairan b.d
Diberikan obat lasix 1 ml/12 jam/ IV mekanisme regulasi
H : Diberikan lasix 1 ml/ 12 jam/ IV
R : klien menerima tindakan P:
-Lanjutkan intervensi
-monitor tanda –tanda vital
-berikan cairan dengan
tepat
-timbang BB dan pantau
gejala
-kolaborasi obat dengan
dokter
Obat lasix 1ml/12jam/IV

2. 1 Gangguan Pukul : 20.00 WIB S:


Novemb perfusi Mengkaji komperhensif -Klien mengatakan masih
er 2018 jaringan H : -Nadi:105x/menit lemas
b.d -Pitting 3detik kedalaman 2- 3mm -klien mengatakan masih
penurunan -CRT 4 detik terasa pusing
kadar HB -warna kulit pucat
R:klien kooperatif O:
-Nadi:105x/menit
Pukul: 20.25 WIB -Pitting edema 3 detik
Memonitor membran mukosa kedalaman 2-3 mm
H: membran mukosa klien lembab -CRT 4 detik
R: klien kooperatif -Warna kulit pucat
-membran mukosa lembab
Pukul: -klien diberikan tranfusi
Merubah posisi pasien setiap 2 jam darah 1 kolf
H: klien diberikan posisi miring kanan
miring kiri A:
R: klien mengatakan masih lemas -masalah gangguan perfusi
jaringan perifer masih ada
Pukul : 01.00 WIB
Berkolaborasi dengan dokter ( transfusi P:
darah 4 kolf ) -Lanjutkan intervensi
H : klien diberikan transfusi darah 1 kolf -Lakukan pengkajiani
R : klien mengatakan masih terasa secara komperhensif
pusing -Mengevaluasi edema
perifer dan denyut nada
-Merubah posisi pasien
setiap 2 jam
-berkolaborasi dengan
dokter ( transfusi darah 1
kolf )

3. 1 Ketidaksei Pukul : 12.00 WIB S:


Novemb mbangan -monitor asupan kalori harian pasien -klien mengatakan tidak
er 2018 nutrisi : H : klien mendapatkan nutrisi diit ML nafsu makan
kurang dari rumah sakit -klien mengatakan mual
dari R : klien mengatakan tidak nafsu makan saat makan
kebutuhan -klien mengatakan masih
tubuh b.d Pukul : 12.30 WIB tidak nafsu makan
kurang -mengkaji dan mencatat pemasukan diit
asupan H : klien hanya makan 2-3 sdm dalam O:
makanan 1porsi -klien mendapat nutrisi
R :klien mengatakan mual saat makan diit ML dari rumah sakit
-klien hanya makan 2-3
Pukul: 13.00 WIB sdm dalam1 porsi
-menganjurkan keluarga untuk -keluarga klien membawa
membawa makanan favorite makanan favorite pasien
pasien,sementara pasien berada diRS -Obat Omeprazole
yang sesuai 40mg/12jam/iv
H : keluarga klien membawa makanan A:
favorite pasien -masalah
R : klien mengatakan masih tidak nafsu ketidakseimbangan nutrisi
makan kurang dari kebutuhan
tubuh b.d kurang asupan
Pukul : 06.00 WIB makanan masih ada
-Berkolaborasi obat dengan dokter
(omeprazole 40mg/24jam/IV)
P:
H : klien diinjeksi omeprazole -lanjutkan intervensi
40mg/24jam/IV -monitor kalori harian
R : klien menerima tindakan pasien
-kaji dan catat pemasukan
diit
-kolaboasi obat dengan
dokter
(Omeprazole
40mg/12jam/IV)
No. Hari Diagnosa Implementasi Paraf Evaluasi
tanggal kep.

11. 2 Kelebihan Pukul : S:


november volume
2018 cairan b.d -memonitor tanda- tanda vital -klien mengatakan perutnya
gangguan masih terasa begah
H : TD : 130/90 mmHg
mekanisme
-klien menanyakan BB saat
regulasi Nadi: 104 x/ menit ini
Suhu : 35,9* c O:
RR : 22 x/ menit -BB klien
R : klien menerima tindakan

Pukul :
-memberikan cairan dengan tepat
H : klien diberikan cairan IVFD
mikro 10 TPM
R : klien mengatakan perutnya masih
terasa begah

Pukul :
Menimbang BB harian dan pantau
gejala
H : BB klien 50 kg
R : klien menanyakan BB nya saat
ini

Pukul :
Berkolaborasi obat dengan dokter,
diberikan lasix 1 ml/12 jam/IV
H : Diberikan lasix 1 ml/12jam/IV
R : klien menerima tindakan

Anda mungkin juga menyukai