Anda di halaman 1dari 10

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

MEMBUAT FACE SHEILD

Nama:
1. Clara Chintia Dewi (205140134P)
2. Dwita Tata Wiguna (205140133P)
3. Fika Hati Aneska (205140136P)
5. Firda Kusumaningtias (205140152P)
6. Nadia Uswatun Hasanah (205140141P)
7. Ni Ketut Ratna Dewi (205140122P)
8. Ni Komang Rahayu (205140132P)
9. Veronica Maryani (205120131P)
10. Yoga Erixka (205140116P)
11. Zellia Putri (205140115P)

PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
TA 2020/2021
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
TERAPI LINGKUNGAN

A. TOPIK
Terapi lingkungan

B. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup berkelompok dan saling berhubungan
untuk memenuhi kebutuhan sosial, secara alamiah individu selalu berada dalam kelompok.
Dengan demikian dasarnya individu memerlukan timbal balik yang di dapatkan dari
kelompok.
Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak positif
dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan jiwa
seseorang. Beberapa keuntungan yang di peroleh individu atau klien melalui terapi
aktivitas kelompok melalui dukungan pendidikan, meningkatkan hubungan interpersonal
(Barkhhead,1989)
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Membantu klien untuk mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan
kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, membantu belajar untuk
mempercayai orang lain dan mempersiapkan diri untuk kembali pada masyarakat
2. Tujuan khusus
a. Klien dapat menggambar lingkungan sesuai intuksi yang di berikan
b. Klien dapat menyebutkan tema gambar, jenis gambar, makna dari gambar
c. Klien dapat mengungkapkan lukisanya tersebut
3. Tujuan hari ini
a. Klien mampu mengenali gambar yang di gambarnya
b. Klien bisa mengekspresikan perasaannya setelah menggambar.
c. Klen mampu mengungkapkan pendapatnya tentang keuntungan dari kegiatan
TAK
D. LANDASAN TEORI
Terapi Lingkungan

Terapi lingkungan adalah suatu terapi yang dilakukan dengan cara mengubah atau
menata lingkungan agar tercipta perubahan perilaku pada klien dari perilaku maladaptive
menjadi perilaku adaptif. Proses terapi dilakukan dengan mengubah seluruh lingkungan
menjadi lingkungan yang terapeutik untuk klien. Dengan lingkungan yang terapeutik akan
memberikan kesempatan klien untuk belajar dan mengubah perilaku dengan memfokuskan
pada nilai terapeutik dalam aktivitas dan interaksi.

Sedangkan menurut pendapat lain, terapi lingkungan (Milieu Therapy) berasal dari
bahasa Perancis yang berarti perencanaan ilmiah dari lingkungan untuk tujuan yang
bersifat terapeutik atau mendukung kesembuhan klien/pasien.

Jenis Terapi Lingkungan

Secara teknisnya, jenis terapi lingkungan menurut Yosep (2011) berdasarkan macam-
macam prakteknya, adalah :

1) Terapi rekreasi, Terapi rekreasi adalah terapi yang menggunakan kegiatan pada
waktu luang, dengan tujuan pasien dapat melakukan kegiatan secara konstruktif dan
menyenangkan serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial. Sedangkan
contohnya, yaitu : berjalan-jalan ke taman atau kebun binatang dan lainnya.
2) Terapi kreasi seni. Terapi seni mengintegrasikan teknik-teknik psikoterapi dengan
proses kreatif untuk meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan. Terapi seni
sebagai pendekatan untuk kesehatan mental memanfaatkan proses penciptaan seni
untuk meningkatkan kesehatan mental, fisik, dan emosional. Sedangkan contohnya
adalah terapi musik, menari, menggambar, membaca dan lainnya.
3) Pet therapy, pet therapy atau dikenal juga dengan terapi hewan peliharaan yakni
teknik-teknik psikoterapi dengan menggunakan bantuan menggunakan objek
binatang sebagai media penganti atau menggunakan kedekatan hewan-hewan sedang
yang diterapkan sebagai kedekatan perawatan klien / pasien. Penerapan pet therapy
merupakan pengobatan yang sangat ampuh ini untuk pasien dengan gangguan
kesehatan mental. Terapi jenis ini misalnya menanam, merawat dan menyayangi
hewan peliharaan dan lainnya.
4) Plant therapy atau Terapi Lingkungan merupakan salah satu terapi penting untuk
menangani masalah klien dengan gangguan alam perasaan seperti depresi. Metode
terapi umumnya digunakan untuk mencoba membuktikan apakah Plant Therapy
efektif terhadap depresi pada Lansia. Terapi jenis ini contohnya kerja bakti, karang
taruna, pengajian dan hal-hal sosial lainnya.

Tujuan Terapi Lingkungan

1) Meningkatkan pengalaman positif pasien khususnya yang mengalami gangguan


mental, dengan cara membantu individu dalam mengembangkan harga dirinya.
2) Meningkatkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain.
3) Menumbuhkan sikap percaya dan mau berinteraksi dengan orang lain
4) Mempersiapkan diri kembali kepada masyarakat.
5) Mencapai perubahan diri yang positif

Manfaat Terapi Lingkungan

1) Penurunan kecemasan.
2) Meningkatkan pengetahuan sumber daya masyarakat.
3) Menurunkan isolasi sosial.
4) Meningkatkan fungsi sosial.
5) Pengembangan keterampilan baru.
6) Meningkatkan kemandirian
7) Memperkaya rohani pembangunan.
8) Meningkatkan ekspresi kreatif.

Peran Keluarga Sebagai Peranan Penting Dalam Terapi Lingkungan

1) Keluarga harus memiliki pengetahuan, pengalaman tentang kejiwaan dan gangguan


serta terapi agar pasien mendapatkan kebutuhan yang terbaik.
2) Komunikasi terbuka antara penderita dan anggota keluarga
3) Keluarga juga harus bersikap bersahabat atau berteman.
4) Penuh prihatin
5) Lembut dan tegas
6) Pencipta lingkungan yang aman dan nyaman.

Dampak Positif Terapi Lingkungan Untuk Pasien Gangguan Jiwa

1) Pasien tidak lagi menyendiri


2) Pasien dapat berinteraksi dengan keluarga dan lingkungan sekitar
3) Pengetahuan pasien dan keluarga terhadap terapi bertambah
4) Pasien lebih terampil kreatifitasnya
5) Dapat mencegah ke kambuhan gangguan jiwa pada pasien

E. PASIEN
Karakteristik atau kriteria klien
1. Klien dengan diagnosa HDR/ISOS
2. Klien tidak memiliki gangguan fisik
3. Klien bersedia mengikuti kegiatan TAK
4. Klien dalam keadaan tenang
5. Klien dapat di ajak bekerja sama
6. Klien tidak memiliki cacat fisik
Proses seleksi
1. Dengan mengobservasi dari perkembangan klien di mana klien tampak suka
menyendiri
2. Menggali minat klien untuk mengikuti terapi aktifitas yang akan di laksanakan

F. PENGORGANISASIAN
1. Tempat : Lapangan
Waktu : 10.00 s.d 10.45 WIB (45 menit)
Orientasi : 5 menit
Fase kerja : 35 menit
Evaluasi / validasi : 5 menit
2. Tanggal : 4 Februari 2021
3. Seting tempat duduk :
Tempat pelaksanaan di ruang dengan formasi berhadapan seperti pada gambar berikut
ini.
Keterangan:
: Leader

: Co. Leader

: Fasilitator

: Klien

: Observer
1. Leader:
Tugas:
a. Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya aktivitas kelompok
b. Membuka acara
c. Memimpin jalannya aktivitas kelompok
d. Menjelaskan tujuan terapi aktivitas kelompok
e. Memperkenalkan anggota terapi aktivitas kelompok
f. Mengatur jalannya diskusi
g. Menetapkan jalannya tata tertib
h. Dapat mengambil keputusan dengan tepat dan dapat menyimpulkan hasil
diskusi pada kelompok terapi tersebut
i. Menutup jalannya terapi
2. Co. Lader
Tugasnya:
a. Membantu tugas leader
b. Mengambil alih posisi leader pasif
c. Menjadi motivator
d. Menyampaikan informasi dari fasilitator kepada leader
e. Mengingatkan leader bila diskusi menyimpang
f. Mengingatkan lamanya waktu pelaksanaan
g. Bersama leader memberikan contoh kerjasama yang baik
3. Fasilitator
Tujuan:
a. Mengobservasi jalannya terapi dari awal sampai akhir sebagai acuan dan evaluasi
b. Mencatat dan mengamati:
 Jumlah anggota yang hadir
 Siapa yang terlambat daftar hadir
 Siapa yang memberi ide atau pendapat
 Topik diskusi
 Mengidentifikasi isu penting dalam proses
 Mengidentifikasi strategi teoritis yang digunakan leader
 Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok yang akan datang
c. Mengobservasi prilaku klien selama jalannya TAK baik secara verbal maupun
non verbal
G. METODE
1. Ceramah (untuk pemberian materi)
2. Tanya jawab
3. Membuat face sheild

H. MEDIA
1. Kartu nama / name tag/ papan nama
2. Tipe dan mic / laptop
3. Lem
4. Karet
5. Busa
6. Kertas mika bening

K. TATA TERTIB
 Secara acara dimulai yang ingin kebelakang untuk BAB dan BAK dipersilahkan
kekamar mandi dahulu
 Anggota kelompok wajib hadir 10 menit sebelum acara dimulai
 Anggota kelompok wajib memberitahu leader jika tidak bisa hadir
 Anggota kelompok tidak diperkenankan untuk makan dan minum, merokok selama
acara berlangsung
 Jika ada pertanyaan anggota mengangkat tangan dan berbicara setelah
dipersilahkan
 Peserta berpakaian rapi bersih dan sudah mandi
 Anggota tidak diperkenankan menemui kelompoklain selama kegiatan berlangsung
 Jika ada anggota yang mengacaukan jalannya aktifitas maka anggota kelompok
tersebut dikeluarkan
 Anggota wajib mengikuti kegiatan terapi aktifitas kelompok dari awal sampai akhir

L. PROSES PELAKSANAAN
1. Persiapan:
a. Menyiapkan ruang dan lingkungan, selanjutnya mengatur posisi duduk
b. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok
2. Orientasi: 5 menit
a. Salam tarapeutik
“Selamat pagi bapak-bapak beserta rekan-rekan semuanya, perkenalkan nama
saya X. Panggil saja saya X, saya disini sebagai leader dalam TAK pagi ini.
Sekarang saya persilahkan kepada bapak-bapak dan rekan-rekan semua untuk
memperkenalkan diri, dimulai dari sebelah kanan saya. Silahkan kalo boleh saya
tahu, nama bapak siapa? Senang dipanggil apa? Dan apa hobinya? (sambil
memberi nama papan nama)
b. Evaluasi perasaan klien
c. Peserta saling memperkenalkan diri
d. Memakai papan nama
e. Menjelaskan tujuan TAK
f. Menjelaskan topik yang akan dibahas
g. Kontrak
“ Baiklah bapak-bapak hari ini kita akan melaksanakan suatu kegiatan, yaitu:
terapi aktivitas kelompok (TAK). Yang mana kita akan belajar untuk membuat
face sheild. Adapun waktunya selama 45 menit, yaitu dari jam 10.00 s.d 10.45
WIB yang kita laksanakan diluar ruangan.
3. Kerja
a. Memberi contoh pembuatan face sheild
b. Membantu klien menyiapkan alat-alat yang akan digunakan
c. Mengobservasi aktivitas klien
d. Memberi reward untuk hasil face sheild klien
e. Menanyakan perasaan klien setelah selesai membuat face sheild

4. Terminasi:
a. Evaluasi
 Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita membuat face sheild tadi?”
 Evaluasi objektif
Mengobservasi respon klien (klien nampak senang dan aktif)
 Rencana tindak lanjut
“Baiklah, jika nanti bapak-bapak merasa bosan dan jenuh. Bapak-bapak bisa
berkumpul bersama untukmembuat face sheild seperti yang kita lakukan tadi
 Kontrak yang akan datang
“Baiklah, bapak-bapak TAK kita pada hari ini sudah selesai. Dan untuk besok
akan diadakan TAK kembali sesuai dengan jadwal oleh mahasiswa lain
5. Setelah kegiatan berakhir leader mengajak seluruh peserta dan fasilitator untuk
berdo’a.

N. PENUTUP
Demikian proposal yang kami buat, atas perhatian dan kerjasama yang baik kami
ucapkan terima kasih dan semoga bisa bermanfaat bagi proses terapi RSJD provisi Lampung.

Anda mungkin juga menyukai