1.Danu Rahmanda
2.Lestari
3.Dian Lusiana
4.Adek Lestari
7.Khoirunnisa
PENDAHULUAN
Stroke merupakan satu masalah kesehatan yang besar dalam kehidupan modern saat ini. Di
Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke,
sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun berat. Jumlah
penderita stroke cenderung terus meningkat setiap tahun, bukan hanya menyerang penduduk
usia tua, tetapi juga dialami oleh mereka yang berusia muda dan produktif.
Stroke dapat menyerang setiap usia, namun yang sering terjadi pada usia di atas 40
tahun. Angka kejadian stroke meningkat dengan bertambahnya usia, makin tinggi usia
seseorang, makin tinggi kemungkinan terkena serangan stroke (Yayasan Stroke Indonesia,
2006).
Secara ekonomi, insiden stroke berdampak buruk akibat kecacatan karena stroke akan
memberikan pengaruh terhadap menurunnya produktivitas dan kemampuan ekonomi
masyarakat dan bangsa (Yastroki, 2009).
Stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia.
Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena Stroke, dari jumlah tersebut, sepertiganya
bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang
dan sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita
terus menerus di tempat tidur (HIMAPID FKM UNHAS,2007).
Stroke merupakan masalah kesehatan dan perlu mendapat perhatian khusus. Stroke
merupakan penyebab kematian dan kecacatan utama di hampir seluruh RS di Indonesia.
Angka kejadian stroke meningkat dari tahun ke tahun, Setiap tahun 7 orang yang meninggal
di Indonesia, 1 diantaranya karena stroke (DEPKES,2011).
Adapun faktor risiko yang memicu tingginya angka kejadian stroke adalah faktor
yang tidak dapat dimodifikasi (non-modifiable risk factors) seperti usia, ras, gender, genetik,
dan riwayat Transient Ischemic Attack atau stroke sebelumnya. Sedangkan faktor yang dapat
dimodifikasi (modifiable risk factors) berupa hipertensi, merokok, penyakit jantung, diabetes,
obesitas, penggunaan oral kontrasepsi, alkohol, dislipidemia (PERDOSSI, 2007).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Penulis memperoleh pengalaman dan gambaran secara nyata dalam memberikan
asuhan keperawatan pada klien dengan Stroke Haemoragik.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan Stroke Haemoragik.
b. Menentukan masalah keperawatan klien dengan Stroke Haemoragik.
c. Merencanakan asuhan keperawatan klien dengan Stroke Haemoragik.
d. Melaksanakan tindakan keperawatan klien dengan Stroke Haemoragik
e. Melakukan evaluasi keperawatan klien dengan Stroke Haemoragik.
f. Mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus.
g. Mengidentifikasi faktor – faktor pendukung, penghambat, serta mencari solusi/
alternatif pemecahan masalah.
h. Mendokumentasikan asuhan keperawatan klien dengan Stroke Haemoragik.
C. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan
pendekatan studi kasus dimana penulis mengelola satu kasus dengan menggunakan proses
keperawatan, dan menggunakan beberapa tehnik antara lain tehnik observasi yaitu metode
pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung dalam mencari data penunjang
masalah kesehatan klien. Wawancara yaitu tanya jawab langsung dengan klien dan keluarga
untuk mendapatkan data subyektif. Dokumentasi adalah mengumpul data dan catatan yang
berhubungan dengan kondisi klien. Pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi dalam memperoleh status kesehatan klien saat ini. Studi pustaka
digunakan untuk mempelajari buku – buku literatur yang berkaitan dengan kasus, untuk
memdapatkan konsep dasar sehingga penulis dapat membandingkan antara teori dan kasus.
Dalam menyusun makalah ilmiah ini, penulis hanya membahas dan memfokuskan
Resume Keperawatan Pada Klien Tn. M Dengan Stroke Haemorogik Di Ruang IGD RSUD
5. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari
jaringan yang infrak sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.
H. Pengkajian Keperawatan Stroke Hemoragik
1. Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:
a. Kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis.
b. Mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )
Data obyektif:
a. Perubahan tingkat kesadaran
b. Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis ( hemiplegia ) ,
kelemahan umum.
c. Gangguan penglihatan
2. Sirkulasi
Data Subyektif:
a. Riwayat penyakit jantung ( penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung ,
endokarditis bacterial ), polisitemia.
Data obyektif:
a. Hipertensi arterial
b. Disritmia, perubahan EKG
c. Pulsasi : kemungkinan bervariasi
d. Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal
3. Integritas ego
Data Subyektif:
a. Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
Data obyektif:
a. Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesedihan , kegembiraan
b. Kesulitan berekspresi diri
4. Eliminasi
Data Subyektif:
a. Inkontinensia, anuria
b. Distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya suara usus ( ileus
paralitik )
5. Makan/ minum
Data Subyektif:
a. Nafsu makan hilang
b. Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK
c. Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia
d. Riwayat DM, peningkatan lemak dalam darah
Data obyektif:
a. Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek palatum dan faring )
b. Obesitas ( faktor resiko )
6. Sensori neural
Data Subyektif:
a. Pusing / syncope ( sebelum CVA / sementara selama TIA )
b. Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub arachnoid.
c. Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat seperti lumpuh/mati
d. Penglihatan berkurang
e. Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka
ipsilateral ( sisi yang sama )
f. Gangguan rasa pengecapan dan penciuman
Data obyektif:
a. Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan , gangguan tingkah laku
(seperti: letargi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi kognitif
b. Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis stroke,
genggaman tangan tidak seimbang, berkurangnya reflek tendon dalam ( kontralateral )
c. Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )
d. Afasia ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif/ kesulitan
berkata-kata, reseptif / kesulitan berkata-kata komprehensif, global / kombinasi dari
keduanya.
e. Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik
f. Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi lateral
7. Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:
a. Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya
Data Obyektif:
a. Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot / fasial
8. Respirasi
Data Subyektif
a. Perokok ( faktor resiko )
b. Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas
c. Timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur
d. Suara nafas terdengar ronchi /aspirasi
9. Keamanan
Data Obyektif:
a. Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan
b. Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang
kewaspadaan terhadap bagian tubuh yang sakit
c. Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali
d. Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu tubuh
e. Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan, berkurang
kesadaran diri
10. Interaksi sosial
Data Obyektif:
a. Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi
11. Pengajaran / pembelajaran
Data Subjektif :
a. Riwayat hipertensi keluarga, stroke
b. Penggunaan kontrasepsi oral
12. Pertimbangan rencana pulang
a. Menentukan regimen medikasi / penanganan terapi
b. Bantuan untuk transportasi, shoping , menyiapkan makanan , perawatan diri dan
pekerjaan rumah
I. Diagnosa Keperawatan Stroke Hemoragik
a. Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan aliran darah ke otak
terhambat
b. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi ke otak
c. Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting berhubungan kerusakan
neurovaskuler
d. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler
e. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilisasi fisik
f. Resiko Aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran
g. Resiko injuri berhubungan dengan penurunan kesadaran
h. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan kesadaran.
J. Rencana Keperawatan Stroke Hemoragik
1. Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral b.d aliran darah ke otak terhambat.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan suplai aliran
darah keotak lancar dengan
Kriteria hasil:
a. Nyeri kepala / vertigo berkurang sampai dengan hilang
b. Berfungsinya saraf dengan baik
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi :
Monitoring neurologis :
a. Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan bentuk pupil
b. Monitor tingkat kesadaran klien
c. Monitir tanda-tanda vital
d. Monitor keluhan nyeri kepala, mual, muntah
e. Monitor respon klien terhadap pengobatan
f. Hindari aktivitas jika TIK meningkat
g. Observasi kondisi fisik klien
Terapi oksigen :
a. Bersihkan jalan nafas dari sekret
b. Pertahankan jalan nafas tetap efektif
c. Berikan oksigen sesuai intruksi
d. Monitor aliran oksigen, kanul oksigen dan sistem humidifier
e. Beri penjelasan kepada klien tentang pentingnya pemberian oksigen
f. Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi
g. Monitor respon klien terhadap pemberian oksigen
h. Anjurkan klien untuk tetap memakai oksigen selama aktifitas dan tidur
2. Kerusakan komunikasi verbal b.d penurunan sirkulasi ke otak
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan klien
mampu untuk berkomunikasi lagi.
Kriteria hasil:
a. dapat menjawab pertanyaan yang diajukan perawat
b. dapat mengerti dan memahami pesan-pesan melalui gambar
c. dapat mengekspresikan perasaannya secara verbal maupun nonverbal
Intervensi:
a. Ajarkan klien untuk latihan rentang gerak aktif pada sisi ekstrimitas yang sehat
b. Ajarkan rentang gerak pasif pada sisi ekstrimitas yang parese / plegi dalam toleransi
nyeri
c. Topang ekstrimitas dengan bantal untuk mencegah atau mangurangi bengkak
d. Ajarkan ambulasi sesuai dengan tahapan dan kemampuan klien
e. Motivasi klien untuk melakukan latihan sendi seperti yang disarankan
f. Libatkan keluarga untuk membantu klien latihan sendi
Pada BAB ini penulis menguraikan kasus yang dimulai dari pengkajian sampai
evaluasi, penulis mulai pengkajian pada tanggal 02 November 2018 dengan kasus Stroke
hemoragik, di Ruang IGD RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung.
Klien masuk ke IGD RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung, tanggal 02 November
2018, Pukul 09.30 WIB, Pada tanggal 02 November 2018, Pukul 13.30 WIB,klien pindah
keruang ICU, No. Register 00.57.02.77, dengan diagnosa medis Stroke Hemoragik.
2. Resume
Tn. M, usia 54 tahun datang ke RSUD Abdul Moeloek Provinsi Lampung, tanggal 02
November 2018, Pukul 09.30 WIB ke IGD, klien 2 hari sebelumnya demam, kemudian
dibawa berobat dan dikatakan infeksi saluran kemih ± 2 jam yang lalu klien tiba-tiba tidak
sadar, tidak bisa dibangunkan pada saat tidur dalam kondisi ngorok, sebelumnya tidak ada
keluhan nyeri kepala, tidak ada muntah, tidak ada kejang sebelumnya, klien dalam keadaan
tidak sadar GCS 4 dengan nilai E1, M2, V1. Kemudian klien mendapatkan oksigen tambahan
NRM 8 liter/menit, RR 38 x/menit, TTV, TD: 140/90 mmHg, heart rate 160 x/menit, S:
37,5°C, Sa02 96%, kondisi pupil keduanya miosis, reflek cahaya +, tidak ada terpasang OPA
dan lidah tidak turun, terdapat retaksi otot intecosta, dengan RR 38 x/menit, dan terdengar
ronchi basah dan basal paru kanan, CRT < 3 detik.Pukul 13.30 WIB Klien dipindah keruang
ICU.
H. Penatalaksanaan
Pada tanggal 02 November 2018 pengobatan yang didapatkan Tn, M yaitu :
Ceftriaxone 2 mg/24 jam,
ranitidine 1 amp/12 jam
Dexamethason 1 amp/8 jam,
RL/ 24 jam 20 tpm,
Methylprednison 40 mg/12 jam
Kalnex 5mg/12jam
Klien mendapatkan oksigen tambahan NRM 8 liter/menit
I. Data Fokus
Data Subjektif : -
Data Objektif :
a. Kesadaran umum soporokoma GCS E1M2V1
b. terdapat secret dimulut
c. TD 140/90 mmhg
d. HR 120 x/menit
e. terdengar bunyi ronkhi basah di basal paru kanan
f. RR 38x/menit
g. terdapat retraksi intercosta
h. napas cepat dan dangkal
i. SaO2 96%
j. Hasil BGA : PH 7,334; pCO2 27 ;PO2 236,9 ;HCO3 16,3; dengan interprestasi
Asidosis Metabolik terkompensasi sebagian
k. pupil miosis reaksi pupil +,
l. panas dengan suhu 37,5⁰C
m. bedrest total
n. kekuatan otot 1/1 1/1
o. tonus otot menurun
p. klien terpasdang NRM 8 liter/menit
q. Aktivitas klien dibantu keluarga
K. Analisa Data
N TGL/JAM DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI
O
1 02/11/18 DS : - Bersihan jalan Akumulasi
DO : napas tidak efektif secret di
KU soporokoma jalan napas
terdapat secret
mulut
sekret berwarna
putih keruh dan
sedikit kental
RR 38x/menit,
terdengar bunyi
ronkhi basah di
basal paru kanan
klien terpasang
NRM 8 liter/menit
soporokoma GCS
E1M2V1
bedrest total
kekuatan otot
1/1 1/1
tonus otot menurun
Aktivitas klien
dibantu keluarga
INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1. Bersihan jalan nafas bd Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas
adanya akumulasi asuhan keperawatan Monitor TTV
sekret di jalan nafaas selama 1x12 jam Lakukan tindakan
diharapkan jalan nafas suction untuk
klien efektif dengan menyedot
kriteria hasil: lendir/sekret
Tidak ada sekret Posisikan pasien
pada jalan nafas untuk
RR dalam memaksimalkan
rentang norma ventilasi
(16-20)x/menit Monitor suara nafas
Klien tidak sesak Auskultasi suara
nafas nafas tambahan
Monitor kecepatan
irama kedalaman
dan kesulitan
bernafas
Kolaborasi: dalam
pemberian O2
sesuai indikasi.
2. Gangguan perfusi Setelah dilakukan Monitor Neurologis
jaringan serebral tindakan keperawatan Monitor ukuran
berhubungan dengan selama 1x12 jam kesimetrisan reaksi
adanya perdarahan diharapkan suplai darah dan bentuk pupil
intraserebral. ke otak lancar dengan Monitor tingkat
kriteria hasil: kesadaran klien
Nyeri kepala Monitor keluhan
berkurang nyeri kepala
Berfungsinya mual,muntah
saraf dengan Anjurkan klien
baik untuk menghindari
TTV stabil aktivitas jika TIK
meningkat
Kolaborasi dalam
pemberian obat
CATATAN PERKEMBANGAN
N TGL DX.KE IMPLEMENTASI PARA EVALUASI
O P F
1 2/11/18 1 Pukul 09.30 WIB S:-
-Memonitor TTV O:
H: -TD: 140/90 mmHg
TD: 140/90 mmHg, -N: 120x/menit
N:120 x/menit, -RR: 38x/menit
RR: 38 x/mnt, -37,5°C
S:37,5°C -Klien terpasang O2
R: klien kooperatif NRM 8 liter/menit
-Terdapat suara nafas
Pukul 09.30 WIB ronchi
-Memberikan terapi O2 A:
H:kliern terpasang O2 Masalah ketidak efektifan
NRM 8 liter/menit bersihan jalan nafas
R: klien kooperatif masih ada
P: discharge planning
Pukul 09.30 WIB
-mengauskultasi suara
nafas tambahan
H: Saat di auskultasi
terdengar suara nafas
ronchi
R: Kien kooperatif
Ceftriaxone 2 5mg/12jam
BAB ini penulis akan membahas mengenai permasalahan atau kesenjangan yang terjadi
selama melakukan asuhan keperawatan langsung terhadap Tn. M dengan kasus Stroke
Haemoragik di Ruang ICU RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat. Dalam bab ini penulis
membandingkan antara teori yang ada pada literature dengan kasus yang ditemukan pada
klien. Selain itu penulis juga membahas mengenai faktor pendukung dan faktor penghambat,
yang penulis temukan pada saat melakukan asuhan keperawatan pada Tn. M, serta alternatif
pemecahan masalah yang penulis berikan selama melakukan asuhan keperawatan pada tiap
tahap keperawatan.
A. Kesimpulan
1. Dalam kasus ini pengkajian meliputi keluhan utama klien, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dahulu dan keluarga, pemeriksaan fisik head to toe dengan hasil dapat
diketahui klien mengalami penurunan kesadaran dengan diagnosa medis stroke hemoragik.
2. Hasil pengkajian asuhan keperawatan pada pasien stroke ditemukan beberapa diagnosa.
Diagnosa keperawatan yang muncul antara lain bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan akumulasi secret dijalan napas, Pola napas tidak efektif berhubungan
dengan depresi pusat pernapasan (infark serebri pada batang otak etcause intracerebral
haemoragie), Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kegagalan proses difusi pada
alveoli, Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan adanya perdarahan
intraserebral, Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya prosedur invasif dan bedrest
total.
3.Intervensi yang dilakukan pada diagnosa bersihan jalan nafas tidak efektif dengan
intervensi kaji keadaan jalan nafas, evaluasi pergerakan dada dan auskultasi suara napas pada
kedua paru, lakukan suction. Intervensi yang dilakukan pada diagnosa depresi pusat
pernapasan dengan intervensi napasnya cepat dan dangkal, RR 38x/menit, terdapat retraksi
intercosta, Intervensi yang dilakukan pada diagnosa gangguan pertukaran gas, dengan
intervensi menunjukkan peningkatan frekuensi napas yaitu RR 38 x/menit. Intervensi yang
dilakukan pada diagnosa, gangguan perfusi jaringan serebral dengan intervensi adanya
perdarahan intraserebral sehingga mempengaruhi proses perfusi jaringan ke serebral.
Intervensi yang dilakukan pada diagnosa, resiko tinggi infeksi intervensi yang dilakukan
prosedur invasif dapat memungkinkan terjadinya infeksi karena merupakan port de entri
mikroorganisme, di ET, NGT dan Kateter.
B. Saran
1. Instansi Rumah Sakit
a. Pada ruang intensive care unit (ICU) sebaiknya terdapat protab perawatan DC, dressing
infuse, perawatan NGT sesuai dengan waktu yang ditentukan.
b. Untuk perawat di ruang intensive care unit (ICU) sebaiknya perawat yang benar-benar
terlatih dalam keperawatan kritis, sehingga lebih peka terhadap perawatan pasien di intensive
care unit (ICU).
2. Perawat
a. Pasien stroke dengan bedrest dimungkinkan terjadinya decubitus, sehingga perawat perlu
lebih memperhatikan pasien dengan tanda-tanda decubitus dan penatalaksanaan decubitus.
b. Perawat diharapkan mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien serta
memakai alat pelindung diri untuk mencegah terjadinya resiko infeksi dan infeksi nosokomial
pada pasien di intensive care unit (ICU.
c. Perawat diharapkan melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab dan
kesadaran masing-masing yang bertujuan untuk kesembuhan dan keselamatan pasien.
Keluarga Pada keluarga sebaiknya senantiasa mendampingi dan memberikan support kepada
pasien meskipun dalam kondisi koma sekalipun.
3. Untuk diri sendiri
Diharapkan dapat memanfaatkan waktu yang telah diberikan dengan efektif dan efisien untuk
melakukan asuhan keperawatan. Mahasiswa / i juga diharapkan secara aktif untuk membaca
dan meningkatkan keterampilan serta menguasai kasus yang diambil untuk mendapatkan
hasil asuhan keperawatan yang komprehensif.