Anda di halaman 1dari 70

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. “H” DENGAN


KASUS FRAKTUR FEMUR DI RUANG PERAWATAN
BEDAH ORTHOPEDI RSUP DR. WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR

OLEH

KELOMPOK 1
NAMA NIM

SRI NURMAYANTI MALIK 21906110


SURYANTI HI ADE KAUFA 21906108
ANNISA NURJANNAH 21906149
MUHAMMAD AKBAR 21906099
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sehingga penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
Bapak Dosen pengampu dari Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III. Dan tidak
lupa pula kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman kelompok 1 yang
telah bekerja sama dengan memberikan sumbangsi baik materi maupun pikirannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Dan untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun isi dari makalah kami agar menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata, penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat. Saran dan kritik
yang sifatnya membangun begitu diharapkan oleh penyusun demi kesempurnaan dalam
penulisan makalah berikutnya. Mohon maaf bila masih banyak terdapat kekurangan
dalam penyusunan makalah dari kelompok kami, “Tak Ada Gading yang tak Retak”.
Akhirul qalam, Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 24 Januari
2020
Penyusun
TTD

KELOMPOK 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................

A. Latar Belakang ...................................................................................................

B. Rumusan Masalah ..............................................................................................

C. Tujuan ................................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN ..............................................................................................

A. Tinjauan pustaka ................................................................................................


1. Definisi fraaktur ..........................................................................................
2. Klasifikasi fraktur ........................................................................................
3. Etiologi fraktur ............................................................................................
4. Patofisiologi ................................................................................................
5. Komplikasi ..................................................................................................
6. Manifestasi klinis ........................................................................................
7. Pemeriksaan penunjang ...............................................................................
B. Konsep keperawatan ..........................................................................................
1. Pengkajian ...................................................................................................
2. Diagnosa ......................................................................................................
3. Intrvensi .......................................................................................................
4. Implementasi ...............................................................................................
5. Evaluasi .......................................................................................................

BAB III.ASKEP KASUS ...............................................................................................


BAB IV.PENUTUP .......................................................................................................

A. Kesimpulan ........................................................................................................

B. Saran ...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fraktur merupakan suatu kondisi patahnya tulang dan atau tulang rawan
yang umumnya disebabkan oleh cedera, baik secara langsung maupun tidak
langsung dan dapat mengakibatkan tulang kehilangan fungsinya sebagai
penyokong tubuh. Fraktur dapat terjadi di berbagai tempat pada sistem rangka,
khususnya pada ekstremitas bawah yang memiliki fungsi sebagai mobilisasi agar
tubuh manusia dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Fraktur leher
femur merupakan fraktur yang perlu mendapat perhatian khusus di mana leher
femur adalah tulang persambungan antara tulang panggul dan tulang paha. Jumlah
kasus fraktur ini mencapai lebih dari 250.000 kasus setiap tahunnya di Amerika
Serikat dan biasanya banyak terjadi pada pasien di atas 50 tahun. Prevalensi
terjadinya kasus ini di seluruh dunia diperkirakan sejumlah 4,5 juta, 740.000
diantaranya dapat mengakibatkan kematian dan 1,75 juta menyebabkan kecacatan
di dunia per tahun serta diperkirakan akan meningkat pada tahun 2050 mendatang.
Menurut Kemenkes RI tahun 2014, fraktur ekstremitas bawah memiliki prevalensi
tinggi sebesar 46,2% dibandingkan dengan fraktur lainnya. Berdasarkan data rekam
medis RSUP Sanglah tahun 2012, kasus fraktur femur sebanyak 239 kasus
(24,54%) atau rerata sebanyak 20 kasus per bulan, di mana kejadian terbesar
dialami oleh pasien dengan rentang usia 20-65 tahun. Fraktur leher femur sangat
jarang terjadi pada anak-anak dengan angka kejadian kurang dari 1%. Fraktur leher
femur pada umumnya disebabkan oleh karena terjatuh. Namun ada beberapa faktor
risiko yang ikut terlibat antara lain, usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh (IMT),
etnik, riwayat cedera pasien, riwayat penggunaan obatobatan seperti
kortiokosteroid, dan riwayat diabetes serta osteoporosis. Penatalaksaan fraktur
leher femur dapat dibagi menjadi dua, yaitu tindakan operasi dan tanpa operasi.
Pada usia anak-anak masih memiliki kemampuan regenerasi tulang sehingga
penanganan yang dilakukan lebih dominan dengan tanpa operasi. Tindakan operasi
pada pasien fraktur leher femur lebih di rekomendasikan untuk mencegah
komplikasi yang terjadi seperti nekrosis avascular, malunion, non-union, dan
sindrom kompartemen. Macammacam tindakan operasi yang dilakukan antara lain,
Open Reduction and Internal Fixation (ORIF), hemiarthroplasty (unipolar dan
bipolar), dan Total Hip Arthroplasty (THA). Angka kejadian fraktur leher femur
meningkat dari tahun ke tahun sehingga diperlukan tindakan yang tepat untuk
mengembalikan fungsional tubuh. Namun di RSUP Sanglah Denpasar mengenai
distribusi tindakan operasi masih belum diketahui. Oleh sebab itu, penting
dilakukan penelitian untuk mengetahui profil kasus fraktur leher femur yang
dilakukan tindakan operasi di RSUP Sanglah pada periode Maret 2016- Agustus
2017.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Klien yang Mengalami Fraktur
femur di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Ruang Perawatan Lontara 2
Orthopedi?
C. Tujuan
Untuk melaksanakan Asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami Fraktur
femur di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Ruang Perawatan Lontara 2
Orthopedi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tinjauan pustaka
1. Defenisi
Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan
eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat di serap oleh tulang
(Carpenito,2000). (Mubarak Wahit Iqbal, Dkk. 2015)
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang serta di
tentukan sesuai jenis dan luasnya (Smelzer,Susanne C. dan Brenda G.
Bare.2001) atau setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves C.J.,
Roux G., dan Lockhart R. dalam Smelzer, Susanne C. dan Brenda G.
Bare.2001). (Lukman & Nurna Ningsih. 2012)
Fraktur adalah putusnya hubungan normal suatu tulang rawan yang
disebabkan oleh kekerasan. (E. O erswari,1989:144). (Jitowiyanto Sugeng &
Weni Kristiyanasari. 2010)
Fraktur adalah patahnya kontinuitas tulang yang terjadi ketika tulang
tidak mampu lagi menahan tekanan yang di berikan kepadanya (Donna L.
Wong, 2004). (Bararah Taqiyyah & Mohammad Jauhar. 2013)
Fraktur adalah diskontinuitas/terganggunya kesinambungan jaringan
tulang dan atau tulang rawan karena adanya trauma. (Krisanty Paula, Dkk.
2013 & Hardisman. 2014)
2. Klasifikasi Fraktur
Klasifikasi fraktur (simple) tidak merusak kulit di atasnya. Fraktur
kompleks merusak kulit di atasnya. Fraktur ada yang komplet, artinya
keutuhan tulangnya terputus, atau tidak komplit. Bila trauma ini sampai
menghancurkan tulang menjadi tiga atau lebih fragmen/keping, disebut
fraktur kominut. Pada fraktur impak, ada fragmen yang terpendam dalam
substansi yang lain. Ada lagi fraktur kompresi, dimana tulang hancur,
umumnya mengenai tulang vertebra. Lain lagi fraktur depresi, umumnya pada
tulang tengkorak, yang masuk ke dalam. (Tambayong Jan. 2013)
3. Etiologi
Menurut Oswari E, (2000), penyebab fraktur adalah
a. Kekerasan langsung: kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada
titik terjadinya kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka
dengan garis patah melintang atau miring.
b. Kekerasan tidak langsung: kekerasan tidak langsung menyebabkan patah
tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah
biasanya adalah bagian yang paling lemah dan jalur hantaran vektor
kekerasan.
c. Kekerasan akibat tarikan otot: Kekerasan akibat tarikan otot sangat jarang
terjadi. Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan
penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.
Menurut (Brunner dan Suddarth, 2005) fraktur dapat di sebabkan oleh pukulan
langsung, gaya meremuk, gerakan punter mendadak, dan bahkan kontraksi otot,
ekstremitas, organ tubuh dapat mengalami cedera akibat gaya yang di sebebkan
oleh fraktur atau akibat fragmen tulang. (Andra Saferi Wijaya & Yessie Mariza
Putri, 2013)
Penyebab fraktur adalah tekanan berlebih atau trauma langsung pada
suatu tulang, menyebabkan suatu retakan. Ini menyebabkan kerusakan pada
otot sekeliling dan jaringan, mendorong kearah perdarahan, edema, dan
kerusakan jaringan lokal. Pada awalnya setelah retak perdarahan di area
menyebabkan pembentukan hematoma. Sel penyebab radang masuk area.
Jaringan pembutiran menggantikan hematoma. Perubahan seluler melanjut dan
suatu union yang di sebut sebagai callus pun berkembang. Osteoblas trus masuk
ke area. Jaringan berserat di dalam area yang patah berubah menjadi tulang.
Lokasi retak mungkin hanya retakan pada tulang, tanpa memindahkan
tulang manapun. Fraktur yang tidak terjadi di sepanjang tulang di anggap sebagi
fraktur yang tidak sempurna. Fraktur dapat juga terjadi pada semua tulang,
patah menjadi dua (atau lebih) potong, yang dikenal sebagai fraktur lengkap.
Jaringan otot sekitar yang melekat diatas dan dibawah area fraktur di dalam
suatu otot akan terus menciptakan tegangan pada titik pertemuan tulang dan
semakin menarik potongan sehingga bengkok. Beberapa potongan tulang patah
dapat menembus sampai kulit, ini di kenal sebagai patah tulang terbuka. Tulang
patah yang tidak menembus kulit dianggap sebagai patah tulang tertutup atau
patah tulang biasa. (Digiulio Mary, Dkk. 2014).
4. Patofisiologi
Fraktur gangguan pada tulang biasanya di sebebkan oleh trauma
gangguan adanya gaya dalam tubuh, yaitu stres, gangguan fisik, gangguan
metabolik, patologik. Kemampuan otot mendukung tulang turun, baik yang
terbuka maupun yang tertutup. Kerusakan pembuluh darah akan
mengakibatkan pendarahan, maka volume darah menurunCOP menurun maka
terjadi perubahan perfusi jaringan. Hematoma akan mengeksudasi plasma dan
poliferasi menjadi edem lokal maka penumpukan di dalam tubuh. Fraktur
terbuka atau tertutup akan mengenai serabut syaraf yang dapat menimbulkan
gangguan rasa nyaman nyeri. Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi
neurovaskuler, neurovaskuler yang menimbulkan nyeri gerak sehingga
mobilitas fisik terganggu. Disamping itu fraktur terbuka dapat menngenai
jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi infeksi terkontaminasi dengan
udara luar dan kerusakan jaringan lunak akan mengakibatkan kerusakan
integritas kulit. Fraktur adalah patah tulang, biasanya di sebebkan oleh trauma
gangguan metabolik, patologik yang terjadi itu terbuka atau tertutup. Pada
umumnya pada pasien fraktur terbuka maupun tertutup akan di lakukan
immobilisasi yang bertujuan untuk mempertahankan fragmen yang telah di
hubungkan tetap pada tempatnya sampai sembuh.
Jejas yang di timbulkan karena adanya fraktur menyebabkan rupturnya
pembuluh darah adanya kompensasi tubuh, sebagai contoh vasokontriksi
progresif dari kulit, otot dan sirkulasi viseral, karena ada cedera, respon
terhadaap berkurangnya volume darah yang akut adalah peningkatan detak
jantung sebagai usaha untuk menjaga output jantung, pelepasan katekolamin-
katekolamin endogen meningkatkan tahanan pembuluh perifer. Hal ini akan
meningkatkan tekanan darah diastolik dan mengurangi tekanan nadi (pulse
pressure), tetapi hanya sedikit membantu peningkatan perfusi organ. Hormon-
hormon lain yang bersifat vasoaktif juga dilepaskan kedalam sirkulasi sewaktu
terjadinya syok, termasuk histamin, bradikinin beta-endorpin dan sejumlah
besar prostanoid dan sitokin-sitokin lain. Substansi ini berdampak besar pada
mikro-sirkulasi dan permeabilitas pembuluh darah. Pada syok perdarahan yang
masih dini, mekanisme konpensasi sedikit mengatur pengembalian darah
(venous return) dengan cara konsentrasi volume darah didalam sistem vena
sistemik. Cara yang paling efektif untuk memulihkan kardiak pada tingkat
seluler, sel dengan perfusi dan oksigenasi tidak adekuat tidak mendapat
substrak esensial yang sangat di perlukan untuk metabolisme aerobik normal
dan produksi energi. Pada keadaan awal terjadi kompensasi dengan berpindah
ke metabolisme anaerobik, hal mana mengakibatkan pembentukan asam laktat
dan berkembangnya asidosis metabolik. Bila syoknya berkepanjangan dan
penyampaian substrak untuk pementukan ATP (adenosin tripohsphat) tidak
memadai, maka membran sel tidak dapat lagi memmpertahankan integritasnya
dan gradientnya elektrik normal hilang. Pembengkakan retikulum endoplasmik
merupakan tanda ultra struktural pertama dari hipoksia seluler setelah itu tidak
lama lagi akan diikuti cedera metokondrial. Lesosom pecah dan melepaskan
ensim yang mencernakan struktur intra-seluler. Bila proses ini berjalan terus,
terjadilah pembangkakan sel. Juga terjadi penumpukan kalsium intra-seluler.
Bila proses ini berjalan terus, terjadilah cedera seluler yang progresif,
penambahan edema jaringan dan kematian sel proses ini memperberat dampak
kehilangan darah dan hipoperfusi.
Sewaktu tulang patah perdarahan biasanya terjadi di sekitar tempat
patah dan kedalam jaringan lunak sekitar tulang tersebut. Jaringan lunak juga
biasanya mengalami kerusakan. Reaksi peradangan biasanya timbul hebat
setelah fraktur. Sel-sel darah putih dan sel mast berakumolasi sehingga
menyebabkan peningkatan aliran darah ketempat tersebut. Fagositosis dan
pembersih sisa-sisa sel mati dimulai. Di tempat patah terbentuk fibrin
(hematoma fraktur) dan berfungsi sebagai jala-jala untuk melakukan aktivitas
osteoblas teransang dan terbentuk tulang baru imature yang di sebut callus.
Bekuan fibrin direabsorbsi dan sel-sel tulang baru mengalami remodling untuk
membentuk tulang sejati.
Insufisiensi pembuluh darah atau penekanan serabut syaraf yang
berkaitan dengan pembengkakan yang tidak ditangani dapat menurunkan
asupan darah ekstremitas dan mengakibatkan kerusakan syaraf perifer. Bila
tidak terkontrol pembengkakan dapat mengakibatkan peningkatan tekanan
jaringan, oklusi darah total dapat berakibat anoksia jaringan yang
mengakibatkan rusaknya serabut syaraf maupun jaringan otot. Komplikasi ini
dinamakan sindrom kompertemen. (Andra Saferi Wijaya & Yessie Mariza
Putri, 2013)
5. Komplikasi
a. Malunion, adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh
dalam posisi yang tidak pada seharusnya, membentuk sudut atau miring.
b. Delayed union adalah proses penyembuhan yang berjalan terus tetapi
dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.
c. Nonunion, patah tulang yang tidak menyambung kembali.
d. Compertement syndroma adalah suatu keadaan peningkatan tekanan yang
berlebihan di dalam suatu ruangan yang disebabkan perdarahan masif pada
suatu tempat.
e. Syok terjadi karena kehilangan banyak darah dan
meningkatnyapermeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya
oksigenasi. Ini biasanya terjadi pada fraktur.
f. Faat embolisme syndroma, tetesan lemak masuk kedalam pembuluh darah.
Faktor resiko terjadinya emboli lemak ada faktor meningkat pada laki-laki
usia 20-40 tahun, usia 70 sampai 80 fraktur tahunan.
g. Tromboembolik komplication, trombo vena dalam sering terjadi pada
individu yang immobilisasi dalam waktu yang lama karena trauma atau
ketidak mampuan lazimnya komplikasi pada perbedaan ekstremitas bawah
atau trauma komplikasi paling fatal bila terjadi pada bedah ortopedi
h. Infeksi, sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada
trauma ortopedik infeksi dimulai pada kulit (superfisial) dan masuk
kedalam. Ini biasanya terjadi pada fraktur terbuka, tetapi bisa juga terjadi
kerena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan palat.
i. Acasculer nekrosis, pada umumnya berkaitan dengan aseptik atau nekrosis
iskemia
j. Refleks symphathethik dystroma, hal ini di sebabkan oleh hiperaktif sistem
syaraf simpatik abnormal syndroma ini belum banyak dimengerti.
Mungkin karena nyeri, perubahan tropik dan vasomotor instability.
(Wijaya , Andra Saferi & Yessie Mariza Putri, 2013)
6. Manifestasi Klinis
a. Tidak dapat menggunakan anggota gerak
b. Nyeri pembengkakan
c. Terdapat trauma (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian atau jatuh
dikamar mandi pada orang tua, penganiayaan, tertimpa benda berat,
kecelakaan kerja, trauma olahraga)
d. Gangguan fungsi anggota gerak
e. Deformitas
f. Kelainan gerak
g. Krepitasi atau datang dengan gejala-gejala lain (Amin Huda Nurarif &
Hardhi Kusuma, 2015)
7. Pemeriksaan penunjang
Untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan dapat digunakan cara :
a. X-ray: menentukan lokasi/luasnya fraktur
b. Scan tulang: memperlihatkan fraktur lebih jelas, mengidentifikasi
kerusakan jaringan lunak
c. Arteriogram: dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan
vaskuler jaringan lunak.
d. Hitung darah lengkap: hemokonsentrasi mungkin meningkat, menurun
pada perdarahan, peningkatan leokosit sebgai respon terhadap peradangan.
e. Kretinin: traouma otot meningkatkan beban kretinin untuk klirens ginjal.
f. Profil koagukasi: perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfusi
atau cedera hati. (Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma, 2015)
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat diberikan antara lain :
a. Reduksi untuk memperbaiki kesegarisan tulang (menarik)
b. Immobilisasi untuk mempertahankan posisi reduksi, memfasilitasi union:
1) Eksternal: gips, traksi
2) Internal: nail dan plate.
c. Rehabilitasi, mengembalikan ke fungsi semula. (Bararah Taqiyyah &
Mohammad Jauhar. 2013)
B. Konsep keperawatan
1. Pengkajian
Menurut, Nasrul Effendy, 1995. Teori yang dikaji pada pasien Fraktur
yaitu:
a) Biodata
b) Identitas klien ( nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, suku,
bangsa, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, diagnosa medis)
c) Keluhan Utama
d) Mengeluh sulit menggerakan ekstremitas
e) Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehatan Sekarang


ada pasien fraktur/patah tulang dapat di sebabkan oleh
trauma/kecelakaan, degeneratif dan fatologis yang di dahului
dengan perdarahan, kerusakan jaringan serikat yang
mengakibatkkan nheri, bengkak, kebiruan, pucat,/perubahan warna
kulit dan kesemutan
2) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
3) Apakah pasien pernah mengalami penyakit ini (fraktur femur) atau
pernah punya penyakit yang menular/menurun sebelumnya.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga,
5) Pada keluarga pasien ada/tidak yang menderika osteoporoses,
arthritis dan tuberkolosis/penyakit lain yang sifatnya menurun dan
menular.
f) Pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
2) Pada fraktur akan mengalami perubahan/gangguan pada personal
higiene, misalnya kebiasaan mandi, ganti pakaian, bab dan bak.
3) Pola nutrisi dan metabolism
Pada Fraktur tidak akan mengalami penurunan nafsu makan,
meskipun menu di rubah misalnya makan di rumah gizi tetap
sama sedangkan di RS di sesuaikan penyakit dan diet pasien.
4) Pola eliminasi
Kebiasaan miksi/defekasi sehari-hari, kesulitan waktu defekasi di
karenakan immobilisasi, feses warna kuning dan konsistensi
defekasi pada, pada miksi pasien tidak mengalami gangguan.
5) Pola isterahat dan tidur
Kebiasaan pola tidur dan isterahat mengalami gangguan yang di
sebabkan oleh nyeri, misalnya nyeri akibat fraktur.
6) Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas dan latihan mengalaimi perubahan/ gangguan akibat
dari fraktur femur sehingga kebutuhan pasien perlu di bantu oleh
perawat/keluarga.
7) Pola persepsi dan konsep diri
Pada fraktur akan mengalami gangguan diri karena terjadi
perubahan karena dirinya, pasien takut cacat seumur hidup/tidak
dapat bekerja lagi.
8) Pola sensori koognitif
Nyeri yang di sebabkan oleh kerusakan jaringan, sedang pada pola
koognitif atau cara berfikir pasien tidak mengalami gangguan.
9) Pola hubungan peran
Terjadinya perubahan peran yang dapat mengganggu hubungan
interpersonal yaitu pasien merasa tidak berguna lagi dan menarik
diri.
10) Pola penanggulangan stress
Perlu di tanya apakah ada yang membuat pasien menjadi stresdan
biasannya masalah dipendam sendiri/dirundingkan dengan
keluarga.
11) Pola tata nilai dan kepercayaan
Adanya kecemasan dan stres sebagai pertahanan dan pasien
meminta perlindungan/mendekatkan diri dengan Allah SWT.
(Wijaya , Andra Saferi & Yessie Mariza Putri, 2013)
Penyimpangan KDM

a.
trauma langsung Trauma tidak langsung Kondisi patologis

- Fraktur

Diskontinuitas tulang Pergeseran frakmen tulang Nyeri akut

Perubahan jaringan sekitar Kerusakan frakmen tulang

Letek sumsum tulang


Pergeseran frakmen tulang Spame otot lebih tinggi dari kapiler

Deformitas Peningkatan tekanan Melepaskan katekolamin


kapiler
Gangguan fungsi Metabolisme asam lemak
Pelepasan histamin
ekstremtas
Bergabung dengan
Hambatan mobilitas Protein plasma hilang
lemak trombosit
fisik
Edema Emboli
Laserasi kulit
Penyumbatan pembuluh
Penekanan pembuluh
Putus vena/arteri darah
darah

perdarahan Kerusakan integritas kulit Ketidakefektifan perfusi


Resiko infeksi jaringan ferifer
Kehilangan volume caitran

Resiko syok (hipovolemik


2. Diagnosa Keperawatan
Menurut buku Nanda-Nic-Noc Amin Hardi Diagnosa, revisi jild 2. Fraktur
terdiri dari 6 diagnosa diantaranya sebagai berikut :
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik, spasme otot, gerakan
fragmen tulang, edema, cedera jaringan lunak, pemasangan traksi.
b) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
suplei darah kejaringan
c) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan fraktur terbuka,
pemasangan traksi (pen, kawat, sekrup)
d) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan peralatan eksternal (gips,
bidai, selang infus, dan lain-lain)
e) Resiko infeksi berhubungan dengan trauma, imunitas tubuh primer
menurun, prosedur invasive (pemasangan traksi)
f) Resiko syok (hipovolemik) berhubungan dengan kehilangan volume
darah akibat trauma (fraktur).
3. Intervensi
a) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik, spasme otot, gerakan
fragmen tulang, edema, cedera jaringan lunak, pemasangan traksi.
Tabel 2.1 Rencana Keperawatan Diagnosa I
(Amin & Hardi, 2015)
N Diagnosa Tujuan dan criteria Intervensi
o keperawatan Hasil
1 Nyeri akut Noc: Nic:
berhubungan dengan 1. Pain level Pain manajemen :
agen injuri fisik, 2. Pain control 1. Lakukan
spasme otot, 3. Comfort level pengkajian
gerakan fragmen nyeri secara
tulang, edema, Kriteria Hasil : komprehensif
cedera jaringan 1. Mampu 2. Observasi
lunak, pemasangan mengontrol nyeri reaksi non
traksi. (tahu penyebab verbal dari
nyeri, mencari ketidak
Definisi: bantuan) nyamanan
pengalaman sensori 2. Melaporkan 3. Gunakan teknik
atau emosional yang bahwa nyeri komunikasi
tidak menyenangkan berkurang trapiutik untuk
yang muncul akibat dengan mengetahui
kerusakan jaringan menggunakan pengalaman
aktual atau potensial manajemen nyeri nyeri pasien
atau digambarkan 3. Mampu 4. Kaji kultur yang
dalam hal kerusakan mengenali nyeri mempengaruhi
sedemikian rupa. 4. Menyatakan rasa respon nyeri
nyaman setelah 5. Evaluasi
Batasan nyeri berkurang pengalaman
Karakteristik: nyeri masa
1. Dispneu,Penuru lampau
nan suara nafas 6. Bantu pasien
2. Orthopneu dan keluarga
3. Cyanosis untuk mencari
4. Kelainan suara dan menemukan
nafas dukungan
(rales,Wheezing 7. Kontrol
) lingkungan
5. Kesulitan yang dapat
berbicara mempengaruhi
nyeri seperti
6. Batuk,tidak suhu ruangan,
efokotif atau pencahayaan
tidak ada dan kebisingan.
7. Mata melebar 8. Kurangi faktor
8. Produksi prespitasi nyeri
sputum 9. Berikan
9. Gelisah analgetik untuk
10. Perubahan mengurangi
Frekuensi dan nyeri
irama nafas. 10. Tingkatkan
isterahat
Faktor-faktor yang Analgesic
berhubungan: administration
1. Lingkungan: 1. Cek riwayat
Merokok, alergi
Menghirup asap 2. Berikan
rokok, Perokok analgetik tepat
pasif-POK, waktu terutama
Infeksi. nyeri hebat
2. Fisiologi: 3. Evaluasi
Disfungsi efektivitas
Neuromuskular, analgetik, tanda
hiperplasia dan gejala
dinding
brongkus, alergi
jalan nafas, asma
3. Obstruksi jalan
nafas: Spasme
jalan nafas,
Sekrei tertahan,
Banyakny a
mukus adanya
jalan nafas
buatan, eksudat
di alveoulus,
adanya benda
asing di jalan
nafas.

b) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan


suplei darah kejaringan
Tabel 2.2 Rencana Keperawatan Diagnosa II
(Amin & Hardi, 2015)
N Diagnosa Tujuan dan criteria Intervensi
o keperawatan Hasil
2 Ketidakefektifan Noc: Nic:
perfusi jaringan 1. Circulation status Peripheal sensation
perifer berhubungan 2. Tissue perfusion managemen
dengan penurunan cerebral (manajemen
suplai darah ke sensasi perifer) :
jaringan. Kriteria Hasil : 1. Monitor adanya
1. Mendemonstrasia daerah tertentu
Batasan kn status sirkulasi yang hanya
Karakteristik: 2. Mendemostrasika peka terhadap
1. Perubahan fungsi n kemampuan panas/dingin/taj
motorik koognitif am/tumpul
2. Penurunan nadi 3. Menunjukkan 2. Monitor adanya
3. Edema fungsi sensorik paritese
4. Nyeri motorik cranial 3. Instruksikan
ekstremitas yang utuh: tingkat keluarga untuk
kesadaran mengobserfasi
Faktor-faktor yang membaik, tidak kulit jika ada isi
berhubungan: ada gerakan- atau laserasi
1. Gaya hidup gerakan 4. Gunakan sarung
monoton involunter tangan untuk
2. Hipertensi proteksi
3. Merokok 5. Monitor
kemampuan
BAB
6. Kolaborasi
pemberian
analgetik
7. Diskusikan
mengenai
penyebab
perubahan
sensasi
c) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan fraktur terbuka, pemasangan
traksi (pen, kawat, sekrup)
Tabel 2.3 Rencana Keperawatan Diagnosa III
(Amin & Hardi, 2015)
N Diagnosa Tujuan dan criteria Intervensi
o keperawatan Hasil
3 Kerusakan integritas Noc: Nic:
kulit berhubungan 1. tissue integrity: skin Pressure
dengan fraktur and mucous managemen :
terbuka, 2. membranes 1. anjurkan pasien
pemasangan traksi 3. hemodyalis akses untuk
(pen, kawat, sekrup) Kriteria Hasil : menggunkan
Definisi: 1. integritas kulit yang pakaian yang
perubahan/gangguan baik bisa di longgar
epidermis dan atau pertahankan 2. hindarui kerutan
dermis 2. tidak ada luka/lesi pada tempat
Batasan pada kulit tidur
Karakteristik: 3. perfusi jaringan 3. jaga kebersihan
1.kerusakan lapisan baik kulit agar tetap
kulit 4. menunjukkan bersih dan
2. gangguan pemahaman dalam kering
permukaan kulit proses perbaikan 4. mobilisasi
(epidermis) kulit dan pasien (ubah
3. invasi struktur mencegah posisi pasien)
tubuh terjadinya cederah setiap dua jam
berulang sekali
Faktor-faktor yang 5. mampu melindungi
berhubungan: kulit dan
1. Eksternal mempertahankan 5. monitor kulit
a. zat kimia, kelembapan kulit akan adanya
radiasi dan perawatan kemerahan
b. usia yang alami 6. oleskan lotion
ekstrim atau
c. kelembapan minyak/baby oil
d. hipertermia, pada daerah
hipotermia yang tertekan
e. faktor 7. monitor
mekanik aktifitas dan
f. medikasi mobilisasi
g. lembab pasien
h. immobilitasi 8. monitor status
fisik nutrisi pasien
2.internal 9. memandikan
a. perubahan pasien dengan
status cairan sabun dan air
b. perubahan hangat
pigmentasi
c. perubahan insision site care:
turgor
d. faktor 1. membersihkan,
perkembanga memantau dan
e. kondisi meningkatkan
ketidak proses
seimbangan penyembuhan
nutrisi pada luka yang
di tutup dengan
f. penurunan jahitan, klips
immobilisasi atau straples
g. penurunan 2. monitor proses
sirkulasi kesembuhan
h. kondisi area insisi
gangguan 3. monitor tanda
metabolik dan gejala
i. gangguan infeksi pada
sensasi area insisi
j. tonjolan 4. bersihkan area
tulang sekitar jahitan
atau staples,
menggunakan
lidi kapas steril
5. gunakan
preparat
antiseptik,
sesuai program
6. ganti balutan
pada interval
waktu yang
sesuai atau
biarkan luka
etap terbuka
(tidak di balut)
sesuai program.
d) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan peralatan eksternal (gips,
bidai, selang infus, dan lain-lain).
Tabel 2.4 Rencana Keperawatan Diagnosa IV
(Bluecheck Gloria M, dkk. 2016)
N Diagnosa Tujuan dan criteria Intervensi
o keperawatan Hasil
4 Hambatan mobilitas Noc: Nic:
fisik berhubungan 1. Joint movemen: 1. Beri pasien
dengan peralatan active pakaian yang
eksternal (gips, 2. Mobility level tidak
bidai, selang infus, 3. Self care: ADLs mengekang
dan lain-lain) 4. Transfer 2. Bantu pasien
performance untuk
Defenisi: menggunakan
Keterbatasan dalam Kriteria Hasil : alas kaki yang
gerakan fisik atau 1. Mampu menopang memfasilitasi
satu atau lebih berat badang pasien untuk
ekstremitas secara 2. Berjalan dengan berjalan dan
mandiri dan terarah langkah yang mencegah
efektif cedera
Batasan 3. Berjalan dengan 3. Bantu pasien
karakteristik : pelan untuk duduk di
1. kesulitan 4. Berjalan dengan sisi tempat tidur
membolak kecepatan sedang untuk
balikkan posisi 5. Berjalan memfasilitasi
2. keterbatasan mengelilingi kamar penyesuaian
retan gerak sikap tubuh
3. ketidak 4. Bantu pasien
nyamanan untuk
perpindahan
Faktor-faktor yang sesuai
berhubungan : kebutuhan
1. Fisik tidak 5. Terapkan/
bugar sediakan alat
2. Gangguan bantu tongkat,
muskuloskletal kursi roda)
3. Gaya hidup untuk ambulasi,
monoton jika pasien tidak
4. Intoleransi stabil
aktifitas 6. Bantu pasien
5. Kerusakan untuk ambulasi
integritas awal dan jika di
struktur tulang perlukan.
6. Penurunan
kekuatan otot
7. Penurunan
kendali otot
8. Penurunan
ketahanan tubuh
9. Penurunan
kendali oto
e) Resiko infeksi berhubungan dengan trauma, imunitas tubuh primer menurun,
prosedur invasive (pemasangan traksi)
Tabel 2.5 Rencana Keperawatan Diagnosa V
(Amin & Hardi, 2015)
N Diagnosa Tujuan dan criteria Intervensi
o keperawatan Hasil
5 Resiko infeksi Noc: Nic:
berhubungan dengan 1. Immune status Infection control :
trauma, imunitas
2. Knowledge: 1. Bersihkan
tubuh primer invection control lingkungan
menurun, prosedur 3. Risk control setelah di pakai
invasive pasien lain
(pemasangan traksi) Kriteria Hasil: 2. Pertahankan
1. Klien bebas dari teknik isolaso
Defenisi: mengalami
tanda dan gejala 3. Batasi
peningkatan resiko
infeksi pengunjung bila
terserang organisme
2. Mendeskripsikan perlu
patogenik
proses penularan 4. Instruksikan
penya kit pada
Faktor Resiko:
3. Mennjukan pengunjung
1. Penyakit kronis
kemampuann untuk mencuci
2. Pengetahuan
untuk mencegah tangan saat
tidak cukup
timbulnya infeksi berkunjung dan
untuk
4. Jumlah leukosit setelah
menghindari
dalam batas berkunjung
pemanjanan
normal meninggalkan
patogen
5. Menunjukkan pasien
3. Pertahanan
prilaku hidup sehat
tubuh primer
yang tidak 5. Gunakan sabun
adekuat untuk anti
4. Ketidak mikroba untuk
adekuatan cuci tangan
pertahanan 6. Cuci tangan
sekunder setiap sebelum
5. Vaksinasi tidak dan sesudah
adekuat tindakan
6. Pemajanan keperawatan
terhadap 7. Gunakan baju,
patogen sarung tangan
7. Lingkungan sebagai alat
meningkat pelindung
8. Prosedur 8. Pertahankan
invasife lingkungan
9. Malnutrisi aseptik selama
pemasangan alat
9. Monitor tanda
dan gejala
infeksi sistemik
dan lokal dan
lokal
10. Monitor
kerentanan
terhadap infeksi
11. Dorong pasien
untuk isterahat
f) Resiko syok (hipovolemik) berhubungan dengan kehilangan volume darah
akibat trauma (fraktur).
Tabel 2.6 Rencana Keperawatan Diagnosa VI
(Amin & Hardi, 2015)
N Diagnosa Tujuan dan criteria Intervensi
o keperawatan Hasil
6. Resiko syok Noc: Nic:
(hipovolemik) 1. Syok prevention Syok prevention:
berhubungan dengan 2. Syok managemen 1. monitor suhu
kehilangan volume dan pernafasan
darah akibat trauma Kriteria Hasil: 2. monitor tanda
(fraktur) 1. Nadi dalam batas dan gejala sites
yang di harapkan 3. monitor tanda
Defenisi: beresiko
2. Irama jantung awal syok
terhadap ketidak
dalambatas yang di
cukupan aliran darah
harapkan Syok
ke jaringan tubuh,
3. Frekuensi nafas managemen
yang dapat
dalam batas yang 1. Monitor tekanan
mengakibatkan
di harapkan nadi
disfungsi seluler
4. Irama nafas dalam 2. Monitor EKG
yang mengancam
batas yang di
jiwa
harapkan

Faktor Resiko:
Hidrasi
1. Hpotensi
1. Indikator mata
2. Hipovolemik
cekung tidak di
3. Hipoksemia
temukan
4. Hipoksia
5. Infeksi
6. Sepsis 2. Demam tidak di
7. Sindrom respon temukan
inflamasi 3. Tekanan darah
sitemmik dalam batas normal
4. Hematokrit dalam
batas normal

5. Klien bebas dari


tanda dan gejala
infeksi
6. Mendeskripsikan
proses penularan
penyakit
7. Mennjukan
kemampuann
untuk mencegah
timbulnya infeksi
8. Jumlah leukosit
dalam batas normal
9. Menunjukkan
prilaku hidup sehat
4. Implementasi
Implementasi adalah melaksanakan order keperawatan yang
disusun dalam rencana oleh klien, perawata atau orang lain. Implementasi
dapat mencakup dengan tenaga perawatan kesehatan lain dalam
menjalankan tanggung jawab. Keterampilan berfikir kritis perawat dengan
menerapkan pengetahuan dari ilmu pengetahuan dan humanistik dan
perkiraan pengaruh strategis keperawatan. Keselsamatan fisik dan
psikologis klien dipertimbangkan dan dilindungi. Setiap tindakan
dilakukan dengan trampil dan efesien serta mencakup pengkajian
berkesinambungan. Tindakan keperawatan dan reaksi atau perilaku
perawat di catat untuk membuktikan bahwa rencana telah ditetapkan dan
untuk mengevaluasi keefektifan rencana tindakan. (Dermawan, Deden,
2012)
5. Evaluas
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang anda
buat pada tahap perencanaan. (Budiono & Sumirah Budi Pertami, 2012)
BAB III

ASKEP KASUS

A. PENGKAJIAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)

Nama/RM :Ny. H
Jenis Kelamin :perempuan
Umur :59 Tahun
Ruangan :Lontra 2 bawah belakang

Data Pengkajian
Tanggal : 26-12-2019 Jam : 11.44 BP : 120/80 mmHg RR : 20 kali/menit
HR : 88 kali/menit Temp : 36,0 0C i
Cara dengan : Cara Ukur : ⃝ Berdiri ⃝Berbaring ⃝ Duduk
⃝Jalan kaki ⃝ Kursi roda
⃝Brankard ⃝Lainnya :

Datang melalui : TB :162 cm BB : 54 kg IMT : 20,9


⃝UGD ⃝Poliklinik
⃝ OK ⃝ Lainnya :
Diagnosa Masuk : Neglected Fracture 1/3 middle right femur
Diagnosis Medis : Neglected Fracture 1/3 middle right femur
Keluhan utama :Nyeri pada paha kanan
Riwayat Keluhan Utama: Keluhan dirasakan 6 bulan yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien
memiliki riwayat jatuh dari tangga 1 tahun yang lalu yang menyebabkan nyeri. Pasien hanya di pijat dan
kemudian sudah bisa berjalan 6 bulan lalu, pasien terjatuh pada saat berjalan di rumahnya setelah itu pasien
tidak dapat berjalan karena nyeri. Aktivitas pasien hanya di lakukan ditempat tidur dan mobilitas pasien
juga sangat terbatas karena terganggu dengan nyeri yang di rasakan. Klien juga mengatakan selama sakit
kebutuhan di bantu dengan keluarga. Pasien memiliki riwayat hipertensi, tidak terkontrol.
Riwayat Alergi : Ada/Tidak
⃝ Makanan laut : ⃝ Udara dingin ⃝Lainnya :
⃝ Obat : ⃝ Debu

Penggunaan alat bantu : Ya/ Tidak


⃝ Kacamata/lensa kontak ⃝ Alat bantu dengar ⃝ Lainnya :
⃝Gigi palsu⃝ Kruk/walker/kursi roda
Riwayat Pasien
Riwayat penyakit : Ya/tidak
⃝Hipertensi : ⃝ PPOK : ⃝ Diabetes : ⃝ Kanker:
⃝ Penyakit jantung : ⃝Asma : ⃝ Hepatitis : ⃝ Stroke:
⃝ TB : ⃝ Gangguan mental : ⃝ Lainnya :

Riwayat operasi : Ya/tidak 

Merokok : Ya/tidak

Konsumsi alcohol : Ya/tidak


Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit keluarga: Ya/tidak
⃝ Hipertensi : ⃝ PPOK : ⃝ Diabetes : ⃝Kanker:
⃝ Penyakit jantung : ⃝Asma : ⃝ Hepatitis : ⃝ Stroke:
⃝ TB : ⃝ Gangguan mental : ⃝ Lainnya :
Psikososial/Ekonomi
Status pernikahan : ⃝belum menikah ⃝Menikah ⃝ Janda/duda
Keluarga : ⃝tinggal bersama ⃝ tinggal sendiri
Tempat tinggal : ⃝Rumah ⃝ Panti ⃝ Lainnya :
Pekerjaan : ⃝ PNS ⃝Wiraswasta ⃝Pensiunan
⃝ Lainnya : IRT
Status Psikologis :⃝Tidak ada kelainan ⃝ Cemas ⃝ Marah ⃝ Sedih

Catatan: Pada saat pengkajian ditemukan data, klien mengatakan cemas, khawatir dengan rencana
tindakan operasi yang akan dilakukan
Pengalaman hospitalisasi : Ya/ Tidak
Keterangan : Pada saat dilakukan pengkajian, pasien mengatakan untuk pertama kalinya dirawat
di Rumah Sakit
Sumber informasi : Pasien ⃝ Keluarga ⃝ Lainnya :

Pemeriksaan Fisik (Ceklist pada bagian yang tidak normal)


⃝ Gangguan Penglihatan : Tidak ada
⃝Gangguan pendengaran :Tidak Ada
MATA, TELINGA,

⃝ Gangguan penciuman :Tidak ada


HIDUNG

⃝ Kemerahan : ⃝ Bengkak : ⃝ Drainase:


⃝ Nyeri : ⃝ Lesi :
Catatan:Pada saat dilakukan pengkajian pada mata, hidung dan telinga tidak ada keluhan
dan masalah yang didapatkan

⃝ Asimetri : Tidak ⃝ Takipnea: tidak ⃝Crackles : ⃝Kanan atas/bawah⃝ Kiri atas/bawah


⃝ Bentuk dada : Normal ⃝ Bradipnea:tidak ⃝ Sputum-warna :Tidak ada
RESPIRASI

⃝ Batuk : ⃝ Dispnea:
⃝Wheezing : ⃝Kanan atas/bawah⃝ Kiri atas/bawah ⃝ Modulasi O2 : 4 lpm
Catatan : tidak ada masalah

⃝ Takikardi : Tidak ⃝ Iregular: Tidak ⃝ Tingling: Tidak ⃝ Edema:


VASKULAR
KARDIO

⃝ Bradikardi : Tidak ⃝ Murmur: Tidak ⃝ Mati rasa : Tidak ⃝ Nadi tidak


teraba:Tidak
Catatan : Tidak ada masalah yang diperolah pada pengkajian system kardiovaskular

⃝ Distensi: Tidak ⃝ Hipoperistaltik : tidak


⃝Anoreksia: tidak ⃝ Diare : Tidak ⃝ Inkontinensia:tidak
⃝ Rigiditas : Tidak ⃝ Hiperperistaltik : Tidak ⃝ Disfagia: Tidak
INTESTINAL
GASTRO

⃝ Konstipasi:tidak ⃝ Ostomi : tidak


⃝ Diet khusus: Tidak ⃝Intoleransi diit : Tidak
Catatan:tidak ada masalah

⃝ penurunan BB > 10% satu bulan terakhir :tidak ⃝ Dekubitus :


⃝ perubahan nafsu makan lebih dari 3 hari : tidak ⃝ TPN/PPN/tube feeding :
NUTRISI

⃝ Diare-frekuensi : Tidak ⃝ Malnutrisi : Tidak


Catatan:tidak ada masalah.

⃝ Disuria:tidak ⃝ Hesitansi:tidak ⃝ Nokturia:Tidak ⃝Folley :Tidak


⃝ Menopause: Tidak ⃝ Lendir :Tidak
⃝ Frekuensi: ⃝ Inkontinensia :Tidak ⃝ hematuria:tidak
GENITOU
RINARI/ GINEKOLOGI

⃝ Urostomy:tidak ⃝ Kehamilan :Tidak


Catatan :
Tidak ada masalah

⃝ Konfusi : Tidak ⃝ Sedasi:Tidak ⃝ Pupil non reaktif: Tidak


⃝ vertigo: Tidak ⃝ Tremor:Tidak ⃝ tidak seimbang:Tidak
NEUROLOGI

⃝ Koma:Tidak ⃝ letargi:Tidak ⃝ afasia:Tidak


⃝ Sakit kepala:Tidak ⃝ mati rasa: Tidak ⃝ Paralise:Tidak
⃝ Semi-koma: Tidak ⃝ Suara serak: Tidak ⃝ Seizure:Tidak ⃝ Tingling:Tidak
⃝ Kelemahan : Ya
Catatan :
 Kekuatan otot :

5 5

2 5

⃝ Bengkak: Tidak ⃝ Diaforesis :Ya ⃝ Lembab: tidak


⃝ prosthesis: Tidak ⃝ Warna kulit : sawo matang ⃝ teraba panas: Tidak
⃝ atrofi/deformitas: Tidak ⃝ turgor buruk: Tidak ⃝ teraba dingin:Tidak
⃝ Drainase :Tidak
Gambaran area luka dan jelaskan karakteristik luka (Gambarkan lukanya)
INTEGUMEN

Catatan : Pada saat pengkajian ditemukan keringat berlebih pada pasien.

1. Sangat buruk 2. Buruk 3. Sedang 4. Baik 4


men
(Ski

omi
Ass
NO

ON

Ris
RT

AL

ess
SC

t)
E

Kondisi mental 1. Stupor 2. Konfusi 3. Apatis 4. Sadar 4


Aktivitas 1. Di tempat 2. Kursi roda 3. Jalan 4. Jalan Sendiri 1
tidur dengan
bantuan
Mobilitas 1. Tidak mampu 2. Sangat 3. Agak 4. Bebas 3
bergerak terbatas terbatas bergerak
Inkontinensia 1. Inkontinen 2. Selalu 3. Kadang- 4. Inkontinen 0
urin dan alvi inkontinen kadang
urin inkontinen
urin
Ket : Tidak ada Skor : 12

Mengendalikan rangsang 1. Kadang perlu


0. Perlu pencahar 2. Mandiri 2
BAB pencahar
Mengendalikan rangsang 0. Pakai kateter/ 1. Kadang tak
2. Mandiri 2
BAK tak terkendali terkendali
0. Butuh
Membersihkan diri 1. Mandiri 0
bantuan
BARTELINDEX (Functional StatusAssassment)

0. Tergantung
Melepas dan memakai 1. Tergantung pada
orang lain
celana, membersihkan, beberapa 2. Mandiri 0
pada setiap
menyiram jamban kegiatan
kegiatan
1. Perlu dibantu
Makan 0. Tidak mampu memotong 2. Mandiri 2
makanan
Berubah posisi dari berbaring 1. Dibantu lebih 2. Dibantu 1
0. Tidak mampu 2
ke duduk dari 2 orang atau 2 orang
1. dengan kursi 2. dibantu 1
Berpindah/berjalan 0. tidak mampu 1
roda orang
1. sebagian
Memakai baju 0. tergantung 2. mandiri 1
dibantu
Naik turun tangga 0. tidak mampu 1. sebagian dibantu 2. mandiri 0
Mandi 1. tergantung 2. mandiri 1
11
Keterangan :
20 : Mandiri, 12-19 : ketergantungan ringan, 9-11 : ketergantungan sedang, 5-8 : ketergantungan berat,
0-4 : ketergantungan total
Riwayat jatuh 3 bulan Tidak = 0 Ya = 25 0
terakhir
Diagnosis medis sekunder > Tidak = 0 Ya = 15 15
1
Alat bantu jalan Dibantu orang = 0 Penopang = 15 Furniture = 30 0
Menggunakan infus Tidak = 0 Ya = 25 25
FALL RISK

Cara berjalan/berpindah Bed rest = 0 Lemah = 15 Terganggu = 30 15


Status mental Orientasi sesuai = 0 Orientasi tidak sesuai 0
= 15
55

Keterangan :
0-24 : tidak beresiko, 25-50 : resiko rendah, > 50 : resiko tinggi

Skala nyeri : 4 ⃝Skala angka ⃝Face scale


Lokasi : Paha Kanan
Onset : Hilang timbul
Paliatif : Saat kaki digerakkan
Kualitas : Seperti Ditusuk Tusuk
NYERI

Medikasi : Ketorolac 30 mg/8 jam/intravena


Efek nyeri :
⃝ Hubungan relasi ⃝ tidur⃝Nafsu makan⃝ aktivitas⃝ Emosi ⃝Lainnya :

Catatan: Pada saat pengkajian ditemukan pasien mengeluh nyeri pada saat bergerak dan
berpengaruh pada aktivitas pasien.

Obat Dosis/Rute Tujuan Cara Kerja Obat


MEDIKA

Amlodiipin 10 mg/24 Jam/Oral Untuk menurunkan Memperlebar arteriola


SI

tekanan darah periferal untuk menurunkan


hambatan periferal total
terhadap kerja jantung
Ketorolac 30 mg/8 Obat antiinflamasi golongan obat nonsteroidal
jam/Intravena yang berfungsi anti-inflammatory drug
untuk meredakan (NSAID) yang bekerja dengan
peradangan atau memblok produksi substansi
rasa nyeri alami tubuh yang
menyebabkan inflamasi. Obat
ini tersedia dalam bentuk oral
dan injeksi.

1. Foto genu dengan hasil pemeriksaan :


 Alignment genu joint dextra intak, tidak tampak dislokasi
 Tampak fraktur transversal pada 1/3 media shaft os femur dextra dengan terpasang
KSAAN PENUNJANG

intramedularry nail yang tip cranialnya tidak tervisualisasi, callus forming minimal, korteks
belum intak dengan fragmen distal displaced kearah anterolateral
 Tampak osteofit pada condylus lateral os femur dextra, aspek posterosuperior os patella
dextra, condylus lateral et medial dan emminentia intercondylar os tibia dextra
 Densitas tulang baik
 Celah femoropatellar joint dan femorotibial joint dextra baik
 Jaringan lunak sekitar kesan baik
 Terpasang drain dari arah cranial dengan tip pada anterior regio genu dextra
2. Foto pelvis panggul
 Alignment SI dan hip joint bilateral intak, tidak tampak dislokasi
 Terpasang intramedullary nail pada os femur dextra dengan tip caudal tidak tervisualisasi
 Tidak tampak fraktur dan destruksi tulang
 Tampak osteofit pada aspek lateral CV L4-L5
 Densitas tulang baik
 Celah SI joint dan hip joint bilateral baik
 Jaringan lunak sekitar kesan baik

Pemeriksaan Hasil Rentang normal Interpretasi

 WBC 15,9 4,0-10,0 Normal


 RBC 3,93 4,0-6,0 Normal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

 HGB 11,1 12,0-16,0 Normal


 HCT 32 37,0-48,0 Normal
 MCV 80 80,0-97,0 Normal
 MCH 28 26,5-33,5 Normal
 MCHC 35 31,5-35,0 Normal
 PLT 317 150-400 Normal
 RDW-SD 37,0-54,0 Normal
 RDW-CV 13,2 10,0-15,0 Normal
 PDW 9,7 10,0-18,0 Normal
 MPV 9,6 6,5-11,0 Normal
 PCT 0,00 0,15-0,50 Normal
 NEUT 92,6 52,0-75,0 Normal
 LYMPH 5,2 20,0-40,0 rendah

Pemeriksaan: Tgl 26 Desember 2019


GENOGRAM
B. Analisa Data Dan Rumusan Diagnosa Keperawatan (Nanda)

Nama/RM :Ny. H

Jenis Kelamin :perempuan

Umur :59 Tahun

Ruangan :Lontara 2 orthopedi

N Data Fokus Analisa Data Masalah


o
1. DS: Fraktur Nyeri akut
 Pasien mengatakan nyeri dialami 6 bulan yang lalu.
 Pasien mengeluh nyeri bagian paha kanan
DO: Terputusnya kontuinitas

 Ekspresi wajah nyeri. jaringan

 P: Bila Bergerak
Q: Seperti Ditusuk Tusuk
R: Paha Kanan Pergeseran frakmen tulang

S: 4/10 (NRS)
T: Hilang Timbul.
 Tanda-Tanda Vital Nyeri akut

- BP : 120/80 mmHg
- RR : 20 kali/menit
- HR : 88 kali/menit
- Temp : 36,0 0C
 Diaforesis
 Sikap melindungi area nyeri

DS: Trauma
2.
 Klien mengatakan selama sakit aktivitas di bantu Hambatan mobilitas
dengan keluarga fisik
 Klien mengatakan aktivitas dilakukan ditempat fraktur
tidur

DO: gangguan fungsi


 Klien nampak berbaring di tempat tidur ekstremitas
 Aktivitas klien tampak dibantu keluarga
 Penurunan rentang gerak
 Gangguan sikap berjalan
 Bartel index 11 (ketergantungan sedang) deformitas
 Kekuatan otot

5 5 Hambatan mobilitas
fisik

2 5

DS:
3. Fraktur
 Klien mengeluh cemas terhadap tindakan operasi
yang akan di lakukan
Ansietas
 Klien mengatakan pertama kalinya dirawat di
Perawatan untuk tindakan
Rumah Sakit.
operasi

DO:
Hospitalisasi
 Pasien nampak cemas
 Pasien nampak gelisah
 Peningkatan keringat
Ansietas
 Nampak khawatir tentang perubahan dalam
peristiwa hidup

4. DS : Fraktur Risiko jatuh


 Klien mengatakan riwayat jatuh saat berjalan 6
bulan lalu
 Klien mengatakan tidak mampu berjalan Pergeseran fragmen tulang
DO :
 Nampak penurunan ekstremitas bawah
 Kekuatan otot Deformitas

5 5
Gangguan fungsi
musculoskeletal
2 5

 Fall risk scale : 55 (kategori : resiko tinggi) Hambatan mobilitas fisik

Risiko jatuh
C. Rencana Asuhan Keperawatan

Nama/RM :Ny. H

Jenis Kelamin :perempuan

Umur :59 Tahun

Ruangan :Lontara 2 Orthopedi

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


(Nanda) (NOC) ( NIC)
1. Nyeri akut (00132) b/d agens cedera fisik 1. Kontrol nyeri (1605) Manajemen nyeri (1400)
DS: - Mengenali kapan nyeri terjadi 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi
 Pasien mengatakan nyeri dialami 6 bulan (160502) 4/5 lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas,

yang lalu. - Menggambarkan factor intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus.

 Pasien mengeluh nyeri bagian paha kanan penyebab (160501) 4/5 2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
- Menggunakan tindakan ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak dapat
DO:
pengurangan [nyeri] tanpa berkomunikasi secara efektif.
 Ekspresi wajah nyeri.
analgesic (160504) 3/5 3. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
 P: Bila Bergerak
- Melaporkan perubahan terhadap 4. Kurangi atau eliminasi factor-faktor yang dapat
Q: Seperti Ditusuk Tusuk
gejala nyeri pada professional mencetuskan atau meningkatkan nyeri (misalnya, ketakutan
R: Paha Kanan
kesehatan (160513) 3/5 kelelahan, keadaan monoton dan kurang pengetahuan)
S: 4/10 (NRS)
T: Hilang Timbul. - Melaporkan nyeri yang 5. Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim kesehatan
 Tanda-Tanda Vital terkontrol (160511) 4/5 lainnya untuk memilih da mengimplementasikan tindakan
- BP : 120/80 mmHg 2. Tingkat nyeri (2102) penurun nyeri yang nonfarmakologi, sesuai kebutuhan.
- RR : 20 kali/menit - Nyeri yang dilaporkan (210201)
- HR : 88 kali/menit 4/5
- Temp : 36,0 0C - Panjangnya episode nyeri
 Diaforesis (210204) 3/5
 Sikap melindungi area nyeri - Menggosok area yang terkena
dampak (210221) 3/5
- Ekspresi nyeri wajah (210206)
4/5
- Berkeringat belebihan (210226)
3/5

2. NOC: NIC:
Hambatan mobilitas fisik (00085) b/d penurunan
1. Ambulasi (0200) Terapi latihan : Ambulasi (0221)
kekuatan otot
- Berjalan dengan langkah 1. Beri pasien pakaian yang tidak mengekang
yang efektif (020002) 3/5 2. Sediakan tempat tidur berketinggian rendah, yang sesuai
DS:
 Klien mengatakan selama sakit aktivitas di - Berjalan dengan pelan 3. Konsultasi pada ahli terapi fisik mengenai rencana
bantu dengan keluarga (020003) 3/5 ambulasi, sesuai kebutuhan
 Klien mengatakan aktivitas dilakukan ditempat - Berjalan dengan kecepatan 4. Bantu pasien untuk duduk di sisi tempat tidur untuk
tidur sedang (020004) 3/5 memfasilitasi penyesuaian sikap tubuh.
- Berjalan dengan cepat 5. Bantu pasien untuk berdiri dan ambulasi untuk berdiri dan
(020005) 2/5 ambulasi dengan jarak tertentu dan dengan sejumlah staf
DO: - Berjalan mengelilingi kamar tertentu.
 Klien nampak berbaring di tempat tidur (020014) 3/5
 Aktivitas klien tampak dibantu keluarga 2. ambulasi : kursi roda (0201)
 Penurunan rentang gerak - Perpindahan ke dan kursi
 Gangguan sikap berjalan roda (020101) 3/5
 Bartel index 11 (ketergantungan sedang) - Menjalankan kursi roda
 Kekuatan otot dengan amann (020102) 3/5
- Menjalankan kursi roda
5 5 dalam jarak dekat (020103)
3/5
- Menjalankan kursi roda
2 5 dalam jaraak sedang
(020104) 3/5
3. pergerakkan (0208)
- Keseimbangan (020801) 3/5
- Cara berjalan (020810) 3/5
- Gerakkkan otot (020803) 3/5
- Bergerak dengan mudah
(020814) 3/5

3. Ansietas (00146) b/d ancaman pada status terkini NOC : NIC :


DS : 1. Kontrol kecemasan diri (1402) Pengurangan kecemasan (5820)
- Memantau intesitas 1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meakinkan
 Klien mengeluh cemas terhadap tindakan kecemasan (140201) 4/5 2. Berikan informasi flaktual terkait diagnosis, perawatan dan
operasi yang akan di lakukan - Mengurangi penyebab prognosis
 Klien mengatakan pertama kalinya dirawat di kecemasan (140202) 4/5 3. Identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat kecemasan
Rumah Sakit. - Merencanakan strategi 4. Bantu klien mengidentifikasi situasiyang memicu
koping untuk situasi yang kecemasan
DO: menimbulkan stress 5. Kaji untuk tanda verbal dan nonverbal kecemasan
 Pasien nampak cemas (140205) 4/5
 Pasien nampak gelisah - Menggunakan teknik
 Peningkatan keringat relaksasi untuk mengurangi
 Nampak khawatir tentang perubahan dalam kecemasan (140207)
peristiwa hidup 2. Koping(1302)
- Mmengidentifikasi pola
koping yang efektif
(130201) 3/5
- Menyatakan penerimaan
terhadap situasi (130205)
3/5
- Mencari informasi
terpercaya tentang diagnosis
(130220) 4/5
- Menhidari situasi stress
yang terlalu banyak
(130213) 3/5
- Melaporkan penurunan
perasaan negatif (130217)
3/5
4. Risiko jatuh (00155) NOC: NIC:
DS : 1. Kejadian jatuh (1912) 1. Manajemen lingkungan keselamatan
 Klien mengatakan riwayat jatuh saat berjalan 6 - Jatuh saat berdiri (191201) 2/5 2. Pencegahan jatuh
bulan lalu - Jatuh saat berjalan (191202) 1/5 3. Monitor tanda-tanda vital
 Klien mengatakan tidak mampu berjalan - Jatuh dari tempat tidur (191204) 4. Pembatasan area
DO : 3/5 5. Pengaturan posisi
 Nampak penurunan ekstremitas bawah - Jatuh saat dipindahkan (191205) 6. Bantuan perawatan diri
 Kekuatan otot 3/5

5 5 2. Keparahan cedera fisik (1913)


- Fraktur ekstremitas (191307) 2/5
- Gangguan imobilisasi (191316)
2 5 2/5

 Fall risk scale : 55 (kategori : resiko tinggi)


B. Implementasi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut (00132) b/d agens cedera fisik

Catatan Implementasi
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Kamis, 26-12-2019 Jumat 27-12-2019 Sabtu 28-12-2019

Manajemen nyeri (1400) Manajemen nyeri (1400) Manajemen nyeri (1400)


1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang 1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan
dan faktor pencetus. dan faktor pencetus. faktor pencetus.
2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai 2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai 2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak
dapat berkomunikasi secara efektif. dapat berkomunikasi secara efektif. dapat berkomunikasi secara efektif.
3. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri 3. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri 3. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
4. Kurangi atau eliminasi factor-faktor yang dapat 4. Kurangi atau eliminasi factor-faktor yang dapat 4. Kurangi atau eliminasi factor-faktor yang dapat
mencetuskan atau meningkatkan nyeri (misalnya, mencetuskan atau meningkatkan nyeri (misalnya, mencetuskan atau meningkatkan nyeri (misalnya,
ketakutan kelelahan, keadaan monoton dan kurang ketakutan kelelahan, keadaan monoton dan kurang ketakutan kelelahan, keadaan monoton dan kurang
pengetahuan) pengetahuan) pengetahuan)
5. Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim 5. Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim 5. Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim
kesehatan lainnya untuk memilih da kesehatan lainnya untuk memilih da kesehatan lainnya untuk memilih da
mengimplementasikan tindakan penurun nyeri yang mengimplementasikan tindakan penurun nyeri mengimplementasikan tindakan penurun nyeri yang
nonfarmakologi, sesuai kebutuhan. yang nonfarmakologi, sesuai kebutuhan. nonfarmakologi, sesuai kebutuhan.

Diagnosa Keperawatan : Hambatan mobilitas fisik (00085) b/d penurunan kekuatan otot

Catatan Implementasi
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Kamis 26-12-2019 Jumat 27-12-2019 Sabtu 28-12-2019

Terapi latihan : Ambulasi (0221) Terapi latihan : Ambulasi (0221) Terapi latihan : Ambulasi (0221)
1. Beri pasien pakaian yang tidak mengekang 1. Beri pasien pakaian yang tidak mengekang 1. Beri pasien pakaian yang tidak mengekang
2. Sediakan tempat tidur berketinggian rendah, yang 2. Sediakan tempat tidur berketinggian rendah, 2. Sediakan tempat tidur berketinggian rendah, yang
sesuai yang sesuai sesuai
3. Konsultasi pada ahli terapi fisik mengenai rencana 3. Konsultasi pada ahli terapi fisik mengenai 3. Konsultasi pada ahli terapi fisik mengenai rencana
ambulasi, sesuai kebutuhan rencana ambulasi, sesuai kebutuhan ambulasi, sesuai kebutuhan
4. Bantu pasien untuk duduk di sisi tempat tidur 4. Bantu pasien untuk duduk di sisi tempat tidur 4. Bantu pasien untuk duduk di sisi tempat tidur untuk
untuk memfasilitasi penyesuaian sikap tubuh. untuk memfasilitasi penyesuaian sikap tubuh. memfasilitasi penyesuaian sikap tubuh.
5. Bantu pasien untuk berdiri dan ambulasi untuk 5. Bantu pasien untuk berdiri dan ambulasi untuk 5. Bantu pasien untuk berdiri dan ambulasi untuk
berdiri dan ambulasi dengan jarak tertentu dan berdiri dan ambulasi dengan jarak tertentu dan berdiri dan ambulasi dengan jarak tertentu dan
dengan sejumlah staf tertentu. dengan sejumlah staf tertentu. dengan sejumlah staf tertentu.

Diagnosa Keperawatan : Ansietas (00146) b/d ancaman pada status terkini

Catatan Implementasi
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Kamis 26-12-2019 Jumat 27-12-2019 Sabtu 28-12-2019

Pengurangan kecemasan (5820) Pengurangan kecemasan (5820) Pengurangan kecemasan (5820)

1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meakinkan 1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meakinkan 1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meakinkan
2. Berikan informasi flaktual terkait diagnosis, 2. Berikan informasi flaktual terkait diagnosis, 2. Berikan informasi flaktual terkait diagnosis,
perawatan dan prognosis perawatan dan prognosis perawatan dan prognosis
3. Identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat 3. Identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat 3. Identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat
kecemasan kecemasan kecemasan
4. Bantu klien mengidentifikasi situasiyang memicu 4. Bantu klien mengidentifikasi situasiyang memicu 4. Bantu klien mengidentifikasi situasiyang memicu
kecemasan kecemasan kecemasan
5. Kaji untuk tanda verbal dan nonverbal kecemasan 5. Kaji untuk tanda verbal dan nonverbal kecemasan 5. Kaji untuk tanda verbal dan nonverbal kecemasan
Diagnosa Keperawatan : Risiko jatuh (00155)

Catatan Implementasi
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Kamis 26-12-2019 Jumat 27-12-2019 Sabtu 28-12-2019

1. Manajemen lingkungan keselamatan 1. Manajemen lingkungan keselamatan 1. Manajemen lingkungan keselamatan

2. Pencegahan jatuh 2. Pencegahan jatuh 2. Pencegahan jatuh

3. Monitor tanda-tanda vital 3. Monitor tanda-tanda vital 3. Monitor tanda-tanda vital

4. Pembatasan area 4. Pembatasan area 4. Pembatasan area

5. Pengaturan posisi 5. Pengaturan posisi 5. Pengaturan posisi

6. Bantuan perawatan diri 6. Bantuan perawatan diri 6. Bantuan perawatan diri


C. Evaluasi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut (00132) b/d agens cedera fisik


Catatan Perkembangan
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Jam 15.00 Jam 15.30 Jam 13.30
S:
 Pasien mengatakan nyeri dialami 6 bulan yang S: S:
lalu.  Pasien mengatakan nyeri dialami 6 bulan yang  Pasien mengatakan nyeri dialami 6 bulan
 Pasien mengeluh nyeri bagian paha kanan lalu. yang lalu.
 Pasien mengeluh nyeri bagian paha kanan  Pasien mengeluh nyeri bagian paha kanan
O:
O: O:
1. Kontrol nyeri (1605)
1. Kontrol nyeri (1605) 1. Kontrol nyeri (1605)
- Mengenali kapan nyeri terjadi (160502) 4/5
- Mengenali kapan nyeri terjadi (160502) 4/5 - Mengenali kapan nyeri terjadi (160502) 4/5
- Menggambarkan factor penyebab (160501) 4/5
- Menggambarkan factor penyebab (160501) 4/5 - Menggambarkan factor penyebab (160501)
- Menggunakan tindakan pengurangan [nyeri] tanpa
4/5
analgesic (160504) 4/5 - Menggunakan tindakan pengurangan [nyeri] tanpa
analgesic (160504) 4/5 - Menggunakan tindakan pengurangan [nyeri]
- Melaporkan perubahan terhadap gejala nyeri pada
tanpa analgesic (160504) 4/5
professional kesehatan (160513) 4/5 - Melaporkan perubahan terhadap gejala nyeri pada
professional kesehatan (160513) 4/5
- Melaporkan nyeri yang terkontrol (160511) 4/5 - Melaporkan nyeri yang terkontrol (160511) 4/5 - Melaporkan perubahan terhadap gejala nyeri
pada professional kesehatan (160513) 4/5
2. Tingkat nyeri (2102) 2. Tingkat nyeri (2102)
- Melaporkan nyeri yang terkontrol (160511)
- Nyeri yang dilaporkan (210201) 4/5 - Nyeri yang dilaporkan (210201) 4/5
4/5

- Panjangnya episode nyeri (210204) 3/5 - Panjangnya episode nyeri (210204) 3/5
2. Tingkat nyeri (2102)

- Menggosok area yang terkena dampak (210221) 3/5 - Menggosok area yang terkena dampak (210221)
- Nyeri yang dilaporkan (210201) 4/5
3/5
- Ekspresi nyeri wajah (210206) 4/5
- Panjangnya episode nyeri (210204) 3/5
- Ekspresi nyeri wajah (210206) 4/5
- Berkeringat belebihan (210226) 3/5
- Menggosok area yang terkena dampak
- Berkeringat belebihan (210226) 3/5
(210221) 3/5
A: Masalah belum teratasi
- Ekspresi nyeri wajah (210206) 4/5
P: Lanjutkan Intervensi
A: Masalah belum teratasi - Berkeringat belebihan (210226) 3/5
Manajemen nyeri (1400)
P: Lanjutkan Intervensi A: Masalah belum teratasi
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
Manajemen nyeri (1400) meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, P: Lanjutkan Intervensi
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
Manajemen nyeri (1400)
meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, dan faktor pencetus.
1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi,
dan faktor pencetus.
2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai 2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya
ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak nyeri dan faktor pencetus.
dapat berkomunikasi secara efektif. dapat berkomunikasi secara efektif. 2. Observasi adanya petunjuk nonverbal
3. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri 3. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri mengenai ketidaknyamanan terutama pada
4. Kurangi atau eliminasi factor-faktor yang dapat 4. Kurangi atau eliminasi factor-faktor yang dapat mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara
mencetuskan atau meningkatkan nyeri (misalnya, mencetuskan atau meningkatkan nyeri (misalnya, efektif.
ketakutan kelelahan, keadaan monoton dan kurang ketakutan kelelahan, keadaan monoton dan kurang 3. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
pengetahuan) pengetahuan) 4. Kurangi atau eliminasi factor-faktor yang
5. Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim 5. Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim dapat mencetuskan atau meningkatkan nyeri
kesehatan lainnya untuk memilih da kesehatan lainnya untuk memilih da (misalnya, ketakutan kelelahan, keadaan
mengimplementasikan tindakan penurun nyeri mengimplementasikan tindakan penurun nyeri yang monoton dan kurang pengetahuan)
yang nonfarmakologi, sesuai kebutuhan. nonfarmakologi, sesuai kebutuhan. 5. Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan
tim kesehatan lainnya untuk memilih da
mengimplementasikan tindakan penurun nyeri
yang nonfarmakologi, sesuai kebutuhan.

Diagnosa Keperawatan : Hambatan mobilitas fisik (00085) b/d penurunan kekuatan otot
Catatan Perkembangan
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Jam 15.20 Jam 15.45 Jam 13.50

S: S: S:
 Klien mengatakan selama sakit aktivitas di bantu  Klien mengatakan selama sakit aktivitas di  Klien mengatakan selama sakit aktivitas
dengan keluarga bantu dengan keluarga di bantu dengan keluarga

 Klien mengatakan aktivitas dilakukan ditempat  Klien mengatakan aktivitas dilakukan ditempat  Klien mengatakan aktivitas dilakukan
tidur tidur ditempat tidur

O: O: O:

1. Ambulasi (0200) 1. Ambulasi (0200) 1. Ambulasi (0200)


- Berjalan dengan langkah yang efektif (020002) - Berjalan dengan langkah yang efektif (020002) - Berjalan dengan langkah yang efektif
3/5 3/5 (020002) 3/5
- Berjalan dengan pelan (020003) 3/5 - Berjalan dengan pelan (020003) 3/5 - Berjalan dengan pelan (020003) 3/5
- Berjalan dengan kecepatan sedang (020004) 3/5 - Berjalan dengan kecepatan sedang (020004) - Berjalan dengan kecepatan sedang
- Berjalan dengan cepat (020005) 2/5 3/5 (020004) 3/5
- Berjalan mengelilingi kamar (020014) 3/5 - Berjalan dengan cepat (020005) 2/5 - Berjalan dengan cepat (020005) 2/5
- Berjalan mengelilingi kamar (020014) 3/5 - Berjalan mengelilingi kamar (020014)
2. ambulasi : kursi roda (0201)
3/5
2. ambulasi : kursi roda (0201)
- Perpindahan ke dan kursi roda (020101) 3/5 2. ambulasi : kursi roda (0201)
- Menjalankan kursi roda dengan amann (020102) - Perpindahan ke dan kursi roda (020101) 3/5
- Perpindahan ke dan kursi roda (020101)
3/5 - Menjalankan kursi roda dengan amann
3/5
- Menjalankan kursi roda dalam jarak dekat (020102) 3/5
- Menjalankan kursi roda dengan amann
(020103) 3/5 - Menjalankan kursi roda dalam jarak dekat
(020102) 3/5
(020103) 3/5
- Menjalankan kursi roda dalam jaraak sedang - Menjalankan kursi roda dalam jaraak sedang - Menjalankan kursi roda dalam jarak dekat
(020104) 3/5 (020104) 3/5 (020103) 3/5
- Menjalankan kursi roda dalam jaraak
3. pergerakkan (0208) 3. pergerakkan (0208)
sedang (020104) 3/5
- Keseimbangan (020801) 3/5 - Keseimbangan (020801) 3/5 3. pergerakkan (0208)
- Cara berjalan (020810) 3/5 - Cara berjalan (020810) 3/5
- Keseimbangan (020801) 3/5
- Gerakkkan otot (020803) 3/5 - Gerakkkan otot (020803) 3/5
- Cara berjalan (020810) 3/5
- Bergerak dengan mudah (020814) 3/5 - Bergerak dengan mudah (020814) 3/5
- Gerakkkan otot (020803) 3/5

A: masalah belum teratasi A: masalah belum teratasi - Bergerak dengan mudah (020814) 3/5

P: lanjutkan intervensi P: lanjutkan intervensi


A: masalah belum teratasi
Terapi latihan : Ambulasi (0221) Terapi latihan : Ambulasi (0221)
P: lanjutkan intervensi
1. Beri pasien pakaian yang tidak mengekang 1. Beri pasien pakaian yang tidak mengekang
Terapi latihan : Ambulasi (0221)
2. Sediakan tempat tidur berketinggian rendah, yang 2. Sediakan tempat tidur berketinggian rendah, yang
1. Beri pasien pakaian yang tidak mengekang
sesuai sesuai
2. Sediakan tempat tidur berketinggian rendah,
3. Konsultasi pada ahli terapi fisik mengenai rencana 3. Konsultasi pada ahli terapi fisik mengenai rencana
yang sesuai
ambulasi, sesuai kebutuhan ambulasi, sesuai kebutuhan
3. Konsultasi pada ahli terapi fisik mengenai
4. Bantu pasien untuk duduk di sisi tempat tidur untuk 4. Bantu pasien untuk duduk di sisi tempat tidur untuk
rencana ambulasi, sesuai kebutuhan
memfasilitasi penyesuaian sikap tubuh. memfasilitasi penyesuaian sikap tubuh.
4. Bantu pasien untuk duduk di sisi tempat tidur
5. Bantu pasien untuk berdiri dan ambulasi untuk berdiri 5. Bantu pasien untuk berdiri dan ambulasi untuk
untuk memfasilitasi penyesuaian sikap tubuh.
dan ambulasi dengan jarak tertentu dan dengan berdiri dan ambulasi dengan jarak tertentu dan
sejumlah staf tertentu. dengan sejumlah staf tertentu.
5. Bantu pasien untuk berdiri dan ambulasi untuk
berdiri dan ambulasi dengan jarak tertentu dan
dengan sejumlah staf tertentu.

Diagnosa Keperawatan : Ansietas (00146) b/d ancaman pada status terkini


Catatan Perkembangan
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Jam 15.45 Jam 15.55 Jam 14.10

S: S: S:

 Klien mengeluh cemas terhadap tindakan  Klien mengeluh cemas terhadap tindakan  Klien masih mengeluh cemas
operasi yang akan di lakukan operasi yang akan di lakukan terhadap tindakan operasi yang akan
 Klien mengatakan pertama kalinya dirawat  Klien mengatakan pertama kalinya di lakukan
di Rumah Sakit. dirawat di Rumah Sakit.  Klien mengatakan pertama kalinya
dirawat di Rumah Sakit.
O: O:
O:
1. Kontrol kecemasan diri (1402) 1. Kontrol kecemasan diri (1402)
- Memantau intesitas kecemasan (140201) 4/5 - Memantau intesitas kecemasan (140201) 4/5 1. Kontrol kecemasan diri (1402)
- Mengurangi penyebab kecemasan (140202) 4/5 - Mengurangi penyebab kecemasan (140202) - Memantau intesitas kecemasan (140201)
- Merencanakan strategi koping untuk situasi 4/5 4/5
yang menimbulkan stress (140205) 4/5
- Menggunakan teknik relaksasi untuk - Merencanakan strategi koping untuk situasi - Mengurangi penyebab kecemasan
mengurangi kecemasan (140207) yang menimbulkan stress (140205) 4/5 (140202) 4/5
2. Koping(1302) - Menggunakan teknik relaksasi untuk - Merencanakan strategi koping untuk
- Mmengidentifikasi pola koping yang efektif mengurangi kecemasan (140207) situasi yang menimbulkan stress
(130201) 4/5 2. Koping(1302) (140205) 4/5
- Menyatakan penerimaan terhadap situasi - Mmengidentifikasi pola koping yang efektif - Menggunakan teknik relaksasi untuk
(130205) 3/5 (130201) 4/5 mengurangi kecemasan (140207)
- Mencari informasi terpercaya tentang diagnosis - Menyatakan penerimaan terhadap situasi 2. Koping(1302)
(130220) 4/5 (130205) 3/5 - Mmengidentifikasi pola koping yang
- Menhidari situasi stress yang terlalu banyak - Mencari informasi terpercaya tentang efektif (130201) 4/5
(130213) 3/5 diagnosis (130220) 4/5 - Menyatakan penerimaan terhadap situasi
- Melaporkan penurunan perasaan negatif - Menhidari situasi stress yang terlalu banyak (130205) 3/5
(130217) 3/5 (130213) 3/5 - Mencari informasi terpercaya tentang
A: Masalah Belum Teratasi - Melaporkan penurunan perasaan negatif diagnosis (130220) 4/5
(130217) 3/5 - Menhidari situasi stress yang terlalu
P: Lanjutkan Intervensi
banyak (130213) 3/5
- Melaporkan penurunan perasaan negatif
A: Masalah Belum Teratasi
Pengurangan kecemasan (5820) (130217) 3/5
P: Lanjutkan Intervensi
1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meakinkan A: Masalah Belum Teratasi
2. Berikan informasi flaktual terkait diagnosis,
P: Lanjutkan Intervensi
perawatan dan prognosis Pengurangan kecemasan (5820)
3. Identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat 1. Gunakan pendekatan yang tenang dan meakinkan Pengurangan kecemasan (5820)
kecemasan 2. Berikan informasi flaktual terkait diagnosis,
1. Gunakan pendekatan yang tenang dan
4. Bantu klien mengidentifikasi situasiyang memicu perawatan dan prognosis
meakinkan
kecemasan 3. Identifikasi pada saat terjadi perubahan tingkat
2. Berikan informasi flaktual terkait diagnosis,
5. Kaji untuk tanda verbal dan nonverbal kecemasan kecemasan
perawatan dan prognosis
4. Bantu klien mengidentifikasi situasiyang memicu
3. Identifikasi pada saat terjadi perubahan
kecemasan
tingkat kecemasan
5. Kaji untuk tanda verbal dan nonverbal kecemasan
4. Bantu klien mengidentifikasi situasiyang
memicu kecemasan
5. Kaji untuk tanda verbal dan nonverbal
kecemasan

Diagnosa Keperawatan : Risiko jatuh (00155)


Catatan Perkembangan
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Jam 15.55 Jam 16.10 Jam 14.40

S: S: S:
 Klien mengatakan riwayat jatuh saat  Klien mengatakan riwayat jatuh saat  Klien mengatakan riwayat jatuh saat
berjalan 6 bulan lalu berjalan 6 bulan lalu berjalan 6 bulan lalu
 Klien mengatakan tidak mampu berjalan  Klien mengatakan tidak mampu berjalan  Klien mengatakan tidak mampu berjalan

O: O: O:

1. Kejadian jatuh (1912) 1. Kejadian jatuh (1912) 1. Kejadian jatuh (1912)

- Jatuh saat berdiri (191201) 2/5 - Jatuh saat berdiri (191201) 2/5 - Jatuh saat berdiri (191201) 2/5

- Jatuh saat berjalan (191202) 1/5 - Jatuh saat berjalan (191202) 1/5 - Jatuh saat berjalan (191202) 1/5

- Jatuh dari tempat tidur (191204) 3/5 - Jatuh dari tempat tidur (191204) 3/5 - Jatuh dari tempat tidur (191204) 3/5

- Jatuh saat dipindahkan (191205) 3/5 - Jatuh saat dipindahkan (191205) 3/5 - Jatuh saat dipindahkan (191205) 3/5

2. Keparahan cedera fisik (1913) 2. Keparahan cedera fisik (1913) 2. Keparahan cedera fisik (1913)

- Fraktur ekstremitas (191307) 2/5 - Fraktur ekstremitas (191307) 2/5 - Fraktur ekstremitas (191307) 2/5

- Gangguan imobilisasi (191316) 2/5 - Gangguan imobilisasi (191316) 2/5 - Gangguan imobilisasi (191316) 2/5

A: Masalah Belum Teratasi A: Masalah Belum Teratasi


A: Masalah Belum Teratasi
P: Lanjutkan Intervensi P: Lanjutkan Intervensi
P: Lanjutkan Intervensi
1. Manajemen lingkungan keselamatan 1. Manajemen lingkungan keselamatan

2. Pencegahan jatuh 2. Pencegahan jatuh Pengurangan kecemasan (5820)

3. Monitor tanda-tanda vital 3. Monitor tanda-tanda vital 1. Manajemen lingkungan keselamatan

4. Pembatasan area 4. Pembatasan area 2. Pencegahan jatuh

5. Pengaturan posisi 5. Pengaturan posisi 3. Monitor tanda-tanda vital

6. Bantuan perawatan diri 6. Bantuan perawatan diri 4. Pembatasan area

5. Pengaturan posisi

6. Bantuan perawatan diri


BAB V
PENUTUP
Berdasarkan hasil kasus Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada Ny.
“H” dengan kasus Fraktur Femur di Ruang Pewatan Lontara 2 Orthopedi RSUP Dr
Wahidin Sudirohusodo Makassar, maka penulis dapat menarik kesimpulan dan
saran :
A. Kesimpulan
1. Pengkajian data yang dilakukan secara sistematis akan memudahkan
perawatan untuk mengenal masalah keperawatan yang dihadapi oleh klien
sehingga memudahkan dalam memberikan Asuhan Keperawatan sesuai
dengan kebutuhan klien. Dari hasil pengkajian Ny. “M” ditemukan keluhan
utama yaitu klien mengatakan nyeri pada paha kanan dengan skala nyeri
4/10 (NRS). Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitasnya.
Aktivitas klien dibantu oleh keluarga.
2. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus Ny. “M” yaitu Nyeri
akut (00132) b/d agens cedera fisik, Hambatan mobilitas fisik (00085) b/d
penurunan kekuatan otot, Ansietas (00146) b/d ancaman pada status terkini,
dan Risiko Jatuh (000155)
3. Pendokumentasian dilakukan dari awal pengkajian, menentukan diagnosa
keperawatan, menentukan rencana keperawatan, melakukan implementasi,
dan mengevaluasi hasil implementasi asuhan keperawatan, untuk melihat
apakah masalah yang dialami oleh klien sudah teratasi atau belum dengan
meninjau kembali teori yang sesuai pelaksanaan Asuhan Keperawatan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis akan menggunakan saran-
saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu pelayanan
kesehatan :
1. Bagi tenaga keperawatan
Diharapkan kepada perawat agar tetap memperhatikan respon klien
yang berbeda - beda terhadap masalah kesehatan melalui pengkajian
biopsikososial - spritual yang komperhensif.
2. Bagi klien dan keluarga
Diharapkan kepada klien, keluarga, pemberi Asuhan Keperawatan
dan Penyuluh dapat menambah pengetahuan tentang perawatan,
pencegahan, dan penanganan pada klien dengan Fraktur Femur dalam
memberikan perencanaan, tindakan disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi klien, sehingga implementasi dapat terlaksana dengan baik.
3. Bagi pembaca
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna, maka dari itu penulis minta kritik dan
saran yang membangun untuk penyusunan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. M., & et al. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC), 6th
Edition. Philadelphia: Elsevier.

Corwin, E. J. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Kowalak, J. K., & et al. (2013). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran (EGC).

Moorhead, S., & et al. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC), 5th
Edition. Philadelphia: Elsevier.

NANDA. (2015-2017). Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi Edisi 10.


Jakarta: EGC.

Price, A. S., & Wilson, M. L. (2015). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit Edisi 6 (Vol. 2). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sjamsuhidayat, & Jong, d. W. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi II. Jakarta:
EGC.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2013). Keperawatan Medikal Medah. Jakarta: EGC.

Batticaca, F. B. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Kowalak, Welsh, & Mayer. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan


diagnosa medis dan NANDA NIC-NOC. Jakarta: Mediaction Publishing.

Bararah, Taqiyyah & Mohammad Jauhar. 2013. Asuhan Keperawatan: Panduan


Lengkap Menjadi Perawat Profesional. Jilid 2. Jakarta. Prestasi
Pustakaraya
Jitowiyanto, Sugeng & Weni Kristiyanasari. 2010. Asuhan Keperawatan Post
Operasi Pendekatan Nanda, Nic, Noc. Yogyakarta. Nuha Medika.

Krisanty, Paula Dkk. 2013. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta Timur.
Trans Info Media

Lukman & Nurna Ningsih. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta. Salemba Medika

Mubarak, Wahit Iqbal, Dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar Buku 1.
Jakarta. Salemba Medika

Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015. North America Nursing Diagnosis
Association (NANDA). Yogjakarta. MediAction

Tambayong, Jan. 2013. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta. EGC

Wijaya , Andra Saferi & Yessie Mariza Putri. 2013. KMB 2 Keperawatan Medikal
Bedah. Yogjakarta. Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai