Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah KMB III
Dosen :
Disusun Oleh:
PURWANDI
EUIS TRESNAWATI
EDO PRASETIA
NIA KURNIASIH
BUDI LUHUR-CIMAHI
2019
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulisan makalah tentang “Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal : Pada Pasien dengan Fraktur Femur” bisa selesai dengan tepat waktu. Adapun
penulisan makalah ini sebagai tugas diskusi kelompok. Kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Tanpa adanya bantuan dari
semua pihak, makalah ini tidak akan selesai pada tepat waktu.
Dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna . maka dari itu kami masih
membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Dan semoga dengan adanya
makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak, Amin .
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................... i
BAB I : PENDAHULUAN
2.1 Definisi...................................................................................................... 3
2.2 Etiologi...................................................................................................... 4
2.3 Klasifikasi Fraktur .................................................................................... 5
2.4 Patofisiologi .............................................................................................. 6
2.5 Manifestasi Klinis ..................................................................................... 7
2.6 Pemeriksaan Diagnostik ........................................................................... 8
2.7 Penatalaksanaan Medis ............................................................................. 8
2.8 Komplikasi ................................................................................................ 9
BAB III : Tinjauan Kasus
2.1 Definisi
Femur merupakan tulang terbesar dan terkuat dalam tubuh manusia, diselubungi oleh otot
terbesar dan terpanjang, fraktur femur biasanya diakibatkan oleh kekuatan yang sangat besar.
Fraktur ini memiliki implikasi pada penatalaksanaan keperawatan karena besarnya trauma
yang dialami dan kemungkinan untuk cidera lain. (McRae & Esser,2002 dalam buku Kneale
Julia.2011)
Batang femur didefinisikan sebagai bagian yang memanjang dari trokanter hingga kondil.
Seperti gambar dibawah ini :
Sebagian besar fraktur batang femur disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas atau trauma
industri, khususnya kecelakaan hyang melibatkan kecepatan tinggi atau kekuatan besar.
(McRae & Esser,2002 dalam buku Kneale Julia.2011)
Fraktur adalah patah tulang, yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak disekitar tulang
akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. (Price 7 Wilson,
2006 dalam buku Nurarif Amin Huda.2015))
Fraktur femur adalah hilangnya kontinuitas tulang paha tanpa atau disertai adanya
kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jeringan saraf, dan pembuluh darah). Fraktur femur
disebut terbuka apabila terdapat hubungan langsung antara tulang dengan udara luar. Kondisi
ini secara umum disebabkan oleh trauma langsung pada paha. Paha mendapat distribusi
darah dari percabangan arteri iliaka. Secara anatomis pembuluh darah arteri mengalir
disepanjang paha dekat dengan tulang paha, sehingga apabola terdapat fraktur femur juga
akan menyebabkan cidera pada arteri femoralis yang berdampak pada banyak nya darah yang
keluar sehingga beresiko tinggi terjadi nya syok hipovolemik. Distribusi saraf feriver berjalan
pada sepanjang tulang femur sehingga adanya fraktur femur akan mengakibatkan saraf
terkompresi, menyebabkan respon nyeri hebat yang beresiko terhadap kondisi syok
neurogenik pada fase awal trauma. Respon dari pembengkakan hebat terutama pada fraktur
femur area dekat persendian akan memberikan respon sindrom kompartemen. Sindrom
kompartemen adalah suatu keadaan terjebaknya otot, pembuluh darah, dan jaringan saraf
karena pembengkakan local yang melebihi kemampuan suatu kompartemen atau ruang lokal.
(Helmi Noor Zairin, 2012)
2.2 Etiologi
Penyebab fraktur femur menurut Rendy, M Clevo.2012 yaitu :
A. T rauma atau tenaga fisik
B. Fraktur fatologis terjadi pada tulang karena adanya kelainan atau penyakit yang
menyebabkan kelemahan pada tulang (infeksi, tumor, kelainan bawaan) dan dapat
terjadi secara sepontan atau akibat trauma ringan.
C. Fraktur stress terjadi adanya stress yang kecil dan berulang-ulang pada daerah tulang
yang menopang berat badan. Fraktur stress jarang sekali ditemukan pada anggota gerak
atas
D. Osteoforosis
C. Fraktur complete
Patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergerseran
(bergeser dari posisi normal).
D. Fraktur incomplete
Patah hanya terjadi pada sebagian terjadi pada sebagian garis tengah tulang
2.4 Patofisiologi
Ketika terjadi fraktur pada sebuah tulang, maka periosterium serta pembuluh darah
didalam korteks, dan jaringan lunak disekitarnya akan mengalami disrupsi. Hematoma akan
terbentuk diantara kedua ujung patahan tulang serta dibawah periosterum, dan akhirnya
jaringan granulasi menggantikan hematoma tersebut.
Kerusakan jaringan tulang memicu respons inflamasi intensif yang menyebabkan sel-sel
dari jaringan lunak disekitarnya serta akan menginvasi daerah fraktur dan aliran darah
keseluruh tulang akan mengalami peningkatan. Sel-sel osteoblast didalam periosteum, dan
endosteum akan memproduksi osteoid (tulang muda dari jaringan kolagen yang belum
mengalami klasifikasi, yang juga disebut kalus). Osteoid ini akan mengeras disepanjang
permukaan luar korpus tulang dan pada kedua ujung patahan tulang. Sel-sel osteoklast
mereabsorpsi material dari tulang yang terbentuk sebelumnya dan sel-sel osteoblast
membangun kembali tulang tersebut. Kemudian osteoblast mengadakan transformasi
menjadi osteosit (sel-sel tulang yang matur). (Kowalak,P Jennifer,2012)
2.8 Komplikasi
A. Trauma syaraf
B. Trauma pembuluh darah
Indikasi ischemia post trauma: pain, pulseless, parasthesia, pale, paralise menjadi
kompartemen syndrome : kumpulan gejala yang terjadi karena kerusakan akibat trauma
dalam jangka waktu 6 jam pertama, jika tidak dibersihkan maka sampai terjadi nekrose
yang menyebabkan terjadinya amputasi.
C. Komplikasi tulang :
1. Delayed union : penyatuan tulang lambat
2. Non union (tidak bisa nyambung)
3. Mal union (salah sambung)
4. Kekakuan sendi
5. Nekrosis avaskuler
6. Osteoarthritis
7. Reflek simpatik distrofi
D. Stres pasca traumatik
E. Dapat timbul emboli lemak setelah patah tulang, terutama tulang panjang
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus
Tn M berusia 40 tahun dirawat sejak kemarin karena kecelakaan lalu lintas. Klien
mengeluhkan nyeri pada area fraktur yang terpasang bidai. Nyeri yang dirasakan seperti disayat
– sayat benda tajam, nyeri bertambah saat dilakukan perawatan luka dan berkurang saat
diistirahatkan, skala nyeri 7 pada rentang 0 – 10. Pada saat dilakukan pengkajian keadaan umum
lemah, kesadaran composmentis, dengan tanda – tanda vital sebagai berikut: TD = 140/90
mmHg, N = 86x/mnt, RR = 28x/mnt, S = 38,5oC. CRT > 3 detik. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan: conjuctiva pucat, bising usus 10x/mnt, tidak bisa duduk karena sangat sakit.
Terpasang folley catheter No 16 dan aktivitas sehari – hari dibantu oleh keluarga. Hari ini klien
direncanakan untuk dilakukan operasi pemasangan fiksasi interna. Terpasang infus dengan Nacl
0,9% 20tts/mnt. Hasil Rongent menunjukkan “Simple fraktur femur dextra sepertiga distal”
3.2 Pengkajian
A. Identitas pasien
Nama : Tn. M
Jenis kelamin : Laki-Laki
Tanggal masuk RS : 11/9/2014
Usia : 40 thn
Status perkawinan : Tidak terkaji
Suku bangsa : Tidak terkaji
Alamat : Tidak terkaji
Agama : Tidak terkaji
Pekerjaan : Tidak terkaji
Pendidikan : Tidak terkaji
B. Penanggung jawab
Nama : Tidak terkaji
Agama : Tidak terkaji
Pendidikan : Tidak terkaji
Pekerjaan : Tidak terkaji
Status perkawinan : Tidak terkaji
Alamat : Tidak terkaji
Hubungan dengan klien: Tidak terkaji
C. Riwayat keperawatan sekarang
A. Keluhan utama
Nyeri paha sebelah kanan
B. Riwayat penyakit sekarang
Pasien masuk rumah sakit sejak kemarin akibat kecelakaan lalu lintas, dilakukan
pemeriksaan fisik saat ini dengan vital sign TD : 140/90 mmHg, RR : 28x/mnt, HR :
86x/mnt, suhu : 38,5⁰C. Keluhan saat di kaji adalah nyeri yang dirasakan oleh pasien
berada di paha bagian kanan. Hal yang memperingan pasien biasanya dengan
istirahat karena dapat membatasi pergerakan terutama didaerah fraktur, serta
pemberian obat anti nyeri. Hal yang memperberat ketika dilakukan perawatan luka,
dengan skala nyeri 7 pada rentang 0-10, nyeri terasa seperti disayat sayat benda
tajam, nyeri hilang timbul karena gerakan, oleh karena itu tidak bisa duduk karena
sakit, lama nyeri 10-15 menit.
C. Riwayat penyakit dahulu
Tidak terkaji
D. Riwayat penyakit keluarga
Tidak terkaji
3 Setelah dilakukan proses Kaji tanda-tanda infeksi Untuk mengetahui adanya tanda-
keperawatan selama 7x24 jam tanda infeksi
diharapkan tidak terjadi resiko Pantau tanda-tanda vital Perubahan frekuensi jantung atau
infeksi dengan kriteria hasil: tekanan darah menunjukkan bahwa
Faktor infeksi akan hilang, pasien mengalami nyeri
dibuktikan oleh Berikan lingkungan yang bersih dan
Untuk meminimalkan terjadinya
pengendalian risiko nyaman
infeksi
komunitas, keparahan
infeksi, pengendalian Kolaborasi pemberian obat antibiotik
Untuk membantu mengurangi
resiko, dan penyembuhan terjadinya infeksi
luka
Terbebas dari tanda dan
gejala infeksi
Memperlihatkan hygiene
personal yag adekuat
Menggambarkan faktor
yang menunjang penularan
infeksi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Fraktur femur adalah hilangnya kontinuitas tulang paha tanpa atau disertai adanya
kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jeringan saraf, dan pembuluh darah). Penyebab nya
adalah trauma atau tenaga fisik, fraktur fatologis, faktor stress, dan osteoforosis. Klasifikasi
fraktur ada 4 yaitu fraktur terbuka, fraktur tertutup, fraktur clomplete dan fraktur incomplete.
Tanda-tanda dan gejala yang khas pada fraktur femur adalah tidak dapat menggunakan
anggota gerak, nyeri pembengkakan, terdapat trauma, gangguan pada anggota gerak,
deformitas, kelainan gerak, krepitasi atau datang dengan gejala-gejala lain. Pemeriksaan
diagnostik yang utama adalah radiologi poto polos pada bagian fraktur.
4.2 Saran
Diharapkan seorang mahasiswa mengerti dan paham tentang konsep yang ada pada teori,
sehingga dapat menerapkannya dilapangan.
Daftar Pustaka
Helmi,Zairin Noor.2012.Buku Saku Kedaruratan Di Bidang Bedah Ortopedi.Jakarta:Salemba
Medika.
Herdman,T Hearther.2013.NANDA International Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi.Jakarta:EGC.
Jitowiyono,Sugeng.,Weni kristiyani.2010.Asuhan Keperawatan Post Operasi.Yogyakarta:Nuha
Medika.
Kowalak.,Welsh.,dan Mayer.2011.Buku Ajar Patofisiologi.Jakarta:EGC
Nugroho,Taufan.2011.Asuhan keperawatan Maternitas, Anak, Bedah dan Penyakit
Dalam.Yogyakarta:Nuha Medika.
Nurarif,Amin Huda.,Hardhi Kusuma.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA.Yogjakarta:MediAction.
Rendy,M Clevo.,Margareth TH.2012.Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit
Dalam.Yogyakarta:Nuha Medika