Makalah (Melda)
Makalah (Melda)
DOSEN PEMBIMBING :
DI SUSUN OLEH:
MELDA KARTIKA SARI
1714201018
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan kepada
kelompok untuk dapat menulis dan menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan Terkait
Dengan Issue Lokal Nasional Dan Global Tentang Perubahan Iklim.
Makalah Asuhan Keperawatan Terkait Dengan Issue Lokal Nasional Dan Global ini
dapat saya sajikan berkat kerja keras dengan sungguh-sungguh, serta dukungan dari semua
pihak yang merupakan sumber referensi tersusunnya makalah Asuhan Keperawatan Terkait
Dengan Issue Lokal Nasional Dan Global ini.
Saya selaku penulis makalah mengharapkan agar makalah ini dapat diselesaikan
dengan hasil yang memuaskan dan ditempuh dengan daya upaya semaksimal mungkin.
Namun tidak mustahil masih terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari segi penulisan,
penyajian, maupun penyampaian. Oleh karena itu, kritik, saran serta komentar yang bersifat
membangun yang disertai dengan arahan dan bimbingan sangat kami harapkan sebagai bahan
masukan dan evaluasi demi kesempurnaan pembuatan makalah di masa yang akan datang
Akhir kata semoga makalah Asuhan Keperawatan Terkait Dengan Issue Lokal
Nasional Dan Global Tentang Perubahan Iklim ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua
pihak. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan...................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perubahan Iklim.................................................................................................... 3
2.2 Penyebab Perubahan Iklim.................................................................................... 3
2.3 Dampak Perubahan Iklim...................................................................................... 4
2.4 Solusi Terhadap Perubahan Iklim......................................................................... 5
2.5 Kekeringan............................................................................................................ 6
2.6 Gelombang Panas.................................................................................................. 9
2.7 Banjir..................................................................................................................... 11
2.8 Gempa................................................................................................................... 12
2.9 Erupsi Gunung....................................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan teori kekenyalan elastis. Gerak tiba tiba sepanjang sesar merupakan penyebab yang
sering terjadi.
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat
didefinisikan sebagai suatu system saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau
lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10km di bawah permukaan bumi sampai ke
permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat
dia meletus.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang perubahan iklim.
2. Untuk mengetahui kenapa perubahan iklim terjadi.
3. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari perubahan iklim.
4. Untuk mengetahui bagaimana cara untuk mengatasi perubahan iklim.
5. Untuk mengetahui apa saja akibat dari perubahan iklim.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perubahan Iklim
Perubahan iklim adalah terjadinya perubahan kondisi atmosfer, seperti suhu, dan
cuaca yang menyebabkan suatu kondisi yang tidak menentu. Perubahan ini sangat
berdampak luas bagi kehidupan manusia dalam berbagai sektor .
Perubahan iklim juga dapat dikatakan sebagai, keadaan dimana temperatur di
bumi mengalami kenaikan dan pergeseran musim. Kenaikan temperatur ini akan
menyebabkan terjadinya pemuaian massa air dan permukaan air laut.
Perubahan iklim merujuk pada variasi rata-rata kondisi iklim suatu tempat atau
pada variabilitasnya yang nyata secara statistik untuk jangka waktu yang panjang
(biasanya dekade atau lebih). Selain itu juga diperjelas bahwa perubahan iklim meungki
terjadi karena proses alam internal maupun ada kekuatan eksternal, atau ulah manusia
yang terus menerus merubah komposisi atmosfer atau tata guna lahan.
2.2 Penyebab Perubahan Iklim
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa aktivitas manusia merupakan
penyebab utama terjadinya perubahan iklim. Selain itu pertambahan populasi penduduk
dan pesatnya pertumbuhan teknologi dan industri ternyata juga memberikan kontribusi
besar pada pertambahan GRK (Gas Rumah Kaca). Akibat jenis aktivitas yang
berbedabeda, maka GRK yang dikontribusikan oleh setiap negara ke atmosfer pun
porsinya berbedabeda.
Ada banyak kejadian yang dapat menyebabkan perubahan iklim. Penyebab-
penyebab tersebut adalah :
a. Kehutanan
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dengan luas hutan terbesar,
yaitu 120,3 juta hektar. Sekitar 17% dari luasan tersebut adalah hutan konservasi dan
23% hutan lindung, sementara sisanya adalah hutan produksi.
Namun dari tahun ke tahun luas hutan berkurang. Hal ini disebabkan oleh
penebangan liar atau juga kebakaran hutan (disengaja ataupun tidak disengaja).
Padahal hutan sangat berperan sebagai penyerap CO2 dan penghasil O2. Dengan
kemampuan hutan tersebut dapat mengurangi kadar GRK di udara.
b. Pemanfaatan Energi Bahan Bakar Fosil
Saat ini kehidupan manusia sangat tergantung pada energi listrik dan bahan
bakar fosil. Ketergantungan tersebut sangat berdampak buruk bagi kehidupan umat
3
manusia. Penggunaan energi fosil seperti, minyak bumi, batu bara, dan gas alam
dalam berbagai kegiatan akan memicu bertambahnya emisi GRK di atmosfer.
c. Pertanian dan Peternakan
Sektor pertanian juga berperan banyak terhadap meningkatnya emisi GRK,
khususnya gas metana (CH4) yang dihasilkan dari sawah yang tergenang. Berdasarkan
penelitian sektor pertanian menghasilkan emisi gas metana tertinggi di banding
sektor-sektor lainnya.
Sektor peternakan juga tidak kalah dalam mengemisikan GRK, hal tersebut
dikarenakan kotoran ternak yang membusuk akan melepaskan gas metana ke
atmosfer.
d. Sampah
Sampah turut mengasilkan emisi GRK berupa gas metana walaupun dalam
jumlah yang cukup kecil. Diperkirakan 1 ton sampah padat menghasilkan sekitar 50
kg gas metana.
Kegiatan manusia selalu menghasilkan sampah. Sampah merupakan masalah
besar yang dihadapi oleh kota-kota besar di Indonesia. Data dari Kementerian
Lingkungan Hidup mengatakan bahwa pada tahun 1995 rata-rata orang di perkotaan
di Indonesia menghasilkan sampah 0,8 kg per hari dan terus meningkat hingga 1 kg
per orang per hari pada tahun 2000.
2.3 Dampak Perubahn Iklim
Perubahan iklim akan memberikan dampak yang sangat besar pada berbagai
sektor, diantaranya:
a. Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pertanian
Perubahan iklim akan menyebabkan pergeseran musim, sehingga musim
kemarau menjadi lebih panjang. Hal ini akan menyebabkan gagal panen, krisis air
bersih dan kebakaran hutan. Sehingga Indonesia harus mengimpor beras dari luar
negeri untuk memenuhi kebutuhannya. Secara otomatis, produktivitas di bidang
pertanian juga akan menurun
4
permukaan air laut. Hal ini membawa banyak perubahan bagi kehidupan di bawah
laut, seperti pemutihan terumbu karang dan punahnya berbagai jenis ikan. Sehingga
akan menurunkan produksi tambak ikan dan udang serta mengancam kehidupan
masyarakat pesisir pantai.
Kenaikan muka air laut akan menyebabkan hancurnya tambak-tambak ikan di
beberapa daerah, juga dapat merusak terumbu karang yang ada di laut Indonesia.
c. Dampak Perubahan iklim terhadap Ekosistem
Meningkatnya tingkat keasaman dari laut karena bertambahnya
karbondioksida di atmosfer akan membawa dampak negatif pada organisme-
organisme laut. Misalnya, hilangnya jenis flora dan fauna khususnya di Indonesia.
d. Dampak Perubahan iklim terhadap Sumber Daya Air
Pada pertengahan abad ini, rata-rata aliran air sungai dan kelestarian air di
daerah sub polar serta daerah tropis basah diperkirakan akan meningkat sebanyak 10-
40%. Sementara di daerah subtropis dan daerah tropis yang kering, air akan berkurang
sebanyak 10-30% sehingga daerah-daerah yang sekarang sering mengalami
kekeringan akan semakin parah kondisinya.
e. Dampak Perubahan iklim terhadap Kesehatan
Frekuensi timbulnya penyakit seperti malaria dan demam berdarah akan
meningkat. Penduduk dengan kapasitas beradaptasi rendah akan semakin rentan
terhadap diare, gizi buruk, serta berubahnya pola distribusi penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui berbagai serangga dan hewan.
f. Dampak Perubahan iklim terhadap Sektor Lingkungan
Dengan lingkungan yang rusak, alam akan lebih rapuh terhadap perubahan
iklim. Apabila terjadi curah hujan yang cukup tinggi akan berpotensi menimbulkan
bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
5
a. Melakukan perbaikan dari sektor kehutanan. Seperti mengadakan reboisasi,
menanamkan prinsip tebang pilih dan tebang tanam pada generasi penerus, juga
terhadap pihak-pihak yang bersentuhan langsung dengan hutan.
b. Menyediakan dan mengembangkan energi alternatif yang ramah lingkungan. Seperti
mengganti bahan bakar kendaraan dengan bahan bio seperti dari bahan biji-bijian atau
minyak lobak. Kita juga arus menghemat bahan bakar tersebut dengan mematikan
mesin kendaraan apabila berhenti lebih dari 2 menit. Selain itu kita juga dapat
mengganti lampu di rumah, dikantor dan tempat lainnya dengan lampu hemat energi,
dan mematikan lampu pada malam hari.
c. Produksi daging membutuhkan air, biji-bijian, tanah, dan lainnya dalam jumlah besar
termasuk hormon dan antibiotik, serta menyebabkan polusi tanah, udara, dan air.
Untuk menghasilkan satu pon daging sapi membutuhkan sekitar 12.000 galon air,
bandingkan dengan 60 galon air untuk satu pon kentang. Jika Anda seorang pemakan
daging, untuk pemula, cobalah tidak makan daging sekali dalam seminggu. Menjadi
vegetarian atau vegan merupakan pilihan yang sangat berarti bagi lingkungan.
d. Perlakuan terhadap sampah adalah dengan jalan mendaur ulangnya. Membakar
sampah sama artinya dengan memindahlan sampah tersebut ke udara.
2.5 Kekeringan
a. Pengertian Kekeringan
6
cadangan air tanah akan habis akibat penguapan (evaporasi), transpirasi, ataupun
penggunaan lain oleh manusia.
1. Kekeringan meteorologis, berasal dari kurangnya curah hujan dan didasarkan pada
tingkat kekeringan relatif terhadap tingkat kekeringan normal atau rata–rata dan
lamanya periode kering. Perbandingan ini haruslah bersifat khusus untuk daerah
tertentu dan bisa diukur pada musim harian dan bulanan, atau jumlah curah hujan
skala waktu tahunan. Kekurangan curah hujan sendiri, tidak selalu menciptakan
bahaya kekeringan.
2. Kekeringan hidrologis mencakup mencangkup berkurangnya sumber–sumber air
seperti sungai, air tanah, danau dan tempat–tempat cadangan air. Definisinya
mencangkup data tentang ketersediaan dan tingkat penggunaan yang dikaitkan
dengan kegiatan wajar dari sistem yang dipasok (sistem domestik, industri,
pertanian yang menggunakan irigasi). Salah satu dampaknya adalah kompetisi
antara pemakai air dalam sistem–sistem penyimpanan air ini.
3. Kekeringan pertanian adalah dampak dari kekeringan meteorologi dan hidrologi
terhadap produksi tanaman pangan dan ternak. Kekeringan ini terjadi ketika
kelembapan tanah tidak mencukupi untuk mempertahankan hasil dan pertumbuhan
rata-rata tanaman. Kebutuhan air bagi tanaman, bagaimanapun juga, tergantung
pada jenis tanaman, tingkat pertumbuhan dan sarana- sarana tanah. Dampak dari
kekeringan pertanian sulit untuk bisa diukur karena rumitnya pertumbuhan tanaman
dan kemungkinan adanya faktor–faktor lain yang bisa mengurangi hasil seperti
hama, alang–alang, tingkat kesuburan tanah yang rendah dan harga hasil tanaman
yang rendah..
4. Kekeringan sosioekonomi berhubungan dengan ketersediaan dan permintaan akan
barang–barang dan jasa dengan tiga jenis kekeringan yang disebutkan diatas. Ketika
persediaan barang–barang seperti air, jerami atau jasa seperti energi listrik
7
tergantung pada cuaca, kekeringan bisa menyebabkan kekurangan. Konsep
kekeringan sosioekonomi mengenali hubungan antara kekeringan dan aktivitas–
aktivitas manusia. Sebagai contoh, praktek–praktek penggunaan lahan yang jelek
semakin memperburuk dampak–dampak dan kerentanan terhadap kekeringan di
masa mendatang.
b. Faktor – Faktor Terjadinya Kekeringan
Faktor-faktor penyebab terjadinya bencana kekeringan:
1. Lapisan tanah tipis
Dengan lapisan tanah yang tipis, air hujan yang terkandung dalam tanah tidak akan
bertahan lama. Hal ini dapat terjadi karena air akan lebih cepat mengalami
penguapan oleh panas matahari. Biasanya bencana kekeringan sering terjadi di
daerah pegunungan kars, karena di daerah ini memiliki lapisan tanah atas yang
tipis.
2. Air tanah dalam
Air hujan yang jatuh pada saat musim penghujan, akan meresap jauh ke dalam
lapisan bawah tanah mengingat selain hanya mampu menyimpan air dengan
intensitas yang terbatas, tanah juga tidak mampu menyimpan air dengan jangka
waktu yang lebih lama.Hal ini menyebabkan aliran-aliran air di bawah tanah
(sungai bawah tanah) yang dalam, sehingga tanaman tidak mampu menyerap
air pada saat musim kemarau, karena akar yang dimiliki tidak mampu
menjangkaunya. Air tanah yang dalam menyebabkan sumber-sumber mata air
mengalami kekeringan di musim kemarau, karena air yang terdapat jauh di bawah
lapisan tanah tidak mampu naik, sehingga kalaupun ada sumber mata air yang tidak
mengalami kekeringan pada musim kemarau, itu jumlahnya terbatas.
8
Dalam hal ini iklim berkaitan langsung dengan bencana kekeringan. Keadaan alam
yang tidak menentu akan berpengaruh terhadap kondisi iklim yang
terjadi. Sehingga mengakibatkan perubahan musim.
Misalnya: Akibat perubahan kondisi iklim, menyebabkan musim kemarau berjalan
lebih lama daripada musim penghujan, dengan musim kemarau yang lebih lama
tentunya akan memungkinkan terjadinya bencana kekeringan. Karena kebutuhan
air kurang terpenuhi di musim kemarau.
5. Vegetasi
Vegetasi juga mempunyai andil terhadap terjadinya kekeringan .Jenis vegetasi
tertentu seperti ketela pohon yang menyerap air tanah dengan intensitas yang lebih
banyak,daripada tanaman lain, tentunya akan sangat menguras kandungan air
dalam tanah. Dan lebih parahnya, penanaman ketela pohon banyak terjadi di
daerah pegunungan karst yang rawan akan bencana kekeringan. Vegetasi lain yang
dapat memicu kekeringan adalah tanaman bambu. Bambu memiliki struktur yang
sangat rumit, dan menutupi permukaan tanah (lapisan tanah atas) di sekitar bambu
itu tumbuh. Sehingga kemungkinan tanaman lain untuk tumbuh sangat
kecil. Dengan demikian tanaman yang seharusnya berfungsi untuk menyimpan air
tidak ada atau terbatas jumlahnya.
6. Topografi
Topografi atau tinggi rendah suatu daerah sangat berpengaruh terhadap kandungan
air tanah yang dimiliki. Biasanya daerah yang rendah akan memiliki kandungan air
tanah yang lebih banyak daripada di daerah dataran tinggi. Hal ini disebabkan
karena air hujan yang diserap oleh tanah akan mengalir dari tempat yang tinggi ke
tempat yang rendah. Oleh karena itu air akan lebih banyak terserap oleh tanah di
dataran yang lebih rendah. Dengan kata lain.di dataran tinggi kemungkinan terjadi
bencana kekeringan lebih besar daripada di dataran rendah. Karena dataran tinggi
tidak mampu menyimpan air lebih lama.
2.6 Gelombang Panas
a. Pengertian Gelombang Panas
9
banyak uap air. Kelembapan menjadi tolak ukur kadar air dalam udara. Udara yang
panas dan lembab menyebabkan kulitmu terasa lengket dan tidak nyaman.
Sebutan Gelombang Panas ini relatif bagi cuaca umum di suatu daerah.
Temperatur yang dianggap normal oleh orang-orang dari daerah beriklim panas dapat
dianggap sebuah gelombang panas di daerah dingin bila mereka berada di luar pola
iklim normal untuk daerah itu. Sebutan ini diaplikasikan kepada variasi cuaca rutin dan
penyebaran panas yang berlebihan yang mungkin hanya terjadi sekali seabad. Beberapa
gelombang panas telah menyebabkan kegagalan panen yang merugikan, ribuan
kematian karena hipertermia, dan mati listrik tersebar karena penggunaan pendingin
udara yang terlalu meningkat.
10
Namun jika kondisinya sangat parah bisa menyebabkan seseorang mengalami stroke
panas (heat stroke) yang memerlukan penanganan medis lebih lanjut.
Ketika tubuh seseorang terkena udara panas dalam jangka waktu yang lama,
maka kondisi ini akan menghalangi kemampuan tubuh untuk berkeringat. Hal ini
disebabkan keringat dikeringkan oleh udara akibat adanya efek pendinginan pada tubuh.
Jika seseorang berhenti berkeringat, maka dalam jangka waktu yang pendek seseorang
akan mengalami perpindahan dari kelelahan panas (heat exhaustion) menjadi stroke
panas (heat stroke).
d. Persiapan yang harus dilakukan dalam menghadapi Gelombang Panas
Tetap tenang dan jaga tubuhmu agar tetap dingin pada saat gelombang panas terjadi.
Amati tanda-tanda sakit karena panas pada dirimu sendiri dan orang lain. Indikasi sakit
pusing, muntah, keringat yang berlebihan, nafas yang tidak teratur, dan jantung yang
berdetak sangat cepat. Bila kamu menemukan tanda-tanda seperti ini, teleponlah rumah
sakit atau ambulans. Jangan lupa beberapa tips berikut.
1) Banyak minum air. Para ahli kesehatan mengatakan bahwa seseorang harus minum
tujuh atau delapan gelas air sehari.
2) Jangan minum-minuman yang mengandung kafein, seperti kopi atau teh. Minuman
seperti ini mengakibatkan badanmu kehilangan air.
3) Tetap berada didalam rumah dan hindari sinar matahari langsung.
4) Pakai baju yang ringan dan tidak panas.
5) Makan dengan porsi yang lebih kecil, tapi lebih sering. Makanan yang terlalu
banyak akan membuat badanmu panas.
6) Lakukan segala sesuatu dengan perlahan-lahan. Jangan bermain atau bekerja dengan
kondisi cuaca sangat panas. Tubuhmu membutuhkan waktu untuk menjadi dingin
kembali.
7) Jangan lupakan hewan peliharaanmu! Pastikan mereka mendapatkan cukup air
minum. Bila memungkinkan, biarkan mereka berada di dalam rumah dan terhindar
dari sengatan matahari.
2.7 Banjir
a. Pengertian Bencana Banjir
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merencam daratan.Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di
Indonesia. Definisi banjir adalah keadaan dimana suatu daerah tergenang oleh air
11
dalam jumlah yang besar. Kedatangan banjir dapat diprediksi dengan memperhatikan
curah hujan dan aliran air.
b. Faktor Penyebab Bencana Banjir
1)Penebangan hutan liar
2)Membuang sampah sembarangan
3)Pemukiman di bantaran sungai dan aliranair
4)Dataran rendah
5)Curah hujan yang tinggi
6)Drainase yang sudah diubah tanpa memperhatikanamdal
7)Bendungan yang jebol
8)Salah Sistem kelola tata ruang
1) Primer
- Pepohonan : Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak bisa
bernapas.
2.8 Gempa
a. Pengertian
12
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi.
Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata
gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian
gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi
terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk
dapat ditahan.
13
Salah satu akibat dari gempa bumi adalah munculnya gelombang tsunami
jika sumber gempa di bawah laut. Gelombang tsunami tersebut muncul jika di
pusat gempa terjadi patahan lempeng bumi turun sehingga air laut surut sementara.
Akan tetapi tidak lama kemudian gelombang sangat tinggi dan berkecepatan luar
biasa menerjang pantai dan masuk jauh ke daratan. Selanjutnya gelombang ini
merusak apa saja yang dilaluinya.
Sebelum tsunami muncul, biasanya muncul tanda-tanda seperti terjadi
gerakan tanah, getaran kuat, muncul cairan hitam atau putih dari arah laut, biasanya
juga terdengar bunyi keras, tercium bau garam menyengat dan air laut terasa
dingin.
2) Kerusakan bangunan
Gempa merupakan suatu pergerakan permukaan bumi disebabkan oleh
pergerakan lempeng tektonik yang terdapat di bawah permukaan bumi. Dengan
bergoyangnya permukaan bumi, maka bangunan-bangunan seperti gedung sekolah,
pusat pertokoan, perkantoran, maupun rumah-rumah penduduk dapat hancur atau
paling tidak retak.
3) Mengubah topografi atau bentuk muka bumi
Dari hasil penelitian Walhi (Wahana Lingkungan Hidup) Yogyakarta
diketahui bahwa terjadi perubahan topografi tanah di sekitar Yogyakarta akibat
gempa bumi tanggal 27 Mei 2006 yang lalu. Gempa bumi tersebut memicu
longsoran tanah dan mengakibatkan perubahan struktur tanah di daerah-daerah
berlereng curam akibat guncangan gempa. Struktur tanah seperti ini berbutir kasar
dan dalam kondisi kering akan merapat. Akibat pengaruh gempa, tegangan pori
udara dalam lapisan tanah pasir meningkat, dan tegangan efektif tanah menurun
hingga mencapai nilai terendah. Dengan demikian tanah kehilangan kekuatan
sehingga mengakibatkan runtuhnya lapisan di atas pembentuk lereng dan memicu
terjadi tanah longsor.
4) Menyebabkan keretakan permukaan bumi
Selain tsunami dan hancurnya infrastruktur, gempa bumi juga
mengakibatkan keretakan permukaan tanah. Keretakan ini disebabkan permukaan
tanah ikut bergerak ketika lempeng tektonik di bawahnya saling berbenturan.
5) Menyebabkan perubahan tata air tanah
14
Pada dasarnya sebelum terjadi gempa tata air tanah bersifat terbuka, tidak
bertekanan, berlapis-lapis sesuai dengan struktur batuan dan tanah sehingga ada
mata air kecil, relatif besar, dan sudah terbentuk kantong-kantong air di bawah
tanah. Kantong-kantong air tersebut secara rutin terisi oleh saluran primer,
sekunder, dan tersier berdasarkan struktur dan kestabilan tanah yang telah
terbentuk sebelumnya. Ketika terjadi gempa bumi lapisan dalam kantong-kantong
air ini patah sehingga terjadi kebocoran, lapisan tanah terkoyak, dan bergeser. Oleh
karena itu wajar jika setelah gempa tiba-tiba ada mata air yang mati, sumur kering,
atau muncul mata air baru di tempat lain. Hilangnya mata air atau munculnya mata
air baru di tempat lain akibat patahan dan pergeseran kantong-kantong air ini
menunjukkan adanya perubahan tata air setelah guncangan gempa.
6) Mengakibatkan trauma psikis atau mental
Ternyata bencana gempa, gunung meletus, dan tsunami tidak hanya
mengakibatkan kerusakan fisik atau bangunan, harta benda, dan jiwa manusia,
tetapi juga kondisi kejiwaan bagi para korban. Akibat bencana tersebut, sebagian
besar korban dapat mengalami penderitaan biopsikososial yaitu gangguan akan
kewaspadaan den kepekaan yang berlebihan terhadap sekadar perubahan suara,
perubahan keadaan, dan aneka perubahan kecil lain yang sebenarnya wajar terjadi
di tengah kehidupan sehari-hari.
15
sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh
radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering
meletus disebut gunung berapi aktif.
b. Penyebab gunung meletus
Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif
sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi
perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material
sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Magma akan mengintrusi batuan
atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi.
Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di
dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi. Pada
kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan batu-
batuan di dalam bumi. Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah gas yang kemudian
bercampur dengan magma. Sebagian besar magma terbentuk pada kedalaman 60
hingga 160 km di bawah permukaan bumi. Sebagian lainnya terbentuk pada
kedalaman 24 hingga 48 km.
Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena
massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat
magma naik, magma tersebut melelehkan batu- batuan di dekatnya sehingga
terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Kabin
magma (magma chamber) inilah yang merupakan gudang (reservoir) darimana
letusan material-material vulkanik berasal.
Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di
bawah tekanan batu- batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini menyebabkan
magma meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian batuan yang rapuh
atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju ke permukaan. Saat
magma mendekati permukaan, kandungan gas di dalamnya terlepas. Gas dan magma
ini bersama-sama meledak dan membentuk lubang yang disebut lubang utama (central
vent). Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya kemudian menyembur
keluar melalui lubang ini. Setelah semburan berhenti, kawah (crater) yang menyerupai
mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung berapi. Sementara lubang
utama terdapat di dasar kawah tersebut.
16
Setelah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada
letusan berikutnya naik sampai ke permukaan melalui lubang utama. Saat magma
naik, sebagian mungkin terpecah melalui retakan dinding atau bercabang melalui
saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui saluran ini mungkin akan keluar
melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi gunung, atau mungkin juga tetap berada
di bawah permukaan.
c. Dampak Letusan Gunung Berapi Bagi Manusia
Gunung berapi atau biasa juga disebut dengan Gunung Api merupakan istilah
yang merujuk pada seuatu kondisi dimana terdapat suatu saluran fluida yang dilalui
material panas baik itu dalam bentuk cair maupun lava. Saluran fluida ini muncul
dipermukaan bumi hanya saja dibalut oleh tanah yang tampak mengerucut dan kita
kenal dengan nama gunung. Pada dasarnya, gunung berapi terdapat hampir di seluruh
penjuru wilayah dunia. Hanya saja ada beberapa Negara yang memang dikenal kaya
akan gunung berapi sebab wilayahnya dilalui oleh pegunungan Sirkum dan juga
Pegunungan Mediterania. Salah satu Negara tersebut adalah Indonesia. Setiap tahun
ada saja gunung api di Negara kita yang diberitakan mengalami peningkatan aktifitas.
Meski demikian, masyarakat seolah telah mahfum dan memandang letusan gunung
berapi sebagai salah satu bagian yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan mereka.
Satu-satunya cara bertahan adalah dengan beradaptasi.
Lebih lanjut, letusan gunung berapi harus diakui tak hanya membawa dampak
negatif saja bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Terdapat pula dampak positif
yang membuat sebagia orang memilih bertahan di pemukiman sekitar gunung berapi.
Apa saja dampak negatif dan dampak positif letusan gunung berapi tersebut, berikut
uraiannya.
Dampak Negatif Letusan Gunung Berapi
Gunung berapi yang meletus tentu akan membawa material yang berbahaya
bagi organisme yang dilaluinya, Karena itu kewaspadaan mutlak diperlukan. Berikut
ini hal negatif yang bisa terjadi saat gunung meletus:
1. Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-
macam gas mulai dari Sulfur Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau H2S,
No2 atau Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu yang berpotensial
meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
2. Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas penduduk
di sekitar wilayah tersebut akan lumph termasuk kegiatan ekonomi.
17
3. Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik
panas akan merusak pemukiman warga.
4. Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan
hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
5. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah
penyakit misalnya saja ISPA.
6. Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan dengan adanya
letusan gunung berapi. Sebut saja Gunung Rnjani dan juga Gunung Merapi,
kedua gunung ini dalam kondisi normal merupakan salah satu destinasi wisata
terbaik bagi mereka wisatawan pecinta alam.
Dampak Positif Letusan Gunung Berapi
Selain dampak negatif, jika ditelaah, letusan gunung berapi juga sebenarnya
membawa berkah meski hanya bagi penduduk yang ada di sekitar. Apa saja? Berikut
uraiannya:
1. Tanah yang dilalui oleh hasil bulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian
sebab tanah tersebut secara alamah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan
tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk sekitar
pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan.
2. Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah
meletus, apa itu? Jawabannya penambang pasir. Material vulkanik berupa pasir
tentu memiliki nilai ekonomis.
3. Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat
meltus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga
sekitar gunung.
4. Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi
pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.
5. Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas
yang keluar dri dalam bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini
kabarnya baik bagi kesehatan kulit.
6. Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan mineral
yang sangat melimpah.
7. Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial
terjadi sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik.
18
8. Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan
pembangkit listrik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perubahan iklim adalah terjadinya perubahan kondisi atmosfer, seperti suhu,
cuaca yang menyebabkan suatu kondisi yang tidak menentu. Perubahan iklim juga dapat
dikatakan sebagai, keadaan dimana temperatur di bumi mengalami kenaikan dan
pergeseran musim. Aktivitas manusia merupakan penyebab utama terjadinya perubahan
iklim.
Ada banyak kejadian yang dapat menyebabkan perubahan iklim. Penyebab-
penyebab tersebut adalah :
1. Kehutanan
2. Pemanfaatan Energi Bahan Bakar Fosil
3. Pertanian dan Peternakan
4. Sampah
Gelombang Panas adalah periode lanjutan dari cuaca yang panas dan diikuti
kelembapan yang tinggi dalam jangka waktu yang cukup lama. Gelombang Panas
disebabkan oleh pemanasan global yang terlambat. Selama gelombang panas terjadi,
termometer akan menunjukkan suhu udara yang tinggi. Kelembapan menjadi tolak ukur
kadar air dalam udara. Pada daerah yang terjadi Gelombang Panas akan berdampak
negatif, dan warga didaerah tersebut dapat terkena penyakit HeatStroke( Stroke panas).
3.2 Saran
19
Bagi para pembaca yang telah membaca makalah ini kiranya dapat
memberikan saran/kritik serta masukan yang berarti pada perbaikan selanjutnya supaya
makalah ini menjadi makalah yang sempurna.
20
DAFTAR PUSTAKA
Astuti dan Sudaryono (2010) ‘Peran Sekolah dalam Pembelajaran Mitigasi Bencana’, Jurnal
Dialog Penanggulangan Bencana, 1(1), pp. 30–42.
Sastroasmoro dan Ismael (2010) Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi Ketiga.
Jakarta: Jagung Seto.
Setiadi (2013) Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
21