Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KOMPLEMENTER

APLIKASI AKUPRESURE DAN BEKAM

PADA KASUS NYERI GIGI DAN DISMENORHEA

Dosen Pengampu : Suratiah, S.Kep.,Ners.,M.Biomed

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK VII

NI KOMANG AYU SETIAWATI (P07120121001)

I GUSTI AYU GITA CYNTIA DEWI (P07120121009)

GUSTI AYU PUTU JANITA DEVI (P07120121011)

I LUH DE AYU ANDASARI (P07120121012)

NI KADEK DIAH PUTRI AGUSTIN (P07120121019)

KELAS 2.1/D-III KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya
lah kami kelompok 7 dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah dengan
judul Aplikasi Akupresure dan Bekam pada Nyeri Gigi dan Dismenorhea ini merupakan salah
satu persayaratan untuk mendapatkan nilai seminar pada mata kuliah komplementer II. Penulis
berterima kasih kepada semua anggota yang beroartisipasi dalam pembuatan makalah ini
sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Komplementer merupakan salah satu terapi kesehatan holistic dimana komplementer


dapat mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan klien atau pasien dengan
pendekatan komplementer seperti herbal, meditasi, dan akupresure. Komplementer cukup
terkenal sebagai pengobatan tradisyonal yang sudah dikenal keseluruh dunia, komplementer
merupakan alternative dalam meningkatkan mutu kesehatan klien dengan metode invasive dan
non invasive.

Kelompok mengetahui, bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Karena itu, saran
dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini berguna dan dapat menambah wawasan baik pembaca maupun penulis terkait
keperawatan komplementer.

Denpasar, 28 Februari 2023

Kelompok VII
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
2.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................................................... 5
BAB II ....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
2.1 Definisi Nyeri Gigi .......................................................................................................... 6
2.2 Aplikasi Akupresur Pada Kasus Nyeri Gigi ................................................................ 6
2.3 Aplikasi Bekam Pada Kasus Nyeri Gigi ....................................................................... 7
2.4 Definisi Dismenorhea ..................................................................................................... 8
2.5 Aplikasi Akupresure Pada Kasus Dismenorhea ....................................................... 10
2.6 Aplikasi Bekam Pada Kasus Dismenorhea ................................................................ 12
BAB III.................................................................................................................................... 14
PENUTUP ............................................................................................................................... 14
3.1 Simpulan ....................................................................................................................... 14
3.2 Saran.............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15
BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Terapi komplementer adalah praktik atau perawatan yang telah terbukti secara medis
sebagai pelengkap dari terapi atau pengobatan utama. Terapi ini dapat membantu
meningkatkan kualitas hidup pasien dan membuat pasien merasa lebih sehat. Namun, terapi
komplementer tidak boleh digunakan sebagai pengganti pengobatan medis. Terapi
komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam pengobatan modern.
Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern (Andrewset
al., 1999). Terminologi ini dikenal sebagai terapimodalitas atau aktivitas yang menambahkan
pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan (Crips & Taylor, 2001). Terapi komplementer
juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik.

Akupresur efektif sebagai terapi komplementer untuk meredakan sakit gigi meski
hanya sementara dan tidak mengobati penyebab sakit gigi sepenuhnya.

Pada gangguan reproduksi salah satu penyakit yang dapat diberikan terapi ini adalah
nyeri haid (disminore). Dismenore adalah nyeri haid yang sedemikian hebatnya, sehingga
memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidup sehari-hari
untuk beberapa jam atau beberapa hari.

Pengobatan nyeri haid berprinsip untuk mengeliminasi penyebab patologis nyeri,


terutama pada kasus nyeri haid sekunder. Sedangkan pengobatan nyeri haid primer cukup
dengan pemberian obat analgetika (penghilang rasa nyeri). Obat penghilang rasa nyeri sampai
saat ini sangat banyak macamnya mulai dari yang betul-betul hanya menekan rasa sakit sampai
yang mempunyai pengaruh antiprostaglandin dan non steroid. Tetapi, berdasar kajian teoritik
sampai saat ini obat penghilang rasa nyeri belum ada yang lebih ”aman” bila diminum dalam
waktu yang lama. Padahal kebutuhan penggunaan obat ini tentunya jangka lama. Terlalu
banyak mengkonsumsi obat, tentu akan merusak ginjal. Terapi dengan akupresure saat ini
diyakini lebih aman.

Oleh karena itu, praktik komplementer harus dikembangkan serta diteliti lebih lanjut
untuk memberikan asuhan yang benar dan dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat
terutama pada kasus gangguan ginjal yang meresahkan masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat ditarik permasalahan


sebagai berikut.

1. Apa itu Nyeri Gigi?


2. Bagaimana aplikasi akupresur pada kasus nyeri gigi?
3. Bagaimana aplikasi bekam pada kasus nyeri gigi?
4. Apa itu Dismenorhea?
5. Bagaimana aplikasi akupresur pada kasus dismenorhea?
6. Bagaimana aplikasi bekam pada kasus dismenorhea?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui definisi nyeri gigi


2. Untuk mengetahui aplikasi akupresur pada kasus nyeri gigi
3. Untuk mengetahui aplikasi bekam pada kasus nyeri gigi
4. Untuk mengetahui definisi dismenorhea
5. Untuk mengetahui aplikasi akupresur pada kasus dismenorhea
6. Untuk mengetahui aplikasi bekam pada kasus dismenorhea

1.4 Manfaat Penulisan

Melalui penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Sebagai penambah wawasan penulis dan pembaca tentang aplikasi akupresur


dan bekam pada kasus nyeri gigi dan dismenorhea.
2. Sebagai bahan atau sumber bacaan mengenai aplikasi akupresur dan bekam
pada kasus nyeri gigi dan dismenorhea
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Nyeri Gigi

Sakit gigi adalah tanda utama karies gigi yang merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang kronis.Karena dampak sosial, sakit gigi merupakan indikator kesehatan
mulut. Sakit gigi dapat disebabkan oleh aktivitas rangsangan terhadap gigi, kimia dan
rangsangan termal, atau dapat muncul secara spontan sehingga dapat menyebabkan
peradangan parah pada pulpa gigi (Machado et al. 2014). Dalam kesehatan, gigi merespon
rasa sakit karena kepekaan terhadap rangsangan dingin, panas, stimulus manis atau
fisik(saat menggosok gigi atau pada saat menggunakan tusuk gigi) atau dengan peradangan
dari zat kimia(Renton 2011).

2.2 Aplikasi Akupresur Pada Kasus Nyeri Gigi

Menurut pengobatan tradisional China, sakit gigi dapat terjadi ketika aliran energi “qi”
mengalami gangguan atau terhambat sirkulasinya. Energi “qi” mengalir melalui jaringan
saluran yang disebut “meridian” yang memanjang ke seluruh tubuh. Jika meridian ini
tersumbat atau mengalami gangguan, maka dampaknya bisa menyebabkan sakit atau nyeri
bahkan penyakit. Studi menunjukkan bahwa menerapkan tekanan pada titik akupresur
tertentu bisa membantu melepaskan penyumbatan dan mengembalikan sirkulasi “qi” yang
efeknya meredakan rasa sakit. Banyak ahli memperkirakan bahwa akupresur dapat
membantu meredakan sakit gigi melalui beberapa metode yang meliputi:
a) Mengubah cara otak merasakan dan memproses sinyal rasa sakit dan saraf
b) Mengurangi detak jantung, tekanan darah, dan epinefrin dalam tubuh
c) Membantu dalam melepaskan adenosin kimia, yang melemaskan sistem saraf pusat
d) Melepaskan molekul yang disebut sitokin anti inflamasi, yang membantu
mengurangi peradangan
e) Meningkatkan sirkulasi darah, yang dapat mengurangi pembengkakan
f) Meningkatkan pelepasan endorphin yang memainkan peran penting dalam
merasakan ambang nyeri
g) Namun dalam pengobatannya, akupresur tidak dapat mengatasi penyebab sakit gigi,
melainkan hanya membantu meringankan gejala nyeri yang diderita oleh pasien.
Berikut adalah titik – titik akupresur untuk mengatasi nyeri/sakit gigi antara lain:

1. SI18 (Quanliao) : meridian usus kecil yang terletak di celah tulang pipi
2. ST6 (Jiache) : meridian perut yang ada di tulang rahang, berada di tengah antara
sudut mulut dan bagian bawah daun telinga
3. LI4 (Hegu) : meridian usus besar yang terdapat di jaringan kulit antara ibu jari dan
jari telunjuk. Menerapkan beberapa tekanan di area ini dapat meredakan nyeri, sakit
kepala, dan nyeri di wajah
4. GB21 (Jianjing) : meridian kandung empedu yang berada di otot bahu, antara leher
dan ujung bahu

Adapun, penekanan titik akupresur daerah muka dilakukan pada sisi yang tidak sakit, yaitu:

1. Titik yang terletak di depan sudut tulang rahang (titik 1 f).


Efek: mengurangi nyeri gigi dan pembengkakan di muka.
2. Titik yang terletak pada tulang pipi. Di depan lubang telinga (titik 1 g).
Efek: mengurangi nyeri gigi, nyeri pada wajah.
3. Titik yang terletak di depan siku tangan, pada saat siku ini ditekuk (titik 8 a).
Efek: mengurangi nyeri gigi dan nyeri yang ada di mulut.

2.3 Aplikasi Bekam Pada Kasus Nyeri Gigi

Biasanya aplikasi bekam pada nyeri akibat sakit gigi menggunakan bekam kering
karena relative aman dan minim tindakan invasive serta minim resiko infeksi. Bekam pada
kasus sakit gigi dapat dilakukan pada beberapa titik, titik-titik tersebut yaitu :

1. Titik bekam Al-Kaahil yang letaknya di punuk tepatnya pada ruas pertama tulang
bekang
2. Ttitik bekam Al-Akhda yang berada di otot leher belakang kanan dan kiri
3. Titik selanjutnya ada di bawah dagu
4. Lalu berada pada titik pada pipi dekat dengan gigi yang sedang sakit
5. Dan yang terakhir berada di bawah telinga di dekat gigi yang sedang sakit

Pada kasus nyeri karena sakit gigi, lebih aman penggunaan terapi akupresure
dibandingkan dengan bekam. Ini karena teknik akupresure lebih mudah dan minim
menggunakan alat yang dapat menyulitkan penggunaanya. Berikut dilampirkan gambar titik
bekam untuk sakit gigi.

2.4 Definisi Dismenorhea

Dismenore merupakan menstruasi yang disertai rasa nyeri. Istilah Dismenore


(dysmenorrhoea) berasal dari bahasa “Greek” yaitu dys (nyeri hebat), meno (bulan) dan
rrhoea yang artinya flow (aliran). Jadi Dismenore adalah gangguan aliran darah menstruasi
atau nyeri menstruasi. Dismenore adalah nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan
produksi zat prostaglandin (Ridwan et al., 2015). Dismenore dapat diartikan sebagai suatu
ketidaknyamanan tertentu selama hari-hari pertama atau kedua menstruasi yang umum
terjadi dan ditandai dengan kram perut, nyeri abdomen, sakit punggung, dan pegal pada
kaki (Dewi & Pudiastuti, 2016).

Dismenore adalah nyeri haid menjelang menstruasi, disebabkan oleh kejang otot
uterus dan peningkatan hormon prostaglandin yang menimbulkan otot uterus berkontraksi
lebih mengakibatkan aliran darah uterus menurun disertai penurunan oksigen otot uterus
dan dapat memicu nyeri.

Berikut adalah klasifikasi dari Dismenorhea :

a. Dismenore primer
Dismenore primer yaitu nyeri menstruasi tanpa ditemukan keadaan patologi pada
panggul. Dismenore primer hampir selalu terjadi saat siklus ovulasi (ovulatory
cycles) dan biasanya muncul dalam setahun setelah haid pertama. Pada dismenore
primer klasik, nyeri dimulai bersamaan dengan onset haid atau hanya sesaat
sebelum haid dan bertahan atau menetap selama 1 – 2 hari. Nyeri dideskripsikan
sebagai spasmodik dan menyebar ke bagian belakang (punggung) atau paha atas
atau tengah. Berhubungan dengan gejala – gejala umumnya yaitu seperti berikut :
1) Malaise (rasa tidak enak badan)
2) Fatigue (lelah)
3) Nausea (mual) dan vomiting (muntah)
4) Diare
5) Nyeri punggung bawah
6) Sakit kepala
7) Terkadang dapat juga disertai vertigo atau sensasi jatuh, perasaan cemas,
gelisah, hingga jatuh pingsan.
8) Gejala klinis dismenore primer termasuk onset segera setelah haid pertama dan
biasanya berlangsung sekitar 48 – 72 jam, sering mulai beberapa jam sebelum
atau sesaat setelah haid.

b. Dismenore sekunder
Dismenore sekunder yaitu nyeri menstruasi yang berhubungan dengan berbagai
keadaan patologis di organ genetalia, misalnya endometriosis, adenomiosis, mioma
uteri, stenosis serviks. Nyeri dengan pola yang berbeda didapatkan pada dismenore
sekunder yang terbatas pada onset haid. Ini biasanya berhubungan dengan perut
besar atau kembung, pelvis terasa berat, dan nyeri punggung. Secara klinis, nyeri
meningkat secara progresif selama fase luteal dan akan memuncak sekitar onset
haid. Berikut adalah gejala klinis dismenore secara umum :
1) Dismenore terjadi selama siklus pertama atau kedua setelah haid pertama
2) Dismenore dimulai setelah usia 25 tahun
3) Terdapat ketidaknormalan pelvis dengan pemeriksaan fisik, pertimbangkan
kemudian endometriosis, pelvic inflammatory disease (penyakit radang
panggul), dan pelvic adhesion (perlengketan pelvis).
4) Sedikit atau tidak ada respons terhadap obat golongan NSAID (nonsteroidal
anti-inflammatory drug) atau obat anti – inflamasi non – steroid, kontrasepsi
oral, atau keduanya.

Selain itu menurut Dewi & Pudiastuti, (2016) menjelaskan pembagian derajat dismenore
ada 3 derajat, yaitu:
a) Ringan: Berlangsung beberapa saat, sembuh dengan istirahat, hilang tanpa
pengobatan, tidak mengganggu aktivitas harian, rasa nyeri tidak menyebar tetapi
berlokasi di perut bagian bawah.
b) Sedang: Nyeri menyebar di bagian perut bawah, memerlukan obat penghilang rasa
nyeri tanpa perlu meninggalkan aktivitas sehari- hari.
c) Berat: Perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai sakit kepala, sakit pinggang,
diare, dan rasa tertekan.

2.5 Aplikasi Akupresure Pada Kasus Dismenorhea

Tujuan dari pengobatan nyeri dismenore dengan teknik akupresure adalah untuk
menyeimbangkan hormon yang berlebihan karena pada dasarnya dismenore merupakan
sakit yang berhubungan dengan ketidakseimbangan hormon.
1. Cara kerja akupresur
Teknik akupresure dapat mengurangi sensasi-sensasi nyeri melalui peningkatan
endorphin, yaitu hormon yang mampu membuat rileks pada tubuh secara alami,
menuju reseptor nyeri ke otak. Penekanan titik akupresure dapat berpengaruh
terhadap produksi endorphin dalam tubuh. Endorphin adalah pembunuh rasa nyeri
yang dihasilkan sendiri oleh tubuh. Endorphin merupakan molekul-molekul peptid
atau protein yang dibuat dari zat yang disebut beta-lipoprotein yang ditemukan pada
kelenjar pituitary. Endorphin mengontrol aktivitas kelenjar-kelenjar endokrin
tempat molekul tersebut tersimpan. Selian itu endorphin dapat mempengaruhi
daerah pengindra nyeri di otak dengan cara yang serupa dengan obat opiat seperti
morfin. Pelepasan endorphin di kontrol oleh sistem saraf. Jaringan saraf sensitif
terhadap nyeri dan rangsangan dari luar, jika dipicu dengan menggunakan teknik
akupresure akan menginstruksikan sistem endokrin untuk melepaskan sejumlah
endorphin sesuai kebutuhan tubuh (Ridwan, 2015).
2. Cara Penekanan
Penekanan yang dilakukan adalah searah jarum jam sebanyak 30 putaran selama 3-
5 menit. Dalam penekanan, sebaiknya jangan terlalu keras dan membuat pasien
kesakitan. Penekanan yang benar harus dapat menciptakan sensasi rasa (nyaman,
pegal, panas, gatal, perih, kesemutan, dan lainnya). Apabila sensasi rasa dapat
tercapai maka disamping sirkulasi chi (energi) dan xue (darah) lancar, juga dapat
merangsang keluarnya hormon endorphin yaitu hormon sejenis morfin yang
dihasilkan dari dalam tubuh untuk memberikan rasa tenang. Penekanan dilakukan
dengan ujung jari, pada saat awal harus dilakukan dengan lembut kemudian secara
bertahap kekuatan penekanan ditambah sampai terasa sensasi yang ringan tetapi
tidak sakit (Dewi & Pudiastuti, 2016).
3. Berikut adalah titik – titik akupresur untuk mengatasi Dismenorhea
1. Titik SANYINJIAO (SP 6)
Tiga cun atau sekitar empat jari
di atas malleolus internus, tepat
di ujung tulang kering
 Organ: Limpa
 Fungsi: Menurunkan
Dismenore
 Cara : Dikuatkan (Searah
jarum jam) sebanyak 30
putaran.
 Waktu: 3-5 menit
2. Titik Sacral Points (B27-B34)
Terletak pada daerah sakral
atau di sekitar tulang sacrum.
 Organ: Kandung Kemih
 Fungsi: Mengurangi sakit
pada dismenore, pegal pada
pinggang, nyeri saat
persalinan.
 Cara: Dikuatkan (Searah
jarum jam)sebanyak 30
putaran.
 Waktu: 3-5 menit
3. Titik Taichong/Daichong
(LR3/LV3)
Terletak di proximal
pertemuan tulang-tulang
metatarsal I dan II.
 Organ: Hati
 Fungsi: meredakan spasme,
ketegangan dan kekakuan
 Cara: Dikuatkan (Searah
jarum jam) sebanyak 30
putaran.
 Waktu: 3-5 menit

2.6 Aplikasi Bekam Pada Kasus Dismenorhea

Terapi bekam dapat meredakan ketegangan otot dan mampu meningkatkan aliran
darah. Selain itu, terapi bekam juga dapat meningkatkan perbaikan sel, sehingga dapat
meringankan kram perut saat nyeri haid. Titik bekam yang dianjurkan untuk mengurangi
dismenorhea yaitu

1. Fakhd
Titik ini terletak di paha batang tulang remur, bagian depan terletak antara lutut dan
lipatan paha
2. Qithon
Terletak di punggung bawah, antara tulang belakang lumbal 4 dan sacral 1

Setelah dilakukannya terapi bekam terjadilah proses pembuangan dan perbaikan


kongesti darah pada kapiler yang akan menghilangkan peradangan, nyeri tekan, dan nyeri local
sehingga hal tersebut akan memperbaiki kondisi.

Efek Tindakan Bekam Terhadap Penurunan Nyeri

Bekam mampu menurunkan tingkat nyeri pada gangguan disminore. Riset bekam
membuktikan bahwa bekam itu merupakan Sunnah Nabi yang ilmiah. Melihat mekanisme
kerja bekam, ternyata bekam sangat bermanfaat bagi tubuh orang yang sedang mengalami
gangguan peredaran darah dan rasa nyeri yang dialaminya, karena :

1. Bekam meningkatkan elastisitas dinding eritrosit melewati celah kapiler untuk


menghantarkan O2.
2. Bekam meningkatkan antioksidan alami; glutathione peroksidase dan catalase.
3. Merangsang eritropoesis (produksi sel darah merah) di tulang/ginjal
4. Meningkatkan jumlah makrofag
5. Meningkatkan sel natural killer
6. Meningkatkan limfosit T CD8+
7. Menurunkan radikal bebas
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan materi diatas, dapat ditarik beberapa simpulan antara lain:

a. Sakit gigi adalah tanda utama karies gigi yang merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang kronis.Karena dampak sosial, sakit gigi merupakan indikator
kesehatan mulut.
b. Menurut pengobatan tradisional China, sakit gigi dapat terjadi ketika aliran energi “qi”
mengalami gangguan atau terhambat sirkulasinya. Energi “qi” mengalir melalui
jaringan saluran yang disebut “meridian” yang memanjang ke seluruh tubuh
c. Dismenore merupakan menstruasi yang disertai rasa nyeri. Istilah Dismenore
(dysmenorrhoea) berasal dari bahasa “Greek” yaitu dys (nyeri hebat), meno (bulan) dan
rrhoea yang artinya flow (aliran). Jadi Dismenore adalah gangguan aliran darah
menstruasi atau nyeri menstruasi.
d. Tujuan dari pengobatan nyeri dismenore dengan teknik akupresure adalah untuk
menyeimbangkan hormon yang berlebihan karena pada dasarnya dismenore merupakan
sakit yang berhubungan dengan ketidakseimbangan hormone
e. Terapi bekam dapat meredakan ketegangan otot dan mampu meningkatkan aliran
darah. Selain itu, terapi bekam juga dapat meningkatkan perbaikan sel, sehingga dapat
meringankan kram perut saat nyeri haid.

3.2 Saran

Bagi seorang perawat harus benar-benar dapat memenuhi peran perawat untuk dapat
memberikan alternatif pengobatan yang sesuai dengan keluhan pasien serta halal untuk
dilakukan dari pandangan religi.

Dalam melakukan terapi akupresur pada pasien dismenore, diharapkan perawat


memperhatikan kondisi umum pasien. Jika pasien merasa kesakitan atau kelelahan, terapi
akupresur dapat segera dihentikan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, I., Samsugi, S., & Irawan, Y. (2022). Penerapan Augmented Reality Pada Anatomi
Tubuh Manusia Untuk Mendukung Pembelajaran Titik Titik Bekam Pengobatan
Alternatif. Jurnal Teknoinfo, 16(1), 46-53.

Hadi, S. P. I., & Hakim, R. I. (2021). SKOPIA: Serikat Pendidikan Komplementer Ibu dan
Anak. Penerbit NEM.

Hidayati, H. B., Machfoed, M. H., Santoso, B., & Utomo, B. (2019). Bekam sebagai terapi
alternatif untuk nyeri. Neurona, 36(2), 148-156.

Isti, D. (2022). APLIKASI AKUPRESUR UNTUK MENURUNKANDISMENOREPADA


REMAJAPUTRI (Doctoral dissertation, Skripsi, Universitas Muhammadiyah
Magelang).

Khotimah, H., & Subagio, S. U. (2021). Aplikasi Fitofarmaka Akupresur Menggunakan


Aromaterapi Essential Oil Lemon untuk Mengatasi Dismenore pada Remaja. Faletehan
Health Journal, 8(03), 187-193.

Novia, I., & Puspitasari, N. (2008). Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian dismenore
primer. The Indonesian Journal of Public Health, 4(3).

Sari, H., & Hayati, E. (2020). Gambaran Tingkat Nyeri Dismenorea Pada Remaja Putri. BEST
Journal (Biology Education, Sains and Technology), 3(2), 226-230.

Widiastuti, N. (2021). APLIKASI KOMBINASI AKUPRESUR TITIK SANYINJIAO DAN


REBUSAN JAHE MERAH PADA REMAJA PUTRI DENGAN DISMENORE (Doctoral
dissertation, Karya Ilmiah, Universitas Muhammadiyah Magelang).

Anda mungkin juga menyukai