Anda di halaman 1dari 49

MAKALAH SEMINAR

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. I
DENGAN GANGGUAN ISTIRAHAT DAN TIDUR
DI RUANG FATMAWATI RSUD DR. M. YUNUS KOTA BENGKULU

PEMBIMBING PENDIDIKAN

Ns. Dwi Wulandari, S. Kep., MAN

NAMA KELOMPOK :

Tari Diaslara Putri P01720322039


Riri Agustina P01720322088
Alda Bhumi Nauli Batubara P01720322001
Nadea Amanda P01720322027
Pita Ayu Azari P01720322086
Muhammad Bima P01720322026
Fitrotin Nufus P01720322073
Tasya Karina P01720322041
Feby Desnita Nainggolan P01720322016

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PRODI DIV KEPERAWATAN JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2023/2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Seminar dengan
judul “ Asuhan keperawatan pada Tn. I dengan gangguan istirahat dan tidur di ruang
fatmawati RSUD M. Yunus kota Bengkulu”
Penyusunan Makalah Seminar ini penulis mendapatkan bimbingan dan bantuan
baik materi maupun nasihat dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah Seminar tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada :

1. dr. Anjani Wahyu Wardani, MKM. FISQua selaku Direktur RSUD dr.M.Yunus
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti praktek klinik
keperawatan di RSUD dr. M. Yunus
2. Ns. Desi Asmita, S.Kep, selaku Kepala Ruangan Melati di RSUD dr.M. Yunus.

3. Ns. Desi Susanti M.Kep, dan Ns. Nurbaiti, S.Kep. selaku CI ruangan Fatmawati
sekaligus pembimbing lahan dalam penyusunan laporan seminar ini yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan masukan sehingga
laporan seminar ini bisa terselesaikan dengan baik.
4. Ns. Dwi Wulandari, S. Kep., MAN Selaku dosen pembimbing PKK mata kuliah
Keperawatan Dasar yang telah memberikan bimbingan dan arahannya kepada kami
5. Seluruh CI dan Senior Ruangan Fatmawati serta Staf kepegawaian Di RSUD dr.
M. Yunus.
6. Seluruh Mahasiswa-Mahasiswi Prodi D4 Keperawatan Bengkulu Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes yang sedang Praktek Klinik Keperawatan Di
RSUD dr. M. Yunus.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyusun makalah seminar ini


masih banyak terdapat kekeliruan dan kekhilafan baik dari segi penulisan maupun
penyusunan dan metedologi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan bimbingan
dari berbagai pihak agar penulis dapat berkarya lebih baik dan optimal lagi di masa yang

2
akan datang. Penulis berharap semoga laporan seminar yang telah penulis susun ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak serta dapat membawa prubahan positif terutama bagi
penulis sendiri dan mahasiswa lain yang sedang praktik klinik keperawatan Di RSUD dr.
M. Yunus.

Bengkulu , 25 Desember 2023

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................4
BAB I..................................................................................................................................6
PENDAHULUAN...............................................................................................................6
A.Latar Belakang.............................................................................................................6
B. Rumusan Masalah........................................................................................................7
C.Tujuan Laporan Kasus..................................................................................................7
D.Manfaat Kasus..............................................................................................................8
BAB II...............................................................................................................................10
TINJAUAN TEORI..........................................................................................................10
A. Konsep Teori Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur.........................................10
B.Diagnosa keperawatan................................................................................................20
C.Intervensi keperawatan...............................................................................................21
BAB III..............................................................................................................................25
LAPORAN KASUS..........................................................................................................25
PENGKAJIAN KEPERAWATAN..............................................................................................25
ANALISA DATA........................................................................................................................33
DIAGNOSA KEPERAWATAN..................................................................................................34
PERENCANAAN.......................................................................................................................35
IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN.................................................................37

BAB
IV…………………………………………………………………………………...46
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………46
A.Pengkajian…………………………………………………………………………..46
B.Diagnosa Keperawatan……………………………………………………………...46
C.Intervensi keperawatan……………………………………………………………...47
D.implementasi keperawatan………………………………………………………….47
4
E.Eveluasi……………………………………………………………………………..47
BAB V…………………………………………………………………………………...48
PENUTUP……………………………………………………………………………….48
a. Kesimpulan………………………………………………………………………..48
b. Saran………………………………………………………………………………48
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………49

5
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan aspek yang penting bagi kesehatan.


Salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting dan juga bermanfaat yaitu
kebutuhan istirahat dan tidur. Manfaat dari istirahat dan tidur sama dengan
kebutuhan makan, minum, beraktivitas serta kebutuhan dasar lainnya. Istirahat
dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua
orang, dengan istirahat dan tidur yang cukup maka tubuh baru dapat berfungsi
secara optimal (Ambarwati, 2017).
Kebutuhan manusia perlu dipertahankan dengan cara memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dan untuk memenuhi hal tersebut, manusia harus bekerja
siang dan malam. Bahkan sepertinya tidak mengenal waktu sehingga
mengorbankan satu hal yang sangat berarti, yaitu istirahat dan tidur
(Siregar,2011)
Istirahat dan tidur yang tepat sama pentingnya dengan nutrisi yang baik dan
latihan yang adekuat. Setiap orang memerlukan jumlah istirahat dan tidur yang
berbeda. Dengan tidak tepatnya jumlah tidur dan istirahat seseorang maka akan
mempengaruhi pada kemampuan berkonsentrasi, membuat keputusan, kelabilan
emosi, serta partisipasi dalam kehidupan sehari-hari yang menurun. (Potter dan
Perry,2013)
Tidur adalah bagian dari penyembuhan dan perbaikan (McCance et al.,
2010). Ketika seseorang dalam kondisi tidur, ia akan merasakan relax secara
mental, terbebas dari rasa kegelisahan, dan merasakan ketenangan dalam
fisiknya. Tidur adalah reccurant, perubahan dari kesadaran yang terjadi untuk
periode yang berkelanjutan. Ketika seseorang mendapatkan tidur yang tepat,
mereka merasa bahwa energi mereka telah dipulihkan. Tidur memberikan waktu
untuk perbaikan dan pemulihan sistem tubuh. Kualitas yang memadai dan
kuantitas tidur berkontribusi pada kesehatan yang optimal. (Potter dan
Perry,2011)

6
Mencapai kualitas tidur yang baik menjadi sangat penting bagi kesehatan
dan sebagai bentuk penyembuhan dari penyakit. Pasien yang sedang sakit sering
kali membutuhkan lebih banyak tidur dan sitirahat daripada pasien yang sehat.
Namun demikian biasanya penyakit mencegah beberapa pasien untuk
mendapatkan tidur dan istirahat yang adekuat. Lingkungan rumah sakit atau
perawatan jangka panjang dan aktivitas pemberian layanan sering kali membuat
pasien sulit tidur. Atau beberapa pasien memang mempunyai gangguan tidur
sebelumnya, sedangkan pasien yang lain bertambah masalah tidurnya akibat dari
penyakit dan lingkungan rawat inap (Potter dan Perry,2013).

B. Rumusan Masalah

Bagaimana cara memberikan asuhan keperawatan pada Tn. I dengan


gangguan istirahat dan tidur di ruang Fatmawati RSUD dr. M. Yunus Kota
Bengkulu?

C.Tujuan Laporan Kasus

1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan gangguan pada pada Tn. I dengan
gangguan istirahat dan tidur di ruang Fatmawati RSUD dr. M. Yunus Kota
Bengkulu
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada Tn. I dengan gangguan istirahat
dan tidur (gangguan pola tidur) di ruang Fatmawati RSUD dr. M. Yunus
Kota Bengkulu
b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. I dengan gangguan istirahat
dan tidur (gangguan pola tidur) di ruang Fatmawati RSUD dr. M. Yunus
Kota Bengkulu
c. Membuat rencana asuhan keperawatan pada pada Tn. I dengan gangguan
istirahat dan tidur (gangguan pola tidur) di ruang Fatmawati RSUD dr.
M. Yunus Kota Bengkulu

7
d. Melakukan tindakan keperawatan pada Tn. I dengan gangguan istirahat
dan tidur (gangguan pola tidur) di ruang Fatmawati RSUD dr. M. Yunus
Kota Bengkulu
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada Tn. I dengan gangguan istirahat
dan tidur (gangguan pola tidur) di ruang Fatmawati RSUD dr. M. Yunus
Kota Bengkulu

D. Manfaat Kasus

1. Manfaat Teoritis
Makalah Seminar tugas kelompok Praktik Klinik Keperawatan ini
diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta
dijadikan saran dan masukan guna mengurangi masalah yang timbul akibat
gangguan tidur dan istirahat, yang diaplikasikan dalam asuhan keperawatan
gangguan kebutuhan tidur dan istirahat pada Tn. I di ruang Fatmawati RSUD
dr. M. Yunus Kota Bengkulu.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perawat

Makalah Seminar tugas kelompok Praktik Klinik Keperawatan ini


dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan terutama pada pasien dengan gangguan kebutuhan istirahat dan
tidur.
b. Bagi Institusi Akademik
Makalah Seminar tugas kelompok Praktik Klinik Keperawatan ini
dapat dijadikan sebagai referensi serta acuan bahan bacaan bagi institusi
pendidikan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan penatalaksanaan
mengenai asuhan keperawatan dengan gangguan kebutuhan istirahat dan
tidur.
c. Bagi Klien dan Keluarga
Makalah Seminar tugas kelompok Praktik Klinik Keperawatan ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan informasi keluarga tentang
masalah gangguan istirahat dan tidur dan melakukan perawatan secara

8
mandiri. Sehingga tercipta peningkatan status dan derajat kesehatan klien
dan keluarga yang optimal.
d. Bagi Penulis
Makalah Seminar tugas kelompok Praktik Klinik Keperawatan ini
diharapkan dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan, serta sikap
penulis dalam memberikan asuhan keperawatan dengan gangguan
kebutuhan istirahat dan tidur.

9
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Teori Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur

1. Definisi

Menurut Potter & Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis


yang bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan.
Tidur adalah keadaan gangguan kesadaran yang dapat bangun
dikarakterisasikan dengan minimnya aktivitas (Keperawatan Dasar,
2011:2013).
Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh
ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-
ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang
berbeda (Tarwoto, 2006). Sedangkan Istirahat adalah relaksasi seluruh tubuh
atau mungkin hanya melibatkan istirahat untuk bagian tubuh tertentu
(Keperawatan, Dasar, 2011:203). Istirahat adalah suatu keadaan di mana
kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar
(Tarwoto, 2006).
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau
berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola
istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya
hidup yang diinginkannya. Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan
kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal (Herdman, 2013:603).
Tabel. Kebutuhan Dasar Manusia
Umur Tingkat Perkembangan Jumlah Kebutuhan Tidur

0-1 bulan Bayi baru lahir 14-18 jam/hari

1-18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari

18 bulan -3 Masa anak 11-12 jam/hari


tahun

10
3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari

6-12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari

12-18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari

18-40 tahun Masa dewasa 7-8 jam/hari

40-60 tahun Masa muda paruh baya 7 jam/hari

60 tahun ke Masa dewasa tua 6 jam/hari


atas

2. Etiologi

Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas


tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan
memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur, antara lain :
a. Status kesehatan
Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan dapat tidur
dengan nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka
kebutuhan istirahat dan tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan baik
sehingga tidak dapat tidur dengan nyenyak. Banyak penyakit yang dapat
memperbesar kebutuhan tidur, seperti penyakit yang disebabkan oleh
infeksi terutama infeksi limpa. Infeksi limpa berkaitan denga keletihan
sehingga penderitanya membutuhkan banyak tidur untuk mengatasinya.
Banyak juga keadaan sakit yang membuat penderitanya kesulitan tidur
atau bahkan tidak bisa tidur. Misalnya pada klien dengan gangguan pada
sistem pernapasan. Dalam kondisinya yang sesak napas, maka seseorang
tidak mungkin dapat istirahat dan tidur.
b. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang nyaman dan aman bagi seseorang dapat
mempercepat proses terjadinya tidur. Sebaliknya, lingkungna yang tidak

11
aman dan nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya
ketenangan sehingga mempengaruhi proses tidur.
c. Stress psikologis
Kecemasan merupakan perasaan yang tidak jelas, keprihatinan dan
kekhawatiran karena ancaman pada sistem nilai atau pola keamanan
seseorang (Carpenito, 2000). Cemas dan depresi akan menyebabkan
gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini disebabkan karena pada kondisi
cemas akan meningkatkan norepinefrin darah melalui sistem saraf
simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM.
d. Obat-obatan
Obat dapat juga memengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat
yang memengaruhi proses tidur, seperti jenis golongan obat diuretic yang
dapat menyebabkan insomnia, antidepresan yang dapat menekan REM,
kafein yang dapat meningkatkan saraf simpatis sehingga menyebabkan
kesulitan untuk tidur, golongan beta blocker dapat berefek pada timbulnya
insomnia, dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah
mengantuk.
e. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dapat mempercepat proses tidur.
Konsumsi protein yang tinggi dapat menyebabkan individu tersebut akan
mempercepat proses terjadinya tidur karena dihasilkan tripofan. Tripofan
merupakan asam amino hasil pencernaan protein yang dapat membantu
kemudahan dalam tidur. Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang
dapat juga memengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur
f. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang
untuk tidur, sehingga dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya
keinginan untuk tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.

3. Klasifikasi

Menurut Hidayat (2015), jenis tidur dibagi menjadi dua yaitu,


slow wave sleep atau tidur gelombang lambat atau disebut pola tidur biasa

12
dan pola tidur paradox yang juga disebut Rapid eye movement.
1. Pola Tidur Biasa Pola tidur biasa juga disebut sebagai tidur Non-REM
(Non-Rapid Eye Movement).
Pada keadaan ini, sebagian besar organ tubuh secara berangsur-
angsur menjadi kurang aktif, pernapasan teratur, kecepatan denyut
jantung berkurang, otot mulai berelaksasi, mata dan muka diam tanpa
gerak. Fase Non-REM berlangsung ± 1 jam, dan pada fase ini biasanya
orang masih bisa mendengarkan suara di sekitarnya, sehingga dengan
demikian akan mudah terbangun dari tidurnya. (Hidayat. 2015).
2. Pola Tidur Paradoksal
Pola tidur paradoksal disebut juga sebagai tidur REM (Rapid Eye
Movement). Pada fase ini, akan terjadi gerakan-gerakan mata secara
cepat, denyut jantung dan pernapasan yang naik turun, sedangkan otot-
otot mengalami pengendoran (relaksasi total). Proses relaksasi total ini
sangat berguna bagi pemulihan tenaga dan penghilangan semua rasa
lelah. Fase tidur REM (fase tidur nyenyak) berlangsung selama ±20
menit. Pada fase ini, sering timbul mimpi-mimpi, mengigau, atau bahkan
mendengkur. Dalam tidur malam yang berlangsung 6-8 jam, kedua pola
tidur tersebut (REM dan Non-REM) terjadi secara bergantian sebanyak 4-
6 siklus (Mubarak, 2015).

4. Manifestasi Klinis

1. Dewasa
a. Data Mayor : Kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur
b. Data Minor :
1) Keletihan saat bangun atau letih sepanjang hari
2) Perubahan mood
3) Agitasi
4) Mengantuk sepanjang hari

13
2. Anak
a. Gangguan pada anak sering kali dihubungkan dengan ketakutan,enuresis,
atau respons tidak konsisten dari orang tua terhadap permintaan anak
untuk mengubah peraturan dalam tidur seperti permintaan untuk tidur
larut malam.
b. Keengganan untuk istirahat, keinginan untuk tidur bersama orang tua.
c. Sering bangun saat malam hari.

Tanda –tanda kualitas tidur yang kurang dapat dibagi menjadi tanda fisik dan
tanda psikologis (Hidayat, 2015).
1. Tanda Fisik Ekspresi wajah (gelap di area sekitar mata, bengkak di kelopak
mata, konjungtiva kemerahan dan mata terlihat cekung), kantuk yang
berlebihan (sering menguap), tidak mampu berkosentrasi (kurangnya
perhatian), terlihat tanda-tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual
dan pusing
2. Tanda Psikologis Menarik diri, apatis dan respon menurun, merasa tidak
enak badan, malas berbicara, daya ingat menurun, bingung, timbul
halusinasi, dan ilusi pengliihatan atau pendengaran, kemampuan
memberikan keputusan atau pertimbangan menurun.

14
5. Pathway

Latihan
Obat & Stress / Lingkungan
kelelahan
Substansi Gaya hidup emosional tidak nyaman

Mengubah Mengurangi
Rutinitas & Kecemasan
pola tidur kenyamanan Sulit tidur
bekerja
tidur
Nutrisi & kalori rotasi Tegang /
frustasi
Gangguan Kesulitan
pencernaan menyesuaikan Motivasi
perubahan Sering

Gangguan tidur jadwal tidur terbangun


Keinginan
menanti tidur
Penyakit

Gangguan
Lemah & letih Gangguan Tidur
proses tidur

Tidak dapat
Butuh lebih Tidak dapat tidur Perbaikan pola
tidur dalam
banyak tidur dengan kualitas baik tidur
periode panjang

Kesiapan
Akibat factor Akibat factor Deprivasi
meningkatkan
eksternal internal tidur
tidur

Gangguan pola
Insomnia
tidur

15
6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan dibagi menjadi 2 tahap yaitu :


1. Terapi non farmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan
karena penggunaan obat-obatan dapat memberikan efek ketergantungan.
Ada pun cara yang dapat dilakukan antara lain :
a. Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress
yang dapat mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa
pekerjaan kantor ke rumah, teknik pengaturan pernapasan, mengatasi
stress dengan aroma terapi, peningkatan spiritual dan pengendalian
emosi.
b. Terapi tidur yang bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih
dan nyaman. Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan
tempat tidur dan suasana kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.
c. Terapi pengaturan tidur
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita
mengikuti irama sirkardian proses tidur normal penderita. Jadi
penderita harus disiplin menjalankan waktu-waktu tidurnya
d. Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress
berat yang menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan
oleh tenaga ahli atau dokter psikiatri
e. Mengubah gaya hidup
Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur,
menghindari rokok dan alkohol, mengontrol berat badan dan
meluangkan waktu untuk berekreasi ke tempat-tempat terbuka seperti
pantai dan gunung.
2. Terapi Farmakologi
Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-
obatan seperti ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh
16
dokter yang kompeten di bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan
gangguan tidur antara lain :
a. Golongan obat hipnotik
b. Golongan obat antidepresan
c. Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin
d. Golongan obat antihistamin.
Ada terapi khusus untuk kasus-kasus gangguan tidur tertentu selain yang
telah disebutkan di atas. Misalnya pada sleep apnea yang berat dapat
dibantu dengan pemakaian masker oksigen (Continuous positive airway
pressure) atau tindakan pembedahan jika disebabkan kelemahan otot atas
pernapasan.Pada Restless Leg Syndrome kita harus mencari penyakit
dasarnya untuk dapat memperoleh terapi yang adekuat.

7. Komplikasi

a. Efek psikologis.
Dapat berupa gangguan memori, gangguan berkonsentrasi , irritable,
kehilangan motivasi, depresi, dan sebagainya.
b. Efek fisik/somatik.
Dapat berupa kelelahan, nyeri otot, hipertensi, dan sebagainya.
c. Efek sosial.
Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susah mendapat
promosi pada lingkungan kerjanya, kurang bisa menikmati hubungan
sosial dan keluarga.
d. Kematian.
Orang yang tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki angka harapan
hidup lebih sedikit dari orang yang tidur 7-8 jam semalam. Hal ini
mungkin disebabkan karena penyakit yang menginduksi insomnia yang
memperpendek angka harapan hidup atau karena high arousal state yang
terdapat pada insomnia mempertinggi angka mortalitas atau mengurangi
kemungkinan sembuh dari penyakit. Selain itu, orang yang menderita
insomnia memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar untuk mengalami
kecelakaan lalu lintas jika dibandingkan dengan orang normal.
17
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian

1) Identitas klien

Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, bahasa yang dipakai, status
perkawinan, pendidikan pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor
registrasi, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosis medis.
2) Identitas penanggung jawab

Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan hubungan


dengan klien.
3) Riwayat kesehatan

a) Keluhan utama

Keluhan yang dirasakan saat datang ke RS seperti sesak napas

b) Riwayat kesehatan sekarang

Pasien mengatakan tidak bisa tidur atau sering terbangun pada malam
hari karena sesak napas dan batuk

c) Riwayat penyakit dahulu

Penyakit yang pernah diderita di masa lalu

d) Riwayat penyakit keluarga

Meliputi penyakit menular atau menahun yang disebabkan oleg


gangguan istirahat dan tidur

e) Pola pengkajian fungsional

1. Pola oksigenasi

2. Keluhan sesak nafas,bersih nafas,pola nafas

3. Pola nutrisi

4. Asupan nutrisi,pola makan,kecukupan gizi,pantangan makanan

5. Pola eliminasi

6. Pola BAB dan BAK


18
7. Pola aktivitas

8. Meliputi gerakan (mobilitas).aktivitas yang dapat menimbulkan


nyeri
9. Pola istirahat

Meliputi kebiasaan tidur/istirahat pasien

f) Pemeriksaan fisik

1. Kepela

Ada lesi dan tidak, hematom maupun ada kelainan bentuk kepala
pasien serta keadaan rambut pasien
2. Mata

Bentuk simestris atau tidak,konjungtiva anemia atau tidak, ada


nyeri atau tidak, ada alat bantu atau tidak, fungsi dari pemeriksaan
mata untuk mengetahui adanya kelainan atau tidak , adanya
lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu dan konjungtiva merah.
3. Hidung

Bentuk simestris atau tidak ada secret atau tidak, adanya


pembekakan didaerah polip atau tidak,ada alat bantu atau tidak,
fungsi dari pemeriksaan hidung untuk mengetahui adanya secret
dan pembekakan.
4. Telinga

Bentuk simestris atau tidak, ada cairan berlebihan atau tidak, ada
infeksi atau tidak,ada alat bantu atau tidak, fungsi dari pemeriksaan
telinga untuk mengatahui ada cairan yang berlebihan atau adanya
infeksi disekitar telinga.
5. Mulut

Bibir kering atau tidak,gigi kotor atau tidak. fungsi untuk


pemeriksaan mulut untuk mengetahui adanya infeksi mulut atau
adanya gigi kotor atau berlubang
6. Leher

19
Adanya lesi atau tidak,ada pembekakan kalnjar getah bening atau
tidak,ada pembekakan kalenjar tiroid atau tidak.
7. Dada

Ada lesi atau tidak,inspirasi dan ekpirasi,suatu paru,suara jantung:


a. Inpeksi: normal,tujuan untuk mengetahui bentuk dada

b. Perkusi: sonor/resonor

c. Palpasi: kesimestrisan dada

d. Auskultasi: terdengar suara lapang paru normal.

8. Abdomen

Ada lesi atau tidak,suara bising usus

a. Inpeksi: simestris,atau tidak ada benjolan

b. Palpasi: nyeri tekan pada abdomen

c. Perkusi: normal tidak ada gangguan

d. Auskultasi: tidak terdengar bising usus

9. Integument

a. Warna kulit: sawo matang

b. Keadaan kulit: kering

c. Turgur kulit: normal

10. Genatalia

Ada genatalia atau tidak,kebersihan ganetalia

C. Diagnosa keperawatan

1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan :

a) Hambatan lingkungan

b) Kurang control tidur

20
c) Kurang privasi

d) Restrain fisik

e) Ketiadaan teman tidur

f) Tidak familiar dengan peralatan tidur

2. Keletihan berhubungan dengan gangguan tidur

3. Kesiapan peningkatan tidurp

D. Intervensi keperawatan

Diagnosa Kriteria hasil Rencana tindakan


NO Rasional
Keperawatan (SLKI) (SIKI)

3. Gangguan Setelah dilakukan Dukungan Tidur - Mengetahui


tidur b.d intervensi Observasi : pola aktivitas
1.
gejala keperawatan - Identifikasi pola dan tidur
penyakit selama 3x24 jam aktivitas dan pasien
diharapkan tidur
- Mengetahui
gangguan pola - Identifikasi
penyebab
tidur membaik pengganggu pola
gangguan
dengan kriteria tidur
pola tidur
hasil : Terapeutik :
pasien
- Keluhan sulit - Modifikasi
tidur menurun lingkungan - Agar pasien

- Keluhan (pencahayaan, lebih nyaman

sering terjaga kebisingan, suhu, - Agar jam


menurun matras, dan tidur pasien
- Keluhan tidak tempat tidur) teratur
puas tidur - Tetapkan jadwal
- Meningkatka
menurun tidur rutin
n kenyamana
- Keluhan pola - Lakukan

21
prosedur ntuk pasien
meningkatkan
- Agar pasien
kenyamanan
dan keluarga
(pengaturan
tau
tidur membaik posisi)
pentingnya
Edukasi :
tidur cukup
- Jelaskan
saat sakit
pentingnya tidur
cukup selama
sakit

Keletihan b.d Setelah dilakukan Manajemen energi - Mengetahui


Gangguan intervensi gangguan
2. Observasi:
tidur keperawatan pungsi tubuh
selama 3×24 jam - Identifikasi penyebab
tingkat keletihan gangguan fungsi lelah
menurun dengan tubuh yang
- Agar jam
kriteria hasil : mengakibatkan
tidur
kelelahan
- Kemampuan terpantau
melakukan - Monitor pola dan
- Memantau
aktivitas rutin jam tidur
pola dan jam
meningkat Terapeutik: tidur pasien
- Gangguan - Sediakan - Untuk
konsentrasi lingkungan meningkatka
menururn nyaman n
- Gelisah - Berikan aktivitas kenyamaana
menurun distraksi yang n pasien

menyenangkan selama di
- Pola nafas
rumah sakit
membaik Edukasi:
- Untuk
- Pola istirahat - Anjurkan tirah
mengalihkan
22
membaik baring rasa
tidaknyaman
- Ajarkan strategi
an yang
koping untuk
dialami
mengurangi
pasien
kelelahan
- Untuk
Kolaborasi:
memberikan
- Kolaborasi kenyamanan
dengan ahli gizi pasien saat
ptentang cara beristirahat
meningkatkan
- Agar
asupan makan
pemenuhan
asupan
makan
pasien
meningkat

Kesiapan Setelah dilakukan Edukasi - Untuk


peningkatan intervensi aktivitas/istirahat menetahui
3.
tidur keperawatan kesipan
Observasi:
selama 3x24 jam pasien
diharapkan - Identifikasi menerima
gangguan pola kesiapan dan informasi
tidur membaik kemampuan
- Menyediakan
dengan kriteria menerima
wakti yang
hasil : informasi
tepat untuk
- Keluhan sulit Terapeutik: menyampaik
tidur menurun
- Jadwalkan an
- Keluhan
pemberian pendidikan
sering terjaga
pendidikan kesehatan
menurun
kesehatan sesuai
23
- Keluhan tidak kesepakatan - Agar
puas tidur aktivitas dan
Edukasi:
menurun istirahat
- Keluhan pola - Anjurkan pasien
tidur membaik menyusun jadwal terjadwal
aktivitas dan
- Agar pasien
intirahat
tau
- Ajarkan cara kebutuhan
mengidentifikasi istirahatnya
kebutuhan
instirahat

24
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

NO.REGISTER : 803217 TANGGAL MASUK : 7 November


2023
RUANGAN : Fatmawati TANGGAL PENGKAJI :20 November
2023
DIAGNOSA MEDIS : CHF

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Tn. I


Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Suku : Batak
Alamat : Jl. Albaroka sumber jaya kampung melayu

No.Telp
Nama Penanggung Jawab : Ny.S
Alamat Penanggung Jawab : Jl. Albaroka sumber jaya kampung melayu
No.Telp

II. RIAWAYAT KESEHATAN

A. Keluhan Utama :
Pasien datang ke IGD Pada tanggal 7 november 2023 dengan keluhan sesak
napas, nyeri pada abdomen yang menjalar ke pinggang dan juga pembengkakan
pada kedua kakinya. pasien awalnya diruangan kemuning dengan keadaan
penurunan kesadaran lalu di pindahkan ke fatmawati

B. Riwayat Kesehatan Sekarang :


Pada saat pengkajian hari senin tanggal 20 november 2023, pasien mangatakan
sesak napas, nyeri, batuk, lemah, bengkak pada kaki dan merasa badan Lelah,
pasien juga mengeluh tidak dapat tidur, kesadaran compos mentis, TD: 132/91,
Nadi:92, RR : 26x/menit, suhu:36,7, Spo2 : 89%

C. Riwayat Kesehatan Lalu :


pasien (Tn.I) mengatakan pernah dirawat di RS Patah kurang lebih 1 bulan yang
lalu dengan keluhan yang sama.

D. Riwayat Kesehatan Keluarga :


tidak ada riwayat keluarga yang menderita penyakit yang sama.

25
Genogram

Ket : : Meninggal

: Perempuan

: pasien

: laki-laki

E. Riwayat Kesehatan Sehari-hari


1. Nutrisi

a. Di Rumah :
Makan 3x1 hari

b. Di Rumah Sakit :
Makan 3x1 hari (bubur) 5 sendok setiap makan

2. Eliminasi (BAB, BAK)

a. Di Rumah :
2x 1 sehari (BAB) 3x1 hari(BAK), Pasien BAB dan BAK tanpa dibantu

b. Di Rumah Sakit :
3x1 hari (BAB), 4x1 hari (BAK), Passien BAB dan BAK menggunakan
popok

3. Personal Hygiene ( Kulit, Rambut, Kuku, dan Gigi)

a. Di Rumah :
2x1 hari mandi

b. Di Rumah Sakit :
1x1 hari badan pasien hanya dilap saja

4. Aktivitas / Activity Daily Living (ADL)

a. Di Rumah :
1 tahun terakhir pasien mengatakan istirahat dirumah dan hanya
membantu istrinya berjualan nasi uduk dan sarapan lain nya

b. Di Rumah Sakit :
Pasien hanya bedrest dan hanya bisa duduk di kursi dibantu oleh istrinya
begitupun ketika ke kamar mandi.

26
5. Istrahat dan Tidur

a. Di Rumah :
Pasien cukup tidur (tidur kurang lebih 8 jam)

b. Di Rumah Sakit
Pasien kurang tidur (kurang lebih 5 jam) karena sering terjaga sekitar jam
1 malam

III. RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL

1. Psikologi
Pasien mengatakan berhubungan baik dengan keluarga dan juga pasien
berinteraksi baik dengan pasein lainnya.

2. Sosial Ekonomi
Pasien tidak berkerja dan hanya membantu istri nya berjualan sehari-hari,biaya
selama di rumah sakit di tanggung BPJS.

3. Spiritual
Pasien mengatakan dia hanya bisa berdoa untuk kesembuhannya, pasien yakin
bahwa ia akan sembuh atas izin Allah.

IV. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

Keadaan Umum : Lemah


Tingkat : KesadaranCompos Mentis
Ekspresi : Datar
Penampilan : Baik
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 153/111 mmHg
Pulse : 87x/menit
Frekuensi Pernafasaan : 26x/menit
Temperatur : 37,5° C

Pemeriksaan Fisik Head To Toe

A. Kepala
 Inspeksi
 Rambut
 Jumlah : lebat
 Dsitribusi :Merata
 Tekstur :Halus dan sedikit licin
 Kebersihan :Bersih tidak ada ketombe dan kutu
 Palpasi
 Kulit Kepala
 Lesi : Tidak ada
 Tlg. Tengkorak
 Kontur : Keras
27
 Ukuran : Normocephalus
 Nyeri tekan : Tidak ada
Wajah
 Inspeksi
 Keseimbangan : Simetris kiri dan kanan
 Ekspresi :datar
Kulit
 Inspeksi
 Lesi : Tidak ada lesi
Mata
 Inspeksi
 Kelompak Mata :Tidak ada pembengkakan
 Konjungtiva :Ananemis
 Sclera :Ikterik
 Kedudukan Bola Mata :Simetris kiri dan kanan
 Pergerakan Bola Mata :Simetris
 Reaksi Pupil :Bereaksi dengan cahaya
 Alis Mata : Simetris kiri dankanan
 Ketajaman Penglihatan :Mulai berkurang
Telinga
 Inspeksi
 Struktur Luar :Daun telinga bersih
 Bagian Dalam :terlihat sedikit serumen
 Tes Pendengaran
- Weber :-
- Rinne :-
Hidung
 Inspeksi
 Struktur Luar :Simetris lubang kiri dan kanan
 Pernapasan Cuping Hidung :Terlihat bernafas dengan cuping hidung
 Sinus :Tidak ada kelainan
 Struktur Dalam
- Warna :Merata dengan mata lainnya
- Konka : Tidak ada kelainan
- Septum : Tidak ada deviasi septum
Mulut
 Inspeksi
 Bibir : pucat
 Gigi : gigi tinggal 8 lagi ,Ada beberapa gigi
berlubang ,dan caries
 Gusi : gusi berwarna kemerahan
 Paring
- Warna : Merah muda
- Lesi :Tidak ada lesi
- Gerakan : tidak ada kelainan
Tes Pengecapan :Tidak dilakukan

B. Leher
 Inspeksi
28
 Kesimetrisan :Simetris kiri dan kanan
 Palpasi
 KGB : Tidak ada pembengkakan
 Tiroid : Tidak ada pembesaran
 Devisiasi Trakea : Tidak ada
 Vena Jugularis :Terlihat vena jugularis

C. Dada dan Paru-paru


 Inspeksi
 Bentuk : Normalchest
 Ukuran : tidak ada kelainan
 Retraksi Inspiratory :Terlihat retraksi saat bernapas
 Rate : 26x/menit
 Irama : irreguler
 Kedalaman : Pasien sering bernapas dalam
 Palpasi
 Fraktur Iga :Tidak ada
 Hematum : Tidak ada
 Ekspansi Thorak :Tidak ada kelainan
 Perkusi : Pekak
 Auskultasi : Ronchi

D. Jantung
 Palpasi :Tidak ada kelainan
 Auskultasi :Terdengar suara mur2

E. Payudara
 Inspeksi
 Ukuran & Simetris : tidak dikaji
 Kontur : tidak dikaji
 Kondisi Kulit : tidak dikaji
 Putting Susu : tidak dikaji
 Palpasi
 Nodul : tidak dikaji
 Lokasi : tidak dikaji
 Ukuran : tidak dikaji

F. Abdomen
 Inspeksi
 Warna : Warna merata
 Konsur : Kenyal elastis
 Simetri : Simetris kiri dan kanan
 Auskultasi
 Bising Usus :Terdengar 18x/menit
 Buits/ Desiran :
- Aorta : tidak ada
- A. Renalis : tidak ada
 Perkusi

29
 Batas Hepar :Tidak ada hepatomegali
 Lambung :Hipertimpani
 Limpa :
 Kandung Kemih :
 Palpasi
 Setiap Kuadran :Tidak ada nyeri tekan lepas
 Kandung Empedu :Tidak ada distensi
 Hepar :Tidak ada nyeri tekan lepas
 Limpa :Tidak ada pembesaran
 Ginjal :Tidak ada nyeri tekan lepas
 Kandung Kemih :Tidak ada distensi

G. Ektremitas
 Inspeksi
 Gaya Berjalan :Pasien Bedrest
 Cara Berdiri :dibantu keluarga(istri)
 Penegakan Kaki :pasien bedrest dan hanya bisa duduk di kursi
Kulit
 Inspeksi
 Warna :Merata
 Ketebalan :Tipis
 Bentuk : Tidak ada kelainan
 Tekstur :Sedikit kering dan mengkilat
 Sudut antara kuku &
Kuku : Tidak ada clubbing finger
 Palpasi
 Kelembaban :Kulit sedikit kering
 Suhu Kulit :37,5°c
 Turgor :tidak elastis
 Edema Piting : Tidak ada edema piting
Kuku
 Palpasi
 Kapiler Refill : Kembali lebih dari 3 detik

ROM
 Jari Tangan :Aktif
 Panggul :Pasif
 Lutut :Aktif
 Tumit :Aktif
 Jari Kaki :Aktif

Tonus Otot & Kekuatan Otot Refleks


 Biceps : (+)
 Triceps : (+)
 Brakhioradialis Radius : (+)
 Kuadriceps Femoris Patella : (+)
 Tendon Achilles : (+)
 Babinsky : (-)

30
H. Dada Posterior dan Punggung Dada Posterior
 Inspeksi
 Deformitas atau Asimetri :Dada simetris dan tidak ada kelainan
 Retraksi Inspiratori Iga : tidak ada peningkatan
 Pergerakan Dada :mengembang dan pergerakan simetris
 Palpasi
 Fraktur Iga :Tidak ada
 Ekspansi Thorak :Mengembang
 Taktil Premitus : Gerakan taktil premitus terasa/ada getaran

Punggung
 Inspeksi
 Postur ada Belakang :Vertebra normal (tidak ada kelainan)
 Palpasi
 Penyimpangan : Tidak ada

I. Genetalia
Genetalia pria
 Inspeksi
 Distribusi Rambur Pubis : tidak dikaji
 Struktur Luar (bentuk) : tidak dikaji
 Warna : tidak dikaji
 Bau : tidak dikaji
 Secret : tidak dikaji
 Skrotum : tidak dikaji
 Testis : tidak dikaji
J. Anus
 Inspeksi
 Scar : tidak dikaji
 Kemerehan : tidak dikaji
 Lesi : tidak dikaji
 Jamur : tidak dikaji
 Bengkak : tidak dikaji

V. PERSEPSI PASIEN & KELUARGA TENTANG PENYAKIT

Harapan-harapan Pasien :
Pasien mengatakan ingin cepat pulang kerumah tidak mau merepotkan keluarga
yang ,menjaga di rumah sakit terus-terusan dan ingin bisa beraktivitas seperti semula

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG


31
1. LABORATORIUM
JENIS HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
PEMERIKSAAN
Hematokrit 37 34-47 Vol%
Hemoglobin 12.1 13.0-18.0 g/dl
Leukosit 12700 4000-10000 /ul
Trombosit 195000 150000-450000 /ul
Glukosa darah 139 <160 mg/dl
sewaktu
Ureum 77 20-4- mg/dl
Ceratinin 0.7 0.5-1.2 mg/dl
Natrium 132 135-145 mmol/l
Kalium 3.6 3.4-5.3 mmol/l

2. PENATALAKSANAAN (TERAPHY), GIZI DAN FISIOTERAPHY)


If fd Rl 20 tpm
Drip kalium 1 ampul dalam 20 tpm
Nacl 500cc 20 tpm
Azitromiz 3x1 tab
Inj omz 2x1 vial
Sukrafat 3x1 cth
Sebutamol 3x2 mg tab p.orat
Metrilmetorizol 2x16 mg p.orat

ANALISA DATA

32
NAMA PASIEN : Tn. I UMUR : 41 Tahun
RUANGAN : Fatmawati NO.REG : 803017

No Data Senjang Etiologi Masalah


1 DS
- Pasien mengeluh sesak nafas Hambatan upaya Pola nafas
- Pasien mengeluh lelah nafas tidak efektif
- Pasien mengatakan tidak nyaman
DO
-Kesadarann pasien : compos mentis
-TD: 132/91
-Nadi:92
-RR : 26x/menit
-suhu:36,7
-Spo2 : 89%
-terdapat pernafasan cuping hidung
-bunyi nafas ronchi
-pasien tampak menggunakan otot bantu saat
bernapas
2 DS :
-Pasien mengeluh sulit tidur Gejala Penyakit Gangguan
Pola Tidur
-pasien mengeluh sering terbangun dan tidak
nyenyak
-pasien mengatakan hanya dapat tidur sekitar 3
jam pada malam hari
DO :
Kesadarann pasien:compos mentis
-TD: 132/91
-Nadi:92
-RR : 26x/menit
-suhu:36,7°c
-Spo2:89%
-pasien tampak lemas
-pasien tampak gelisah
-kantong mata pasien tampak menghitam

33
DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN :tn.i UMUR : 41 tahun


RUANGAN : Fatmawati NO.REG : 805213

NO
. TANGGAL
DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF
MASALAH MUNCUL

07-11-2023
1. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya
nafas

Gangguan pola tidur b.d gejala penyakit


2. 18-11-2023

34
PERENCANAAN
NAMA PASIEN : Tn.i UMUR : 41 Tahun
RUANGAN : Fatmawati NO.REG : 803217

PERENCANAAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN
(SLKI) (SIKI)

Observasi : Observasi:
-Monitor pola nafas (kedalaman) -Memonitor pola nafas
Setelah dilakukan intervensi -Monitor bunyi nafas (ronkhi) - Memonitor bunyi nafas
keperawatan selama 3x24 jam Terapeutik : Terapeutik :
diharapkan pola nafas membaik - Posisikan semi fowler - Memberikan posisi semi fowler
dengan kriteria hasil : - Berikan minum hangat - Mmemberikan minum hangat
Pola nafas tidak efektif b.d
1. -dispnea menurun - Berikan oksigen - Memberikan oksigen
hambatan upaya nafas
-pemanjangan fase ekspirasi menurun Edukasi : Edukasi :
- pernafasan cuping hidung menurun - Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan -Memperjelaskan tujuan dan
- bunyi ronchi menurun dilakukan prosedur yang akan dilakukan
-RR membaik - Ajarkan batuk efektif Kolaborasi :
Kolaborasi : - Memberikan Nebulizer (mis :
-Pemberian nebulizer (mis: pentolin) pentolin)

35
PERENCANAAN
NAMA PASIEN : Tn M UMUR : 41 Tahun
RUANGAN : Fatmawati NO.REG : 803217

PERENCANAAN
DIAGNOSA
NO TUJUAN /KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN
(SLKI) (SIKI)
2. Gangguan pola tidur b.d gejala Setelah dilakukan intervensi Dukungan Tidur Observasi:
penyakit keperawatan selama 3x24 jam Observasi : - Untuk mengetahui pola dan
diharapkan gangguan pola tidur - Identifikasi pola aktivitas dan tidur aktivitas tidur
membaik dengan kriteria hasil : - Identifikasi pengganggu pola tidur - Untuk mengetahui faktor
-Keluhan sulit tidur menurun Terapeutik : pengganggu pola tidur
- Keluhan sering terjaga menurun - Modifikasi lingkungan (pencahayaan, Terapeutik :
- Keluhan tidak puas tidur menurun kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur) - Untuk memberikan rasa nyaman
- Keluhan pola tidur membaik - Tetapkan jadwal tidur rutin pada pasien sehingga diharapakan
- Lakukan prosedur ntuk meningkatkan pola tidur membaik
kenyamanan (pengaturan posisi) Edukasi :
Edukasi : - Memberi tahu pentingnya tidur
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama cukup selama sakit
sakit - Untuk memberikan rasa nyaman.

36
IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN (HARI PERTAMA)
NAMA PASIEN :Tn i UMUR : 41 Tahun
RUANGAN : Fatmawati NO.REG : 803217

PARAF DAN
NO TANGGAL/JAM NO. DIAGNOSA IMPLEMENTASI RESPON HASIL
NAMA JELAS
20-11-2023 Pola nafas tidak efektif b.d - Memonitor pola nafas paisen S:
1. hambatan upaya nafas -pasien mengatakan
(kedalaman)
sesak berkurang saat di
- Mendengarkan bunyi nafas pasien pasang oksigen
-pasien mengatakan
(ronchi)
sudah mengerti cara
- Memeriksa TTV baruk efektif
- Mengatur Posisi semi fowler
- memberi pasien minum air hangat O:
TD :110/70 mmHg
- memberikan oksigen nasal kanul
N : 92 x/m
4L/menit RR :26 x/m
T :36,4°C
- Mengedukasikan batuk efektif
Spo2:92%
- memberikan nebulizer -terdengar bunyi nafas
ronchi
-pasien tampak lebih
tenang saat di atur posisi
semi fowler
37
A:
Pola nafas tidak efektif
b.d hambatan upaya
nafas

P:
Intervensi dilanjutkan

IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN(HARI KEDUA)


NAMA PASIEN : Tn i UMUR : 41 Tahun
RUANGAN : Fatmawati NO.REG : 803217

PARAF DAN
NO TANGGAL/JAM NO. DIAGNOSA IMPLEMENTASI RESPON HASIL
NAMA JELAS
21-11-2023 Pola nafas tidak efektif b.d - Memonitor pola nafas pasien S:
2. hambatan upaya nafas -Pasien mengatakan
(kedalaman)
sakit perut setelah di
- Mendengarkan bunyi nafas pasien nebulisasi namun
sesaknya sedikit
(ronchi)
berkurang
- Memeriksa TTV -pasien mengatakan
kerongkongannya terasa
- Mengatur Posisi semi fowler
lega setelah minum air
- memberikan minum air hangat hangat

38
hangat
O:
- memberikan oksigen nasal kanul
TD :132/101 mmHg
4L/menit N : 93x/m
RR : 22 x/m
- Pemberian nebulizer
T : 36,4°C
Spo2:92%
-masih terdengar bunyi
nafas ronchi

A:
Pola nafas tidak efektif
b.d hambatan upaya
nafas (masalah belum
teratasi )

P:
Intervensi dilanjutkan

39
IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN(HARI KETIGA)
NAMA PASIEN : Tn i UMUR : 41 Tahun
RUANGAN :Fatmawati NO.REG : 803217

PARAF DAN
NO TANGGAL/JAM NO. DIAGNOSA IMPLEMENTASI RESPON HASIL
NAMA JELAS
-Memonitor pemberian nasal canul 4lt S:
3. 22-11-2023 Pola nafas tidak efektif b.d -Pasien mengatakan
-mengatur posisi pasien
hambatan upaya nafas lemasnya bekurang dan
sesaknya sudah mulai
berkurang

O:
TD : 150/100 mmHg
RR : 22 x/m
N : 88 x/m
T : 36,5°C
Spo2:96%

A:
Pola nafas tidak efektif
b.d hambatan upaya
nafas (masalah teratasi)

P:
Intervensi dihentikan

40
IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN (HARI PERTAMA)
NAMA PASIEN : Tn i UMUR : 41 Tahun
RUANGAN : Fatmawati NO.REG : 803217

PARAF DAN
NO TANGGAL/JAM NO. DIAGNOSA IMPLEMENTASI RESPON HASIL
NAMA JELAS
20-11-2023 Gangguan Pola tidur b.d - mengkaji pengganggu pola tidur S:
1. gejala penyakit pasien - Pasien mengatakan
masih sulit tidur
- Mengatur lingkungan yang nyaman dan sering terjaga
untuk pasien (pencahayaan, ketika tidur
- Pasien mengatakan
kebisingan, suhu, matras, dan lebih nyaman
tempat tidur) setelah di atur
posisi semi fowler
- mengatur posisi semi fowler agar - Pasien mengatakan
pasien nyaman sulit tidur karena
sesak
- menjelaskan pentingnya tidur cukup
selama sakit O:
- Pasien masih
- mengajarkan relaksasi tampak sedikit
gelisah dan lemah
- Pasien mengatakan
lebih rileks setelah
diajarkan relaksasi
- Kantong mata
pasien masih
41
tampak hitam

A:
Gangguan Pola tidur b.d
gejala penyakit (masalah
belum teratasi)

P:
Intervensi dilanjutkan

IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN(HARI KEDUA)


NAMA PASIEN : Tn I UMUR : 41 Tahun
RUANGAN : Fatmawati NO.REG : 803217

PARAF DAN
NO TANGGAL/JAM NO. DIAGNOSA IMPLEMENTASI RESPON HASIL
NAMA JELAS

42
Gangguan Pola tidur b.d - Mengatur lingkungan yang S:
21-11-2023 gejala penyakit nyaman (pencahayaan, kebisingan, - Pasien mengatakan
sudah bisa tidur
suhu, matras, dan tempat tidur) kurang lebih 6 jam dan
- menetapkan jadwal tidur rutin sudah jarang terjaga
- mengatur posisi semi fowler agar
O:
pasien nyaman - Pasien masih tampak
sedikit gelisah
- Kantong mata masih
menghitam

A:
Gangguan Pola tidur b.d
gejala penyakit (masalah
belum teratasi)

P:
Intervensi dilanjutkan

IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN(HARI KETIGA)


NAMA PASIEN : Tn i UMUR : 41 Tahun
RUANGAN : Fatmawati NO.REG : 803217

43
PARAF DAN
NO TANGGAL/JAM NO. DIAGNOSA IMPLEMENTASI RESPON HASIL
NAMA JELAS
Gangguan Pola tidur b.d - Mengatur lingkungan yang nyaman S:
3. 22-11-2023 gejala penyakit (pencahayaan, kebisingan, suhu, - Keluarga pasien
mengatakan pasien
matras, dan tempat tidur) tidur mulai normal
- menetapkan jadwal tidur rutin lagi dan sudah tidak
sering terjaga
- mengatur posisi semi fowler agar
pasien nyaman O:
- Pasien tampak
lebih segar dan
rileks
- kantong mata
pasien sudah
tidak
menghitam

A:
Gangguan Pola tidur b.d
gejala penyakit (masalah
teratasi)

P:
Intervensi dihentikan

44
45
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi perbandingan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus
yang disajikan untuk menjawab tujuan khusus. Setiap temuan perbedaan diuraikan
dengan konsep. Pembahasan disusun sesuai dengan khusus.Urutan penulisan
berdasarkan paragraph adalah F-T-O ( fakta-Teori-Opini ) ,isi pembahasan sesuai
dengan tujuan khusus yaitu :

B. Pengkajian

Hasil pengkajian secara wawancara dan orservasi, penulis menemukan


masalah keluhan yang dialami oleh klien dengan diagnosa keperawatan Pola
nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas, Gangguan pola
tidur berhubngan dengan gejala penyakit. Hal ini didasarkan data subjektif pasien
yang mengeluh sesak napas, pasien mengeluh sulit tidur dan sering terbangun,
pasien mengeluh Lelah, sesak saat beraktivitas dan lemah dan didapatkan data
objektif kadaan umum lemah, kesadaran composmentis, terdapat pernapasan
cuping hidung, bunyi napas ronchi, pasien tampak gelisah, pasien tampak lemah,
kantong mata pasien tampak menghitam, TD : 132/91 mmHg, HR : 92x/mnt,
RR : 26x/mnt, Spo2 : 89%, S : 36,7C.
Manifestasi klinis pada gangguan istirahat dan tidur ditandai dengan
mengeluh sulit tidur, pasien mengeluh tidak puas tidur, pasien mengatakan sering
terjaga, pasien mengatakan pola tidurnya berubah, Kantong mata pasien terlihat
menghitam, pasien tampak lemah dan belum bisa beraktivitas. Dari hasil
pengkajian maka gangguan pola tidur yang terjadi pada pasien disebabkan karena
gejala dari penyakit yang diderita oleh pasien.

C. Diagnosa Keperawatan
Penulis mengangkat tiga masalah keperawatan tersebut karena data Tn.
I sangat mendukung antara lain : Diagnosa 1 yaitu pola napas tidak efektif dengan
data subjektif pasien mengeluh sesak napas, pasien mengeluh Lelah, pasien
mengatakan tidak nyaman, dan data objektif terdapat pernapasan cuping hidung,
terdengar suara napas ronchi, TD : 132/91 mmHg, HR : 92x/mnt, RR : 26x/mnt,
46
Spo2 : 89%, S : 36,7C. Diagnosa 2 yaitu gangguan pola tidur dengan data
subjektif pasien mengaluh sulit tidur, pasien mengeluh tidak puas tidur, pasien
mengatakan sering terjaga, pasien mengatakan pola tidurnya berubah, dan data
objektif pasien tampak lemah, pasien tampak gelisah, kantong mata pasien
tampak menghitam, TD : 132/91 mmHg, HR : 92x/mnt, RR : 26x/mnt, Spo2 :
89%, S : 36,7C.

D. Intervensi keperawatan
Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan pada pasien
berdasarkan prioritas masalah yang ditemukan, tidak semua rencana tindakan
pada teori dapat ditegakkan pada tinjauan kasus disesuaikan dengan keluhan yang
dirasakan pasien saat pengkajian dilakukan. Untuk diagnosa pertama yaitu
dilakukan rencana tindakan manajemen jalan napas, diagnosa kedua yaitu
dilakukan rencana tindakan dukungan tidur.

E. Implementasi keperawatan
Setelah rencana tindakan ditetapkan maka dilanjutkan dengan
melakukan rencana tersebut dalam bentuk nyata, sebelum diterapkan pada pasien
sebaiknya melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga pasien agar tindakan
yang diberikan dapat disetujui oleh pasien dan keluarga pasien.

F. Eveluasi

Dalam melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang


maksimal memerlukan adanya kerjasama antara pasien, perawat, dokter dan
tenaga kesehatan lainnya.

47
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari pelaksanaan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses
keperawatan secara komperenshif dan sistematis pasien Tn. I di RSUD M YUNUS
BENGKULU pada tahun 2023. Dengan diagnose CHF berhubungan dengan gangguan
istirahat dan tidur yang dilaksanakan asuhan keperawatan pada tanggal 20 s/d 22
november 2023, maka penulis menarik kesimpulan

1. Hasil Pengkajian ditemukan keluhan utama sesak napas dan gangguan tidur

2. Diagnosa Keperawatan yang muncul pada klien ada 3 yaitu : pola napas tidak
efektif dan gangguan pola tidur
3. Intervensi yang diberikan kepada klien Tn. I adalah monitor pola napas,
posisikan semi fowler, modifikasi lingkungan (pencahayaan, kebisingan, suhu,
matrasdan tempat tidur), lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan.
4. Proses evaluasi pada asuhan keperawatan Tn. I didapatkan masalah pola napas
tidak efektif teratasi, gangguan pola tidur teratasi.

B. Saran
1. Perawat hendaknya dapat melakukan pendekatan dengan baik pada klien
sehubungan dengan data yang didapatkan betul-betul akurat dan mampu
mengindentifikasi serta menemukan masalah keperawatan yang dialami pasien.
2. Perawat hendaknya dalam melaksanakan asuhan keperawatan tidak
mengesampingkan peran sebagai pendidik, memberikan kesehatan pada pasien
tentang penyakit yang dideritanya.
3. Dengan adanya studi kasus ini diharapkan dapat menambah pengetahuan.

48
DAFTAR PUSTAKA

Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017 Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia,DPP
PPNI, Jakarta Selatan
Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017 Standar Luaran keperawatan Indonesia,DPP
PPNI,Jakarta Selatan
Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2017 Standar Intervensi
keperawatan
Indonesia,DPP PPNI,Jakarta Selatan
Widuri, Hesti. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Lanjut Usia Ditatanan Klinik.
Yogyakata: Penerbit Fitramaya
Alimul H., A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia-Aplikasi Konsep
dan
Proses Keperawatan. Buku 1. Jakarta : Salemba Medika.
Alimul Aziz, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia, Jilid 2. Jakarta : Salemba Medika.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik,Ed.4. Vol.2. Jakarta : EGC

49

Anda mungkin juga menyukai