Oleh :
Jimmy Farma Saputra
(Nim : 2020-01-14201-062)
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Pada Tn. G Dengan
Kebutuhan Pemenuhan Oksigenasi Di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya” Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi
tugas (PPK I).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep.,Ners Selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah
Praktik Praklinik Keperawatan I.
4. Yessie Merryani, S.Kep.,Ners selaku pembimbing lahan yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini
5. Meida Sinta Ariani, S.Kep.,Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini
6. Secara khusus kepada pihak dari Rumah Sakit Doris Sylvanus yang telah
memberikan izin tempat.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
BAB 1
PENDAHULUAN
kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari peranan fungsi sistem pernafasan dan
kardiovaskular yang menyuplai kebutuhan oksigen tubuh.
Menurut Fitriani (2015) keberadaan oksigen merupakan salah satu komponen
gas dan unsur vital dalam proses metabolisme dan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh
dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas dari atmosfer. Oksigen untuk
kemudian diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah penatalaksaan proses Asuhan Keperawatan Kebutuhan dasar
Oksigenasi Tn. F Diruang Nusa Indah RSUD Dr. Doris Sylvanus
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1Tujuan Umum
Mahasiswa mampu membuat laporan pendahuluan oksigenasi dan
menyajikan asuhan keperawatan dengan diagnosa medis di ruang Nusa Indah
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
1.3.2Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan Laporan ini adalah untuk mendapatkan
gambaran dan pengalaman nyata tentang :
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar oksigenasi
2. Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan oksigenasi
3. Untuk mahasiswa mampu menganalisis Rumusan
4. Untuk mahasiawa mampu menyusun intervensi
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Untuk Mahasiswa
Sebagai bahan acuan untuk menambah pengetahuan serta mendapatkan
pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
PPOK eks akut
1.4.2 Untuk Klien dan Keluarga
Menambah pengetahuan klien dan keluarga tentang cara pencegahan dan
penanggulangannya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Esophagus.
3. Laring, merupakan saluran pernapasan setelah faring.
4. Epiglotis, merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup laring
saat proses menutup.
Saluran pernapasan bagian bawah, terdiri atas:
1. Trakhea, merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian
vertebrae torakalis kelima.
2. Bronkhus, merupakan kelanjutan dari trakhea yang bercabang menjadi
bronchus kanan dan kiri.
3. Bronkiolus, merupakan saluran percabangan setelah bronchus.
4. Alveoli, merupakan kantung udara tempat terjadinya pertukaran oksigen
dengan karbondioksida.
5. Paru-Paru (Pulmo), paru-paru merupakan organ utama dalam sistem
pernapasan.
Secara anatomi, system respirasi terbagi menjadi dua, yaitu saluran
pernafasan dan parenkim paru. Saluran pernafasan dimulai dari organ hidung,
mulut, trakea, bronkus sampai bronkiolus. Didalam rongga toraks, bronkus
bercabang menjadi dua kanan dan kiri. Bronkus kemudian bercabang-cabang
menjadi bronkiolus. Bagian parenkim paru berupa kantong-kantong yang
menempel di ujung bronkiolus yang disebut alveolus (bila 1) atau alveoli (bila
banyak). Udara masuk melalui lubang hidung → melewati nasofaring →
melewati oral farink → melewati glotis → masuk ke trakea → masuk ke
percabangan trakea yang disebut bronchus → masuk ke percabangan bronchus
yang disebut bronchiolus → udara berakhir pada ujung bronchus berupa
gelembung yang disebut alveolus.
Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara makhluk hidup
(organisme) dengan lingkungannya. Secara umum, pernapasan dapat diartikan
sebagai proses menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida
dan uap air. Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan zat kebutuhan utama.
Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar.
2.1.3 Tujuan
Kebutuhan oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
6
Tabel 2.2.
Indikasi Terapi Oksigen (O2) Jangka Panjang
Pathway
2.1.8 Komplikasi
1. Hypoxia
Merupakan kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari gas
yang di insprirasi ke jaringan. Penyebab terjadinya hipoksia:
a. Gangguan pernapasan
b. Gangguan peredaran darah
c. Gangguan sistem metabolisme
d. Gangguan permeabilitas jaringan untuk mengikat oksigen
2. Hyperventilasi
Jumlah udara dalam paru berlebihan. Sering disebut
hyperventielveoli, sebab jumlah udara dalam alveoli melebihi
kebutuhan tubuh, yang berarti bahwa CO2 yang dieliminasi lebih dari
yang diproduksi menyebabkan peningkatan rata-rata dan kedalaman
pernapasan. Tanda dan gejalaberupa pusing, nyeri kepala, henti
jantung, koma dan ketidakseimbangan elektrolit.
3. Hypoventilasi
Ketidakcukupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak mencukupi
kebutuhan tubuh), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah.
Hypoventilasi sapat terjadi sebagai akibat dari kollaps alveoli,
obstruksi jalan nafas, atau efek samping dari beberapa obat. Tanda
dan gejala berupa napas pendek, nyeri dada, sakit kepala ringan,
pusing dan penglihatan kabur.
4. Cheyne Stokes
Bertambah daan berkurangnya ritme respirasi, dari pernapasan yang
sangat dalam, lambat dan akhirnya diikuti periode apnea, gagal
jantung kongestif dan overdosis obat.
2.1.9 Pemeriksaan Penunjang
10
2.2.3 Intervensi
No Diagnosa Tujian kriteria hasil Intervensi
Keperawatan
1 Pola nafas tidak Pola napas (L.01001) Manajemen jalan napas I.01011
efektif b.d inspirasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x7 jam Tindakan :
dan ekpirasi pola napas dengan kriteria hasil : Observasi:
1. dipsnea menurun 5 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
2. Penggunaan otot bantu napas menurun 5 usaha napas)
3. Pemanjangan fase ekspirasi menurun 5 2. Monitor bunyi napas (mis. Gurgling, mengi,
4. Frekuensi napas membaik 5 wheezing, ronkhi kering)
5. Kedalaman napas mebaik 5 3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik:
1. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
head-tilt dan chin-tilt (jaw-thrust jika curiga
trauma servikal)
2. Posisikan semi-fowler atau Fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
5. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
2
detik
6. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
7. keluarkan sumbatan benda padat dengan
forsep McGill
8. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi:
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
tidak kontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
enspektoran, mukolitik, jika perlu
2 Bersihan jalan Bersihan jalan napas L01001 Latihan batuk efektif I.01006
napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x7 jam Tindakan:
b.d obstruksi jalan bersihan jalan napas dengan kriteria hasil Observasi
napas 1. Produksi sputum menurun 5 1. Identifikasi kemampuan batuk
2. Mengi menurun 5 2. Monitor adanya retensi sputum
3. 3. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran
3
Terapeutik:
1. Atur posisi semi-Fowler atau Fowler
2. Pasang perlak dan bengkok di pangkuan
pasien
3. Buang secret pada tempat sputum
Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
2. Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung
selama 4 detik, ditahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir
mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
3. Anjurkan mengulangi tarik napas dalam
hingga 3 kali
4. Anjurkan batuk dengan kuat langsung
4
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu
3 Gangguan 1. Dispnea 5 Tindakan
pertukaran gas b.d 2. Bunyi napas tambahan 5 Observasi
ketidakseimbangan 3.PCO2 5 1.Monitor kecepatan aliran oksigen
ventilasi-perfusi 4. PO2 5 2.monitor posisi alat terapi oksigen
5. Takikardia 5 3.monitor aliran oksigen secara periodik dan
6. Ph arteri 5 pastikan fraksi yang diberikan cukup
4.Monitor efektifitas terapi oksigen (mis,
oksimetri, analisa gas darah), jika perlu
4.Monitor kemampuan melepaskan oksigen
saat makan
5. Monitor tanda-tanda hipoventilasi
6. monitor tanda dan gejalatoksikasi oksigen
dan atelectasis
7. Monitor tingkat kecemasan akibat terapi
5
oksigen
Terapeutik :
1.Bersihan secret pada mul hidung dan trakea,
jika perlu
2. pertahankan kapatenan jalan napas
3. siapkan dan atur peralatan pemberian
oksigen
4. bBerikan oksigen tambahan, jika perlu
5. Terapi berikan oksigen saat pasien
ditransportasi
6. Gunakan perangkat oksigen yang sesuai
dengan tingkat mobilitas pasien
Edukasi :
1. Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen dirumah kolaborasi
2. Kolaborasi penentuan dosis oksigen
3. Kolaborasi penggunaan oksigen saat
aktivitas dan/tidur
1
2.2.4 Implementasi
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien secara optimal. Pelaksanaan adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah di susun pada tahap
pencanaan.
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus-menerus dengan
melibatkan klien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal
ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, patofisiologi, dan strategi
evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan
dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk
melakukan pengkajian ulang.
2
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. G
Umur : 56 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Suku/Bangsa : Banjar / Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Tukang
Pendidikan : MTS
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Dr.Murjani Gg.Giat
Tgl MRS : Senin,04 Juni 2022
Diagnosa Medis : Obs.Hemaptoe + Branchitatis + Susp.Destrayed lung +
Belus TB
tanggal 4 juni 2022 pukul 14.00 WIB pasien dibawa keluarga ke IGD dengan
penyakit yang sama (TB Paru). Di IGD pasien menerima pemeriksaan dan
pengobatan :
1) Cek AGD
2) Aminofilin 180mg/12 jam (infus)
3) NAC 1 flash/hari
4) Ceftriaxone 1x2gr IV
5) Moxifloxacin 1x9mg IV
6) PO Salbutamol 3x1/2 sendok
7) PO OBH Molex 3x15 ml
8) Nebulizer 1x/6 jam (Flixotide + Combivent)
9) Pemberian oksigen melalui nasal kanul 3-5kg/jam
Setelah itu pasien dipindahkan keruang Gardenia untuk di rawat inapkan dan di
berikan perawatan infus NaCL dan di beri tindakan lebih lanjut.
C. DATA GENOGRAM
4
Keterangan :
: Laki – Laki : Tinggal satu rumah
: Perempuan : Hubungan Keluarga
: klien : Meninggal
1. OKSIGENASI 2. CAIRAN
Nadi : 109x /menit Kebiasaan minum : 2 liter /hari,
Pernapasan : 22x /menit Jenis : Air putih
TD: 150/90 mmHg Turgor kulit : -
Bunyi Nafas : Vesikuler Mukosa mulut : Normal
Respirasi : 28x/menit Punggung kaki : Normal warna :
Kedalaman : Kecokelatan
Fremitus : - Pengisian kapiler : -
Sputum : Normal Mata cekung : Normal
SPO2 : 94% Konjungtiva : Normal
Dada : Simetris Sklera : -
Oksigen : ( Tgl : 04 juni 2022 Canula : 2ltr/m Edema : Tidak ada
WSD : ( Tgl: - di - Keadaan - ) Distensi vena jugularis :
Riwayat Penyakit : - Asites : Tidak ada
Lain – lain : - Minum per NGT : Tidak ada
Terpasang Dekompresi NGT : Tidak ada
(dimulai tgl : )
Jenis : - dipasang di :- )
Terpasang infuse : NaCL/24 Jam 500 CC
(dimulai tgl : 04 juni 2022 Jenis : NaCL/24
jam 500 CC
dipasang di : tangan kiri
5
Lain –lain :
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :
Ο Intol erance aktivitas Ο Pola nafas tdk efektif Ο Kekurangan volume cairan ,
Ο Gg pertukaran gas Ο Penurunan Curah Jantung Ο Kelebihan volume cairan
Ο Gg Perfusi Jaringan Ο dll
Ο dll
3. NUTRISI 4. KEBERSIHAN PERORANGAN
TB : 165 cm BB : 60 Kg Kebiasaan mandi : 3x/hari
- IMT : Cuci rambut : 3x /hari
= 22 (Normal) Kebiasaan gosok gigi : 2x /hari
Kebiasaan makan : 3 kali /hari ( teratur ) Kebersihan badan : Bersih Kotor
Keluhan saat ini : Keadaan rambut : Bersih Kotor
Tidak ada nafsu makan Mual Muntah Keadaan kulit kepala Bersih Kotor
Sakit /sukar menelan Sakit gigi Stomatis Keadaan gigi dan mulut Bersih Kotor
Nyeri ulu hati /salah cerna , berhub dengan : - Keadaan kuku : Pendek Panjang
Disembuhkan oleh : - Keadaan vulva perineal : -
Pembesaran tiroid : Tidak ada hernia /massa : Keluhan saat ini : sesak nafas
Tidak Ada Iritasi kulit : Tidak Ada
Maltosa :- Kondisi gigi/gusi : Normal Luka bakar : Tidak Ada
Penampilan lidah : Tampak Normal Keadaan luka : Tidak Ada
Bising usus - x /mnt Lain lain : -
Makanan /NGT/parental (infuse) : NaCL/24Jam
500 CC
(dimulai tgl : 29 mei 2022 J. Cairan : NaCL/
24Jam 500 CC
Dipasang di: Tangan kiri
Porsi makan yang dihabiskan : 3x sehari
Makanan yang disukai : Sop Ayam
Diet : Tidak ada
Lain lain :
Masalah Keperawatan Masalah keperawatan
Ο Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari Ο Defisit perawatan diri :
6
9. SEKSUALITAS
Aktif melakukan hubungan seksual : Tidak Aktif melakukan hubungan seksual : Tidak
Penggunaan kondom : Tidak Penggunaan kondom : Tidak
Masalah – masalah /kesulitan seksual : Tidak ada Masalah – masalah /kesulitan seksual :
Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat : Tidak ada
Wanita : Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat :
Usia Menarke : thn, Lama siklus : hari Pria :
Lokasi : Rabas penis : Tidak Gg Prostat : Tidak ada
Periode menstruasi terakhir : - Sirkumsisi : Pernah Vasektomi : Tidak
Menopause : Sudah monopause pernah
Rabas Vaginal : Tidak Melakukan pemeriksaan sendiri : -
Perdarahan antar periode : Tidak Haid Payudara test : Tidak pernah
Melakukan pemeriksaan payudara sendiri: - Prostoskopi /pemeriksaan prostat terakhir :
Tanda ( obyektif ) Tidak pernah
Pemeriksaan : Tidak Ada Tanda ( obyektif )
Payudara /penis /testis : Tidak Ada Pemeriksaan : Tidak ada
Kutil genatelia/test : Tidak Ada Payudara /penis /testis : Tidak ada
Kutil genatelia/test : Tidak Ada
Masalah Keperawatan: Tidak Ada
8
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
No. Tanggal Nama Obat Dosis Indikasi
Pemberian
1. 04 -06-2022 Inj.Omefrazole - untuk meredakan d
40mg mencegah munculnya gej
sesak napas atau mengi akib
penyempitan saluran pernapas
(………………………………………..)
1
ANALISIS DATA
- Tampak Lemah
- Tampak Gelisah
- Tampak Lesu
- Tampak Pucat
- Sianosis
- Dipsnea
- TTV
- N : 100x/menit
- RR : 28x/menit
- 130/80mmHg
- SPO2 : 94%
1
PRIORITAS MASALAH
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
dibuktikan dengan pasien mengatakan sesak nafas dan pasien mengatakan
sulit tidur,pasien tampak terpasang oksigen nasal canul 3ltr Tampak
Lemah,Tampak Gelisah,Tampak Lesu, Tampak Pucat, Sianosis, Dipsnea,
TTV, N : 100x/menit,RR : 28x/menit, 130/80mmHg, SPO2 : 94%, (SDKI
D.0005 Hal 26).
2
RENCANA KEPERAWATAN
Tanda tangan
Hari/Tanggal dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama
Perawat
Rabu,09 juni 1. Memonitor bunyi napas (mis. Gurgling, S:
2022 jam 13.00
mengi, wheezing, ronkhi kering) - Tn. G.N mengatakan sesak nafas
sudah mulai berkurang
2. Memposisikan semi-fowler atau Fowler
O:
3. Melihat teknik dan dari pasien batuk
- Pasien tampak masih terpasang
4. Mengajarkan teknik batuk efektif oksigen nasal canul 3ltr
5. Kolaborasi pemberian obat Nebulizer - Pasien tampak tenang setelah di
combivent atur posisi semi fowler
- Frekwensi nafas pasien membaik
- Pasien mampu mengikuti cara
batuk efektif
- Pasien tampak masih lemah,
tampak lesu dan tampak pucat
- Setelah diberi tindakan nebulizer,
pasien sesak nafasnya Berkurang
- Sianosis
5
- Dipsnea
- TTV
- N : 109x/menit
- RR : 22x/menit
- 150/90mmHg
- SPO2 : 99%
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi 1, 2, 3, 4,
dan 5
6
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen, kebutuhan dasar
manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme tubuh, untuk
mempertahankan hidup, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih
dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan merusak otak dan
menye babkan pasien kehilangan kesadaran. Oksigen adalah salah satu kebutuhan
yang paling vital bagi tubuh. Apabila kekurangan oksigen berlangsung lebih dari
5 menit, maka terjadi kerusakan sel otak secara permanen. Selain itu oksigen
digunakan oleh sel untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme sel.
Oksigen akan digunakan dalam metabolism sel agar berfungai secara optimal.
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara
melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen
sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
4.2 Saran
1). Untuk Rumah Sakit
Diharapkan petugas kesehatan dapat melakukan tindakan terapi
farmakologis dan non farmakologis secara maksimal dan melakukan observasi
terhadap pasien secara terus menerus untuk mengetahui kondisi pasien setiap
waktu. Dan saat dilakukan tindakan keperawatan yang berhubungan dengan hasil
laboratorium setelah itu, petugas kesehatan diharapkan selalu mengecek
pemeriksaan laboratorium terhadap pasien agar dapat mengetahui perkembangan
kondisi pasien.
2). Untuk Keluarga Pasien
Diharapkan keluarga dapat menambah pengetahuan tentang penyakit gagal
ginjal kronis serta cara penanganan dan pencegahan agar tidak terjadi lagi pada
anggota keluarga yang lain. Serta mengetahui cara mengatasi sesak nafas dengan
terapi non farmakologis seperti pengaturan posisi dan relaksasi nafas dalam.
3). Untuk peneliti lain
7
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR KONSULTASI
PENULISAN LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
MAHASISWA PRODI S1 KEPERAWATAN
Foto
3x4
Hari/ Paraf
No Catatan Pembimbing
Tgl/waktu Pembimbing Mahasiswa
11