Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PADA TN. F DI RUANG


NUSA INDAH RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA

Oleh :
Jimmy Farma Saputra
(Nim : 2020-01-14201-062)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
i

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Pada Tn. G Dengan
Kebutuhan Pemenuhan Oksigenasi Di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya” Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi
tugas (PPK I).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep.,Ners Selaku Penanggung Jawab Mata Kuliah
Praktik Praklinik Keperawatan I.
4. Yessie Merryani, S.Kep.,Ners selaku pembimbing lahan yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini
5. Meida Sinta Ariani, S.Kep.,Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini
6. Secara khusus kepada pihak dari Rumah Sakit Doris Sylvanus yang telah
memberikan izin tempat.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Palangka Raya, 17 Juni 2022


ii

Jimmy Farma Saputra


DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN.............................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 2
1.3 Tujuan........................................................................................................... 2
1.4 Manfaat......................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi......................................................................................................... 4
2.1.2. Anatomi Fisiologi...................................................................................... 4
2.1.3. Tujuan....................................................................................................... 6
2.1.4. Indikasi...................................................................................................... 6
2.1.5. Kontraindikasi........................................................................................... 7
2.1.6. Patofisiologi.............................................................................................. 8
2.1.7. Manifestasi Klinis..................................................................................... 9
2.1.8. Komplikasi................................................................................................ 9
2.1.9. Pemeriksaan Penunjang............................................................................ 10
2.1.10. Penatalaksanaan Medis........................................................................... 10
2.2. Asuhan Keperawatan Teori.......................................................................... 11
2.2.1 Pengkajian ................................................................................................ 11
2.2.2 Diagnosa Keperawatan.............................................................................. 11
2.2.3 Intervensi................................................................................................... 12
2.2.4 Implementasi............................................................................................. 17
2.10.5 Evaluasi................................................................................................... 17
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian..................................................................................................... 18
3.2 Diagnosa........................................................................................................ 28
3.3 Intervensi....................................................................................................... 29
3.4 Implementasi................................................................................................. 30
3.5 Evaluasi......................................................................................................... 32
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................................... 34
4.2 Saran.............................................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 35
LAMPIRAN
1. SAP
2. Leaflet
3. Daftar Pustaka
4. Lembar Konsul
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen, kebutuhan dasar
manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme tubuh, untuk
mempertahankan hidup, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih
dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan merusak otak dan
menye babkan pasien kehilangan kesadaran. Oksigen adalah salah satu kebutuhan
yang paling vital bagi tubuh. Apabila kekurangan oksigen berlangsung lebih dari
5 menit, maka terjadi kerusakan sel otak secara permanen. Selain itu oksigen
digunakan oleh sel untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme sel.
Oksigen akan digunakan dalam metabolism sel agar berfungai secara optimal.
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara
melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen
sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
Pemberian oksigen berupa pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui
saluran pernapasan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen kepada
klien dapat melalui tiga cara, yaitu melalui kateter nasal, kanula nasal, dan masker
oksigen. Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21%
pada tekanan 1 atmosfer sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
(Kristina, 2013). Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen kedalam system
kimia dan fisika. Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau
yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel, sebagai hasilnya
terbentuklah karbondioksida ,energy dan air. Penambahan karbondioksida yang
melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup
bermakna terhadap aktivitas sel (Adityana,2012).
Menurut Andarmoyo (2012) oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia
yang paling mendasar. Keberadaan oksigen merupakan salah satu komponen gas
dan unsur vital dalam proses metabolisme dan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Dalam kaitannya dengan pemenuhan
2

kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari peranan fungsi sistem pernafasan dan
kardiovaskular yang menyuplai kebutuhan oksigen tubuh.
Menurut Fitriani (2015) keberadaan oksigen merupakan salah satu komponen
gas dan unsur vital dalam proses metabolisme dan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh
dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas dari atmosfer. Oksigen untuk
kemudian diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah penatalaksaan proses Asuhan Keperawatan Kebutuhan dasar
Oksigenasi Tn. F Diruang Nusa Indah RSUD Dr. Doris Sylvanus
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1Tujuan Umum
Mahasiswa mampu membuat laporan pendahuluan oksigenasi dan
menyajikan asuhan keperawatan dengan diagnosa medis di ruang Nusa Indah
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
1.3.2Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penulisan Laporan ini adalah untuk mendapatkan
gambaran dan pengalaman nyata tentang :
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep dasar oksigenasi
2. Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan oksigenasi
3. Untuk mahasiswa mampu menganalisis Rumusan
4. Untuk mahasiawa mampu menyusun intervensi
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Untuk Mahasiswa
Sebagai bahan acuan untuk menambah pengetahuan serta mendapatkan
pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien
PPOK eks akut
1.4.2 Untuk Klien dan Keluarga
Menambah pengetahuan klien dan keluarga tentang cara pencegahan dan
penanggulangannya.
3

1.4.3 Untuk Institusi ( Pendidikan dan Rumah Sakit)


1. Institusi
Menjadi masukan bagi institusi guna menambah literature atau
referensi untuk kelengkapan perkuliahan.
2. Rumah Sakit
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam
upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya penerapan
asuhan keperawatan pada klien.
1.4.4 Untuk IPTEK
Untuk menambah atau memperkaya pengetahuan di penyakit dalam, dan
memperoleh informasi tentang oksigenasi.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Oksigenasi


2.1.1 Definisi
Oksigen merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam proses
kehidupan karena oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh.
Kebutuhan oksigen didalam tubuh harus terpenuhi karena apabila berkurang maka
akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila berlangsung lama akan
menyebabkan kematian Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia
dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernafasan,
pembebasan jalan nafas dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen,
memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara normal
(Taqwaningtyas, Ficka (2013).
Pemberian oksigen berupa pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui
saluran pernapasan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen kepada
klien dapat melalui tiga cara, yaitu melalui kateter nasal, kanula nasal, dan masker
oksigen. Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21%
pada tekanan 1 atmosfer sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
(Kristina, 2013). Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen kedalam system
kimia dan fisika. Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau
yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel, sebagai hasilnya
terbentuklah karbondioksida ,energy dan air. Penambahan karbondioksida yang
melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup
bermakna terhadap aktivitas sel (Adityana,2013).
2.1.2 Anatomi dan Fisiologi
Sistem tubuh yang berperan dalam membantu dalam pemenuhan kebutuhan
oksigenasi adalah saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian
bawah.
Saluran pernapasan bagian atas, terdiri atas:
1. Hidung, proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui
hidung.
5

2. Esophagus.
3. Laring, merupakan saluran pernapasan setelah faring.
4. Epiglotis, merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup laring
saat proses menutup.
Saluran pernapasan bagian bawah, terdiri atas:
1. Trakhea, merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian
vertebrae torakalis kelima.
2. Bronkhus, merupakan kelanjutan dari trakhea yang bercabang menjadi
bronchus kanan dan kiri.
3. Bronkiolus, merupakan saluran percabangan setelah bronchus.
4. Alveoli, merupakan kantung udara tempat terjadinya pertukaran oksigen
dengan karbondioksida.
5. Paru-Paru (Pulmo), paru-paru merupakan organ utama dalam sistem
pernapasan.
Secara anatomi, system respirasi terbagi menjadi dua, yaitu saluran
pernafasan dan parenkim paru. Saluran pernafasan dimulai dari organ hidung,
mulut, trakea, bronkus sampai bronkiolus. Didalam rongga toraks, bronkus
bercabang menjadi dua kanan dan kiri. Bronkus kemudian bercabang-cabang
menjadi bronkiolus. Bagian parenkim paru berupa kantong-kantong yang
menempel di ujung bronkiolus yang disebut alveolus (bila 1) atau alveoli (bila
banyak). Udara masuk melalui lubang hidung → melewati nasofaring →
melewati oral farink → melewati glotis → masuk ke trakea → masuk ke
percabangan trakea yang disebut bronchus → masuk ke percabangan bronchus
yang disebut bronchiolus → udara berakhir pada ujung bronchus berupa
gelembung yang disebut alveolus.
Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara makhluk hidup
(organisme) dengan lingkungannya. Secara umum, pernapasan dapat diartikan
sebagai proses menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida
dan uap air. Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan zat kebutuhan utama.
Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar.
2.1.3 Tujuan
Kebutuhan oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
6

digunakan untuk kelangsungan metabolisme tubuh dalam mempertahankan


kelangsungan hidup dan berbagai aktivitas sel tubuh dalam kehidupan sehari-hari
kebutuhan oksigenasi dipengaruhi oleh beberapa factor seperti fisiologis,
perkembangan, perilaku, dan lingkungan (Ernawati, 2013).
2.1.4 Indikasi
Terapi oksigen (O2) dianjurkan pada pasien dewasa, anak-anak dan bayi
(usia di atas satu bulan) ketika nilai tekanan parsial oksigen (O2) kurang dari 60
mmHg atau nilai saturasi oksigen (O2) kurang dari 90% saat pasien beristirahat
dan bernapas dengan udara ruangan. Pada neonatus, terapi oksigen (O2)
dianjurkan jika nilai tekanan parsial oksigen (O2) kurang dari 50 mmHg atau nilai
saturasi oksigen (O2) kurang dari 88%. Terapi oksigen (O2) dianjurkan pada
pasien dengan kecurigaan klinik hipoksia berdasarkan pada riwayat medis dan
pemeriksaan fisik. Pasien-pasien dengan infark miokard, edema paru, cidera paru
akut, sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), fibrosis paru, keracunan
sianida atau inhalasi gas karbon monoksida (CO) semuanya memerlukan terapi
oksigen (O2).
Terapi oksigen (O2) juga diberikan selama periode perioperatif karena
anestesi umum seringkali menyebabkan terjadinya penurunan tekanan parsial
oksigen (O2) sekunder akibat peningkatan ketidaksesuaian ventilasi dan perfusi
paru dan penurunan kapasitas residu fungsional (FRC). Terapi oksigen (O2) juga
diberikan sebelum dilakukannya beberapa prosedur, seperti pengisapan trakea
atau bronkoskopi di mana seringkali menyebabkan terjadinya desaturasi arteri.9
Terapi oksigen (O2) juga diberikan pada kondisi-kondisi yang menyebabkan
peningkatan kebutuhan jaringan terhadap oksigen (O2), seperti pada luka bakar,
trauma, infeksi berat, penyakit keganasan, kejang demam dan lainnya.
Dalam pemberian terapi oksigen (O2) harus dipertimbangkan apakah pasien
benar-benar membutuhkan oksigen (O2), apakah dibutuhkan terapi oksigen (O2)
jangka pendek (short-term oxygen therapy) atau panjang (long-term oxygen
therapy). Oksigen (O2) yang diberikan harus diatur dalam jumlah yang tepat dan
harus dievaluasi agar mendapat manfaat terapi dan menghindari toksisitas.
2.1.5 Kontraindikasi
Terapi oksigen (O2) tidak direkomendasi pada:
7

Tabel 2.2.
Indikasi Terapi Oksigen (O2) Jangka Panjang

Pemberian oksigen (O2) secara kontinyu:


PaO2 istirahat < 55 mmHg atau SaO2 < 88%
PaO2 istirahat 56-59 mmHg atau SaO2 89% pada
salah satu keadaan:
Edema yang disebabkan karena CHF
P pulmonal pada pemeriksaan EKG
(gelombang P > 3 mm pada lead II, III
dan aVF)
Polisitemia (hematokrit > 56%)
Pemberian oksigen (O2) secara tidak kontinyu:
Selama latihan: PaO2 < 55 mmHg atau SaO2 < 88%
Selama tidur: PaO2 < 55 mmHg atau SaO2 < 88%
dengan komplikasi seperti hipertensi pulmoner,
somnolen dan aritmia

a. Pasien dengan keterbatasan jalan napas yang


berat dengan keluhan utama dispeneu tetapi dengan
PaO2 lebih atau sama dengan 60 mmHg dan tidak
mempunyai hipoksia kronis.
b. Pasien yang tetap merokok karena kemungkinan
prognosis yang buruk dan dapat meningkatkan risiko
kebakaran.4
2.1.6 Patofisiologi WOC
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi.
Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar
dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka
oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon
8

jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus.


Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu
akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada
proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan
volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat
mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2013).

Pathway

2.1.7 Manifestasi Klinis


1. Bunyi nafas tambahan (ronchi, wheezing, stridor)
2. Perubahan pada irama dan frekuensi pernafasan
3. Batuk tidak ada atau tidak efektif
4. Sianosis
9

5. Kesulitan untuk bersuara


6. Penurunan bunyi nafas
7. Ortopnea
8. Sputum

2.1.8 Komplikasi

1. Hypoxia
Merupakan kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari gas
yang di insprirasi ke jaringan. Penyebab terjadinya hipoksia:
a. Gangguan pernapasan
b. Gangguan peredaran darah
c. Gangguan sistem metabolisme
d. Gangguan permeabilitas jaringan untuk mengikat oksigen
2. Hyperventilasi
Jumlah udara dalam paru berlebihan. Sering disebut
hyperventielveoli, sebab jumlah udara dalam alveoli melebihi
kebutuhan tubuh, yang berarti bahwa CO2 yang dieliminasi lebih dari
yang diproduksi menyebabkan peningkatan rata-rata dan kedalaman
pernapasan. Tanda dan gejalaberupa pusing, nyeri kepala, henti
jantung, koma dan ketidakseimbangan elektrolit.
3. Hypoventilasi
Ketidakcukupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak mencukupi
kebutuhan tubuh), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah.
Hypoventilasi sapat terjadi sebagai akibat dari kollaps alveoli,
obstruksi jalan nafas, atau efek samping dari beberapa obat. Tanda
dan gejala berupa napas pendek, nyeri dada, sakit kepala ringan,
pusing dan penglihatan kabur.
4. Cheyne Stokes
Bertambah daan berkurangnya ritme respirasi, dari pernapasan yang
sangat dalam, lambat dan akhirnya diikuti periode apnea, gagal
jantung kongestif dan overdosis obat.
2.1.9 Pemeriksaan Penunjang
10

Menurut Saputra (2013), pemeriksaan fisik pada masalah kebutuhan


oksigenasi meliputi empat teknik, yaitu inspeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi. Dari pemeriksaan ini dapat diketahui antara lain adanya
pembengkakan, pola napas yang tidak normal, atau suara napas yang
tidak normal. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara memeriksa seluruh
anggota tubuh (head to toe).
2.1.10 Penatalaksanaan Medis
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2013), terapi oksigen adalah
tindakan pemberian oksigen melebihi pengambilan oksigen melalui
atmosfir atau FiO2 > 21 %. Tujuan terapi oksigen adalah
mengoptimalkan oksigenasi jaringan dan mencegah respirasi respiratorik,
mencegah hipoksia jaringa, menurunkan kerja napas dan kerja otot
jantung, serta mempertahankan PaO2 > 60 % mmHg atau SaO2 > 90 %.
Indikasi pemberian oksigen dapat dilakukan pada :
1) Perubahan frekuensi atau pola napas
2) Perubahan atau gangguan pertukaran gas
3) Hipoksemia
4) Menurunnya kerja napas
5) Menurunnya kerja miokard
6) Trauma berat
Kebutuhan oksigen dapat dipenuhi dengan menggunakan beberapa
metode, diantaranya adalah inhalasi oksigen (pemberian oksigen),
fisiotrapi dada, napas dalam dan batuk efektif, dan penghisapan lender
atau subtioning (Abdullah ,2014). Inhalasi oksigen Pemberian oksigen
merupakan tindakan keperawatan dengan cara memberikan oksigen
kedalam paru-paru melalui saluran pernapsan dengan menggunakan alat
bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat dilakukan melalui
tiga cara, yaitu melalui kanula, nasal, dan masker dengan tujuan
memenuhi kebutuhan oksigen dan mencega terjadinya hipoksia (Hidayat,
2013). Menurut Tarwoto dan Wartonah (2013), terdapat dua sistem
inhalasi oksigen yaitu sistem aliran rendah dan sistem aliran tinggi.
Sistem aliran rendah Sistem aliran rendah ditujukan pada klien yang
memerlukan oksigen dan masih mampu bernapas sendiri dengan pola
11

Poltekkes Kemenkes Padang pernapasan yang normal. Sistem ini


diberikan untuk menambah konsentrasi udara ruangan. Pemberian
oksigen diantaranya dengan menggunakan nasal kanula, sungkup muka
sederhana, sungkup muka dengan kantong rebreathing dan sungkup muka
dengan kantong non rebreathing.
2.2 Asuhan Keperawatan Pada Masalah Oksigenasi
2.2.1 Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada masalah oksigenasi adalah sebagai berikut:
a. Identitas Klien
Yang perlu dikaji meliputi nama, jenis kelamin, tanggal lahir,
nomor register, usia, agama, alamat, status perkawinan, pekerjaan,
dan tanggal masuk rumah sakit.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Gejala yang menjadi keluhan utama pada pasien
2) Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang muncul pada
a pasien sekarang
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluhan saat sebelum sakit dan sakit
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Perlu dikaji adanya riwayat keluarga yang memiliki penyakit
keturunan
5) Data Genogram
Untuk mengetahui hubungan di antara anggota keluarga
6) Penyuluhan dan Pembelajaran
Untuk merubah perilaku individu
7) Pemeriksaan Fisik
Untuk menentukan masalah fisik pada pasien
8) Pemeriksaan Penunjang (Diagnostik dan Laboratorium)
Untuk menentukan langkah penanganan pada pasien
9) Penata Laksanaan Medis
Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan
12

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


a. Pola nafas tidak efektif
b. Bersihan jalan napas tidak efektif
1

2.2.3 Intervensi
No Diagnosa Tujian kriteria hasil Intervensi
Keperawatan
1 Pola nafas tidak Pola napas (L.01001) Manajemen jalan napas I.01011
efektif b.d inspirasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x7 jam Tindakan :
dan ekpirasi pola napas dengan kriteria hasil : Observasi:
1. dipsnea menurun 5 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
2. Penggunaan otot bantu napas menurun 5 usaha napas)
3. Pemanjangan fase ekspirasi menurun 5 2. Monitor bunyi napas (mis. Gurgling, mengi,
4. Frekuensi napas membaik 5 wheezing, ronkhi kering)
5. Kedalaman napas mebaik 5 3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
Terapeutik:
1. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
head-tilt dan chin-tilt (jaw-thrust jika curiga
trauma servikal)
2. Posisikan semi-fowler atau Fowler
3. Berikan minum hangat
4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
5. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
2

detik
6. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
7. keluarkan sumbatan benda padat dengan
forsep McGill
8. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi:
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
tidak kontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
enspektoran, mukolitik, jika perlu
2 Bersihan jalan Bersihan jalan napas L01001 Latihan batuk efektif I.01006
napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x7 jam Tindakan:
b.d obstruksi jalan bersihan jalan napas dengan kriteria hasil Observasi
napas 1. Produksi sputum menurun 5 1. Identifikasi kemampuan batuk
2. Mengi menurun 5 2. Monitor adanya retensi sputum
3. 3. Monitor tanda dan gejala infeksi saluran
3

Wheezing menurun 5 napas


4.Mekonium menurun 5 4. Monitor input dan output cairan (mis.
Jumlah dan karakteristik)

Terapeutik:
1. Atur posisi semi-Fowler atau Fowler
2. Pasang perlak dan bengkok di pangkuan
pasien
3. Buang secret pada tempat sputum

Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
2. Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung
selama 4 detik, ditahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir
mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
3. Anjurkan mengulangi tarik napas dalam
hingga 3 kali
4. Anjurkan batuk dengan kuat langsung
4

setelah tarik napas dalam yang ke-3

Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu
3 Gangguan 1. Dispnea 5 Tindakan
pertukaran gas b.d 2. Bunyi napas tambahan 5 Observasi
ketidakseimbangan 3.PCO2 5 1.Monitor kecepatan aliran oksigen
ventilasi-perfusi 4. PO2 5 2.monitor posisi alat terapi oksigen
5. Takikardia 5 3.monitor aliran oksigen secara periodik dan
6. Ph arteri 5 pastikan fraksi yang diberikan cukup
4.Monitor efektifitas terapi oksigen (mis,
oksimetri, analisa gas darah), jika perlu
4.Monitor kemampuan melepaskan oksigen
saat makan
5. Monitor tanda-tanda hipoventilasi
6. monitor tanda dan gejalatoksikasi oksigen
dan atelectasis
7. Monitor tingkat kecemasan akibat terapi
5

oksigen
Terapeutik :
1.Bersihan secret pada mul hidung dan trakea,
jika perlu
2. pertahankan kapatenan jalan napas
3. siapkan dan atur peralatan pemberian
oksigen
4. bBerikan oksigen tambahan, jika perlu
5. Terapi berikan oksigen saat pasien
ditransportasi
6. Gunakan perangkat oksigen yang sesuai
dengan tingkat mobilitas pasien
Edukasi :
1. Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen dirumah kolaborasi
2. Kolaborasi penentuan dosis oksigen
3. Kolaborasi penggunaan oksigen saat
aktivitas dan/tidur
1

2.2.4 Implementasi
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien secara optimal. Pelaksanaan adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah di susun pada tahap
pencanaan.
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus-menerus dengan
melibatkan klien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam hal
ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, patofisiologi, dan strategi
evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan
dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk
melakukan pengkajian ulang.
2

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Jimmy Farma Saputra


NIM : 2020-01-14201-062
Ruang Praktek : Gardania
Tanggal Praktek : 08 Juni 2022
Tanggal & Jam Pengkajian : 08 Juni 2022 / 16.00

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. G
Umur : 56 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Suku/Bangsa : Banjar / Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Tukang
Pendidikan : MTS
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Dr.Murjani Gg.Giat
Tgl MRS : Senin,04 Juni 2022
Diagnosa Medis : Obs.Hemaptoe + Branchitatis + Susp.Destrayed lung +
Belus TB

B. RIWAYAT KESEHATAN /PERAWATAN


1. Keluhan Utama :
Pasien mengatakan mengeluh sesak nafas
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengatakan menderita TB Paru sejak 8 tahun yang lalu dan
mendapatkan obat TBC selama 6 bulan. Pada tahun 2021 pasien mengalami
TB Paru (kambuh) dan menjalani perawatan dan pengobatan tetapi pada
3

tanggal 4 juni 2022 pukul 14.00 WIB pasien dibawa keluarga ke IGD dengan
penyakit yang sama (TB Paru). Di IGD pasien menerima pemeriksaan dan
pengobatan :
1) Cek AGD
2) Aminofilin 180mg/12 jam (infus)
3) NAC 1 flash/hari
4) Ceftriaxone 1x2gr IV
5) Moxifloxacin 1x9mg IV
6) PO Salbutamol 3x1/2 sendok
7) PO OBH Molex 3x15 ml
8) Nebulizer 1x/6 jam (Flixotide + Combivent)
9) Pemberian oksigen melalui nasal kanul 3-5kg/jam

Setelah itu pasien dipindahkan keruang Gardenia untuk di rawat inapkan dan di
berikan perawatan infus NaCL dan di beri tindakan lebih lanjut.

3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi)


Pasien mengatakan tidak pernah masuk rumah sakit dan tidak pernah menjalani
operasi.

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan tidak ada yang memiliki Riwayat penyakit keturunan
seperti penyakit kronik dan penyakit menula.

C. DATA GENOGRAM
4

Keterangan :
: Laki – Laki : Tinggal satu rumah
: Perempuan : Hubungan Keluarga
: klien : Meninggal

1. OKSIGENASI 2. CAIRAN
Nadi : 109x /menit Kebiasaan minum : 2 liter /hari,
Pernapasan : 22x /menit Jenis : Air putih
TD: 150/90 mmHg Turgor kulit : -
Bunyi Nafas : Vesikuler Mukosa mulut : Normal
Respirasi : 28x/menit Punggung kaki : Normal warna :
Kedalaman : Kecokelatan
Fremitus : - Pengisian kapiler : -
Sputum : Normal Mata cekung : Normal
SPO2 : 94% Konjungtiva : Normal
Dada : Simetris Sklera : -
Oksigen : ( Tgl : 04 juni 2022 Canula : 2ltr/m Edema : Tidak ada
WSD : ( Tgl: - di - Keadaan - ) Distensi vena jugularis :
Riwayat Penyakit : - Asites : Tidak ada
Lain – lain : - Minum per NGT : Tidak ada
Terpasang Dekompresi NGT : Tidak ada
(dimulai tgl : )
Jenis : - dipasang di :- )
Terpasang infuse : NaCL/24 Jam 500 CC
(dimulai tgl : 04 juni 2022 Jenis : NaCL/24
jam 500 CC
dipasang di : tangan kiri
5

Lain –lain :
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :
Ο Intol erance aktivitas Ο Pola nafas tdk efektif Ο Kekurangan volume cairan ,
Ο Gg pertukaran gas Ο Penurunan Curah Jantung Ο Kelebihan volume cairan
Ο Gg Perfusi Jaringan Ο dll
Ο dll
3. NUTRISI 4. KEBERSIHAN PERORANGAN
TB : 165 cm BB : 60 Kg Kebiasaan mandi : 3x/hari
- IMT : Cuci rambut : 3x /hari
= 22 (Normal) Kebiasaan gosok gigi : 2x /hari
Kebiasaan makan : 3 kali /hari ( teratur ) Kebersihan badan : Bersih Kotor
Keluhan saat ini : Keadaan rambut : Bersih Kotor
Tidak ada nafsu makan Mual Muntah Keadaan kulit kepala Bersih Kotor
Sakit /sukar menelan Sakit gigi Stomatis Keadaan gigi dan mulut Bersih Kotor
Nyeri ulu hati /salah cerna , berhub dengan : - Keadaan kuku : Pendek Panjang
Disembuhkan oleh : - Keadaan vulva perineal : -
Pembesaran tiroid : Tidak ada hernia /massa : Keluhan saat ini : sesak nafas
Tidak Ada Iritasi kulit : Tidak Ada
Maltosa :- Kondisi gigi/gusi : Normal Luka bakar : Tidak Ada
Penampilan lidah : Tampak Normal Keadaan luka : Tidak Ada
Bising usus - x /mnt Lain lain : -
Makanan /NGT/parental (infuse) : NaCL/24Jam
500 CC
(dimulai tgl : 29 mei 2022 J. Cairan : NaCL/
24Jam 500 CC
Dipasang di: Tangan kiri
Porsi makan yang dihabiskan : 3x sehari
Makanan yang disukai : Sop Ayam
Diet : Tidak ada
Lain lain :
Masalah Keperawatan Masalah keperawatan
Ο Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari Ο Defisit perawatan diri :
6

kebutuhan Ο Gangguan integritas kulit


Ο Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari Ο dll
kebutuhan
Ο dll

5. AKTIVITAS ISTIRAHAT 6. ELIMINASI


Aktivitas waktu luang : Istirahat Kebiasaan BAB : 2 x /hari
Aktivitas Hoby : Nonton Tv BAK : 2 x /hari
Kesulitan bergerak : Normal masih bisa Meggkan laxan :
mengerakan badan Meggkan diuretic :
Kekuatan Otot : Untuk sekarang kekuatan otot Keluhan BAK saat ini : Sulit kencing
pasien masih normal, pada saat ke toilet pasien Keluhan BAB saat ini : Tidak Ada
tetap di bantu oleh keluarganya Peristaltik usus : -
Tonus Otot : Normal Abdomen : Nyeri tekan :
Postur : Baik tremor : Gemetar Lunak /keras : Lunak
Rentang gerak : Sulit bergerak jika sesak sesak Massa : -
nafas Ukuran/lingkar abdomen : -
Keluhan saat ini : Sesak nafas Terpasang kateter urine : Tidak dipasang
Penggunaan alat bantu : Oksigen ( dimulai tgl : - di : - }
( tgl : 04 juni 2022 Di Hidung ( Canul) ) Penggunaan alcohol : tidak pernah Jlh /frek :
Pelaksanaan aktivitas : Masih di bantu keluarga -tidak pernah
Jenis aktivitas yang perlu dibantu : pasien masih Lain – lain
dibantu keluarga ke toilet
Lain - lain :
Masalah Keperawatan Masalah Kepewatan
Ο Hambatan mobilisasi fisik Ο Diare Ο Konstipasi Ο Retensi urine
Ο dll Ο Inkontinen urine ΟDisuria
ΟKeseringan Ο Urgensi
7. TIDUR & ISTIRAHAT 8. PENCEGAHAN TERHADAP
BAHAYA
Kebiasaan tidur : 21.00 Malam 12.00 Siang Reflek : pasien dapat merasakan saat
Lama tidur : Malam : 9 jam, Siang : 1 jam dipegang
7

Kebiasaan tidur : Terlentang Penglihatan : pasien dapat melihat dengan


Kesulitan tidur : - jelas
Cara mengatasi : posisikan semi fowler, dan bisa Pendengaran : pasien dapat mendengarkan
tertidur dengan sendirinya perintah perawat dan keluarga
Lain – lain : Penciuman : pasien dapat mencium bau
Perabaan : pasien dapat memegang/
mengenggam sesuatu
Lain – lain : Bola mata bergerak normal
tidak ada cacat fisik
Masalah Keperawatan
Masalah Keperawatan\ -Tidak ada
-Tidak ada

9. SEKSUALITAS
Aktif melakukan hubungan seksual : Tidak Aktif melakukan hubungan seksual : Tidak
Penggunaan kondom : Tidak Penggunaan kondom : Tidak
Masalah – masalah /kesulitan seksual : Tidak ada Masalah – masalah /kesulitan seksual :
Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat : Tidak ada
Wanita : Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat :
Usia Menarke : thn, Lama siklus : hari Pria :
Lokasi : Rabas penis : Tidak Gg Prostat : Tidak ada
Periode menstruasi terakhir : - Sirkumsisi : Pernah Vasektomi : Tidak
Menopause : Sudah monopause pernah
Rabas Vaginal : Tidak Melakukan pemeriksaan sendiri : -
Perdarahan antar periode : Tidak Haid Payudara test : Tidak pernah
Melakukan pemeriksaan payudara sendiri: - Prostoskopi /pemeriksaan prostat terakhir :
Tanda ( obyektif ) Tidak pernah
Pemeriksaan : Tidak Ada Tanda ( obyektif )
Payudara /penis /testis : Tidak Ada Pemeriksaan : Tidak ada
Kutil genatelia/test : Tidak Ada Payudara /penis /testis : Tidak ada
Kutil genatelia/test : Tidak Ada
Masalah Keperawatan: Tidak Ada
8

10. KESEIMBANGAN & PENINGKATAN HUBUNGAN PSIKO SERTA INTERAKSI


SOSIAL
Lama perkawinan : 42 thn, Sosiologis :
Hidup dengan : istri dan anak Perubahan bicara : Penggunaan alat bantu
Masalah /Stress : Saat kurang istirahat komunikasi : Tidak ada
Cara mengatasi stress : Berkumpul dengan Adanya laringoskopi : Tdak ada
keluarga dan Bercerita Komunikasi verbal / non verbal dengan
Orang pendukung lain : istri dan keluarga keluarga / orang terdekat lain : masyarakat
Peran dalam struktur keluarga :sebagai kepala Spiritual : -
keluarga Kegiatan keagamaan :Sholat 5 waktu
Masalah – masalah yang berhubungan dengan Gaya hidup : Sederhana
penyakit /kondisi : - Lain – lain :
Psikologis :

D. PENYULUHAN DAN PEMBELAJARAN


1. Bahasa Dominan (Khusus) : - Buta huruf : -
Ο Ketidakmampuan belajar (khusus) Ο Keterbatasan kognitif
2. Informasi yang telah disampaikan :
Ο Pengaturan jam besuk
Ο Hak dan kewajiban klien
Ο Tim /petugas yang merawat
Ο Lain –lain : -
3. Masalah yang ingin dijelaskan
Ο Perawatan diri di RS
Ο Obat – obat yang diberikan
Ο Lain – lain
Ο Orientasi Spesifik terhadap perawatan (seperti dampak dari agama /kultur yang
dianut)

Obat yang diresepkan (lingkari dosis terakhir) :


9

OBAT DOSIS WAKTU DIMININUM TUJUAN


SECARA
TERATUR
Inf.NaCL 09% 10.00 Teratur Menggantikan cairan
tubuh yang hilang
Inj.Kalnex 500mg 18.15 Teratur Untuk menghentikan
pendarahan
Cofriaqone 1g 18.15 Teratur Digunakan untuk
pengobatan infeksi
bakteri
Nebu - 13.10 Teratur Untuk mengatasi
(Combivent+ple penyakit saluran
xotide) pernafasan seperti
PPOK atau asma

4. Faktor resiko keluarga (tandai hubungan ) :


Ο Diabetes Ο Tuberkulosis Ο Penyakit jantung Ο Stroke Ο TD Tinggi Ο
Epilepsi Ο Penyakit ginjal Ο Kanker Ο Penyakit Jiwa Ο Lain – lain

E. Pemeriksaan Fisik Lengkap Terakhir :


1. Status Motorik
 Orientasi :-
 Afektifitas : -
2. Status Neurologis ;
Uji Syaraf Kranial :
Nervus Kranial I : Pasien dapat membedakan bau
Nervus Kranial II : Penglihatan baik
Nervus Kranial III : Pasien dapat memejamkan mata
Nervus Kranial IV : pasien dapat mengerakan otot mata
Nervus Kranial V : Pasien dapat mengunyah makanan
Nervus Kranial VI : Pasien dapat menoleh ke arah samping
10

Nervus Kranial VII : Pasien dapat mengekspresikan wajah


Nervus Kranial VIII : Pasien dapat mendengar perintah perawat dan
keluarga
Nervus Kranial IX : Pasien dapat menelan makanan
Nervus Kranial X : Pasien dapat berbicara
Nervus Kranial XI : Pasien dapat mengerakan leher ke kiri dank e
kanan
Nervus Kranial XII : Pasien dapat mengerakan lidah
3. Ekstermitas Superior :
a) Motorik
Pergerakan :-
Kekuatan :-
b) Tonus
c) Refleks Fisiologis
- Bisep :-
- Trisep :-
- Radius :-
- Ulna :-
d) Refleks Patologis
Hoffman Tromer : Aduksi atau respon pada ibu jari dan telunjuk
e) Sensibilitas
Nyeri :
4. Ekstremitas Inferior :
a) Motorik
Pergerakan : Pasien dapat mengerakan kakinya
Kekuatan : Baik
b) Tonus : Reflek
c) Refleks Fisiologis
Refleks Patella : -
d) Refleks Patologis
- Babinsky : Normak pasien dapat merasakan gesekan goresan
telapak kaki
11

- Chaddock : Normal ibu jari pasien dapat bergerak


- Gordon : Normal
- Oppenheim : Positif dapat menimbulkan babinski
- Schuffle : Positif dapat menimbulkan babinski
5. Rangsang Meningen
a) Kaku kuduk : Normal tidak terpaku satu arah, bisa
menggerakannya
b) Brudzinksky I & II : Normal bisa merasakan geli
c) Lassaque : Normal bisa mengangkat kaki
d) Kernig Sign :-

F. DATA PEMERIKSAAN PENUNJANG ( DIAGNOSTIK


LABORATORIUM)
PEMERIKSAAN HASIL NILAI SATUAN
RUJUKAN
pH 742 7,38-7,42
pCO2 48 38-42
pO2 162 80-100
Hct 29
HCO3 31,1 22-26
TCO2 32,6
HCO3sld 29,6
BEecf 6,6
SO2 99 95-97
Glukosa Sewaktu 137 <200 mg/dl
Ureum 22 mg/dl
Kreatinin 0,97 mg/dl
SGOT/AST 22 U/L
SGOT/ALT 16 U/L
12

Rapid Test Negatif


Antigen SARS –
COV -2

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
No. Tanggal Nama Obat Dosis Indikasi
Pemberian
1. 04 -06-2022 Inj.Omefrazole - untuk meredakan d
40mg mencegah munculnya gej
sesak napas atau mengi akib
penyempitan saluran pernapas

2. 04-06-2022 Ohs Hemaptoe

3. 04-06-2022 Postihle candi


13

Palangka Raya, 30 Mei 2022


Mahasiswa,

(………………………………………..)
1

ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF KEMUNGKINAN MASALAH


DAN DATA PENYEBAB
OBYEKTIF
DS : D.0005 Pola napas tidak
- Pasien mengatakan Inspirasi/ekspirasi efektif
sesak nafas inadekuat
DO :
- Tampak terpasang
oksigen nasal canul 3ltr Pola napas tidak efektif

- Tampak Lemah
- Tampak Gelisah
- Tampak Lesu
- Tampak Pucat
- Sianosis
- Dipsnea
- TTV
- N : 100x/menit
- RR : 28x/menit
- 130/80mmHg
- SPO2 : 94%
1

PRIORITAS MASALAH
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
dibuktikan dengan pasien mengatakan sesak nafas dan pasien mengatakan
sulit tidur,pasien tampak terpasang oksigen nasal canul 3ltr Tampak
Lemah,Tampak Gelisah,Tampak Lesu, Tampak Pucat, Sianosis, Dipsnea,
TTV, N : 100x/menit,RR : 28x/menit, 130/80mmHg, SPO2 : 94%, (SDKI
D.0005 Hal 26).
2

RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn. G.N


Ruang Rawat : Gardenia
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi
1. Pola napas tidak efektif Pola napas (L.01001) Manajemen jalan napas (I.01011)
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x7 Observasi:
hambatan upaya nafas jam pola napas dengan kriteria hasil : 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
dibuktikan dengan dipsnea 1. dipsnea menurun 5 usaha napas)
SDKI D.0005 Hal 26 2. Penggunaan otot bantu napas menurun 5 2. Monitor bunyi napas (mis. Gurgling,
3. Pemanjangan fase ekspirasi menurun 5 mengi, wheezing, ronkhi kering))
4. Frekuensi napas membaik 5 Terapeutik:
5. Kedalaman napas mebaik 5 1. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan
head-tilt dan chin-tilt (jaw-thrust jika curiga
trauma servikal)
2. Posisikan semi-fowler atau Fowler
3. Berikan minum hangat
3

4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu


5. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15
detik
Edukasi:
1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika
tidak kontraindikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif
4

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tanda tangan
Hari/Tanggal dan
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama
Perawat
Rabu,09 juni 1. Memonitor bunyi napas (mis. Gurgling, S:
2022 jam 13.00
mengi, wheezing, ronkhi kering) - Tn. G.N mengatakan sesak nafas
sudah mulai berkurang
2. Memposisikan semi-fowler atau Fowler
O:
3. Melihat teknik dan dari pasien batuk
- Pasien tampak masih terpasang
4. Mengajarkan teknik batuk efektif oksigen nasal canul 3ltr
5. Kolaborasi pemberian obat Nebulizer - Pasien tampak tenang setelah di
combivent atur posisi semi fowler
- Frekwensi nafas pasien membaik
- Pasien mampu mengikuti cara
batuk efektif
- Pasien tampak masih lemah,
tampak lesu dan tampak pucat
- Setelah diberi tindakan nebulizer,
pasien sesak nafasnya Berkurang

- Sianosis
5

- Dipsnea
- TTV
- N : 109x/menit
- RR : 22x/menit
- 150/90mmHg
- SPO2 : 99%
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi 1, 2, 3, 4,
dan 5
6

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen, kebutuhan dasar
manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme tubuh, untuk
mempertahankan hidup, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih
dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan merusak otak dan
menye babkan pasien kehilangan kesadaran. Oksigen adalah salah satu kebutuhan
yang paling vital bagi tubuh. Apabila kekurangan oksigen berlangsung lebih dari
5 menit, maka terjadi kerusakan sel otak secara permanen. Selain itu oksigen
digunakan oleh sel untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme sel.
Oksigen akan digunakan dalam metabolism sel agar berfungai secara optimal.
Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara
melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen
sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
4.2 Saran
1). Untuk Rumah Sakit
Diharapkan petugas kesehatan dapat melakukan tindakan terapi
farmakologis dan non farmakologis secara maksimal dan melakukan observasi
terhadap pasien secara terus menerus untuk mengetahui kondisi pasien setiap
waktu. Dan saat dilakukan tindakan keperawatan yang berhubungan dengan hasil
laboratorium setelah itu, petugas kesehatan diharapkan selalu mengecek
pemeriksaan laboratorium terhadap pasien agar dapat mengetahui perkembangan
kondisi pasien.
2). Untuk Keluarga Pasien
Diharapkan keluarga dapat menambah pengetahuan tentang penyakit gagal
ginjal kronis serta cara penanganan dan pencegahan agar tidak terjadi lagi pada
anggota keluarga yang lain. Serta mengetahui cara mengatasi sesak nafas dengan
terapi non farmakologis seperti pengaturan posisi dan relaksasi nafas dalam.
3). Untuk peneliti lain
7

Diharapkan dimasa yang akan datang dapat digunakan sebagai referensi


atau sumber data untuk penelitian selanjutnya tentang ketidak efektifan pola nafas.
Dan diharapkan peneliti melakukan asuhan keperawatan kepada pasien dengan
maksimal, dan setiap saat meninjau kondisi pasien yang berhubungan dengan pola
nafas tidak efektif
8

DAFTAR PUSTAKA

academia.edu. LAPORAN PENDAHULUAN OKSIGENASI


https://www.academia.edu/45003000/
LAPORAN_PENDAHULUAN_OKSIGENASI (Diakses Pada Selasa, 31
Mei 2022, 22:25 WIB)
Hidayat,A.A.
(2006).PengantarKebutuhanDasarManusia:AplikasiKonsepdanProses
Keperawatan.Jakarta;PenerbitSelembaMedika.
Kusnanto.
(2016).ModulPembelajaranPemenuhanKebutuhanOksigen.Surabaya;Fakultas
KeperawatanUniversitasAirlangga.
TarwotokamuWartonah.(2011),KebutuhanDasarManusiadanProsesKeperawatan
Edisi5.Jakarta;PenerbitSalembaMedika.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan II September 2018
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan III Agustus 2017
Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan II Januari 2019
9

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Jl. Beliang No. 110 Palangka Raya Telp. (0536) 3227707
E-mail : stikesekaharap110@yahoo.com

LEMBAR KONSULTASI
PENULISAN LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
MAHASISWA PRODI S1 KEPERAWATAN

Foto
3x4

NAMA : Jimmy Farma Saputra


NIM : 2020-01-14201-062
Judul Laporan Asuhan Keperawatan :
PEMBIMBING I (Akademik) : Rimba Aprianti, S.Kep.,Ners
PEMBIMBING II (Lahan Praktik) : Erika Sihombing, S.Kep.,Ns
10

KEGIATAN BIMBINGAN LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

Hari/ Paraf
No Catatan Pembimbing
Tgl/waktu Pembimbing Mahasiswa
11

Anda mungkin juga menyukai