Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. A DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT


TIDUR DI RUANG ANTURIUM RSUD BHAYANGKARA
BONDOWOSO

DISUSUN OLEH :

1. Yusi Nur Yuliatin (NIM. 19037140064)


2. Annisa Khairur Rosiqin (NIM. 19037140006)
3. Revita Tiara Sari (NIM.19037140044)
4. Hildatus Sholehah (NIM. 19037140021)
5. Wardatul Hasanah (NIM. 19037140063)
6. Novia Hasanatul Mulia P (NIM. 19037140037)
7. Azza Farah (NIM. 19037140011)
8. Umar Husaen (NIM. 19037140061)
9. Fani Riyanto (NIM. 19037140016)
10. Lukman Hakim (NIM. 19037140028)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO 1


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2021

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
Rahmat serta karunia-Nya semata, sehingga tugas Asuhan Keperawatan ini dapat
terselesaikan dengan baik. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Praktek Klinik
Keperawatan Dasar 1. Praktek Klinik Keperawatan Dasar 1 salah satu mata kuliah
wajib di Program Studi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.
Penulis yakin tanpa adanya bantuan dari semua pihak, maka tugas ini tidak
akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin megucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Yuana Dwi Agustin, SKM, M. Kes sebagai Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso;
2. Ika Yulis , S.Kep sebagai Kepala Ruangan Anturium
3. Semua pihak yang telah membantu pengerjaan makalah ini.
Semoga sumbangsih yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan
imbalan dari Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk bahan perbaikan penulisan makalah ini.

Bondowoso, 22 november 2021

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO 2


DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1..................................................................................................................... Latar
Belakang Masalah....................................................................................... 1
1.2.....................................................................................................................
Rumusan Masalah....................................................................................... 2
1.3..................................................................................................................... Tujuan
.................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
2.1. Definisi Istirahat dan Tidur........................................................................ 3
2.2. Konsep Dasar Istirahat dan Tidur.............................................................. 3
2.3. Karakteristik Istirahat................................................................................ 3
2.4. Pengaturan Tidur....................................................................................... 4
2.5. Tahapan Tidur............................................................................................ 5
2.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur ................................................. 7
2.7. Gangguan Tidur......................................................................................... 8
2.8 Pengkajian teori.......................................................................................... 10
2.9 Diagnosa keperawatan dan intervensi........................................................ 10
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................ 17
3.1. Pengkajian.................................................................................................. 17
3.2. Analisa Data............................................................................................... 26
3.3. Diagnosa Keperawatan.............................................................................. 27
3.4. Rencana Tindakan..................................................................................... 28
3.5. Implementasi.............................................................................................. 31
3.6 Evaluasi....................................................................................................... 33
BAB IV PENUTUP......................................................................................... 34
4.1. Kesimpulan................................................................................................ 34

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO 3


4.2. Saran.......................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 35

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan
status,kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat
memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Pemenuh kebutuhan istirahat dan tidur
terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh
memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut
cukup maka jumlah energi yang di harapkan dapat memulihkan status kesehatan
dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain
itu,orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih
dari biasanya.
Kebutuhan akrivitas atau pergerakan, ustirahat dan tidur merupakan satu
kesanan Kang saling berhubungan dan saling memengaruhi. Tubuh
membutuhkan aktivitas untuk kegiatan fisiologis, serta membutuhkan istirahat
dan tidur untuk pemulihan ( Tarwoto dan Wartonah,2015)
Selain aktivitas setiap orang juga membutuhkan istirahat dan tidur agar
mempertahankan status kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu proses
tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Pemenuh kebutuhan istirahat
dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat
sembuh memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur
tersebut cukup, maka jumlah energi yang di harapkan dapat. memulihkan status
kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi.

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO 4


Selain itu, orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan
tidur lebih dari biasanya, Istrahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang
mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,
tubuh baru dapat berfungsi secara optimal, istirahat dan tidur sendiri memiliki
makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum,istirahat berarti suatu
keadaan tenang rileks,santai,tanpa tekanan emosional dan bebasdari perasaan
gelisah. Jadi, istirahat bukan berarti tidak melakukan aktifitas sama sekali.
Terkadang jalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk
istirahat. Namun, sebelum melaksanakan asuhan keperawatan pemenuhan
aktifitas serta istirahat, perawat ttelbeih dahulu harus mempelajari tentang
konsep-konsep mobilisasi dan istirahat
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi istirahat ?
2. Bagaimana karakteristik istirahat ?
3. Apakah definisi dari tidur ?
4. Bagaimanakah fisiologi dari tidur ?
5. Apakah konsep dasar dari istirahat dan tidur ?
6. Apa saja yang termasuk jenis jenis tidur ?
7. Apakah fungsi dan tujuan dari tidur ?
8. Sebutkan faktor faktor yang mempengaruhi tidur
9. Apa saja tahap tahapan dari tidur ?
10. Apa saja yang termasuk gangguan tidur ?

1.3. Tujuan
A. Bagi praktik keperawatan
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dan strategi
bagi keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
masalah gangguan istirahat dan tidur
B. Bagi pendidikan keperawatan
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam kegiatan
proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
masalah kebutuhan istirahat dan tidur yang dapat digunakan sebagai acuan
praktek mahasiswa keperawatan.
C. Bagi kebutuhan klien
Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui cara
memenuhi kebutuhan klien khususnya kebutuhan istirahat dan tidur

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO 5


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi istirahat dan tidur


Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan
hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan
ketenangan, Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah,
bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu keadaan melepaskan diri dari segala
hal yang membosankan, menyulitkan, bahkan menjengkelkan. ( Hidayat Alimul
A.A. dan Musrifatul Uliyah. 2015 : 52)
Kesempatan untuk istirahat dan tidur sama pentingnya dengan kebutuhan
makan. aktivitas, maupun kebutuhan dasar lainnya. Setiap individu
membutuhkan istirahat dan tidur untuk memulihkan kembali kesehatannya
( Tarwoto,Wartonah,2015)
2.2. Konsep Dasar istirahat dan tidur
Istirahat adalah suatu keadaan di mana kegiatan jasmaniah menurun yang
berakibat badan menjadi lebih segar. Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa
sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang
berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah
yang berbeda. (Tarwoto, Wartonah. 2015 : 55)
Tidur merupakan kondisi tidak sadar yakni individu dapat dibangunkan oleh
stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986), atau juga dapat dikatakan
sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh
ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang
berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO 6


bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis, dan terjadi penurunan respons
terhadap rangsangan dari luar

2.3. Karakteristik Istirahat


( Hidayat Alimul A.A. dan Musrifatul Uliyah. 2015 : 72)
Terdapat beberapa karakteristik dari istirahat Misalnya, Narrow (1967) yang
dikutip oleh Perry dan Potter (1993) mengemukakan enam karakteristik yang
berhubungan dengan istirahat, di antaranya sebagai berikut.
1. Merasakan bahwa segala sesuatu dapat diatast Merasa diterima.
2. Mengetahui apa yang sedang terjadi.
3. Bebas dari gangguan ketidaknyamanan.
4. Mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyai tujuan
5. Mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan
Kebutuhan istirahat dapat dirasakan apabila semua karakteristik tersebut di atas
dapat terpenuhi. Hal ini dapat dijumpai apabila pasien merasakan segala
kebutuhannya dapat diatasi dan adanya pengawasan maupun penerimaan dan
asuhan keperawatan yang diberikan sehingga dapat memberikan kedamaian.
Apabila pasien tidak merasakan enam kriteria tersebut di atas. maka kebutuhan
istirahatnya masih belum terpenuhi sehingga diperlukan tindakan keperawatan
yang dapat meningkatkan terpenuhinya kebutuhan istirahat dan tidur, misalnya
mendengarkan secara hati-hati tentang kekhawatiran personal pasien dan
mencoba meringankannya jika memungkinkan.
Pasien yang mempunyai perasaan tidak diterima tidak mungkin dapat
beristirahat dengan tenang. Oleh sebab itu, perawat harus sensitif terhadap
kekhawatiran atau masalah yang dialami pasien. Pengenalan pasien terhadap apa
yang akan terjadi adalah keadaan lain yang penting agar dapat beristirahat.
Adanya ketidaktahuan akan menimbulkan kecemasan dengan tingkat yang
berbeda-beda dan dapat menimbulkan gangguan pada istirahat pasien sehingga
perawat harus membantu memberikan penjelasan kepada pasiennya. Agar pasien
merasa diterima dan mendapatkan kepuasan, maka pasien harus dilibatkan dalam
melaksanakan berbagai aktivitas yang mempunyai tujuan sehingga pasien merasa
dihargai tentang kompetensi yang ada pada dirinya. Pasien akan merasa aman
jika mengetahui bahwa ia akan mendapat bantuan yang sesuai dengan yang
diperlukannya.
Pasien yang merasa terisolasi dan kurang mendapat bantuan tidak akan dapat
istirahat, sehingga perawat harus dapat menciptakan suasana agar pasien tidak
merasa terisolasi dengan cara melibatkan keluarga dan teman-teman pasien.

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO 7


Keluarga dan teman-teman pasien dapat meningkatkan kebutuhan istirahat
pasien dengan cara membantu pasien dalam tugas sehari-hari dan dalam
mengambil keputusan yang sukar.

2.4. Pengaturan Tidur


Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer,
endokrin, kardiovaskular, respirasi, dan muskuloskeletal.
Tiap kejadian tersebut dapat diidentifikasi atau direkam dengan
elektroensefalogram (EEG) untuk aktivitas listrik otak, pengukuran tonus otot
dengan menggunakan elektromiogram (EMG) dan elektrookulogram (EOG)
untuk mengukur pergerakan mata. Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari
hubungan antara dua mekanisme serebral yang secara bergantian mengaktifkan
dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun. Reticular activating sistem
(RAS) di batang otak bagian atas diyakini mempunyai sel-sel khusus dalam
mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran. RAS memberikan stimulus visual,
auditori, nyeri, dan sensoris raba. Selain itu, juga menerima stimulus dari korteks
serebri (emosi dan proses pikir).

Pada keadaan sadar, neuron-neuron dalam RAS melepaskan katekolamin.


misalnya norepinefrin. Saat tidur mungkin disebabkan oleh pelepasan serum
serotinin dari sel-sel spesifik di pons dan batang otak tengah yaitu bulbar
synchronizing regional (BSR). Bangun dan tidurnya seseorang tergantung dari
keseimbangan impuls yang diterima dari pusat otak, reseptor sensorik perifer
misalnya bunyi, stimulus cahaya. dan sistem limbik seperti emosi.
Seseorang yang mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya dan berusaha
dalam posisi rileks. Jika ruangan gelap dan tenang aktivitas RAS menurun, pada
saat itu BSR mengeluarkan serum serotinin ( Tarwoto,Wartonah,2015)
2.5. Tahapan Tidur
Tes EEG, EMG, dan EOG dapat mengidentifikasi perbedaan sinyal pada level
otak, otot, dan aktivitas mata. Normalnya, tidur dibagi menjadi dua yaitu
nonrapid eye movement (NREM) dan rapid eye movement (REM). Masa NREM
seseorang terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan kira-kira 90 menit
selama siklus tidur. Sementara itu, tahapan REM adalah tahapan terakhir kira-
kira 90 menit sebelum tidur berakhir.
1. Tahapan tidur NREM.
a. NREM tahap I:
1) tingkat transisi;

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO 8


2) merespons cahaya;
3) berlangsung beberapa menit;
4) mudah terbangun dengan rangsangan;
5) aktivitas fisik, tanda vital, dan metabolisme menurun;
6) bila terbangun terasa sedang bermimpi.
b. NREM tahap II:
1) periode suara tidur;
2) mulai relaksasi otot;
3) berlangsung 10-20 menit.
4) fungsi tubuh berlangsung lambat.
5) dapat dibangunkan dengan mudah.
c. NREM tahap III:
1) awal tahap dari keadaan tidur nyenyak
2) sulit dibangunkan;
3) relaksasi otot menyeluruh,
4) tekanan darah menurun,
5) berlangsung 15-30
d. NREM tahap IV:
1) tidur nyenyak
2) sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif;
3) untuk restorasi dan istirahat, tomus otot menurun;
4) sekresi lambung menurun.
5) gerak bola mata cepat.
2. Tahapan tidur REM.
a. Lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM.
b. Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur malamnya.
c. Jika individu terbangun pada tidur REM, maka biasanya terjadi mimpi.
d. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan
dalam belajar, memori, dan adaptasi.
3. Karakteristik tidur REM.
a. Mata : cepat tertutup dan terbuka.
b. Otot-otot : kejang otot kecil, otot besar imobilisasi.
c. Pernapasan : tidak teratur, kadang dengan apnea.
d. Nadi : cepat dan ireguler.
e. Tekanan darah : meningkat atau fluktuasi.
f. Sekresi gaster : meningkat.
g. Metabolisme : meningkat, temperatur tubuh naik.

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO 9


h. Gelombang otak : EEG aktif.
i. Siklus tidur : sulit dibangunkan.
Pola Tidur Normal
1. Neonatus sampai dengan 3 bulan.
a. Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari.
b. Mudah berespons terhadap stimulus.
c. Pada minggu pertama kelahiran 50% adalah tahap REM.
2. Bayi
a. Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam
b. Usia I balan sampai dengan 1 tahan kira-kira tidur 14 jam/hari.
c. Tahap REM 20-30%
3. Toddler
a. Tidur 10-12 jam/hari.
b. Tahap REM 25%
4. Prasekolah.
a. Tidur 11 jam pada malam hari.
b. Tahap REM 20%.
5. Usia sekolah.
a. Tidur 10 jam pada malam hari.
b. Tahap REM 18,5%
6. Remaja
a. Tidur 8,5 jam pada malam hari.
b. Tahap REM 20%.
7. Dewasa muda.
a. Tidur 7-9 jam/hari.
b. Tahap REM 20-25%.
8. Usia dewasa pertengahan.
a. Tidur ± 7 jam/hari.
b. Tahap REM 20%.
9. Usia tua
a. Tidur ± 6 jam/hari.
b. Tahap REM 20-25%
c. Tahap NREM IV menurun dan kadang-kadang absen.
d. Sering terbangun pada malam hari.
2.6 Faktor-faktor yang memengaruhi tidur adalah sebagai berikut.
1. Penyakit.

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO


10
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari
normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak
dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti asma,
bronkitis, penyakit kardiovaskular, dan penyakit persarafan.
2. Lingkungan,
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian
terjadi perubahan suasana seperti gaduh, maka akan menghambat tidurnya.
3. Motivasi.
Motivasi dapat memengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap
bangun dan waspada menahan kantuk.
4. Kelelahan.
Kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
5. Kecemasan.
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga
mengganggu tidurnya.
6. Alkohol.
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol
dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
7. Obat-obatan.
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain sebagai
berikut.
a. Diuretik : menyebabkan insomnia.
b. Antidepresan : menyupresi REM.
c. Kafein : meningkatkan saraf simpatis
d. Beta-bloker : menimbulkan insomnia.
e. Narkotika : menyupresi REM.
2.7 Gangguan Tidur
1. Insomnia
Adalah ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan kuantitas tidur.
Tiga macam insomnia, yaitu: insomnia inisial (initial insomnia) adalah tidak
adanya ketidakmampuan untuk tidur, insomnia intermiten (intermitent ii)
merupakan ketidakmampuan untuk tetap mempertahankan tidur karena sering
terbangun; dan insomnia terminal (terminal insomnia) adalahı bangan lebih awal,
tetapi tidak pernah tertidur kembali. Penyebab insomnia adalah ketidakmampuan
fisik, kecemasan, dan kebiasaan minum alkohol dalam jumlah banyak
2. Hipersomnia

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO


11
Berlebihan jam tidur pada malam hari lebih dari 9 janti, hiasanya disebabkan oleh
depes, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal, hati, dan metabolisme.
3. Parasomnia.
Merupakan sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur anak, seperti
samnohebalisme (tidur sambil berjalan).
4. Narkolepsi.
Suatu keadaan atau kondisi yang ditandai oleh keinginan yang tidak terkendali
untuk tidur. Gelombang otak penderita pada saat tidur sama dengan orang yang
sedang tidur normal, juga tidak terdapat gas darah atau endoktrin.
5. Apnea tidur dan mendengkur.
Mendengkur bukan dianggap sebagai gangguan tidur, namun bila disertai apnea
maka dapat menjadi masalah. Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan
pengeluaran udara di hidung dan mulut, misalnya amandel, adenoid, otot-otot di
belakang mulut mengendor dan bergetar. Periode apnea berlangsung selama 10
detik sampai 3 menit.
6. Mengigau.
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM.

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO


12
2.8 Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Riwayat keperawatan.
a. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada waktu tidur,
jumlah jam tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering
bangun pada saat tidur, apakah mengalami mimpi yang mengancam.
b. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari: apakah merasa segar saat
bangun, apa yang terjadi jika kurang tidur.
c. Adakah alat bantu tidur: apa yang Anda lakukan sebelum tidur, apakah
menggunakan obat-obatan untuk membantu tidur.
d. Gangguan tidur atau faktor-faktor kontribusi: jenis gangguan tidur, kapan
masalah itu terjadi.
1. Keluhan utama pasien.
a. Ketidakmampuan memejamkan mata.
b. Ketidakmampuan tidur dengan nyenyak, sering terganggu oleh tindakan
medis dan perawatan, lingkungan yang tidak mendukung untuk tidur.
c. Tidak sesuai pola tidur pasien.
d. Pasien mengatakan tidak bisa tidur.
2. Pemeriksaan fisik.
a. Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien.
b. Adanya lingkaran hitam di sekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva
merah.

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO


13
c. Perilaku; iritabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara lambat.
postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap, mata
tampak lengket, menarik diri, bingung, dan kurang koordinasi,
3. Pemeriksaan diagnostik.
a. Elektroensefalogram (EEG).
b. Elektromiogram (EMG).
c. Elektrookulogram (EOG).
2.9 DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1. Gangguan pola tidur
Definisi :
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.
Penyebab :
1. Hambatan lingkungan (mis. kelembapan lingkungan sekitar, suhu lingkungan,
pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, Jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
2. Kurangnya kontrol tidur
3. Kurangnya privasi
4. Restraint fisik
5. Ketiadaan teman tidur
6. Tidak familiar dengan peralatan tidur
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif :
1. Mengeluh sulit tidur
2. Mengeluh sering terjaga
3. Mengeluh tidak puas tidur
4. Mengeluh pola tidur berubah.
5. Mengeluh istirahat tidak cukup
Objektif
(Tidak tersedia)
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1. Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
Objektif
(tidak tersedia)
Kondisi Klinis Terkait
1. Nyeri/kolik

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO


14
2. Hipertiroidisme
3. Kecemasan
4. Penyakit paru obstruktif kronis
5. Kehamilan
6. Periode pasca partum
7. Kondisi pasca operasi
Tujuan Dan Kriteria Hasil :
1. Keluhan sulit tidur 5 (Meningkat)
2. Keluhan sering terjaga 5 (Meningkat)
3. Keluhan tidak puas tidur 5 (Meningkat)
4. Keluhan pola tidur berubah 5 (Meningkat)
5. Keluhan istirahat tidak cukup 5 (Meningkat)

6. Kemampuan beraktivitas 5 (Menurun)


Keterangan :
- Menurun (1)
- Cukup menurun (2)
- Sedang (3)
- Cukup meningkat (4)
- Meningkat (5)

Intervensi dan Rasional (SIKI)


Intervensi Rasional
1. Identifikasi pola aktivitas dan 1) Pola aktivitas dan pola tidur yang
tidur sesuai memungkinkan pasien
lebih cepat beradaptasi.
2. Fasilitasi menghilangkan stres 2) Stres menimbulkan stimulasi saraf
sebelum tidur simpatis yang menyebabkan
ketegangan.
3. Lakukan prosedur meningkatkan 3) Melakukan tindakan pengaturan
kenyamanan. posisi yang nyaman untuk klien
4. Jelaskan pentingnya tidur cukup 4) Tidur dapat merelaxsasikan
selama sakit pasien, dan akan membuat pasien
lebih tenang

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO


15
2. Kesiapan peningkatan tidur D10068
Definisi :
Pola penurunan kesadaran alamiah dan periodik yang memungkinkan istirahat
adekuat, mempertahankan gaya hidup yang diinginkan dan dapat
ditingkatkan.
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif
Objektif
1. Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan tidur waktu
tidur sesuai dengan pertumbuhan perkembangan
2. Mengekspresikan perasaan cukup istirahat setelah tidur
Gejala dan Tanda Minor Subjektif
Objektif
1. Tidak menggunakan obat tidur
2. Menerapkan rutinitas tidur yang meningkatkan kebiasaan tidur
Kondisi Klinis Terkait
1. Pemulihan pasca operasi
2. Nyeri kronis
3. Kehamilan (periode prenatal/postnatal)
4. Sleep apnea
Tujuan Dan Kriteria Hasil :
1. Keluhan sulit tidur 5 (Meningkat)
2. Keluhan sering terjaga 5 (Meningkat)
3. Keluhan tidak puas tidur 5 (Meningkat)
4. Keluhan pola tidur berubah 5 (Meningkat)
5. Keluhan istirahat tidak cukup 5 (Meningkat)
6. Kemampuan beraktivitas 5 (Menurun)
Keterangan :
- Menurun (1)
- Cukup menurun (2)
- Sedang (3)
- Cukup meningkat (4)
- Meningkat (5)
Intervensi dan Rasional (SIKI)
Intervensi Rasional
1. Identifikasi pola aktivitas dan 1) Pola aktivitas dan pola tidur yang
tidur sesuai akan membuat pasien

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO


16
mudah beradaptasi
2. Modifikasi lingkungan 2) Modifikasi
lingkungan,memberikan
pencahayaan yang baik dan sesuai
untuk mendukung tidur
3. Abjurkan menghindari makanan 3) Makanan atau minuman yang
atau minuman yang mengganggu mengganggu tidur seperti
tidur kopi ,teh yang mengandung
kafein,yang bisa menghilangkan
rasa kantuk
4. Ajarkan tekhnik relaksasi non 4) Tekhnik relaksasi pernapasan
farmakologis dalam dapat membantu klien

3. Ansletas D.0080
Definisi :
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas
dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan
tindakan untuk menghadapi ancaman.

Penyebab :
1. Krisis situasional
2. Kebutuhan tidak terpenuhi
3. Krisis maturasional
4. Ancaman terhadap konsep diri
5 Ancaman terhadap kematian
6. Kekhawatiran mengalami kegagalan
7. Disfungsi sistem keluarga
8. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
9. Faktor keturunan (temperamen mudah teragitasi sejak lahir )
10. Penyalahgunaan zat
11. Terpapar bahaya lingkungan (mis, toksin, polutan, dan lain-lain)
12. Kurang terpapar informasi

Gejala dan Tanda Mayor

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO


17
Subjektif
1. Merasa bingung
2. Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang di hadapi
3. Sulit berkonsentrasi
Objektif
1. Tampak gelisah
2. Tampak togang
3. Sulit tidur

Gejela dan Tanda Minor


Subjektif
1. Mengaluh pusing
2. Anoreksia
3. Palpitasi
4. Merasa tidak berdaya

Objektif

1. Frekuensi napas meningkat


2. Frekuensi nadi meningkat
3. Tekanan darah meningkat
4 Diaforesis
5 Tremor
6. Muka tampak pucat
7. Suara bergetar
8. Kontak mata buruk
9. Sering berkemih
10. Berorientasi pada masa lalu

Kondisi Klinis Terkait


1. Penyakit kronis progresif (mis. kanker, penyakit autoimun)
2. Penyakit akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana operasi

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO


18
5. Kondisi diagnosis penyakit
6. Penyakit neurologis
7. Tahap tumbuh kembang
Tujuan dan kriteria hasil:
1. Verbalisasi kebingungan (5) menurun
2. Verbalisasi kahawatir 5 menurun
3. Perilaku gelisah 5 menurun
4. Pola tidur 5 menurun

Keterangan :
- Menurun (1)
- Cukup menurun (2)
- Sedang (3)
- Cukup meningkat (4)
- Meningkat (5)

Intervensi dan Rasional (SIKI)


Intervensi Rasional
1. Identifikasi saat tingkat 1. Dilakukan untuk
ansietas berubah mempermudah dan
melanjutkan intervensi
2. Temani pasien untuk 2. Menemani pasien dapat
mengurangi kecemasan mengurangi kecemasan pada
pasien
3. Tekhnik relaksasi seperti
3. Latih tekhnik relaksasi kompres hangat dan
pernafasan dalam dapat
meningkatkan kenyamanan
pasien
4. Pemberian obat ansietas dapat
4. Kolaborasi pemberian ansietas
menangani kecemasan dan
( obat)
kepanikan

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO


19
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN
Rumah sakit : Bhayangkara bondowoso

Ruangan : Anturium

Tgl/Jam MRS : 09 november 2021/ 15.00 WIB

Dx. Medis : hernia inguinalis ( HIL)

No. Register : 136xxx

Pengkajian Oleh : Kelompok 8

Tgl/Jam pengkajian : 15 november 2021/ 15.30

I. BIODATA
PENANGGUNG JAWAB
Nama Klien :Tn.A
Nama : Ny. S

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


Umur : 52 TahunBONDOWOSO
20

Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : IRT

Alamat : taman ( grujugan)

Hubungan dengan klien : Anak


Umur : 62 tahun

Jenis Kelamin : laki laki

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

Gol. Darah : Tidak terkaji

Alamat : taman ( grujugan)

RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan Utama :
a. Saat MRS
Kepala berputar putar
b. Saat Pengkajian
Klien mengatakan pusing berputar putar dan klien mengatakan sakit perut
bagian bawah sebelah kiri

2. Riwayat Penyakit Sekarang :


Keluarga klien mengatakan klien dibawa ke rumah sakit bhayangkara
bondowoso pada tgl 09 november 2021 dengan keluhan pusing mual muntah
dan tidak bisa BAK ,setelah tiba di RS bhayangkara pasien berada di
IGD ,kemudian klien di pindahkan atau dibawa ke ruangan rawat inap oleh
perawat

3. Riwayat Penyakit Dahulu :


Keluarga klien mengatakan hanya menderita sakit perut bagian bawah sejak
beberapa bulan yang lalu

4. Riwayat Penyakit Keluarga :


Keluarga klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga

5. Genogram :
Ket :

65

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO


21
: Perempuan

: Laki-Laki

II. POLA FUNGSI KESEHATAN : Meninggal


1. Pola Persepsi dan Tata Laksana Kesehatan
: Garis Perkawinan
Keluarga klien mengatakan jika klien sakit atau
: Serumah
kesehatannya terganggu keluarga klien hanya
memanggil perawat atau bidan terdekat untuk : Pasien umur

mengobati sakitnya ,namun jika dirasa sudah


: Garis Keturunan
berat dibawa ke rumah sakit

2. Pola Nutrisi
Pola makan
Keterangan Sebelum Sakit Saat sakit
Frekuensi 3x / hari 2x / hari
Jenis Nasi, sayur, dan lauk Bubur, sayur, dan
lauk
Cara Makan Mandiri Dibantu ( disuapin)
(menggunakan tangan)
Nafsu makan Baik Menurun
Porsi 1 porsi habis 1porsi tidak habis
Total konsumsi (kkal/hari)
Keluhan:
- Mual Tidak ada Mual
- Muntah(..x/hari,...cc) Tidak ada Tidak ada
- Sariawan Tidak ada Tidak ada
- Masalah mengunyah Tidak ada Tidak ada
- Kesulitan menelan Tidak ada Tidak ada
- Lain Nafsu makan
berkurang

Deskripsikan singkat mengenai keluhan yang dirasakan :


Klien mengatakan pada saat makan klien muntah dan nafsu makan klien
berkurang

Pola Minum

Keterangan Sebelum Sakit Saat Sakit


Jenis air putih Air putih

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO


22
Jumlah (….cc/ hari) 1500 cc / hari 500 cc / hari
Keluhan Tidak ada Sulit menelan

3. Pola Eliminasi
a. Eliminasi Urine
Keterangan Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekuensi 6-7 x / hari Klien terpasang kateter
Jumlah 1500 2000 cc
Warna Kuning Kuning
Bau. Amoniac Amoniac

b. Eliminasi Alvi
Keterangan Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekuensi 1 x / hari 1 x / hari
Konsistensi Padat Belum BAB (1 hari )
Warna Kuning Belum BAB (1 hari)
Bau Khas Belum BAB (1 hari)

4. Pola Aktifitas dan Kebersihan Diri


Keterangan Sebelum Sakit Saat Sakit
Mobilitas Rutin 0 2
Waktu Senggang Istirahat, Tidur Istirahat, Tidur
Mandi 0 2
Berpakaian 0 2
Berhias 0 2
Toileting 0 2
Makan-minum 0 2

Keterangan :
0 : mandiri
1 : dengan alat bantu
2 : dibantu oleh orang lain
3 : dibantu oleh orang lain dan alat
4 : tergantung secara total

5. Pola Istirahat – Tidur


Keterangan Sebelum Sakit Saat Sakit

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO


23
Jam berangkat tidur 21.00 24.00
Waktu yang diperlukan 30 menit 2 jam
untuk tidur
Jam tidur malam 6 jam 3 jam
Jam tidur siang 3 jam 1 jam

Kebiasaan menjelang tidur Tidak ada Tidak ada

Jumlah terjaga saat tidur Tidak ada 3 kali


Obat obatan yang Tidak ada Tofedex
digunakan untuk tidur 3 x 500 mg
Gangguan tidur Tidak ada Nyeri perut

Perasaan waktu bangun Tenang Cemas

Deskripsi lengkap tentang gangguan tidur yang sedang di alami :


Keluarga mengatakan sering terjaga pada malam hari, klien juga mengatakan kesulitan tidur
karena nyeri perut yang di rasakan oleh klien
F. pola kognitif dan persepsi sensori
Klien mengatakan ingin lekas sembuh, klien juga mengatakan saat klien sakit hanya
memanggil perawat / bisa ke rumahnya.

III. PEMERIKSAAN FISIK


 Keadaan umum : lemas
 Kesadaran : Composmentis (4-5-6)
 Tensi : 140/90 mmHg
 Nadi : 89 x/ menit
 Suhu : 36,5 oC
 RR : 21 x/menit,
 Antropometri : TB : 165 cm
BB sebelum sakit: 55 kg
BB saat ini : 53 kg
BB ideal : kg
1. Kepala
 Rambut : bentuk kepala oval/ bulat, tidak ada nodul/ lesi, rambut hitam
 Wajah : wajah simetris, alis simetris, klien tampak meringis
 Mata : tidak ada pembengkakan / edema palpebra, konjung tiva anemis
 Hidung : simetris, tidak ada cuping hidung, tidak ada nyeri tekan

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO


24
 Mulut : tidak ada gangguan dalam berbicara, mulut basah, mukosa bibir
kering
 Gigi : Gigi berwarna kuning, tidak lengkap
 Telinga : nampak bersih, tidak ada serumen dan sekret, tidak ada nyeri tekan
2. Leher
I tampak simetris, leher dapat di gerakkan ke samping kanan kiri
P tidak ada pembesaran vena jugularis, dan kelenjar tiroid

3. Payudara dan ketiak


I tidak terkaji
P Tidak ada nyeri tekan

4. Dada
Paru-Paru
I simetris kanan dan kiri, warnanya sama, tidak ada sianosis
P vocal simestris, teraba sama
P Sonor
A tidak ada suara nafas tambahan

Jantung
I Ictus cordis tidak terlihat
P Ictus cordis teraba
P pekak
A S1 S2 tunggal

5. Abdomen
I terdapat jahitan post op herniatomy
A 26x / menit
P pekak pada kuadran 1 dan pada kuadran 2,3
P ada nyeri tekan

6. Ekstremitas
Atas
I simetris, tidak ada pembengkakan
P akral hangat
Gerakan Sendi
Kekuatan Otot
5 5

Bawah
I simetris
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO
25
P akral hangat
Gerakan Sendi
Kekuatan Otot

5 5

7. Tulang Belakang/ Punggung-pinggang


I simestris
P tidak ada nyeri tekan

8. Anus – Genetalia
Terpasang kateter

9. Pemeriksaan Neurologis
Kesadaran Composmentis
Meningeal Sign
1) Kaku kuduk :
2) Kernig :
3) Brudzinski :

PEMERIKSAAN REFLEKS FISIOLOGI DAN PATOLOGIS

TGL/JAM REFLEK HASIL PEMERIKSAAN


30 April 2019 Refleks Fisiologi
13: 30 WIB
1. Refleks Biceps 1. Terdapat reaksi fleksi lengan pada
sendi siku
2. Refleks Triceps 2. Terdapat reaksi ekstensi lengan bawah

3. Refleks Brachiradialis 3. Terdapat reaksi gerakan

4. Refleks Patella 4. Terdapat reaksi menendang

5. Refleks Achilles 5. Terdapat reaksi plantar fleksi log legs


karena kontraksi m.gastrionemius

Refleks Patologis
1. Refleks Babinski 1. Ketika dilakukan goresan pada telapak
kaki dari arah tumit kea rah jari melalui
sisi lateral, klien memberikan respon
fleksi jari-jari dan penarikan tungkai
2. Refleks Chaddok 2. Ketika dilakukan goresan pada

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO


26
sepanjang tepi sisi lateral punggung
kaki diluar telapak kaki dan tumit ke
depan, klien memberikan respon fleksi
jari-jari dan penarikan tungkai
3. Refleks Schaffer 3. Ketika dilakukan pemencetan pada
tendon Achilles klien memberikan
respon fleksi jari-jari dan penarikan
tungkai
4. Refleks Oppenheim 4. Ketika dilakukan goresan pada
sepanjang tepi tulang tibia, klien
memberikan respon fleksi jari-jari dan
penarikan tungkai

5. Refleks Gordon 5. Ketika dilakukan goresan dan


memencet otot, klien memberikan
respon fleksi jari-jari dan penarikan
tungkai
6. Refleks Gonda 6. Ketika dilakukan fleksi pada jari ke 4
secara maksimal, klien memberikan
respon fleksi jari-jari dan penarikan
tungkai

PEMERIKSAAN SYARAF KRANIAL

TGL/JAM NERVUS HASIL PEMERIKSAAN


30 April 2019 1. N. Olfaktorius 1. Klien mampu mengidentifikasi bau-bauan
13:30 WIB (Pembau)
2. N. Optikus 2. Klien mampu melihat dengan baik
(Penglihatan)
3. N. Oculomotorius 3. Pupil klien mampu merangsang cahaya
dengan baik

4. N. Troklearis 4. Gerakan bola mata simetris


(Gerakan Bola Mata)

5. N. Trigeminus 5. Klien mampu mengenali sensai wajah


(Sensasi kulit wajah) dengan baik

6. N. Abdusen 6. Klien mampu menggerakkan bola mata ke


(Gerakan Bola Mata arah kanan dan kiri sesuai arah dengan
Ke Samping) baik

7. N. Facialis 7. Wajah klien simetris saat tersenyum,


dapat mengerutkan dahi dan mengangkat
alis dengan baik

8. N. Auditorius 8. Klien mampu mendengar dengan baik

9. N. Glosopaingeal 9. Klien mampu menelan dan menggerakkan

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO


27
(Menelan, gerakan lidah dengan baik
lidah, lidah rasa
depan)

10. N. Vagus 10. Klien mampu menelan dengan baik


(Sensasi faring,
laring, menelan dan
gerakan pita suara)
11. N. Accesorius 11. Klien mampu menggelengkan kepala ke
(Gerakan kepal dan kanan dan ke kiri
bahu)

12. N. Hypoglosal 12. Lidah klien normal


(Tonjolan lidah)

IV. Pemeriksaan Diagnostik ( cantumkan tanggal pemeriksaan )


Pada hari Jum’at, 26 April 2019 dilakukan pemeriksaan foto thorax

JENIS PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN


Pemeriksaan thorax Efusi pleura masih mulai terorganisasi dengan
passive
Atelektasis paru sinistra kemungkinan adanya TB
paru/ tumor paru sinistra belum dapat disingkirkan

V. Pemeriksaan Laboratorium (cantumkan tanggal dan nilai normal)


Pada hari Kamis, 09 November 2021 dilakukan pemeriksaan laboratorium
JENIS NILAI SATUAN NILAI NORMAL
PEMERIKSAAN
Gula darah acak 124 Mg/dl 180-150
SGOT 43 U/L 5-35
SGPT 28 U/L 5-35
Serum Kreatinin 2,9 Mg/dl 0,6-1,3
Urea 86 Mg/dl 15 – 40
Natrium 126 mEq/l 135 – 144
Kalium 4,3 mEq/l 3,6 - 4,8
Klorida 107 mEq/l 97 – 106

VI. Terapi ( disertai dosis tiap pemberian )


Parenteral
1. Ceftriaxone 2 x 1 gr
Fungsi : obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO
28
2. Omeprazole Sodium 2 x 1 gr
Fungsi : obat yang di gunakan untuk meringankan gejala nyeri
3. Levofloxacin 1 x 500mg
Fungsi : Sebagai antibiotik
4. Topazole 1 x 4 mg
Fungsi :
5. Tofedex 3 x 500 mg
Fungsi : obat yang di gunakan untuk anti nyeri
6. Futrolit 14tpm
Fungsi : obat untuk mengatasi dehidrasi

Bondowoso, 15 November 2021


Mahasiswa

Kelompok 1

3.2 ANALISA DATA


TGL/JAM DATA ETIOLOGI MASALAH
15 DS: Terputusnya Gangguan Pola tidur
November berhubungan dengan
Klien mengatakan sulit tidur jaringan abdomen
2021 hambatan lingkungan
karena nyeri di sekitar luka kiri bawah
15.00 WIB
(Prosedur
operasi
P : Nyeri saat beraktivitas Merangsang reseptor
Q : Seperti di tusuk – tusuk nyeri
R : Perut kiri bagian bawah
regio ke 7 Nyeri abdomen kiri
S:5 bawah
T : Hilang Timbul
DO: Gangguan pola
Pemeriksaan Fisik tidur
Abdomen
I Bentuk abdomen simetris,

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO


29
tidak terdapat lesi
A Bising usus 30x/menit
P Terdapat nyeri tekan pada
bagian bawah perut
P Timpani

15 Ds :
Novemeber
2021

15.00 WIB

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN URUTAN PRIORITAS

NO TGL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF


1 15 Gangguan pola tidur berhubungan dengan Kelompok 1
November
hambatan lingkungan ditandai dengan
2021
prosedur tindakan operasi herniotomi
15.00 WIB

2 15 Gangguan rasa nyaman berhubungan


November Kelompok 1
dengan gejala penyakit ditandai dengan
2021
15.00 WIB gelisah

3 15
November
2021
15.00 WIB

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO


30
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO
31
3.4 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

TGL/ DIAGNOSA TUJUAN DAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL


JAM KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
15 Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan tindakan
November (D.0055) selama 3x24 jam gangguan 1. Identifikasi pola aktivitas dan 1. Mengetahuikebutuhan aktivitas dan
2021 pola tidur dapat teratasi tidur tidur,perawat dapt memantau dan mengatur
15.00 WIB dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi fktor pengganggu kebutuhan tidur pasien
Pola Tidur (L.05045) tidur 2. Faktor pengganggu tidur dapat
1. Keluhan sulit tidur 3. Modifikasi lingkungan menyebabkan ketidak puasan pasien untuk
1 (menurun) 4. Jelaskan pentingnya tidur cukup tidur efektif
2. Keluhan sering selama sakit 3. Kondisi yang dapat meningkatkan minat
terjanggal 1(menurun) 5. Ajarkan relaksasi nafas dalam tidur pasien
3. Keluhan pola tidur 4. Tidur bermanfaat begi tubuh untuk
berubah 2(cukup membuat lebih bertenaga
menurun) 5. Memberikan efek relaksasi /ketenangan.

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO 32


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

TGL/ DIAGNOSA TUJUAN DAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL


JAM KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
16 Gangguan rasa Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri (I.08238)
November nyaman (D.0074) selama 3x24 jam gangguan 1. Identifikasi karakteristik 1. Mengidentifikasi kebutuhan untuk
2021 pola tidur dapat teratasi durasi frekuensi kualitas dan intervensi dan juga tanda tanda
15.00 WIB dengan kriteria hasil: integritas nyeri perkembangan
Status Kenyamanan L.08064 2. Berikan teknik 2. Meningkatkan relaksasi / menurunkan
1. keluhan tidak nyaman 5 nonfarmakologis untuk ketegangan otot
(menurun) mengurangi rasa nyeri 3. Mengatasi nyeri yang datang secara tiba-tiba
2. gelisah 5 (menurun) (relaksasi nafas dalam) 4. Memberikan penurunan nyeri dan rasa tidak
3. merintih 5 (menurun) 3. Jelaskan strategi pereda nyaman
4. kesejahteraan fisik 5 nyeri
(menurun) 4. Kolaborasi pemberian
5. keluhan sulit tidur 5 analgetik (tofedex)
(menurun)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO 33


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

TGL/ DIAGNOSA TUJUAN DAN RENCANA TINDAKAN RASIONAL


JAM KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
17 Resiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi (I.14539)
November (D.0142) selama 3x24 jam Risiko 1. Monitor tandan dan gejala 1. Untuk melanjutkan pengobatan infeksi
2021 infeksi dapat teratasi dengan infeksi lokal dan sistemik 2. Memotong rantai infeksi
15.00 WIB kriteria hasil : 2. Cuci tangan sebelum dan 3. Tanda dan gejala infeksi seperti nyeri
Tingkat infeksi (L.14137) sesudah kontak dengan pasien demam
1. Demam 5 (Menurun) dan lingkungan pasien 4. Mengajarkan perawatan luka saat di rumah
2. Nyeri 5 (Menurun) 3. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
3. Bengkak 5 (Menurun) 4. Ajarkan cara memeriksa kondisi
4. Nafsu Makan 5 luka atau luka operasi
(Meningkat)
5. Kebersihan tangan 5
(Meningkat)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO 34


3.5 IMPLEMENTASI
Tanggal / Jam No.DX Kep Implementasi

15 November D.0055 1. Mengidentifikasi pola aktivitas tidur

2021 Gangguan pola tidur R/Pasien mengetahui dan menyebutkan pola aktivitas dan kebiasaan menjelang tidur.

15.00 WIB 2. Mengidentifikasi faktor penggangu tidur

R/Pasien mengetahui faktor-faktor yang mengganggu tidur

3. Memodifikasi lingkungan,lingkungan yang nyaman

R/Pasien mampu mendapatkan lingkungan yang nyaman

4. Menjelaskan pentingnya tidur selama sakit

R/pasien mengetahui pentingnya tidur.tidur selama saat sakit

5. Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam

R/Pasien mampu melakukan tehnik relaksasi nafas dalam

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO 35


IMPLEMENTASI
Tanggal / Jam No.DX Kep Implementasi

16 November D.0055 1. Memodifikasi lingkungan dengan cara mengatur pencahayaan kebisingan

2021 Gangguan pola tidur R/ : Pasien mendapatkan lingkungan yang nyaman

15.00 WIB 2. Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur

R/ : Pasien mengetahui faktor pengganggu tidur

17 November D.0055 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik dan kualitas nyeri

2021 Gangguan pola tidur R/: Pasien mengetahui lokasi dan karakteristik nyeri

15.00 WIB 2. Memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri

R/: Pasien mengetahui cara melakukan teknik relaksasi

3. Menjelaskan strategi meredakan nyeri

R/ : Pasien mengurangi cara meredakan strategi nyeri

4. Kolaborasi pemberian analgetik

R/ : Pemberian analgetik (tofedex)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO 36


3.6 EVALUASI
Tanggal / Jam No.DX Kep Evaluasi

15 November D.0055 S : - klien mengatakan nyerinya masih terasa

2021 - klien mengatakan nyerinya masih kadang muncul

15.00 WIB - klien mengatakan mampu melakukan tekhnik relaksasi napas dalam

- klien mengatakan pola tidurnya 3 jam

O: - klien masih tampak meringis

- klien tampak tenang

- skala nyeri klien 5

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi implementasi

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO 37


BAB IV
PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Istirahat adalah suatu keadaan di mana kegiatan jasmaniah menurun yang
berakibat badan menjadi lebih segar. Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa
sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang
berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah
yang berbeda. (Tarwoto, Wartonah. 2015 : 55)
Normalnya, tidur dibagi menjadi dua yaitu nonrapid eye movement (NREM) dan
rapid eye movement (REM). Masa NREM seseorang terbagi menjadi empat
tahapan dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur. Sementara itu,
tahapan REM adalah tahapan terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur berakhir.

1.2. Saran
Setiap individu harus menjaga kecukupan istirahat dan tidurnya sesuai
kebutuhannya.dengan kondisi jiwa dan fisik yang sehat maka dapat melakukan
berbagai kegiatan dengan baik.

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO


38
DAFTAR PUSTAKA
Hardman T.H. 2017. NANDA-1, Diagnosis Keperawatan, Definisi, dan
klasifikasi 2018-2020. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Tarwoto, Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasae Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 5. Jakarta : Salemba Medika
Hidayat Alimul A.A dan Musrifatul Uliyah. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar
Manusia Edisi 2 Buku 2. Jakarta : Salemba Medika

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BONDOWOSO


39

Anda mungkin juga menyukai