Oleh:
OLEH :
TINGKAT 2.2
DIII KEPERAWATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019
LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN VERTIGO
A. Pengertian
Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan atau
gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut terlibat dalam mengatur
dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita. Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai
sistem diantaranya sistem vestibular, system visual dan system somato sensorik (propioseptik).
Untuk memperetahankan keseimbangan diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3sistem system
tersebut diatas harus difungsikan dengan baik. Pada vertigo, penderita merasa atau melihat
lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami
biasanya berputar namun kadang berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasaditarik menjauhi
bidang vertikal. Pada penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya nistagmus.
Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu gejala,
penderitamerasakan benda-benda disekitarnya bergerak gerak memutar atau bergerak naik
turunkarena gangguan pada sistem keseimbangan.
C. Pohon Masalah
D. Pengkajian keperawatan
1. Identitas Pasien
Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.
2. Riwayat kesehatan
4. Pemeriksaan penunjang :
meliputi uji tes keberadaan bakteri melalui laboratorium, sedangkan untuk pemeriksaan
diagnostik yang penting untuk dilakukan pada klien dengan kasus vertigo antara lain:
a) pemeriksaan khusus
- ENG
- Audiometri dan BAEF
- Psikiatri
b) Pemeriksaan tambahan
- radiologi dan imaging
- EEG, EMG
5. Pengkajian data keperawatan
a) Aktivitas / Istirahat
Letih, lemah, malaise, keterbatasan gerak, ketegangan mata, kesulitan membaca, insomnia,
bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala, sakit kepala yang hebat saat perubahan
postur tubuh, aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca.
b) Sirkulasi
Riwayat hypertensi, denyutan vaskuler, misal daerah temporal, pucat, wajah tampak
kemerahan
c) Integritas Ego
Faktor faktor stress emosional/lingkungan tertentu, perubahan ketidakmampuan,
keputusasaan, ketidakberdayaan depresi, kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama
sakit kepala, mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik)
d) Makanan dan cairan
Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang, keju, alkohol,
anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain),
mual/muntah, anoreksia (selama nyeri), penurunan berat badan
e) Neurosensoris
Pening, disorientasi (selama sakit kepala), riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi,
trauma, stroke, aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus, perubahan visual, sensitif terhadap
cahaya/suara yang keras, epitaksis, parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi
tempore, perubahan pada pola bicara/pola pikir, mudah terangsang, peka terhadap
stimulus, penurunan refleks tendon dalam, papiledema.
f) Nyeri/ kenyamanan
Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain, ketegangan otot,
cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis, nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah,
fokus menyempit, fokus pada diri sendiri, respon emosional / perilaku tak terarah seperti
menangis, gelisah, otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
g) Keamanan
Riwayat alergi atau reaksi alergi, demam (sakit kepala), gangguan cara berjalan, parastesia,
paralisis, drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).
h) Interaksi sosial
Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang berhubungan dengan
penyakit
i) Penyuluhan/ Pembelajaran
Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga, penggunaan alkohol/obat lain
termasuk kafein, kontrasepsi oral/hormone, menopause.
E. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas b.d tirah baring
2. Resiko jatuh b.d kerusakan keseimbangan
3. Resiko kurang nutrisi b.d tidak adekuatnya input makanan
4. gangguan persepsi pendengaran b.d tinitus
5. Koping individu tidak efektif b.d metode koping tidak adekuat
F. Rencana Keperawatan
1. Berikan KIE tentang posisi tubuh yang baik
a. Posisikan kepala lebih tinggi dari badan saat berbaring
b. Rajin melakukan peregangan terutama bagian kepala secara perlahan
2. Berikan pijatan pada titik acupoint pada :
Du 20 Yintang
Li 24 Gb 20, Gb 21
G. Referensi
Arsyad soepardi, efiaty dan Nurbaiti.2002. Buku ajar ilmu kesehatan telingahidung tenggorok
kepala leher edisi ke lima. Jakarta : Gaya Baru
https://www.google.com/search?q=titik+acupoint+gb+20&safe=strict&source=lnms&tbm=isch
&sa=X&ved=0ahUKEwjP2f2A66ngAhUBrY8KHcRAAkoQ_AUIDigB&biw=1366&bih=654
(Diakses pada tanggal 7 februari 2019)