Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN VERTIGO

OLEH :

Rohma Oktariana 21116083


Laily 21116084
Ari Wibowo 2111
Dwi Aris Kurniawan 2111
Indah Maya Sari 2111
Dina Ekadasi.O 2111

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN 2020

A. DEFINISI
Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere  yang artinya memutar.
Pengertian vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik
akibat gangguan alat keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari
satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari
gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah)
dan  pusing.

B. ETIOLOGI

Vertigo merupakan suatu gejala, penyebabnya antara lain akibat kecelakaan, stres,
gangguan pada telinga bagian dalam, obat-obatan, terlalu sedikit atau banyak aliran
darah ke otak, dll. Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan
melalui organ keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini
memiliki saraf yang berhubungan dengan area tertentu di otak. Vertigo bisa
disebabkan oleh kelai nan di dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan
telinga dengan otak dan di dalam otaknya sendiri.

Penyebab umum dari vertigo:

1. Keadaan lingkungan : Mabuk darat, mabuk laut.

2. Obat-obatan : Alkohol.

3. Kelainan telinga :

Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian
dalam yang menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo (jenis vertio
yang menyerang dalam waktu yang singkat tetapi bisa cukup berat yang terjadi
secara  berulang-ulang. Vertigo ini muncul setelah terserang infeksi virus atau
adanya  peradangan dan kerusakan di daerah telinga tengah. Saat menggerakkan
kepala/ menoleh secara tiba-tiba maka gejalanya akan muncul), infeksi telinga
bagian dalam karena bakteri, labirintis, penyakit maniere, peradangan saraf
vestibuler, herpes zoster.

a. Kelainan Neurologis :

Tumor otak, tumor yang menekan saraf vestibularis, sklerosis multipel, dan
patah tulang otak yang disertai cedera pada labirin, persyarafannya atau
keduanya.

b. Kelainan sirkularis :

Gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran darah ke salah


satu bagian otak ( transient ischemic attack ) pada arteri vertebral dan arteri
basiler.

C. MANIFESTASI KLINIS

Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan

lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat
dengan

selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan
kabur,

tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan
selaput

tipis. Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas berberapa kelompok,
yaitu :

1. Vertogo Proximal

Yaitu vertigo yang searangannya datang mendadak berlangsung berberapa menit

atau hari, kmudian menghilang sempurna, tetapi suatu ketika serangan tersebut
dapat muncul lagi. Diantara serangan, penderita sama sekali bebas keluhan. Vertigo

jenis ini dibedakan menjadi :

a. Yang disertai keluhan telinga :

Termasuk dalam kelompok ini adalah Morbus meinere, Arakhnoiditis

pontosereblalis, syndrom lermoyes, syndrom congan, tumor fossa dcranilli posterior,

kelainan gigi/endotogen.

b. Tanpa disertai keluhan telinga :

Termasuk disini adalah : serangan iskemi sepintas arteria vertebrobasilaris, epilepsi,

migran equivalen, vertigo pada anak, labirin picu.

c. Yang disebabkan leh perubahan posisi :

Termasuk disini adalah : vertigo posoisional proximal laten, vertigo posisional

paroximal benigna.

2. Vertigo Kronis

Yaitu vertigo yang menetap, keluhan konstan tanpa serangan akut, dibedakan

menjadi :

a. Yang disertai keluhan telinga :

Otitis media akut kronika, meningitis TB, labirinitis kronis, lues serebri, lesi

labirin akibat ahan ototoksik, tumor serebelopontin.

b. Tanpa keluhan telinga :

Konstusio serebri, ensefalitis pontis, syndrom pasca komosio, pelegra,


siringobubli, hipoglikemi, skelrosis multiple, kelainan okuler, intoksikasi obat,

kelainan psikis, kelainan kardiovaskular, kelainan endokrin.

c. Vertigo yang dipengaruhi posisi :

Hipotensi ortostatik, vertigo servilais.

3. Vertigo yang serangannya mendadak / akut, kemudian berangsur – angsur

menghilang dibedakan menjadi :

a. Disertai keluhan telinga :

Trauma labirin, herpez zoozter otikus, labirinitis okuta, dan neuritis.

b. Tanpa keluhan telinga:

Neuritis vestibularis, syndrom arteria vestibularis anterior.

Adapula yang membagi vertigo menjadi :

c. Vertigo Vestibuler: akibat kelainan sistem vestibuler.

d. Vertigo Non Vestibuler: akibat kelainan sistem somatosensorik dan visual.

D. PATHOFISIOLOGY

Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang

disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini

adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus

menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan.

Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras

yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan
vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.

Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh

reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan

kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan

yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik. Dalam kondisi

fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan tubuh

berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri akan

diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan diproses

lebih lanjut.

Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh

dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya

terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau

sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang

aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya

muncul gejala vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot

menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa

nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.

III. TANDA DAN GEJALA

1. Berdebar-debar

2. Serta telinga terasa penuh dan berdenging


3. Puyeng

4.  pandangan kabur

5. Mual dan muntah

6. Berkeringat dingin

7. Denyut nadi cepat

Penderita vertigo umumnya tidakbisa berdiri tegak ketika terserang vertigo.

Untuk meredakan pusing, penderita biasanya berbaring dan menutup mata.

Penyakit vertigo yang dialami setiap orang berbeda-beda. Ada yang mengalami

vertigo beberapasaat saja. Ada pula yang merasakanselama berjam-jam. Bahkan,

ada pula vertigo yang berlangsung sampai seminggu. Secara psikologis, Penyakit

vertigo biasanya membuat si penderitanya mengalami depresi karena tidak tahan

akan rasa pusingnya.

V. PEMERIKSAAN FISIK

1. Pemeriksaan mata

2. Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh. Test pendegaran bisa menetukan adanya

kelainan telinga yang mempengaruhi keseimbangan dan pendengaran. Untuk

menguji keseimbangan pasien diminta untuk berdiri dan kemudian berjalan dalam

satu garis lurus, awalnya dengan mata terbuka kemudian dengan mata tertutup.

3. Pemeriksaan neurologic
4. Pemeriksaan otologik

5. Pemeriksaan fisik umum

VI. PENATALAKSANAAN

Langkah-langkah untuk meringankan atau mencegah gejala vertigo:

1. Tarik napas dalam-dalam dan pejamkan mata.

2. Tidur dengan posisi kepala yang agak tinggi.

3. Buka mata pelan-pelan, miringkan badan atau kepala ke kiri dan ke kanan.

4. Bangun secara perlahan dan duduk dulu sebelum beranjak dari tempat tidur.

5. Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang.

6. Gerakkan kepala secara hati-hati.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

a. Identitas Pasien

-  Nama

- Umur

- Jenis Kelamin

- Alamat

-  No Rekam Medis

- Diagnosa medis
 b. Riwayat keperawatan

- Riwayat kesehatan masa lalu

- Riwayat kesehatan saat ini

c. Pemeriksaan fisik abdomen

- Inspeksi

- Palpasi

- Perkusi

- Auskultasi

d. Pemeriksaan laboratorium

Pola Kesehatan Fungsional Pola Gordon

a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan

Apakah kondisi sekarang menyebabkan perubahan persepsi?

Bagaimana pemeliharaan kesehatan klien setelah mengalami gangguan ini?

 b.  Nutrisi/ metabolic

Bagaimana asupan nutrisi klien sejak terkena gangguan?

Apakah klien mau memakan makanannya?


c. Pola eliminasi

Bagaimana frekuensi klien BAB?

Bagaimana frekuensi BAK klien?

d. Pola aktivitas dan latihan

Kemampuan perawatan diri

01234

Makan/minum

Mandi

Toileting

Berpakaian

Mobilisasi di tempat tidur

Berpindah

Ambulasi ROM

0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:

tergantung total.

e. Pola tidur dan istirahat

Klien kurang tidur, klien kurang istirahat karena faktor dan data yang disebutkan

atau didapatkan pada saat pemeriksaan


f. Pola kognitif-perseptual

Bagaimana perasaan klien terhadap panca indranya?

Apakah klien menggunakan alat bantu?

g. Pola persepsi diri/konsep diri

Bagaimana perasaan klien tentang kondisinya saat ini?

h. Pola seksual dan reproduksi

Apakah klien mengalami gangguan pada alat reproduksinya?

Apakah klien mengalami gangguan saat melakukan hubungan seksual?(jika

sudah menikah)

i. Pola peran-hubungan

Bagaimana hubungan klien dengan keluarga setelah terjadinya gangguan?

Apakah peran klien masih bisa dilakukan

 j. Pola manajemen koping stress


Apakah klien merasa depresi dengan keadaannya saat ini?

k. Pola keyakinan-nilai

- Apakah klien selalu rajin sembahyang?

- Apakah hal tersebut dipengaruhi oleh gangguan ini?

l. Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan mata

- Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh

- Pemeriksaan neurologik

- Pemeriksaan otologik

- Pemeriksaan fisik umum.

2. ANALISA DATA

Subjektif

Objektif

1. Pasien mengatakan sakit kepala,

2. Pasien mengatakan telinga berdengung,

3. Pasien mengatakan

gangguan

 penglihatan (seperti pandangan kabur),


4. Pasien mengatakan pusing

5. Pasien mengatakan

jantungnya

 berdebar debar

6. Pasien mengatakan dapat mual muntah

1. Pasien terlihat mengeluarkan keringat

 berlebihan dan dingin

2. Pasien tampak memegangi kepalanya

3. Pasien tampak lemas

4. Pasien tampak pucat

5. Pasien terlihat meringis

6. Denyut nadi pasien cepat

7. Pasien terlihat mual mual

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Risiko cedera berhubungan dengan gangguan keseimbangan berupa ataksia dan


pusing.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


factor

 biologis

3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual, muntah ditandai dengan


kulit
kering.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

 No Diagnosa

Tujuan dan Kriteria

Hasil

Intervensi

Rasional

1 Resiko cedera

 berhubungan

dengan

gangguan

keseimbangan

 berupa ataksia

dan pusing

Setelah

dilakukan

NIC label

asuhan keperawatan

selama ….x24 jam,

diharapkan nyeri pada


 pasien berkurang.

Management : Safety

Observasi faktor-faktor

yang

dapat

ntuk meningkatkan

kesadaran

klien,

NOC label :

 berkonstribusi terhadap

cedera.

anggota keluarga dan

 pemberi asuhan.

Risk Detection

Pasien

mengidentifikasi
faktor-faktor yang

meningkatkan

cedera.

Tingkatkan keamanan

lingkungan

sesuai

Tindakan tersebut akan

mampu mengaktifkan

koping

terhadap

kebutuhan.

lingkungan yang tidak

familiar.

Ajarkan kepada klien

dan keluarga tentang

 perlunya penerangan

yang aman.

Tindakan tersebut akan

membantu diskriminasi

visual.

Pasien membantu

mengidentifikasi

dan menerapkan

tindakan keamanan

untuk mencegah

cedera.

Berikan

pendidikan

tambahan kepada klien

Pendidikan kesehatan

dapat membantu pasien

untuk mencegah

cedera.

 bila diperlukan. Topik


yang memungkinkan

dapat menimbulkan

keamanan saat sakit

 berlangsung.

2 Ketidakseimban

gan nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan factor

Setelah dilakukan

asuhan keperawatan

selama …x 24 jam,

diharapkan nyeri

 pasien berkurang.

NIC label

Nutrion Management :

Monitor catatan masukan


kandungan nutrisi dan

kalori.

Agar mengetahui

intake dan output

nutrisi dan kalori

NOC label

Berikan informasi yang

tepat tentang kebutuhan

Agar mengetahui

 bagaimana memenuhi

biologis

Nutritional Status :

nutrisi

kebutuhan nutrisi

Kaji adanya alergi makanan


Intake nutrisi baik

Mengetahui alergi

makanan

Intake makanan baik

Asupan cairan cukup

Kolaborasi dengan ahli gizi

untuk menentukan jumlah

kalori dan nutrisi yang

dibutuhkan pasien

Agar mengetahui

 pentingnya makan

makanan yang berserat

Peristaltic usus

normal

Berat badan

meningkat

Yakinkan diet yang

dimakan mengandung

tinggi serat untuk

mencegah konstipasi

Untuk mengetahui

keadaan turgor kulit

 pasien

Untuk mengetahui

masih tidaknya mual

muntah

Ajarkan pasien bagaimana

membuat catatan

makanan harian

Untuk mengetahui

Monitor adanya

penurunan BB dan

guladarah

 pemasukan nutrisi

 pasien

Monitor lingkungan

selama makan

Jadwalkan pengobatan dan

tindakan selama jam

makan

Monitor turgor kulit

Monitor mual dan muntah


Monitor pucat,

kemerahan, dan

kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor intake nuntrisi

3 Kekurangan

volume cairan

 berhubungan

dengan mual,

muntah

ditandai

Setelah dilakukan

asuhan keperawatan

selama …x 24 jam,

diharapkan pasien tidak

malu dengan bagian

tubuhnya.

NIC label :

Fluid Management :


Untuk mengetahui

Timbang berat badan tiap

hari

 berat badan dalam

kisaran normal

Jaga keakuratan catatan

Untuk mengontorl

dengan kulit

kering.

 NOC label :

intake dan output

intake dan output

Fluid Balance:

Tekanan

daran rentang normal


Monitor status hidrasi

(kelembapan mukosa

membran, denyut nadi,

tekanan darah ortostatikl)

Untuk mengontol status

hidrasi pasien

Denyut nadi kuat

Agar memenuhi

kebutuhan nutrisi

Intake dan

output dalam 24 jam

seimbang

Monitor vital signs

 pasien


Monitor status nurtrisi

Berikan cairan

Berat badan stabil

Berikan terpai intravena

 jika diresepkan

Mata dak cowong

Mukosa bibir lembab

Tingkatkan masukan oral

Hidrasi kulit baik

Monitor hasil pemeriksaan

laboratorium

Phatway
Stress

Meningkatnya Sekresi CRF

(corticotropin releasing factor)

Susunan saraf simpatis aktif

Aktifitas susunan saraf

parasimpatis meningkat

VERTIGO

Vestibula

cereblum

Tekanan intra

kranial meningkat

Aktivitas kecereblum

cortex meningkat

Menekan pusat

muntah

Mual, muntah

Gangguan

keseimbangan

Intake nutrisi

menurun
Resiko Cedera

Intake nutrisi

menurun

Kekurangan volume

cairan

Ketidak seimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia A., Perry, Anne G. 2006.  Fundamental Keperawatan, Edisi 4 . 


Jakarta:

Penerbit Buku Kedoteran EGC

Charlene J. Reeves at all. Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : Salemba Medica,


2001.

Johnson, M, dkk .2008. Nursing Outcome Classification (NOC). Mosby: Philadelphia

McCloskey, dkk .2008. Nursing intervention Classification (NIC). Mosby:


Philadelphia

 North American Nursing Diagnosis Association (NANDA). 2012. Diagnosis


Keperawatan

2012-2014. Jakarta : Penerbit Buku Kedoteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai