Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu gangguan keseimbangan atau orientasi
diruang. Istilah yang sering digunakan oleh orang awam adalah puying, semboyongan, mumet,
pusing tujuh keliling, rasa mengembang, kepala terasa enteng dan melayang (Marilyn, G.
Dengoes, 2000).
Vertigo adalah sesuai gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya dapat
disertai gejala lain terutama dari jaringan otonomik akiabt gangguan alat keseimbangan tubuh
(Brunner, 2001).
Untuk itu, seorang perawat perlu melakukan asuhan keperawatan untuk membantu masalah klien
di samping therapi medis.

B. Tujuan Umum
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan vertigo
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan vertigo
b. Mampu menegakan diagnosa keperawatan
c. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan prioritas masalah
d. Mampu menerapkan rencana tindakan keperawatan dalam tindakan nyata sesuai tujuan
e. Mampu mengerakan implementasi seusai dengan kriteria hasil yang diharapkan

BAB II

1
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar
1. Defenisi
Vertigo adalah merupakan setiap gerakan dan rasa gerakan tubuh penderita atau objek
disekitar penderita yang bersangkutan dengan kelainan sistem keseimbangan (Kapita
Selekta Kedokteran, 2003)

2. Penyebab (etiologis)
Berdasarkan anatomi penyebab vertigo dapat dibedakan atas 2 bentuk yaitu :
a. Vertigo non siskematik
Vertigo yang disebabkan oleh kelainan sistem saraf pusat, bukan oleh kelainan sistem
vestikular ferifer
Kelianan ini dapat terletak di :
1) Mata
a) Paresis mata
b) Kelainan retraksi dan glukoma (peningkatan tekanan intra vaskular)
2) Profioseptik : pelagia, anemia perniosa, aucholisme
3) Sistem saraf pusat
a) Hipoksia serebri
- Hipertensi kardiovaskuler
- Sthkoper (pingsan)
- Blok jantung
- Hipertensi artosmatik
- Sindrom sinus karotik
b) Infeksi
- Meningitis
- Encepallitis
- Abses
c) Trauma
d) Tumor
e) Epilepsi

2
f) Migrin akibat spasme

b. Vertigo sistematis
Vertigo yang disebabkan oleh kelainan sistem vestibular (labirin nervus VIII atau inti
vestibularis)
1) Telinga
a) Bagian luar
b) Bagian tengah
c) Bagian dalam
2) Nervus VIII (nervus choelearis vestubularis)

3. Manifestasi Klinik
Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala :
- Mual
- Muntah
- Rasa kepala berat
- Nafsu mkan turun
- Lelah
- Nyeri kepala
- Puyeng (dizziness)
- Penglihatan kabur
- Tinitus
- Mulut pahir
- Mata merah
- Mudah tersinggung
- Lidah pucat

4. Patofisiologis
Vertigo timbul jika terdapat ketidak cocokan informasi ateren yang disampaikan kepusat
kesadaran. Susunan eferen yang terpenting dalam sistem adalah susunan vestibular atau
keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan pra-priosiptik. Jarak-

3
jarak yang menghubungkan nukler vestibularis nukler VIII, susunan vestibularerikularis
dan vestibulo spinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vesibular,
visual dan pro prioseptik reseptor vesibular, visual dan pro prioseptik reseptor vesibular
memberikan kontribusi paling besar yaitu lebih dari 50% kemudian disusun reseptur visual
dan yang paling kecil kontribusinya adalah pro prioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat interusi alat dan pro
prioseptik kanan-kiri akan diperbandingkan. Jika sementara dalam keadaan sinkron dan
wajah, akan diproses lebih lanjut. Respon yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata
dna pergerakan tubuh. Dalam keadaan bergerak, disamping itu orang menyadari posisi
kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di
perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/tidak fisiologis atau ada rangsangan
gerakan yang aneh-aneh atau berlebihan, maka proses pengelolahan formasi akan
terganggu. Akibatnya muncul gejala vertigo disamping itu respon penyesuaian otot
menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakkan abnormal berupa histosmus, ataksia saat
berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.

4
WOC

Sistem vestibular Sistem pengalihan Rasa dalam Rasa raba (tektil)


(stato kinetik) (artik/visual) (proprisseptik)

Pusat sentral penyimpangan

Abnormalitas fungsi fisiologis

Ketidakmampuan adaptasi

Vertigo

Sistem visual Sistem vestibular

Rasa berat, pusing dikepala - Reflek otomatis


- Involunter
- Histogramus
MK : gangguan rasa
- Penyesuaian posisi miring
nyaman pusing
- Mual
- Muntah
- Rasa tidak stabil

MK : intoleransi aktifitas
ketidak efektifan koping
individu

5. Klasifikasi vertigo

5
Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dikelopokkan
a. Vertigo parolsismal
Vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa menit
b. Vertigo kronik
Vertigo yang menetap keluhannya konstan tanpa serangan otot
Ada pula yang membagi vertigo menjadi :
a. Vertigo vestibular
Akibat kelainan sistem vestibular
b. Vertigo non vestibular
Akibat kelainan sistem somotos sensorik dan visual

6. Pemeriksaan penunjang
a. Rongent kepala (schedel)
Mendeteksi fraktur dan penyimpaan struktur
b. CT scan
Otak : mendeteksi masa frakronia
Sinus : mendefeksi cahaya infeksi
c. Rontgen sinus
Mengkolaborasi diagnosis dinusitus dan mengidentifikasi masalah
d. Pemeriksaan vinus (mata) ketajaman penglihatan, lapang pandang
(Marylin, G. Dongoes, 2000).

BAB III

6
ASKEP TEORITIS

I. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama, umur, pekerjaan, hubungan dengan klien
b. Riwayat Kesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengeluh pusing serasa berputar, mual dan muntah kepala terasa penat,
anoreksia
 Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya klien mempunyai riwayat darah tinggi, perokok berat, hiperkolestrol
 Riwayat kesehatan keluarga
Tidak keluarga klien yang menderita penyakit yang sama dengan klien atau penyakit
keturunan lainnya.
c. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan TTV
Td : meningkat/menurun
N : tinggi/normal
S : tinggi/normal
P : meningkat/normal
d. Data dasar pengkajian pasien
- Aktifitas dan istirahat
Gejala : mabise, letih, kesulitan membaca, imsomia, bangun nyeri kepala
- Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi
Tanda : hipertensi, wadah tampak kemerahan
- Intergritas ego
Gejala : faktor stress emosional/lingkungan tertentu ketidakberdayaan dan defresi

- Makan dan minum


Gejala : makan makanan yang tinggi kandungan peradangan mual, muntah, anoreksia,
penurunan berat badan

7
- Neurosensori
Gejala : pusing, sulit konsentrasi
Tanda : nyeri, kemerahan pucat pada daerah wajah
- Keamanan
Gejala : riwayat alergi, reaksi alergi
Tanda : demam, gangguan gaya berjalan, parastesia. Paralisis
- Interaksi sosial
Gejala : perubahan dalam tanggung jawab peran

II. Diagnosa yang mungkin muncul


Diagnosa I : Gangguan keseimbangan b/d gangguan sistem neurovaskuler
Intervensi :
a. Pantau TTV
Rasional : variasi mungkin terjadi oleh karena tindakan serebral pada daerah vasomotor
otak.
b. Bantu segala aktifitas klien
Rasional : mencegah cidera
c. Beri posisi yang nyaman
Rasional : mengurangi stimulasi berlebihan
d. Suruh klien untuk tidak sering menutup matanya
Rasional : menjaga pusing keseimbangan tidak datang
e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy
Rasional : untuk membantu dalam penyembuhan klien

Diagnosa II : resiko cidera b/d ketidakseimbangan tubuh : pusing berputar-putar


Intervensi :
a. Patau TTV
Rasional : Variasi mungkin terjadi oleh karena tindakan serebral pada daerah vasomotor
otak
b. Anjurkan klien cukup istirahat
Rasional : karena aktifitas fisik dan mental yang lemah menyebabkan kelemahan dan resiko
cidera

8
c. Beri tahu klien tentang penyakitnya
Rasional : vertigo penyakit kepala yang terasa berputar-putar
d. Libatkan keluarga dalam tindakan keperawatan
Rasional : membantu tindakan keperawatan yang dilakukan
e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
Rasional : menngurangi resiko cidera terhadap klien

Diagnosa III : Kecemasan b/d kurang penjelasan mengenai penyakitnya


Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya
Rasional : mengatakan seberapa banyak pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit
vertigo
b. Beri penjelasan pada klien tentang kondisinya sekarang
Rasional : dengan mengetahui kondisinya sekarang, klien akan tenang dan cemasnya akan
berkurang.
c. Diskusikan penyebab individu dari sakit kepala
Rasional : mengurangi kecemasan klien dan menambah pengetahuan klien tentang
penyakitnya.

III.Intervensi
Merupakan penerapan dan rencana tindakan yang telah disusun dan prioritas masalah kegiatan
dilakukan oleh perawat kepala klien dan kolaborasi dengan dokter dan tim medis lainnya

IV. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk menilai hasil dari tindakan yang
dilakukan.

ANALISA DATA

No Data Masalah Etiologi


1. Do :
- Klien tampak lemah Gangguan Gangguan sistem

9
- Klien berbaring diatas tempat tidur keseimbangan neurovaskuler
- Aktiifitas klien dibantu
- Klien terpasang infus ASERING
12 jam/kolof
Ds :
- Klien mengatakan takut jatuh bila
berdiri atau berjalan
- Klien mengatakan kepala terasa
pusing berputar-putar
555 555
- Motorik
555 555

Do :
2. - Klien tampak berkeringat
- Klien tampak lemah Resiko cidera Ketidakseimbangan
- Klien terpasang infus ASERING tubuh : pusing
12 jam/kolof berputar-putar
Ds :
- Klien mengatakan kepala terasa
pusing berputar bila berjalan
- Klien mengatakan dada berdebar-
debar
555 555
- Motorik
555 555

Do :
3. - Klien tampak lemah Resiko cidera Peningkatan tekanan
- Klien terbaring diatas tempat tidur intert krunial
- Aktifitas klien dibantu
- Klien terpasang infus
Ds :

10
- Klien mengatakan takut jatuh bila
berdiri / berjalan
- Klien mengatakan kepala sebelah
kiri terasa berat dan sakit
555 555
- Motorik
555 555

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Gangguan rasa nyaman nyeri b/d efek luka bekas operasi


2) Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat
3) Kerusakan integritas kulit b/d insisi pembedahan

Dx kep Tujuan Intervensi Rasional


Gangguan rasa Nyeri yang - Kaji intensitas nyeri - Membantu menentukan
nyaman nyeri b/d dirasakan klien yang dirasakan oleh pilihan intervensi yang
efek luka bekas berkurang atau klien diperlukan untuk
operasi hilang dalam 2 x mengatasi nyeri
24 jam dengan - Anjurkan klien - Tirah baring dalam posisi
kriteria : mencari posisi yang yang nyaman meningkat

11
- Klien tidak nyaman klien untuk menurunkan
meringis lagi spasme otot
- Klien tampak - Alihkan perhatian - Agar klien tidak terfokus
tenang klien dari nyeri perhatiannya pada rasa
nyeri
- Kolaborasi dengan - Merelaksasikan otot dan
dokter dalam menurunkan rasa nyeri.
pemberian analgetik

Pemenuhan Pemenuhan nutrisi - Berikan diit klien - Memaksimalkan intake


nutrisi kurang kurang dari keb dalam porsi sedikit klien
dari kebutuhan tubuh dapat tapi sering - Makanan dalam keadaan
tubuh b/d intake diatasi dalam - Sajikan makanan hangat dapat menstimulus
yang tidak waktu 3 x 24 jam dalam bentuk lanjut nafsu makan klien
adekuat dengan kriteria - Lakukan oral hygiene - Mulut yang bersih dapat
hasil : sebelum makan meningkatkan nafsu
- Klien tidak makan klien.
lemah
- Porsi makan
habis
- Mukosa bibir
tidak kering
lagi
- Untuk memudahkan
Kerusakan Integritas kulit - Lakukan pendekatan intervensi selanjutnya
integritas kulit baik dalam waktu pada klien - Mengetahui gambaran
b/d insisi 2 x 24 jam dengan - Pantau KU klien klien
pembedahan kriteria - Mengetahui kerusakan
- Turgor kulit - Kaji integritas kulit kulit
baik klien - Membantu pemeliharaan
- Bekas jahitan - Ajarkan klien cara kulit

12
tidak terlihat merawat diri - Untuk mengetahui
- Observasi luka keadaan luka
- Membantu proses
- Kolaborasi dengan penyembuhan.
dokter dalam
pemberian obat untuk
kulit.

INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI

No Tanggal Implementasi Evaluasi


1. 21 juli 09  Mengkaji identitas nyeri yang S:
dirasakan klien dengan - klien mengatakan merasa
menggunakan skala nyeri (0 — 10) nyeri pada luka bekas operasi
 Mengajarkan klien teknik relaksasi - klien mengatakan nyeri bila
nafas dalam tahan 3 detik bergerak dan ditekan
kemudian keluarkan dari mulut O:

13
sebanyak 3 x - luka bekas operasi mulai
 Mengalihkan perhatian klien kering dan bersih
dengan cara berbicara tentang hal- - klien masih meringis jika luka
hal yang menyenangkan ditekan, skala nyeri sedang (4
 Menginjeksikan obat analgetik — 7)
A : masalah teratasi sebagian
P:
- intervensi dilanjutkan
- anjurkan klien teknik relaksasi
nafas dalam
- atur posisi klien dengan posisi
yang nyaman
- kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian analgetik

2. 21 juli 09  Memberikan diit MC S:


 Memberi penjelasan kepada klien - klien mengatakan nafsu
tentang pentingnya nutrisi bagi makan berkurang
tubuh - klien mengatakan badannya
 Melakukan oral hygiene sebelum masih lemah
makan - klien mengatakan masih mual
 Ciptakan lingkungan yang besih O:
dan nyaman. - mukosa mulut masih kering
- klien masih tampak lemah
- diit hnnya habis ½
A : masalah belum teratasi
P:
- intervensi dilanjutkan
- Berikan mc
- jelaskan pentingnya nutrisi
bagi tubuh klien.

14
3. 21 juli 09  Melakukan pendekatan pada klien S:
dengan cara kenalan - Klien mengatakan bekas
 Memantau KU klien dengan cara jahitan diperut masih ada,
mengukur TTV TD : 130/70 mmHg
 Mengkaji integritas kulit klien S : 360 C
dengan cara observasi N : 90 X/I
 Menganjurkan klien cara merawat P : 24 x/I
diri dengan cara melindungi kulit
 Mengobservasi luka klien O : turgor kulit sedang
 Pemberian obat untuk infeksi A : masalah teratasi sebagian
P:
- intervensi dilanjutkan
- menantau KU klien dengan
cara mengukur TTV
- mengkaji integritas kulit klien
dengan cara observasi
- pemberian obat untuk infeksi
1. 22 Juli 09  Mengkaji identitas nyeri dengan S:
menggunakan skala nyeri (0 — 10) - klien mengeluh nyeri pada
 Membantu klien dalam mencari bekas operasi bila ditekan
posisi yang nyaman - klien masih mengeluh nyeri
 Mengajak klien berbincang- bila bergerak
bincang untuk mengalihkan O:
perhatian klien - Klien sudah mulai tenang
 Memberikan obat analgetik - Luka sudah mulai mengering
A : masalah teratasi sebagian
P:
- intervensi dilanjutkan
- atur posisi yang nyaman
- Pemberian obat analgetik

2. 22 juli 2009  Memberikan diit MC pada klien S:


 Jelaskan pada klien tentang - klien masih mengeluh badan

15
pentingnya nutrisi bagi tubuh lemah
 Melakukan oral hygiene - klien mengatakan nafsu
makan menurun
O:
- klien tampak lemah
- mukosa mulut klien mulai
membaik
A : masalah sudah mulai
teratasi
P : intervensi dilanjutkan
- berikan diit sesuai terapi
- jelaskan pentingnya nutrisi
bagi tubuh
- berikan makan sedikit tapi
sering

3. 22 juli 2009  Memantau KU klien dengan S:


mengukur TTV - klien mengatakan bekas
 Mengkaji integritas kulit klien jahitan diperut masih ada
dengan cara observasi - TD : 130/60 mmHg
 Menganjurkan klien car merawat - S : 36,5 0C
diri dengan cara melindungi kulit - N : 87 x/I
 Mengobervasi luka klien - P : 24 x/I
 Memberikan obat untuk infeksi O : turgor kulit mulai membaik
A : masalah teratasi sebagian
P:
- intervensi dilanjutkan
- memantau TTV
- mengkaji integritas kulit klien
dengan cara observasi
- memberi obat untuk infeksi
1. 23 juli 2009  Kaji nyeri klien dengan skala nyeri S:
 Mengatur posisi klien senyaman - klien masih mengeluh nyeri

16
mungkin pada luka bekas operasi nyeri
 Memberikan obat analgetik sedang (4-7)
- nyeri bertambah jika bergerak
O : klien sudah mulai tenang
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dipertahankan

23 juli 2009  Memberikan diit MC pada klien S:


 Memberikan penjelasan pada klien - klien mengeluh lemah
agar menghabiskan diitnya karena - klien mengatakan nafsu
sangat berpengaruh dalam makan mulai meningkat
penyembuhannya O : klien tampak masih lemah
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dipertahankan

23 juli 2009  Memantau TTV klien S:


 Mengkaji integritas kulit klien - klien mengatakan luka jahitan
dengan observasi diperut masih ada
 Mengajarkan klien cara merawat Td : 120/70 mmHg
diri sendiri S : 36,20C
 Mengobservasi luka klien N : 82 x/I
 Memberi obat analgetik P : 24 x/I

O : turgor mulai membaik


A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dipertahankan

17
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT, penulis ucapkan karena berkat rahmat dan karunia-

Nya penulis dapat menyelesaikan asuhan keperawatan ini tepat pada waktunya dengan judul

“Asuhan Keperawatan Pada Yn. N Dengan Fertigo”.

Dalam pembuatan asuhan keperawatan ini penulis banyak mendapat bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak, untuk itu penulis ucapkan terima kasih. Penulis menyadari bahwa asuhan

keperawatan ini masih ada kekurangannya untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan

yang sifatnya membangun.

Akhirnya penulis mengharapkan asuhan keperawatan ini bermanfaat bagi kita semua.

18
Padang, Okktober 2009

Penulis

DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................1
B. Tujuan ...........................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar.................................................................................2
1. Defenisi....................................................................................2
2. Penyebab .................................................................................2
3. Manifestasi Klinik ....................................................................3
4. Patofisiologis............................................................................4
5. Klasifikasi Vertigo ..................................................................6
6. Pemeriksaan Penunjang ..........................................................6
BAB III ASKEP TEORITIS
I. Pengkajian .....................................................................................8
II. Diagnosa yang mungkin muncul ...................................................9

19
III. Intervensi ......................................................................................10
IV. Evaluasi ........................................................................................10
 ANALISA DATA .........................................................................18
 DAFTAR DIAGNOSA ................................................................20
 RENCANA KEPERAWATAN ....................................................21
 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ..........................................23

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
ii

Arif Mansjoer, 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Tiga.

Doenges. E. Maryllin. Rencana Asuhan Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran. Jalarta. 1999

Everlyn C Pearce, 1995. Anatomi dan Fisiologi, Buku Kedokteran EGC

Sylvia A. Price, Larraine M. Wilson, 1994. Patofisiologi Buku Kedokteran EGC.

20
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N DENGAN
VERTIGO

Oleh :

FEBRYANTO

21
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
PROGRAM B S1 KEPERAWATAN
2009

22

Anda mungkin juga menyukai