Oleh :
NURHAEDAH, S.KEP
NPM.019.02.10
Vertigo Tinitus
Nyeri cemas/ancietas
intoleransi aktifitas
Perubahan pola
nutrisi kurang
kurang dar Kekurangan volume
dari kebutuhan cairan
tubuh
6. Pemerikasaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik :
1) Pemeriksaan mata
2) Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
3) Pemeriksaan neurologik
4) Pemeriksaan otologik
5) Pemeriksaan fisik umum.
6) Pemeriksaan khusus :ENG
7) Audiometri dan BAEP
8) Psikiatrik
9) Pemeriksaan tambahan :
10) Laboratorium
11) Radiologik dan Imaging
12) EEG, EMG, dan EKG.
7. Penatalaksanaan Medis
Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004:
48) Terdiri dari :
1) Terapi kausal
2) Terapi simtomatik
3) Terapi rehabilitatif.
Oleh :
NURHAEDAH, S.KEP
NPM.019.02.10
Mahasiswa
NURHAEDAH, S.Kep
019.02.10
( ) ( )
KATA PENGANTAR
Penyusun
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tolak ukur kemajuan salah satu bangsa
sering kali dilihat dari harapan hidup penduduknya.
Demikian juga indonesia sebagai negara berkembang,dengan
perkembangan yang cukup baik,semakin tinggi harapan
hidupnya maka diproyeksikan dapat mencapai lebih dari 70
tahun pada tahun-tahun yang akan datang.
Pada tahun 2000 jumlah orang yang lanjut usia
sebesar 7,28% dan pada tahun 2020 diperediksikan sebesar
11,34 sebesar 11,34% (BPS, 1992). Dari data USABureu of
the cencus,bahkan diperkirakan indonesia akan mengalami
penambahan lansia terbesar seluruhdunia,antara tahun
1999-2025, yaiyu sebesar 41,4% (keinsela dan
teuber,1993).
Menua (menjadi tua = aging) adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi dan
struktur normalnya sehinnga tidak dapat bertahan
terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Contantinides).
Proses menua (aging proses) merupakan bagian dari
kontinum kehidupan, pengaruh-pengaruhnya bervariasi
secara luas dari satu individu ke individu lainnya tidak
berkembang pada kecepatan yang sama, dan pada satu waktu
tertentu pasien dapat memperlihatkan hanya beberapa
karakteristik. Klasifikasi lansia telah berubah dari
tahun ketahun karena peningkatan lama hidup antara 65-
75 termasuk dewasa lanjut dan lebih dari 75 termasuk
dewasa lansia.
Dengan lanjutnya usia, energi pelan-pelan
berkurang, reaksi terhadap kejadian disekitarnya menjadi
lambat, daya kreatif dan inisiatif berangsur-angsur
menyempit dan pelan –pelan dia menarik diri.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam pembuatan laporan ini
adalah :
1. Mampu mengkaji data klien yang ada di Desa Dasan
Baru.
2. Mampu menganalisa data yang diperoleh.
3. Mampu merumuskan diagnosa secara cepat dan tepat.
4. Mampu memprioritaskan masalah dari suatu permasalahan
yang sedang dihadapi.
5. Mampu menentukan tujuan tindakan keperawatan.
6. Mampu merencanakan tindakan keperawatan.
7. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan yang telah
direncanakan.
8. Mampu mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang
telah direncanakan.
C. Metode Penulisan
Adapun metode yang digunakan penulis adalah :
1. Metode Wawancara
Dimana pada metode yang digunakan ini diharapkan
peran aktif dari klien dari setiap pertanyaan yang
diajukan oleh perawat. Pada metode ini perawat bisa
memperoleh data yang lebih akurat, sehingga dapat
membantu perawat dalam menegakkan diagnosa
keperawatan.
2. Metode Observasi
Pada metode ini perawat menilai dan memantau setiap
tindakan dan sikap dari klien.
3. Studi kasus
Penulis melakukan atau mempelajari kasus yang akan di
lakukan pengkajian.
4. Studi kepustakaan
Penulis mempelajari kasus dengan menggunakan berbagai
teori atau literature yang diambil dari buku dan
kepustakaan.
5. Sumber data
Primer : Yang diperoleh dari klien itu sendiri.
Skunder : Yang di peroleh dari orang terdekat, team
kesehatan lain, serta hasil pemeriksaan fisik.
6. Sistimatika Penulisan
Adapun sistematika dari laporan peraktek klinik ini
adalah :
BAB I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang,
tujuan penulisan, metode penulisan dan
sistimatika penulisan.
BAB II : Tinjauan teori terdiri dari konsep dasar
(pengertian, etiologi, Manifestasi klinis,
patofisiologi,dan penatalaksanaan medis) dan
konsep dasar asuhan keperawatan
(pengkajian,diagnose
keperawatan,perencanaan,pelaksanaan dan
evaluasi).
BAB III : Tinjauan kasus terdiri dari pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
TINJAUAN TEORI
C. Konsep Dasar
1. Proses Menua
Menjadi orang tua adalah suatu prosess
menghilangnya secara perlahan – lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan dari infeksi dan memperbaiki diri dari
kerusakan yang diderita
2. Teori Menua
a. Teori genetic
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa lama hidup
ditentukan pada informasi DNA pada gen.
b. Kerusakan DNA
Informasi yang dibutuhkan yang dibutuhkan seluntuk
membangun protein esensial tergantung pada bangunan
molekul DNA
c. Teori radikal bebas
Radikal bebas mengandung oksigen dengan aktivitas
yang tinggi yang sangat cepat bereaksi dengan
molekul lain dan membuat aktivitas enzim dan
protein dapat berubah.
d. Teori auto imun
Teori ini mengemukakan bahwa proses penuaan
diakibatkan karena antibodi yang bereaksi terhdap
sel normal dan merusaknya.
3. Batasan usia lanjut
1) Menurut WHO;
a) Middle Age / Usia Pertengahan
b) Elderly Age / Usia Lanjut
c) Old Age / Usia Lanjut Tua
d) Very Old Age / Usia Sangat Tua
2) Menurut UU Nomor 13 tahun 1998
UU nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia
menyebutkan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang
berusia 60 tahun keatas.
3) Menurut Binner dan Jenner (1977).
a) Usia Kronologis.
Yaitu usia yang menunjuk pada jangka waktu
seseorang sesuai dengan tahun kelahirannya.
b) Usia Biologis.
Yaitu Usia yang menunjuk kepada jangka waktu
seseorang sejak lahirnya berada dalam keadaan
hidup tidak mati.
c) Usia Psikologis.
Yaitu usia yang menunjuk kepada kemampuan
seseorang untuk mengadakan penyesuaian-
penyesuaian kepada situasi yang dihadapi.
d) Usia Sosial.
Yaitu usia yang menunjuk kepada peran-peran yang
diharap atau diberikan masyarakat kepada
seseorang sehubungan dengan usianya.
4. Prinsip proses menua.
a. Proses menua merupakan proses secara terus menerus
(berlanjut) secara alamiah yang dialami semua
makhluk hidup.
b. Proses menua setiap individu pada organ tubuh tidak
sama cepatnya.
c. Proses menua bukanlah suatu penyakit namun
merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh
dalam menghadapi rangsang dari luar tubuh maupun
dalam tubuh.
Dengan demikian kaum lanjut usia sering menderita
berbagai penyakit.
5. Tugas Perkembangan Lansia.
a. Penyesuaian terhadap penurunan fisik dan psikis.
b. Penyesuaian terhadap pension dan penurunan
pendapatan.
c. Menemukan makna kehidupan.
d. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
e. Menemukan kepuasan dalam hidup berkeluarga.
f. Penyesuaian diri terhadap kenyataan akan meninggal.
g. Menerima dirinya sebagai seorang lanjut usia.
6. Tipologi Lansia.
a) Menurut Kemampuannya :
1) Lanjut usia mandiri sepenuhnya.
2) Lanjut usia dengan bantuan sebagian.
3) Lanjut usia dengan bantuan sepenuhnya.
b) Menurut Karakter / Pengalaman Hidup :
1) Tipe Konstruktif
2) Tipe Ketergantungan
3) Tipe Bermusuhan
4) Tipe Membenci Diri
7. Perubahan – Perubahan yang Terjadi Pada Lansia.
a. Sel
1) Lebih sedikit jumlahnya.
2) Lebih besar ukurannya.
3) Berkurangnya jumlah cairan tubuh
4) Berkurangnya cairan intra sel.
b. Sistem Syaraf
1)Berat otak menurun.
2)Kurang sensitif terhadap rangsang sentuh.
3)Mengecilnya syaraf panca indera.
4)Menurunnya waktu berespon.
c. Sistem Pendengaran
1) Presbiakusis
2) Membran tympani atropi
3) Peningkatan serumen
d. Sistem Penglihatan
1)Sfingter pupil sklerosis
2)Kornea lebih berbentuk sferis / bola
3)Lensa lebih suram / keruh
4)Daya akomodasi hilang
5)Menurunnya lapang pandang
6)Menurunnya kemampuan membedakan warna
e. Sistem Gastrointestinal
1)Kehilangan gigi.
2)Menurunya indera pengecap
3)Esofagus melebar.
4)Peristaltik melemah
5)Fungsi absorbsi melemah
f. Sistem Respirasi
1)Otot pernafasan menjadi kaku
2)Menurunya aktivitas silia
3)Kehilangan elastisitas paru-paru
4)Alveoli melebar dan jumlahnya berkurang
5)Oksigen pada arteri menurun
6)Kapasitas residu meningkat
g. Sistem Muskuloskeletal
1) Tulang kehilangan density
2) Kifosis
3) Pinggang, lutut, dan jari-jari gerakan terbatas
4) Pembesaran sendi dan kuku
5) Tendon mengkerut
6) Atrofi serabut otot
7) Sistem Kardiovaskuler
8) Katub jantung menebal dan menjadi kaku
9) Kemampuan jantung dalam memompakan darah menurun
10) Hilangnya elastisitas pembuluh darah
11) Tekanan darah meninggi
h. Sistem Genito-Urinaria
1)Ginjal mengecil, Nefron atrofi, aliran darah ke
ginjal menurun.
2)Otot vesika urina menurun
3)Pembesaran prostat
4)Atrofi vulva
i. Sistem Endokrin
1)Semua produksi hormon menurun
2)Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
j. Sistem Integumen
1)Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak
2)Pigmentasi dan gangguan elastisitas kulit
3)Kelenjar keringat berkurang
4)Kuku jari menjadi keras dan rapuh
5)Menurunnya respon terhadap trauma
TINJAUAN KASUS
B. Riwayat keluarga
Genogram
Keterangan;
: Perempuan hidup
: Laki-laki hidup
: Perempuan meninggal
: Laki-laki Meninggal
: Klien
: Tinggal serumah
C. Riwayat Pekerjaan
1. Pekerjaan saat ini:
Klien mengatakan masih aktif bekerja sebagai
petani.
2. Berapa jarak dari rumah:
Sekitar 100 meter dari rumah.
3. Alat transportasi:
Jalan kaki.
4. Alamat pekerjaan:
Klien mengatakan tidak meiliki tempat kerja yang
tetap.
5. Pekerjaan sebelumnya:
Kalau dulu klien mengaku aktif bekerja disawah
namun sekarang sudah tidak lagi karena sudah
tidak memiliki lahan.
6. Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap
kebutuhan:
Tn.”A” menceritakan kebutuhan sehari-hari
terpenuhi dari hasil kerja recahan batu kali
yang dijual setiap seminggu sekali. Pekerjaan
ini juga dibantu oleh sang isteri. Selain itu
tidak ada lagi.
D. Riwayat Lingkungan Hidup
1. Tipe tempat tinggal:
Tipe rumah permanen.
2. Jumlah Kamar:
Rumah hanya terdiri dari astu ruangan saja
berukuran 4x3 meter.
3. Jumlah tongkat:
Tidak ada.
4. Kondisi tempat tinggal:
Ruangan rumah tampak kumuh dan lembab karena
hanya terdiri dari satu ruangan yang digunakan
sebagai kamar tidur, tempat memasak dan pakaian
menggantung tidak tertata. Ventilasi ada hanya
satu jendela di bagian depan disamping pintu
tapi tidak pernah dibuka. Pencahayaan hanya
mengandalkan dari pintu depan, terdapat lima
lubang angin berukuran kecil (diameter sekitar
15-20 cm). Terdapat satu ranjang tempat tidur
disisi belakang ruangan.
5. Jumlah orang yang tinggal dirumah:
Ruangan ditempati oleh Tn.”A” dan isterinya
Ny.”S”
6. Derajat privasi:
Ruangan sangat terbuka karena hanya mengandalkan
ventilasi dan pencahayaan dari pintu yang
terbuka saja, sehingga derajat privasinya sangat
kurang.
7. Tetangga terdekat:
Disamping rumahnya terdapat rumah anak-anaknya,
didepan ada rumah anaknya yang bungsu dan
disamping utara rumahnya terdapat rumah anakn
perempuannya yang nomer dua.
8. Alamat/telpon:
Desa bre kec.palibelo kab.bima
E. Riwayat Rekreasi
1. Hobi / minat:
Tn.”A” mengatakan sangat gemar bercocok tanam di
sawah.
2. Keanggotaan organisasi:
Tidak pernah berorganisasi
3. Liburan perjalanan:
Tidak ada aktifitas berlibur seperti berjalan-
jalan bersama keluarga ataupun sendiri.
F. Sistim Pendukung
1. Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi:
Terdapat Poskesdes yang diketuai oleh seorang
bidan.
2. Jarak dari rumah:
Sekitar 500 meter.
3. Rumah Sakit:
Rumah Sakit terdekat adalah Rumah Sakit Umum
yang berjarak sekitar 10 Km.
4. Klinik:
Klinik perawatan setingkat Puskesmas yaitu di
Puskesmas palibelo yang berjarak 2 Km dari
rumah Tn.”A”.
5. Pelayanan kesehatan dirumah:
Tidak ada.
6. Makanan yang dihantarkan:
Makanan sehari-hari yang dihidangkan oleh
isteri.
7. Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga:
Tidak ada perawatan khusus yang dilakukan
keluarga terkait upaya menjaga kesehatan Tn.”A”.
Namun Ny.”S” mengaku menyiapkan air hangat
jikalau suaminya menghendaki mandi air hangat.
G. Deskripsi Kekhususan
1. Kebiasaan ritual:
Tn.”A” terbiasa melakukan ibadah sholat solat 5
waktu, pengajian di dusun sudah lama tidak
aktif.
H. Status Kesehatan
1. Statatus kesehatan untuk selama satu tahun yang
lalu: Klien mengatakan menderita sakit kepala
berat 2 hari yang lalu, terasa seperti goyang dan
berputar-putar, melayang dan muntah-muntah.
Keluhan ini sering sekali kumat, hampir setiap 2
atau 3 hari.
2. Status kesehatan umum selama lima tahun yang
lalu: Klien mengatakan pernah menderita demam
tinggi dan sakit kepala, kemudian keluarga
membawa berobat ke Puskesmas dan di vonis
penyakit Thyfus oleh dokter.
I. Keluhan Utama
Keluhan saat ini adalah rasa pusing yang masih
datang tiba-tiba, pengelihatan terasa perih dan
kabur.
1. Provokative/Paliative:
Tn.”A” mengatakan merasakan pusing sudah lama,
hilang-timbul. Pusing biasanya kumat jikalau
sedang kelelahan bekerja atau kalau sedang ada
pikiran yang memberatkan.
2. Quality/Quantity:
Terasa goyang, berputar-putar dan seperti
melayang. Semakin berat terasa kalau tidur
dengan bantal yang rendah. Kepala terasa seperti
kosong
3. Region:
Rasa sakit dikepala terasa menyebar diseluruh
permukaan kepala. Sedangkan dimata perihnya
dibagian depan bola mata.
4. Severity Scale:
Skala Nyeri untuk pusing saat ini masih terasa
tidak terlalu berat dengan nilai 5 pada skala 0-
10.
5. Timming:
Tn.”A” mengatakan biasanya sakit kepalanya kumat
pada malam hari saat sedang tidur atau bangun
tidur, apalagi sedang banyak pikiran atau
kelelahan.
6. Pemahaman dan penatalaksanaan masalah kesehatan:
Tn.”A” menyadari saat ini dirinya semakin tua
dan sering sakit namun dia harus tetap bekerja
untuk nafkah keluarga, kalaupun sakit ya harus
kedokter katanya.
7. Obat – obatan:
Obat yang sering dikonsumsi oleh Tn.”A” adalah
Paracetamol diminum 3x1 tablet sehari atau
Fanadol 3x1 tablet sehari.
8. Status imunisasi:
Tn.”A” mengatakan tidak pernah imunisasi
Alergi:
Tidak ada riwayat alergi.
Penyakit yang diderita:
Tn.”A” mengatakan dirinya menderita Asthma,
Rhematik, Pusing-pusing dan Pengelihatan kabur.
J. Aktivitas Sehari-hari
1. Indeks Katz
Tn.”A” mendapatkan skor A artinya klien mandiri
dalam hal makan, mandi, berpakaian, toileting,
kontinen dan mobilisasi.
2. Oksigenasi
Tn.”A” mengatakan tidak ada masalah pada
pernapasan, hal ini terbukti dengan bernapas
tanpa alat bantu dan frekuensi pernapasan klien
normal yaitu 20 kali/menit.
3. Cairan dan Elektrolit
Tn.”A” mengatakan minum air putih 3 gelas per
hari setiap habis makan, selain air putih
kelayan juga terbiasa minum kopi 1 sehari.
4. Nutrisi
Tn.”A” mengatakan makan 3 kali sehari, dengan
menu yang disuguhkan oleh isterinya.
5. Eliminasi
Tn.”A” mengatakan biasanya BAB sekali sehari dan
BAK sekitar 4-5 kali sehari.
6. Aktivitas
Pagi setelah sarapan Tn.”A” segera memulai
aktifitas hariannya yaitu mengercah batu sungai
menjadi kerikil kecil bahan bangunan.
Demikianlah aktifitas harian yang diceritakan
oleh Tn.”A”.
7. Istirahat tidur
Tn.”A” tidak suka begadang, malam selepas sholat
Isya, mengobrol sejenak dan mereka siap-siap
untuk tidur. Karena baisanya menjdelang shubuh
pagi hari dia sudah terbangun katanya. Kecuali
jikalau ada keluhan seperti sebelumnya,
terkadang bisa tidak tidur semalam suntuk
tambahnya.
8. Personal Hygiene
Mandi 2-3 kali sehari, kadang disungai atau
kadang dikamar mandi sekitar rumahnya. Kadang
memakai sabun atau terkadang juga tidak pakai.
9. Seksual
Kebutuhan seksual biologis sudah lama tidak lagi
kata Tn.”A”.
10. Rekreasi
Tidak ada rekreasi jalan-jalan yang di agendakan
oleh Tn.”A” paling sekedar duduk-duduk dipinggir
sungai bersama teman seprofesi disela-sela
katifitas rutinnya. Atau terkadang menonton TV
malam hari sehabis Isya.
11. Psikologis
Persepsi klien:
Klien mengatakan keluhan kesehatan yang
dialaminya merupakan penyakit yang biasa di
derita orang tua.
Konsep diri yang terdiri dari :
o Identitas:
Klien mampu memahami kondisinya kini
sebagai orang lansia dan berprilaku
sebagaimana lansia pada umumnya.
o Body image:
Klien mengaku menyadari bentuk kondisi
tubuhnya dan memandang positif terhadap
kondisi dan keadaan tubuhnya saat ini.
o Ideal diri:
Klien dapat bertingkahlaku sewajarnya
sebagai mana lansia pada umumnya.
o Harga diri:
Klien dapat berinteraksi dengan masyarakat
tanpa kendala terkait rasa percaya diri
dan harga diri.
o Peran:
Klien bisa berinteraksi dengan masyarakat
sesuai dengan perannya sebagai orang yang
dituakan saat ini.
Emosi:
Ungkapan klien tentang emosi relatif stabil
walaupun terkadang marah juga sesekali waktu.
Adaptasi:
Klien mengatakan selalu bisa menyesuaikan
diri dengan lingkungan sekitarnya.
Mekanisme pertahanan diri:
Setiap permasalahan yang sedang dihadapi oleh
klien selalu berusaha ia sampaikan ke
keluarga bahkan terhadap masalah yang kecil
sekalipun tak terkecuali permasalahan
kesehatan yang sering dialaminya.
K. Tinjauan Sistim
Keadaan umum: Baik
Tingkat kesadaran: Kompos mentis
GCS:
Membuka mata: 4 (spontan)
Verbal: 6 (Mengikuti perintah)
Motorik: 5 (Orientasi baik dan
sesuai)
Total GCS klien adalah 15
Tanda–tanda vital:
Nadi: 80 kali / menit
RR:20 kali / menit
Tensi:130/80 mmHg
Suhu: 37 derajat
VOD: 6/6 dan VOS: 5/6
1. Kepala
Inspeksi: Rambut putih, tipis, tidak terdapat
kutu, kulit kepala tidak terdapat lesi.
Palpasi : Tidak terdapat benjolan, tidak ada
nyeri tekan.
2. Mata, telinga, hidung:
Inspeksi : mata: tampak gejala pengkristalan
pada lensa mata kiri lebih tebal daripada mata
kanan, tampak lingkaran halo pada kedua bola
mata, telinga dan hidung bentuk simetris,tidak
tampak benjolan polip dihidung, telinga kiri dan
kanan tampak ada serumen, konjungtiva normal,
sclera tidak ikterik, repleks pupil positif.
Palpasi :Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri
tekan
3. Leher
Inspeksi: tampak simetris, tidak tampak
benjolan/pembengkakan kelenjar thyroid ataupun
vena jugularis.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat
pembesaran kelenjar tiroid, maupun pelebaran
vena jugularis .
4. Dada dan punggung :
Inspeksi : Bentuk dada simetris, punggung tampak
kiposis, tampak kemerahan, pernapasan normal
dengan tidak ada tarikan dinding dada, tidak
terdapat lesi disekitar dada dan punggung.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat
massa.
Perkusi : jaringan paru terdengar sonor, pada
daerah jantung terdengar suara pekak.
Auskultasi : suara nafas vesikuler, tidak
terdapat suara ronchi, dan vokal resonan antara
dinding kiri dan kanan sama getarannya dan tidak
ada suara tambahan(murmur).
5. Abdomen dan pinggang
Inspeksi: abdomen datar
Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada
massa atau pun benjolan dan turgor kulit kembali
< 2 detik.
Perkusi : suara lambung timpani, hati redup.
Auskultasi : Bising usus normal 12x/menit
6. Ekstremitas atas dan bawah
Inspeksi : Kulit keriput, tidak tampak kemerahan
pada ekstremitas atas dan bawah tonus otot
ekstremitas atas 5, sedangkan ekstremitas bawah
5.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada
ekstremitas atas dan ekstremitas bawah,
persendian tidak teraba hangat.
Perkusi : ketukan tendom bisep dan terisep
normal, reflex patella (+).
7. Sistem imune: Tidak erkaji
8. Genetalia : Tidak terkaji
9. Sistem reproduksi: Klien tidak mengeluhkan
kelainan pada sistem reproduksi.
10. Sistem persarafan
Refleks fisiologis dalam keadaan normal dan
refleks patella yang kanan maupun yang kiri
normal, klien masih mampu tersenyum, meringis,
dan memperlihatkan gigi yang ada.
11. Sistem pengecapan: Kelien masih bisa membedakan
rasa manis, asin, asam dan pahit.
12. Sistem penciuman: Klien masih memiliki sistem
penciuman yang baik terlihat pada kelayan masih
bisa membedakan bau kopi dan parfum.
13. Taktil respon: Klien masih mampu merespon
terhadap stimulus panas, dingin.
M. Data Penunjang
1) Laboratorium:-
2) Radiologi:-
3) EKG:-
4) CT scan:-
5) Obat–obatan: Paracetamol 500 mg
DO:
o Klien mengekspresikan wajah meringis
saat menceritakan tentang penyakitnya.
o Klien menunjukkan lokasi pusingnya
didalam kepala.
o Nyeri sedang nilai 5 Pada skala nyeri
0-10. dirasakan 6 (0-10)
o TTV
TD : 130/90 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 37 C
2 DS: Katarak Gangguan
o Klien mengatakan pengelihatan tidak persepsi
jelas. sensori
o Klien mengatakan sering silau dan terasa pengliha
perih dimata apabila melihat cahaya. tan
o Klien mengatakan kalau malam susah
berjalan karena pengelihatan terganggu.
DO:
o Klien tampak kesulitan focus pada
pengelihatan.
o Tampak Pengkristalan bola mata kiri
lebih tebal dari pada bola mata kanan.
o Tampak lingkaran halo pada kedua mata.
o VOD: 6/6
o VOS: 5/6
3 DS: Kurang Ketidakm
o Keluarga mengatakan tidak pengetah ampuan
mengetahui cara perawatan anggota uan mencipta
keluarganya yang sakit. tentang kan
o Keluarga mengatakan sudah perawata lingkung
membawa klien berobat ke dokter praktek n an yang
umum, tapi keluahn sering kambuh. anggota kondusif
DO: keluarga
o Kelayan terlihat perlahan-lahan saat yang
aktivitas berpindah dari tempat tidur ke sakit.
kamar mandi dan dari tempat tidur ke
musolla
o Lantailicin, pencahayaan pada malam hari
kurang dan kamar mandi tidak ada
pegangan.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
ketegangan fisik dan pikiran.
2. Gangguan persepsi sensori pengelihatan
berhubungan dengan proses kristalisasi lensa mata
(katarak) ditandai dengan
3. Ketidakmampuan menciptakan lingkungan yang
kondusif berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang perawatan anggota keluarga yang sakit.
III. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1 Gangguan Setelah 1. Pantau tanda-tanda 1. Mengenal dan memudahkan
rasa nyaman dilakukan vital, intensitas/skala dalam melakukan tindakan
pusing tindakan nyeri. keperawatan.
berhubungan keperawatan 2. Anjurkan klien 2. Istirahat untuk mengurangi
dengan selama 2x30 istirahat ditempat intesitas nyeri.
ketegangan menit di tidur. 3. Posisi yang tepat mengurangi
fisik dan harapkan pusing 3. Atur posisi pasien penekanan dan mencegah
pikiran. berkurang dengan senyaman mungkin ketegangan otot serta
kriteria hasil : 4. Anjurkan klien untuk mengurangi nyeri.
Klien meminimalkan pergerakan 4. Banyak gerak meningkatkan
mengungkapkan ketika tidur. intensitas pusing
rasa pusing 5. Motivasi keluarga untuk 5. Kerja sama keluarga
berkurang. membantu istirahat menciptakan lingkungan
Klien tampak tidur klien secara kondusif meningkatkan
tenang dan maksimal. kwalitas istirahat klien.
rileks. 6. Ajarkan teknik 6. Relaksasi mengurangi
Klien dapat relaksasi dan napas ketegangan dan membuat
beristirahat dalam. perasaan lebih nyaman.
tidur dengan 7. Jelaskan manfaat obat 7. Analgetik mengurangi pusing
nyaman. analgetik untuk sehingga klien menjadi lebih
mengurangi pusing. nyaman.
2 Gangguan Setelah 1. Kaji ketajaman 1. Penemuan data awal terhadap
Persepsi dilakaukan penglihatan klien dan komplikasi dapat mencegah
sensori tindakan observasi tanda-tanda kerusakan lebih lanjut.
penglihatan keperawatan disorientasi. 2. Meningkatkan keamanan
berhubungan selama 1x 30 2. Orientasikan klien mobilitas dalam lingkungan.
dengan menit klien terhadap lingkungannya. 3. Rangsangan cahaya yang berat
pengkris mampu 3. Kaji status penglihatan dapat menyebabkan
talan lensa meningkatkan yang kabur dan tanda- ketidaknyamanan.
mata kwalitas tanda iritasi mata. 4. Menghindarkan dari cidera
(katarak) pengelihatan 4. Modifikasi lingkungan fisik.
dalam batas dalam batas keamanan dan 5. Penatalaksanaan dini
situasi kondisi kenyamanan klien. mencegah komplikasi.
dengan kriteria; 5. Anjurkan klien untuk
Mengenal memeriksakan kesehatan
gangguan peglihatan lebih lanjut.
pengelihatan
dan mampu
berkompensasi
terhadap
perubahan
Mengidentifi
kasi potensial
bahaya dalam
lingkungan.
3 Ketidak Setelah 1. Kaji pengetahuan 1. Tingkat pengetahuan keluarga
mampuan dilakukan keluarga dalam menentukan keefektifan
keluarga tindakan menciptakan lingkungan pendidikan kesehatan.
menciptakan keperawatan kondusif untuk klien 2. Pengetahuan akan memunculkan
lingkungan selama 1x 30 2. Jelaskan pengaruh kerjasama yang signifikan.
yang menit keluarga lingkungan untuk 3. Kerjasama keluarga jaminan
kondusif memahami tentang keamanan dan kenyamana kenyamanan dan keamanan
berhubungan arti pentingnya klien. klien dalam mengatasi
dengan lingkungan yang 3. Motivasi keluarga untuk masalah kesehatannya.
kurang kondusif untuk menciptakan lingkungan
pengetahuan klien dengan kondusif untuk klien
tentang kriteria:
perawatan Keluarga
anggota menyatakan
keluarga kefahamannya
yang sakit tentang
lingkungan
yang kondusif
untuk klien.
Keluarga
bersedia
menciptkan
lingkungan
yang kondusif
V. Evaluasi Keperawatan
Diagnosa
No Hari/Tgl Evaluasi
keperawatan
1 19/06/2020 Gangguan rasa S:
Jam 12.00 nyaman pusing Klien mengatakan terasa lebih nyaman dengan posisi istirahat
berhubungan setengah duduk.
dengan Klien mengatakan kalau tidak banyak bergerak pusing tidak
ketegangan fisik terlalu terasa.
dan pikiran. O:
Pasien tampak nyaman dan rileks.
Skala nyeri 3
Tanda-tanda vital :
TD: 130/80 mmhg
N: 80 x/menit
S: 37
RR: 20 x/menit
A:Masalah teratasi
P:-
2. 19/06/2020 Gangguan S:
Jam 12.00 Persepsi sensori Klien mengatakan masih bisa beraktifitas dengan aman.
penglihatan Rasa perih dimata masih terasa kalau terkena sinar/cahaya.
berhubungan Mata kanan lebih kabur.
dengan pengkris Keluarga kooferatif membantu klien dalam aktifitas sehari-hari.
talan lensa Keluarga mengatakan akan mengajak klien mengontrol
mata (katarak) penglihatannya ke puskesmas.
O:
VOD:6/6
VOS:5/6
Inspeksi: tampak lingkaran halo pada OD dan OS.
Pengapuran mata pada OS lebih tebal/lebih putih.
A:Masalah teratasi sebagian.
P:
Intervensi dipertahankan.
Beri support system kepada keluarga untuk memeriksakan klien ke
puskesmas.