Anda di halaman 1dari 5

Ontologi

Suatu pengetahuan tentang eksistensi dan sifat dari objek atau ide yang disebut juga sebagai
metafisika. Bisa pula diartikan dengan ‘apa yang dikaji oleh pengetahuan itu?’. Filosofi ontologi
berkaitan dengan manusia, sedangkan dalam keperawatan, ilmu ontologi juga turut menyusun
ilmu keperawatan. Oleh karena itu menurut sudut pandang ini, maka keperawatan dapat menjadi
objek penyelidikan filosofi.

Epistemologi

Adalah cabang filsafat berurusan dengan pengetahuan, terutama dengan pengetahuan ilmiah, ia
berhubungan erat dengan metodologi ilmu pengetahuan, tentang bagaimana cara mendapatkan
pengetahuan tersebut, proses dan prosedurnya. Dari sudut pandang ini Falsafah dan Teori
Keperawatan dalam Integrasi Keilmuan hakikat pengetahuan keperawatan dapat menjadi obyek
penyelididkan filosofis (Nur Aini, 2018).

Ilmu keperawatan ditinjau dari sudut epistemology sifat/karakteristik ilmu keperawatan meliputi
beberapa hal sebagai berikut:

1. Pengetahuan Umum (Public knowledge)


Ilmu keperawatan mampu dipelajari oleh siapa saja yang mempunyai minat. Ilmu
keperawatan juga dapat dipublikasikan dengan bahasa yang sarat unsur informative dan
emotif.
2. Objektif
Ilmu keperawatan mampu memberikan interpretasi pada objek yang sama dengan
menggunakan cara yang sama hingga diperoleh hasil akhir yang sama pula. Misalnya, ada tiga
orang perawat yang melaksanakan tindakan keperawatan yang sama yaitu memasang oksigen.
Hasil yang mereka capai akan sama, yaitu memenuhi kebutuhan oksigen pasien.
3. Abstraksi
Ilmu keperawatan diperuntukkan bagi manusia yang tidak akan pernah lepas dari kebutuhan.
Hal ini telah tertuang pada sejumlah konsep tentang manusia, yaitu manusia sebagai makhluk
holistic (bio-psiko-sosiospiritual), manusia sebagai makhluk yang unik, manusia sebagai
makhluk yang mempunyai kebutuhan dan manusia sebagai makhluk dari sistem yang terbuka.
4. Konseptual
Ilmu keperawatan memiliki konsepsi yang membangun teori keperawatan

Aksiologi

Investigasi atau pertimbangan moralitas dari tindakan kita dan pengetahuan atau cara berpikir
yang mendasari adanya istilah benar versus salah, baik versus buruk, kebaikan versus keburukan,
atau dapat juga diartikan dengan “untuk apa pengetahuan tersebut dipergunakan, dan kaitannya
dengan penggunaanya dengan kaidah-kaidah moral.

Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Teori Florence Nightingale

Ontologi

Saat terjadi Perang Krimea tahun 1854, Florence menerima permintaan dari Sidney Herbert yang
merupakan menteri penerangan Inggris pada saat itu, untuk menjadi sukarelawan perang di Turki
guna merawat tentara Inggris yang terluka. Pada saat kedatangan Florence pertama kali di rumah
sakit Turki, menunjukkan kondisi yang sangat mengerikan dan mengkhawatirkan. Di dalam
Ruangan dipenuhi dengan para prajurit yang mengalami luka-luka dan ratusan prajurit terbaring
di halaman tanpa adanya tempat untuk berteduh dan tanpa adanya seorang perawat yang
mendampingi. Florence pun melakukan banyak perubahan penting, di awali dengan perbaikan
hygiene dan sanitasi. Florence menata ruangan para penderita serta mengusahakan di luar
ruangan mampu memiliki tempat bernaung di bawah pohon. Selain itu, Florence juga
menugaskan untuk mendirikan tenda, memperbaiki sistem pembuangan limbah dan sirkulasi
udara. Perawatan dilakukan dengan teliti, mengganti perban dengan teratur, memberikan obat
tepat pada waktunya, serta membersihkan lantai rumah sakit setiap hari secara rutin,
membersihkan kursi dan juga meja, mencuci baju yang telah digunakan. Selanjutnya, pada
malam hari Florence berjalan sambil membawa lentera, untuk mencari para prajurit yang masih
hidup untuk memberikan pertolongan serta berkeliling bangsal untuk memberikan kenyamanan
emosional pada para prajurit, sehingga dia mendapat julukan “the lady of the lamp” London.

Epistemologi

Model konsep menetapkan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan. Disamping itu,
perawat tidak perlu mengetahui seluruh proses penyakit, sehingga model konsep dapat
memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Pemberian asuhan keperawatan atau
tindakan keperawatan lebih berorientasi kepada pemberian udara, lampu, kenyamanan
lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi yang adequate. Hal ini dimulai dengan
pengumpulan data yang dibandingkan dengan tindakan pengobatan. Pada akhirnya, teori model
konsep bertujuan agar perawat mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa
tergantung dengan profesi lain (Huriati, Dardin AKP, 2017).

Menurut florence, keperawatan berarti memanipulasi faktor-faktor lingkungan, sehingga dapat


menyembuhkan pasien dalam bukunya “Notes on nursing”. Florence memberikan panduan rinci
tentang aktivitas keperawatan. Perawat harus memberikan lingkungan yang bersih, nyaman, dan
aman tempat pasien dapat memulihkan diri. Florence mengidentifikasi 5 hal untuk mendapatkan
lingkungan yang sehat yaitu udara murni, air murni, drainase yang efisien, kebersihan dan
cahaya. Selain memastikan kondisi-kondisi tersebut, perawatan juga harus menjaga agar pasien
tetap pada kondisi yang hangat, mempertahankan atmosfer yang bebas dari kebisingan, serta
memberikan pola diet seimbang dan makanan bergizi. Menurut Florence, ada 3 faktor
lingkungan yang mempengaruhi kesehatan pasien. Namun menurutnya yang terpenting adalah
lingkungan fisik.

1). Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik merupakan elemen dasar dari lingkungan pasien dan bisa mempengaruhi aspek
lingkungan lainnya. Dalam teorinya Florence menjelaskanmkonsep sanitasi (kebersihan), udara
segar, ventilasi, pencahayaan, air, tempat tinggal (pemondokan), kehangatan, ketenangan.
Kesehatan bisa dirusak oleh faktor lingkungan seperti kelembaban, tidak bersih, dingin, bau dan
gelap. Kebersihan lingkungan secara langsung berhubungan dengan pencegahan penyakit dan
angka mortalitas pasien.

2). Lingkungan Psikologis

Florence memahami bahwa ada pengaruh kesehatan psikologis terhadap fisik pasien, meskipun
pada saat itu masih sedikit bukti ilmiah yang menjelaskan keterkaitan antara aspek fisik dan
psikologis pada manusia. Dia yakin bahwa lingkungan yang tidak sehat bisa menyebabkan stress
psikologis dan hal ini bisa berdampak negatif pada emosi pasien.

3). Lingkungan sosial


Pencegahan penyakit berkaitan dengan lingkungan sosial. Karena itu, penting bagi perawat untuk
memoniter lingkungan, dalam artian mengumpulkan informasi spesifik yang berhubungan
dengan terjadinya penyakit dari komunitas atau lingkungan sosialnya (Aini Nur, 2018).

Aksiologi

Teori model konsep Florence Nightingale menetapkan lingkungan sebagai tujuan asuhan
keperawatan. Selain itu, perawat tidak perlu lagi memahami seluruh proses penyakit, sehingga
dapat memisahkan antara profesi keperawatan dengan kedokteran. Lingkungan merupakan salah
satu yang dapat mempengaruhi proses perawatan pada pasien sehingga perlu diperhatikan. Oleh
karena itu, lingkungan pasien sangat perlu diperhatikan. Nightingale memandang perawat secara
luas dengan tidak hanya memandang tugas perawat untuk memberikan obat dan pengobatan,
akan tetapi perawat lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,
kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang baik untuk kesehatan (Nightingale, 1860; Torres, 1986).

Perawat berperan dalam membantu proses penyembuhan penyakit dan bukan untuk
menyembuhkan penyakit. Hal ini disebabkan karena peran perawat adalah merawat orang yang
sakit, sedangkan dokter adalah orang yang memiliki peran penting untuk membantu proses
penyembuhan penyakit. Selain itu, perawat bukan hanya memberikan obat untuk proses
menyembuhkan penyakit, melainkan mampu membuat menyembukan lingkungan fisik,
psikologis, dan sosial pasien.

Menurut Florence Nightingale (modern nursing) falsafah keperawatan dapat dilihat dari penyakit
sebagai proses pergantian atau perbaikan reparatif. Adapun proses dan 4 komponen paradigma
keperawatan yaitu: manusia, keperawatan, sehat-sakit (kesehatan) dan lingkungan. Model konsep
Florence memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik keperawatan, paradigma perawat
yaitu lingkungan dapat mempengaruhi proses perawatan pada pasien, sehingga kondisi
lingkungan sangat perlu diperhatikan.

Kelebihan

Buku Karya Florence Nightingale ditulis dengan bahasa yang berbudaya dan mengalir serta
dengan format yang logis dan gaya yang elegan. Teori Nightingale memiliki area penerapan
yang luas. Teori ini dapat diterapkan di lingkungan perawatan intensif rumah sakit yang paling
kompleks, di rumah, di tempat kerja, atau di masyarakat. Membaca Teori Nightingale
meningkatkan kesadaran perawat tentang bagaimana lingkungan mempengaruhi kesehatan klien.

Kelemahan

Teori ini lebih banyak berfokus pada lingkungan fisik serta kurang memperhatikan lingkungan
psikologis dan sosial.

Rekomendasi

Teori Nightingale adalah teori perawatan pasien. Teori ini berfokus pada mengubah lingkungan
pasien untuk meningkatkan kesehatannya. Berdasarkan teori ini, lingkungan harus disesuaikan
agar sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasien. Faktor lingkungan mempengaruhi pasien
yang berbeda sesuai situasi dan penyakit mereka. Perawat harus melihat faktor-faktor ini
berdasarkan kasus per kasus untuk memastikan faktor-faktor tersebut diubah untuk perawatan
terbaik bagi pasien sesuai dengan kebutuhannya.

Anda mungkin juga menyukai