PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
PADA KASUS OSTEOARTHRITIS GENU
DEXTRA DI RSU MENTENG MITRA
AFIA
DISUSUN OLEH:
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat-Nya sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah laporan kasus praktek kompherensif
dengan judul “Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus osteoarthritis genu dextra di RSU
Menteng Mitra Afia”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritikdan
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
2
KELOMPOK E
Laporan Praktikum komprehensif ini di susun sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan
praktikum komprehensif di RSU. Menteng Mitra Afia dengan judul “Penatalaksanaan
fisioterapi pada kasus osteoarthritis genu dextra di RSU Menteng Mitra Afia”.
Menyetujui,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF.............................................................................2
KELOMPOK E................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................5
1.3. Tujuan...............................................................................................................................5
1.4. Manfaat.............................................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................6
2.1. Definisi Osteoarthritis Genu.............................................................................................6
2.2. Anatomi Dan Fisiologi......................................................................................................7
2.3. Etiologi............................................................................................................................11
2.4. Patofisiologi....................................................................................................................14
2.5. Gejala Klinis...................................................................................................................14
2.6. Prognosis.........................................................................................................................15
BAB III FORMULIR FISIOTERAPI...........................................................................................16
I. Pengumpulan Data Identitas Pasien : (S)............................................................................16
II. Pengumpulan Data Riwayat Penyakit (S)...........................................................................16
III. Pemeriksaan........................................................................................................................17
IV. Pemeriksaan Fungsi Dan Gerak Aktif Dan Pasif................................................................18
V. Pengumpulan Data Tertulis Pemeriksaan Penunjang.........................................................19
VI. Urutan Masalah Fisioterapi Berdasarkan Prioritas.............................................................19
VII. Evaluasi..............................................................................................................................23
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................24
4.1. Kesimpulan.........................................................................................................................24
4.2. Saran....................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................25
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Osteoarthritis merupakan sebuah kata dalam bahasa Yunani dimana osteo adalah
tulang, arthro adalah sendi, dan itis yang berarti inflamasi. Meskipun yang terjadi pada
kasus atau klinik, tidak terdapat inflamasi pada persendian pasien atau pasien mengalami
inflamasi ringan pada persendian (Koentjoro, 2010). Osteoarhtirits (OA) merupakan
penyakit sendi yang paling sering ditemukan di dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit
ini menyebabkan nyeri dan gangguan gerakan sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari
(Adnan, 2007). Penyakit ini bersifat kronik, berjalan progresif, tidak meradangm dan
ditandai oleh adanya pengikisan rawan sendi dan pembentukan tulang baru pada
permukaan sendi. Gangguan ini sedikit lebih banyak pada perempuan daripada laki-laki
terutama ditemukan pada orang-orang berusia lebih dari 45 tahun. Penyakit ini pernah
dianggap sebagai suatu proses penuaan normal, sebab insidens bertambah dengan
meningkatnya usia (Price and Wilson, 2006).
Penyebab primer dari Osteoarthritis masih belum dapat diketahui secara pasti
namun terdapat beberapa faktor risiko yang berperan yaitu: usia, jenis kelamin, genetik,
kegemukan, dan penyakit metabolik serta faktor lainnya (Dolenio, 2014). Gejala yang
timbul dari Osteoarthritis Genu membuat aktivitas fungsional seseorang terganggu, maka
dari itu inilah tugas Fisioterapi untuk membantu mengembalikan aktivitas fungsional dan
5
1.3. Tujuan
Laporan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang
penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Osteoarthritis Genu di RSU Menteng Mitra
Afia.
1.4. Manfaat
Hasil dari laporan kasus ini diharapkan dapat berguna untuk
mengembangkan dan menambah pengetahuan yang telah ada tentang Osteoarthritis
Genu sehingga dapat menurunkan angka pasien yang menderita penyakit ini.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Osteoarthritis Genu
Osteoarthritis merupakan suatu gangguan kesehatan degenerative dimana terjadi
kekakuan dan peradangan pada persendian yang ditandai dengan kerusakan rawan sendi
sehingga dapat menyebabkan nyeri pada sendi tangan, leher, punggung, pinggang, dan
yang paling sering adalah pada sendi lutut (Kalim & Wahono, 2019).
Osteoarthritis menurut American College of Rheumatology merupakan
sekelompok kondisi heterogeny yang mengarah kepada tanda dan gejala sendi.
Osteoarthritis genu adalah penyakit degenerative pada sendi genu karena adanya abrasi
tulang rawan sendi dan pembentukan tulang baru pada permukaan persendian yang
mampu menyebabkan kelemahan otot dan tendon sehingga membatasi gerak dan
menyebabkan nyeri. Penyakit degenerative pada genu dapat menyebabkan permukaan
sendi genu menjadi tidak teratur dan kasar, ini akan menyebabkan rasa sakit dan bengkak
pada genu.
Osteoarthritis diklasifikasikan menjadi dua, yaitu osteoarthritis primer dan
osteoarthritis sekunder. Osteoarthritis primer disebut juga osteoarthritis idiopatik yang
mana penyebabnya tidak diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik,
inflamasi, ataupun perubahan lokal pada sendi.
Sedangkan osteoarthritis sekunder yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti
penggunaan sendi yang berlebihan dalam aktifitas kerja, olahraga berat, adanya cedera
sebelumnya, penyakit sistemik, inflamasi kondisi seperti trauma sendi, kelainan bawaan,
faktor gaya hidup, dan respon imun semua dapat menjadi pemicu terjadinya
osteoarthritis. Osteoarthritis primer lebih banyak ditemui daripada osteoarthritis
sekunder. Adapun kriteria OA menurut Kellgren Lawrence adalah sebagai berikut :
● Grade I, tanpa osteofit, permukaan sendi normal.
● Grade II, osteofit sedikit pada tibia dan patella dan permukaan sendi
menyempit asimetris.
● Grade III, adanya osteofit moderat pada beberapa tempat, permukaan
sendi menyempit dan sclerosis subkondral.
● Grade IV, ada osteofit besar, permukaan sendi menyempit secara komplit,
sclerosis subkondral berat dan kerusakan permukaan sendi.
7
Tulang yang membentuk sendi genu, yaitu femur, tibia, fibula dan patella.
2. Ligamen
Tulang diikat bersamaan bukan oleh tulang tetapi oleh ligamen dan
otot. Ligamen yang bertugas adalah ligamen collateral dan ligament
cruciatum. Ligamen cruciatum terletak didalam kapsul sendi dan arena itu
disebut ligament intracapsular. Terletak antara condilus medial dan lateral.
Ligamen cruciatum terletak saling menyilang.
a. Ligamen anterior cruciatum
Ligamen anterior cruciatum adalah
ligament yang melekat pada area
intercondylaris anterior tibia dan berjalan ke
arah atas, ke belakang dan lateral untuk
melekat pada bagian posterior permukaan
medial condylus lateralis femoris.
8
6) Gastrocnemius
Origo: caput medial dan lateral dari permukaan
posterior condylus femoralis. Insersio: permukaan
posterior calcaneus
membentuk tendon Achilles Inervasi: nervus tibial
(S1-S2)
7) Popliteus
Origo: permukaan lateral condyles lateral. Insersio:
permukaan posterior proksimal shaft tibial.
Inervasi: nervus tibial (L4, L5)
8) Plantaris
Origo: lateral supracondylar femur di atas lateral
head gastrocnemius. Insersio: tenda calcaneus
Inervasi: nervus Tibial
b. Ekstensor genu
2) Vastus Medialis
Origo: linea intertrochanterica dan bagian medial
linea aspera
Insersio: tendon patella dan tuberositas tibia
Inervasi: nervus femoris (L2-L4)
3) Vastus intermedius
Origo: 2/3 atas bagian anterior dan permukaan
lateral os femur Insersio: tuberositas tibialis,
Inervasi: nervus femoral (L2-L4)
4) Vastus Lateralis
Origo: trochanter major dan permukaan lateral atas
linea aspera
Insersio: tuberositas tibia
Inervasi: nervus femoris (L2-L4)
2.3. Etiologi
Menurut (heidari, 2011) osteoarthritis memiliki etiologi multifaktoral, yang terjadi
karena karena interaksi antara faktor sistemik dan lokal. Usia, jenis kelamin perempuan,
berat badan, dan obesitas, cedera lutut, penggunaan sendi berulang, kepadatan tulang,
kelemahan otot, dan kelemahan sendi memainkan peran dalam pengembangan OA sendi.
Etiologi osteoarthritis (OA) yang dianggap memegang pernanan penting dalam
perjalanan penyakit adalah stress harian yang dialami oleh sendi, terutama pada sendi
yang memikul berat badan. Kebanyakan riset mempercayai bahwa gangguan
degenerative pada osteoarthritis diawali secara primer oleh beban yang terlalu berat
pada sendi sehat atau beban yang normal pada sendi yang sudah terganggu terlebih dulu.
Adanya gaya dari luar akan mempercepat efek katabolic kondrosit dan merusak matriks
kartilago lebih jauh lagi,
Secara garis besar, terdapat dua pembagian faktor risiko OA lutut yaitu faktor
predisposisi dan faktor biomekanis.
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor Demografi
● Umur
12
d. Faktor Metabolik
● Obesitas
Berat badan yang berlebih ternyata dapat meningkatkan tekanan
mekanik pada sendi penahan beban tubuh, dan lebih sering
menyebabkan osteoartritis lutut.
● Osteoporosis
Hubungan antara OA lutut dan osteoporosis mendukung teori bahwa
gerakan mekanis yang abnormal tulang akan mempercepat kerusakan
tulang rawan sendi.
● Penyakit Lain
OA genu terbukti berhubungan dengan diabetes mellitus,hipertensi dan
hiperurikemi, dengan catatan pasien tidak mengalami obesitas.
● Histerktomi
Hal ini diduga berkaitan dengan pengurangan produksi hormon
estrogen setelah dilakukan pengangkatan rahim.
● Manisektomi
Menisektomi merupakan operasi yang dilakukan di daerah lutut dan
telah diidentifikasi sebagai faktor risiko penting bagi OA lutut. Hal ini
berkaitan dengan hilangnya jaringan meniscus
2. Faktor Biomekanis
a. Riwayat Trauma Lutut
Trauma lutut yang akut termasuk robekan pada ligamentum krusiatum dan
meniskus merupakan faktor risiko timbulnya OAlutut
b. Kelainan Anatomis
Faktor risiko timbulnya OA lutut antara lain kelainan lokal pada sendi lutut
seperti genu varum, genu valgus, Legg – Calve –Perthes disease dan displasia
asetabulum
c. Pekerjaan
Osteoartritis banyak ditemukan pada pekerja fisik berat, terutama yang banyak
menggunakan kekuatan yang bertumpu pada lutut (petani, kuli, dll).
d. Aktivitas Fisik
14
Aktivitas fisik berat seperti berdiri lama (2 jam atau lebih setiap hari), berjalan
jarak jauh (2 jam atau lebih setiap hari), mengangkat barang berat (10 kg – 50
kg selama 10 kali atau lebih setiap minggu), mendorong objek yang berat (10
kg – 50 kg selama 10 kali atau lebih setiap minggu), naik turun tangga setiap
hari merupakan faktor risiko OA lutut.
e. Kebiasaan Olahraga
Atlit olah raga benturan keras dan membebani lutut seperti sepak bola, lari
maraton dan kung fu memiliki risiko meningkat untuk menderita OA lutut.
2.4. Patofisiologi
Terjadinya Osteoarthritis tergantung interaksi antara beberapa faktor.
Osteoarthritis dapat terjadi dari faktor usia lanjut, genetik, trauma, dan beban sendi
karena obesitas. Banyak bukti bahwa obesitas merupakan sindrom kompleks dimana
aktivitas abnormal neuroendokrin dan jalur pro-inflamasi berubah dari asupan makanan,
Ekspansi lemak dan perubahan metabolik. Namun, leptin dapat juga diproduksi oleh
osteoblas dan sel kondrosit. Tingkat signifikan, leptin yang diamati pada tulang rawan
dan osteofit pada penderita Oseoarthritis sedangkan beberapa kondrosit diproduksi leptin
dalam tulang rawan dari orang sehat. Leptin ditemukan dalam cairan synovial sendi
Osteoarthritis yang berkolerasi. Sitokin, faktor biomekanika, dan enzim proteolitik
menyebabkan derajat variable proses inflamasi synovial yang diatur oleh
metalloproteinase dan kondrosit jalur sintesis kompensasi yang diperlukan untuk
mengembalikan interitas matriks yang terdegradasi.
2.5. Gejala Klinis
Nyeri pada osteoathritis biasanya meningkat ketika penderita melakukan aktifitas
dan berkurang ketika beristirahat. Osteoarthritis yang lebih lanjut dapat menyebabkan
nyeri pada saat beristirahat dan dimalam hari, sehingga dapat mempengaruhi
kenyamanan dalam tidur karena nyeri yang semakin meningkat. Gejala utama yang
menunjukkan adanya diagnosis osteoarthritis meliputi:
● Nyeri sendi
Terutama bila sendi bergerak atau menanggung beban, yang akan
berkurang bila penderita beristirahat.
15
b. Ballotement Test
Ballotement test merupakan suatu pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui adanya
cairan di dalam lutut. Caranya dengan menekan resessus patellaris menggunakan satu tangan,
lalu dengan jari-jari tangan yang lainnya patella ditekan ke bawah. Bila keadaan normal
patella tidak bisa ditekan ke bawah, namun jika sebaliknya maka terdapat penumpukan cairan
yang membuat patella terangkat (Rosa, 2018).
c. Mcmurray Test
Tes McMurray merupakan suatu gerakan yang bertujuan untuk mengetahui adanya bunyi
“klik” atau letupan pada sisi medial atau lateral lutut. Tes ini dilakukan dengan menempatkan
ibu jari dan jari telunjuk tangan di celah sendi untuk mendeteksi adanya bunyi “klik” atau
letupan (Lawry, 2016).
17
BAB III
FORMULIR FISIOTERAPI
Formulir Fisioterapi
Nama Fisioterapi : Kelopok E Peminatan : Musculoskeletal
Nama Dokter : dr. Diatri Nari Lastri.S,pN Ruangan : Fisioterapi
Nomor Register : 09 66 28 Tanggal : 19 Desember 2022
RPS : Semenjak 6 bulan yang lalu, pasien merasakan nyeri di area sekitar lutut kanan namun hanya
dibiarkan saja, lama – kelamaan nyeri semakin bertambah sampai menggangu aktifitas.
Kemudian pasien berobat ke puskesmas dan dirujuk ke RS MMA untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut. Di RS MMA pasien berobat ke dr. syaraf selama seminggu dan diberi
obat penghilang nyeri namun tidak ada perubahan yang signifiakan. Kemudian pasien kembali
lagi ke dr. syaraf dan dirujuk untuk melakukan fisioterapi.
RPK : -
RPD : Hipertensi, operasi kandung kemih
Rpsi :
Kognitif : Pasien mampu menjawab pertanyaan dari terapis dengan
baik. Interpersonal : Pasien memiliki semangat yang baik untuk sembuh.
18
MMT
Test Khusus
Ballotement Test
Interpretasi : Pada test ini dinyatakan bahwa hasil test positif
karena terdapat cairan di dalam sendi
19
IV. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
Palpasi
- Nyeri tekan di area sekitar M. Popliteus (+) dengan VAS 7
- Spasme di area M. Popliteus, vastus medialis (+)
- Tidak ada perbedaan suhu antara lutut kanan dan kiri
20
Pelaksanaan :
- Pastikan pasien sudah nyaman sebelum di lakukan massage
- Posisi terapis berada di bagian kanan atau kiri pasien
- Lalu lakukan sesuai dosis yang di tentukan
IX. Evaluasi
1. Pengukuran LGS
Gerakan Aktif Pasif Normal Pemeriksaan
nyeri
Fleksi knee 0º - 110º 0º - 120º 0º - 135º VAS = 6
Ektensi knee 0º 0º 0º VAS = 6
2. Pengukuran MMT
NO Gerakan Nilai Keterangan
1 Fleksor 3 Terdapat peningkatan kekuatan otot
fleksor
2 Ekstensor 3 Terdapat peningkatan kekuatan otot
ekstensor
3. palpasi
1. Pengukuran LGS
Gerakan Aktif Pasif Normal Pemeriksaan
nyeri
Fleksi knee 0º - 120º 0º - 125º 0º - 135º VAS = 5
Ektensi knee 0º 0º 0º VAS = 5
2. Pengukuran MMT
NO Gerakan Nilai Keterangan
1 Fleksor 3 Terdapat peningkatan kekuatan otot
fleksor
2 Ekstensor 3 Terdapat peningkatan kekuatan otot
ekstensor
3. palpasi
1. Pengukuran LGS
Gerakan Aktif Pasif Normal Pemeriksaan
nyeri
Fleksi knee 0º - 120º 0º - 130º 0º - 135º VAS = 5
Ektensi knee 0º 0º 0º VAS = 5
2. Pengukuran MMT
NO Gerakan Nilai Keterangan
1 Fleksor 4 Terdapat peningkatan kekuatan otot
fleksor
2 Ekstensor 4 Terdapat peningkatan kekuatan otot
ekstensor
3. palpasi
1. Pengukuran LGS
Gerakan Aktif Pasif Normal Pemeriksaan
nyeri
Fleksi knee 0º - 130º 0º - 135º 0º - 135º VAS = 4
Ektensi knee 0º 0º 0º VAS = 4
2. Pengukuran MMT
NO Gerakan Nilai Keterangan
1 Fleksor 4 Terdapat peningkatan kekuatan otot
fleksor
2 Ekstensor 4 Terdapat peningkatan kekuatan otot
ekstensor
3. palpasi
1. Pengukuran LGS
Gerakan Aktif Pasif Normal Pemeriksaan
nyeri
Fleksi knee 0º - 130º 0º - 135º 0º - 135º VAS = 3
Ektensi knee 0º 0º 0º VAS = 3
2. Pengukuran MMT
NO Gerakan Nilai Keterangan
1 Fleksor 4 Terdapat peningkatan kekuatan otot
fleksor
2 Ekstensor 4 Terdapat peningkatan kekuatan otot
ekstensor
3. palpasi
SOAP
S = Nyer di area sekitar lutut berkurang
O = spasme berkurang , Nyeri tekan berkurang , Nyer gerak berkurang dengan VAS 3
A = gangguan fungsional lutut terkait problematic et causa Osteoatritis
Genu P= TENS, US, Active Asisted, Massage
28
29
30
31
BAB IV
PENUTUP
a. Kesipulan
Osteoarthritis (OA) adalah suatu penyakit kronis yang melibatkan cairan sinovial dan
tulang rawan sendi, terutama pada sendi lutut, panggul, verterba, dan tangan. Penyakit ini
merupakan salah satu penyebab utama disabilitas secara global yang ditandai dengan adanya
penyempitan celah sendi, sklerosis tulang subkondral, pembentukan osteofit, dan berkurangnya
cairan sendi. Diagnosa Osetoarthritis bisa di lihat dari pemeriksaan fisik/khusus; Inspeksi,
palpasi, pemeriksaan fungsi gerak dasar, MMT, pemeriksaan fungsional dan diperkuat dengan
pemeriksaan penunjang.
b. Saran
Diharapkan kepada pasien untuk rajin melakukan terapi dan sebaiknya mengurangi
gerakan yang memicu nyeri dan memberi beban berlebih pada lutut agar memberikan hasil efek
terapi yang optimal. Peran keluarga juga diharpkan untk memberikan dukungan kepada pasien
dan membantu terhadap program latihan dirumah yang diberikan oleh fisioterapi.
32
DAFTAR PUSTAKA
Syauqi, M. S. (2020). STUDI LITERATUR PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
PADA KASUS OSTEOARTHRITIS GENU DENGAN MODALITAS TRANCUTANEUS
ELECTRICAL NERVE STIMULATIONS (TENS) DAN INFRARED (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Gresik).
Azizah, L. (2008). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Osteoarthritis Genu
Bilateral Dengan Modalitas Microwave Diathermi Dan Terapi Latihan Di RSUD Sragen
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Marliando, S. L., & Widodo, A. (2019). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus
Osteoarthritis Genue Sinistra di RST Dr. Soedjono Magelang (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Dwiputra, F. W. (2020). Korelasi Antara Derajat Osteoarthritis Lutut Dengan Derajat
Nyeri Pada Pasien Osteoarthritis Lutut Di Rumah Sakit Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang
Sepanjang Sidoarjo (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surabaya).
Panuntun, A. W. (2020). PENGARUH TERAPI HOLD RELAX EXERCISE UNTUK
MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PASIEN OSTEOARTRITIS: LITERATUR REVIEW
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).
Jehanresi, A. (2013). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Osteoarthritis Genu
Sinistra Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
Al-Johani, A. H., Kachanathu, S. J., Hafez, A. R., Al-Ahaideb, A., Algarni, A. D.,
Alroumi,
A. M., & Alenazi, A. M. (2014). Comparative study of hamstring and quadriceps strengthening
treatments in the management of knee osteoarthritis. Journal of physical therapy science, 26(6),
817-820.
Denny, A. (2019). Intervensi Fisioterapi pada Kasus Osteoarthritis Genu di RSPAD Gatot
Soebroto. Jurnal Sosial Humaniora Terapan, 1(2).