Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN HASIL PRAKTEK KOMPREHENSIF

Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Penurunan Kemampuan Fungsional Akibat


Gangguan Pernafasan e.c Pneumotoraks Dextra

Disusun Oleh:

Syifa Afiqa Abdullah

021911028

PROGRAM STUDI FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS BINAWAN

2022
Nama Fisioterapi : Syifa Afiqa Abdullah Peminatan : Kardiopulmonal
Nama Dokter : Dr. Much Iqbal Hidayahtullah Ruangan : Rawat Inap Kaca Piring
Nomor Register : 2022335581 Tanggal : 28 November 2022

I. PENGUMPULAN DATA IDENTITAS PASIEN : (S)


Nama Jelas : Tn. S
Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 20 Mei 1993
Alamat : Jl. Kp Ranca Kromong Ciseeng, Bogor
Pekerjaan : Wiraswasta
Hobi : Main Bola
Diagnosis Medik : Pneumotoraks Dextra
Medika Mentosa. : - Ketorolac 3x1 ampul
- Ceftriaxone 2x1 gr
- Ranitidin 2x1 tab

II. PENGUMPULAN DATA RIWAYAT PENYAKIT (S)


KU : Sesak Nafas dan nyeri di area pemasangan WSD
RPS : Pada tahun 2021 Os pernah mengalami benturan di bagian dada oleh lawan pada saat
bermain bola hingga terasa nyeri, tetapi oleh Os tidak terlalu dirasa. Lalu pada bulan Oktober
Os merasakan nyeri hebat pada bagian dada dan sedikit sesak nafas akhirnya Os dibawa ke
RS Citra Insani pada tanggal 29 oktober 2022 dan dilakukan rontgen, lalu Os dirujuk ke RS
Paru Goenawan pada hari Jum’at tanggal 25 November 2022 dengan keluhan sesak nafas dan
terasa begah, setelah itu Os dirujuk untuk dilakukan perawatan inap di RS Paru Goenawan di
Ruang Inap Teratai dengan diagnosa Pneumotoraks Dextra, Os merasakan sesak nafas
memberat pada saat melakukan aktifitas seperti berjalan ke kamar mandi dalam jarak 7 meter
dan ketika sesak berkurang pada saat istirahat, kemudian Os dikonsultasikan untuk fisioterapi
pada tanggal 28 november 2022 dengan keluhan yang sama dan dilakukan terapi latihan
terkait permasalahan pernafasan.

RPD : Tidak ada

RPK : Tidak ada


Rpsi : - Kognitif : Os dapat mengikuti arahan dan menjawab pertanyaan yang terapis berikan
dengan baik dan benar
- Interpersonal : Os memiliki semangat untuk sembuh
- Intrapersonal : Keluarga mendukung atas kesembuhan Os
III. PEMERIKSAAN
a. Pemeriksaan Umum
- Cara Datang : Os duduk di bed rawat inap - Nadi : 100x/menit
- Kesadaran : Compos Mentis - RR : 22x/menit
- Koperatif - Status Gizi : Normal
- Tensi : 130/80 mmHg - Suhu :
36.8℃
- SpO2 : 99%
- Berat Badan : 56 kg
- Tinggi Badan : 170 cm
BB 56 kg
- IMT : = =19.4
TB 170 cm

b. Pemeriksaan Khusus
Inspeksi

⮚ Statis
Pasien duduk di bed dengan posisi half lying
Anterior
✔ Terpasang infus pada tangan kanan

✔ Adanya pemasangan selang WSD di bagian kanan 100 ml/menit ( cairan keruh
berwarna coklat
✔ Clubbing Finger (-)

✔ Sianosis (-)
Lateral
✔ Kifosis
Posturior
✔ Tidak ada wings scapula

⮚ Dinamis

✔ Pola pernafasan cepat


✔ Gerakan pernafasan dominan menggunakan pernafasan abdominal

● Palpasi

Suhu Lokal : Normal


Oedem :-
Spasme : M. Upper Trapezius
Fremitus : Melemah pada thorax bagian dextra

● Perkusi

Pemeriksaan Thorax Dekstra Thorax Sinistra


Perkusi
Atas Hipersonor Sonor
Tengah Hipersonor Sonor
Bawah Sonor Sonor

● Auskultasi

Pemeriksaan Thorax Dekstra Thorax Sinistra


Auskultasi
Vesikuler (+)
Atas vesikuler (+)

Tengah Vesikuler (+) vesikuler (+)

Bawah vesikuler (+) vesikuler (+)

● Move ( Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar )


Tidak ada keterbatasan gerak

● Pemeriksaan Ekspansi Thoraks

Bagian Inspirasi - Ekspirasi Selisih Nilai Normal

Upper 79 cm – 76,5 cm 2,5 cm 2-3 cm

Middle 80 cm – 76,6 cm 3,4 cm 3-5 cm

Lower 84 – 79,5 cm 4,5 cm 5-8 cm

● Pengukuran Sesak Nafas

✔ Borg Scale

Severity
✔ Scale

0 Tidak ada Sesak napas sama sekali

0,5 Sangat Sedikit (Hanya Terlihat)

1 sangat Sedikit

2 sedikit Sesak napas

3 Sedang

4 agak berat

5 Sesak napas parah

6 Sesak napas parah

7 Sesak napas sangat parah

8 Sesak napas sangat parah

9 Sangat Sangat parah (Hampir Maksimum)

10 Maximum

Keterangan: Sesak Nafas : 3 (Sedang)

● Pemeriksaan Aktivitas Fungsional


● Barthel Indeks

Indicator skor Skor


● Aktifitas

Makan 0: tidak dapat 10


melakukan sendiri

5: memerlukan bantuan
dalam beberapa hal

10: dapat melakukan


sendiri

Mandi 0: tidak dapat 5


melakukan sendiri

5: dapat melakukan
sendiri

Kebersihan diri 0: memerlukan bantuan 5

5: dapat melakukan
sendiri (mencukur, sikst
gigi dll)

Berpakaian 0: tidak dapat 10


melakukan sendiri

5: memerlukan bantuan
minimal

10: dapat dilakukan


sendiri

Defekasi 0: inkontinensia alvi 10

5: kadang terjadi
inkontinensia

10: tidak terjadi


inkontinensia

Miksi 0: inkontinensia 10
urin/menggunakan
kateter

5: kadang terjadi
inkontinensia

10: tidak terjadi


inkontinensia

Penggunaan toilet 0: tidak dapat 5


melakukan sendiri
5: memerlukan bantuan

10: mandiri

Transfer 0: tidak dapat 10


melakukan,tidak ada
keseimbangan

5: perlu bantuan
beberapa orang

10: perlu bantuan


minimal

15: mandiri

0: immobile 10
Mobilitas 5: memerlukan kursi
roda

10: berjalan dengan


bantuan

15: mandiri

Naik tangga 0: tidak dapat 0


melakukan sendiri

5: perlu bantuan

10:mandiri

Total 75

Keterangan: 75 (Ketergantungan Moderat)


IV. PENGUMPULAN DATA TERTULIS PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen :

● Hasil Radiologi Thorax : 1. Hydropneumothorax kanan.


2. Terpasang chest tube dari kanan dengan tip terproyeksi setinggi costa posterior 8
kanan

V. 1. URUTAN MASALAH FISIOTERAPI BERDASARKAN PRIORITAS


a) Body Function and Structure Impairment
- Adanya sesak nafas
- Adanya spasme m. upper trapezius
- Adanya nyeri di bagian thoraks dextra akibat pemasangan WSD
- Adanya keterbatasan Ekspansi Thoraks
- Gangguan Postur kifosis
b) Activity Limitation
- Os Belum mampu berjalan jauh dengan jarak 7 meter dan berdiri selama 6
menit.
c) Participation Restricted
- Tidak bisa melakukan aktivitas seperti pekerjaan, hobinya bermain bola, dan
kegiatan lainnya

2. DIAGNOSA FISIOTERAPI
Os belum mampu berjalan jauh dengan jarak 7 meter dan berdiri lama lebih dari 6 menit
dan Os tidak bisa melakukan aktivitas sehari – hari terutama melakukan pekerjaan dan
hobinya, disebabkan karena sesak nafas, nyeri dibagian thoraks bagian dextra akibat
pemasangan WSD, Spasme m. upper trapezius, keterbatasan ekspansi thoraks, serta adanya
gangguan postur sehingga kemampuan fungsional pasien berkurang akibat gangguan
pernafasan e.c Pneumotoraks Dextra

VI. PROGRAM PELAKSANAAN FISIOTERAPI (P)


1. Pengumpulan data program fisioterapi dari dokter Rehabilitasi Medik
-

2. Tujuan

⮚ Jangka Pendek
- Mengurangi Sesak nafas serta memperbaiki gerakan pernafasan
- Mengurangi Spasme m. upper trapezius
- Koreksi Postur

⮚ Jangka Panjang
- Meningkatkan aktivitas fungsional pasien untuk melakukan ADL dan pekerjaannya

3. Metode Pemberian Fisioterapi

No Jenis Metode Dosis Keterangan


1. Terapi Control F : 3x/minggu Untuk
Latihan Breathing I : Inspirasi merelaksasi
2s,Ekspirasi fungsi otot-
3s, 3-5 repetisi otot
T : 3-5 menit pernafasan
(Toleransi serta
Pasien)
mengontrol
T : Control pernafasan.
Breathing

Sumber:
(Borge et al.,
2014; Zaccaro
et al., 2018)
Deep Bertujuan
Breathing meningkatkan
F : 3x/minggu
kemampuan
I: Inspirasi 4 s, otot-otot
tahan 2 s, pernafasan
Ekspirasi 4 s, yang berguna
3 repetisi untuk
T : 3 menit meningkatkan
compliance
T : Deep
paru untuk
Breathing
meningkatkan
fungsi
ventilasi dan
Sumber:
(Sivakummar memperbaiki
et al, 2011; oksigenasi.
Smeltzer et al,
2008)

2. Mobilisasi Chest Mobility F : 3x/minggu Untuk


I : 4x repetisi meningkatkan
T: 2-5 menit mobilitas
T: Chest dinding thorax
Mobility dan trunk.
Sumber:
(Nazhira et al.,
n.d.; Rai et al.,
2016)
3. Massage Friction Mengurangi
F : 3x/minggu spasme
I : Tekanan m.upper
Sedang trapezius.
(Toleransi
pasien)
T: 5 menit
T: Effleurage
dan
Transversal
Friction
Sumber:
(Snyder &
Lindquist,
2006)

4. Uraian tindakan fisioterapi


⮚ Terapi Latihan

Control Breathing

Tujuan
Untuk merelaksasi fungsi otot-otot pernafasan serta mengontrol pernafasan.

Teknik:
Posisi Pasien: Duduk rileks di atas tempat tidur atau di kursi
Pelaksanaan: Fisioterapis membimbing pasien untuk menginstruksikan bernapas
dari hidung dan keluar melalui mulut melakukan inspirasi dan ekspirasi secara
teratur dan tenang, yang diulang sebanyak 3-5 kali.

Sumber: Zaccaro et al, 2018) (Borge et al, 2014)

Deep Breathing

Teknik

Posisi Pasien: semi fowler/fowler di tempat tidur/kursi;

Pelaksanaan: meletakkan satu tangan klien di atas abdomen (tepat di bawah iga)
dan tangan lainnya pada tengah dada untuk merasakan gerakan dada dan abdomen
saat bernafas; selama 4 detik sampai dada dan abdomen terasa terangkat maksimal,
jaga mulut tetap tertutup selama inspirasi, tahan nafas selama 2 detik; kemudian
menghembuskan nafas melalui bibir yang dirapatkan dan sedikit terbuka sambil
mengencangkan (kontraksi) otot-otot abdomen dalam 4 detik.

Chest Mobility

Stretching
Teknik: Pasien posisi duduk tegak. Posisikan kepala pasien fleksi dan rotasi leher.
Ulur otot trapezius, sternocleidomastoid beserta otot scalenus. Lakukan juga
Gerakan abduksi dan eksternal rotasi pada bahu. Kemudian ulur otot pectoralis
mayor.
Sumber: Rai, S., Anandh, V., & Sundar Doss, S. D. (2016). EFFECT OF
STRETCHING RESPIRATORY ACCESSORY MUSCLES IN CHRONIC
OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (Vol. 9).
Positioning
a. Latihan segmen upper paru
▪ Pelaksanaan Terapi
Menurunkan kedua tangan sambil menghembuskan napas dan mengangkat kedua
tangan sambil menarik napas. Lalu menurunkan kedua tangan kembali sambil
menghembuskan napas. Gerakan diulang 10 - 15 kali.
b. Latihan segmen middle paru
▪ Latihan mengangkat bahu
1) Bahu diangkat ke arah telinga sambil tarik nafas
2) Lalu turun sambil hembus napas
3) Gerakan diulang 10 - 15 kali
▪ Latihan memutar bahu
1) Posisi pasien duduk
2) Pasien memutar kedua bahu ke depan lalu ke atas sambil tarik nafas
3) Kemudian ke belakang dan kebawah sambil hembus napas dan sebaliknya
4) Masing - masing gerakan diulang 10 - 15 kali
▪ Gerakan tubuh menyamping
1) Posisi pasien duduk
2) Lalu pasien memiringkan bahu ke samping kanan tubuh sambil tarik napas
3) Kemudian pasien memiringkan bahu ke samping kiri tubuh sambil hembus
napas dan sebaliknya
4) Masing -masing gerakan diulang 10 - 15 kali
c. Latihan segmen lower paru
▪ Menekuk salah satu tungkai
1) Posisi pasien terlentang.
2) Instruksikan pasien untuk menekuk salah satu tungkai ke arah perut sambil
tarik napas
3) Kemudian instruksikan pasien untuk menurunkan kembali tungkainya dengan
menghembuskan napas
4) Latihan dilakukan untuk kedua kaki secara bergantian
5) Masing - masing gerakan diulang 10 - 15 kali.

Sumber: Nazhira, F., Made Muliarta, I., Astawa, P., Agung Sagung Sawitri, A., &
Purnawati, S. (n.d.). THE EFFECTIVITY OF ADDITION CHEST MOBILIZATION
OR PURSED LIP BREATHING IN CONVENTIONAL THERAPY IN COPD
PATIENTS.

Massage

Tujuan
Untuk merelease m.upper trapezius.
Teknik:
Posisi Pasien: Duduk rileks di atas tempat tidur atau di kursi
Pelaksanaan: Siapkan pelumas berupa minyak maupun lotion. Mulailah
meratakan massage oil secara merata dengan teknik stroking. Lakukan massage
dengan gerakan effleurage kemudian gerakan melingkar menggunakan ibu jari
dilakukan selama 5 menit dalam 2 kali pengulangan.

5. Program untuk di rumah


- Melakukan terapi latihan yang sudah diberikan oleh terapis
- Hindari rokok dan paparan asapnya
- Kurangi aktivitas berlebih agar tidak kelelahan
- Selalu menjaga postur tubuh yang baik
- Rajin berolahraga dan menghirup udara segar

VII. EVALUASI
1. Senin, 28 November 2022
S: Os mengatakan sesak nafas dan batuk dahak.

O:

● Tekanan Darah: 130/80 mmHg


● Nadi : 100x/menit
● Rr : 22x/menit
● Suhu : 36,8℃
● Saturasi O2 : 97%

Perkusi: Hipersonor Upper & Middle bagian Dextra

Auskultasi: Vesikuler (+) upper, middle & lower dextra & sinistra

Fremitus: Kurang Bergetar pada thorax bagian Dextra

Ekspansi Thoraks: upper (2,5 cm), middle (3,4 cm) dan lower (4,5 cm)

Spasme: m. upper trapezius

Batuk dengan dahak berwarna putih

Skala Borg Scale: 3

Indeks Barthel: 75

Gangguan Postur: Kifosis

A: sesak nafas berkurang , batuk disertai sputum berwarna putih, keterbatasan


ekspansi thoraks, spasme pada m. upper trapezius, nyeri di bagian thoraks dextra
akibat pemasangan WSD, serta adanya gangguan postur sehingga kemampuan
fungsional pasien berkurang seperti berjalan jauh atau berdiri lama serta keterbatasan
dalam melakukan pekerjaan dan hobinya akibat gangguan pernafasan e.c
Pneumotoraks Dextra.

P: Control Breathing, Deep Breathing , serta Chest Mobility, Stretching dan Massage.

2. Selasa, 29 November 2022


S: Os mengatakan sesak nafas dan batuk dahak dengan warna kuning.
O:

● Tekanan Darah: 130/80 mmHg


● Nadi : 100x/menit
● Rr : 22x/menit
● Suhu : 36,5℃
● Saturasi O2 : 97%

Perkusi: Hipersonor Upper & Middle bagian Dextra

Auskultasi: Vesikuler (+) upper, middle, & lower pada dextra & sinistra

Fremitus: Kurang Bergetar pada thorax bagian Dextra

Ekspansi Thoraks: upper (2,6 cm), middle (3,5 cm) dan lower (4,6 cm)

Spasme: m. upper trapezius berkurang

Batuk dengan dahak putih berkurang

Skala Borg Scale: 2

Indeks Barthel: 70

Gangguan Postur: Kifosis

A: sesak nafas berkurang , batuk disertai sputum berwarna putih sudah berkurang,
ekspansi thoraks meningkat, spasme pada m. upper trapezius berkurang, nyeri di
bagian thoraks dextra akibat pemasangan WSD, masih adanya gangguan postur
sehingga kemampuan fungsional pasien berkurang seperti berjalan jauh atau berdiri
lama serta keterbatasan dalam melakukan pekerjaan dan hobinya akibat gangguan
pernafasan e.c Pneumotoraks Dextra.

P: Control Breathing, Deep Breathing, Chest Mobility, Stretching dan Massage.

3. Rabu, 30 November 2022


S: Os mengatakan sesak nafas dan batuk dahak dengan warna kuning.

O:

● Tekanan Darah: 130/80 mmHg


● Nadi : 110x/menit
● Rr : 20x/menit
● Suhu : 36,5℃
● Saturasi O2 : 99%

Perkusi: Hipersonor Upper & Middle bagian Dextra

Auskultasi: Vesikuler (+) upper, middle, lower pada dextra & sinistra

Fremitus: Bergetar pada thorax bagian tengah dan bawah dextra

Ekspansi Thoraks: upper ( 2,6 cm), middle (3,5 cm) dan lower (4,6 cm)

Spasme: m. upper trapezius berkurang

Batuk dengan dahak putih berkurang

Skala Borg Scale: 2

Indeks Barthel: 60

Gangguan Postur: Kifosis

A: sesak nafas berkurang , batuk disertai sputum berwarna putih sudah berkurang,
ekspansi thoraks meningkat, spasme pada m. upper trapezius berkurang, Nyeri
berkurang pada thoraks dextra akibat pemasangan WSD, masih adanya gangguan
postur sehingga kemampuan fungsional pasien berkurang seperti berjalan jauh atau
berdiri lama serta keterbatasan dalam melakukan pekerjaan dan hobinya akibat
gangguan pernafasan e.c Pneumotoraks Dextra.

P: Control Breathing, Deep Breathing, Chest Mobility Stretching dan Massage.

Anda mungkin juga menyukai