Anda di halaman 1dari 8

Nama: Adinda Putri Viardhi

Npm 18.19.22.005

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


ASFIKSIA Ringan

I. PENGUMPULAN DATA

A. IDENTITAS/ BIODATA
Nama Bayi :By. Ny. A
Umur Bayi :1 Jam
Tgl/jam/lahir :23Meit 2021/ jam 10.00
JenisKelamin :Laki-laki
No. Status Reg. :-
Berat Badan :3500gram
Panjang Badan :50 cm

Nama ibu : Ny. A Nama suami : Tn. S


Umur : 26Tahun Umur : 27 Tahun
Suku / bangsa : Jawa/WNI Suku / bangsa : Jawa/ WNI
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan :SMA Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Swasta
Alamat rumah : Medan Alamat : Medan

Telp :- Telp :-

B. ANAMNESE ( DATA SUBJEKTIF)


Pada tanggal : 23 MEi 2021 Pukul : 10.00
1. Riwayat penyakit kehamilan
o Perdarahan :Ibu mengatakan selama hamil tidak terjadi
pendarahan
o Pre eklampsi :Ibu mengatakan selama hamil tidak terjadi pre
eklamsia
o Eklampsi :Ibu mengatakan selama hamil tidak terjadi eklamsia
o Penyakit kelamin :Ibu mengatakan selama hamil tidak mempunyai
penyakit kelamin
o Lain – lain :Tidak ada
2. Kebiasaan Waktu hamil
o Makanan :3 x sehari
o Obat – obatan/jamu :Ibu mengatakan selama hamil tidak mengonsumsi
obat-obatan terlarang
o Merokok :Tidak ada
o Lain – lain :Tidak ada
3. Riwayat persalinan sekarang
a. Jenis persalinan :Normal
b. Di tolong oleh :Bidan
c. Lama persalinan :
Kala I :7 jam jam :13. 10 Menit :
Kala II :30 Menit jam : 13. 40 Menit :
d. Ketuban Pecah : spontan / amniotomi lamanya :
Warna : Jernih tidak bau : jumlah :
e. Komplikasi persalinan
- Ibu :Tidak ada
- Bayi :asfiksia sedang
f. Keadaan Bayi Baru Lahir :
- Nilai Apgar : 1-5 =6 5 – 10 = 8
Tanda 0 1 2 Jumla
h
Nilai
Meni [ ] Frekuensi Jantung [ ] Tidak ada [ ] < 100 [ ] > 100
t Ke I [ ] Usaha Bernafas [ ] Tidak ada [] Lambat Tak [ ] Menangis Kuat
[ ] Tonus Otot [ ] Lumpuh Beraturan [ ] Gerakan Aktif 6
[ ] Reflex [ ] Tak Bereaksi [ ] ext.flexi sedikit [ ] Menangis
[ ] Warna [ ] Biru / pucat [ ] Gerakan Sedikit [ ] Kemerahan
[ ] tumbuh
kemerahan tangan&
kaki
Meni [ ] Frekuensi Jantung [ ] Tidak ada [ ] < 100 [ ] > 100
t Ke 5 [ ] Usaha Bernafas [ ] Tidak ada [ ] Lambat Tak [ ] Menangis Kuat
[ ] Tonus Otot [ ] Lumpuh Beraturan [ ] Gerakan Aktif
[ ] Reflex [ ] Tak Bereaksi [ ] ext.flexi sedikit [ ] Menangis 8
[ ] Warna [ ] Biru / pucat [ ] Gerakan Sedikit [ ] Kemerahan
[ ] tumbuh
kemerahan tangna &
kaki

SidikTelapak Kaki KiriBayi SidikTelapak Kaki KananBayi

SidikJempolTanganKiriIbu SidikJempolTanganKananIbu

RESUSITASI
Pengisapan lendir : ya Rangsangan : ya
Ambu :tidakdi lakukan Lamanya :-Menit
Masase jantung :tidak dilakukanLamanya :-Menit
IntubasiEndutraheat : tidakdilakukanNomor :-
Oksigen :ya Lamanya :s/d Stabil
Therapi :Tidak ada
Keterangan :-
C. PEMERIKSAAN FISIK (data objektif)
- Keadaan umum :Sedang
- Suhu :36°C, Axilla/Rectal, Pukul : ………..
- Pernapasan : 40 x/menit, Teratur/Tidak, Pukul :………..
- HR : 132 x/menit, Teratur/Tidak, Pukul : ………
- Berat Badan sekarang :3500 gr

Pemeriksaan fisik secara Sistematis :


- Kepala :Mesochepal
- Ubun – ubun :Tidak ada hematom
- Muka :Tidak ada oedema
- Mata :Simetris, tidak ada perdarahan, tidak ikterik
- Telinga : simetris, tidak ada infeksi lentur dan ada lubang
telinga
- Mulut :Tidak adalabioskisis dan palatoskisis
- Hidung :Tidak mengeluarkan secret
- Leher :Tidak ada benjolan abnormal
- Dada :Tidak ada tarikan dinding dada
- Tali pusat :Tidak ada perdarahan, tali pusat terikat kuat
- Punggung :Normal, tidak ada luka
- Ekstremitas : Akral dingin
- Genetalia : Testis sudah turun ke skrotum
- Anus :Ada lubang anus

Refleks
- Refleks Moro :Positif
- Refleks Rooling :Positif
- Refleks Walking :Positif
- Refleks Graphs / Plantar :Positif
- Refleks Sucking :Positif
- Refleks Tonic Neck :Positif

Antropometri
- Lingkar Kepala :31cm
- Lingkar Dada :33 cm
- Lingkar lengan atas :10cm

Eliminasi
- Miksi : belum warna : - tgl: -pukul :-
- Mekonium : belumwarna : - tgl: -pukul :-
II.INTERPRETASI DATA

Diagnose Kebidanan : Bayi Ny. A umur 1 jam dengan asfiksia ringab Data Subyektif : - Ibu
mengatakan bayinya lahir pukuL 10.00

Ibu mengatakan bayinya laki-laki dan tidak segera menangis Data Obyektif : - Keadaan
umum bayi sedang -

Tanda Vital : N : 91 x/menit, R : 132 x/menit, S: 36˚C

Masalah : Asfiksia

Kebutuhan :

III.ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Diagnosa potensial pada asfiksia mengarah ke apneu

IV.IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU


KOLABORASI

Tindakan bidan bila mengarah ke apneu maka segera berkolaborasi dengan dokter Sp.A

V.PERENCANAAN
Tanggal : 23 mei2021. Pukul : 10.00

1.Beritahukan hasil pemeriksaan

2.Lakukan Resusitasi

3.Pasang O2

4.Pasang Infus

6.Lakukan pencegahan umum kehilangan panas tubuh bayi

7.Berikan bayi Vit K dan salep mata

8.Lakukan perawatan tali pusat

9.Berikan terapi obat

10.Kolaborasi dengan dokter Sp.A

VI.PELAKSANAAN
Tanggal : 23 mei 2021

1.Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa anaknya nafasnya tidak stabil 2.

2.Melakukan resusitasi bayi dengan cara memastikan saluran nafas terbuka, meletakkan
bayi dalam posisi yang benar, menghisap lendir di mulut kemudian hidung , lakukan
rangsangan taktil dengan menyetil atau menepuk telapak kaki atau mengusap / mengelus
kepala bayi.
3.Memasang O2 1 liter sampai kondisi baik

4.Memasang infuse dengan D5% 15x TPM

5.Melakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh bayi dengan cara


• Mengeringkan tubuh bayi
• Mengganti handuk, kain / pakaian yang basah dengan yang bersih / kering atau setiap bayi
BAK.
• Tunda memandikan bayi paling sedikit 6 jam atau sampai pagi dating.
• Jaga agar lingkungan kamar tetap hangat.

6.Memberikan bayi vit K 0,1 mg dan salep mata Eritromycin 7.

7.Melakukan perawatan tali pusat :


• Tidak menambahkan cairan apapun ke tali pusat
• Menjaga agar tali pusat tidak basah / lembab
• Menganjurkan ibu untuk meminta pertolongan bidan jika tali pusat berdarah, bernanah
atau berbau busuk.

8.Memberikan terapi obat : cefotaxim 2x125, aminopilin 3x0,3 9.

9.Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp. A

VII.EVALUASI
Tanggal : 23Mei 2021

1.Ibusudah mengetahui hasil pemeriksaan

2.Resusitasi telah dilakukan, lendir sudah bersih

3.Oksigen telah terpasang

4.Infuse telah dipasang di umbilical dan cairan sudah masuk

5.Kehangatan bayi sudah terjaga

6. Vit. K dan salep mata sudah diberikan

7.Tali pusat sudah terjaga

8.Terapi sudah diberikan

9. Sudah berkolaborasi dengan dokter Sp. A

Jurnal
*Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia
Abstract
Pendahuluan : Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang mengalami
kegagalan bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Asfiksia menyebabkan
kematian neonatus antara 8-35% di negara maju , sedangkan di negara berkembang antara
3156,5%.Faktor yang menyebabkan asfiksia neonatorum antara lain faktor keadaan ibu,
faktor keadaan bayi, faktor plasenta dan faktor persalinan. Metode : Jenis penelitian ini
merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan data
rekam medis pasien asfiksia neonatorum dengan persalinan letak sungsang dan penyulit
kehamilan persalinan lainnya dari 1 Januari 2009- 31 Desember 2010 di RSUD Tugurejo
Semarang sebanyak 69 kasus. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan Uji
Chi-Square dan Uji Fisher’s Exact pada beberapa variabel tertentu dan multivariat dengan
uji regresi logistik. Hasil : Faktor-faktor yang merupakan faktor yang berhubungan dengan
asfiksia neonatorum antara lain umur ibu (p=0,040), pendarahan antepartum (p=0,010).
Berat Badan Lahir (BBL) bayi (p=0,033), pertolongan pertama letak sungsang
perabdominam dan pervaginam (p=0,006), partus lama atau macet (p=0,035) dan Ketuban
Pecah Dini (KPD) (p=0,004). Analisi regresi logistik mendapatkan 4 faktor yang dominan
kejadian asfiksia neonatorum yaitu BBL dengan nilai B expected nya paling besar (53,737),
urutan kedua adalah pendarahan antepartum dengan nilai B expected (24,707), urutan ketiga
adalah KPD dengan nilai B expected (9,560), dan urutan keempat adalah pertolongan
persalinan letak sungsang pervaginam dengan nilai B expected (0,164). Kesimpulan : Hasil
penelitian membuktikan bahwa faktor-faktor risiko seperti faktor ibu, faktor bayi dan faktor
persalinan merupakan
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya asfiksia neonatorum.

Kata Kunci : asfiksia neonatorum, faktor risiko

*HUBUNGAN PARITAS DAN BERAT BAYI LAHIR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA


NEONATORUM PADA BAYI BARU LAHIR

Abstract
Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 angka
kematian bayi sebesar 23 kematian per 1.000 kelahiran hidup dan kematian balita adalah 26
kematian per 1.000 kelahiran hidup. Adapun penyebab kematian bayi baru lahir di
Indonesia, salah satunya asfiksia yaitu sebesar 27% yang merupakan penyebab ke-2
kematian bayi baru lahir setelah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Asfiksia neonatorum
adalah kegagalan untuk memulai dan melanjutkan pernafasan secara spontan dan teratur
pada saat bayi baru lahir atau beberapa saat sesudah lahir. Asfiksia berarti hipoksia yang
progresif, penimbunan CO2 dan asidosis. Bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat
mengakibatkan kerusakan otak atau kematian pada bayi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan paritas dan berat lahir bayi dengan kejadian asfiksia neonatorum di
Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang. Jenis penelitian observasional analitik dengan
desain kasus kontrol dengan sampel kasus dan kontrol berjumlah 130 bayi. Dari hasil
analisis bivariat dengan menggunakan chi-square didapatkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara paritas dengan p = 0,003 dan berat bayi lahir dengan p= < 0,001 dengan
kejadian asfiksia neonatorum. Untuk mencegah terjadinya kejadian asfiksia neonatorum
diharapkan ibu hamil selalu memeriksakan kehamilannya (antenatal care) secara teratur
dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia untuk mendeteksi adanya kelainan
dalam kehamilannya.

According to Indonesian Demographic and Health Survey (SDKI) data in 2012 the infant
mortality rate is 23 deaths per 1,000 live births and under five deaths is 26 deaths per 1,000
live births. As for the cause of death of newborns in Indonesia, one of which is asphyxia
which is equal to 27% which is the second cause of death of newborns after Low Birth
Weight Babies (LBW). Asphyxia neonatorum is a failure to start and continue breathing
spontaneously and regularly at the time a new baby is born or some time after birth.
Asphyxia means progressive hypoxia, CO2 accumulation and acidosis. If this process goes
too far can result in brain damage or death in infants. This study aims to determine the
relationship of parity and birth weight of infants with the incidence of asphyxia neonatorum
in the Bangkinang District General Hospital. This type of observational analytic study was
case control design with 130 cases and controls. From the results of bivariate analysis using
chi-square found that there is a significant relationship between parity with p = 0.003 and
the weight of babies born with p = <0.001 with the incidence of asphyxia neonatorum. )
regularly using available health facilities to detect abnormalities in her pregnancy.

Keywords
Asfiksia Neonatorum; Paritas; Berat Lahir Bayi; Bayi Baru Lahir
*FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN ASFIKSIA
PADA BAYI BARU LAHIR
Annisa Khoiriah, Tiara Pratiwi

Abstract

Latar belakang: Asfiksia merupakan suatu dimana keadaan pada bayi baru lahir yang
mengalami gagal bernafas secara spontan, teratur segera setelah lahir, sehingga
bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari
tubuhnya, sehingga dapat menurunkan O2 (oksigen) dan mungkin meningkatkan CO2
(karbondioksida) yang dapat dipengaruhi oleh umur ibu, persalinan premature, letak
sungsang, serta partus lama/ partus macet sehingga menimbulkan akibat buruk dalam
kehidupan lebih lanjut. Tujuan: untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di Di Bpm Herasdiana Palembang Palembang Tahun
2019. Metode: menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Hasil: Pada
variable umur ibu berdasarkan hasil uji statistic Chi Square didapatkan hasil ρ value =
0,001 < 0,05, pada hasil pada variable umur ibu, berdasarkan hasil uji statistic dengan Chi
Square pada tingkat kemaknaan Hasil analisis bivariat dengan uji statistik Chi-square yang
terdiri dari faktor umur ibu ρ value = 0,001, letak sungsang ρ value = 0,048 , prematuritas ρ
value 0,001, ketuban pecah dini ρ value = 0,001 yang semuanya menunjukan ada hubungan
bermakna terhadap kejadian asfiksia pada bayi baru lahir. Saran: bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan variabel – variabel
lain yang dapat menghasilkan hasil yang lebih akurat.
Kata Kunci : Asfiksia, Umur Ibu, Prematuritas, LetaK Sungsang, Partus Lama.

*ejurnal.poltekkes-manado.ac.id
Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum
Novisye Katiandagho, Kusmiyati Kusmiyati
JIDAN (Jurnal Ilmiah Bidan) 3 (2), 28-38, 2015
Hasil: Hasil uji statistik menggunakan chi sq partus lama, ρ= 0,000 utk bayi prematur (ρ
lama dan bayi prematur dengan kejadian asfi 0,016 untuk umur ibu, ρ= 0,002 untuk partu
artinya terdapat hubungan antara umur ibu, p neonatorum. Pada tahun 2012 didapatkan n
lama dan ρ= 0,024 untuk lilitan tali pusat (partus lama dan lilitan tali pusat dengan kejad
Kesimpulan: Ada hubungan antara bayi prem kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Liun
K
Lihat di ejurnal.poltekkes-manado.ac.id
[PDF] poltekkes-manado.ac.id
Dirujuk 18 kali
Artikel terkait
saripediatri.org
Gangguan fungsi multi organ pada bayi asfiksia berat
Vera Muna Manoe, Idham Amir
Sari Pediatri 5 (2), 72-8, 2016
Indonesia mempunyai 200 juta penduduk dengan angka kelahiran 2, 5%/tahun sehingga
diperkirakan terdapat 5 juta kelahiran per tahun. Jika angka kejadian asfiksia 3-5% dari
seluruh kelahiran, diperkirakan 250 ribu bayi asfiksia lahir pertahun. 4 Di Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FKUI-RSCM pada tahun 2000 didapatkan 6, 3% bayi asfiksia dari seluruh
kelahiran, 2, 1% diantaranya lahir dengan asfiksia berat. 5 Pelbagai faktor pada ibu dan bayi
berperan sebagai faktor risiko asfiksia perinatal. 6 Penilaian perinatal terhadap faktor risiko
dan penanganan perinatal yang baik pada kehamilan risiko tinggi sangat mutlak pada
asfiksia perinatal. Apabila komplikasi asfiksia sudah terjadi maka diperlukan pendekatan
multidisiplin untuk mencegah kerusakan yang sudah terjadi agar tidak bertambah berat. 7, 8
Tulisan ini bertujuan untuk membahas dampak asfiksia pada sistem susunan saraf pusat,
jantung, ginjal, gastrointestinal, darah dan paru, sehingga penanganan asfiksia pada bayi
baru lahir akan lebih baik. sfiksia perinatal masih merupakan penyebab utama morbiditas
dan mortalitas pada bayi baru lahir baik di negara berkembang maupun di negara maju. 1, 2
Di negara maju angka kejadian asfiksia berkisar antara 1-1, 5% dan berhubungan dengan
masa gestasi dan berat lahir. 3 Di negara berkembang angka kejadian bayi asfiksia lebih
tinggi dibandingkan di negara maju karena pelayanan antenatal yang masih kurang
memadai. Sebagian besar bayi asfiksia tersebut tidak memperoleh penanganan yang adekuat
sehingga banyak diantaranya meninggal. 1, 4
Asfiksia perinatal masih merupakan masalah baik di negara berkembang maupun di negara
maju dan menyebabkan kematian sebesar 20% dari bayi baru lahir. Keadaan hipoksia dan
iskemia yang terjadi akibat afiksia akan menimbulkan gangguan pada berbagai fungsi organ.
Proses terjadinya gangguan bergantung pada berat dan lamanya hipoksia terjadi dan
berkaitan dengan proses reoksigenisasi jaringan setelah proses hipoksia tersebut
berlangsung. Faktor risiko terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir terdiri dari faktor ibu,
faktor janin dan faktor persalinan/kelahiran. Hal ini penting, karena dengan pengenalan
faktor risiko tersebut maka persiapan resusitasi bayi dapat dilakukan. Beberapa organ tubuh
yang akan mengalami disfungsi akibat asfiksia perinatal adalah otak, paru, hati, ginjal,
saluran cerna dan sistem darah. Dampak jangka panjang bayi yang mengalami asfiksia berat
antara lain ensefalopati hipoksik-iskemik, iskemia miokardial transien, insufisiensi
trikuspid, nekrosis miokardium, gagal ginjal akut, nekrosis tubular akut,

Anda mungkin juga menyukai