Dosen Pembimbing
1810105056
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Hari/tanggal :
Waktu :
I. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengkajian pada keluarga Ny.I terdapat beberapa permasalahan.
Salah satu diantaranya yaitu anak Ny.I yang berumur 2 tahun 10 bulan mengalami
perlambatan pertumbuhan dikarenakan terdapat riwayat premature. Oleh karena
itu pemberian informasi tentang tumbung kembang sangat diperlukan oleh Ny.I
II. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyulusan selama 30 menit tentang “Tumbuh Kembang”,
diharapkan peserta penyuluhan dapat lebih memahami pentingnya
Perkemabangan Tumbuh Kembang Anak
Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu
menjelaskan kembali :
a. Pengertian tumbuh kembang anak
b. Prinsip tumbuh kembang balita
c. Pola tumbuh kembang
d. Ciri-ciri tumbung kembang
e. Stimulasi tumbuh kembang anak
f. Pemantaun tumbuh kembang
III. Sasaran
Sasaran Mahasiswa
Dosen Pembimbing
IV. Materi
(terlampir)
V. Metode
a. Penyuluhan
b. Tanya jawab
VI. Media
PPT
VIII. Evaluasi
Tes lisan
Lampiran 1
Kegiatan Penyuluhan
Materi
TUMBUH KEMBANG ANAK
o Anak akan bergerak dan berbuat sesuatu sesuai dengan keamuannya sendiri,
sehingga ia seolah-olah ingin mencoba apa yang dapat dilakukannya
o Anak dapat menuntut atau menolak apa yang ia kehendaki atau tidak ia
kehendaki
o Akan tertanam perasaan otonomi diri, yaitu rasa kemampuan mengatur
badannya dan lingkungannya sendiri. Hal ini menjadi dasar terbentuknya rasa
yakin pada diri dan harga diri di kemudian hari
b. Sikap orangtua
o Doronglah agar anak dapat bergerak bebas dan berlatih melakukan hal-hal
yang diperkirakan mampu ia kerjakan, sehingga akan menumbuhkan rasa
kemampuan diri. Namun harus bersikap tegas untuk melindungi dari bahaya,
karena dorongan anak berbuat belum diimbangi oleh kemmapuan untuk
melaksanakannya secara wajar dan rasional
o Usahakan agar anak mau bermain dengan anak lainnya. Dengan demikian ia
akan belajar bagaimana mengikuti aturan permainan. Namun jangan lupa
bahwa dalam bermain atau berhubungan dengan orang lain, anak masih
bersifat egoistis, yaitu mementingkan diri sendiri dan memperlakukan orang
lain sebagai obyek atau benda sesuai dengan kemauannya sendiri
o Banyaklah berbicara kepada anak dalam kalimat pendek yang mudah
dimengerti
o Bacakan buku cerita atau dongeng kepada anak setiap hari, dan doronglah agar
ia mau menceritakan kepada anda apa yang ia lihat atau dengar
o Ajak anak ke taman, toko, kebun binatang, lapangan, atau tempat lainnya
o Usahakan agar anak membereskan mainannya setelah bermain, membantu
kegiatan rumah tangga yang ringan dan menanggalkan pakaiannya tanpa
dibantu. Hal ini akan melatih anak untuk bertanggung jawab.
o Latihlah anak dalam hal kebersihan diri, yaitu buang air kecil dan buang air
besar pada tempatmnya, namun jangan terlalu ketat
o Latihlah anak untuk makan sendiri memakai sendok dan garpu, dan ajaklah ia
makan bersama keluarga
o Berilah alat permainan yang sederhana, dan doronglah agar anak mau bermain
balok-balok atau menggambar
o Jangan terlalu banyak memberikan larangan. Namun orangtua pun jangan
terbiasa menuruti segala permintaan anak. Bujuk dan tenangkanlah anak ketika
ia kecewa dengan cara memeluknya dan mengajaknya berbicara.
c. Gangguan / penyimpangan yang dapat timbul pada tahap ini
o Anak bersifat ingin tahu, banyak bertanya berbagai macam, dan meniru
kegiatan di sekitarnya.
o Anak mulai melibatkan diri dalam kegiatan bersama dan menunjukkan inisiatif
untuk mengerjakan sesuatu, tapi ia tidak mementingkan hasilnya. Pengalaman
dalam melakukan aktivitas ini amat penting artinya bagi anak.
o Seringkali kita lihat bahwa anak cenderung berpindah-pindah dan
meninggalkan tugas yang diberikan kepoadanya untuk melakukan yang lain.
Hal ini dapat menimbulkan krisis baru karena hal itu bertentangan dengan
lingkungan yang semakin menuntut, sehingga anak mengalami kekecewaan
o Jika dalam tahap sebelumnya hanya tokoh ibu yang bermakna bagi anak,
dalam tahap ini tokoh ayah mempunyai peran penting baginya. Disini
terbentuk segitiga hubungan kasih sayang ayah-ibu-anak. Anak laki-laki
merasa lebih sayang kepada ibunya, dan anak perempuan lebih sayang kepada
ayahnya
o Melalui peristiwa ini, anak dapat mengalami perasaan sayang, benci, irihati,
persaingan, memiliki dan lain-lain. Begitu pula perasaan takut dan cemas.
o Kedua orangtua harus bekerjasama untuk membantu anak melalui tahap ini.
Peranan orangtua sebagai tokoh ayah dan tokoh ibu sangat penting
o Ayah dan ibu merupakan suatu kesatuan. Oleh karena itu jangan mau
dimanipulasi oleh anak. Ayah dan ibu memberikan kasih sayang yang sama,
baik terhadap anak perempuan ataupun anak laki-laki
o Dengan terselesaikannya hubungan segitiga tersebut, maka anak wanita akan
beridentifikasi dengan ibunya dan anak laki-laki dengan ayahnya (identitas
seksual maupun identitas diri)
o Bila ibu terlalu dominan (menonjol pengaruhnya) dalam rumah tangga,
sedangkan ayah kurang tegas atau ayah tidak ada (absen) baik secara lahiriah
maupun kejiwaan, maka akan terjadi identifikasi (proses meniru) yang salah.
Anak laki-laki akan beridentifikasi dengan ibunya, sehingga ia lebih
mengembangkan sikap kewanitaan dan sebaliknya
o Anak mulai melihat adanya perbedaan jenis kelamin. Kadang-kadang, ia
terpaku pada alat kelaminnya. Sering kita melihat anak laki-laki memegang
alat kelaminnya sampai ereksi. Jangan dimarahi karena hal ini tetapi
alihkanlah perhatiannya. Bila diatasi dengan baik, fase ini akan berakhir
dengan baik pada usia 6 tahun.
o Kesulitan belajar
o Masalah sekolah
o Masalah pergaulan dengan teman
o Anak yang pasif dan takut serta kurang kemauan, kurang inisiatif
• Masa pranatal
• Masa bayi, 0 sampai 1 tahun
• Masa pra sekolah 1 sampai 6 tahun
• Masa sekolah 6 sampai 18 / 20 tahun
Pola perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan latihan (belajar), terdapat saat
yang siap untuk menerima sesuatu dari luar guna mencapai proses kematangan, yang
akan sempurna bila mendapatkan rangsangan pada saat yang tepat.
· Melonggarkan pakaian atau bedong sehingga tangan dan kaki bayi dapat bergerak
bebas.
· Menempatkan bayi di tempat yang aman untuk “bermain” misalnya pada ranjang bayi.
2) Perkembangan kognitif
Bayi 1 bulan dapat melihat objek pada jarak 20-30 cm. Kita dapat mendukung
perkembangan ini dengan cara :