Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH KONSEP KEBIDANAN

KONSEP DAN PRINSIP MANAJEMEN KEBIDANAN SECARA UMUM

Dosen Pembimbing :

SERILAILA. SKM., M.PH

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Aisha Salsabila Rahmah

Nani

Suci Rahma Damayanti

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Konsep dan
Prinsip Manajemen kebidanan Secara Umum.
 Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita tentang “Konsep dan Prinsip Manajemen kebidanan Secara Umum”.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang kami buat demi masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
 Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya.

Banjarbaru, 01 Oktober 2020

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I  PENDAHULUAN......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................2

1.3 Tujuan.................................................................................................................................2

1.4 Manfaat............................................................................................................................... 3

BAB II  PEMBAHASAN........................................................................................................4

2.1 Pengertian Manajemen Secara Umum................................................................................4

2.2 Unsur-Unsur Manajemen....................................................................................................5

2.3 Prinsip-Prinsip Manajemen................................................................................................7

2.4 Fungsi-Fungsi Manajemen.................................................................................................11

2.5 Tingkat Manajemen............................................................................................................18

BAB III PENUTUP….............................................................................................................19

 3.1 Kesimpulan…....................................................................................................................19

 3.2 Saran…..............................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA…..........................................................................................................20

ii
BAB I 

 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health provider) harus dapat
melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang baik. Dalam hal ini
bidan berperan sebagai seorang manajer, yaitu mengelola atau memanage segala sesuatu tentang
kliennya sehingga tercapai tujuan yang di harapkan. Dalam mempelajari manajemen kebidanan
di perlukan pemahaman mengenai dasar-dasar manajemen sehingga konsep dasar manajemen
merupakan bagian penting sebelum kita mempelajari lebih lanjut tentang manajemen kebidanan.

Akar atau dasar manajemen kebidanan, adalah ilmu manajemen secara umum. Dengan
mempelajari teori manajemen, maka diharapkan bidan dapat menjadi manajer ketika mendapat
kedudukan sebagai seorang pimpinan, dan sebaliknya dapat melakukan pekerjaan yang baik pula
ketika bawahan dalam suatu sistem organisasi kebidanan. Demikian pula dalam hal memberikan
pelayanan kesehatan pada kliennya, seorang bidan haruslah menjadi manager yang baik dalam
rangka pemecahan ,masalah dari klien tersebut. Untuk itu kita perlu mengenal terlebih dahulu
pemahaman mengenai ilmu manajemen secara umum, teori – teori manajemen, fungsi – fungsi
manajemen, dan bahkan manajemen skill.

Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis sistematis. Oleh karena itu
manajemen kebidanan merupakan alur pikir bagi seorang bidan dalam memberikan
arah/kerangka dalam menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya. Manajemen kebidanan
mempunyai peran penting dalam menunjang kerja seorang bidan agar bidan dapat melakukan
pelayanan dengan baik kepada kliennya.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian manajemen secara umum?

2. Apa saja unsur-unsur manajemen?

3. Apa saja prinsip-prinsip manajemen?

4. Apa saja fungsi-fungsi manajemen?

5. Terbagi berapa fungsi-fungsi manajemen

6. Apa saja tingkatan dari manajemen

7. Untuk mengetahui konsep manajemen kebidanan yang berkualitas

1.3 Tujuan
Adapun tujuan umum dan khususdaripembuatanmakalahini, yaitu :

1. Mendeskripsikan manajemen secara umum

2. Untuk Mengetahui unsur-unsur manajemen

3. Untuk Mengetahui prinsip-prinsip manajemen

4. Untuk mengetahui fungsi-fungsi manajemen

5. Menganalisis berapa fungsi-fungsi manajemen

2
1.4 Manfaat
1. Untuk Depkes

Dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengawasi para bidan Indonesia apakah bidan Indonesia
sudah melakukan manajemen kebidanan sesuai dengan standar.

2.Untuk Institusi

Dapat dijadikan sebagai acuan dalam memberikan wawasan/pengetahuan kepada mahasiswa,


apakah mahasiswa sudah memahami manajemen kebidanan.

3.Untuk Mahasiswa

Dapat dijadikan sebagai referensi dalam menggali/mencari informasi untuk memperluas


wawasan/pengetahuan tentang manajemen kebidanan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Manajemen

Akar atau dasar manajemen kebidanan, adalah ilmu manajemen secara umum. Dengan
mempelajari teori manajemen, maka diharapkan bidan dapat menjadi manajer ketika mendapat
kedudukan sebagai seorang pimpinan, dan sebaliknya dapat melakukan pekerjaan yang baik pula
ketika bawahan dalam suatu system organisasi kebidanan. Demikian pula dalam hal memberikan
pelayanan kesehatan pada kliennya, seorang bidan haruslah menjadi manajer yang baik dalam
rangka pemecahan ,masalah dari klien tersebut. Untuk itu kita perlu mengenal terlebih dahulu
pemahaman mengenai ilmu manajemen secara umum, teori-teori manajemen, fungsi – fungsi
manajemen, dan bahkan manajemen skill.

2.1 Pengertian Manajemen Secara Umum

Manajemen adalah membuat pekerjaan selesai (getting things done). Manajemen adalah
mengungkapkan apa yang hendak dikerjakan, kemudian menyelesaikannya. Manajemen adalah
menentukan tujuan dahulu secara pasti (yakni menyatakan dengan rinci apa yang hendak dituju)
dan mencapainya. Secara etimologis kata manajemen berasal dari bahasa Perancis Kuno
ménagement, yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Sedangkan secara terminologis para
pakar mendefinisikan manajemen secara beragam, diantaranya:

- Follet yang dikutip oleh Wijayanti (2008: 1) mengartikan manajemen sebagai seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

-Menurut Stoner yang dikutip oleh Wijayanti (2008: 1) manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya-sumber daya manusia organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.

4
-Gulick dalam Wijayanti (2008: 1) mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu
pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan
bagaimana manusia bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem ini lebih
bermanfaat bagi kemanusiaan.

-Schein (2008: 2) memberi definisi manajemen sebagai profesi. Menurutnya manajemen


merupakan suatu profesi yang dituntut untuk bekerja secara profesional, karakteristiknya adalah
para profesional membuat keputusan berdsarkan prinsip-prinsip umum, para profesional
mendapatkan status mereka karena mereka mencapai standar prestasi kerja tertentu, dan para
profesional harus ditentukan suatu kode etik yang kuat.

-Terry (2005: 1) memberi pengertian manajemen yaitu suatu proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan atau pebgarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang apa
yangharus dilakukan, menetapkan cara bagaimana melakukannya, memahami bagaimana mereka
harus melakukannya dan mengukur efektivitas dari usaha-usaha yang telah dilakukan.Dari
beberapa definisi yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan usaha
yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi
dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling).Manajemen merupakan sebuah kegiatan;
pelaksanaannya disebut manajing dan orang yang melakukannya disebut manajer Manajemen
dibutuhkan untuk mencapai tujuan, menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling
bertentangan, dan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas.

2.2 Unsur-Unsur Manajemen

a. Man : Sumber daya manusia Dalam manajemen. Faktor manusia adalah yang paling
menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk
mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah
makhluk kerja.

5
b. Money : Uang yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Uang merupakan salah satu unsur
yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya
hasil

5
kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang
merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus
diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus
disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta
berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.

c. Method : Cara atau sistem untuk mencapai tujuan. Dalam pelaksanaan kerja diperlukan
metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan.
Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan
memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang
tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode
baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman
maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap
manusianya sendiri.

d. Machine : Mesin atau alat untuk berproduksi. Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat
diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang
lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.

e. Material : Bahan-bahan yang diperlukan dalam kegiatan. Materi terdiri dari bahan setengah
jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik,
selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi
sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak
akan tercapai hasil yang dikehendaki.

f. Market : Pasaran atau tempat untuk melemparkan hasil produksi. Memasarkan produk sudah
barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi
barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan
pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan.
Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen
dan daya beli (kemampuan) konsumen.

g. Information : Hal-hal yang dapat membantu untuk mencapai tujuan

6
2.3 Prinsip-Prinsip Manajemen

a. Efisiensi

Efisiensi adalah bagaimana mencapai akhir dengan hanya menggunakan sarana yang perlu,
atau dengan menggunakan sarana sesedikit mungkin. Efisiensi adalah ukuran mengenai
hubungan antara hasil yang dicapai dan usaha yang telah di keluarkan (misalnya oleh seorang
tenaga kesehatan).

b. Efektivitas

Efektivitas adalah seberapa besar suatu tujuan sedang, atau telah tercapai, efektivitas
merupakan sesuatu yang hendak ditingkatkan oleh manajemen.

c. Rasional dalam mengambil keputusan

Pengambilan keputusan yang rasional sangat diperlukan dalam proses manajemen. Keputusan
merupakan suatu pilihan dari dua atau lebih tindakan. Dalam istilah manajemen, pengambilan
keputusan merupakan jawaban atas pertanyaan tentang perkembangan suatu kegiatan.

Prinsip manajemen adalah dasar-dasar atau pedoman kerja yang bersifat pokok yang tidak boleh
diabaikan oleh setiap manajer atau pimpinan. Dalam praktiknya harus diusahakan agar prinsip-
prinsip manajemen ini hendaknya tidak kaku, melainkan harus luwes, yaitu bisa saja diubah-
ubah sesuai dengan kebutuhan.

Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip
umum manajemen ini terdiri dari:

1. Pembagian Kerja (Division of Work)

Division of Work atau spesialisasi pekerjaan kepada individu individu dalam lingkaran
manajemen untuk membangun sebuah pengalaman dan terus mengasah keahliannya sehingga
pada akhirnya individu individu tersebut bisa menjadi lebih produktif dan menguntungkan.

Terlebih lagi dengan kemampuan manusia yang memiliki banyak keterbatasan mengenai
pengetahuan, kebutuhan waktu, dan perhatian sehingga keterbatasan keterbatasan ini bisa
dijalankan oleh individu individu yang memiliki kemampuan untuk itu
7
2. Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and Responsibility)

Wewenang dan pertanggung jawaban adalah kunci di dalam melakukan kerjasama usaha. Bukan
tanpa sebab. Tanpa prinsip ini para manajer tidak akan bisa mengadakan suatu hubungan ke atas
maupun ke bawah. Manajer tingkat yang lebih atas harus punya kekuasaan. Dengan begitu dia
bisa memberi perintah. Dan bisa ditaati. Adanya kekuasaan tersebut, akan timbul
pertanggungjawaban. Keduanya harus dalam kondisi yang seimbang. Tidak ada kekuasaan tanpa
tanggung jawab. Dan begitu juga sebaliknya. Tanggung jawab terbesar ada pada manajemen
puncak. Apabila perusahaan mengalami kegagalan. Yang gagal adalah manajemen puncak.
Pucuk Pimpinan. Bukan karyawan. Karena manajemen puncak yang punya wewenang. Yang
berhak menyuruh. Yang berhak memberi perintah. Dan yang harus bertanggungjawab.
Karyawan hanya menerima perintah. Karyawan hanya menjalankan amanah. Mereka hanya
disuruh. Tidak ikut bertanggungjawab sepenuhnya. Maka dari itu, apabila seorang pucuk
pimpinan tidak memiliki keahlian dan sifat kepemimpinan, maka wewenang yang ada bisa
menjadi bumerang yang merugikan

3. Disiplin

Disiplin sangat berhubungan dengan wewenang. Apabila wewenang tidak bisa berjalan dengan
semestinya, maka bisa jadi disiplin akan hilang. Maka, pemegang wewenang setidaknya harus
bisa menanamkan rasa disiplin terhadap diri sendiri sehingga nantinya memiliki tanggung jawab
terhadap pekerjaan yang sesuai dengan wewenang yang dimiliki.

Disiplin meliputi:

Kesungguhan hati, kerajinan, ketaatan, kesiapan, persetujuan, kebiasaan, dan tata krama antara
organisasi tersebut dengan warganya.

4. Kesatuan Perintah (Unity of Command)

Kesatuan perintah adalah sebuah prinsip dimana perintah yang diterima bawahan tidak
diperbolehkan untuk diberikan oleh lebih dari seorang petugas yang ada di atasnya. Dalam
melaksanakan pekerjaan, para karyawan harusnya memperhatikan prinsip prinsip kesatuan
perintah supaya pekerjaan bisa dilaksanakan secara baik. Setiap karyawan harus mengetahui
kepada siapa dia harus bertanggungjawab yang sesuai dengan kewenangan yang didapatnya.

8
Perintah yang diterima dari manajer yang lain kepada karyawan yang sama bisa mengakibatkan
rusaknya wewenang dan tanggungjawab serta pembagian kerja. Untuk itu, pekerja harus
memiliki hanya satu atasan tanpa ada perintah dari yang lain yang bisa jadi sangat bertentangan.

5. Unity of Direction | Kesatuan Pengarahan

Kesatuan Pengarahan merupakan prinsip manajemen yang mengatakan setiap golongan


pekerjaan yang memiliki tujuan yang sama, harus memiliki satu rencana dan dipimpin oleh satu
manajer saja. Bisa dibedakan, dengan “unity of command” yang berhubungan dengan jalannya
fungsi personalia sedangkan unity of direction berhubungan dengan struktur. Di dalam
melakukan tugas dan tanggung jawab, pekerja perlu diarahkan pada sasarannya. Kesatuan
pengarahan ini sangat berhubungan erat dengan pembagian kerja. Prinsip kesatuan pengarahan
juga bergantung pada kesatuan perintah.

6. Subordinasi Kepentingan Perseorangan terhadap Kepentingan Umum

Prinsip manajemen yang ini menyatakan bahwa tiap karyawan harus mengabdi kepentingan
pribadi kepada kepentingan perusahaan atau organisasi. Prinsip ini seperti berupa syarat yang
penting supaya aktivitas berjalan dengan baik dan lancar. Prinsip ini terjadi jika karyawan
mempunyai kesadaran bahwa kepentingan pribadinya sebenarnya bergantung pada keberhasilan
atau tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip manajemen ini bisa terwujud jika karyawan merasa
senang dan nyaman dalam bekerja. Dalam prinsip ini intinya kepentingan kelompok harus bisa
mengatasi kepentingan individu, Jika subordinasi ini mengalami gangguan, maka disini
diperlukan manajemen untuk mendamaikan

7. Penggajian Pegawai (Remunerasi)

Prinsip remunerasi adalah tentang pembayaran upah. Dan cara pembayaran yang adil. Dan yang
lebih penting: Pegawai merasa puas. Merasa senang. Logika sederhana: Harapannya jika
pegawai puas: Mereka akan kerja lebih giat lagi. Kerja lebih rajin lagi. Tidak telat lagi. Tidak
bolos lagi. Tidak menuntut macam macam lagi.

8. Centralization | Pemusatan

Pemusatan adalah prinsip manajemen yang menyatakan seluruh organisasi harus bisa berpusat,
harus memiliki pusat. Prinsip ini harus bisa menunjukkan hingga batas mana kewenangan itu

9
dipusatkan ataupun dibagi pada suatu organisasi. Pemusatan kewenangan bisa menimbulkan
pemusatan tanggung jawab pada sebuah aktivitas. Tanggung jawab yang terakhir dan terbesar
berada pada orang yang memegang kewenangan tertinggi atau pucuk pimpinan manajer. Prinsip
pemusatan bukan berarti ada kekuasaan untuk mempergunakan kewenangan, tapi untuk
menghindari adanya simpang siur kewenangan dan tanggung jawab. Prinsip manajemen
pemusatan ini juga tidak bisa menghilangkan asal pelimpahan kewenangan.

9. Rangkaian Perintah/Hierarki (Chain of Command)

Rangkaian perintah merupakan prinsip manajemen yang mengharuskan perintah dari atas ke
bawah harus selalu mengambil jarak yang terdekat.Hierarki ini dibutuhkan untuk kesatuan arah
perintah. Rantai perintah ini mengacu kepada jumlah tingkatan yang ada pada hierarki dari
otoritas tertinggi sampai tingkat yang paling rendah pada sebuah organisasi. Garis otoritas
jaraknya tidak boleh terlalu jauh.

10. Order | Ketertiban

Prinsip manajemen ini bisa jadi adalah syarat yang utama karena pada umumnya tidak ada orang
yang dapat bekerja pada keadaan kejang atau kacau. Ketertiban pada suatu pekerjaan bisa
terwujud jika semua karyawan memiliki disiplin dan ketertiban yang tinggi.

11. Equity | Keadilan

Prinsip keadilan menurut Henry Fayol dianggap sesuatu yang bisa memunculkan kesetiaan dan
ketaatan karyawan dengan cara mengkoordinasikan keadilan dan kebaikan para manajer di
dalam memimpin para bawahan dan memicu tumbuhnya rasa tunduk kepada kekuasaan dari
atasan. Menurut Atmosudirdjo, Keadilan merupakan realisasi dari sesuatu yang telah tetap.
Kewajaran membutuhkan banyak pikiran sehat, pengalaman dan kebaikan hati. Umumnya,
karyawan menuntut diperlakukan dengan wajar, mendapat apa yang telah menjadi haknya.
Prinsip ini mutlak diperlukan karena menuntut manajemen untuk memperlakukan bawahan
dengan baik.

12. Stability of Tenur of Personel | Stabilitas Masa jabatan dalam Kepegawaian

Perputaran karyawan yang tinggi bisa menyebabkan ongkos yang tinggi dalam produksi, untuk
itulah prinsip ini dijalankan. Karyawan akan bekerja dengan lebih baik apabila mendapat

11
stimulus keamanan pekerjaan dan jenjang karir yang pasti. Butuh waktu untuk seorang pekerja
agar bisa

11
menyesuaikan diri terhadap jabatan atau fungsinya yang baru serta untuk menunaikan tugas
dengan baik.

13. Inisiative | Prakarsa

Inisiatif merupakan prinsip manajemen yang menyatakan seseorang kepala harus pintar dalam
memberikan inisiatif. Inisiatif muncul dari dalam diri seorang yang mempergunakan daya pikir.
Inisiatif memunculkan kehendak untuk mewujudkan sesuatu yang bernilai guna bagi
penyelesaian pekerjaan dengan cara yang sebaik baiknya. Pada Prakarsa ini terhimpun perasaan,
kehendak, pikiran, keahlian serta pengalaman seseorang yang nantinya akan di realisasi. Setiap
prakarsa atau inisiatif yang datang hendaknya harus dihargai setinggi tingginya bila inisiatif
tersebut memberikan nilai manfaat yang luar biasa bagi organisasi sehingga karyawan yang
memberi inisiatif tersebut dan juga manajemen akan mendapatkan kepuasan serta materi yang
setimpal.

14. Esprit de Corps | Semangat Kesatuan

Esprit de Corps atau kesetiaan kelompok merupakan prinsip manajemen dimana setiap pegawai
harus mempunyai rasa kesatuan senasib sepenanggungan yang bisa menciptakan semangat kerja
sama yang lebih baik. Semangat kesatuan ini bisa muncul jika tiap-tiap karyawan memiliki
kesadaran bahwa tiap pekerja berarti bagi pekerja yang lain dan pekerja lain sangat diperlukan
oleh dirinya. Manajer yang mempunyai jiwa kepemimpinan akan bisa memunculkan semangat
kesatuan ini. Sebaliknya, jika manajer tidak memiliki kemampuan, bisa berakibat perpecahan.

2.4 Fungsi-Fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen

Menurut Terry (2010: 9), fungsi manajemen dapat dibagi menjadi empat bagian, yakni planning
(perencanaan),organizing(pengorganisasian),actuating(pelaksanaan),dancontrolling(pengawasan)

a. Planning (Perencanaan)

1) Pengertian Planning

11
Planning (perencanaan) ialah penetapan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning mencakup kegiatan pengambilan
keputusan,

11
karena termasuk dalam pemilihan alternatif-alternatif keputusan. Diperlukan kemampuan
untuk mengadakan visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola dari
himpunan tindakan untuk masa mendatang.

2) Proses Perencanaan

Proses perencanaan berisi langkah-langkah:

(1) Menentukan tujuan perencanaan

(2) Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan

(3) Mengembangkan dasar pemikiran kondisi mendatang

(4) Mengidentifikasi cara untuk mencapai tujuan; dan

(5) Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi

3) Elemen Perencanaan

Perencanaan terdiri atas dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan rencana (plan).

(1) Sasaran yaitu hal yang ingin dicapai oleh individu, kelompok, atau seluruh organisasi.
Sasaran sering pula disebut tujuan. Sasaran meman manajemen membuat keputusan dan
membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.

(2) Rencana adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk mencapai tujuan.
Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwal, dan tindakan-tindakan penting
lainnya. Rencana dibagi berdasarkan cakupan, jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi
penggunaannya.

4) Unsur-unsur Perencanaan

Suatu perencanaan yang baik harus menjawab enam pertanyaan yang tercakup dalam unsur-
unsur perencanaan yaitu:

(1) tindakan apa yang harus dikerjakan, yaitu mengidentifikasi segala sesuatu yang akan
dilakukan;

12
(2) apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan, yaitu merumuskan faktor-faktor
penyebab dalam melakukan tindakan;

(3) tindakan tersebut dilakukan, yaitu menentukan tempat atau lokasi;

(4) kapan tindakan tersebut dilakukan, yaitu menentukan waktu pelaksanaan tindakan;

(5) siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, yaitu menentukan pelaku yang akan
melakukan tindakan; dan

(6) bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut, yaitu menentukan metode pelaksanaan
tindakan.

5) Klasifikasi perencanaan

Rencana-rencana dapat diklasifikasikan menjadi:

(1) rencana pengembangan. Rencana-rencana tersebut menunjukkan arah (secara grafis)


tujuan dari lembaga atau perusahaan;

(2) rencana laba. Jenis rencana ini biasanya difokuskan kepada laba per produk atau
sekelompok produk yang diarahkan oleh manajer. Maka seluruh rencana berusaha menekan
pengeluaran supaya dapat mencapai laba secara maksimal;

(3) rencana pemakai. Rencana tersebut dapat menjawab pertanyaan sekitar cara memasarkan
suatu produk tertentu atau memasuki pasaran dengan cara yang lebih baik; dan

(4) rencana anggota-anggota manajemen. Rencana yang dirumuskan untuk menarik,


mengembangkan, dan mempertahankan anggota-anggota manajemen menjadi lebih unggul.

6) Tipe-tipe Perencanaan

Tipe-tipe perencanaan terinci sebagai berikut:

(1) perencanaan jangka panjang (Short Range Plans), jangka waktu 5 tahun atau lebih;

(2) perencanaan jangka pendek (Long Range Plans), jangka waktu 1 s/d 2 tahun;

(3) perencanaan strategi, yaitu kebutuhan jangka panjang dan menentukan komprehensif
yang telah diarahkan;

13
(4) perencanaan operasional, kebutuhan apa saja yang harus dilakukan untuk
mengimplementasikan perencanaan strategi untuk mencapai tujuan strategi tersebut;

(5) perencanaan tetap, digunakan untuk kegiatan yang terjadi berulang kali (terus-menerus);
dan

(6) perencanaan sekali pakai, digunakan hanya sekali untuk situasi yang unik.

7) Dasar-dasar Perencanaan yang Baik

Dasar-dasar perencanaan yang baik meliputi:

(1) forecasting, proses pembuatan asumsi-asumsi tentang apa yang akan terjadi pada masa
yang akan datang;

(2) penggunaan skenario, meliputi penentuan beberapa alternatif skenario masa yang akan
datang atau peristiwa yang mungkin terjadi;

(3) benchmarking, perbandingan eksternal untuk mengevaluasi secara lebih baik suatu arus
kinerja dan menentukan kemungkinan tindakan yang dilakukan untuk masa yang akan
datang;

(4) partisipan dan keterlibatan, perencanaan semua orang yang mungkin akan mempengaruhi
hasil dari perencanaan dan atau akan membantu mengimplementasikan perencanaan tersebut;
dan

(5) penggunaan staf perencana, bertanggung jawab dalam mengarahkan dan mengkoordinasi
sistem perencanaan untuk organisasi secara keseluruhan atau untuk salah satu komponen

perencanaan yang utama.

8) Tujuan Perencanaan

(1) untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan non-manajerial;

(2) untuk mengurangi ketidakpastian;

(3) untuk meminimalisasi pemborosan; dan

(4) untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya.

14
9) Sifat Rencana yang Baik

14
Rencana dikatakan baik jika memiliki sifat sifat-sifat sebagai berikut:

(1) pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas;

(2) fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya;

(3) stabilitas, setiap rencana tidak setiap kali mengalami perubahan, sehingga harus dijaga
stabilitasnya;

(4) ada dalam pertimbangan; dan

(5) meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, meliputi fungsi-fungsi yang ada dalam
organisasi

b. Organizing (Pengorganisasian)

1) Pengertian Pengorganisasian (Organizing) berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani
yang berarti alat, yaitu proses pengelompokan kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan dan
penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer (Terry & Rue, 2010:
82).Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan mengatur semua sumber-sumber
yang diperlukan, termasuk manusia, sehingga pekerjaan yang dikehendaki dapat
dilaksanakan dengan berhasil.

2) Ciri-ciri Organisasi

Ciri-ciri organisasi adalah sebagai berikut:

(1) mempunyai tujuan dan sasaran;

(2) mempunyai keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati;

(3) adanya kerjasama dari sekelompok orang; dan

(4) mempunyai koordinasi tugas dan wewenang.

3) Komponen-komponen Organisasi

Ada empat komponen dari organisasi yang dapat diingat dengan kata “WERE” (Work,
Employees, Relationship dan Environment).

15
(1) Work (pekerjaan) adalah fungsi yang harus dilaksanakan berasal dari sasaran-sasaran yang
telah ditetapkan.

(2) Employees (pegawai-pegawai) adalah setiap orang yang ditugaskan untuk melaksanakan
bagian tertentu dari seluruh pekerjaan.

(3) Relationship (hubungan) merupakan hal penting di dalam organisasi. Hubungan antara
pegawai dengan pekerjaannya, interaksi antara satu pegawai dengan pegawai lainnya dan
unit

kerja lainnya dan unit kerja pegawai dengan unit kerja lainnya merupakan hal-hal yang peka.

(4) Environment (lingkungan) adalah komponen terakhir yang mencakup sarana fisik dan
sasaran umum di dalam lingkungan dimana para pegawai melaksanakan tugas-tugas mereka,
lokasi, mesin, alat tulis kantor, dan sikap mental yang merupakan faktor-faktor yang
membentuk lingkungan.

4) Tujuan organisasi

Tujuan organisasi merupakan pernyataan tentang keadaan atau situasi yang tidak terdapat
sekarang, tetapi dimaksudkan untuk dicapai pada waktu yang akan dating melalui kegiatan-
kegiatan organisasi.

5) Prinsip-prinsip organisasi

Williams (1965: 85) mengemukakan pendapat bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi :

(1) bahwa organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas

(2) prinsip skala hirarki

(3) prinsip kesatuan perintah

(4) prinsip pendelegasian wewenang

(5) prinsip pertanggungjawaban

(6) prinsip pembagian pekerjaan

(7) prinsip rentang pengendalian

16
(8) prinsip fungsional

16
(9) prinsip pemisahan

(10)prinsip keseimbangan;

(11)prinsip fleksibilitas; dan

(12)prinsip kepemimpinan.

6) Manfaat pengorganisasian

Pengorganisasian bermanfaat sebagai berikut:

(1) dapat lebih mempertegas hubungan antara anggota satu dengan yang lain;

(2) setiap anggota dapat mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab;

(3) setiap anggota organisasi dapat mengetahui apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab
masing-masing sesuai dengan posisinya dalam struktur organisasi;

(4) dapat dilaksanakan pendelegasian wewenang dalam organisasi secara tegas, sehingga
setiap anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk berkembang;

(5) akan tercipta pola hubungan yang baik antar anggota organisasi, sehingga memungkinkan
tercapainya tujuan dengan mudah.

c. Actuating (Pelaksanaan)

Pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa,


hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan
bersama.

d. Controlling (Pengawasan)

1) Pengertian ControllingControlling atau pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara

dan alat utk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.

2) Tahap-tahap Pengawasan

Tahap-tahap pengawasan terdiri atas

17
(1) penentuan standar;

(2) penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;

(3) pengukuran pelaksanaan kegiatan;

(4) pembanding pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan; dan

(5) pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan.

3) Tipe-tipe Pengawasan

(1) Feedforward Control dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah dan


penyimpangan dari standar tujuan dan memungkinkan koreksi sebelum suatu kegiatan
tertentu diselesaikan.

(2) Concurrent Control merupakan proses dalam aspek tertentu dari suatu prosedur harus
disetujui dulu sebelum suatu kegiatan dilanjutkan atau untuk menjamin ketepatan
pelaksanaan suatu kegiatan.

(3) Feedback Control mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan.

2.5 Tingkat Manajemen

Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi tingkatan manajer menjadi 3


tingkatan:

1. Manajer lini garis pertama ( fersline ) adalah tingkatan manajemen paling rendah dalam
suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga – tenaga operasional. Dan mereka
tidak membawahi manajer lain.

2. Manajer menengah ( middele manajer ) adalah manajemen menengah dapat meliputi


beberapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi dan
mengarahkan kegiatan – kegiatan para manajer lainnya kadang – kadang juga karyawan
operasional.

3. Manajer puncak ( Top Manajer ) terdiri dari kelompok yang relatif kecil manajer puncak
bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi

18
18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen kebidanan adalah


menentukan tujuan dahulu secara pasti (yakni menyatakan dengan rinci apa yang hendak dituju)
dan mencapainya. Dalam manajemen kebidanan terdapat prinsip-prinsip manajemen kebidanan,
unsur-unsur manajemen kebidanan, langkah-langkah manajemen kebidanan dan metode
pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

3.2 Saran

Dalam penyusunan makalah ini, masih terdapat banyak kesalahan-kesalahan. Oleh karena
itu, kami senantiasa menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun.

19
DAFTAR PUSTAKA

Suciati, Siti dkk.2015.Kosep Kebidanan.Tulungagung:Prodi D3 Universitas Tulungagung

http://umyulianti.blogspot.com/2015/03/makalah-konsep-kebidanan-praktikum.html?m=1

http://sitimujirahayu.blogspot.com/2016/06/pengertian-dan-prinsip-manajemen.html?m=1

http://stikesmibidan3b.blogspot.com/2013/09/fungsi-manajemen-unsur-unsur-
manajemen.html?m=1#:~:text=Dalam%20hal%20ini%20bidan%20berperan,tercapai
%20tujuan%20yang%20di%20harapkan.&text=Oleh%20karena%20itu%20manajemen
%20kebidanan,kasus%20yang%20menjadi%20tanggung%20jawabnya.

http://nichonotes.blogspot.com/2015/02/Prinsip-Manajemen.html?m=1

20

Anda mungkin juga menyukai