Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PERENCANAAN MANAJEMEN KEBIDANAN DALAM


KONSEP MANAJER DAN KEPEMIMPINAN

Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Women Center Care
dalam Pelayanan Kebidanan di Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Dosen Pembimbing : Nunung Mulyani, APP.,M.Kes

Disusun Oleh :
Aufa Shaffarina P20624519006
Gefi Nursetiawanti P20624519010
Mainun Alfi P20624519016
Maylavayzha A.S P20624519015
Putri Lestari P20624519024
Rifa Nur A P20624519027
Risni Sri Wahyuni P20624519029
Silva Sifanani’ma P20624519032

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah
dan rizki kesehatan yang telah diberikan kepada kami sehingga kami sebagai tim
penyusun makalah dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perencanaan
Manajemen Kebidanan Dalam
Konsep Manajer Dan Kepemimpinan” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun dengan tujuan utama memenuhi tugas mata kuliah
Women Center Care dalam pelayanan kebidanan dan juga untuk menambah
wawasan penyusun makalah sebagai mahasiswa Poltekkes Tasikmalaya Program
Studi Sarjana Terapan Kebidanan dan Profesi Bidan . Makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu kami berharap mendapat kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan penyusunan makalah kami kedepannya. Demikian
yang dapat disampaikan oleh kami, atas kekurangannya kami memohon maaf
yang sebesar-besarnya.

Tasikamalaya, Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

A. Latar Belakang................................................................................................

B. Rumusan Masalah...........................................................................................

C. Tujuan.............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................

A. Konsep Manejer dan Leader...........................................................................

B. Konsep Kepemimpinan...................................................................................

C. Tahapan Kepemimpinan.................................................................................

D. Kepemimpinan dalam Pengelolaan Pelayanan Kebidanan.............................

E. Masalah dalam Manejemen Pelayanan Kebidanan melalui Kolaborasi


Interprofesional yang berfokus pada Women Center Care....................................

BAB III ......................................................................................................................

A. Kesimpulan.....................................................................................................

B. Saran................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pemimpin (leader) adalah seorang pemimpin yang mempunyai sifat-sifat
kepemimpinan personality atau authority (berwibawa). Ia disegani dan
berwibawa terhadap bawahan atau pengikutnya karena kecakapan dan
kemampuan serta didukung perilakunya yang baik. Pemimpin (leader) dapat
memimpin organisasi formal maupun informal, dan menjadi panutan bagi
bawahan (pengikut) nya. Biasanya tipe kepemimpinannya adalah "partisipatif
leader" dan falsafah kepemimpinannya adalah "pimpinan untuk bawahan".

Sedangkan manajer juga merupakan seorang pemimpin, yang dalam


praktek kepemimpinannya hanya berdasarkan "kekuasaan atau authority
formalnya" saja. Bawahan atau karyawan atau staf menuruti perintah-
perintahnya karena takut dikenakan hukuman oleh manajer tersebut. Manajer
biasanya hanya dapat memimpin organisasi formal saja dan tipe
kepemimpinannya ialah "autocratis leader" dengan falsafahnya ialah bahwa
"bawahan adalah untuk pemimpin".

Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau


pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam
hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan
adalah suatu proses bagaimana menata dan mencapai kinerja untuk mencapai
keputusan seperti bagaimana yang diinginkannya. Kepemimpinan adalah
suatu rangkaian bagaimana mendistribusikan pengaturan dan situasi pada
suatu waktu tertentu.

Pelayanan kebidanan merupakan salah satu kegiatan dalam pembangunan


kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan, hidup sehat
dan mengambil bagian dalam pelayanan kesehatan masyarakat, turut
membantu menghasilkan generasi bangsa yang cerdas. Pelayanan kebidanan
ditujukan kepada perempuan sejak masa sebelum konsepsi, masa kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan balita. Tentu saja pelayanan kebidanan
yang berkualitas akan memberi hasil yang berkualitas, yaitu kepuasan
pelanggan maupun provider dan pelayanan yang bermutu.

2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Manjer dan Leader ?
b. Apa yang dimaksud Konsep Kepemimpinan ?
c. Apa saja Tahapan Kepemimpinan ?
d. Bagaimana cara Kepemimpinan dalam Pengelolaan Pelayanan
Kebidanan ?
e. Bagaimana cara meyelesaikan masalah dalam Manajemen Pelayanan
Kebidanan Melalui Kolaborasi Interprofesional Yang Berfokus Pada
Women Canter Care?
3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas Women Center Care dalam
Pelayanan Kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apa itu konsep manajer dan leader.
b. Untuk mengetahui apa itu konsep kepemimpinan.
c. Untuk mengetahui apa saja tahapan kepemimpinan.
d. Untuk mengetahui kepemimpinan dalam pengelolaan pelayanan
kebidanan.
e. Untuk mengetahui cara menyelesaikan masalah dalam manejemen
pelayanan kebidanan melalui kolabirasi interprofesional yang
berfokus pada women center care.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Manajer dan Leader


Pemahaman mengenai Leader atau Pemimpin dan Manager atau
Manajer yang berbeda, tergantung sudut pandang dan latar belakang
keilmuannya seperti management untuk telaah kritis. Perbedaan ini,
sampai dengan tingkat tertentu tidak menjadi masalah. Namun, ketika
yang menjadi obyek pembicaraan adalah organisasi yang merupakan
kumpulan dua orang atau lebih dan mempunyai paling sedikit tujuan
umum yang sama, maka perbedaan pemahaman itu harus dikelola dengan
baik agar esensi pemahaman tegadap proses manajerial tidak begitu kabur.
Paduan Manager dan Leader kedalam sebuah Matrix dengan parameter
Strong and Weak. Artinya, ada dimensi Weak Manager hingga Strong
Manager dan Weak Leader hingga Strong Leader. Artinya, ada empat
dimensi Leader & Manager:
1. Weak Manager weak Leader
2. Weak Manager strong Leader
3. Strong Manager weak Leader
4. Strong Manager strong Leader

Yang paling ideal adalah kombinasi Strong Manager dan Strong Leader.
Pemimpin (leader) adalah seorang pemimpin yang mempunyai sifat-
sifat kepemimpinan personality atau authority (berwibawa). Ia disegani
dan berwibawa terhadap bawahan atau pengikutnya karena kecakapan dan
kemampuan serta didukung perilakunya yang baik. Pemimpin (leader)
dapat memimpin organisasi formal maupun informal, dan menjadi panutan
bagi bawahan (pengikut) nya. Biasanya tipe kepemimpinannya adalah
"partisipatif leader" dan falsafah kepemimpinannya adalah "pimpinan
untuk bawahan".

Sedangkan manajer juga merupakan seorang pemimpin, yang dalam


praktek kepemimpinannya hanya berdasarkan "kekuasaan atau authority
formalnya" saja. Bawahan atau karyawan atau staf menuruti perintah-
perintahnya karena takut dikenakan hukuman oleh manajer tersebut.
Manajer biasanya hanya dapat memimpin organisasi formal saja dan tipe
kepemimpinannya ialah "autocratis leader" dengan falsafahnya ialah
bahwa "bawahan adalah untuk pemimpin".

Membangun sebuah organisasi yang sukses, perlu ada yang memainkan


peran berbeda dalam organisasi agar organisasi dapat berjalan lancar.

Perbedaan antara pemimpin dan manajer :

1. Leader melakukan inovasi, sedangkan manajer mengelola


Ini berarti bahwa seorang leader atau pemimpin adalah orang yang
datang dengan ide- ide baru dan menggerakkan seluruh organisasi ke
dalam fase berpikir untuk maju. Orang ini harus terus-menerus
mengembangkan strategi-strategi dan taktik baru. Dia harus memiliki
pengetahuan tentang tren terbaru, penelitian, dan keahlian. Di sisi lain,
manajer mempertahankan apa yang telah ditetapkan. Orang ini harus
mempertahankan kontrol dan mengatasi gangguan dalam organisasi
yang mungkin da. Manajer adalah seseorang yang menetapkan target
yang tepat, tolok ukur, analisis, dan menilai kinerja. Manajer
memahami orang-orang yang bekerja dan tahu mana orang yang
terbaik untuk tugas-tugas tertentu.
2. Leader menginspirasi sementara manajer bergantung pada kontrol.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang menginspirasi orang lain
untuk menjadi yang terbaik dan tahu cara yang tepat mengatur tempo
serta kecepatan untuk seluruh kelompok. Kepemimpinan adalah bukan
apa yang seseorang lakukan tetapi apa yang orang lain lakukan sebagai
respon dari yang dilakukan pimpinannya. Dan jika orang memutuskan
untuk ikut dalam "kapal" karena seseorang telah menginspirasi
mereka, maka itu berarti bahwa orang itu telah membuat suatu ikatan
kepercayaan dalam perusahaan. Ini adalah hal yang penting karena jika
bisnis berubah dengan cepat dan membutuhkan orang untuk percaya
dalam suatu misi, maka orang ini bisa menjadi pilihan yang tepat.
Tugas manajer adalah untuk mempertahankan kontrol atas orang
dengan membantu mereka mengembangkan aset mereka sendiri dan
mengeluarkan bakat mereka yang terbesar. Untuk melakukan ini secara
efektif, harus tahu orang-orang yang bekerja dan memahami
kepentingan mereka serta passionnya. Manajer kemudian menciptakan
keputusan tentang gaji, promosi penempatan, dan melalui komunikasi
dengan tim.
3. Pemimpin bertanya "what" dan "why," sedangkan manajer bertanya
"how".
Untuk bertanya apa dan mengapa harus mampu mempertanyakan
mengapa orang lain melakukan tindakan-tindakan tertentu yang terjadi.
Kadang-kadang ini mengharuskan seseorang menantang atasan. Ini
berarti bahwa mereka mampu stand up untuk manajemen ketika
mereka berpikir sesuatu yang perlu dilakukan bagi perusahaan.
Pemimpin tidak selalu benar tentunya. Jika perusahaan mengalami
kegagalan, pekerjaan leader adalah untuk datang dan berkata, "Apa
yang kita pelajari dari hal ini?" Dan "Bagaimana kita menggunakan
kegagalan ini untuk memperjelas tujuan kita atau mendapatkan sesuatu
yang lebih baik?"

Sebaliknya, manajer tidak benar-benar berpikir tentang apa


artinya kegagalan. Tugas mereka adalah untuk bertanya "bagaimana"
dan "kapan" untuk memastikan mereka melaksanakan rencana yang
sesuai. Manajer menerima status quo dan lebih seperti tentara di
militer. Mereka tahu bahwa perintah dan rencana yang penting dan
tugas mereka adalah untuk menjaga visi mereka pada tujuan
perusahaan saat ini.

Lebih spesifik, perbedaan pemimpin (leader) dan manajer dapat


dilihat dari tiga hal yang selalu berkaitan dengannya, yaitu: sumber
kekuasaan yang diperoleh, bawahan, dan lingkungan kerja.

1. Berdasarkan sumber kekuasaan yang diperoleh, seorang manajer


dipilih melalui jalur formal (seperti dipilih oleh komisaris atau
direktur) dengan dasar yuridis yang dimiliki. Artinya seseorang
dapat menjadi manajer jika mempunyai dasar yuridis yaitu adanya
surat keputusan atau surat pengangkatan. Sedangkan pemimpin
(leader) kekuasaan yang dimiliki berdasarkan kontrak sosial
dengan anggota atau bawahan.
2. Berkaitan dengan bawahan, manajer memiliki bawahan yang
biasanya disebut sebagai staf atau karyawan yang memiliki posisi
formal dalam struktur hierarki organisasi. Bawahan atau karyawan
menuruti perintah-perintahmya, karena takut dikenakan hukuman
oleh manajer. Sedangkan Pemimpin (leader) memiliki bawahan
yang biasanya disebut sebagai pengikut. Bawahan atau pengikut
menjalankan perintah dari pimpinan (leader) atas dasar
kewibawaan pemimpin terhadap bawahan atau pengikutnya karena
kecakapan dan kemampuan serta perlakuannya yang baik.
3. Adapun dari segi lingkungan kerja, manajer biasanya hanya dapat
memimpin pada lingkungan kerja organisasi formal saja dan
bertanggung jawab kepada atasannya. Sedangkan pemimpin
(leader) dapat memimpin lingkungan kerja organisasi baik formal
maupun informal dan bertanggung jawab kepada anak buahnya.
Seorang pemimpin (leader) merupakan bagian dari pengikut
sedangkan manager merupakan bagian dari organisasi.

Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa pimpinan (leader)


memiliki fungsi dasar mengarahkan dan menggerakkan seluruh bawahan
untuk bergerak pada arah yang sama yaitu tujuan. Pemimpin dan manajer
merupakan salah satu intisari, sumber daya pokok, dan titik sentral dari
setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu organisasi ataupun perusahaan.
Bagaimana kreativitas dan dinamikanya seorang pemimpin atau manajer
dalam menjalankan wewenangnya akan sangat menentukan apakah tujuan
organisasi atau perusahaan tersebut dapat tercapai atau tidak. Hal yang
perlu di tekankan adalah bahwa tidak selamanya manajer buruk dan
pemimpin adalah baik. Perlunya kombinasi dan campuran yang tepat di
antara keduanya, sangat dibutuhkan dalam organisasi, pada berbagai
tingkat jabatan yang berbeda- beda. Sehingga organisasi yang tengah
dijalani dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.

B. Konsep Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang
kompleks dimana seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam
melaksanakan dan mencapai visi, misi, dan tugas, atau objektif-objektif
yang dengan itu membawa organisasi menjadi lebih maju dan bersatu.
Seorang pemimpin itu melakukan proses ini dengan mengaplikasikan
sifat-sifat kepemimpinan dirinya yaitu kepercayaan, nilai, etika,
perwatakan, pengetahuan, dan kemahiran kemahiran yang dimilikinya.
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau
pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam
hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan
adalah suatu proses bagaimana menata dan mencapai kinerja untuk
mencapai keputusan seperti bagaimana yang diinginkannya.
Kepemimpinan adalah suatu rangkaian bagaimana mendistribusikan
pengaturan dan situasi pada suatu waktu tertentu.
Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi dan
mengarahkan berbagai tugas yang berhubungan dengan aktivitas anggota
kelompok. Kepemimpinan juga diartikan sebagai kemampuan
mempengaruhi berbagai strategi dan tujuan, kemampuan mempengaruhi
komitmen dan ketaatan terhadap tugas untuk mencapai tujuan bersama,
dan kemampuan mempengaruhi kelompok agar mengidentifikasi,
memelihara, dan mengembangkan budaya organisasi. Faktor
kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team leader dalam
memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan kerja pada
bawahannya. Kepemimpinan dalam organisasi memiliki peran yang sangat
besar dalam membangun hubungan antar individu dan pembentuk nilai
organisasi yang dijadikan sebagai pondasi dasar bagi pencapaian tujuan
organisasi
Ada beberapa pengertian kepemimpinan menurut para ahli antara lain
sebagai berikut:
1. Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan,
Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya
mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari
pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
2. Menurut Robert Tanembaum
Pemimpin adalah mereka yangmenggunakan wewenang formal
untuk mengorganisasikan, mengarahkan,mengontrol para bawahan
yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi
demi mencapai tujuan perusahaan.
3. Menurut Lao Tzu
Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan
orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan
pemimpinnya itu
4. Menurut Davis and Filley,
Pemimpin adalah seseorang yang mendudukisuatu posisi
manajemen atau seseorang yang melakukan suatu
pekerjaanmemimpin.6.
5. Menurut Pancasila
Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yangmendorong,
menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa
asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
a. Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat
dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi
orang-orang yang dipimpinnya.
b. Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu
membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang-
orang yang dibimbingnya.
c. Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang-
orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup
bertanggung jawab

Banyaknya konsep definisi kepemimpinan yang berbeda hampir


sebanyak jumlah orang yang telah berusaha untuk mendefinisikannya.
Untuk lebih mempermudah pemahaman kita, maka akan diambil satu
definisi yang kiranya mampu menjadi landasan untuk membahas
konsep kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan adalah sebuah
hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut
(bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yangmencerminkan
tujuan bersamanya.

Kepemimpinan memiliki beberapa implikasi, antara lain :

a. Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para


karyawan atau bawahan (fllowers). Para karyawan atau bawahan
harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin.
Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan, tidak akan ada
pemimpin.
b. Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan
kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah pengikutnya
untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Para pemimpin dapat
menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yeng
berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai
situasi
c. Kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri
(integrity), sikap bertanggung jawab yang tulus (compassion),
pengetahuan (cignizance), keberanian bertindak dengan keyakinan
(commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain
(confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain
(comminication) dalam mambangun organisasi.

Seorang pemimpin terutama harus mempunyai fungsi sebagai


penggerak atau dinamisator dan koordinator dari sumber daya
manusia, sumber daya alam, semua dana dan sarana yang disiapkan
oleh sekumpulan manusia yang berorganisasi untuk mencapai sebuah
tujuan.

C. Tahapan Kepemimpinan
1. Level Posisi (Self Leadership – Position)
Kepemimpinan level 1 ini orang-orang mengikuti atau patuh
kepada Anda karena keharusan, tidak ada pilihan lain. Hal tersebut
dikarenakan Anda memiliki kedudukan atau posisi sebagai atasan.
Kepemimpinan level 1 adalah posisi yang baik untuk memulai, tetapi
bukan posisi yang baik untuk menetap. Karena komitmen anggota tim
Anda rendah, demikian pula energinya.
Anda tidak bisa membangun organisasi yang hebat dengan
kepemimpinan level 1. Biasanya anggota tim akan bekerja hanya
sesuai dengan keharusan saja. Pada sore hari, pada jam 16:30
karyawan akan mulai merapikan meja mereka, dan bersiap untuk
menyambut hal terbaik pada hari itu, yaitu berakhirnya jam kerja.
Anda sebagai pemimpin mereka tidak bisa membangun apapun dengan
motivasi tim yang seadanya seperti itu.
2. Level Hubungan (People Leadership – Permission)
Pada level 2, orang-orang mengikuti Anda karena mereka ingin
dan menikmatinya. Mereka senang bekerja dengan Anda dan ada di
dalam tim Anda. Motivasi tim meningkat secara signifikan
dibandingkan dengan level 1. Motivasi memang sangat berkaitan
dengan hubungan baik. Jika Anda senang dengan tim Anda dan peduli
terhadap mereka, maka sinergi antara Anda dan tim berjalan dengan
baik. Pemimpin level 2 melakukan hal-hal berikut dengan baik:
a. Mendengarkan dengan baik. Hal ini sangat penting, karena untuk
bisa memimpin dengan baik, pemimpin harus mengenal dan
memahami karakteristik masing-masing timnya.
b. Melakukan observasi dengan baik. Pemimpin level ini mengamati
timnya dengan baik. Bukan apa yang dikatakan oleh timnya, tetapi
apa yang sudah dilakukan oleh timnya yang diamati. Ini tentang
budaya, budaya dibentuk oleh apa yang dilakukan, dana pa yang
ditentukan menentukan apa yang akan dicapai.
c. Melayani dengan baik. Pemimpin berjalan di samping timnya, dan
saling membantu. Pemimpin level 2 tidak mendaki gunung sendiri,
melainkan membawa tim bersamanya.
3. Level Pencapaian (Production Leadership)
Pada level ini, pemimpin memperoleh pengaruh dan kepercayaan
karena produktifitas Anda sebagai seorang pemimpin. Berapa dan apa
yang telah Anda lakukan untuk tim dan organisasi. Anda telah
membangun kredibilitas karena prestasi. Pemimpin level 3 melakukan
3 hal berikut dengan baik:
a. Menjadi contoh. Orang mengikuti apa yang dia lihat.
Kepemimpinan adalah soal “visual”. Orang mengikuti apa yang
Anda lakukan, bukan apa yang Anda katakana. Pemimpin itu
seperti tour guide. Anda pergi bersama tim. Bukan seperti travel
agent yang mengirim orang ke tempat-tempat yang tidak pernah
dikunjunginya.
b. Memiliki kekuatan Momentum. Anda membangun momentum.
Momentum melejitkan segala sesuatu. Momentum ini dibangun
oleh prestasi. Ketika Anda mencetak hasil yang baik, komitmen
meningkat, dan komitmen yang meningkat menghasilkan hasil
yang lebih baik lagi.
c. Menarik orang terbaik. Pemimpin level 3 seperti magnet. Dia
menarik orang yang kompeten seperti dia. Apabila Anda adalah
seorang pemimpin yang mempunyai pemikiran positif, jujur, dan
pekerja keras. Maka Anda akan mendapatkan karyawan yang sama
seperti Anda.
4. Level Mengembangkan Tim (People Development – Reproduction)
Pada level ke 4 ini, orang-orang mengikuti Anda karena apa yang
telah Anda lakukan untuk mereka. Anda mengembangkan tim Anda
dan membuat mereka lebih baik dan lebih sukses. Para pemimpin
menjadi besar dan berpengaruh bukan karena kekuasaan mereka,
melainkan karena kemampuan untuk memberdayakan karyawan
mereka. Leader Creates Leaders yang artinya, pemimpin yang berhasil
ialah pemimpin yang dapat menciptakan pemimpin-pemimpin baru
dalam timnya.
5. Level Kepribadian (Pinnacle – Respect)
Jika kepemimpinan pada level 1 adalah pemberian, maka pada
level ini nilai kepemimpinan adalah anugerah. Menurut Maxwell, tidak
banyak pemimpin yang bisa sampai di level kepemimpinan ini.
Mahatma Gandhi adalah salah satu contoh kepemimpinan yang
termasuk di kategori ini selain para Nabi dan Rasul di zamannya.
Boleh saja, ada orang yang membecinya hingga akhirnya ia
ditembak mati. Namun, nilai dan filosofi hidupnya justru tetap tumbuh
dan berkembang, jauh hari setelah dia meninggal. Itulah contoh
kepemimpinan di level tertinggi ini.
D. Kepemimpinan dalam Pengelolaan Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan salah satu kegiatan dalam
pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
kemampuan, hidup sehat dan mengambil bagian dalam pelayanan
kesehatan masyarakat, turut membantu menghasilkan generasi bangsa
yang cerdas. Pelayanan kebidanan ditujukan kepada perempuan sejak
masa sebelum konsepsi, masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir
dan balita. Tentu saja pelayanan kebidanan yang berkualitas akan memberi
hasil yang berkualitas, yaitu kepuasan pelanggan maupun provider dan
pelayanan yang bermutu. Untuk pelayanan yang berkualitas tersebut
diperlukan seorang pemimpin yang dapat meningkatkan terus mutu
pelayanan kebidanan yang diberikan oleh organisasinya dan pelayanan
yang diberikan harus berorientasi pada mutu.
Bidan dituntut harus mampu menerapkan aspek kepemimpinan
dalam organisasi dan manajemen pelayanan kebidanan (KIA/KB).
kesehatan reproduksi dan kesehatan masyarakat di komunitas dalam
praktik kebidanan (Permenkes 149 pasal 8).
1. Bidan sebagai seorang pemimpin harus :
a. Berperan serta dalam perencanaan pengembangan dan evaluasi
kebijakan kesehatan.
b. Melaksanakan tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik
kebidanan di masyarakat.
c. Mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data serta
mengimplementasikan upaya perbaikan atau perubahan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di masyarakat.
d. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara proaktif,
dengan perspektif luas dan kritis.
e. Menginisiasi dan berpartisipasi dalam proses perubahan dan
pembaharuan praktik kebidanan.
Dalam pelayana kebidanan banyak harapan yang difokuskan
oleh orang yang berbeda dan bekerja sama dalam pelayanan
kebidanan dan kepada bidan itu sendiri. Para pelanggan internal
dan eksternal menginginkan bidan dapat member pelayanan yang
berkualitas. Selain keterampilan dan pengetahuan diperlukan
kematangan pribadi bidan dalam member pelayanan karena bidan
juga menjadi tokoh masyarakat dan panutan bagi kaum wanita.
Bidan harus menjalankan tugas dengan tanggung jawab moral
karena pelayanan yang diberikan menyangkut kehidupan ibu dan
anak, pencapaian kesejahteraan ibu, anak, dan keluarga, serta
menurunkan angka kematian ibu dan anak. Untuk itu bidan perlu
memperhatikan poin-poin berikut ini untuk mengembangkan
kematangan dirinya:
1) Teliti
2) Bertanggu jawab
3) Jujur
4) Disiplin tinggi
5) Hubungan manusia yang efektif
6) Bertaqwa kepada tuhan yang maha esa
7) Memahami standar profesi kebidanan
8) Mengerti asas dan tujuan penyelenggaraan praktek kebidanan
9) Bekerja berdasarkan ketentuan dan landasan hukum pelayanan
kebidanan.
Bidan adalah profesi yang benar-benar harus dijiwai karena
sangat menuntut tanggung jawab. Bidan juga nantinya akan
menjadi pemimpin di tengah masyarakat. Bidan adalah orang yang
berperan penting dalam terciptanya ibu dan anak yang sehat dan
keluarga bahagia serta generasi bangsa yang sehat. Oleh karena itu
dalam menjalankan tugasnya, bidan harus mempunyai prinsip
sebagai berikut.
1) Cintai yang anda lakukan, lakukan yang anda cintai (love your
do, do your love).
Profesi bidan harus dihayati, banyak orang yang memilih
bidan karena dorongan orangtua, dengan harapan cepat bekerja
dengan masa pendidikan yang singkat dan dapat membuka
praktek mandiri. Oleh karena itu terlepas dari apapun motivasi
seseorang menjadi bidan, setiap bidan harus mencintai
pekerjaannya.
2) Jangan membuat kesalahan (don't make mistake).
Dalam memberi asuhan, usahakan tidak ada kesalahan.
Bidan harus bertindak sesuai dengan standar profesinya. Untuk
itu bidan harus terus menerus belajar dan meningkatkan
keterampilan. Kesalahan yang dilakukan memberi dampak
sangat fatal. Jangan pernah berhenti mengasah keterampilan
yang telah dimiliki saat ini, terus meningkatkan diri, dan mau
belajar karena ilmu selalu berubah. Keinginan untuk terus
belajar dan kemauan untuk meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan akan sangat membantu kita menghindari
kesalahan.
3) Orientasi kepada pelanggan (customer oriented).
Apapun yang dilakukan harus tetap berfokus pada
pelanggan. Siapa yang anda beri pelayanan, bagaimana
karakter pelanggan anda, bagaimana pelayanan yang anda
berikan dapat mereka terima dan dapat member kepuasan
sehinga anda tetap dapat member pelayanan yang sesuai engan
harapan dan keinginan pelanggan.
4) Tingkatkan mutu pelayanan (improved your service quality).
Bidan harus terus menerus meningkatkan mutu
pelayanan yang diberikan kepada kliennya. Dalam memberi
pelayanan, jangan pernah merasa puas. Oleh karena itu, bidan
harus terus menerus meningkatkan diri, mengembangkan
kemampuan kognitif dengan mengikuti pelatihan, mempelajari
dan menguasai perkembangan ilmu yang ada saat ini, mau
berubah ke arah yang lebih baik, tentu saja juga mau menerima
perubahan pelayanan di bidang kebidanan yang telah
dibuktikan lebih bermanfaat secara ilmiah. Bidan yang terus
berpraktek, keterampilannya akan terus bertambah dalam
member asuhan dan melakukan pertolongan persalinan, KB.
maupun dalam hal member pelayanan kebidanan lainnya.
Dengan demikian diharapkan kualitas personal bidan
meningkat sehingga akan meningkatkan mutu pelayanan yag
diberikannya.
5) Lakukan yang terbaik (do the best).
Jangan pernah memandang klien/pelanggan sebagai
individu yang tidak penting atau mengklasifikasikan pelayanan
yang anda berikan kepada pelanggan dengan memandang
status ekonomi, kondisi fisik, dan lain-lain. Ingat! Klien berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa diskriminasi. Bidan
harus member pelayanan, pemikiran, konseling, tenaga, dan
juga fasilitas yang terbaik bagi kliennya.
6) Bekerja dengan takut akan Tuhan (work with reverence for the
Lord).
Sebagai bangsa indonesia yang hidup majemuk dan
beragama, bidan harus menghormati setiap kliennyasebagai
makhluk ciptaan Tuhan. Bidan juga harus percaya segala yang
dilakukan dipertanggungjawabkan kepada Sang pencipta. Oleh
karena itu, bidan harus memperhatikan kaidah/norma yang
berlaku di masyarakat, menjunjung tinggi moral dan etika, taat
dan sadar hukum, menghargai pelanggan dan teman sejawat,
bekerja sesuai dengan standar profesi.
7) Berterima kasih kepada setiap masalah (say thanks to the
problem).
Bidan dalam menjalankan tugas, baik secara individual
(mandiri) sebagai manajer maupun dalam kelompok (rumah
sakit, puskesmas, di desa) tentu saja menghadapi dan melihat
banyak masalah pada proses pelaksanaan pelayanan
kebidanan. Setiap masalah yang dihadapi akan menjadi
pengalaman dan guru yang paling berharga. Bidan dapat juga
belajar dari pengalaman bidan lainnya dan masalah yang
mereka hadapi sertabagaimana mereka mengatasinya. Setiap
masalah, baik masalah manajemen maupun asuhan yang
diberikan, membuat kita dapat belajar lebih baik lagi di waktu
yang akan datang. Selain itu masalah juga membuat seseorang
mencapai kedewasaan dan kematangan. Oleh karena itu,
jangan pernah menyalahkan situasi dan masalah yang ada,
justru kita bisa belajar dari setiap situasi dan mencari strategi
pemecahannya, yang terpenting adalah mengevaluasi segala
yang kita lakukan dan belajar dari kesukaran, masalah, dan
kesalahan yang kita alami serta berusaha menghindari
kesalahan yang sama.
8) Perubahan perilaku (behavior change).
Mengubah perilaku sangat sulit dilakukan. H. L Blum
mengatakan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi
derajat kesehatan yaitu tenaga kesehatan, lingkungan,
keturunan, dan perilaku. Hal yang paling sulit dilakukan adalah
perubahan perilaku. Akan tetapi, jika bidan sebagai tenaga
kesehatan yang mengemban tanggung jawab moral selalu
meningkatkan diri, menerima perubahan yang positif dan baik
untuk pelayanan kebidanan, meninggalkan praktik yang tidak
lagi didukung secara ilmiah, dan mengarahkan diri selalu pada
pencapaian kualitas pelayanan, berorientasi pada tugas dan
pelanggan, turut serta ambil bagian dalam peningkatan kualitas
pelayanan kebidanan, mau memberi dan menerima saran/kritik
dari teman sejawat dan organisasi profesi untuk memperbaiki
diri, menyadari batas-batas wewenang dan tanggung jawabnya
sebagai bidan, diharapkan angka kematian ibu dan anak dapat
diturunkan Bidan juga harus terus melibatkan dirinya dalam
perbaikan mutu pelayanan sehingga bidan selalu berada dalam
lingkaran mutu dan memberi pengaruh bagi perbaikan kualitas
pelayanan kebidanan masa depan.
9) Kepemimpinan dalam kebidanan sacara garis besar
memfokuskan diri pada sifat, perilaku, etika dan hukum,
tanggung jawab, keterampilan serta bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Menurut pengalaman bidan yang berhasil
mengelola praktik kebidanannya dari organisasi sederhana
berkembang menjadi organisasi yang besar atau rumah sakit,
dapat disimpulkan mereka berhasil menjadi manager yang
mampu meningkatkan pelayanannya, Mereka mengembangkan
organisasinya dengan dasar ketekunan, keuletan, kerja keras,
dan mau berubah ke arah yang lebih baik serta bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, mereka mampu
merebut pasur serta memenuhi kebutuhan pelanggan.
Organisasi yang dikembangkan harus tetap difokuskan pada
peningkatan kualitas yang terus-menerus. memperhatikan
kepuasan pelanggan eksternal dan internal, serta menerapkan
manajemen mutu terpadu.
2. Keterampilan Bidan sebagai leader:
a. Mengenali keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan dan menolak
setmp tugas atau tanggung jawab diluar wewenang dan tanggung
jawab bidan.
b. Menerima tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik kebidanan
3) Menggunakan kemampuan untuk berfikir secara proaktif,
perspektif luas dan kritikal dalam konteks penyelesaian masalah.
3. Kepemimpinan yang Efektif dalam Pendidikan Kebidanan
Telah banyak teori maupun konsep yang dibahas oleh para pakar
atau ahli mengenai pemimpin atau kepemimpinan. Bahkan banyak
teori- teori tentang kepemimpinan modern yang ditawarkan untuk
diterapkan agar berhasil dan sukses dalam memimpin, terutama dalam
menciptakan praktek bidan yang sukses. Namun masih saja
keberhasilannya dalam memimpin belum baik. Terbukti banyak bidan
di Indonesia yang belum bias menjadi bidan yang sukses, ini
dikarenakan bidan itu sendiri mungkin karena konsep kepemimpinan
yang diterapkan tidak cocok atau ada konsep yang lebih baik, berikut
ini adalah beberapa hal yang harus diterapkan agar menjadi bidan yang
sukses:
a. Memiliki karakter yang kuat
Biasanya pemimpin yang sukses memiliki karakter yang
kuat. Selalu berani mengambil tantangan, dan yakin bahwa resiko
yang diambilnya akan memberikan keuntungan bagi orang lain.
b. Sigap dan selalu focus
Bidan yang sukses akan cepat bertindak dalam segala hal,
baik dalam kondisi mendesak maupun kondisi normal seorang
pemimpin harus bisa mengambil keputusan dengan tepat dan
cepat.
c. Rendah hati
Tumbuhkan sikap rendah hati agar orang lain bias
menyenangi sikap kita, jika kita menjadi pemimpin, dan
mempunyai bawahan maka sempatkan waktu kita untuk selalu
mengontrol pekerjaan bawahan kita.
E. Masalah dalam manajemen pelayanan kebidanan melalui kolaborasi
interprofesional yang berfokus pada women centre care
Pelayanan kebidanan kolaborasi adalah pelayanan yang dilakukan
oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya di lakukan secara
bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan
pelayanan kesehatan. Suatu proses dimana bidan bersama dokter dan atau
tenaga kesehatan lainnya bertanggung jawab atas asuhan pada perempuan
dan BBL yang mempunyai komplikasi medis.
Elemen kolaborasi mencakup :
1. Harus melibatkan tenaga ahli dengan keahlian yang berbeda, yang
dapat bekerjasama secara timbal balik dengan baik.
2. Anggota kelompok harus bersikap tegas dan mau bekerjasama.
3. Kelompok harus memberi pelayanan yang keunikannya dihasilkan
dari kombinasi pandangan dan keahlian yang di berikan oleh setiap
anggota tim tersebut.
Tugas kolaborasi meliputi:
a. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidaanan
sesuai fungsi kolaborasi dengan melinbatkan klien dan keluarga.
Contoh: dalam rumah sakit dan rumah bersalin (BPRB ) apabila terjadi
perdarahan pada pasien, perlu adanya bantuan dengan tenaga medis
lain.
b. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi
dan pertolongan peretama pada kegawat daruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi.
Contoh: Bidan melakukan kolaborasi dengan tenaga medis lain untuk
melakukan tindakan lanjut pada ibu dengan preeklamsi.
c. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan resiko
tinggi, dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan
pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien atau
keluarga.
Contoh: apbila terjadi persalinan sungsang bidan melakukan
kolaborasi dengan dokter spesialis obsgyn dalam menangani
persalinan tersebut.
d. Memberi kan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan
resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan klien
dan keluarga,
Contoh: bidan melakukan kolaborasi dalam menangani ibu yang
mengalami infeksi puerperalis.
e. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko
tinggi yang ,mengalami komplikasi serta kegawatrdaruratan yang
memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan
klien dan keluarga.
Contoh: bidan melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain jika
menemui kasus pada bayi dengan berat badan lahir rendah.
f. Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan
yang mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan
pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan klien dan
keluarga.
Contoh: apabila bayi mengalami disentri biadan melakukan kolaborasi
dengan tenaga medis lain.
BAB III
KESIMPULAN

A. Simpulan
Pemimpin (leader) adalah seorang pemimpin yang mempunyai sifat-
sifat kepemimpinan personality yang dapat memimpin organisasi formal
maupun informal, dan menjadi panutan bagi bawahan (pengikut) nya. Tiga
hal yang selalu berkaitan dengan pemimpin yaitu kekuasaan, bawahan dan
lingkungan kerja. Bidan seorang seorang pemimpin harus berperan serta
dalam perencanaan pengembangan dan evaluasi kebijakan kesehatan,
memiliki tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik kebidanan di
masyarakat, mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data
sertamengimplementasikan upaya perbaikan atau perubahan untuk
meningkatkan mutu pelayanankebidanan di masyarakat, mengidentifikasi
dan menyelesaikan masalah secara proaktif,dengan perspektif luas dan
kritis, menginisiasi dan berpartisipasi dalam proses perubahan dan
pembaharuan praktik kebidanan.
Bidan juga berperan sebagai advocator dengan tugas antara lain
mempromosikan danmelindungi kepentingan orang-orang dalam
pelayanan kebidanan, yang mungkin rentan dantidak mampu melindungi
kepentingan mereka sendiri, melakukan kegiatan advokasi kepada para
pengambil keputusan dan dapat mempengaruhi masyarakat agar terjadi
perubahan dalamkebijakan publik secara bertahap maju dan semakin baik
terutama dalam bidang kesehatan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai
pembahasan makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA

Abisapta. 2017. Tahapan dalam kepemimpinan. https://www.tuw.co.id/artikel/


index.php/2017/10/20/5-level-dalam- kepemimpinan/

David, T, M. Managing Things and Leading People, MIT Leadership Style,


@2004-2006 MIT Sloane, http://mitleadership.mit.edu/r-morgenthaler.php
, on line Sept 27, 2010.

Fatmanadia. 2012. Kepemimpinan dan Advokasi dalam pelayanan kebidanan.


http://fatmanadia.wordpress.com

Hasibuan, Malayu S.P, Drs, H., Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah,
Jakarta: Bumi Aksara, Edisi Revisi, 2007.

James AF, Stoner, R. Edward Freeman, Daniel R. Gilbert JR. Management.


Englewood Cliffs, N.J: Prentice Hall, 1996.

Sukarno K. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: CV Telaga Bening, 1968.

Vivian Giang, Business Insider, http://startupbisnis.com/3-hal-yang-membedakan-


antara-leader-dan-manager.

Anda mungkin juga menyukai