Dosen Pembimbing :
Duwi Basuki M.Kep
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. atas selesainya Makalah yang berjudul
Manajemen Keperawatan: Gaya Kepemimpinan Visioner atas dukungan yang diberikan
dalam menyusun makalah ini. Maka kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. M. Sajidin S.Kep, M.Kes. selaku ketua Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto
2. Ibu Ana Zakiyah M.Kep. selaku ketua program studi S1 ilmu keperawatan
3. Ibu Duwi Basuki M.Kep. selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen
Keperawatan
4. Teman-teman kelompok 4 kelas D Program Studi S1 Ilmu Keperawatan yang telah
membantu untuk menyelesaikan Tugas Makalah ini.
Terima kasih atas dukungannya, dalam penulisan ini sangat disadari bahwa Tugas
Makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan sangat terbatasnya
pengetahuan penulis. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis untuk
menyempurnakan Tugas Makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
bab 1 PENDAHULUAN................................................................................................ 4
4.1Kesimpulan ......................................................................................................... 20
4.2Saran ................................................................................................................... 20
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB 2
PEMBAHASAN
Menurut Mangkunegara (2014:9) “kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja
(output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai persatuan periode
waktu dalam melaksanakan tugas-tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya”. Menurut Mangkunegara (2014 : 14) mengemukakan secara umum
pencapaian kinerja individu dipengaruhi oleh faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi
(motivation). Kinerja individu dipengaruhi pula oleh faktor lingkungan fisik dan non-fisik.
Aspek-aspek kinerja dosen yang dibahas pada penelitian ini antara lain kualitas kerja,
kecepatan/ketepatan, inisiatif dalam kerja, kemampuan kerja dan komunikasi. Selanjutnya
menurut Wibowo (2013:7), “Kinerja mempunyai makna lebih luas, bukan hanya menyatakan
sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang
melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang
apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya”. (Heriana, Wahyudi, & Chiar)
Dalam rumah sakit, kepuasan kerja perawat adalah elemen yang sangat penting yang
berpengaruh pada kepuasan dari pelayanan keperawatan yang ada di rumah sakit. Untuk itu
kepuasan perawat dalam bekerja harus benar – benar diperhatikan supaya tujuan akan
pemenuhan kepuasan pasien tercapai melalui kinerja perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan. Salah satu penyebab kepuasan kerja dari perawat adalah dipengaruhi oleh
faktor gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala ruang dalam memimpin dan
mengkoordinir perawat pelaksana dalam melakukan asuhan keperawatan. Gaya
kepemimpinan terbukti sangat efektif mempengaruhi kepuasan kerja perawat(Bowles &
Bowles, 2000) karena memalui sebuah gaya kepemimpinan seorang pemimpin atau kepala
ruang dapat memperlakukan bawahan atau perawat pelaksana untuk bekerja dengan hati dan
lebih termotivasi sehingga perawat merasa lebih puas dalam bekerja. (Purnomo, 2016)
5
Penelitian Goleman, Boyatzis, dan Mckee (2007) menunjukkan bahwa pendekatan
visioner merupakan model paling efektif untuk menggugah hati staf bahwa pekerjaan mereka
ikut berperan dalam pencapaian visi organisasi. (Riyatin, Noviestari, & Afifah, 2018)
Kepemimpinan visioner dipengaruhi oleh tiga domain, yaitu sifat (trait), situasi
(situation), dan perilaku (behavior). Ada tiga sifat utama yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin visioner, yaitu cognitive complexity, emotional intelligence, dan leader self-efficacy
(Petrides, Frederickson, & Furnham, 2004). (Yasman, Sahar, & Nuraini, 2015)
kepiawaian yang luar biasa untuk menawarkan kesuksesandan kejayaan di masa depan.
timbul, mengelola masa depan dan mendorong oranglain utuk berbuat dengan cara-cara yang
tepat. Hal itu berarti, pemimpin yang visioner mampu melihat tantangan dan peluang sebelum
tujuan terbaiknya.
2. Menurut McLaughlin
Mendefinisikan pemimpin yang visioner yaitu (Visionary leaders) adalah mereka
yang mampu membangun “fajar baru” (a new dawn) bekerja dengan intuisi dan imajinasi,
penghayatan, dan boldness.Mereka menghadirkan tantangan sebagai upaya memberikan yang
terbaik untuk organisasidan menjadikannya sebagai sesuatu yang menggugah untuk mencapai tujuan
organisasi. Pentingnya seorang pemimpin memiliki kemampuan menggambarkan dengan
6
jelas tujuan yang akan diraihnya di masa depan adalah syarat utama bagi seorang pemimpin
yang visioner.
3 Aribowo Prijosaksono dan Roy Sembel
Dalam makalahnya menyebutkan bahwa kepemimpinan yang efektif dimulai
denganvisi yang jelas.Visi yang akan menjadi daya atau kekuatan untuk melakukan
perubahan,mendorong terjadinya proses ledakan kreatifitas yang dahsyat melalui
integrasimaupun sinergi berbagai keahlian dari orang-orang yang ada dalam
organisasitersebut. Lebih jauh Prijosaksono dan Sembel mengatakan bahwa ada dua
aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role.Artinya seorang
pemimpin, selain membangun suatu visi bagi organisasinya juga memilikikemampuan untuk
menjabarkan visi tersebut ke dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang merupakan
upaya untuk mencapai visi itu.Oleh karena itu seorangpemimpin yang visioner adalah
seorang yang sangat responsive.Artinya dia selalutanggap terhadap setiap persoalan,
kebutuhan, harapan dan impian dari mereka yangdipimpinnya.Selain itu selalu aktif dan
proaktif dalam mencari solusi dari setiappermasalahan ataupun tantangan yang
dihadapi organisasinya.
Kepemimpinan yang visioner selalu dapat mengemukakan ide ide baik dalam masa
krisis ataupun ide ide yang fleksibel yang dapat mengikuti perkembangan jaman.Pemimpin
yang visioner bukan hanya bisa memberikan ide tapi juga bisa merealisasikannya.
7
cita organisasi dimasa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua
personil.
2. Berani bertindak dalam meraih tujuan, penuh percaya diri, tidak peragu dan selalu siap
menghadapi resiko. Pada saat yang bersamaan, pemimpin visioner juga menunjukkan
perhitungan yang cermat, teliti dan akurat. Dalam memperhitungkan kejadian yang di
anggapnya pentig
3. Mampu menggalang orang lain untuk kerja keras dan kerjasama dalam menggapai
tujuan. Pemimpin visioner adalah sosok pemimpin yang patut di contoh, dia mau
membuat contoh agar masyarakat sekitar mencontoh dia
5. Mampu mengubah visi ke dalam aksi : dia dapat merumuskan visi kedalam misinya
yang selanjutnya dapat diserap anggota organisasi. Yang dapat menjadikan bahan
acuan dalam setiap melangkah kedepan
8
6. Berpegang erat kepada nilai-niliai spiritual yang diykininya : pemimpin visioner
sangatlah profesionalitas terhadap apa yang diyakini, seperti nilai – nilai luhur yang
ada di bangsa ini. Dia sosok pemimpin yang bisa dijadikan contoh
8. Innovative dan proaktif : dalam berfikir pemimpin vioner sangatlah kreatif dia
mengubah berfiir konvesiomal menjadiparadigma baru, dia sangatlah sosok pemimpin
yang kreatif dan aktif. Dia selalu mengamati lankah – langkah kedepan dan isu – isu
terbaru tentang organisasi/instasi.
Brown mengemukakan sepuluh kompetensi yang harus dimiliki pemimpin visioner. yaitu
sebagai berikut ini2:
1. Visualizing. Pemimpin visioner mempunyai gambaran yang jelas tentang apa yang
hendak dicapai dan mempunyai gambaran yang jelas kapan hal itu akan dapat dicapai.
2. Futuristic Thinking. Pemimpin visioner tidak hanya memikirkan di mana posisi bisnis
pada saat ini, tetapi lebih memikirkan di mana posisi yang diinginkan pada masa yang
akan datang.
3. Showing Foresight. Pemimpin visioner adalah perencana yang dapat memperkirakan
masa depan. Dalam membuat rencana tidak hanya mempertimbangkan apa yang ingin
dilakukan, tetapi mempertimbangkan teknologi, prosedur, organisasi dan faktor lain
yang mungkin dapat mempengaruhi rencana.
4. Proactive Planning. Pemimpin visioner menetapkan sasaran dan strategi yang spesifik
untuk mencapai sasaran tersebut. Pemimpin visioner mampu mengantisipasi atau
mempertimbangkan rintangan potensial dan mengembangkan rencana darurat untuk
menanggulangi rintangan itu
9
5. Creative Thinking. Dalam menghadapi tantangan pemimpin visioner berusaha
mencari alternatif jalan keluar yang baru dengan memperhatikan isu, peluang dan
masalah. Pemimpin visioner akan berkata “If it ain’t broke, BREAK IT!”.
6. Taking Risks. Pemimpin visioner berani mengambil resiko, dan menganggap
kegagalan sebagai peluang bukan kemunduran.
7. Process alignment. Pemimpin visioner mengetahui bagaimana cara menghubungkan
sasaran dirinya dengan sasaran organisasi. Ia dapat dengan segera menselaraskan
tugas dan pekerjaan setiap departemen pada seluruh organisasi.
8. Coalition building. Pemimpin visioner menyadari bahwa dalam rangka mencapai
sasara dirinya, dia harus menciptakan hubungan yang harmonis baik ke dalam
maupun ke luar organisasi. Dia aktif mencari peluang untuk bekerjasama dengan
berbagai macam individu, departemen dan golongan tertentu.
9. Continuous Learning. Pemimpin visioner harus mampu dengan teratur mengambil
bagian dalam pelatihan dan berbagai jenis pengembanganlainnya, baik di dalam
maupun di luar organisasi. Pemimpin visioner mampu menguji setiap interaksi,
negatif atau positif, sehingga mampu mempelajari situasi. Pemimpin visioner mampu
mengejar peluang untuk bekerjasama dan mengambil bagian dalam proyek yang dapat
memperluas pengetahuan, memberikan tantangan berpikir dan mengembangkan
imajinasi.
10. Embracing Change. Pemimpin visioner mengetahui bahwa perubahan adalah suatu
bagian yang penting bagi pertumbuhan dan pengembangan. Ketika ditemukan
perubahan yang tidak diinginkan atau tidak diantisipasi, pemimpin visioner dengan
aktif menyelidiki jalan yang dapat memberikan manfaat pada perubahan tersebut.
a. Penciptaan Visi
10
Visi tercipta dari hasil kreatifitas pikir pemimpin sebagai refleksi
profesionalisme dan pengalaman pribadi atau sebagai hasil elaborasi pemikiran
mendalam dengan pengikut/personil lain berupa ide-ide ideal tentang cita-cita
organisasi di masa depan yang ingin diwujudkan bersama
b. Perumusan Visi
Kepemimpinan visioner dalam tugas perumus visi adalah kesadaran akan
pentingnya visi dirumuskan dalam statement yang jelas agar menjadi komitmen
semua personil dalam mewujudkannya sehingga pemimpin berupaya mengelaborasi
informsi, cita-cita, keinginan peribadi dipadukan dengan cita-cita/gagasan personil
lain dalam forum komunikasi yang intensif sehingga menghasilkan kristalisasi visi
organisasi.
Visi perlu dirumuskan dalam statement yang jelas dan tegas dan
perumusannya harus melibatkan stakeholders dengan fase kegiatan sebagai beirkut:
11
P Kinerja pegawai Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Barat
I Organisasi menyediakan dan memberikan peluang serta
terhadap kinerja dan kepuasan kerja yang tinggi pada gilirannya akan
meningkatkan kinerja.
kinerjanya.
12
BAB 3
KASUS
SKENARIO TIPE GAYA KEPEMIMPINAN VISIONER
PRE CONFERENCE
Pemeran :
1. Mita sari Yulianti : Anggota 4
Melisa Oktiani :anggota 1
Elis F Sapury : anggota 2
Adelia Intan Permatasari : editor +narasi
Nadya Maulidinda P : perawat 2
Mei Fauzia : anggota 3
Thad Qirotul M : notulen
Muzaqi Aden Sagara : perawat 1
Ridu Sandika : kepala ruangan
13
POST CONFERENCE
Waktu : Sebelum operan ke dinas berikutnya
Tempat : Meja masing-masing
Penanggung Jawab : Kepala primer atau penanggung jawab primer
Kegiatan :
a. Kepala primer atau penanggung jawab primer membuka acara.
b. Kepala primer atau penanggung jawab primer menanyakan hasil
asuhan keperawatan tiap pasien.
c. Kepala primer atau penanggung jawab primer menanyakan
kendala dalam asuhan yang telah diberikan.
d. Kepala primer atau penanggung jawab primer menyakan tindakan
lanjut asuhan klien yang harus dioperkan kepada perawat shift
berikutnya.
e. Kepala primer atau penanggung jawab primer menutup acara.
Di sebuah rumah sakit Surya Kencana di Ruang Penyakit Dalam kelas 3 yang terdiri
dari 30 bed, pasien pria 12 orang dan pasien wanita 14 orang. Terdapat pasien yang minimal
care 5 orang, intermediate 14 orang dan total care 7 orang. Terdapat pasien dengan penyakit
gangguan sistem pernafasan dan membutuhkan perawatan intermediate care. Setelah
dilakukan beberapa pemeriksaan ternyata pasien tersebut menderita BTA positif. Pasien
seharusnya di pindahkan ke ruang isolasi tetapi di ruangan tersebut penuh. Karena kejadian
ini sudah berulang beberapa kali maka diadakan rapat ruangan untuk memecahkan masalah
ini agar tidak terulang kembali.
Diruang Perawat..
A1 : Bu, pasien bernama Tn. X telah keluar hasil pemeriksaan Radiologi dan laboratorium
ternyata pasien ini positif TBC paru dengan BTA positif, menurut ibu bagaimana?
Karena ruangan isolasi sudah penuh.
Perawat primer 1: Oh gitu yah, boleh saya lihat hasil pemeriksaannya? Kalau gitu nanti
saya bicarakan dengan kepala ruangan.
14
Perawat primer menghampiri ruang kepala ruangan
PP 1 : (mengetuk pintu) Assalammualaikum wr. wb
KP : Waalaikumsalam, Masuk... Silahkan Duduk, ada apa?
PP 1 : Terimakasih Bu, begini Bu pasien bernama Tn. X sudah ada hasil pemeriksaannya dan
hasilnya pasien positif TBC paru dengan BTA positif, sedangkan Ruang Isolasi sudah
penuh. Bagaimana pendapat Ibu mengenai hal ini karena sudah sering terjadi kasus
seperti ini ?
KP : Oh Begitu, Yasudah untuk sementara diruangan itu saja dulu, karena tidak
memungkinkan untuk dipindahkan ke ruang Isolasi.
PP 1 : Baik bu, terimakasih. Assalammualaikum wr. wb
KP : Ya, Waalaikumsalam wr. wb
Perawat primer meninggalkan ruangan.....
Pada saat sedang membicarakan hal itu perawat jaga siang sudah berada diruangan
dan mendengar apa yang dibicarakan dan mereka pun ikut berbicara.
A3 : Tapi bagaimana apabila Rumah Sakit menolak untuk menambah jumlah Stok APD kita?
A4 : Belum lagi, keluarga pasien yang lain komplain apabila mengetahui ruangannya
disatukan dengan pasien yang memiliki penyakit menular.
A3 : hal ini sedang dibicarakan lagi kepada kepala ruangan, kita tunggu saja hasilnya.
15
Diruang kepala ruangan...
Kepala Ruangan : Assalamualaikum wr. wb., Saya mengharapkan agar semua perawat
hadir. Kira-kira jam 12.00 diruang perawat.
PP 1 : Baik Bu, akan saya sampaikan kepada rekan-rekan yang lain.
Perawat Primer 1 meninggalkan ruang kepala ruangan dan menghampiri perawat
melisa
PP 1 : Bu kepala ruangan akan mengadakan rapat besok jam 12.00 siang untuk membahas
masalah ini, tolong nanti rekan-rekan yang lain beri tahu.
PP 2 : Iya baik nanti saya akan kasih tau kepada tim saya
16
KP : Baik, saya tampung pendapat rekan-rekan, terimakasih sudah mau menyampaikan
pendapatnya. Kita akan bahas satu persatu, untuk masalah APD mungkin saya akan
mengajukan kepada pihak rumah sakit apakah boleh untuk menambah jumlah APD.
Untuk pasien yang disatukan dengan pasien yang terisolasi mungkin kita menyekat
bed dengan bed yang lain, jadi ada salah satu bed yang kosong. Untuk keluarga pasien
sendiri kita akan bicarakannya dengan musyawarah agar keluarga pasien
menggunakan masker pada saat berada dalam ruangan. Agar bed Rumah Sakit tidak
menurun maka kita harus mempertahankan visi dan misi yaitu menjadikan rumah
sakit dengan pelayanan prima dan pilihan utama masyarakat. Serta misi yaitu
mengutamakan kepuasan dan keselamatan pasien, dan memberikan pelayanan
kesehatan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
A4 : lalu bagaimana jika saat kita memberitahu tentang penggunaan masker kepada keluarga
pasien, dan keluarga pasien bertanya untuk apa masker itu, kita harus menjawab
apa?
A3 : Nah iya, apabila kita memberitahu kepada keluarga pasien yang ada di ruangan itu
bahwa ada pasien lain yang mempunyai penyakit menular apa tidak melanggar
privasi klien?
KP : Mungkin ada rekan-rekan disini yang dapat memberikan masukan untuk mengatasi
masalah yang ditanyakan oleh perawat Nadya dan thad?
PP 2 : Kalau masukan dari saya saat kita beritahu saja bahwa penggunaan masker ini untuk
mencegah terjadinya infeksi nosokomial karena tetapi tidak menuntut kemungkinan
bahwa kita tidak tertular penyakit yang ada di lingkungan ruangan rumah sakit.
Notulen : Saya cukup sependapat dengan perawat nadya, intinya bagaimana caranya kita
menjelaskan kepada keluarga pasien yang sedang menunggu bahwa penggunaan
masker di lingkup rumah sakit adalah penting agar tidak terjadi penularan penyakit.
A4 : Tapi kan masalahnya untuk APD sendiri belum ada kejelasan dari pihak rumah sakit
apakah Rumah Sakit bersedia untuk menambah APD.
KP : Baik, terimakasih kepada rekan-rekan yang telah memberikan masukannya. InsyaAllah
dari hasil rapat ini saya akan mengutarakan semua pertanyaan dan keluhan dari apa
yang kita bahas hari ini.
PP 2 : Baiklah, untuk rapat hari ini mungkin kita cukupkan sampai disini, apabila masih ada
pertanyaan maupun keluhan dapat ditampung dulu dan dapat dibahas di rapat
selanjutnya setelah ada keputusan yang jelas untuk penggunaan APD dari pihak
Rumah Sakit.
17
KP : Untuk rapat selanjutnya nanti saya akan beritahu secepatnya melalui perawat Nadya dan
aden. Terimakasih atas waktu luangnya menghadiri rapat hari ini dan semoga ada titik
terang dari masalah ini. baiklah, saya cukupkan rapat hari ini, wassalamualaikum. wr.
wb.
Staff : waalaikumsalamm wr.wb
Setelah kepala ruangan membahas masalah yang sedang terjadi di ruang penyakit
dalam kelas 3 dengan kepala Rumah Sakit, kepala ruangan pun memberitahukan kepada
perawat aden agar diadakan rapat kembali.
PP 1 : Pak, tadi kepala ruangan telah membahas masalah yang kemarin kita bahas dalam
rapat bersama kepala Rumah sakit, dan kepala ruangan meminta hari ini jam 14.00
diadakan rapat yang kedua, tolong sampaikan kepada semua perawat diruang penyakit
dalam kelas 3.
PP 2 : baik pak saya akan informasikan kepada semua perawat yang ada di ruang penyakit
dalam kelas 3 agar menghadiri rapat hari ini.
Saat rapat
KP : (membuka acara rapat) assalamualaikum wr.wb
Staf : waalaikumsalamm wr.wb
KP : terimakasih kepada rekan-rekan sejawat yang telah beresedia hadir dalam rapat kedua
hari ini, hari ini kita akan membahas dan memecahkan semua masalah yang telah kita
diskusikan saat rapat kemarin, untuk itu saya persilahkan kepada perawat thad untuk
menjadi notulen rapat hari ini.
Notulen : terimakasih kepada Ibu kepala ruangan, baiklah mungkin yang pertama kita bahas
masalah APD, bagaimana bu apakah dari pihak rumah sakit menyetujui tentang
penambahan APD terutama masker?
KP : untuk pihak Rumah Sakit, Alhamdulillah setelah kami berdiskusi mereka menyetujui
penambahan APD karena darurat, tetapi setelah masalah ini selesai, mungkin
peraturan APD bahwa digunakan hanya di ruang isolasi akan berlaku kembali.
A1 : nah, untuk masalah APD sudah dipecahkan
A2 : berarti tinggal kita menginformasikan kepada setiap keluarga pasien agar menggunakan
masker selama ada di ruangan rumah sakit.
18
A1 : kalau begitu masalahnya tinggal pasien yang seharusnya diisolasi tetapi berada di ruang
penyakit dalam bagaimana, apakah sudah ada keputusan dari kepala rumah sakit?
KP : ya masalah itu juga sudah ibu bicarakan, dari pihak rumah sakit akan memberikan
beberapa ruangan tambahan untuk kamar di ruang isolasi.
A4 : tetapi untuk penambahan ruangan kan perlu waktu? Sedangkan pasien yang seharusnya
di ruang isolasi masih ada di ruang penyakit dalam?
KP : ya itu juga sudah saya pikirkan, nanti di ruang penyakit dalam kita buat sekat untuk
pasien yang mengalami penyakit menular untuk sementara waktu sebelum dibuat
ruang isolasi yang baru. Mungkin kurang efektif, dan cukup sedikit membuat repot
perawat, tetapi dengan cara itu mungkin penyebaran penyakit akan lebih bisa
diminimalisir.
PP 1 : bagaimana forum? Apakah setuju dengan usulan kepala ruangan, atau ada sanggahan
atau memberi tambahan?
PP 2 : kalo saya pribadi setuju karena menurut saya mungkin dengan cara itu yang paling
efektif untuk sementara ini selagi pihak rumah sakit menyediakan ruangan tambahan
untuk ruang isolasi.
PP 1 : untuk teman-teman yang lain bagaimana?
Staff : setuju ..
A2 : baik, telah diputuskan dan ini telah disepakati bersama untuk masalah ini kita anggap
clear. Saya kembalikan kepada kepala ruangan
KP : terimakasih yang telah mengatur jalannya rapat hari ini, mungkin telah disepakati
bersama untuk masalah ini kita anggap clear dan dapat jalan keluarnya. Apabila dari
rekan-rekan sejawat ada ide yang lebih baik bisa langsung bicara dengan saya.
Staff : Baik Bu..
KP : nah sekarang, rekan-rekan bisa kembali untuk menyelesaikan tugasnya masing-masing.
Setelah ditemukan jalan keluarnya perawat di ruang penyakit dalam pun tidak
khawatir tertular penyakit lagi karena sudah mendapat tambahan APD dari pihak Rumah
Sakit. Sementara itu untuk pasien nya sendiri tetap berada diruangan biasa namun disekat,
dan keluarga pasien di beritahu untuk mengggunakan masker saat sedang berkunjung atau
menunggu pasien agar tidak tertular penyakit.
19
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari kompetensi-kompetensi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan visioner adalah kepemimpinan yang kerja pokoknya difokuskan pada
rekayasa masa depan yang penuh tantangan dan ditandai oleh kemampuan dalam membuat
perencanaan yang jelas sehingga dari rumusan visinya akan tergambar sasaran yang hendak
dicapai dari pengembangan lembaga yang dipimpinnya. Dalam konteks kepemimpinan
pendidikan, penentuan sasaran dari rumusan visi tersebut dikenal dengan sasaran bidang hasil
pokok. Di samping itu, kemampuan visioner pemimpin dimaknai sebagai kemampuan untuk
mencipta, merumuskan,mengomunikasikan, mensosialisasikan/mentransformasikan dan
mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil
interaksi sosial diantara anggota organisasi dan pemangku kepentingan (stakeholders) yang
diyakini sebagai cita-cita organisasi pada masa yang akan datang yang harus diraih atau
diwujudkan melalui semua personel.
4.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan kita diharuskan dapat mengatur kinerja diri sendiri maupun
orang lain agar dapat mencapai visi misi yang diinginkan.
Demikian makalah ini kami susun, semoga dapat bermanfaan bagi pembaca serta
apabila terdapat kesalahan kami mohon maaf sebesar besarnya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
Heriana, P., Wahyudi, & Chiar. (t.thn.). PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN
KESEHATAN. 3.
Riyatin, L., Noviestari, E., & Afifah, E. (2018). MODEL KEPEMIMPINAN SERVANT
Indonesia, 185.
Yasman, Y., Sahar, J., & Nuraini, T. (2015). MODEL KEPEMIMPINAN KEPALA
no. 1, 35.
21