ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN
OLEH :
KELOMPOK
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat serta
hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan “ASKEP KLIEN
DENGAN KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN“ dengan tepat waktu.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Laporan Pendahuluan
B. Definisi .....................................................................................
C. Etiologi .....................................................................................
D. Manifestasi Klinis ....................................................................
E. Psikopatologi atau Psikodinamika ...........................................
2. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian ..............................................................................
2. Diagnosa.................................................................................
3. Intervensi ...............................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
D.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Laporan Pendahuluan
A. Definisi
Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan adalah persepsi atau tanggapan klien bahwa
perilaku atau tindakan yang sudah dilakukannya tidak akan membawa
hasil yang diharapkan atau tidak akan membawa perubahan hasil seperti
yang diharapkan, sehingga klien sulit mengendalikan situasi yang terjadi
atau mengendalikan situasi yang akan terjadi (NANDA, 2011).
Menurut Nanda (2012) Ketidakberdayaan memiliki definisi
persepsi bahwa tindakan seseorang secara signifikan tidak akan
mempengaruhi hasil; persepsi kurang kendali terhadap situasi saat ini
atau situasi yang akan terjadi.
Menurut Wilkinson (2007) ketidakberdayaan merupakan persepsi
seseorang bahwa tindakannya tidak akan mempengaruhi hasil secara
bermakna, kurang penggendalian yang dirasakan terhadap situasi terakhir
atau yang baru saja terjadi.
Menurut Carpenito-Moyet (2007) ketidakberdayaan merupakan
keadaan ketika seseorang individu atau kelompok merasa kurang
kontrol terhadap kejadian atau situasi tertentu.
Keputusasaan
Menurut NANDA (2015-2017), keputusasaan adalah keadaan
subyektif ketika seorang individu memandang keterbatasan atau tidak
adanya pilihan alternative serta tidak mampu memobilisasi energy untuk
kepentingannya sendiri. Keputusasaan menurut NANDA ini memiliki
beberapa batasan karakteristik, diantaranya: gangguan pola tidur, kurang
inisiatif, pasif, meninggalkan orang yang diajak bicara, penurunan selera
makan, kurang kontak mata, dan sebagainya. Factor-faktor yang
berhubungan yakni: isolasi soasial, penurunan kondisi fisiologis, stress
jangka panjang, serta kehilangan nilai kepercayaan.
Keputusasaan merupakan suatu keadaan emosional yang dialami
ketika individu merasa kehidupannya sangat berat untuk dijalani dan
dirasa mustahil. Seseorang tersebut tidak akan memiliki harapan untuk
memperbaiki kehidupannya, tidak memiliki solusi untuk masalah yang
dialaminya dan ia merasa tidak aka nada orang yang dapat membantuya
menyelesaikan masalahnya (Carpenito, 563).
Keputusasaan ini berbeda dengan ketidakberdayaan. Orang yang
merasa utus asa tidak mampu melihat adanya solusi untuk masalah yang
dihadapinya dan tidak menemukan cara untuk mencapai sesuatu hal yang
diinginkan. Sedangkan ketidakberdayaan adalah seseorang menemukan
solusi masalahnya namun memiliki keterbatasan untuk melakukannya
akibat kurangnya kontrol terhadap kejadian atau situasi tertentu.
B. Etiologi
1. Ketidakberdayaan
b. kurangnya pengetahuan
c. Ketidak adekuatan koping sebelumnya (seperti : depresi)
d. serta kurangnya kesempatan untuk membuat keputusan (Carpenito,
2009).
Doenges, Townsend, M, (2008)
a. Kesehatan lingkungan: hilangnya privasi, milik pribadi dan kontrol
terhadap terapi.
2. Keputusasaan
a. Faktor kehilangan
b. Kegagalan yang terus menerus
c. Faktor Lingkungan
d. Orang terdekat ( keluarga )
e. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam
jiwa)
f. Adanya tekanan hidup
g. Kurangnya iman
C. Manifestasi Klinis
1. Ketidakberdayaan
Batasan karakteristik (Carpenito, 2009)
a. Mayor (harus ada):
Memperlihatkan atau menutupi (marah, apatis) ekspresi
ketidakpuasan atas ketidakmampuan mengontrol situasi (mis.,
pekerjaan, penyakit, prognosis, perawatan, tingkat penyembuhan)
yang mengganggu pandangan, tujuan, dan gaya hidup.
b. Minor (mungkin ada):
1) Apatis dan pasif.
2) Ansietas dan depresi.
3) Marah dan perilaku kekerasan.
4) Perilaku buruk dan kebergantungan yang tidak memuaskan orang
lain.
5) Gelisahan dan cenderung menarik diri.
Contoh ungkapan :
a). Fisiologis :
b). emosional :
b) Emosional:
c) Individu memperlihatkan:
d) Kognitif:
Penuruna kemampuan untuk menyatukan informasi yang
diterima, Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa
sekarang , masa datang, Bingung, Ketidakmampuan
berkomunikasi secara efektif, Distorsi proses pikir dan asosiasi,
Penilaian yang tidak logis
2. Keputusasaan
Keputusasaan terjai akibat adanya ketidakberdayaan yang dialami
secara berkepanjangan. Ketidakberdayaan berasal dari depresi serta
akibat kehilangan kontrol. Seseorang yang mengalami keputusasaan
merasa dirinya tidak memiliki harapan sama sekali atau henya memiliki
sedikit harapan hidup, merasa tidak memiliki penyelesaian untuk setiapp
masalah yang ia hadapi. Kkeputusasaan yang dialami oleh seorang
individu dapat menyebabkan berbagai masalah diantaranya individu akan
kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual, kehilangan nilai penting
serta pembatasan social.
a. Faktor predisposisi
1) Faktor resiko biologis
Status nutrisi menurun, berat badan menurun akibat
pasien kehilangan nafsu makannya.
2) Faktor resiko psikologis
Psikologis pasien menjadi tidak stabil setelah pasien
didiagnosis HIV oleh dokter, pasien sering mengurung diri di
kamar dan sering uring-uringan saat ada anggota keluarga yang
ingin membujuknya. Ppasien tidak memiliki semangat untuk
sembuh, ia merasa sudah tidak memiliki harapan.
3) Faktor resiko sosiokultural
Sejak pasien didiagnosis oleh dokter mengidap HIV,
hubungan pasien dengan lingkungan sekitarnya menjadi sangat
tidak baik. Tetangga sering menggunjingkannya sehingga pasien
merasa malu dengan keadaannya. Keluarga pasien merasa sangat
sedih karena dukungan dan semnagatnya tidak dapat
membuatnya semangat untuk sembuh. Selain itu, pasien menjadi
tidak yakin dengan spiritualnya akibat dari keputusasaan yang
dialami. Pasien merasa hidupnya tidak akan lama lagi.
b. Faktor presipitasi
1) Nature
Status nutrisi pasien semakin menurun akibat pasien kehilangan
nafsu makannya.
2) Origin
- Internal : persepsi negatif individu pada dirinya dan
lingkungan di sekitarnya
- Eksternal : pasien mendapat dukungan keluarga, tetapi
tidak dengan lingkungan dan teman-temannya
3) Timing
Stress yang dialami pasien terjadi dalam waktu dekat. Pasien
mengalami stress secara terus-menerus dan berkepanjangan.
4) Number
Kondisi pasien menjadi stressor yang paling berat dirasakan
pasien. Pasien merasa tidak ada harapan sembuh serta merasa
hidupnya tidak akan lama lagi.
c. Respon terhadap stress/tanda gejala/penilaian terhadap respon
1) Kognitif
Pasien merasa kebingungan, tidak mampu berkonsentrasi,
pesimis, menyalahkan dirinya sendiri, kehilangan minat motivasi,
tidak dapt menyambil keputusan.
2) Afektif
Pasien sering marah, uring-uringan, merasa kesal, kesepian,
keputusasaan, rasa bersalah, sedih, rasa tidak berharga, harga diri
pasien rendah, dan ansietas.
3) Fisiologis
Pasien mengalami anoreksia, keletihan, nyeri dada, sakit
punggung, sakit kepala, dan diare.
4) Perilaku
Pasien menjadi mudah tersinggung, mudah menangis, kebersihan
diri pasien kurang, perubahan tingkat aktifitas dan sangat
tergantung.
5) Sosial
Pasien menarik diri dari masyarakat, terjadi isolasi social, dan
pasien tidak mampu mengatasi masalahnya
d. Reaksi berduka yang dialami pasien menunjukkan penggunaan
mekanisme penyangkalan dan supresi berlebih dalam upaya
menghindari distress.
e. Mekanisme koping Destruktif; tidak kreatif : kurang memiliki
keinginan untuk melakukan sesuatu, tidak mempunyai hubungan
baik dengan lingkungannya, ketidakmampuan untuk mencari
informasi tentan perawatan untuk kesembuhannya, tidak
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan
dukungan oleh keluarganya
2. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Identitas klien
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin,
pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No
register, dan dignosa medis.
Keluhan utama
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati
klien: apa yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan
melalui perilaku.
Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar
mengetahui apa yang mereka pikir dan rasakan adalah :
a. Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan
b. Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu
masalah
c. Perilaku koping yang adekuat selama proses
Faktor predisposisi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Keridakberdayaan
1) Ketidakberdayaan
2) Duka cita, maladaptif
3) Distress spiritual
2. Keputusasaan
1) Keputusasaan
2) Defisit perawatan diri
3) Isolasi social
4) Dukacita maladaptive
5) Distress spiritual
C. Intervensi/ Penatalaksanaan
1. Ketidakberdayaan
Mengambil salah satu dari diagnosa keperawatan yaitu
ketidakberdayaan
NOC :
1. Mendemonstrasikan pengendalian diri terhadap depresi
2. Menunjukkan partisipasi dalam pengambilan keputusan
tentang perawatan kesehatan
NIC :
1. Restrukturisasi Kognitif : mendorong pasien untuk mengubah
distorsi pola pikir dan memandang diri sendiri serta dunia
secara lebih realistis
2. Dukungan emosional : memberikan penenangan, penerimaan,
dan dorongan selama periode stress
3. Bantuan sumber finansial : membantu individu/keluarga
untuk mengamankan dan mengelola keuangan untuk
memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan
4. Manajemen alam perasaan : memberikan keamanan,
stabilisasi, pemulihan, dan pemeliharaan pasien yang
mengalami disfungsi alam perasaan baik depresi maupun
peningkatan alam perasaan
5. Perlindungan hak pasien : melindungi hak perawatan
kesehatan pasien, terutama pasien dari kelompok minoritas,
pasien tidak memiliki kapasitas, atau tidak kompeten untuk
mengambil keputusan
6. Peningkatan harga diri : membantu pasien untuk
meningkatkan penilaian diri terhadap harga dirinya
7. Fasilitasi tanggung jawab diri : mendorong pasien untuk lebih
bertanggung jawab terhadap perilakunya sendiri
2. Keputusasaan
a. Bantu klien mengenali masalah keputusasaan (penyebabnya,
tanda gejalanya, dampaknya, penanganannya)
b. Fasilitasi klien untuk dapa mengungkapkan perasaan dan
keputusasaannya
c. Bantu klien untuk identifikasi tujuan yang realistis dengan
kemampuannya
d. Identifikasi sumber dukungan dan alternative pilihan untuk
membantu memecahkan masalah klien, keuntungan, kerugian
dari setiap solusi yang ditetapkan
e. Identifikasi dan latih kemampuan positif pasien
f. Afirmasi positif dan reinforcement positif
g. Identifikasi adanya ide-ide atau rencana bunuh diri pada
pasien
h. Berikan terapi Acceptance Commitment Therapy (ACT)
i. Bantu pasien meningkatkan koping, beradaptasi dengan
stressor, perubahan atau ancaman dalam kehidupanBerikan
konseling untuk membantu pasien menyelesaikan masalah
yang sedang dihadapi
j. Manajemen perasaan, berikan keamanan pada pasien,
stabilisasi, pemulihan dan pemeliharaan pasien yang
mengalami disfungsi alam perasaan baik depresi maupun
peningkatan alam perasaan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ketidakberdayaan merupakan suatu perasaan penurunan kontrol
tentang kesehatan yang akan mendorong ke arah apatis, menarik diri,
mengurangi interaksi dengan orang lain dan tidak berpartisipasi
dalam perawatan atau pembuatan keputusan (Miller, 1992). Seemen
& Evans (1962) dan Pender (1996) menyatakan bahwa penurunan
pemanfaatan pelayanan kesehatan, perubahan tingkah laku, menarik
diri dan penurunan motivasi dapat diasosialisasikan dengan konsep
sosial dari ketidakberdayaan.
Keputusasaan adalah suatu keadaan subyektif ketika seorang
individu memandang keterbatasan atau tidak adanya pilihan
alternative serta tidak mampu memobilisasi energy untuk
kepentingannya sendiri (NANDA, 2015).
B. Saran
Pembaca diharapkan banyak membaca referensi lain terkait
masalah psikososial: ketidakberdayaan dan keputusasaan. Hal ini
dimaksudkan agar pembaca lebih memahami terkait masalah klien
dengan gangguan psikososial. Selain itu pembaca juga dapat mencari
informasi terkait jurnal penatalaksanaan terbaru pada klien dengan
masalah psikososial.
DAFTAR PUSTAKA
Capernito, Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis
Edisi 9 alih bahasa Kusrini Semarwati Kadar. Jakarta: EGC.
Keliat, Budi Anna & Akemat. 2007. Model Praktik Keperawatan ```professional Jiwa.
Jakarta: EGC.
NANDA International. 2015. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2015-
2017. Philadhelpia.
Puwati, Susi. 2013. Analisis Praktik Klinik Asuhan Keperawatan Masalah Kesehatan
Masyarakat Perkotaan: Ketidakberdayaan pada Klien dengan Gangguan
Penggunaan Opiat di RSKO Jakarta. Jakarta: Universitas Indonesia.
Stuart, G, W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.