Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN BAYI BARU LAHIR


DI NICU INTERMEDIET RSUD DR. SOETOMO

Oleh :
Ferina Ratnasari (011713243029)
Yuliana Dewi (011713243057)
Maratus Sholikah (011713243064)

PROGRAM PROFESI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Perawatan Bayi Baru Lahir


Tempat : Ruang Pemulihan Puskesmas Sangurara Palu
Tanggal :
Waktu : 30 menit (08.30 – 09.00)

1. Tujuan Umum
Pada akhir penyuluhan, ibu nifas di Ruang Pemulihan Puskesmas Sangurara Palu
mengerti dan dapat menjelaskan kembali serta mampu melakukan perawatan bayi
baru lahir.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, peserta diharapkan mampu:
1. Menjelaskan kembali macam-macam perawatan bayi baru lahir
2. Menjelaskan kembali pengertian memandikan bayi
3. Menjelaskan kembali tujuan memandikan bayi
4. Menjelaskan kembali cara memandikan bayi
5. Menjelaskan kembali pengertian perawatan tali pusat
6. Menjelaskan kembali tujuan perawatan tali pusat
7. Menjelaskan kembali cara perawatan tali pusat
8. Mendemonstrasikan kembali cara memandikan bayi dan cara perawatan tali
pusat.
3. Sasaran
Ibu nifas dan keluarga di Ruang Pemulihan Puskesmas Sangurara Palu
4. Komunikator
Mahasiswa Program Studi Ners Widya Nusantara Palu
5. Materi
a. Macam-macam perawatan bayi baru lahir
b. Pengertian memandikan bayi
c. Tujuan memandikan bayi
d. Cara memandikan bayi
e. Pengertian perawatan tali pusat
f. Tujuan perawatan tali pusat
g. Cara perawatan tali pusat
6. Metode
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Diskusi tanya jawab
7. Media
1. Leaflet
8. Pengorganisasian
a. Moderator : Aldina
b. Penyaji Materi : Moh. Ikram
c. Dokumentasi, Fasilitator : Kalsum Zahra

9. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

1 3 menit Pembukaan 1. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam dan


mengucapkan salam dan menyatakan kabar.
menanyakan kabar. Mendengarkan
2. Kontrak waktu Memperhatikan.
3. Memperkenalkan diri.
4. Menjelaskan tujuan penyuluhan.
5. Menyebutkan materi yang akan
diberikan.
2. 15 menit Penyajian 1. Menggali pengetahuan peserta Menjawab
materi mengenai perawatan bayi baru lahir. Mendengarkan dan
2. Menjelaskan tentang: memperhatikan.
a. Macam-macam perawatan bayi
baru lahir
b. Pengertian memandikan bayi
c. Tujuan memandikan bayi
d. Cara memandikan bayi
e. Pengertian perawatan tali pusat
f. Tujuan perawatan tali pusat
g. Cara perawatan tali pusat
3. 5 menit Demonstrasi 1. Mendemonstrasikan cara Mendengarkan dan
memandikan bayi dan cara memperhatikan
perawatan tali pusat.
4. 5 menit Diskusi dan 1. Memberikan kesematan kepada Bertanya mengenai materi
Evaluasi peserta untuk mengajukan yang kurang jelas.
pertanyaan kemudian Peserta mampu
mendiskusikan bersama-sama. menjelaskan kembali materi
2. Menanyakan kembali materi yang diberikan.
yang telah diberikan
5. 2 menit Penutup 1. Moderator menarik kesimpulan Memperhatikan
dari materi yang telah dijelaskan. Mengucapkan terimakasih
2. Membagikan leaflet. kembali kepada mahasiswa
3. Mengucapkan terimakasih atas yang memberikan
kesempatan dan perhatian yang penyuluhan.
diberikan. Menjawab salam.
4. Salam penutup

10. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur
 Jumlah peserta yang hadir di tempat penyuluhan ± 10 orang.
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Nicu Intermediet
RSUD Dr. Soetomo
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan sudah dilakukan 1 hari
sebelum dan menjelang penyuluhan dilakukan
2. Evaluasi Proses
 Acara dilaksanakan tepat waktu
 Peserta antusias dengan kegiatan penyuluhan
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara
selesai
 Peserta penyuluhan mengajukan pertanyaan dan fasilitator menjawab
pertanyaan dengan tepat
3. Evaluasi Hasil
 Peserta dapat mengerti dan dapat menjelaskan kembali mengenai
perawatan bayi sehari-hari.
 Peserta dapat menjawab dengan benar pertanyaan yang diajukan pemateri
 Lebih dari 50 % peserta yang hadir dapat menjawab pertanyaan dengan
benar

MATERI PENYULUHAN
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

A. Memandikan Bayi
1. Pengertian
Memandikan bayi yang benar adalah cara membersihkan tubuh bayi dengan air
dengan cara menyiram, merendam diri dalam air ( Choirunisa, 2009).
2. Persiapan
 Mencuci tangan kemudian dikeringkan.
 Mempersiapkan alat-alat:
a. Termometer
b. Pakaian bayi lengkap (baju, popok, kain bedong, kaos kaki, sarung tangan
dan topi)
c. Handuk
d. Sabun bayi
e. Waslap 2 buah
f. Shampoo bayi (yang tidak pedih di mata)
g. Baby oil, baby lotion, baby cologne
h. Bedak
i. Minyak telon
j. Kassa
k. Kapas mata (dibasahi dengan air matang)
l. Sisir
m. Kom sedang 2
n. Cotton buds
o. Bak mandi
p. Air panas
3. Penatalaksanaan
a. Mengisi air dingin ke dalam bak mandi bayi kira-kira 10-15 cm dari dasar bak
mandi, kemudian tambahkan air panas hingga hangat-hangat kuku (cek dengan
siku).
b. Mengalas tempat tidur/ meja dengan handuk atau meletakkan handuk pada dada
petugas.
c. Mengatur pakaian bayi yang bersih sesuai dengan urutan. (bedong, baju bayi,
popok, topi, kaos kaki, kaos tangan).
d. Mengukur suhu tubuh bayi, dengan meletakkan termometer di ketiak bayi.
Apabila bayi dengan suhu tubuh rendah, tunda untuk memandikan bayi sampai
suhu tubuh stabil.
e. Membuka pakaian bayi sambil memeriksa apakah bayi BAK/BAB, kemudian
bayi dibedong.
f. Membasahi rambut bayi kemudian diberi shampo yang tidak pedih di mata.
g. Bilas rambut bayi hingga bersih, lalu keringkan dengan handuk (membilas bisa
dilakukan dengan membawa bayi mendekati bak kemudian dibilas, atau dapat
dibilas saat bayi dimandikan).
h. Membersihkan mata bayi dengan kapas mata yang sudah dibasahi dengan air
matang dari arah luar ke dalam.
i. Membersihkan hidung dan telinga bayi dengan cotton buds.
j. Membersihkan mulut bayi dengan kassa yang diberi air hangat dengan gerakan
memutar.
k. Membersihkan muka dan telinga bayi dengan menggunakan waslap, keringkan
dengan handuk.
l. Membersihkan daerah kemaluan dan bokong dengan kapas yang diberi air
hangat, dengan arah dari depan ke belakang lalu kapas dibuang (jangan
menggunakan kapas bolak balik). Pada bayi laki-laki bagian ujungnya ditarik
dan dibersihkan. Bersihkan sampai bersih untuk menghindari ruam popok.
m. Membuka kain bedong, basahi tubuh bayi dengan waslap, kemudian menyabuni
tubuh bayi dengan urutan tubuh, paha, kaki, kedua lengan bagian depan dan
belakang, lalu miringkan bayi dan menyabuni tubuh bagian belakang.
n. Membersihkan tubuh bayi dari sabun dengan menggunakan waslap hingga
bersih.
o. Gendong bayi ke dalam bak mandi dengan cara pegangi bayi sedemikian rupa
sehingga lengan kiri ibu berada di bawah tengkuknya dan jari-jari tangan kiri
mencengkeram disekitar ketiak.
p. Bersihkan tubuh dalam bak mandi daerah leher, tengkuk, telinga luar, tubuh bayi
serta lipatan-lipatan tubuh secara hati-hati.
q. Tengkurapkan bayi dengan hati-hati dan bersihkan anggota tubuh bagian
belakang. Setelah bersih terlentangkan kembali.
r. Mengangkat bayi dan selimuti dengan handuk, keringkan tubuh bayi secara
perlahan-lahan dengan cara menekan-nekan handuk pada tubuh bayi.
s. Rawat tubuh bayi dengan baby lotion pada kaki, tangan dan beri minyak telon
sekitar perut, dada dan punggung, serta beri baby lotion pada daerah lengan dan
kaki. Bila tali pusat belum lepas, bungkus tali pusat dengan kassa steril kering.
t. Setelah dikeringkan, bayi dapat diberi bedak. Cara membedaki yang benar
adalah dengan menggunakan baby cream dan dioleskan terutama pada lipatan
daerah paha saja dan bokong, karena jika bagian mulut genital diberi bedak
maka dapat menyebabkan infeksi bila bedak tersebut masuk kedalam
urethra/vagina, selain itu dapat menyumbat saluran kencing pada bayi laki-laki
u. Kenakan baju bayi dimulai popok, baju bayi, kaos kaki, kaos tangan, dan
bungkus bayi dengan bedong.
v. Sisiri bayi, beri bedak tipis-tipis dan jangan terkena mata atau hidung, lalu beri
topi, lalu tidurkan bayi pada tempat yang aman.
w. Rapikan/bereskan peralatan yang telah digunakan.
x. Cuci tangan lalu dikeringkan. 

B. Menjaga Suhu Tubuh Bayi


1. Klasifikasi Suhu Bayi
a. Suhu normal         :  36,5 0C – 37,5 0C
b. Hipotermi ringan :  36 – < 36,5 0C
c. Hipotermi berat    :  < 32 0C
d. Hipertermi : > 37,5 0C
2. Mekanisme Hilangnya Panas Pada BBL
Bayi kehilangan panas melalui empat cara, yaitu:
a. Konduksi
Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh
bayi dengan permukaan yang dingin. Bayi yang diletakkan di atas meja,
tempat tidur atau timbangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan
panas tubuh akibat proses konduksi
b. Konveksi
Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi terpapar
dengan udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang ilahirkan atau
ditempatkan dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami panas.
Kehilangan panas juga dapat terjadi jika ada tiupan kipas angin, aliran udara
atau penyejuk ruangan.
Suhu udara di kamar tidak boleh kurang dari 20°C dan sebaiknya tidak
berangin. Tidak boleh ada pintu dan jendela yang terbuka. Kipas angin dan
AC yang kuat harus cukup jauh dari bayi.
c. Evaporasi
Evaporasi adalah cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi.
Kehilangan panas terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada
permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh bayi tidak segera
dikeringkan. Hal yang sama dapat terjadi setelah bayi dimandikan. Karena
itu bayi harus dikeringkan seluruhnya, termasuk kepala dan rambut,
sesegera mungkin setelah dilahirkan. Lebih baik lagi menggunakan handuk
kering dan hangat untuk mencegah kehilangan panas secara konduksi.
d. Radiasi
Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi yang ditempatkan
dekat benda yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur
tubuh bayi. Bayi akan mengalami kehilangan panas melalui cara ini
meskipun benda yang lebih dingin tersebut tidak bersentuhan langsung
dengan tubuh bayi.
3. Cara Mencegah Bayi Hipotermi
a. Segera mengganti popok/baju yang basah karena BAB/BAK bayi.
b. Menunda memandikan bayi apabila suhu tubuh rendah.
c. Mengenakan topi untuk mencegah penguapan panas tubuh bayi.
d. Bayi dirawat dalam suhu ruangan yang hangat, dan tidak dekat dengan
penghantar udara dingin seperti kipas angin, AC ataupun jendela.
e. Pada bayi BBLR, bayi dapat dirawat dengan metode kanguru
C. Perawatan Tali Pusat
1. Pengertian
Perawatan adalah proses perbuatan, cara merawat, pemeliharaan,
penyelenggaraan. Hal yang paling terpenting dalam membersihkan tali pusat adalah
memastikan tali pusat dan area disekelilingnya selalu bersih dan kering, selalu mencuci
tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum membersihkan tali pusat.
Selama tali pusat belum puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara
dicelupkan ke dalam air. Cukup diusap saja dengan kain yang direndam air hangat.
(Endang, 2010).
2. Tujuan Perawatan Tali Pusat
Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus
pada bayi baru lahir. Penyakit ini disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus
kedalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat yang tidak steril, pemakaian obatobatan,
bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan
infeksi (Wiknjosastro, 2006).
         Menyatakan bahwa tujuan merawat tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya
penyakit tetanus pada bayi baru lahir,sehingga tali pusat tetap bersih, kuman-kuman
tidak masuk sehingga tidak terjadi infeksi pada tali pusat bayi. Penyakit tetanus ini
disebabkan oleh Clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun),
yang masuk melalui luka tali pusat karena perawatan atau tindakan yang kurang bersih
(Saifuddin, 2002).
3. Cara Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat merupakan salah satu perawatan neonatus terutama pada
dua minggu pertama kehidupan. Ibu harus menjaga tali pusat tetap bersih dan kering
sampai akhirnya terlepas (Shelov, 2004).
Cara perawatan tali pusat:
1.      Perawatan Tali Pusat Kering
a. Siapkan alat-alat
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat.
c. Tali pusat dibersihkan dengan kain kasa. Pembersihan tali pusat bayi yang
telah dipotong yaitu : dari bagian tali pusat yang dipotong ke arah pusar
dengan gerakan satu arah. Indikasinya agar bagian yang dipotong tidak
terkena kotoran dari pusar.
d. Setelah bersih, tali pusat dibungkus dengan kain kasa steril kering.
e. Setelah tali pusat terlepas/puput, pusat tetap diberi kasa steril.
f. Cara perawatan tali pusat kering adalah membungkus tali pusat dengan kasa
dan mengkondisikan tali pusat tetap kering. Jika tali pusat berbau diberi
gentian violet (Marjono, 2007).
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya lepasnya tali pusat
Lepasnya tali pusat menurut (Wawan, 2010) dipengaruhi oleh beberapa hal
diantaranya adalah :
a) Cara perawatan tali pusat, penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang
dibersihkan dengan air, sabun dan di tutup dengan kassa steril cenderung
lebih cepat puput (lepas) dari pada tali pusat yang dibersihkan dengan
alkohol.
b)    Kelembaban tali pusat, tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan
apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab.
c)    Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi.
d)    Kondisi sanitasi lingkungan sekitar neonatus, Spora C. Tetani yang masuk
melalui luka tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak
memenuhi syarat kebersihan.
e)    Timbulnya infeksi pada tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak
memenuhi syarat kebersihan, misalnya pemotongan tali pusat dengan
bambu/gunting yang tidak steril, atau setelah dipotong tali pusat dibubuhi
abu, tanah, minyak daun-daunan, kopi dan sebagainya.
5. Tanda infeksi pada tali pusat
a) Bernanah
Kondisi ini bisa muncul jika kurang benar dalam merawat tali pusat, seperti
menggunakan bahan tidak steril dan menggunakan ramuan yang dibubuhkan di
tali pusat sehingga kuman mudah tumbuh dan berkembangbiak.
b) Bau Tidak Sedap
Bau Tidak sedap muncul pada tali pusat menandakan bahwa tali pusat
terinfeksi. Lalu tali pusat akan bernanah dan berlendir. Selain itu juga ditandai
dengan kemerahan di sekitar pusar.
c) Tidak Banyak Menangis
Bayi yang terinfeksi umumnya tidak banyak menangis sebaliknya banyak
tidur. Gejala ini ditandai dengan bayi malas minum, demam dan yang paling
parah sampai terjadi kejang.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Kesehata Masyarakat, (2004), Buku


Acuan Asuhan Persalinan Normal, Jakarta: Departemen Kesehatan.
M. Fraser, Diane,  (2009), Myles Buku Ajar Bidan, Jakarta:EGC.

Najwani, Ida Rachmawati. 2011. Infeksi Tali Pusat Bayi Baru Lahir.

Varney, Helen, (2009), Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Jakrta: EGC.

Sarwono, Prawirohardjo, (2010), Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT.  Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Anonym. 2012. Cara Merawat Tali Pusar Bayi Agar Tidak Terkena Infeksi.
Yesie Aprillia. 2011. Merawat Tali Pusat Bayi Anda. Klaten.http://urs-
babel.blogspot.com/2013/06/perawatan-tali-pusat.html
http://bidan-aktif.blogspot.com/2013/04/gambaran-perbedaan-perawatan-tali-
pusat.html
http://ahmadfajargumilar.wordpress.com/2013/10/05/satuan-acara-penyuluhan-sap-
perawatan-tali-pusat-funiculus-umbilicus/

Anda mungkin juga menyukai