Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

GIZI BURUK

OLEH :
Moh. Ikram, S. Kep
NIM 2020032052

CI INSTITUSI CI LAHAN

Sri Yulianti, S. Kep., Ns., M. Kep Ns. Netty Vonny Yanti, S. Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2021
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS
GIZI BURUK

OLEH :
Moh. Ikram, S. Kep
NIM 2020032052

CI INSTITUSI CI LAHAN

Sri Yulianti, S. Kep., Ns., M. Kep Ns. Netty Vonny Yanti, S. Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
GIZI BURUK

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi
Gizi kurang merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dari makanan sehari-
hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama (Sodikin, 2013). Gizi buruk
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori protein
(Suriadi, 2001).
Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat
berat akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau
menderita sakit dalam waktu lama. Itu ditandai dengan status gizi sangat
kurus ( menurut BB terhadap TB ) dan atau hasil pemeriksaan klinis
menunjukkan gejala marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor
(Supriyatno Edi, 2012).
Menurut Nanang, 2016, Malnutrisi adalah kekurangan asupan baik
itu kalori maupun protein sehingga kebutuhan nutrisi dalam tubuh tidak
terpenuhi serta dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat dan fungsi-
fungsi tubuh menjadi tidak berrfungsi dengan baik dan jika tidak ditangani
maka akan berdampak buruk sampai ke kematian.

2. Epidemiologi
Kejadian gizi buruk perlu dideteksi secara dini melalui intensifikasi
pemantauan pertumbuhan dan identifikasi faktor resiko yang erat dengan
kejadian luar biasa gizi seperti campak dan diare melalui kegiatan
surveilans. Prevalensi balita yang mengalami gizi buruk di Indonesia
masih tinggi. Hasil Riskesdas menunjukkan adanya peningkatan
prevalensi balita gizi kurang dan buruk secara nasional, prevalensi gizi
buruk dan kurang pada tahun 2013 adalah 19,6 persen, terdiri dari 5,7
persen gizi buruk dan 13,9 gizi kurang. Jika dibandingkan dengan angka
prevalensi nasional tahun 2007 (18,4%) dan tahun 2010 (17,9%) terlihat
meningkat. Perubahan terutama pada prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4
persen tahun 2007, 4,9 persen pada tahun 2010 dan 5,7 persen tahun 2013.
Sedangkan prevalensi gizi kurang naik sebesar 0,9 persen dari tahun 2007
ke tahun 2013 (Liansyah, 2015).

3. Etiologi
Penyebab dari gizi buruk menurut Nanang, 2016 yaitu:
1. Penyebab langsung:
a. Kurangnya asupan makanan: Kurangnya asupan makanan sendiri
dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah makanan yang diberikan,
kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan cara pemberian
makanan yang salah.
b. Adanya penyakit: Terutama penyakit infeksi, mempengaruhi
jumlah asupan makanan dan penggunaan nutrien oleh tubuh.
2. Penyebab tidak langsung:
a. Kurangnya ketahanan pangan keluarga: Keterbatasan keluarga
untuk menghasilkan atau mendapatkan makanan.
b. Kualitas perawatan ibu dan anak.
c. Buruknya pelayanan kesehatan.
d. Sanitasi lingkungan yang kurang.
Selain itu ada beberapa penyebab dari gizi buruk menurut
Rama Rahmani 2015, seperti :
a. Balita tidak mendapat makanan pendanping ASI (MP-ASI) pada
umur 6 bulan atau lebih
b. Balita tidak mendapat ASI ekslusif (ASI saja) atau sudah mendapat
makanan selain ASI sebelum umur 6 bulan
c. Balita tidak mendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada
umur 6 bulan atau lebih
d. MP-ASI kurang dan tidak bergizi
e. Setelah umur 6 bulan balita jarang disusui
f. Balita menderita sakit dalam waktu lama, seperti diare, campak,
TBC, batuk pilek
g. Kebersihan diri kurang dan lingkungan kotor.

4. Klasifikasi
Menurut DEPKES RI, (2009) terdapat 3 tipe gizi buruk, yaitu:
a. Marasmus
Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat. Gejala
yang timbul diantaranya muka seperti orang tua (berkerut), tidak
terlihat lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit),
rambut mudah patah dan kemerahan, gangguan kulit, gangguan
pencernaan (sering diare), pembesaran hati dan sebagainya. anak
tampak sering rewel dan banyak menangis meskipun setelah makan,
karena masih merasa lapar.
b. Kwashioskor
Penampilan tipe kwashioskor seperti anak yang gemuk (suger baby),
bilamana dietnya mengandung cukup energi disamping kekurangan
protein, walaupun dibagian tubuh lainnya terutama dipantatnya terlihat
adanya atrofi. Tampak sangat kurus dan atau edema pada kedua
punggung kaki sampai seluruh tubuh.

c. Marasmik-Kwashioskor
Adapun marasmic-kwashiorkor memiliki ciri gabungan dari
beberapa gejala klinis kwashiorkor dan marasmus disertai edema yang
tidak mencolok.
5. Patofisiologi
Gizi kurang atau gizi buruk biasanya terjadi pada anak balita
dibawah usia 5 tahun. Tidak tercukupinya makanan dengan gizi seimbang
serta kondisi kesehatan yang kurang baik dengan kebersihan yang buruk
mengakibatkan balita atau anak-anak menderita gizi kurang yang dapat
bertambah menjadi gizi buruk jika tidak terintervensi dengan cepat dan
tepat. Karena rendahnya penghasilan keluarga sehingga keluarga tidak
mampu mencukupi kebutuhan balita dan keluarga tidak memberikan
asuhan pada balita secara tepat dapat menyebabkan terjadinya gizi kurang
(Waryana, 2016).
Pada anak gizi kurang atau gizi buruk dapat mengakibatkan lapisan
lemak di bawah kulit berkurang, daya tahan tubuh balita menurun, dan
produksi albumin juga menurun sehingga balita mudah terkena infeksi dan
mengalami terlambatan perkembangan. Balita dengan gizi kurang juga
mengalami peningkatan kadar asam basa pada saluran pencernaan
menyebabkan balita mengalami diare sehingga masalah keperawatan yang
muncul ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (Waryana,
2016).
6. Pathway

Sanitasi pelayanan Sosial ekonomi rendah, Pola makan Defisit


kesehatan tidak malabsorbsi, kegagalan anak tidak Pengetahuan
memadai melakukan sintesis memadai
protein dan kalori
Pola makan tidak
terkontrol
Program gizi tidak Intake nutrisi kurang
jalan
Intake nutrisi kurang

GIZI BURUK

Hilangnya lemak di Daya tahan tubuh Asam amino esensial menurun


bantalan kulit menurun dan produksi albumin
menurun
Turgor kulit Keadaan umum lemah Gangguan pertumbuhan
menurun dan keriput dan imun tubuh rendah

Kerusakan Risiko infeksi Risiko Infeksi Keterlambatan


Integritas Kulit saluran pencernaan Pertumbuhan dan
Perkembangan

Anoreksia, Diare

Ketidakseimbangan
Nutrisi: Kurang dari
Kebutuhan Tubuh
7. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala dari malnutrisi menurut Nanang, 2016
adalah sebagai berikut:
a. Anak cengeng,rewel,dan tidak bergairah
b. Diare
c. Mata besar dan dalam
d. Akral dingin dan tampak sianosis
e. Wajah seperti orang tua
f. Pertumbuhan dan perkembangan terganggu
g. Tterjadi atrofi otot
h. Kulit keriput dan turgor kulit jelek
i. Anoreksia
j. Sering bangun malam
k. Vena supervicialis tampak jelas
l. Udema
m. Hipoalbuminemia

8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk klien dengan
gizi buruk menurut Ingik, 2016 yaitu:
a. Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan darah meliputi Hb, albumin, globulin, protein total,
elektrolit serum, biakan darah.
b. Pemeriksaan urine
Pemeriksaan urine meliputi urine lengkap dan kulture urine.
c. EKG
d. X foto paru
9. Therapi/ Tindakan Penanganan
Penatalaksanaan Gizi Buruk menurut Ingik, 2016 yaitu:
Makanan atau minuman dengan biologic tinggi gizi kalori atau protein.
Pemberian secara bertahap dari bentuk dan jumlah mula-mula cair (seperti
susu) lunak (bubur) biasa (nasi lembek).
1. Prinsip pemberian nutrisi:
a. Porsi kecil, sering, rendah serat, rendah laktosa
b. Energy atau kalori: 100 Kkal/kg BB/hari
c. Protein: 1-1,5 g/kg BB/hari
d. Cairan: 130 ml/kg BB/hari ringan-sedang: 100 ml/kg BB/hati
edema berat
2. Obati/ cegah infeksi: Antibiotik
a. Bila tampak komplikasi: cotrymoksasol 5 ml
b. Bila anak sakit berat: ampicillin 50 mg/kg BB IM/IV Setiap 6 jam
selama 2 hari
3. Untuk melihat kemajuan/perkembangan anak
a. Timbang berat badan setiap pagi sebelum diberi makan
b. Catat kenaikan BB anak tiap minggu

10. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul karena gizi buruk menurut Ingik tahun
2016, yaitu:
a. Hipotemi
b. Hipoglikemi.
c. Infeksi
d. Diare dan Dehidrasi
e. Syok
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Menurut Rama Rahmani tahun 2015 konsep asuhan pada klien dengan gizi
buruk yaitu :
1. Pengkajian
a. Riwayat Keluhan Utama
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan gangguan
pertumbuhan (berat badan semakin lama semakin turun), bengkak
pada tungkai, sering diare dan keluhan lain yang menunjukkan
terjadinya gangguan kekurangan gizi.
b. Riwayat Keperawatan Sekarang
Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal,
hospitalisasi dan pembedahan yang pernah dialami, alergi, pola
kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status gizi (lebih, baik,
kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan lain-lain. Data
fokus yang perlu dikaji dalam hal ini adalah riwayat pemenuhan
kebutuhan nutrisi anak (riwayat kekurangan protein dan kalori dalam
waktu relatif lama).
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan
rumah dan komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga,
fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan kepercayaan,
perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga
tentang penyakit klien dan lain-lain.
d. Pengkajian Fisik
Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga, lingkungan
rumah dan komunitas, pendidikan dan pekerjaan anggota keluarga,
fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur dan kepercayaan,
perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan, persepsi keluarga
tentang penyakit klien dan lain-lain.Pengkajian secara umum
dilakukan dengan metode head to too yang meliputi: keadaan umum
dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala dan wajah, dada,
abdomen, ekstremitas dan genito-urinaria.
Fokus pengkajian pada anak dengan Marasmik-Kwashiorkor
adalah pengukuran antropometri (berat badan, tinggi badan, lingkaran
lengan atas dan tebal lipatan kulit).

2. Diagnosa Keperawatan
a. Pemenuhan nutrisi kurang daari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi tidak adekuat.
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan nutrisi,
dehidrasi.
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
kondisi, prognosi dan kebutuhan nutrisi
d. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
asupan kalori dan protein yang tidak adekuat.
e. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan kondisi tubuh yang
lemah.
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Pemenuhan nutrisi Setalah a. Nafsu makan 1. Kaji berat badan anak 1. Mengetahui gangguan
kembali
kurang dari dilakukan pertumubuhan pada anak
tindakan normal
kebutuhan tubuh b.d b. Edema 2. Dorong orangtua atau anggota 2. Meningkatkan selera
keperawatan
Berkurang
intake nutrisi tidak ....x 24 jam keluarga lain untuk menyuapi makan
/Hilang
adekuat. diharapkan c. BB sesuai anak atau ada disaat makan
pemenuhi dengan umur
3. Sajikan makan sedikit tapi sering 3. Meningkatkan asupan
nutrisi pada (berat badan
klien dapat ideal 10 kg nutrisi
terpenuhi tanpa edema)
4. Sajikan porsi kecil makanan dan 4. Meningkatkan proses
berikan setiap porsi secara penyembuhan pada anak
terpisah
5. Tingkatkan keseimbangan 5. Meningkatkan
elektrolit dan pencegahan keseimbangan elektrolit
komplikasi akibat dari kadar dan mencegah
elektrolit serum yang tidak komplikasi dari kadar
normal atau di luar harapan elektrolit serum yang
tidak normal atau diluar
harapan
6. Atur dan cegah komplikasi akibat 6. Mengatur dan mencegah
perubahan kadar cairan dan komplikasi yang
elektrolit disebabkan oleh
perubahan kadar cairan
dan elektrolit
7. Gunakan proses bantuan 7. Agar bayi mendapatkan
interaktif untuk membantu nutrisi yang cukup dari
mempertahankan keberhasilan ASI
menyusui

8. Berikan pengetahuan tentang gizi 8. Agar orangtua dapat


yang tepat untuk anak memberikan asupan
nutrisi yang tepat pada
anak dalam perawatan
mandiri
9. Ajarkan pasien/keluarga tentang 9. Agar orangtua dengan
makanan yang bergizi dan tidak ekonomi yang lemah juga
mahal dapat memenuhi nutrisi
anaknya secara tepat
10. Diskusikan dengan ahli nutrisi 10. Untuk mempercepat
tentang pemberian gizi yang tepat proses penyembuhan
anak
11. Pemasangan NGT 11. Mempermudah makanan
untuk masuk ke lambung
dikhususkan pada anak
yang merasa malas
makan
2 Kerusakan integritas Setalah a. kulit kembali 1. Anjurkan pada keluarga tentang 1. Mengurangi penekanan
halus, kenyal
kulit b.d perubahan dilakukan pentingnya merubah posisi pada kulit yang dapat
tindakan dan utuh. menyebabkan perlukaan
sesering mungkin.
nutrisi, dehidrasi. b. Integritas kulit
keperawatan 2. Mengurangi
yang baik bisa 2. Anjurkan keluarga lebih sering
... x 24 jam dipertahankan ( mengganti pakaian anak bila kelembapan pada
diharapkan sensasi, basah atau kotor dan kulit anak kulit
integritas elastisitas, tetap kering.
kulit temperature, 3. Sebagai tindakan
3. Kolaborasi dengan dokter untuk
kembali hidrasi, pengobatan bagi
pigmentasi) pengobatan lebih lanjut.
normal klien
c. Tidak ada
luka / lesi pada
kulit
d. Perfusi
jaringan baik
3 Kurang pengetahuan Setalah a. Keluarga 1. Jelaskan patofisiologi dari 1. Mempermudah dalam
b.d kurang informasi dilakukan pasien penyakit dan bagaimana hal ini memberikan penjelasan
tindakan
tentang kondisi, menyatakan berhubungan dengan anatomi dan pada klien
keperawatan
prognosis dan ... x 24 jam paham fisiologi, dengan cara yang tepat.
kebutuhan nutrisi diharapkan tentang 2. Gambarkan tanda dan gejala yang 2. Meningkatkan
pengetahuan
penyakit, biasa muncul pada penyakit, pengetahuan dan
keluarga
bertambah kondisi, dengan cara yang tepat mengurangi rasa cemas
prognosis, 3. Sediakan informasi pada pasien 3. Untuk meminimalkan
dan program tentang kondisi, dengan cara kekhawatiran yang tidak
pengobatan yang tepat perlu
b. Keluarga 4. Diskusikan perubahan gaya hidup 4. Mencegah keparahan
mampu yang mungkin diperlukan untuk penyakit
melaksanakan mencegah komplikasi dimasa
prosedur yang yang akan datang dan atau proses
dijelaskan pengontrolan penyakit.
secara benar 5. Diskusikan pilihan terapi atau 5. Memberikan gambaran
penanganan tentang pilihan terapi yang
c. Keluarga
bisa digunakan
mampu
menjelaskan
kembali apa
yang
dijelaskan
perawat atau
tim kesehatan
lainnya.

4 Gangguan Setalah a. Pertumbuhan 1. Ajarkan kepada orang tua tentang 1. Meningkatkan


dilakukan fisik (ukuran standar pertumbuhan fisik dan pengetahuan keluarga
pertumbuhan dan
tindakan antropometrik tugas-tugas perkembangan sesuai tentang keterlambatan
perkembangan b.d ) sesuai usia anak. pertumbuhan dan
keperawatan
standar usia. perkembangan anak.
asupan kalori dan ... x 24 jam b. Perkembanga 2. Lakukan pemberian makanan/ 2. Diet khusus untuk
protein yang tidak diharapkan n motorik, minuman sesuai program terapi pemulihan malnutrisi
klien akan bahasa dan diet pemulihan. diprogramkan secara
adekuat.
mencapai personal/sosia bertahap sesuai dengan
pertumbuhan l sesuai kebutuhan anak dan
dan standar usia. kemampuan toleransi
sistem pencernaan.
perkembanga
3. Lakukan pengukuran antropo- 3. Menilai perkembangan
n sesuai metrik secara berkala. masalah klien.
standar usia. 4. Lakukan stimulasi tingkat 4. Stimulasi diperlukan
perkembangan sesuai dengan usia untuk mengejar
klien. keterlambatan
perkembangan anak
dalam aspek motorik,
bahasa dan
personal/sosial.
5. Lakukan rujukan ke lembaga 5. Mempertahankan
pendukung stimulasi kesinambungan program
pertumbuhan dan perkembangan stimulasi pertumbuhan
(Puskesmas/Posyandu) dan perkembangan anak
dengan memberdayakan
sistem pendukung yang
ada.

5 Risiko infeksi Setalah a. Klien bebas 1. Mencuci tangan sebelum dan 1. Meningkatkan kebersihan
berhubungan dengan dilakukan dari tanda dan sesudah melakukan tindakan personal
tindakan
penurunan kondisi gejala infeksi. 2. Pastikan semua alat yang kontak 2. Mencegah terjadinya
keperawatan
tubuh yang lemah. ... x 24 jam b. Menunjukkan dengan pasien bersih/steril infeksi
diharapkan kemampuan 3. Meningkatkan
resiko 3. Instruksikan pekerja perawatan
untuk pengetahuan pada
terjadinya kesehatan dan keluarga dalam
infeksi dapat mencegah keluarga
prosedur control infeksi
dicegah timbulnya 4. Agar bakteri yang
4. Berikan antibiotik sesuai program
infeksi. beresiko menyebabkan
c. Jumlah infeksi berkurang
leukosit
dalam batas
normal.
DAFTAR PUSTAKA

Ingkik. 2016. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Anak PadaGangguan Gizi Buruk.
https://id.scribd.com/doc/315587277/Lp-Gizi-Buruk. Diakses pada tanggal 25
April 2019

Rama, Rahmani. 2015. Asuhan Keperawatan Gizi Buruk/ Kurang.


https://id.scribd.com/doc/267908131/ASKEP-GIZI-BURUK-docx. Diakses
pada tanggal 25 April 2019

Sodikin, 2013.Keperawatan Anak Gangguan Pencernaan. Jakarta: EGC.

Subagyo, Nanang Aracardia. 2016. Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gizi
Buruk (KEP). https://id.scribd.com/document/317275916/ASuhan-
Keperawatan-Gizi-Buruk. Diakses pada tanggal 25 April 2019

Anda mungkin juga menyukai