Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS


MENURUT IMOGENE M.KING

Dosen Pembimbing :

Di susun oleh kelompok 7 :

1.Heny Eka Setyarini (151702014)

2.Sindy Ika Ari Susanti (151702032)


D III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PEMKAB JOMBANG

2015/2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,kami
panjatkan pujadan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,hidayah,dan
inayah-Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MODEL
KEPERAWATAN KOMUNITAS MENURUT IMOGENE M.KNG”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas yaitu Ibu Monika Sawitri
S.Kep.Ns,M.Kep yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
serta manfaat bagi para pembaca.Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

JOMBANG, 16 OKTOBER 2016

PENYUSUN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan keperawatan


secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia
mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek
keperawatan. Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga
keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang kokoh.
Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan adalah riset keperawatan, karena
riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan
atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan serta
pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge).

Masalah yang muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun kerangka kerja
teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan diteliti, sehingga hasil penelitian akan kurang bermakna
dalam perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) dan akan
mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan.

Untuk menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan pada praktek keperawatan tertentu
dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka kerja teori/konsep dari suatu riset keperawatan, sangat
perlu terlebih dahulu dilakukan Theory Analysis. Pada dasarnya Theory Analysis mempunyai prosedur
antara lain origins, meaning, logical adequacy, usefulness, generalizability, parsimony dan testability
yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan, keterbatasan dan manfaat dari teori tersebut sehingga
dapat dipertimbangkan untuk tambahan pengujian atau validasi.

B. Rumusan Masalah
BAB II

PEMBAHASAN

A. RIWAYAT HIDUP IMOGENE M.KING

Imogene M. King lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West Point, Iowa. Karir keperawatan
Imogene dimulai pada tahun 1945 setelah lulus dari St John's Hospital School of Nursing, St
Louis, Missouri. Ia bekerja sebagai staf perawat medis bedah sambil kuliah di Bachelor of
Science dalam Keperawatan di St Louis University pada tahun 1948. Dia mengajarkan
keperawatan bedah kedokteran selama 10 tahun di St John's Hospital School of Nursing dan
menyelesaikan Master of Science dalam Keperawatan di St Louis University. Pada tahun 1959
Dr King melanjutkan pendidikan di Columbia University, New York, Dr Montag sebagai ketua,
dan mendapatkan Sgelar Dokter Pendidikan pada tahun 1961.

Dr King dikenal pada tahun 2005, dengan kepeloporannya dalam gerakan teori keperawatan.
Namun, pada 1960-an ia dikenal karena keahlian dalam kurikulum dan pengajaran. Dia ditunjuk
oleh fakultas di Universitas Loyola Chicago pada tahun 1961 dan memimpin sebuah komite
fakultas untuk mengembangkan kurikulum lulusan mengarah ke Master of Science dalam
Keperawatan. Pada saat yang sama, Dr King adalah anggota komite dari Illinois Nurses
Association untuk mengeksplorasi inisiasi Bachelor of Nursing di Chicago. Setelah lulus
program di keperawatan, King kemudian mempersiapkan Klinik Spesialis (konsep baru dalam
perawatan) bagi guru dan administrator untuk program sarjana Community College (. Sebuah
konsep yang cukup baru pada waktu itu), Dr King memiliki artikel berjudul Perawatan Teori:
Masalah dan Kemajuan dalam jurnal diedit oleh Dr Rogers. Dia juga menghabiskan dua tahun
dalam penelitian dalam pembagian Keperawatan, Biro tenaga kerja Kesehatan dan diangkat
sebagai kepala Komite Penasehat Wanita di Service.

Pada tahun 1972 ia kembali ke Loyola University of Chicago mengajar mahasiswa


pascasarjana dan menerbitkan teori tentang keperawatan: Sistem, Konsep, Proses (1981). Dia
berpartisipasi dalam konferensi teori nasional dan internasional dan terus mempublikasikan
berbagai teorinya dalam jurnal. Proses transaksi dalam teori pencapaian tujuan mengarah pada
hasil yang memberikan latihan berbasis bukti di abad 21.

Dr King adalah anggota aktif dari ANA selama lebih dari 50 tahun asosiasi di Kabupaten dan
Negara. Ia menjabat pada banyak komite dan menerima banyak penghargaan di tingkat negara
bagian, lokal dan nasional dan yang terakhir adalah Florida Nurses Association Hall of Fame
(2003) dan American Nurses Association Hall of Fame (2004). Saat pensiun, ia tetap aktif dalam
organisasi profesi, kuliah tamu dan publikasi.

Sepanjang karirnya, ia juga aktif dalam olahraga sebagai pengamat basket dan permainan
sepak bola dan sebagai peserta aktif dalam tenis dan golf, dan ia terus bermain di liga Perempuan
di Florida. Ia sangat menyukai seni dan setelah bertahun-tahun, ia menghabiskan hidupnya
dengan melukis pemandangan - pemandangan yang indah.
B. TEORI KEPERAWATAN IMOGENE M.KING

1. Theory of goal attainment ( Teori pencapaian tujuan )

King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku
terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa konferensi serta
alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi
yang terkumpul tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja
konseptual (Conceptual Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi kerangka kerja
konseptual (Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini
sebagai suatu pencapaian tujuan.

King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia
seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan
lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan
lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan kelompok dalam
memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) terdiri dari tiga
sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting Systems, meliputi: Personal systems
(individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri,
organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll). Asumsi dasar King tentang manusia
seutuhnya (Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi
kegiatan dan orientasi pada waktu.

Dari keyakinanannya tentang human being ini,King telah menderivat asumsi tersebut lebih
spesifik terhadap interaksi perawat-klien :

1. Persepsi dari perawat dank klien mempengaruhi proses interaksi.


2. Tujuan,kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dank klien mempengaruhi proses
interaksi.
3. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
4. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan hal
tersebut mempengaruhi kehidupan dan kesehatan mereka serta pelayanan masyarakat.
5. Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi
sehingga membantu individu dalam membuat keputusan tentang pelayanan
kesehatannya.
6. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.
7. Tujuan dari professional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan
dapat berbeda.

Human Being mempunyai tiga dasar kebutuhan kesehatan yang fundamental :

1. Kebutuhan terhadap infomasi kesehatan dan dapat dipergunakan saat dibutuhkan.


2. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan bertujuan untuk mencegah penyakit.
3. Kebutuhan terhdap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan ketika individu tidak
mampu untuk membantu dirinya sendiri.
Perawat dalam posisinya, membantu: apa yang mereka ketahui, apa yang mereka pikirkan, bagaimana
mereka merasakan dan bagaimana mereka melakukan kegiatan untuk memelihara kesehatannya.

Berdasarkan kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar tentang human
being, King menderivatnya menjadi teori Pencapaian Tujuan (Theory of Goal Attainment). Elemen utama
dari teori pencapaian tujuan adalah interpersonal systems, dimana dua orang (perawat-klien) yang tidak
saling mengenal berada bersama-sama di organisasi pelayanan kesehatan untuk membantu dan dibantu
dalam mempertahankan status kesehatan sesuai dengan fungsi dan perannya. Dalam interpersonal
systems perawat-klien berinteraksi dalam suatu area (space). Menurut King intensitas dari interpersonal
systems sangat menentukan dalam menetapkan dan pencapaian tujuan keperawatan. Dalam interaksi
tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama, dimana konsep-
konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan, meliputi:

1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi dan komunikasi
antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan lingkungan yang
dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.

2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan dengan
pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan latarbelakang pendidikan.

3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang
lain secara langsung maupun tidak langsung.

4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu dalam pencapaian
tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan
lingkungannya.

5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam sistem
sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan kewajiban sesuai dengan posisinya. Jika terjadi konflik dan
kebingungan peran maka akan mengurangi efektifitas pelayanan keperawatan.

6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia dengan
lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan informasi antara manusia dengan
lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.

7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu. Tumbuh kembang
mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang kondusif untuk membantu individu mencapai
kematangan.

8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan datang. Waktu adalah
perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap
manusia.

9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah area dimana terjadi
interaksi antara perawat dengan klien.
2. Analisa teori

Tahapan prosedur analisa teori:

a. Sumber Teori (Origins).

Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dimulai
pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia” (General Concepts of
Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan literatur. Pada tahun
1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan”
Conceptual (Framework for Nursing). Selanjutnya pada tahun 1968-1972 King menyimpulkan teori
keperawatan sebagai berikut:

1) Gambaran yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk mengembangkan
keperawatan.

2) Pada periode ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah individual dan professional tetapi
keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun 1980-1981 mempublikasikan teori keperawatannya
“sebagai suatu sistem, konsep dan proses”.

Pada suatu pertemuan King mengatakan “teori sistem dari ilmu perilaku mendukung pengembangan
interaksi yang dinamis”. King megidentifikasi sistem yang dinamis dalam tiga sistem interaksi: personal
systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri,
organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll) yang disebut dengan Dynamic Interacting Systems.
Hal ini timbul dari asumsi dasar King bahwa jika tujuan keperawatan concern terhadap pencapaian
tujuan dari setiap individu dan kelompok serta suatu alasan yang dapat diterima, berarti hal ini
merupakan suatu sistem yang terbuka dan pada akhirnya kerangka kerja konseptual harus diorganisir
untuk menggabungkan ide-ide. Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses
interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem
yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal Attainment). Konsep utama dari teori Goal
Attainment meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu
dan ruang (Marriner,A. 1986). Teori King merupakan model teori induktif yang memformulasikan
teorinya melalui studi leteratur, diskusi, penelitian dan lain-lain.

b. Makna (Meaning).

King mendefenisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan
dapat diaati dalam praktek keperawatan. Teori ini membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan
(Body of Knmowledge), yang diperkuat oleh dua metode:

1) Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset.

2) Prosedur lain dapat juga dengan menelusuri ulang dan dapat diteliti dengan pengembangan
sembilan konsep utama teori Goal Attainment.
Manfaat dari teori ini adalah:

1) Mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan.

2) Dapat dijadikan sebagai rujukan dala oleh memperbaiki praktek keperawatan.

3) Konsep teori ini dapat dimanfaatkan pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk
menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang sepesifik.
Sebagai pendekatan untuk menyeleksi dan memilih konsep yang dijadikan dasar praktek keperawatan
profesional.
Keterkaitan dari beberapa pernyataan King dan konsepnya.

4) Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten.

5) Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu teori.

c. Kecukupan Logis (Logical Adeguacy)

Konsep teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial,
ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka dan dinamis. Teori ini cukup adekuat dan logis karena
beberapa konsep yang ada didukung oleh beberapa riset.

d. Manfaat (Usefulness).

Banyak riset dan studi yang mendukung teori ini berpusat pada aspek teknis perawatan klien dan
system pelayanan keperawatan. Walaupun teorinya bersifat abstrak dan tidak dapat segera
diaplikasikan secara konkrit pada praktek keperawatan dan program pendidikan keperawatan, namun
bila berkenaan dengan situasi nyata maka teori ini harus terlebih dahulu didefenisikan, diidentifikasi dan
diuraikan baru dapat diaplikasikan.

Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus mempunyai
pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan
memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi
aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan. Teori ini merupakan hasil riset dan dapat
dikembangkan kembali melalui riset, sehingga teori ini masuk dalam desain kurikulum pendidikan
keperawatan.

e. Generalisasi (Generalizability).

Teori pencapaian tujuan dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar
phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mempunyai keterbatasan khususnya penerapan
pada keperawatan klien yang tidak mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya: Klien koma, bayi
baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri.
f. Parsimony.

Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudah dan dapat dipahami
meskipun cukup komplek dan defenisi yang dikemukakan cukup jelas.

g. Testability.

Teori ini dapat memprediksi suatu kejadian/phenomena dalam keperawatan melalui penetapan
hypothesis dalam penelitian.

C. Model Kerangka Konsep Imogene M. King Dalam Keperawatan Komunitas

1. Kerangka Konsep Imogene M. King


Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan
interest yang
sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu
lokasi yang
sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama
dimana
mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama
Menurut Imogene M King komunitas merupakan suatu system dari
subsistem
sub sistem komunitas merupakan sistem terbuka dimana terjadi hubungan
Timbal balik
antara keluarga dengan komunitas, yang sekaligus sebagai umpan
balik. Adanya
Tujuan perawat adalah untuk membantu individu menjaga atau mendapatkan
kembali
kesehatan. Ranah keperawatan adalah mempromosikan, memelihara,
memulihkan
kesehatan dan merawat orang sakit, terluka atau sekarat. Fungsi perawat
profesional
adalah untuk menafsirkan informasi secara mendalam, yang biasa dikenal
sebagai proses
keperawatan, untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan
keperawatan
bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
King menyatakan bahwa perhatian keperawatan adalah membantu orang
berinteraksi
dengan lingkungan mereka dengan cara yang akan mendukung pemeliharaan
kesehatan
dan pertumbuhan menuju pemenuhan diri. King mengemukakan
dalam kerangka

konsepnya, hampir setiap konsep yang dimiliki oleh perawat dapat digunakan
dalam
asuhan keperawatan.

a. Sistem Personal

Menurut king setiap individu adalh system personal (system


terbuka). Untuk system personal konsep yang relevan adalah
persepsi, diri, peretumbuhan dan perkembangan, citra tubuh, dan
waktu

1) Persepsi

Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek, orang dan


kejadian- kejadian. Persepsi berbeda dari satu orang dan orang lain
dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar belakang,
pengetauhan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah
universal atau dialami oleh semua, selekltif untuk semua orang,
subjektif atau personal.

2) Diri

Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan
orang lain. Diri adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”.
Karakteristik diri adalah individu yang dinamis, system terbuka dan
orientasi pada tujuan.

3) Pertumbuhan dan perkembangan

Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku


manusia. Perubah ini biasnya terjadi dengan cara yang tertib, dan
dapat diprediksiakan walaupun individu itu berfariasi, dan
sumbangan fungsi genetic, pengalam yang berarti dan memuaskan.
Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh
kehidupan seseorang dimana dia bergerak dari potensial untuk
mencapai aktualisasi diri.

4) Citra tubuh

King mendefinisikan citra diri yaitu bagaimana orang merasakan


tubuhnya dan reaksi-reaksi lain untuk penampilanya.
5) Ruang

Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep ruang,


personal atau subjektif, individual, situasional, dan tergantung
dengan hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu, transaksional,
atau berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi. Definisi
secara operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua
arah, didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan
perilaku oran yang menempatinya.

6) Waktu

King mendefisikan waktu sebagai lama antra satu kejadian dengan


kejadian yang lain merupakan pengalaman unik setiap orang dan
hubungan antara satu kejadian dengan kejadian yang lain

b. Sistem Interpersonal

King mengemukakan system interpersonal terbentuk oleh interkasi


antra manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang
disebut TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang
relefan dengan system interpersonal adalah interkasi, komunikasi,
transaksi, peran dan stress.

1) Interaksi

Interaksi didefinisak sebagai tingkah laku yang dapat diobserfasi oleh


dua orang atau lebih didalam hubungan timbal balik.

2) Komunikasi

King mendefinisikan komunikasi sebagai proses diman informasi


yang diberikan dari satu orang keorang lain baik langsung maupun
tidak langsung, misalnya melalui telpon, televisi atau tulisan kata. ciri-
ciri komunikasi adalah verbal,non verbal, situasional, perceptual,
transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu,
personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan
maupun tertulis dalam menyampaikan ide- ide satu orang keorang
lain.

Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan.


Aspek lain dari perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah,
penampilan fisik dan gerakan tubuh.

3) Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai
realitas personal berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-
spatial, mereka mempunyai pengalaman atau rangkaian-rangkaian
kejadian dalam waktu.

4) Peran

Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada


suatu saat sebagai pemberi dan disat yang lain sebagai penerima ada
3 elemen utama peran yaitu, peran berisi set perilaku yang di
harapkan pada orang yang menduduki posisi di social system, set
prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang
berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara
2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.

5) Stress

Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis


dimanapun manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk
memelihara keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan
perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara
seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress
adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan system terbuka yang
terus-menerus terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya
berfariasi, ada diemnsi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh
pengalaman lalu, individual, personal, dan subjektif.

c. Sistem Sosial

King mendefinisikan system social sebagai system pembatas peran


organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk
memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktk-
praktek dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan
system social adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan
pengambilan keputusan.

1) Organisasi

Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas


yang berhubungan dengan pengaturan formal dan informal
seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau
organisasi.

2) Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu
aktif, proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang,
persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi, validasi
dan penerimaan posisi di dalam organisasi berhubungan dengan
wewenang.

3) Kekuasaan

Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan


personal, esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber
dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan.

4) Pembuatan keputusan

Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur


setiap kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual,
personal, subjektif, situasional, proses yang terus menerus, dan
berorientasi pada tujuan.

5) Status

Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dapat diubah.


King mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam
kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain
di dalam organisasi dan mengenali bahwa status berhubungan
dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.

2. Model konsep keperawatan king

King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan


menggunakan pendekatan system terbuka dalam hubunagn interaksi
yang konstan dengan lingkunagan, sehingga King mengemukakan
dalm model konsep interaksi.

Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep


kerjanya yang meliputi adanya system personal, system interpersonal
dan system social yang saling berhuabungan satu dengan yang lain.

Manusia memiliki 3 kebutuhan dasar yaitu kebutuhan terhadap


informasi, kesehatan, kebutuhan terhadap pencegahan penyakit dan
kebutuhan terhadap perawatan ketika sakit. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang
terdiri dari komponen yang dapat digambarkan dibawah ini :

Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa konsep


hubungan manusia menurut King terdiri dari :
a. Aksi merupakan proses awal hubungan 2 individu dalam
berprilaku, dalam memahami atau mengenali kindisi yang ada dalam
keperawatan dengan digambarkan hubungan keperawatan dan klien
melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.

b. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat dari


adanya aksi dan merupakan respon dari individu.

c. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling


mempengaruhi antara perawat dan klien yang terwujud dalam
komunikasi

d. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dank lien


terjadi suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang
akan dilakukan.

3. Asumsi King

King mengasumsikan model konsep dan teori keperawatan secara


eksplisit maupun imlisit. Asumsi eksplisit meliputi :

a. fokus sentral dari keperawan adalah interaksi dari manusia dan


lingkunganya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia

individu adalah social, mengirim, rasional, reaksi, penerimaan,


control, berorientasi pada kegiatan waktu.

proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan


nilai klien serta perawat.

Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan


informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan yng
mempengaruhi kehidupanya, kesehatan, dan pelayanan komunitas
dan menerima atau menolak keperawatan.

tanggung jawab dari anggota tim keehtan adalah memberikan


informasi kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk
membantu mereka membuat atau mengambil keputusan.

tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan


mungkin tidak sama.

Sedangakan asumsi implisit meliputi :

a. Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses


keperawatan.
b. Pasien sadar, aktif, dadn secara kognitif mampu berpartisipasi
dalam pembuatan atau pengambilan keputusan.

c. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya


sendiri.

d. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak


pelayanan kesehatan

4. Pandangan King Terhadap Keperawatan

a. Konsep Manusia

King memandang manusia sebagai suatu system terbuka yang


berinteraksi dengan lingkungan yang memungkinkan benda, energi,
dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka
konsepnya meliputi tiga system interksi yang dinamis sebagai
individu disebut sebagai system personal, ketika individu ini bersatu
dalam kelompok disebut system interpersonal. System social tercipta
ketika kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama
dalam satu komunitas atau masyarakat.

b. Konsep Lingkungan

Menurut king lingkingan adalah system social yang ada dalam


masyarakat yang saling berinteraksi dengan system lainya secara
terbuka. Lingkungan merupakan suatu system terbuka yang
menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi dengan
keberadaan manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan
lingkungan internal dengan penukaran energi yang diatur secara
terus menerus terhadap perubahan lingkungan eksternal.

c. Konsep Sehat

King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang


dinamis, yang secara berkelanjutan melakukan penyesuain terhadap
stressor internal dan eksternal melewati rentang sehat sakit, dengan
menggunakan sumber- sumber yang dimiliki oleh seseorang atau
individu untuk mencapai kehidupan sehari- sehari yamg maksimal.

d. Konsep Keperawatan

King menyampaikan pola intervensi keperawatanya adalh proses


interaksi klien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang
menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan
dengan maksud tercapinya suatu persetujuan dan membuat
transaksi.
Berdasarkan model konsep dan teori keperawatan king dapat
disimpulkan bahwa konsep keperawatan menurut king adalah
sebagai proses aksi, reaksi, dan interaksi perawat dan klien yang
secara bersama-sama memberikan informasi tentang persepsi
mereka dalam suatu situasi keperawatan dan sebagai proses interaksi
humanis antara perawat dan klien yang masing- masing merasakan
situasi dan kondisi yang berlainan, dan melalui komunikasi mereka
menentukan tujuan, mengeksplorasi maksud, dan menyetujui
maksud untuk mencapai tujuan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan


derivat dari kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan
asumsi dasar King tentang Human Being. Teori pencapaian tujuan
(Theory of Goal Attainment) berfokus pada interpersonal systems.
Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai
proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat
dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi
pada pencapaian tujuan dengan sembilan konsep utama, yaitu:
interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh
kembang, waktu dan ruang.

Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan


dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Manfaat
dari teori ini adalah: mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu
pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan
dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat
dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk
menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi
keperawatan yang spesifik. Beberapa penjelasan konsep cukup
konsisten, Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas
dalam membentuk suatu teori. Teori ini dapat menyesuaikan pada
setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik.

Selain dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, teori ini dapat


dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar
phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mempunyai
keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan klien yang
tidak mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya: Klien koma,
bayi baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri. Perawat-perawat yang
ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus
mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori
pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan
untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil
mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan
keputusan.

DAFTAR PUSTAKA

 Burn, N. B. & Grove, S. K. (1996). The practice of nursing


research; Conduct, critigue and utilization, Second Edition,
Philadelphia; W.B. Saunders. Co.

 Chinn, P. L. & Kramer, M. K. (1995). Theory and nursing a


systematic approach, Fourth Edition, St. Louis; Mosby-Year
Book, Inc.
 Kozier, B. Et al. (1995). Fundamentals of nursing; concepts,
process, and practice. Fifth Edition, California; Addison
Wesley.
 George, J. B. (1995). Nursing theories; The base for
professional practice, 4 th Ed, Connecticut; Appleton &
Lange.
 Marriner, A. (1986). Nursing theorists and their work, St.
Louis, Missouri; C.V. Mosby Company.
 Fitzpatrick, JJ., & Whall, AL ; 1989. Conceptual models of
nursing : analysis and application. Norwalk : Appleton and
Lange..
 Hidayat, Aziz Alimul, 2004. Pengantar konsep Dasar
keperawatan. Jakara: Salemba Medika
 Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental
keperawatan : Konsep, Proses, dan praktik Edisi 4. Jakarta :
EGC.

Anda mungkin juga menyukai