Dosen Pembimbing :
2015/2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,kami
panjatkan pujadan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,hidayah,dan
inayah-Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MODEL
KEPERAWATAN KOMUNITAS MENURUT IMOGENE M.KNG”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas yaitu Ibu Monika Sawitri
S.Kep.Ns,M.Kep yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
serta manfaat bagi para pembaca.Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah yang muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun kerangka kerja
teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan diteliti, sehingga hasil penelitian akan kurang bermakna
dalam perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) dan akan
mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan.
Untuk menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan pada praktek keperawatan tertentu
dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka kerja teori/konsep dari suatu riset keperawatan, sangat
perlu terlebih dahulu dilakukan Theory Analysis. Pada dasarnya Theory Analysis mempunyai prosedur
antara lain origins, meaning, logical adequacy, usefulness, generalizability, parsimony dan testability
yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan, keterbatasan dan manfaat dari teori tersebut sehingga
dapat dipertimbangkan untuk tambahan pengujian atau validasi.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Imogene M. King lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West Point, Iowa. Karir keperawatan
Imogene dimulai pada tahun 1945 setelah lulus dari St John's Hospital School of Nursing, St
Louis, Missouri. Ia bekerja sebagai staf perawat medis bedah sambil kuliah di Bachelor of
Science dalam Keperawatan di St Louis University pada tahun 1948. Dia mengajarkan
keperawatan bedah kedokteran selama 10 tahun di St John's Hospital School of Nursing dan
menyelesaikan Master of Science dalam Keperawatan di St Louis University. Pada tahun 1959
Dr King melanjutkan pendidikan di Columbia University, New York, Dr Montag sebagai ketua,
dan mendapatkan Sgelar Dokter Pendidikan pada tahun 1961.
Dr King dikenal pada tahun 2005, dengan kepeloporannya dalam gerakan teori keperawatan.
Namun, pada 1960-an ia dikenal karena keahlian dalam kurikulum dan pengajaran. Dia ditunjuk
oleh fakultas di Universitas Loyola Chicago pada tahun 1961 dan memimpin sebuah komite
fakultas untuk mengembangkan kurikulum lulusan mengarah ke Master of Science dalam
Keperawatan. Pada saat yang sama, Dr King adalah anggota komite dari Illinois Nurses
Association untuk mengeksplorasi inisiasi Bachelor of Nursing di Chicago. Setelah lulus
program di keperawatan, King kemudian mempersiapkan Klinik Spesialis (konsep baru dalam
perawatan) bagi guru dan administrator untuk program sarjana Community College (. Sebuah
konsep yang cukup baru pada waktu itu), Dr King memiliki artikel berjudul Perawatan Teori:
Masalah dan Kemajuan dalam jurnal diedit oleh Dr Rogers. Dia juga menghabiskan dua tahun
dalam penelitian dalam pembagian Keperawatan, Biro tenaga kerja Kesehatan dan diangkat
sebagai kepala Komite Penasehat Wanita di Service.
Dr King adalah anggota aktif dari ANA selama lebih dari 50 tahun asosiasi di Kabupaten dan
Negara. Ia menjabat pada banyak komite dan menerima banyak penghargaan di tingkat negara
bagian, lokal dan nasional dan yang terakhir adalah Florida Nurses Association Hall of Fame
(2003) dan American Nurses Association Hall of Fame (2004). Saat pensiun, ia tetap aktif dalam
organisasi profesi, kuliah tamu dan publikasi.
Sepanjang karirnya, ia juga aktif dalam olahraga sebagai pengamat basket dan permainan
sepak bola dan sebagai peserta aktif dalam tenis dan golf, dan ia terus bermain di liga Perempuan
di Florida. Ia sangat menyukai seni dan setelah bertahun-tahun, ia menghabiskan hidupnya
dengan melukis pemandangan - pemandangan yang indah.
B. TEORI KEPERAWATAN IMOGENE M.KING
King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku
terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa konferensi serta
alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi
yang terkumpul tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja
konseptual (Conceptual Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi kerangka kerja
konseptual (Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini
sebagai suatu pencapaian tujuan.
King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia
seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan
lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan
lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan kelompok dalam
memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) terdiri dari tiga
sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting Systems, meliputi: Personal systems
(individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri,
organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll). Asumsi dasar King tentang manusia
seutuhnya (Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi
kegiatan dan orientasi pada waktu.
Dari keyakinanannya tentang human being ini,King telah menderivat asumsi tersebut lebih
spesifik terhadap interaksi perawat-klien :
Berdasarkan kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar tentang human
being, King menderivatnya menjadi teori Pencapaian Tujuan (Theory of Goal Attainment). Elemen utama
dari teori pencapaian tujuan adalah interpersonal systems, dimana dua orang (perawat-klien) yang tidak
saling mengenal berada bersama-sama di organisasi pelayanan kesehatan untuk membantu dan dibantu
dalam mempertahankan status kesehatan sesuai dengan fungsi dan perannya. Dalam interpersonal
systems perawat-klien berinteraksi dalam suatu area (space). Menurut King intensitas dari interpersonal
systems sangat menentukan dalam menetapkan dan pencapaian tujuan keperawatan. Dalam interaksi
tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama, dimana konsep-
konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan, meliputi:
1. Interaksi, King mendefenisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsi dan komunikasi
antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan lingkungan yang
dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.
2. Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan dengan
pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan latarbelakang pendidikan.
3. Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang
lain secara langsung maupun tidak langsung.
4. Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentu dalam pencapaian
tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan
lingkungannya.
5. Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam sistem
sosial. Tolok ukurnya adalah hak dan kewajiban sesuai dengan posisinya. Jika terjadi konflik dan
kebingungan peran maka akan mengurangi efektifitas pelayanan keperawatan.
6. Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia dengan
lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan informasi antara manusia dengan
lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
7. Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu. Tumbuh kembang
mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang kondusif untuk membantu individu mencapai
kematangan.
8. Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akan datang. Waktu adalah
perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap
manusia.
9. Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah area dimana terjadi
interaksi antara perawat dengan klien.
2. Analisa teori
Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dimulai
pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia” (General Concepts of
Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan literatur. Pada tahun
1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan”
Conceptual (Framework for Nursing). Selanjutnya pada tahun 1968-1972 King menyimpulkan teori
keperawatan sebagai berikut:
1) Gambaran yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk mengembangkan
keperawatan.
2) Pada periode ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah individual dan professional tetapi
keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun 1980-1981 mempublikasikan teori keperawatannya
“sebagai suatu sistem, konsep dan proses”.
Pada suatu pertemuan King mengatakan “teori sistem dari ilmu perilaku mendukung pengembangan
interaksi yang dinamis”. King megidentifikasi sistem yang dinamis dalam tiga sistem interaksi: personal
systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri,
organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll) yang disebut dengan Dynamic Interacting Systems.
Hal ini timbul dari asumsi dasar King bahwa jika tujuan keperawatan concern terhadap pencapaian
tujuan dari setiap individu dan kelompok serta suatu alasan yang dapat diterima, berarti hal ini
merupakan suatu sistem yang terbuka dan pada akhirnya kerangka kerja konseptual harus diorganisir
untuk menggabungkan ide-ide. Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses
interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem
yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal Attainment). Konsep utama dari teori Goal
Attainment meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu
dan ruang (Marriner,A. 1986). Teori King merupakan model teori induktif yang memformulasikan
teorinya melalui studi leteratur, diskusi, penelitian dan lain-lain.
b. Makna (Meaning).
King mendefenisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan
dapat diaati dalam praktek keperawatan. Teori ini membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan
(Body of Knmowledge), yang diperkuat oleh dua metode:
2) Prosedur lain dapat juga dengan menelusuri ulang dan dapat diteliti dengan pengembangan
sembilan konsep utama teori Goal Attainment.
Manfaat dari teori ini adalah:
3) Konsep teori ini dapat dimanfaatkan pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk
menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang sepesifik.
Sebagai pendekatan untuk menyeleksi dan memilih konsep yang dijadikan dasar praktek keperawatan
profesional.
Keterkaitan dari beberapa pernyataan King dan konsepnya.
5) Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu teori.
Konsep teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial,
ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka dan dinamis. Teori ini cukup adekuat dan logis karena
beberapa konsep yang ada didukung oleh beberapa riset.
d. Manfaat (Usefulness).
Banyak riset dan studi yang mendukung teori ini berpusat pada aspek teknis perawatan klien dan
system pelayanan keperawatan. Walaupun teorinya bersifat abstrak dan tidak dapat segera
diaplikasikan secara konkrit pada praktek keperawatan dan program pendidikan keperawatan, namun
bila berkenaan dengan situasi nyata maka teori ini harus terlebih dahulu didefenisikan, diidentifikasi dan
diuraikan baru dapat diaplikasikan.
Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus mempunyai
pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan
memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi
aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan. Teori ini merupakan hasil riset dan dapat
dikembangkan kembali melalui riset, sehingga teori ini masuk dalam desain kurikulum pendidikan
keperawatan.
e. Generalisasi (Generalizability).
Teori pencapaian tujuan dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar
phenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mempunyai keterbatasan khususnya penerapan
pada keperawatan klien yang tidak mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya: Klien koma, bayi
baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri.
f. Parsimony.
Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudah dan dapat dipahami
meskipun cukup komplek dan defenisi yang dikemukakan cukup jelas.
g. Testability.
Teori ini dapat memprediksi suatu kejadian/phenomena dalam keperawatan melalui penetapan
hypothesis dalam penelitian.
konsepnya, hampir setiap konsep yang dimiliki oleh perawat dapat digunakan
dalam
asuhan keperawatan.
a. Sistem Personal
1) Persepsi
2) Diri
Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-benda dan
orang lain. Diri adalah individu atau bila seseorang berkata “AKU”.
Karakteristik diri adalah individu yang dinamis, system terbuka dan
orientasi pada tujuan.
4) Citra tubuh
6) Waktu
b. Sistem Interpersonal
1) Interaksi
2) Komunikasi
3) Transaksi
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai
realitas personal berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-
spatial, mereka mempunyai pengalaman atau rangkaian-rangkaian
kejadian dalam waktu.
4) Peran
5) Stress
c. Sistem Sosial
1) Organisasi
2) Otoritas
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu
aktif, proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang,
persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi, validasi
dan penerimaan posisi di dalam organisasi berhubungan dengan
wewenang.
3) Kekuasaan
4) Pembuatan keputusan
5) Status
3. Asumsi King
a. Konsep Manusia
b. Konsep Lingkungan
c. Konsep Sehat
d. Konsep Keperawatan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA