Pembimbing :
Sumijatun
Disusun oleh :
Fika Alifiana (226080189)
Adhitya Wardhana (226080012)
Uci Carina Anasthasia (226080016)
Muhammad Syarif (226080093)
Stefanus Kukuh Halomoan (226080122)
Lisbet Juni V Marpaung (226080207)
Seperti profesi dibidang kesehatan lainnya, perawat juga memiliki peran dan fungsi perawat yang
telah diatur sesuai dengan batasan pelayanan kesehatan. Perawat adalah orang yang memiliki
kemampuan dan kewenangan melakukan Tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dipunyai
dan diperoleh melalui Pendidikan keperawatan. pengertian perawat merujuk pada posisinya
sebagai bagian dari tenaga Kesehatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
professional. Terlepas dari tempatnya bekerja, apakah di klinik, puskesmas, hingga rumah sakit
sekalipun, setiap perawat perlu memahami dan menerapkan peran dan tugasnya ini dengan baik
dan benar. Pada akhirnya, peran dan fungsi perawat ini akan menjadi pedoman bagi masyarakat
umum maupun bagi para perawat dan calon perawat. Bahwasanya dalam hal ini, perawat pada
dasarnya memegang peranan dan fungsi penting dalam memberikan kualitas pelayanan kesehatan
terbaik untuk setiap masyarakat.
A. Peran Perawat
Sebagaimana yang tercantum dalam Konsorsium Ilmu Keperawatan (1989), ada 7 peran penting
perawat yang perlu diketahui yakni sebagai berikut.
1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, dimana perawat dalam hal ini berperan dalam
menyesuaikan pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan tetap memperhatikan
kebutuhan dasar manusia.
2. Sebagai advokat pasien, di mana perawat dalam hal ini akan membantu proses komunikasi
dan pemberian informasi yang layak di antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan
lainnya. Perawat juga akan membantu pasien dan keluarga mendapatkan hak-haknya.
3. Sebagai edukator, di mana perawat dalam hal ini akan memberikan pengetahuan mengenai
kesehatan, gejala, hingga tindakan yang perlu diambil untuk menambah perilaku hidup
sehat pada pasien.
4. Sebagai koordinator, di mana perawat akan mengoordinasikan pelayanan kesehatan yang
terbaik untuk pasien.
5. Sebagai kolaborator, di mana perawat akan dapat mengolaborasikan berbagai tindakan
yang perlu diambil untuk dapat memberikan pelayanan terbaik pada pasien, dengan para
tenaga kesehatan lainnya.
6. Sebagai konsultan, di mana perawat dalam hal ini akan memberikan penjelasan terbaik
mengenai berbagai informasi yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada pasien.
7. Sebagai pembaharu, yang akan melakukan perencanaan, kolaborasi, serta perubahan yang
sistematis demi mencapai tujuan pemberian pelayanan keperawatan yang terbaik untuk
pasien.
Perawat manager adalah perawat yang bertanggung jawab untuk suatu unit di Rumah Sakit,
Puskesmas atau Klinik. Perawat manager bertanggungjawab dalam perencanaan perawatan pasien,
peningkatan kualitas, penetapan tujuan dan penganggaran. Perawat manajer juga menyusun jadwal
dan penugasan staf, menevaluasi kinerja, pengembangan professional dan penyediaan peluang
peningkatan pendidikan dan karir yang berkelanjutan, sehingga perawat manajer wajib untuk
memastikan staf melaksanakan semua tugas dengan penuh tanggungjawab serta memastikan
semuanya berfungsi seperti mesin yang diminyaki dengan baik.
1. Menentukan sasaran
2. Menentukan tugas dan target yang harus diselesaikan
3. Memimpin segala kegiatan yang dilakukan demi tercapainya tujuan
4. Memastikan tercapainya perencanaan yang diinginkan
5. Mengorganisir seluruh tahapan yang harus dilakukan
6. Menentukan tujuan, alur pekerjaan, dan standar yang berkaitan
7. Memimpin dan mengawasi pelaksanaan tugas
8. Mengoordinasikan fungsi-fungsi manajemen
9. Memotivasi dan mengembangkan kuantitas dan kualitas pekerjaan
10. Menentukan ukuran atau standar yang baik untuk pelaksanaan tugas
Sebaliknya, seorang pemimpin berfokus pada hubungan interpersonal dengan kontak penting
lainnya di perusahaan lain. Seorang pemimpin mendasarkan keputusannya pada laporan dari
kepala departemen untuk menilai keseluruhan situasi perusahaan, dan strategi masa depan.
Seorang pemimpin dianggap sebagai “inovator tak kenal takut” karena dia menantang status
quo dan tidak takut mengambil risiko tinggi untuk mencari penghargaan tinggi, bagi
pelanggan, karyawan dan pemegang saham.
Menurut Anderson (dalam Suharnan, 2005) ada dua aspek penting di dalam kemampuan
menyelesaikan masalah, yaitu :
1. Sikap
a. Berpikir positif tentang masalah yang dihadapi, yaitu mencari sumber masalah dan
menentukan alternatif penyelesaian yang tepat.
b. Berpikir positif tentang kecakapan diri untuk menyelesaikan masalah, yaitu melihat diri
sebagai seorang yang bisa dan mampu menyelesaikan masalah dengan mengenali sumber-
sumber kekuatan yang ada pada diri sendiri dan mencari sumber-sumber eksternal yang
sekiranya dapat membantu dalam menyelesaikan masalah.
c. Berpikir secara sistematis, yaitu menyelesaikan masalah dengan penuh kesadaran melalui
tahap-tahap yang telah direncanakan agar diperoleh kesimpulan.
2. Tindakan
a. Merumuskan masalah, yaitu menentukan ruang lingkup masalah, memahami pokok masalah
dan mampu menyatakan situasi sekarang dan situasi yang diharapkan dengan jelas.
b. Mencari dan mengumpulkan fakta, yaitu menentukan sumber-sumber fakta dan mendapatkan
cukup fakta serta memikirkan secara teliti mengenai setiap fakta yang dikumpulkan.
c. Menemukan gagasan (ide), yaitu mencari dan menemukan banyak gagasan dengan satu
gagasan yang luar biasa, menghindari penilaian negatif 14 terhadap gagasan tersebut,
memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang bersifat umum menuju pada kemungkinan
yang lebih khusus.
d. Memilih gagasan terbaik dan melaksanakannya, yaitu memilih satu gagasan terbaik diantara
gagasan-gagasan yang dihasilkan dan mempertimbangkan semua kriteria penting untuk
mengevaluasi gagasangagasan dan semua kejadian penting yang dapat mempengaruhi nilai
atau kegunaan gagasan-gagasan itu, dan melaksanakan gagasan tersebut. Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek kemampuan menyelesaikan
masalah adalah sikap dan tindakan yang meliputi berfikir positif terhadap masalah, berfikir
positif terhadap kemampuan menyelesaikan masalah, berfikir secara sistematis, merumuskan
masalah, mencari dan mengumpulkan fakta, menemukan gagasan (ide), memilih gagasan
terbaik dan melaksanakannya.
1. Langsung (directive)
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang cepat, dimana orang yang memiliki karakter ini
tidak ingin membuang waktu berlama-lama dalam melakukan analisis pilihan yang ada dan
segera mengambil tindakan yang runtut. Pengambilan keputusan didasarkan kepada
pengalaman, sehingga akan sangat mudah menghadapi situasi yang berulang, tetapi
cenderung mengalami kesulitan dalam menentukan keputusan untuk situasi baru yang belum
pernah dihadapi. Umumnya mereka tidak terlalu tertarik untuk mendengarkan masukan orang
lain terutama yang memiliki pandangan berbeda. Bagi seseorang dengan gaya seperti ini,
mengambil keputusan yang tepat lebih baik dibanding mengikuti pendapat orang lain.
Tips yang perlu diperhatikan:
2. Analitis (analytic)
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang sangat berhati-hati, dan khawatir membuat
keputusan yang salah karena tergesa-gesa dan merasa tidak nyaman apabila harus mengambil
keputusan segera. Data dan informasi adalah hal yang penting sebagai pertimbangan
pengambilan keputusan. Karena harus mempertimbangkan dan menganalisis semua informasi
untuk setiap pilihan sebelum memutuskan, seringkali membutuhkan waktu yang lama untuk
menghasilkan keputusan. Orang dengan gaya ini menikmati situasi-situasi baru yang tidak
pasti, dan berusaha mencari data dan informasi untuk mendapatkan kepastian. Selain itu,
terbuka untuk mendengarkan pendapat orang-orang di sekitar, dan memiliki kemampuan
yang sangat baik pada situasi yang menyediakan beberapa pilihan sulit.
■ Perlu menentukan tenggat waktu berapa lama yang diperlukan untuk menganalisis
data-data yang ada sebelum mengambil keputusan, sehingga tidak berlarut-larut dan
justru akan merugikan.
■ Akan lebih baik untuk melibatkan orang lain dalam menganalisis data dan informasi
yang tersedia sehingga keputusan yang diambil pun tidak terkesan terpusat.
3. Konseptual (conceptual)
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang terbuka dengan cara-cara baru dan berani
menghadapi risiko, memiliki visi untuk mengambil keputusan jangka panjang, tetapi kurang
cepat dalam menentukan rencana tindakan jangka pendek yang harus segera diterapkan.
Orang dengan gaya ini memiliki ide-ide yang original dan berbeda, hanya saja kurang
terdorong untuk melakukan tindakan nyata hingga dapat mewujudkannya. Mereka lebih
menikmati proses berpikir dan merencanakan daripada bertindak, memiliki rasa percaya diri
dan optimisme tinggi bahwa keputusan akan membawa keberhasilan, memiliki keinginan
yang kuat untuk mencapai prestasi serta mendapatkan pengakuan dari pihak lain, dan lebih
mengutamakan intuisi daripada data.
■ Perlu berlatih untuk bertindak melaksanakan keputusan yang telah diambil hingga
tuntas, sehingga dapat benar-benar mencapai hasil yang diharapkan.
■ Agar tercipta manajemen risiko yang lebih objektif, kurangi optimis berlebihan
terhadap keputusan dengan risiko tinggi yang didasari pada intuisi pribadi tanpa data
yang memadai.
4. Perilaku (behavior)
Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang mempedulikan dampaknya terhadap orang lain.
Seseorang dengan gaya ini memperhatikan kepentingan kelompok yang dianggap lebih utama
daripada kepentingan pribadi, sehingga berusaha keras untuk senantiasa menjaga hubungan
baik dengan semua pihak. Oleh karena itu, mereka merasa selalu membutuhkan masukan dan
saran dari orang lain terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Mereka akan
memastikan keputusan yang diambil akan menyenangkan semua pihak, sehingga tidak perlu
terjadi konflik dengan orang lain. Karena sangat bergantung pada lingkungan dan pandangan
orang lain, membuat mereka sering berubah-ubah pendapat.
■ Perlu lebih percaya diri dalam mengambil keputusan pribadi tanpa tergantung pada
masukan/saran dari orang lain. Mulailah dengan mengambil keputusan pribadi pada
hal-hal yang tidak terlalu berisiko.
■ Akan lebih baik untuk tidak terlalu menuntut diri sendiri dalam menyenangkan semua
orang, karena hal itu akan membuat pengambilan keputusan semakin sulit.