Anda di halaman 1dari 9

Tugas Telaah

Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan

Pembimbing :
Sumijatun

Disusun oleh :
Fika Alifiana (226080189)
Adhitya Wardhana (226080012)
Uci Carina Anasthasia (226080016)
Muhammad Syarif (226080093)
Stefanus Kukuh Halomoan (226080122)
Lisbet Juni V Marpaung (226080207)

Magister Administrasi Rumah sakit


Fakultas Pascasarjana Universitas Respati Indonesia
2023
Pemimpin merupakan salah satu intisari manajemen, sumber daya pokok, dan titik sentral dari
setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu perusahaan. Bagaimana kreativitas dan dinamikanya
seorang pemimpin dalam menjalankan wewenang kepemimpinannya akan sangat menentukan
apakah tujuan perusahaan dapat dicapai atau tidak. Pemimpin yang dinamis dan kreatif maka
organisasi yang dipimpinnya juga akan semakin dinamis dan aktivitas-aktivitas yang akan
dilakukan akan semakin banyak. Pemimpin harus mengutamakan tugas, tanggung jawab, dan
membina hubungan yang harmonis, baik dengan atasannya maupun dengan para bawahannya.
Jadi, pemimpin harus mengadakan komunikasi ke atas dan ke bawah, baik komunikasi formal
maupun komunikasi informal. Istilah pemimpin adalah terjemahan leader/head/manager, yang
juga disebut “manajer/kepala/ketua/direktur/presiden.

Seperti profesi dibidang kesehatan lainnya, perawat juga memiliki peran dan fungsi perawat yang
telah diatur sesuai dengan batasan pelayanan kesehatan. Perawat adalah orang yang memiliki
kemampuan dan kewenangan melakukan Tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dipunyai
dan diperoleh melalui Pendidikan keperawatan. pengertian perawat merujuk pada posisinya
sebagai bagian dari tenaga Kesehatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
professional. Terlepas dari tempatnya bekerja, apakah di klinik, puskesmas, hingga rumah sakit
sekalipun, setiap perawat perlu memahami dan menerapkan peran dan tugasnya ini dengan baik
dan benar. Pada akhirnya, peran dan fungsi perawat ini akan menjadi pedoman bagi masyarakat
umum maupun bagi para perawat dan calon perawat. Bahwasanya dalam hal ini, perawat pada
dasarnya memegang peranan dan fungsi penting dalam memberikan kualitas pelayanan kesehatan
terbaik untuk setiap masyarakat.

A. Peran Perawat
Sebagaimana yang tercantum dalam Konsorsium Ilmu Keperawatan (1989), ada 7 peran penting
perawat yang perlu diketahui yakni sebagai berikut.

1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, dimana perawat dalam hal ini berperan dalam
menyesuaikan pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan tetap memperhatikan
kebutuhan dasar manusia.
2. Sebagai advokat pasien, di mana perawat dalam hal ini akan membantu proses komunikasi
dan pemberian informasi yang layak di antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan
lainnya. Perawat juga akan membantu pasien dan keluarga mendapatkan hak-haknya.
3. Sebagai edukator, di mana perawat dalam hal ini akan memberikan pengetahuan mengenai
kesehatan, gejala, hingga tindakan yang perlu diambil untuk menambah perilaku hidup
sehat pada pasien.
4. Sebagai koordinator, di mana perawat akan mengoordinasikan pelayanan kesehatan yang
terbaik untuk pasien.
5. Sebagai kolaborator, di mana perawat akan dapat mengolaborasikan berbagai tindakan
yang perlu diambil untuk dapat memberikan pelayanan terbaik pada pasien, dengan para
tenaga kesehatan lainnya.
6. Sebagai konsultan, di mana perawat dalam hal ini akan memberikan penjelasan terbaik
mengenai berbagai informasi yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada pasien.
7. Sebagai pembaharu, yang akan melakukan perencanaan, kolaborasi, serta perubahan yang
sistematis demi mencapai tujuan pemberian pelayanan keperawatan yang terbaik untuk
pasien.

Perawat manager adalah perawat yang bertanggung jawab untuk suatu unit di Rumah Sakit,
Puskesmas atau Klinik. Perawat manager bertanggungjawab dalam perencanaan perawatan pasien,
peningkatan kualitas, penetapan tujuan dan penganggaran. Perawat manajer juga menyusun jadwal
dan penugasan staf, menevaluasi kinerja, pengembangan professional dan penyediaan peluang
peningkatan pendidikan dan karir yang berkelanjutan, sehingga perawat manajer wajib untuk
memastikan staf melaksanakan semua tugas dengan penuh tanggungjawab serta memastikan
semuanya berfungsi seperti mesin yang diminyaki dengan baik.

Perawat manajer memiliki 10 tugas utama, yaitu :

1. Menentukan sasaran
2. Menentukan tugas dan target yang harus diselesaikan
3. Memimpin segala kegiatan yang dilakukan demi tercapainya tujuan
4. Memastikan tercapainya perencanaan yang diinginkan
5. Mengorganisir seluruh tahapan yang harus dilakukan
6. Menentukan tujuan, alur pekerjaan, dan standar yang berkaitan
7. Memimpin dan mengawasi pelaksanaan tugas
8. Mengoordinasikan fungsi-fungsi manajemen
9. Memotivasi dan mengembangkan kuantitas dan kualitas pekerjaan
10. Menentukan ukuran atau standar yang baik untuk pelaksanaan tugas

Seorang manajer dianggap sama dengan pemimpin, bertanggung jawab untuk


mengkomunikasikan peraturan dan filosofi perusahaan kepada karyawan individual, dan
memastikan bahwa mereka mematuhinya. Bagi seorang manajer, hubungannya dengan
karyawan ditentukan oleh sistem manajemen yang kaku antara atasan dengan bawahan.
Manajer bertanggung jawab untuk mempertahankan operasi sehari-hari perusahaan sehingga
roda operasi tetap terjaga dengan baik. Manajer umumnya lebih memperhatikan garis dasar
kuartalan, dan akan sering mendasarkan keputusan berdasarkan perhitungan ini. Manajer
yang baik sering dianggap sebagai “tentara yang baik” karena mereka jarang
mempertanyakan keputusan perusahaan yang lebih tinggi, dan hanya berfungsi untuk
menegakkan pelaksanaan kebijakannya.

Sebaliknya, seorang pemimpin berfokus pada hubungan interpersonal dengan kontak penting
lainnya di perusahaan lain. Seorang pemimpin mendasarkan keputusannya pada laporan dari
kepala departemen untuk menilai keseluruhan situasi perusahaan, dan strategi masa depan.
Seorang pemimpin dianggap sebagai “inovator tak kenal takut” karena dia menantang status
quo dan tidak takut mengambil risiko tinggi untuk mencari penghargaan tinggi, bagi
pelanggan, karyawan dan pemegang saham.

Menurut Anderson (dalam Suharnan, 2005) ada dua aspek penting di dalam kemampuan
menyelesaikan masalah, yaitu :
1. Sikap
a. Berpikir positif tentang masalah yang dihadapi, yaitu mencari sumber masalah dan
menentukan alternatif penyelesaian yang tepat.
b. Berpikir positif tentang kecakapan diri untuk menyelesaikan masalah, yaitu melihat diri
sebagai seorang yang bisa dan mampu menyelesaikan masalah dengan mengenali sumber-
sumber kekuatan yang ada pada diri sendiri dan mencari sumber-sumber eksternal yang
sekiranya dapat membantu dalam menyelesaikan masalah.
c. Berpikir secara sistematis, yaitu menyelesaikan masalah dengan penuh kesadaran melalui
tahap-tahap yang telah direncanakan agar diperoleh kesimpulan.
2. Tindakan
a. Merumuskan masalah, yaitu menentukan ruang lingkup masalah, memahami pokok masalah
dan mampu menyatakan situasi sekarang dan situasi yang diharapkan dengan jelas.
b. Mencari dan mengumpulkan fakta, yaitu menentukan sumber-sumber fakta dan mendapatkan
cukup fakta serta memikirkan secara teliti mengenai setiap fakta yang dikumpulkan.
c. Menemukan gagasan (ide), yaitu mencari dan menemukan banyak gagasan dengan satu
gagasan yang luar biasa, menghindari penilaian negatif 14 terhadap gagasan tersebut,
memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang bersifat umum menuju pada kemungkinan
yang lebih khusus.
d. Memilih gagasan terbaik dan melaksanakannya, yaitu memilih satu gagasan terbaik diantara
gagasan-gagasan yang dihasilkan dan mempertimbangkan semua kriteria penting untuk
mengevaluasi gagasangagasan dan semua kejadian penting yang dapat mempengaruhi nilai
atau kegunaan gagasan-gagasan itu, dan melaksanakan gagasan tersebut. Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek kemampuan menyelesaikan
masalah adalah sikap dan tindakan yang meliputi berfikir positif terhadap masalah, berfikir
positif terhadap kemampuan menyelesaikan masalah, berfikir secara sistematis, merumuskan
masalah, mencari dan mengumpulkan fakta, menemukan gagasan (ide), memilih gagasan
terbaik dan melaksanakannya.

Gaya Pengambilan Keputusan

Terdapat 4 gaya pembuatan keputusan, yaitu; Directive Style, Analytic Style,


Conceptual Style, dan Behavioral Style.

1. Langsung (directive)

Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang cepat, dimana orang yang memiliki karakter ini
tidak ingin membuang waktu berlama-lama dalam melakukan analisis pilihan yang ada dan
segera mengambil tindakan yang runtut. Pengambilan keputusan didasarkan kepada
pengalaman, sehingga akan sangat mudah menghadapi situasi yang berulang, tetapi
cenderung mengalami kesulitan dalam menentukan keputusan untuk situasi baru yang belum
pernah dihadapi. Umumnya mereka tidak terlalu tertarik untuk mendengarkan masukan orang
lain terutama yang memiliki pandangan berbeda. Bagi seseorang dengan gaya seperti ini,
mengambil keputusan yang tepat lebih baik dibanding mengikuti pendapat orang lain.
Tips yang perlu diperhatikan:

■ Lebih cermat dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan dengan


mengupayakan mencari data-data yang relevan/sesuai sebagai dasar dalam
memutuskan beberapa pilihan.
■ Apabila menghadapi situasi baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya, cobalah
untuk lebih terbuka dalam menerima saran pihak-pihak lain untuk mendapatkan
keputusan terbaik.

2. Analitis (analytic)

Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang sangat berhati-hati, dan khawatir membuat
keputusan yang salah karena tergesa-gesa dan merasa tidak nyaman apabila harus mengambil
keputusan segera. Data dan informasi adalah hal yang penting sebagai pertimbangan
pengambilan keputusan. Karena harus mempertimbangkan dan menganalisis semua informasi
untuk setiap pilihan sebelum memutuskan, seringkali membutuhkan waktu yang lama untuk
menghasilkan keputusan. Orang dengan gaya ini menikmati situasi-situasi baru yang tidak
pasti, dan berusaha mencari data dan informasi untuk mendapatkan kepastian. Selain itu,
terbuka untuk mendengarkan pendapat orang-orang di sekitar, dan memiliki kemampuan
yang sangat baik pada situasi yang menyediakan beberapa pilihan sulit.

Tips yang perlu diperhatikan:

■ Perlu menentukan tenggat waktu berapa lama yang diperlukan untuk menganalisis
data-data yang ada sebelum mengambil keputusan, sehingga tidak berlarut-larut dan
justru akan merugikan.
■ Akan lebih baik untuk melibatkan orang lain dalam menganalisis data dan informasi
yang tersedia sehingga keputusan yang diambil pun tidak terkesan terpusat.

3. Konseptual (conceptual)

Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang terbuka dengan cara-cara baru dan berani
menghadapi risiko, memiliki visi untuk mengambil keputusan jangka panjang, tetapi kurang
cepat dalam menentukan rencana tindakan jangka pendek yang harus segera diterapkan.
Orang dengan gaya ini memiliki ide-ide yang original dan berbeda, hanya saja kurang
terdorong untuk melakukan tindakan nyata hingga dapat mewujudkannya. Mereka lebih
menikmati proses berpikir dan merencanakan daripada bertindak, memiliki rasa percaya diri
dan optimisme tinggi bahwa keputusan akan membawa keberhasilan, memiliki keinginan
yang kuat untuk mencapai prestasi serta mendapatkan pengakuan dari pihak lain, dan lebih
mengutamakan intuisi daripada data.

Tips yang perlu diperhatikan:

■ Perlu berlatih untuk bertindak melaksanakan keputusan yang telah diambil hingga
tuntas, sehingga dapat benar-benar mencapai hasil yang diharapkan.
■ Agar tercipta manajemen risiko yang lebih objektif, kurangi optimis berlebihan
terhadap keputusan dengan risiko tinggi yang didasari pada intuisi pribadi tanpa data
yang memadai.

4. Perilaku (behavior)

Ini adalah tipikal pengambil keputusan yang mempedulikan dampaknya terhadap orang lain.
Seseorang dengan gaya ini memperhatikan kepentingan kelompok yang dianggap lebih utama
daripada kepentingan pribadi, sehingga berusaha keras untuk senantiasa menjaga hubungan
baik dengan semua pihak. Oleh karena itu, mereka merasa selalu membutuhkan masukan dan
saran dari orang lain terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Mereka akan
memastikan keputusan yang diambil akan menyenangkan semua pihak, sehingga tidak perlu
terjadi konflik dengan orang lain. Karena sangat bergantung pada lingkungan dan pandangan
orang lain, membuat mereka sering berubah-ubah pendapat.

Tips yang perlu diperhatikan:

■ Perlu lebih percaya diri dalam mengambil keputusan pribadi tanpa tergantung pada
masukan/saran dari orang lain. Mulailah dengan mengambil keputusan pribadi pada
hal-hal yang tidak terlalu berisiko.
■ Akan lebih baik untuk tidak terlalu menuntut diri sendiri dalam menyenangkan semua
orang, karena hal itu akan membuat pengambilan keputusan semakin sulit.

Pengambilan Keputusan yang Tepat bagi sebuah Perusahaan


Pilihan yang tepat dalam membuat keputusan di perusahaan memiliki dampak signifikan pada
jangka panjang perusahaan itu sendiri. Manajemen merupakan tim yang bertanggung jawab dalam
proses pengambilan keputusan organisasi. Keputusan tersebut akan menentukan sejauh mana hasilnya
dapat mencapai tujuan yang diinginkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, pemimpin dan manajemen
memegang tanggung jawab besar dalam memastikan kesuksesan keputusan yang sesuai dengan visi
perusahaan. Keterampilan dalam pengambilan keputusan menjadi kunci penting untuk kelangsungan
perusahaan, yang berlaku tidak hanya bagi pemimpin dan manajer, tetapi juga untuk seluruh anggota
tim yang perlu dilatih untuk menghadapi situasi di lapangan. Demikianlah beberapa langkah dalam
pengambilan keputusan yang mendukung kelangsungan bisnis perusahaan. Proses pengambilan
keputusan melibatkan hampir setiap bagian organisasi, termasuk HRD. Langkah-langkah yang tepat
dan efisien dalam pengambilan keputusan menjadi sangat penting terutama di perusahaan yang besar.
DAFTAR PUSTAKA

1. Suharnan, 2005. Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi.


2. King, A. L. (2010). Psikologi Umum Sebuah Pandanganapresiattif. Jakarta: Salemba
Humanika.
3. Solso, Robert. Dkk. (2008). Psikologi Kognitif Edisi Delapan. Jakarta: Erlangga.
4. Davidoff, L. L. (2007). Psikologi Suatu Pengantar Jilid Dua. Jakarta: Erlangga.
5. Stein, S.J dan Book, H.E. 2004. Ledakan EQ. Limabelas Prinsip Dasar Kecerdasan Emosi
Meraih Sukses (Terjemahan Trinanda Riani Januarsari dan Yudhi Murtanto). Bandung:
Kaiffa
6. Cahyono, Bambang Yudi. 2002. Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Jakarta: Rineka cipta.

Anda mungkin juga menyukai