Anda di halaman 1dari 28

*Leadership & Advokasi

*Decission Making Process


in Midwifery Practice

QONITA

Leadership & Advokasi


Leadership
Menurut Robert Dubin definisi atau pengertian kepemimpinan
diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan
keputusan.
Menurut J.L. Hemphill definisi atau pengertian kepemimpinan
adalah suatu inisiatif untuk bertindak yang menghasilkan
suatu pola yang konsisten dalam rangka mencapai jalan
pemecahan dari suatu persoalan bersama.
George R. Terry memberikan definisi atau pengertian
kepemimpinan sebagai aktivitas untuk mempengaruhi orangorang supaya diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan
sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh

Dapat disimpulka bahwa kepemimpinan akan


muncul apabila ada seseorang yang karena
sifat sifat dan perilakunya mempunyai
kemampuan untuk mendorong orang lain untuk
berpikir, bersikap, dan ataupun berbuat
sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya.

The great men


theory (teori orang
besar) atau Trait
theory (teori bakat)

Bakat-bakat yang
diperlukan untuk menjadi
seorang pemimpin
diperolehnya sejak lahir.

Teori
Kepemimpi
nan
Seseorang dapat dibentuk
menjadi seorang
pemimpin, tetapi untuk
menjadi pemimpin yang
baik ada bakat-bakat
tertentu yang ada di diri
seseorang yang diperoleh

Teori
Ekologi

Situasiona
l theory
(teori
situasi)
Orang biasa yang jadi
pemimpin a/ karena
adanya situasi yang
menguntungkan dirinya.

Diktat
or

Santa
i

Peran pemimpin hampir


tidak terlihat karena
segala keputusan
diserahkan ke bawahan.

Gaya
Kepemi
mpinan

Demo
kratis

Upaya untuk mencapai


satu tujuan dilakukan
dengan menimbulkan
ketakutan serta ancaman.

Autok
ratis

Segala keputusan ada


ditangan pemimpin.

Peran serta bawahan


dalam pengambilan
keputusan yang dilakukan
secara musyawarah.

Pemimp
in Yang
Efektif
menuru
t Ruth
M.
Trapper

1. Menentukan tujuan yang jelas, cocok, dan bermakna bagi


kelompok. Memilih pengetahuan dan keterampilan
kepemimpinan dalam bidang profesinya.
2. Memiliki kesadaran diri dan menggunakannya untuk
memahami kebutuhan sendiri serta kebutuhan orang lain.
3. Berkomunikasi dengan jelas dan efektif

4. Mengarahkan energi yang cukup untuk kegiatan


kepemimpinan
5. Mengambil tindakan

Pimpinan dan Kepemimpinan


Pimpinan tingkat pertama (Lower Manager)
Technical skill
Pimpinan tingkat menengah (Middle Manager)
Saluran informasi dan komunikasi timbal balik antara Lower
Manager dan Top Manager.
Pimpinan puncak (Top Manager)
Konseptual skill yang terbesar dan technical skill yang terkecil

Kepemimpinan dalam Pelayanan Kebidanan


Bidan dituntut harus mampu menerapkan aspek kepemimpinan dalam organisasi &
manajemen pelayanan kebidanan (KIA/KB), kesehatan reproduksi dan kesehatan
masyarakat di komunitas dalam praktik kebidanan (Permenkes 149 pasal 8). Bidan
sebagai seorang pemimpin harus :
Berperan serta dalam perencanaan pengembangan dan evaluasi kebijakan
kesehatan.
Melaksanakan tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik kebidanan di
masyarakat.
Mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data serta mengimplementasikan
upaya perbaikan atau perubahan untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan
di masyarakat.
Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara proaktif, dengan perspektif

Bidan adalah profesi yang benar-benar harus dijiwai karena sangat


menuntut tanggung jawab. Bidan juga nantinya akan menjadi pemimpin
di tengah masyarakat. Bidan adalah orang yang berperan penting dalam
terciptanya ibu dan anak yang sehat dan keluarga bahagia serta generasi
bangsa yang sehat. Oleh karena itu dalam menjalankan tugasnya, bidan
harus mempunyai prinsip sebagai berikut:

Love your do,


do your love

Do the best

Dont make
mistake
Sesuai standar
profesi

Work with
reverence for
the Lord

Customer
Oriented

Improved your
service quality

Say thanks to
the problem

Behaviour
change

Keterampilan Bidan sebagai Leader


Mengenali
keterbatasan
pengetahuan
dan
ketrampilan dan menolak setiap tugas atau tanggung
jawab diluar wewenang dan tanggung jawab bidan.
Menerima tanggung
praktik kebidanan.

jawab

kepemimpinan

dalam

Menggunakan kemampuan untuk berfikir secara


proaktif, perspektif luas dan kritikal dalam konteks
penyelesaian masalah.

Advokasi
Istilah advocacy (advokasi) mulai digunakan dalam program kesehatan
masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984, sebagai salah
satu strategi global pendidikan atau promosi kesehatan.
Websters New Collegiate Dictionary mengartikan advokasi sebagai
tindakan atau proses untuk membela dan memberi dukungan. Advoksai
dapat pula diterjemahkan tindakan yang mempengaruhi seseorang.
Advokasi adalah kombinasi individu dan sosial tindakan yang dirancang
untuk keuntungan politik dan masyarakat dukungan untuk tujuan
kesehatan atau program tertentu. Tindakan dapat diambil oleh, atau
atas nama, individu dan kelompok untuk menciptakan kondisi hidup
yang mempromosikan kesehatan dan gaya hidup sehat.
Advokasi adalah suatu pendekatan kepada seseorang atau
bidan/organisasi yang di duga mempunyai pengaruh terhadap
keberhasilan suatu program atau pelaksanaan suatu kegiatan. Secara
operasional, advokasi adalah kombinasi antara gerakan perorangan
dan masyarakat yang di rancang untuk memperoleh komitmet politis,
dukungan kebijakan, penerimaan gagasan, atau dukungan terhadap
system untuk suatu tujuan atau program tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa advokasi adalah


kombinasi antara pendekatan atau kegiatan
individu dan social, untuk memperoleh
komitmen
politik,
dukungan
kebijakan,
penerimaan social, dan adanya sistem yang
mendukung terhadap suatu program atau
kegiatan.

Tujuan Advokasi

Adanya
pemaham
an atau
kesadaran
terhadap
masalah
kesehatan

Adanya
ketertarik
an dalam
menyeles
aikan
masalah
kesehatan

Adanya
kemauan
atau
kepedulia
n
menyeles
aikan
masalah
kesehatan
dengan
memberik
an
alternatif
solusi

Adanya
tindakan
nyata
dalam
menyeles
aikan
masalah
kesehatan

Adanya
tindak
lanjut
kegiatan

Adanya
komitmen
dan
dukungan
dari
kebijakan
pemerinta
h,
sumberda
ya, dan
keikutsert
akan
berbagai
pihak
untuk
memberik
an
kemudaha
n dalam
menyeles
aikan
masalah
kesehatan
.

Advokasi dalam pelayanan Kebidanan


Bidan
berperan
sebagai
advocato
r dengan
tugas
antara
lain:

Mempromosikan dan melindungi kepentingan orang-orang dalam pelayanan


kebidanan, yang mungkin rentan dan tidak mampu melindungi kepentingan
mereka sendiri.
Membantu masyarakat untuk mengakses kesehatan yang relevan dan
informasi kesehatyan dan membertikan dukungan sosial.
Melakukan kegiatan advokasi kepada para pengambil keputusan berbagai
program dan sektor yang terkait dengan kesehatan.
Melakukan upaya agar para pengambil keputusan tersebut meyakini atau
mempercayai bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu di dukung
melalui kebijakan atau keputusan politik.
Kebijakan itu dalam bentuk peraturan, Undang-Undang, instruksi yang
menguntungkan kesehatan publik.

Bentuk Kegiatan Advokasi


Lobi Politik

Melakukan pendekatan dengan para pembuat


keputusan setempat, agar mereka menerima
commited atau usulan, dan akhirnya mereka
bersedia mengeluarkan kebijakan atau keputusankeputusan untuk membantu atau mendukung
program tersebut, baik di tingkat pusat maupun
daerah.

Pendekatan dan
Pelatihan
Masyarakat

Melakukan pendekatan dan pelatihan-pelatihan


kepada tokoh para masyarakat setempat, baik tokoh
masyarakat formal maupun informal.

Penyuluhan
Kesehatan (Seminar
atau Presentasi)

Petugas kesehatan bersama-sama tokoh masyarakat


melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, konseling melalui
berbagai kesempatan dan media.
Seminar atau presentasi yang di hadiri oleh para pejabat lintas
program dan lintas sektoral. Petugas kesehatan menyajikan
masalah kesehatan di wilayahnya, lengkap dengan data dan
iliutrasi yang menarik, serta rencana program pemecahannya.

Media Advokasi dalam Pely. Kebidanan


Lisan (langsung kepada sasaran) / Seminar
Artikel (media massa)
Berita
Diskusi
Penyampaian pendapat untuk membentuk
opini publik dan lain sebagainya.

Decision Making Process in


Midwifery Practice
Suatu pendekatan yang sistematis
terhadap hakekat suatu masalah dengan
pengumpulan fakta-fakta dan data,
menentukan alternatif yang matang
untuk mengambil suatu tindakan yang
tepat dalam praktek kebidanan.

Bagaimana
seseorang
Memutuskan
Sesuatu itu
Etis ?

A
NA
ON
SIIO
AS
R
RA
LL

N
ON
NO
A
N
ALL
N
ON
SIIO
AS
R
RA

Ada 2 Pendekatan

Non Rasional
Kepatuhan
Mengikuti aturan atau perintah dari penguasa, tidak
memandang apakah anda setuju atau tidak

Imitasi
Mengambil penilaian dari orang lain sebagai acuan
dengan mengesampingkan benar dan salah.

Perasaan/Kehendak
Yang dianggap benar adalah yang dirasakan benar atau
memuaskan kehendak dan begitupun sebaliknya
apabila yang dirasakan salah adalah yang tidak sesuai
dengan kehendak.

Intuisi
Persepsi yang terbentuk dengan segera bagaimana
bertindak dalam situasi tersebut. Namun intuisi hanya
sebatas mengarahkan keputusan berdasarkan apa yang
terbesit dalam pemikiran saat itu.

Kebiasaan
Keputusan di ambil dari keputusan yang lalu apabila
muncul masalah yang sama dengan masalah yang
pernah dihadapi.

Rasional
Deontologi
Keputusan yang diambil berdasarkan aturanaturan yang berhubungan dengan tugas. Dalam
pengambilan keputusan ini perhatian utama pada
tugas.

Konsekuensialisme
Menganalisa bagaimana konsekuensi (hasil) yang
akan didapat dari berbagai pilihan tindakan.
Tindakan yang benar adalah tindakan yang
memberikan hasil yang terbaik.

Prinsiplisme
Menggunakan prinsip-prinsip etik sebagai dasar
dalam membuat keputusan etis, dengan tetap
mempertimbangkan aturan & konsekuensi yang
mungkin timbul.

Etika budi pekerti


Kurang berfokus pada pembuatan keputusan,
tetapi lebih pada karakter dari si pengambil
keputusan yang tercermin dari perilakunya.

Tidak satupun dari 4 pendekatan ini yg dapat


mencapai persetujuan universal
Setiap org berbeda dlm memilih pendekatan krn
setiap pendekatan mempunyai kelebihan dan
kekurangan sendiri
Dengan mengkombinasikan ke 4 pendekatan tsb
maka akan didapatkan keputusan etis yg rasional
dengan tetap memperhatikan situasi yg dihadapi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan


keputusan
Pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan

Pengambilan keputusan dilakukan pada sistematika


tertentu
Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan diambil
Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia
Falsafah yang dianut organisasi
Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi

Masalah harus diketahui dengan jelas

Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta


yang terkumpul dengan sistematis
Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dianalisa
secara matang

Metode Pemecahan Masalah

Masalah

Pengumpula
n data

Analisa data

Mengembang
kan
pemecahan

Evaluasi

Implementasi

Memilih
alternatif

Gaya Pengambilan Keputusan


Ada 7
Variabel
yang
mempengar
uhi dalam
pengambila
n keputusan

Pentingnya kualitas keputusan untuk keberhasilan institusi


Derajat informasi yang dimiliki oleh bidan
Derajat pada masalah yang terstruktur dalam organisasi
Pentingnya komitmen bawahan dan keterampilan
membuat keputusan
Kemungkinan keputusan autokratik dapat diterima
Komitmen bawahan yang kuat terhadap tujuan intitusi
Kemungkinan bawahan konflik dalam proses akhir pada
keputusan final

CIRI KEPUTUSAN YANG ETIS


1. Mempunyai pertimbangan tentang apa yang
benar dan apa yang salah
2. Sering menyangkut pilihan yang sukar
3. Tidak mungkin dielakan
4. Dipengaruhi oleh norma-norma, situasi,
iman, tabiat dan lingkungan sosial

PROSES YG DAPAT DITEMPUH DALAM


MEMBUAT KEPUTUSAN
Tentukan apakah masalah yg dihadapi adalah masalah etis
Konsultasi kpd sumber2 kewenangan spt IBI, serta kolega lain utk
mengetahui bagaimana biasanya berhadapan dg masalah tsb
Pertimbangan solusi alternatif berdasarkan prinsip dan nilai yg
dipegang serta konsekuensinya
Diskusikan usulan solusi anda dg siapa solusi itu akan
berpengaruh
Buatlah keputusan
Evaluasi keputusan

TUGAS
Membuat skenario dalam
melaksanakan peran fungsi,
tanggungjawab, kepemimpinan dan
advokasi bidan dalam pelayanan
kebidanan
Melakukan role play.

Anda mungkin juga menyukai