Anda di halaman 1dari 40

Upaya Promotif dan

Preventif dalam
Kesehatan Kerja
Rizky S. Prawiradilaga
dr., M.Kes., Ph.D., CPEC., AIFO-K
Universitas Islam Bandung
WHY
Review prinsip promosi
kesehatan
Model promosi kesehatan di
tempat kerja
Objectives Upaya preventif kesehatan kerja

Pelaksanaan dan evaluasi upaya


promotif dan preventif
Promosi Kesehatan
• 1984, WHO: Pendidikan Kesehatan → Promosi
Kesehatan
• 1986, Konferensi Internasional ttg Health
Promotion Ottawa Kanada

“the process of enabling peoples to increase


controls over,
and to improved their health”

• proses yang memungkinkan seseorang untuk


mengontrol dan meningkatkan kesehatannya
Promosi Kesehatan
• “The process of enabling individuals and communities to
increases control over the determinants of health and
there by improve their health”
• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1148/MENKES/
SK/VII/2005
“upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri,
serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan”.

Sesuai dengan visi promosi kesehatan yaitu mau dan


mampu memelihara serta meningkatkan kesehatannya,
promosi kesehatan mempunyai misi utama untuk
memampukan masyarakat
“health is
created Promosi Kesehatan di Tempat Kerja →
and lived
by people serangkaian kegiatan yg terkait dgn pendidikan
within the
Promosi settings
of their
& pengorganisasian yg melibatkan organisasi
kerja, komunitas lingkungan di tempat kerja &
Kesehatan everyday
life : keluarga yg didisain khusus utk memperbaiki &

di tempat where
they mendukung secara kondusif perilaku
learn,
kerja work,
play and
kesehatan baik perilaku hidup maupun
perilaku bekerja dari pekerja & keluarganya
love.” –
Ottawa (objek), agar didapat kapasitas kerja dan
Charter kesehatan pekerja yg optimal (tujuan).
5 Prinsip Panduan Promosi Kesehatan
(Five Guiding Health Promotion Principles)

(1) A broad and positive health concept;


(2) Participation and involvement;
(3) Action and action competence;
(4) A settings perspective
(5) Equity in health

Grabowski 2017. Principled Promotion of Health: Implementing Five Guiding Health


Promotion Principles for Research-Based Prevention and Management of Diabetes.
https://www.mdpi.com/193744
5 Prinsip Panduan Promosi Kesehatan
(Five Guiding Health Promotion Principles)

(1) A broad and positive health concept;


Health Should be Considered Broadly and Not Merely as The
Direct Opposite of Disease and Death. It Should also Embrace
Dimensions of a Good Life and The Significance of Social
Relations.
Konsep Sehat menurut WHO: “Kesehatan adalah keadaan
sejahtera fisik, sosial, dan mental yang utuh, dan bukan hanya
bebas dari penyakit atau kelemahan.”

Grabowski 2017. Principled Promotion of Health: Implementing Five Guiding Health Promotion Principles
for Research-Based Prevention and Management of Diabetes. https://www.mdpi.com/193744
Health and Well-Being [Internet]. [cited 2024 Jan 3]. Available from: https://www.who.int/data/gho/data/major-
themes/health-and-well-being
5 Prinsip Panduan Promosi Kesehatan
(Five Guiding Health Promotion Principles)

(2) Participation and involvement;


Participant Involvement Means Ensuring Target Group
Influence on Projects and Interventions.
prinsip promosi kesehatan yang paling sentral, dalam arti
bahwa perubahan promosi kesehatan yang berkelanjutan
hanya dapat terjadi jika kelompok sasaran memiliki
kesempatan untuk mengembangkan kepemilikan—dan
kepemilikan serta internalisasi lebih mungkin tercapai jika
target kelompok secara aktif terlibat dalam proses dari awal.

Grabowski 2017. Principled Promotion of Health: Implementing Five Guiding Health


Promotion Principles for Research-Based Prevention and Management of Diabetes.
https://www.mdpi.com/193744
5 Prinsip Panduan Promosi Kesehatan
(Five Guiding Health Promotion Principles)

(3) Action and action competence;


Peserta Diberi Kesempatan untuk Membangun Keterampilan untuk
Mengatur Hidupnya Sendiri dan Mengubah Kondisi dan Struktur
yang Mempengaruhi Kesehatannya
(4) A settings perspective
The Structural and Contextual Settings in Which People Live,
Work and Live Affect Their Opportunities for a Healthy Life.
Misalnya: apakah penempatan meja dan kursi dengan cara
tertentu berpengaruh pada partisipasi dan motivasi? Kondisi
lingkungan apa yang membantu menciptakan suasana
menyenangkan yang memiliki pengaruh positif terhadap
motivasi? Bagaimana seharusnya lingkungan fisik diatur untuk
memberikan keinginan yang optimal untuk berolahraga di antara
orang-orang yang menghadiri pusat kota?
5 Prinsip Panduan Promosi Kesehatan
(Five Guiding Health Promotion Principles)

(5) Equity in health


Tidak Semua Orang Memiliki Kesempatan yang Sama untuk
Menjalani Hidup Sehat dan Mengubah Praktik. Intervensi
Promosi Kesehatan Harus Mempertimbangkan Perbedaan Ini.

Grabowski 2017. Principled Promotion of Health: Implementing Five Guiding Health


Promotion Principles for Research-Based Prevention and Management of Diabetes.
https://www.mdpi.com/193744
Pasal Undang-undang No. 36
Dasar Tahun 2009 tentang
Hukum KESEHATAN
Promosi
Kesehatan PERMEN No. PER.
Di Tempat 03/MEN/1992 tentang
Kerja Pelayanan Kesehatan Kerja
Pasal 1. B
Model promosi kesehatan
di tempat kerja
• Model – model dalam promosi kesehatan merupakan
Kerangka Kerja atau kerangka berpikir di dalam
mempengaruhi orang lain agar sesuai dengan
kaidah/norma kesehatan yg diharapkan.
a) Health Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan)
b) Transteoritical Model (Model Berharap)
c) Theory of Reasoned Action (Teori Aksi Beralasan)
d) Stress And Copping (Stres Dan Koping)
A. Health Belief Model (Model
Kepercayaan Kesehatan)

• Menurut Model Kepercayaan Kesehatan, Perilaku


ditentukan oleh apakah seseorang:
1. Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah
kesehatan tertentu
2. Menganggap masalah kesehatan ini serius
3. Meyakini efektivitas tujuan pengobatan dan
pencegahan
Kelemahan :
4. Tidak mahal Kepercayaan-kepercayaan kesehatan bersaing dengan
5. Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kepercayaan-kepercayaan serta sikap-sikap lain seseorang,
kesehatan yang juga mempengaruhi perilaku
Pembentukan kepercayaan seseorang sesungguhnya lebih
sering mengikuti perilaku dan bukan mendahuluinya
• Perilaku kesehatan yang tidak bergantung pada
perangkap teoritik tertentu. Seseorang
mempertimbangkan untung dan rugi
B. pengubahan suatu perilaku sebelum melangkah
dari tahap satu ke tahap berikutnya.
Transteoritical Model ini mengidentifikasi 4 Tahap independen :
Model (Model • Prekontemplasi
Berharap) • Kontemplasi
• Aksi
• Pemeliharaan
1. Prekontemplasi: Seseorang belum
memikirkan sebuah perilaku sama sekali,
orang tersebut belum bermaksud mengubah
B. suatu perilaku
2. Kontemplasi: seseorang benar-benar
Transteoritical memikirkan suatu perilaku, namun masih
Model (Model belum siap untuk melakukannya
Berharap) 3. Aksi: Seseorang sudah melakukan perubahan
perilaku
4. Pemeliharaan: Keberlangsungan jangka
panjang dari perubahan perilaku yang terjadi.
Contoh :
Seorang Pekerja mengenai APD
C. Theory of Reasoned
Action (Teori Aksi Beralasan)
• Merupakan niat seseorang
menentukan apakah sebuah
perilaku dilaksanakan, perilaku
akan mengikuti niat, dan tidak
akan pernah terjadi tanpa niat.

Contoh: Seseorang memiliki keyakinan Sikap bahwa suatu RS


memberikan pelayanan cepat, ramah, biaya relatif murah,
lingkungan bersih, lokasi strategis dan mudah dicapai. Kemudian
didukung pula oleh keinginan orang dekat ybs yang bersedia untuk
berobat ke RS tersebut yang disebut Norma Subjektif. Seperti Orang
tua, Istri, Anak, Teman Dekat, Petugas Kesehatan
4. Stress And Coping (Stres Dan Koping)

• Stress adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh
yang terganggu. Stress menimbulkan dampak secara total pada individu yaitu
terhadap fisik, psikologis, mental, intelektual, social dan spiritual.
• Koping adalah proses yang di lalui oleh individu dalam menyelesaikan situasi
stressfull, merupakan respon individu terhalang situasi yang mengancam dirinya baik
fisik maupun psikologik.
• Strategi coping adalah suatu cara yang di lakukan untuk merubah lingkungan/
situasi/ masalah yang sedang di rasakan atau di hadapi.
1. Sasaran Primer : manajemen mulai dari
Sasaran puncak hingga manajemen bawah dan
pekerja/buruh itu sendiri.
Promosi 2. Sasaran Sekunder : Keluarga pekerja dan
masyarakat sekitar pabrik.
Kesehatan 3. Sasaran Tertier : mereka yang terlibat
langsung dengan pekerja namun
Di Tempat mempunyai peran yang penting dalam
status kesehatan pekerja. Contoh: dinas
Kerja kesehatan kabupaten/kota, asuransi
perusahaan
Pendekatan dalam
Promosi Kesehatan
di Tempat Kerja

• Pendidikan kesehatan (health


education),
• Kedokteran pencegahan
(preventive medicine)
• Kebugaran fisik (physical
fitness).
Strategi Promosi Kesehatan Di
Tempat Kerja
• Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Pekerja
(PPMP ~ Primary Health Care Approach).

• Ciri PPMP ini adalah : penyelenggaraan program


promosi kesehatan di tempat kerja harus
bertumpu pada partisipasi aktif masyarakat
pekerja atau kerja sama interaksi antara
penyelenggara program promosi kesehatan di
tempat kerja dengan masyarakat pekerja di
tempat kerja sasaran.
Pelaksanaan dan
evaluasi upaya promotif
dan preventif
Langkah-Langkah Promosi
Kesehatan Di Tempat Kerja

1. Rekognisi
2. Analisis
3. Perencanaan
4. Komunikasi
5. Persiapan
6. Implementasi
7. Evaluasi
8. Kontinuitas
1. Rekognisi
• Tahap untuk mengenali bahaya kesehatan yang ada.
• Rekognisi bisa dilakukan dengan pelaksanaan Medical
Check Up, Health Risk Assessment.
• Health risk assessment (HRA) sebagai data awal untuk
membantu pekerja mengenali status kesehatannya
yang mencakup penilaian risiko kesehatan minimum
yang meliputi penilaian kebugaran, stress/emosi dan
status gizi dan penilaian risiko kesehatan yang
komprehensif yang meliputi pemeriksaan fisik, kimia
darah (profil lipid, gula darah dll.), tes reaksi dan
pemeriksaan penunjang lainnya
2. Analisis
• Tahap menentukan besarnya permasalahan kesehatan yang
telah ditemukan.
• Tujuannya adalah untuk
a. mengetahui hubungan antara pengetahuan dan
perilaku pekerja yakni hubungan antara apa yang
mereka ketahui/yakini, rasakan dan tindakan yang
mereka lakukan dalam menghadapi faktor risiko
kesehatannya,
b. memfasilitasi kegiatan saling menukar pengalaman dan
ide antar pekerja kemudian dilakukan negosiasi tentang
kebutuhan PKDTK (Program Kesehatan Di Tempat
Kerja).
• Hal-hal yang perlu dipertimbangkan : Besarnya kontribusi
masalah kesehatan terhadap biaya kesehatan
Produktivitas pekerja Cacat yang mungkin timbul
Pertimbangan dana yang tersedia Kemampuan dan akses
terhadap fasilitas pendukung Persepsi pekerja
3. Perencanaan

• Tahap di mana kita menentukan target pencapaian dan


cara menilainya serta bagaimana proses perubahannya
1) Target perubahan yang ingin dicapai, baik perorangan
maupun kelompok.
2) Proses menuju target perubahan, antara lain melalui
kebijakan organisasi, kegiatan lingkungan, kontak
psikologis, model observasi/keteladanan, pelatihan
dan pendekatan partisipatif di tempat kerja,
penyediaan waktu, dana, sarana dan prasarana,
publikasi, dan sistem insentif.
3) Cara penilaian keberhasilan pencapaian target,
berdasarkan tujuan program, dasar perbandingan yang
digunakan sebagai acuan, dan sumber daya serta
fasilitas pendukung yang tersedia.
4. Komunikasi

• Tahap di mana rencana kita disampaikan ke semua


pihak yang terkait dalam pelaksanaan program.
Komunikasi ini bertujuan untuk mencapai konsensus
dalam penyusunan prioritas program dan
mendapatkan dukungan dari manajemen tingkat
tertinggi serta melibatkan seluruh jajaran organisasi.
• Kepada manajemen dilakukan advokasidan kepada
pekerja dilakukan sosialisai. Pesan disampaikan
dengan cara yang empati, berkompetensi, jujur dan
disertai komitmen tinggi. Pesan yang
dikomunikasikan adalah tentang risiko kesehatan
yang ada, tujuan, manfaat, perencanaan dan
implementasi pengendalian dalam bentuk program
PKDTK.
• Tahap di mana kita membuat kebijakan tertulis dari top
manajemen untuk melaksanakan program serta
menentukan sarana dan prasaran.
5. Persiapan • Persiapan meliputi :
1. Kebijakan organisasi dan komitmen tertulis sebagai
landasan program
2. SDM, saran dan prasarana
6. Implementasi
• Tahap di mana program dilaksanakan oleh pekerja.

Tahap implementasi dapat berupa:


• Diskusi/Sesi kelompok.
• metode penyuluhan, diskusi kelompok, role playing, problem solving dan
simulasi.
• konsultasi personal/pendampingan
• memberikan kesempatan pengembangan keterampilan individual dalam
berperilaku sehat dan/atau bekerja sehat, serta pelaksaan terapi perilaku
• praktek hidup sehat. Melibatkan dan mengikut-sertakan peserta program
dalam kegiatan PKDTK, misalnya
• mengikuti senam jantung sehat 3 kali seminggu,
• makan makanan rendah kalori tinggi serat yang disajikan kantin
perusahaan atau keluarganya yang telah dilatih,
• berjalan kaki dan tidak menggunakan kendaraan pada jarak tempuh yang
memungkinkan terutama di lingkungan tempat kerja.
✓ Posisi program PKDTK dalam
organisasi
✓ Alokasi sumber daya yang ada
Hal-hal yang ✓ Metode pelatihan dan pendidikan
yang akan diterapkan
perlu ✓ Pertimbangan isu praktikal
✓ Cakupan publikasi/sosialisasi
disesuaikan : ✓ Insentif
✓ Etika
Metode implementasi

a) Metode Implementasi Pilot


Projek
b) Metode Implementasi
Bertahap
c) Metode Implementasi
sekaligus Total Program
7. Evaluasi

• Tahap di mana tujuan dan hasil dari program


kesehatan di bandingkan.
• Evaluasi juga dipakai sebagai sarana menilai efektif
tidaknya dana yang dikeluarkan oleh manajemen.
Tujuannya :
➢ Dana PKDTK efisien dan efektif (aspek bisnis)
➢ Tujuan PKDTK tercapai (aspek accountibility)
➢ Menyediakan informasi bagi manajemen dan
pekerja dalam menetukan kebijakan selanjutnya
(aspek ilmu dan aplikasi)
8. Kontinuitas
• Tahap di mana Program PKP dilaksanakan secara
berkesinambungan dan menjadi terus lebih baik.

• Program yang berkesinambungan dikembangkan


berdasarkan apresiasi termasuk penghargaaan bagi pekerja
yang berhasil mencapai target.
• Apabila belum berhasil, dikembalikan lagi untuk melakukan
dari siklus semula.
Kunci Efektivitas Program Kesehatan Di
Tempat Kerja
(1) Menunjukkan keterlibatan dan dukungan manajemen pada program kesehatan.
(2) Melibatkan karyawan dalam tahapan perencanaan program.
(3) Tawarkan program pada waktu dan tempat yang menyenangkan bagi karyawan.
(4) Membuat tujuan program dan identifikasi kebutuhan kesehatan karyawan.
(5) Berikan hadiah terhadap prestasi dan keikutsertaan dalam pencapaian tujuan
program.
(6) Meyakinkan karyawan bahwa status kesehatan mereka adalah sangat penting.
(7) Berikan program yang bervariasi untuk mempertemukan kebutuhan karyawan.
(8) Membuat lingkungan tempat kerja mendukung usaha perubahan gaya hidup.
(9) Membantu karyawan untuk mengerti dampak dari masalah kesehatan.
Pelayanan Kesehatan Kerja secara Komprehensif
Dasar hukum

Penerapan SMK3 ini bertujuan


untuk mencegah dan
Peraturan Pemerintah Nomor mengurangi kecelakaan dan
50 Tahun 2012 tentang Penyakit Akibat Kerja (PAK)
Penerapan SMK3. dengan melibatkan unsur
manajemen dan pekerja atau
buruh
• Pelayanan kesehatan preventif merupakan suatu
Upaya Preventif kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah
kesehatan/penyakit.
Kesehatan Kerja Upaya preventif yang dapat diaplikasikan:
• Penerapan program perilaku hidup bersih &
sehat (PHBS)
• identifikasi dan pengukuran bahaya potensial,
• memfasilitasi/merekomendasikan perbaikan
lingkungan kerja,
• menyediakan contoh serta penggunaan APD,
surveilan PAK/PAHK, KAK
Beberapa usaha untuk mencegah masalah daya kerja yang bisa dilakukan
agar para pekerja tetap produktif dan memperoleh jaminan perlindungan
keselamatan kerja

• Tes kesehatan/MCU (Awal, periodik, khusus)


• Imunisasi
• Pemeriksaan kesehatan lingkungan kerja (ventilasi,
jamur, asap, dll.)
• Penyerasian manusia dengan mesin dan alat-alat kerja
(ergonomi)
• Pengendalian bahaya lingkungan kerja agar ada dalam
keadaan aman (pengenalan, pengukuran dan evaluasi)
• Surveilans/analisa penyakit akibat kerja (PAK) atau
penyakit akibat hubungan kerja (PAHK)
o Pemberian info mengenai beberapa ketentuan yang
berlaku ditempat kerja sebelum mereka mulai tugasnya,
tujuannya agar mereka mentaatinya.
o Pemakaian APD
Take Home Messages
• Banyak Upaya Preventif yang dapat
dilakukan di tempat kerja agar para
pekerjanya terhindar dari Penyakit
Akibat Kerja dan Kecelakaan Akibat
kerja.
• Banyak Program yang dapat dilakukan
dalam rangka Promosi Kesehatan di
tempat kerja
• Pelajari teori perubahan perilaku untuk
mendukung keberhasilan program
Promosi Kesehatan di tempat kerja

Anda mungkin juga menyukai