Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PSIKOLOGI

KONSEP MOTIVASI

Dosen Pembimbing :

Dr. Hotma Rumahorbo, SKp, MEpid.

Disusun oleh:
Kelompok 1
1. Aditiya 9. Marwa 'Alifya
2. Bilhaq Irsyad Fadhilah 10. Nadia Mayadianti
3. M. Ferdi Fujiyanto Firdaus 11.Novita Bonita Nababan
4.Alvina Nurul Komariyah 12. Rahayu Nur Allifiah
5. Ceria Nilasari 13. Reggina Putri Nuriansyah
6. Dinda Mutiara Nurfadilah 14. Salfinia Nurfitriani
7. Farah Aulia 15. Sri A Pertiwi
8.Keisha Herviana Mahdalena 16. Zahratun Mardiah

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG


2022

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami panjatkan
puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada
kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Tentang “ Konsep Motivasi” pada mata kuliah
Psikologi .

Kami ucapkan terimakasih sebesar besarnya kepada Ibu Dr. Hotma Rumahorbo, SKp, MEpid.
sebagai dosen Mata kuliah Psikologi yang sudah memberikan materi serta bimbingannya
sehingga kami dapat Menyusun makalah ini secara maksimal.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.

Bandung, 28 Juli 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................1

BAB II LANDASAN TEORITIS....................................................................................................2

A. Definisi Motivasi.................................................................................................................2

B. Teori Motivasi.....................................................................................................................3

C. Pentingnya Motivasi Bagi Perawat......................................................................................6

D. Cara Memotivasi Pasien......................................................................................................6

BAB III KESIMPULAN.................................................................................................................8

Daftar Pustaka..................................................................................................................................9

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Motivasi sangat penting bagi semua orang yang mempunyai


permasalahan. Setiap individu di dunia ini pada dasarnya memiliki kecenderungan
untuk mengaktualisasikan dirinya dan setiap individu harus melakukan aktualisasi
diri jika menginginkan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Seperti yang
disampaikan oleh Maslow bahwa orang-orang yang sehat adalah orang yang
mengaktualisasikan diri.

Keperawatan sebagai profesi disalurkan melalui praktik klinik yang


tentunya menjalankan praktik keperawatan sesuai dengan wewenang yang
dimiliki, baik secara mandiri maupun kolaborasi. Semua dilakukan atas dasar
ilmu yang telah ditempuh selama masa pendidikan yang akhirnya mendasari
seluruh seluk beluk praktik profesionalnya.

Dalam meningkatkan kinerja perawat yang lebih baik harus dilandasi


motivasi yang kuat. Tanpa motivasi maka tidak akan ada dorongan untuk
menghasilkan kinerja yang baik. Adanya motivasi kerja yang tinggi dalam
lingkungan kerja maka akan menimbulkan rasa kepuasan dalam melaksanakan
tugas. Mengingat beban kerja tinggi dan kurangnya apresiasi yang memadai untuk
kerja keas yang telah dilakukan perawat, terkadang hal itu menjadi pemicu
kurangnya rasa termotivasi dalam bekerja. Dengan latar belakang ini, kami
merasa perlu untuk menjabarkan betapa pentingnya meningkatkan rasa motivasi
menuju perawat profesional dalam bekerja.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu motivasi?
2. Apa saja teori-teori motivasi?
3. Mengapa perawat perlu belajar motivasi?
4. Bagaimana perawat memotivasi pasien untuk mencapai satu tujuan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami motivasi
2. Untuk mengetahui dan memahami teori teori motivasi
3. Untuk mengetahui betapa pentingnya motivasi bagi perawat
4. Untuk mengetahui dan menerapkan cara memotivasi pasien

2
BAB II

ISI

A. Definisi Motivasi

Motivasi berasal dari kata Latin Moreve yang berarti dorongan dari dalam
diri manusia untuk bertindak atau berperilaku. Pengertian motivasi tidak terlepas
dari kata kebutuhan Kebutuhan adalah suatu potensi dalam diri manusia yang
perlu ditanggapi atau direspon. Tanggapan terhadap kebutuhan tersebut
diwujudkan dalam bentuk tindakan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, dan
hasilnya adalah orang yang bersangkutan merasa atau menjadi puas. Apabila
kebutuhan tersebut belum direspon maka akan selalu berpotensi untuk muncul
kembali sampai dengan terpenuhinya kebutuhan yang dimaksud (Soekidjo
Notoatmodjo, 2014).

Sedangkan menunut Sondang P. Siagian sebagai-mana dikutip oleh Soleh


Purnomo (2004:36) menyatakan bahwa motivasi adalah daya pendorong yang
mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan
kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk
menyelcnggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung juwabnya dan
menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran
organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.

Menurut Dirgagunarasa (1975) motivasi adalah dorongan atau kehendak


yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar seseorang itu berbuat atau
bertindak, dengan kata lain bertingkah laku. Tumbuhnya motivasi dalam diri
seseorang senantiasa dilandasi oleh adanya kesadaran diri berkenaan dengan
hakikat dan keberadaan kehidupannya masing-masing (Library.Gunadarma,
2004 : halaman 1).

3
Menurut Mc.Donald: motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian motivasi yang dikemukakan
oleh Mc.Donald ini mengandung tiga elemen penting, yaitu:

a. Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu


manusia
b. motivasi ditandai dengan munculnya feeling, afeksi seseorang
c. motivasi akan terangsang karena adanya tujuan (Sardiman AM, 2007 halaman
73-74)

Pada akhiryna motivasi dapat diartikan sebagai dorongan dalam diri


seseorang (kesiapsiagaan dan kemauan) untuk bertindak guna mencapai tujuan
atau memenuhi kebutuhan.

Motivasi memiliki dua komponen, yaitu: komponen dalam (inner


component) dan komponen luar (outer component). Komponen dalam ialah
perubahan dalam diri seseorang, keadaan merasa tidak puas dan ketegangan
psikologis. Komponen luar ialah apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang
menjadi arah kelakuannya. Berdasarkan definisi tersebut, komponen dalam ialah
kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipuaskan, sedangkan komponen luar ialah
tujuan yang hendak dicapai

B. Teori Motivasi
1. Dua Faktor Teori yang dikembangkan oleh Herzberg dalam Suwatno dan
Donni (2016:179) dikenal dengan model dua faktor dari motivasi.
a. Teori motivasional yaitu faktor yang dapat mendorong seseorang
untuk bekerja lebih baik dan berprestasi yang bersifat instrinsik atau
sifat yang bersumber dari dalam diri seseorang, yang termasuk ke
dalam faktor motivasional (intrinsik) adalah pengakuan dari orang
lain, peluang untuk berprestasi, tantangan, tanggungjawab, kesempatan
bertumbuh dan kemajuan dalam karir.

4
Sebagai perawat diharuskan untuk bekerja dengan baik dan memiliki
kemampuan yang baik. Oleh karena itu, teori motivasional dibutuhkan
untuk meningkatkan rasa tanggung jawab kepada diri sendiri dan klien
agar proses pemberian asuhan keperawatan bisa berjalan dengan baik.
b. Faktor hygiene / pemeliharaan adalah faktor yang penting untuk
adanya motivasi di tempat kerja. Faktor ini tidak mengarah pada
peningkatkan motivasi positif pada jangka panjang tetapi apabila
faktor ini tidak ada maka akan menimbulkan ketidakpuasan dan
bersifat ekstrinsik atau bersumber dari luar diri yang dapat
menentukan perilaku seseorang dalam kehidupannya, yang termasuk
ke dalam faktor pemeliharaan (ekstrinsik) adalah gaji, hubungan antara
pekerja, status seseorang dalam organisasi, kebijakan organisasi,
kondisi kerja dan sistem administrasi dalam organisasi. 19 Teori
Hezrberg ini digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Hermin
Fatimah dengan judul The Influence of Communication and
Motivation Factors on Employee Engagement.
Sebagai perawat harus mengetahui lingkungan kerja yang akan
dihadapi, dengan mengetahui lingkungan kerja dan beban kerja yang
ada perawat akan lebih mudah dalam beradaptasi dan menjalankan
tugasnya. Pemberian asuhan keperawatan juga akan lebih maksimal
karena lingkungan kerja yang nyaman.

2. Menurut Wood Worth, motivasi diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:


a. Unlearned motives, adalah motivasi pokok yang tidak dipelajari atau
motivasi bawaan, yaitu motivasi yang dibawa sejak lahir, seperti
dorongan makan, minum, seksual, bergerak dan istirahat. Motivasi ini
sering disebut motivasi yang diisyaratkan secara biologis.
Perawat harus mengutamakan pemenuhan kebutuhan diri sendirinya
terlebih dahulu sebelum memberikan asuhan kepada klien. Dengan
terpenuhinya kebutuhan dasar seorang perawat maka akan maksimal
pula asuhan yang diberikan. Jika seorang perawat tidak memenuhi

5
kebutuhannya terlebih dahulu akan sulit bagi perawat dalam
memenuhi kebutuhan dasar pasien.
b. Learned motives, adalah motivasi yang timbul karena dipelajari,
misalnya dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan
mengejar jabatan. Motivasi ini sering disebut motivasi yang
diisyaratkan secara sosial, karena manusia hidup dalam lingkungan
sosial.
Seorang perawat harus memiliki learned motives untuk selalu
berkembang dalam dunia Kesehatan. Misalnya, melanjutkan studi ke
jenjang yang lebih tinggi agar ilmu yang didapat bisa lebih membantu
perawat dalam memberikan asuhan yang lebih baik kepada klien.

3. Teori Hirarki Kebutuhan Teori motivasi Maslow dalam Suwatno dan Donni
(2015:176-178) dinamakan “A Theory of human motivation”. Maslow
berpendapat kebutuhan yang diinginkan seseorang berjenjang artinya bila
kebutuhan yang pertama terpenuhi maka kebutuhan tingkat kedua akan
menadi utama dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan kelima. Teori
motivasi yang dikembangkan oleh Abraham Maslow menyatakan bahwa
setiap diri manusia tiu terdiri dari lima tingkat atau hirarki kebutuhan, yaitu:
1) Kebutuhan fisiologis (Physiological needs), kebutuhan ini merupakan
kebutuhan tingkat terendah atau kebutuhan yang paling dasar seperti
makan, minum, bernafas dan perlindungan fisik. Pemenuhan
kebutuhan fisiologis harus diberikan perawat kepada klien yang tidak
memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya sendiri.
Misalnya, membantu pasien meminum obat dan makan.Tetapi,
sebelum memenuhi kebutuhan fisiologis klien, perawat harus
memenuhi kebutuhan dasarnya terlebih dahulu.
2) Kebutuhan rasa aman (Safety needs), yaitu kebutuhan akan
perlindungan dari ancaman, bahaya, pertentangan dan lingkungan
hidup, tidak dalam arti fisik semata akan tetapi juga mental,
psikologikal dan intelektual. Klien harus merasa nyaman dan tidak

6
merasa terancam di dalam lingkungan yang asing bagi klien. Sudah
kewajiban bagi seorang perawat untuk memastikan klien merasa aman
dan nyaman supaya kondisi fisik dan mental pasien tidak kian
memburuk.
3) Kebutuhan sosial (Social needs), yaitu kebutuhan untuk merasa
memiliki yaitu kebutuhan untuk diterima dalam kelompok, berafiliasi,
berinteraksi dan kebutuhan mencintai dan dicintai. Dengan adanya
keadaan sakit atau kekurangan dalam diri pasien, tidak menutup
kemungkinan bagi pasien untuk menarik diri dari lingkungan sosial.
Perawat harus bisa meningkatkan rasa percaya diri pasien untuk
Kembali kepada lingkungan sosialnya dan tidak menarik diri. Seorang
perawat juga harus bisa berafiliasi, bukan hanya dengan klien tetapi
dengan rekan sejawat dan pada lingkungan sosial di tempat kerja
supaya menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.
4) Kebutuhan akan harga diri atau pengakuan (Esteem needs), yaitu
kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain. Seorang
perawat harus mengetahui bagaimana kebutuhan harga diri yang
dibutuhkan oleh pasien agar pasien tidak merasa direndahkan pada
saat pemberian asuhan keperawatan.
5) Kebutuhan aktualisasi diri (Self-Actualzation needs), yaitu kebutuhan
untuk menggunakan kemampuan, skill, potensi, kebutuhan untuk
berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, memberikan penilaian
dan kritik terhadap sesuatu. Seorang perawat merupakan penghubung
yang harus dipercaya pasien karena perawatlah yang paling
mengetahui keadaan pasien secara fisik dan mental. Maka dari itu
kemampuan untuk mengemukakan ide-ide sangat dibutuhkan oleh
perawat untuk menegakkan hak-hak pasien.

7
4. Teori Mc Clelland untuk meningkatkan rasa semangat dari perawat dan
memotivasi setiap individu perawat itu sendiri, pertama - tama adalah menjadi
karakteristik dari sikap motivasi berdasar klasifikasinya, yaitu :

1. Kebutuhan akan Prestasi

Kebutuhan prestasi akan mendorong seseorang berprestasi dalam keadaan bila


target yang akan dicapai nyata dan memiliki peluang untuk diperoleh seta
cenderung menimbulkan kretifitas pada seseorang. Kebutuhan prestasi
dirumuskan dan menetapkan bahwa pencapaian perilaku yang terkait adalah hasil
dari konflik antara harapan sukses dan takut gagal.

Ketika seorang perawat memiliki prestasi yang mumpuni dibanding tenaga


kerja lainnya, perawat tersebut akan otomatis dikenal karena kecerdasannya.
Begitu pula dengan calon perawat yang memiliki perasaan yang sama untuk
memiliki prestasi dan menjadi mahasiwa yang unggul. Selain itu, berprestasi juga
dapat memberikan kepuasan pribadi dalam bekerja terlebih jika hasil pekerjaan
yang telah kita lakukan mencapai tujuannya. Dengan memiliki catatan prestasi
yang baik, umpan balik dari rekan kerja lainnya maupun umpan balik dari klien
sangatlah penting karena itu dapat kita jadikan berupa ukuran kesuksesan pribadi
dalam mengatasi kasus – kasus dalam pekerjaan.

Dengan mengunggulkan prestasi perawat akan dianggap cerdas dan dapat


diandalkan, bila dengan dapat diakui karena kecerdasannya membuat seorang
perawat mendapatkan promosi untuk naik tingkat tentunya itu akan sangat
menguntungkan. Kepuasan bekerja menjadi salah satu faktor yang sangat menjadi
daya tarik scorang perawat untuk meningkatkan motivasinya menjadi perawat
professional, karena berkompeten dalam menyelesaikan pekerjaanya membuat
klien merasa puas atas pelayanan yang diberikan atau membuat pihak RS bangga
memiliki perawat dengan karakter seperti itu tentunya akan menjadi asset yang
berharga, itu dapat memotivasi perawat untuk selalu mengutamakan kepuasan
berbagai pihak dalam pekerjaannya. Dan yang terakhir adalah ketika umpan balik

8
dari tenaga kesehatan lainnya atau dari klien baik, perawat akan lebih semangat
atau lebih termotivasi untuk menejadi lebih baik kedepannya.

2. Karakteristik sikap Motivasi untuk berkuasa

Kebutuhan akan kekuasaan merupakan keinginan untuk memiliki pengauh,


menjadi yang berpengaruh, dan mengendalikan individu lain. McClelland merinci
bahwa seseorang yang memiliki kebutuhan akan kekuasaan yang tinggi, akan
cenderung memiliki karakter bertanggung jawab, berjuang untuk mempengaruhi
individu lain, senang ditempatkan dalam situasi kompetitif, dan berorientasi pada
status sosial.

Sikap ingin berkuasa di sini dapat dikembangkan untuk mencapai suatu posisi
kepemimpinan. Meningkatkan rasa motivasi dengan cara berambisi menduduki
suatu posisi atau jabatan tinggi di tempat pekerjaan akan membuat seseorang
termotivasi untuk bekerja lebih giat dan berupaya agar setiap pekerjaan yang
dilakukannya memiliki hasil yang menakjubkan. Dengan upaya – upaya seperti
itu. perawat akan selalu memposisikan dini menjadi yang paling terbaik atau
menjadi perawat yang professional dalam bekerja. Menduduki suatu jabatan yang
tinggi merupakan idaman setiap seseorang, selain akan memiliki effort gaji yang
lebih, tenaga kerja lainnya juga akan menghormati kita sebagai atasannya. Dari
faktor ini perawat bisa menarik kesimpulan untuk meningkatkan rasa motivasinya
menjadi perawat professional bisa dikembangkan dengan cara meningkatkan
ambisi nya untuk menduduki posisi atau jabatan yang tinggi di tempat
pekerjaannya. Juga dengan memposisikan diri untuk menduduki posisi atau
jabatan tinggi di tempat pekerjaan salah satu syaratnya adalah berkompeten dan
memiliki kinerja yang baik dalam bekerja. Dari situ motivasi perawat otomatis
akan menjadi tinggi untuk menjadi perawat professional, karena jika dia tidak
kompeten tapi memiliki kedudukan jabatan yang tinggi tentunya akan sangat

9
memalukan bila ada junior nya yang kesulitan dan meminta tolong namun dirinya
tak bisa membantu, jelas akan sangat memalukan. Schingga untuk mendapatkan
posisi jabatan tertinggi, perawat akan berusaha menyesuaikan dirinya untuk
semakin kompeten di bidangnya.

3. Karakteristik sikap Motivasi untuk berafiliasi/bersahabat

Dalam konteks kesehatan, kebutuhan afiliasi akan terwujud dalam proses


penyembuhan pasien dimana adanya interaksi baik perawat dengan klien.
Mengembangkan sikap keinginan berafiliasi yang tinggi akan membuat perawat
memiliki banyak relasi, dengan banyaknya relasi perawat memiliki interaksi
sosial yang tinggi. Relasi yang banyak merupakan suatu keuntungan bagi seorang
perawat memotivasi dirinya sendiri untuk dapat berkembang dengan baik di dunia
kerja, selain mendapatkan dukungan dari sekitar entah teman atau sahabat,
perawat juga mungkin akan mendapatkan perhatian lebih atau kritik yang
membangun bila memiliki sahabat. Dengan setiap kritikan tersebut dibangunlah
rasa belajar dari kesalahan sehingga nantinya perawat akan menjadi Iebih baik
lagi. Dengan memperbanyak relasi. tentu cerita dan pengalaman dari berbagai
orang tersebut akan kita dapatkan, dan itu akan menjadi suatu ilmu baru yang
dapat kita petik hikmahnya Ketika perawat memiliki citra yang baik, maka
seorang perawat akan dikenal baik, dan ketika pandangan orang lain baik pada
diri perawat, motivasi seorang perawat untuk betah di tempat kerja akan
meningkat. fasa nyaman akan selalu dirasakan, kedamaian dan rasa saling
membantu sesama akan terjalin dengan baik. Jadi intinya, berafiliasi akan
membuat kita nyamn terhadap lingkungan kerja. Merasakan suka duka sendirian
tentu akan sedih dan berat, nanun bila itu semua dilewati bersama, saling memberi
koreksi jika salah, saling membangun untuk menjadi lebih baik, itu akan menjadi
faktor yang menjadi ciri pesatnya kenaikan motivasi untuk menjadi perawat yang
professional.

10
C. Pentingnya Motivasi Bagi Perawat
Kekuatan motivasi seseorang akan menentukan kualitas kegiatan yang
dilakukan. Secara logika, motivasi sesorang akan berbanding lurus dengan
kegiatan yang dilakukan. Motivasi ini pula yang dapat mengendalikan dan
mengarahkan perilaku seseorang (Asmuji, 2012). Kinerja mempunyai hubungan
yang sangat erat dengan masalah produktivitas karena merupakan indicator dalam
menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi
dalam suatu organisasi (Sedarmayanti, 2009). Menurut T.R. Mitchelle, kinerja
terdiri dari lima aspek, yaitu quality of work, promptness, initiative, capability,
dan communication. Selain itu, dalam pengukuran kinerja ditetapkan:
performamce = ability x motivation. Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan
bahwa untuk menilai kinerja seseorang diperlukan pengkajian tentang
kemampuan dan motivasi (Sedarmayanti, 2009)

Dalam masa perkuliahan bagi calon perawat, motivasi merupakan acuan


dalam melakukan proses menjadi seorang perawat yang akan menangani pasien.
sebab adanya motivasi mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang
adanya motivasi akan melemahkan semangat belajar. Selain motivasi untuk
belajar, perawat juga harus memiliki motivasi untuk terus bergelut di bidangnya.
Beratnya medan kerja yang dihadapi terkadang menjadi penurunan motivasi bagi
perawat dan berkurangnya kinerja dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien. Selain dalam belajar, seorang perawat dan calon perawat harus memiliki
sikap motivasi untuk berafiliasi, . Dengan membangun rasa berafiliasi di tempat
kerja dengan baik tentu akan mendapatkan feedback yang baik. Seperti contoh.
jika kita membangun rasa persahabatan antar rekan kerja, semua akan terasa lebih
mudah. Membangun rasa berafiliasi yang tinggi kepada rekan kerja dan pasien
merupakan hal yang penting. Perawat memberikan pelayan terbaik mungkin
pasien tentu akan merasa sangat puas, dengan kepuasan pasien terhadap
pelayanan yang diberikan oleh perawat mengindikasikan bahwa perawat
professional dalam bekerja.

11
D. Cara Memotivasi Pasien
Sugesti positif seringkali dibicarakan sebagai cara untuk memberikan sebuah
motivasi maupun semangat kepada seseorang terhadap setiap permasalahan yang
sedang terjadi. Begitu pula saat seorang pasien yang sedang di rawat inap di
sebuah Rumah Sakit (RS), maka dibutuhkan sugesti-sugesti yang dapat
memotivasi pasien untuk segera sembuh dari setiap penyakit yang sedang ia
derita.
Seringkali sebuah pelayanan maksimal dibutuhkan oleh setiap pasien dalam
mempercepat proses penyembuhan. Motivasi yang diberikan oleh perawat dalam
melaksanakan pelayanan keperawatanya sangat dibutuhkan oleh pasien guna
memberikan semangat dan agar pasien segera sembuh dan kembali seha. Namun
motivasi dengan sugesti positif harus memenuhi kaidah-kaidah, seperti berikut:

1. Menggunakan kata-kata positif (sopan), hindari kata-kata yang bersifat negatif


(kasar).
2. Berikan pujian ketika pasien mampu melakukan kemajuan
3. Ungkapan yang bersifat metafora
4. Ungkapan jelas, detail, dan sederhana agar mudah dimengerti
5. Lakukan pengulangan

Sugesti positif hanya bisa keluar dari seseorang yang memiliki pikiran dan
hati yang positif, sehingga Andri Hakim menyarankan bahwa setiap perawat
diperlukan sikap professional untuk dapat bekerja dengan hati dalam memberikan
pelayanannya kepada pasien.

Selain memperkuat sugesti positif kepada pasien, maka setiap perawat, dokter,
maupun ahli medis lainnya, perlu menghindari berbagai kalimat-kalimat yang
dapat menurunkan mental pasien. Adapun berbagai bentuk sugesti negatif yang
perlu dihindari antara lain :

1. Keprihatinan yang berlebih kepada pasien


2. Harapan yang berlebih kepada pasien
3. Mengkritik Pasien

12
4. Menakutkan Pasien
5. Berdebat dengan pasien
6. Menyalahkan Pasien
7. Menunjukkan keheranan kepada pasien
8. Menilai secara moralistik
9. Memberi contoh dirinya sendiri
10. Memalukan pasien

BAB III

KESIMPULAN

Jadi, Motivasi berasal dari kata Latin Moreve yang berarti dorongan dari
dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku Kemudian Menurut
Mc.Donald: motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Dari pengertian motivasi yang dikemukakan oleh Mc.Donald ini
mengandung tiga elemen penting, yaitu:
a.Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia
b.motivasi ditandai dengan munculnya feeling, afeksi seseorang
c.motivasi akan terangsang karena adanya tujuan (Sardiman AM, 2007 halaman
73-74)
A. Teori Motivasi
1. Teori Dua Faktor Teori yang dikembangkan oleh Herzberg dalam Suwatno dan
Donni (2016:179) dikenal dengan model dua faktor dari motivasi.
 Teori motivasional
 Faktor hygiene / pemeliharaan

13
2. Menurut Woodworth dan Marquis,
 a.Kebutuhan-kebutuhan organis
 b.Motivasi darurat
 c..Motivasi obyektif,
3. Menurut Wood Worth, motivasi diklasifikasikan menjadi dua bagian,
yaitu:
 a.Unlearned motives, adalah motivasi pokok yang tidak dipelajari atau
motivasi bawaan, yaitu motivasi yang dibawa sejak lahir, seperti dorongan
makan, minum, seksual, bergerak dan istirahat.
 b.Learned motives, adalah motivasi yang timbul karena dipelajari,
misalnya dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan
mengejar jabatan.

4. Teori Hirarki Kebutuhan Teori motivasi Maslow dalam Suwatno dan


Donni (2015:176-178) dinamakan “A Theory of human motivation”. Maslow
berpendapat kebutuhan yang diinginkan seseorang berjenjang artinya bila
kebutuhan yang pertama terpenuhi maka kebutuhan tingkat kedua akan menadi
utama dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan kelima. Teori motivasi yang
dikembangkan oleh Abraham Maslow menyatakan bahwa setiap diri manusia tiu
terdiri dari lima tingkat atau hirarki kebutuhan,
a. Kebutuhan fisiologis (Physiological needs)
b. Kebutuhan rasa aman (Safety needs)
c. Kebutuhan sosial (Social needs)
d. Kebutuhan akan harga diri atau pengakuan (Esteem needs)
e. Kebutuhan aktualisasi diri (Self-Actualzation needs)
B. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
 Faktor-faktor pribadi dalam motivasi
 Faktor-faktor lingkungan dengan motivasi
C. Pentingnya motivasi bagi perawat

14
Motivasi sangat penting artinya dalam kegiatan belajar, sebab adanya motivasi
mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya motivasi akan
melemahkan semangat belajar.
Hal tersebut pun sangat penting bagi seorang perawat. Dalam masa perkuliahan
bagi perawat, motivasi merupakan acuan dalam melakukan proses menjadi
seorang perawat yang akan menangani pasien.
D.. Cara Memotivasi Pasien
Sugesti positif seringkali dibicarakan sebagai cara untuk memberikan sebuah
motivasi maupun semangat kepada seseorang terhadap setiap permasalahan yang
sedang terjadi. Seringkali sebuah pelayanan maksimal dibutuhkan oleh setiap
pasien dalam mempercepat proses penyembuhan. motivasi dengan sugesti positif
harus memenuhi kaidah-kaidah, seperti berikut: -Menggunakan kata-kata
positif (sopan), hindari kata-kata yang bersifat negatif (kasar),Berikan pujian
ketika pasien mampu melakukan kemajuan), Ungkapan yang bersifat
metafora ,Ungkapan jelas, detail, dan sederhana agar mudah dimengerti, Lakukan
pengulangan
Selain memperkuat sugesti positif kepada pasien, maka setiap perawat, dokter,
maupun ahli medis lainnya, perlu menghindari berbagai kalimat-kalimat yang
dapat menurunkan mental pasien. Adapun berbagai bentuk sugesti negatif yang
perlu dihindari antara lain keprihatinan yang berlebih kepada pasien

Daftar Pustaka

Wati, Ria Rohma. 2015. Hubungan Peran Perawat Sebagai Educator Dengan
Motivasi Sembuh Pasien diakses dari
https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/65758

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: ECG. Arep, I., dan Hendri
T., 2004, manajemen Motivas. Jakarta: Grasindo

15
A. Usmara, “Motivasi Kerja: Proses, Teori, Dan Praktik,” Yogyakarta: Amara
Books, 2006, Hal. 12.

16

Anda mungkin juga menyukai