OLEH :
201111072
FAKULTAS KESEHATAN
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal dengan judul “Hubungan
Tingkat kecemasan dengan pola tidur mahasiswa UCB prodi Ners kelas C Angkatan XIV ”
Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi
Penelitian . Penulis menyadari bahwa, dalam penulisan Proposal ini tidak akan selesai tanpa
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Frans Salesman, S.E., M. Kes selaku Rektor Universitas Citra Bangsa
Kupang.
2. Bapak Vinsensius B. Lemaking, S. KM., M. Kes selaku Dekan Fakultas kesehatan
Universitas Citra Bangsa Kupang.
3. Bapak Yohanes Dion, S.Kep., Ns., M.Kes. selaku ketua program studi sarjana keperawatan
Universitas Citra Bangsa Kupang
4. Ibu Ns. Maryati A. Barimbing S.Kep.,M.kep selaku dosen pengampu mata kuliah
Metodologi penelitian
5. Pihak lain yang turut membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga Tuhan membalas budi baik semua pihak yang telah memberi kesempatan dan dukungan
dalam menyelesaikan proposal penelitian ini. Penulis sadar bahwa proposal penelitian ini jauh dari
kesempurnaan, tetapi penulis berharap bahwa proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan kemajuan ilmu keperawatan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
PENDAHULUAN
Untuk mengetahuai Hubungan tingkat kecemasan dengan pola tidur pada mahasiswa UCB
prodi Ners kelas C angkatan XIV
b. Untuk mengidentifikasi Hubungan tingkat pola tidur pada mahasiswa UCB prodi Ners
kelas C angkatan XIV
c. Menganalisis Hubungan tingkat kecemasan dengan pola tidur pada mahasiswa UCB prodi
Ners kelas C angkatan XIV
Sebagai bahan bacaan dalam memperluas wawasan bagi mahasiswa dan tenaga medis untuk
mengetahui antara Hubungan tingkat kecemasan dengan pola tidur pada mahasiswa UCB
prodi Ners kelas C angkatan XIV
Sebagai informasi bagi instansi terkait untuk mengetahui Hubungan tingkat kecemasan
dengan pola tidur pada mahasiswa UCB prodi Ners kelas C angkatan XIV
TINJAUAN PUSTAKA
Pola tidur adalah model, bentuk atau corak tidur dalam jangka waktu yang relatif
menetap dan meliputi :
(1) jadwal jatuh (masuk) tidur dan bangun,
(2) irama tidur,
(3) frekuensi tidur dalam sehari,
(4) empertahankan kondisi tidur, dan
(5) kepuasan tidur
Tidur adalah kondisi organisme yang sedang istirahat secara reguler, berulang dan
reversible dalam keadaan mana ambang rangsang terhadap rangsangan dari luar lebih tinggi
jika dibandingkan dengan keadaan jaga.
Diagnostic And Statictical Manual of Mental Disorders edisi ke empat (DSM-IV)(8)
mengklasifikasikan gangguan tidur berdasarkan kriteria diagnostik klinik dan perkiraan
etiologi. Tiga kategori utama gangguan tidur dalam DSM-IV adalah gangguan tidur primer,
gangguan tidur yang berhubungan dengan gangguan tidur mental lain, dan gangguan tidur
lain, khususnya gangguan tidur akibat kondisi medis umum atau yang disebabkan oleh zat.
Gangguan tidur primer terdiri atas dissomnia dan parasomnia.
Dissomnia adalah suatu kelompok gangguan tidur yang heterogen termasuk :
(i) insomnia primer,
(ii) hipersomnia primer,
(iii) narkolepsi,
(iv) gangguan tidur yang berhubungan dengan pernafasan, dan
(v) gangguan tidur irama
sirkadian. Parasomnia adalah suatu kelompok gangguan tidur termasuk :
(i) angguan mimpi menakutkan (nightmare disorder),
(ii) gangguan teror tidur, dan
(iii) gangguan tidur berjalan.
Dari gangguan tidur primer tersebut, yang berkaitan dengan usia lanjut adalah
insomnia dan hipersomnia primer. Kriteria diagnostik untuk insomnia primer adalah
kesulitan untuk memulai Prayitno Pola tidur usia lanjut atau mempertahankan tidur, atau
tidur yang tidak menyegarkan, selama sekurangnya satu bulan. Gangguan tidur yang disertai
keletihan pada siang hari menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau
gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain. Kriteria diagnostik untuk
hipersomnia primer adalah mengantuk berlebihan di siang hari selama sekurangnya satu
bulan seperti yang ditunjukkan oleh episode tidur yang memanjang atau episode tidur siang
hari yang terjadi hampir setiap hari. Mengantuk berlebihan di siang hari menyebabkan
penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau
fungsi penting lain. Kriteria diagnostik untuk insomnia dan hipersomnia yang berhubungan
dengan gangguan Aksis I, Aksis II atau Aksis III pada dasarnya sama dengan gangguan tidur
prime.
(Mubarak dan Chayatin, 2007) faktor-faktor yang mempengaruhi pola tidur secara
umum antara lain penyakit fisik, lingkungan, kelelahan, gaya hidup, stress emosional,
stimulan, diet dan alkohol
Gangguan pola tidur akan biasanya menunjukkan gejala dan tanda mayor maupun
minor seperti berikut : (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
a. Gejala dan tanda mayor
1) Secara subjektif pasien mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh tidak
puas tidur, mengeluh pola tidur berubah, dan mengeluh istirahat tidak cukup.
2) Secara objektif tidak tersedia gejala mayor dari gangguan pola tidur.
b. Gejala dan tanda minor
1) Secara subjektif pasien mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
2) Secara objektif yaitu adanya kehitaman di daerah sekitar mata, konjungtiva pasien tampak
merah, wajah pasien tampak mengantuk (Wahit Iqbal Mubarak et al., 2015)
2.3. Karangka Konsep
Tt TINGKAT POLA
KECEMASAN
TIDUR
: Memengaruhi
BAB III
METODE PENELITIAN
Informet consent
Coding
Editing
Transfering
N
n= 2
1+ N (d )
Keterangan :
N : Besar populasi
n : Besar sampel
D : Tingkat signifikan (p)
3.5.2. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa UCB prodi Ners kelas C angkatan XIV
dengan jumlah 43 orang.
Aspek etik merupakan bagian yang penting dan tidak terpisahkan dalam proses penelitian.
Penerapan prinsip etik diperlukan untuk menjamin perlindungan terhadap hak-hak responden.
Ada 4 prinsip utama dalam etika penelitian, yaitu:
Penelitian berkewajiban untuk menghargai harkat dan martabat responden sebagai manusia.
(Afiyanti, 2014) mengatakan prinsip yang harus diperhatikan dalam menghadapi harkat dan
martabat responden adalah sebagai berikut:
1. Respect for Autonomy (Menghormati Otonomi) Responden memiliki hak yang bebas
untuk menentukan secara sukarela dan tanpa paksaan untuk berpartisipasi atau menolak
terlibat dalam penelitian (Alfiyanti, 2014). Dalam penelitian ini peneliti harus menghargai
keputusan apabila responden memutuskan untuk tidak melanjutkan keterlibatan dalam
proses penelitian.
2. Anonymity (Tanpa Nama)
Anonymity merupakan jaminan dalam pengunaan subjek peneliti dengan tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada alat ukur (Hidayat, 2012). Untuk
menjaga kerahasian, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden secara lengkap,
tetapi dengan menggunakan nama inisial.
3. Confidentiality (Kerahasiaan Data)
Confidentiality merupakan jaminan kerahasiaan hasil penelitian baik informasi
maupunmasalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset (Hidayat, 2012). Peneliti mengolah data yang sesuai dengan kepentingan
peneliti dan data yang didapatkan tidak dipublikasikan pada orang lain diluar kepentingan
penelitian.
Pada prinsip etik beneficience, peneliti akan memperhatikan kesejahteraan responden dengan
memperhatikan kemanfaatan dari penelitian yang dilakukan. Peneliti berkewajiban menghargai
responden sebagai sumber informasi dari penelitian yang dilakukan (Afiyanti, 2014).
Peneliti meminimalkan resiko dari kegiatan penelitian yang dilakukan dengan tidak merugikan
responden. Selaian itu, peneliti akan memperhatikan agar responden bebas dari bahaya,
eksploitas dan ketidaknyamanan saat proses penelitian berlangsung (Afiyanti, 2014).
Dalam prinsip justice, semua prinsip memiliki hak yang sama untuk terlibat memiliki kewajiban
untuk memperlakukan semua responden secara adil dan memberikan kesempatan yang sama
pada responden untuk memberikan informasi terkait penelitian. Penghargaan yang sama juga
diberikan tanpa membeda-bedakan suku, agama, etnis dan status social responden (Afiyanti,
2014)
DAFTAR PUSTAKA
Aryadi I, Yusari I, Dhyani I, Kusmadana I, Sudira P. Korelasi Kualitas Tidur Terhadap Tingkat
Depresi, Cemas, Dan Stres Mahasiswa Kedokteran Universitas Udayana Bali.
Callosum Neurol. 2018;1(1):20-31. doi:10.29342/cnj.v1i1.4
Annisa & ifdil, 2016). andrews et al.2018, potter & perry, 2005,
https://stikes-nhm.e-journal.id/JOB/article/view/616/582
Djamalileil S., F., Rosmaini, Dewi N., P. 2021. Hubungan Kualitas Tidur Terhadap Konsentrasi
Belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Baiturahmah Padang Angkatan
2018. Health&Medical Journal 3(1): 46-47.
Gunarso, n.d, 2008, Wahyudi, Bahri, and Handayani 2019, Kholil Lur Rochman ( 2010: 104),
unhas.ac.id/id/eprint/17319/2/C11116374_skripsi_20-06-2022 (Mubarak dan
Chayatin, 2007), (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Wahit Iqbal Mubarak et
http://www.poltekkes-denpasar.ac.id/7453/3/BABal.,2015),http://journal.unj.ac.id/
unj/index.php/pip/article/view/6840/4933
Hotijah S. 2019. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur pada Mahasiswa Baru Luar
Pulau Jawa Universitas Jember. Skripsi. Fakultas Keperawatan Universitas Jember.
Jember.
(Nursalam, 2017 Hidayat, (2018)
https://stikespanakkukang.ac.id/assets/uploads/alumni/6846008cb4c1a37c67a7fbb74
d75c99f.pdf
Sugiarta A. Artikel Penelitian Hubungan Tingkat Kecemasan terhadap Kualitas Tidur pada
Mahasiswa Angkatan 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana.
Associaton between Anxiety and Sleep Quality among Students from the Faculty of
Medicine Krida Wacana. 2019;25(1):36-40.