Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Bio-baterai dari Limbah Buah dan Sayuran

Disusun Oleh :
Faisal Z
(061840411731)

Dosen Pembimbing :
Ir. Ali Nurdin, M.T.

Politeknik Negeri Sriwijaya


Jurusan Teknik Kimia
Program Studi DIV Teknik Energi
2018/2019
Kata Pengantar

Alhamdulillah puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas izin-Nya
jugalah maka makalah ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam juga tidak lupa
saya haturkan kepada Nabi Muhamad S.A.W yang telah membawa kita dari zaman
jahiliyah ke zaman zakariyah.
Makalah ini dibuat dengan tujuan mencari solusi untuk permasalahan sehari-hari
terutama lingkungan disekitar kita sekaligus untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah Teknik Tenaga Listrik. Saya sebagai penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada mereka yang sudah menyediakan informasi ataupun sumber referensi untuk
makalah ini. Dan saya juga turut berterima kasih kepada bapak Ali Nurdin, M.T.
yang telah memberikan saya kesempatan untuk menulis makalah ini.
Jikalau ada terdapat kesalahan dan kekhilafan dalam pembuatan makalah ini, maka
saya berharap kita sebagai umat manusia seyogyanya untuk saling ingat-
mengingatkan dalam kebaikan.

Palembang, 6 Juli 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................................................................1
Daftar Isi .................................................................................................................2
Bab I ........................................................................................................................3
Pendahuluan ...........................................................................................................3
1.1.Latar Belaknang .................................................................................................3
1.1.Rumusan Masalah ..............................................................................................4
1.2.Tujuan ................................................................................................................4
Bab II .......................................................................................................................5
Pembahasan ............................................................................................................5
2.1.Apa Itu Bio-baterai .............................................................................................6
2.2.Bagian-bagian Pada Baterai ...............................................................................6
2.3.Prinsip Kerja pada Baterai dan Bio-baterai ........................................................7
2.4.Sampah yang Optimum Sebagai Elektroda Bio-baterai ....................................8
2.5.Manfaat Bio-baterai ...........................................................................................9
Bab III ...................................................................................................................11
Penutup .................................................................................................................11
2.5.Kesimpulan ......................................................................................................11
2.5.Saran .................................................................................................................11
Daftar Pustaka ......................................................................................................12

2
Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Baterai merupakan suatu benda yang sudah tidak asing lagi bagi kita.
Baterai banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya pada jam
dinding, remot tv, senter, mainan anak, dan lain-lain. Baterai merupakan sebuah
media yang dapat mengubah energi kimia yang terkandung dalam bahan aktif
secara langsung menjadi energi listrik melalui reaksi reduksi dan oksidasi
elektrokimia yang terjadi pada elektroda (Chang, 2004:211). Baterai terbuat dari
zink sebagai anoda, karbon sebagaikatoda dan elektrolit yang dipakai berupa pasta
campuran MnO2, serbuk karbon, dan NH4Cl.
Limbah yang berupa buah-buahan dan sayur-sayuran yang sudah
membusuk banyak terlihat di pasar sayur dan buah. Limbah merupakan suatu bahan
yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia atau proses-
proses alam, yang tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi, bahkan limbah dapat
mempunyai nilai ekonomi yang negatif apabila penanganan untuk membuang atau
membersihkannya memerlukan biaya yang cukup besar, disamping limbah juga
bisa mencemari lingkungan (Santoso,1998). Dari data yang diperoleh Pramono
(2004) dari total sampah organik kota, sekitar 60% merupakan sayur-sayuran dan
40% merupakan daun-daunan, kulit buah-buahan dan sisa makanan.
Pada buah-buahan mengandung zat seperti asam askorbat, asam sitrat dan
NADH (kimia yang menghasilkan energi sel), yang dalam kondisi tertentu bahan
kimia tersebut bertindak sebagai elektrolit. Begitu juga dengan sayur-sayuran yang
memiliki kandungan seperti asam, basa dan air (Lindstrom, tanpa tahun). Menurut
Amin dan Dey (tanpa tahun), ketika buah dan sayuran mulai membusuk, terjadi
proses kimia yang dikenal sebagai fermentasi. Selama proses ini, buah-buahan dan
sayuran menghasilkan asam lebih yang meningkatkan kekuatan elektrolit dalam
buah dan sayuran. Sehingga, jus dari buah dan sayuran yang masak atau busuk
menjadi lebih reaktif dengan elektroda dan menghasilkan tegangan yang lebih
tinggi daripada jus buah atau sayur yang segar.
Dari sifat kelistrikan yang mengandung banyak elektrolit dari limbah buah-
buahan dan sayur-sayuran tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi
listrik alternatif terbarukan yang berupa bio-baterai sebagai pengganti baterai. Pada
saat ini sudah banyak peneliti yang mengembangkan alternatif dari baterai salah
satunya adalah biobaterai. Biobaterai untuk pertama kali dipopulerkan oleh
professor Kenji Kano dari Kiyoto University beliau memaparkan bahwa sumber
dari energy biobaterai adalah karbohidrat, glukosa, asam amino dan enzim Urba,.
et al (2013:3). Beberapa peneliti telah menyebutkan bahwa beberapa limbah buah
dapat menghasilkan energi listrik. Menurut Mischer Traxler (2002:7) limbah ampas
kopi dari setiap baterai mampu menghasilkan energi listrik sebesar 1,5-1,7 volt,
setara dengan baterai ukuran AA yang sering kita gunakan. Igaro (2012:22)
memaparkan bahwa biobaterai dari bahan dasar singkong dapat menghasilkan

3
tegangan sebesar 2,0 Volt karena kandungan HCN yang tinggi. Biobaterai kulit
pisang yang telah di uji coba ternyata menghasilkan tegangan sebesar 1,24 volt
(Fitriani, 2013:38).
Prinsip biobaterai pada dasarnya hanya melibatkan transportasi elektron
antara dua elektroda yang dipisahkan oleh medium konduktif (elektrolit) yang
memberikan kekuatan gerak elektron berupa potensial listrik dan arus Kartawidjaja
(dalam Jauharah, Dian W. 2013). Pada elektroda elektrolit, elektron mengalir
dibawa oleh ion-ion dan kemudian mengalami elektrolisis. Elektrolisis berarti
perubahan kimia yang diproduksi dengan melewati arus listrik melalui elektrolit.
Aliran elektron dari katoda melalui elektrolit keanoda.Katoda adalah elektroda
negatif, seperti lempengan tembaga, dan anoda adalah elektroda positif, seperti
lempengan seng. Proses ini akan menghasilkan listrik dengan cara yang sama
sebagai baterai dari sel volta.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu Bio-baterai
2. Bagian-bagian pada baterai
3. Bagaimana cara kerja Bio-baterai
4. Sampah jenis apakah yang berfungsi optimal untuk Bio-baterai
5. Apa saja manfaat penggunaan Bio-baterai terhadap lingkungan
1.3. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Bio-baterai
2. Mengetahui bagian-bagian pada baterai
3. Mengetahui cara kerja Bio-baterai
4. Mengetahui jenis-jenis limbah yang optimal untuk Bio-baterai
5. Mengetahui manfaat penggunaan Bio-baterai terhadap lingkungan

4
Bab II
Pembahasan
2.1. Apa Itu Bio-baterai
Sebelum membahas apa itu Bio-Baterai. Ada baiknya kita artikan apa itu
baterai. Baterai merupakan sebuah sarana yang mengubah energi kimia yang
terkandung dalam bahan aktif secara langsung menjadi energi listrik melalui reaksi
reduksi dan oksidasi elektrokimia (redoks), yang terjadi pada elektroda (Linden,
2002). Baterai terbuat dari zink sebagai anoda, karbon sebagai katoda, dan elektrolit
yang dipakai berupa pasta campuran MnO2, serbuk karbon, dan NH4Cl.

Bio-baterai adalah baterai yang sama dengan baterai konvensional. Namun,


yang membedakan adalah elektrolit berupa pasta yang digunakan pada Bio-baterai
berasal dari limbah sayur dan buah-buahan.

2.2. Bagian-bagian pada Baterai

 Kutub positif (katoda) terbuat dari batang karbon (C)


 Kutub negatif (anoda) terbuat dari seng (Zn)
 Pasta elektrolit terbuat dari amonium klorida NH4CI(baterai konvensional)
 Dispolarisator terbuat dari mangan dioksida MnO2
 Wadah seng dibuat untuk membunkus baterai
Pada biobaterai kulit pepaya, anoda selnya terbuat dari sebuah wadah seng yang
bersentuhan dengan mangan dioksida (MnO2) dan sebuah elektrolit natrium
klorida (NaCl). Umumnya pembuatan baterai menggunakan campuran
pati/kanji sebagai pengental (pembentuk pasta) akan tetapi penambahan kanji
tidak menghasilkan daya tahan yang optimum dikarenakan kanji mengalami
pengeringan sehingga ion-ion dalam baterai tidak dapat bergerak dan tidak
mengalirkan listrik (Achmad, 2017).

5
2.3. Prinsip Kerja Pada Baterai dan Bio-baterai
Seperti pada gambar sebelumnya, Zinc adalah anoda (-), batang karbon
adalah katoda (+) dan Ammonium Chloride bertindak pasta sebagai elektroda.
Apabila kita menyambungkan kabel atau jenis load laiinya pada kutub positif dan
negtaif pada baterai tersebut, maka terjadi reaksi kimia yang menghasilkan
elektron, rekasi tersebut sebagai berikut :

Kecepatan dari proses ini (elektron, sebagai hasil dari elektrokimia) mengontrol
seberapa banyak elektron dapat mengalir diantara kedua kutub. Elektron mengalir
dari baterai ke kabel dan tentunya bergerak dari kutun negatif ke lutub positif
tempat dimana reaksi kimia tersebut sedang berlangsung.

Prinsip kerja tersebut hampir sama dengan Bio-baterai. Yang


membedakannya adalah penngunaan Amonium klorida sebagai elektrolit diganti
dengan limbah buah atau sayur. Menurut Amin dan Dey (tanpa tahun), ketika buah
dan sayuran mulai membusuk, terjadi proses fermentasi yang menghasilkan asam
yang lebih yang meningkatkan kekuatan elektrolit dalam buah dan sayuran.
Sehingga, jus dari buah dan sayuran yang tua atau busuk menjadi lebih reaktif
dengan elektroda dan menghasilkan tegangan yang lebih tinggi daripada jus buah
atau sayur yang segar.

6
2.4. Sampah yang Optimum Sebagai Elektroda Bio-baterai
Dari sebuah penelitian oleh Wira Dian Jauharah pada tahun 2013 yang
berjudul Analisis Kelistrikan yang Dihasilkan Limbah Buah dan Sayuran sebagai Energi
Alternatif Bio-Baterai, didapatkan data sebagai berikut :

Dari gambar grafik di atas bisa dilihat bahwa semakin kecil Ph atau semakin
asam Ph limbah buah dan sayur maka arus serta tegangan yang dihasilkan akan
semakin besar. Ph pada pisang kisaran 4,6 menghasilkan tegangan 4,6V sementara
Ph pada jeruk pada kisaran 4,03 menghasilkan tegangan 0,9V.

Selain dari Ph, kita juga dapat mengoptimalkan performa Bio-baterai ini
dengan cara menambahkan garam Kalium Klorida sebagai elektrolit. Pada varietas
pisang raja bulu memiliki tegangan dan daya tahan yang paling optimum, dengan
penambahan garam KCl 0,75 gram dengan tegangan 1,40 volt dengan daya tahan
sebesar 5880 menit.(Sunarya, 2015). Dengan datanya sebagai berikut :

7
Dari data diatas, Pada varietas pisang raja bulu memiliki tegangan dan daya
tahan yang paling optimum, dengan penambahan garam KCl 0,75 gram dengan
tegangan 1,40 volt dengan daya tahan sebesar 5880 menit.(Sunarya, 2015). Hal ini
menarik untuk dikaji lebih lanjut karena voltase baterai pada umumnya yaitu 1,5 V.
Dengan pengembangan yang lebih lanjut, bukan tidak mungkin bahwa limbah buah
dan sayur dapat menjadi sumber energi alternatif (bio-baterai) menggantikan
baterai konvensional yang dapat dipakai masyarakat.

2.5. Manfaat Pemakaian Bio-baterai

1. Sumber energi alternatif

Dikarenakan Bio-baterai terbuat dari limbah buah dan sayur yang


dimana itu adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan mudah
didapat, maka tak menutup kemungkinan masyarakat akan beralih memakai
Bio-baterai ini dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mengurangi limbah rumah tangga

Dari data yang diperoleh Pramono (2004) dari total sampah organik
kota, sekitar 60% merupakan sayur-sayuran dan 40% merupakan daun-
daunan, kulit buah-buahan dan sisa makanan. Dengan memanfaatkan
limbah tersebut untuk Bio-baterai maka diharapkan kita dapat mengurangi
limbah rumah tangga tersebut.

8
3. Harga ekonomis

Limbah atau sampah adalah barang yang sudah tidak digunakan lagi
dan menjadi tak berharga. Sehinnga kita dapat mengolah limbah tersebut
menjadi Bio-baterai dengan harga murah.

4. Tidak mencemari lingkunga

Bio-baterai yang digunakan tidak mencemari lingkungan


dikarenkan tidak memakai bahan kimia yang berbahaya.

9
Bab III
Penutup
3.1.Kesimpulan

Dari hasil pembahasan yang sudah dipaparkan, maka didapati bahwa Bio-
baterai bila hanya menggunakan pasta limbah buah dan sayur tegangan maksimum
yang dicapai adalah sebesar 0,9V. Sementara bila kita menambahkan garam sebagai
elektrolit, maka tegangan maksimum yang didapat adalah sebesar 1,4V.

3.2. Saran

Dengan tegaangan sebesar 1,4V Hal ini menarik untuk dikaji lebih lanjut
karena voltase baterai pada umumnya yaitu 1,5 V. Dengan pengembangan yang
lebih lanjut, bukan tidak mungkin bahwa limbah buah dan sayur dapat menjadi
sumber energi alternatif (bio-baterai) menggantikan baterai konvensional yang
dapat dipakai masyarakat.

10
Daftar Pustaka :

Amin, M.N., dan Dey, P.D.(Tanpa Tahun). Electrochemical Analysis of Fruit and
Vegetable Freshness. California : Universitas Nasional.

Abdalla, S., Al-Ghamdi, A.S., dan Al-Marzouki, F. (Tanpa Tahun). Electric


Batteries from Food . Saudi Arabia: Universitas King Abdulaziz :1-4.

Achmad.H. , 2017, Penuntun Belajar Kimia TPB II; Elektro Kimia, Departemen
Kimia FMIPA – ITB, Bandung.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar: Konsep–konsep Inti, jilid 2 (Ed.Ketiga).


Terjemahan oleh M.A Martoprawiro, dkk.Jakarta:Erlangga.

Hiskia, A. 1996. Kimia Lanjutan. Bandung : Citra Aditya Bakti.

https://warstek.com/2018/07/05/biobaterai-2/

https://www.awalilmu.com/2015/08/bagaimana-prinsip-cara-kerja-baterai-ini-
jawabannya.html

Jauharah, Wira Dian. 2013. Analisis Kelistrikan yang Dihasilkan Limbah Buah dan
Sayuran sebagai Energi Alternatif Bio-Baterai. Skripsi. Jember: Universitas
Jember.

Marince, R. 2006. Karakteriktik Fisik dan pH Sari Wortel. Skripsi. Bogor : Institut
Pertanian Bogor.

Pramono, S.S. 2004. Studi Mengenai Komposisi Sampah Perkotaan di Negara-


negara Berkembang. Jakarta : Universitas Gunadarma.

Santoso,B. 1998. Pupuk Kompos. Yogyakarta : Kanisius.

Sunarya, Risa Rahmawati., dkk. 2015. Pembuatan Biomaterial dari Limbah Kulit
Pisang (Musa Paradisiaca).Bandung : UIN Sunan Gunung Djati

11

Anda mungkin juga menyukai