Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mempunyai kekayaan alam,
keanekaragaman hayati dan berpeluang besar bagi pengembangan budi daya pertanian.
Sektor pertanian berpotensi untuk terus dikembangkan dan memegang peran penting
dalam perekonomian Indonesia.

Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memiliki peranan


penting. Hortikultura yang menjadi unggulan Indonesia merupakan buah – buahan karena
Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dengan berbagai macam jenis buah
tropisnya. Didukung oleh tropis yang sangat subur, peluang untuk mengembangkan
tanaman buah tropis menjadi besar. Selain itu, potensi untuk mengembangkan buah –
buahan tropis di Indonesia juga didukung oleh peluang pasar yang masih sangat tinggi.
Salah satu komoditas utama buah – buahan tersebut adalah jeruk.

Indonesia merupakan penghasil buah jeruk terbesar di Asia Tenggara. Produksi


buah jeruk pada tahun 2019 tercatat sebesar 2,77 ton dan diperkirakan akan terus
meningkat 3,64% setiap tahunnya. Potensi tersebut mendukung pertumbuhan industri
olahan jeruk yang didominasi oleh industri kecil dan menengah. Tingginya kapasitas
produksi olahan kulit jeruk menghasilkan rata – rata 208 ton/tahun. Limbah yang
dihasilkan dalam volume besar dapat menimbulkan potensi digradasi lingkungan apabila
tidak disertai pengolahan yang tepat. Pengolahan limbah kulit jeruk dapat dilakukan
dengan bantuan microbial Fuel Cell ( MFC ). MFC merupakan salah satu teknologi yang
mampu menghasilkan energi terbarukan dan ramah lingkungan. MFC dapat mengubah
energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik menjadi energi listrik dengan
bantuan mikroorganisme ( biokatalis ) .
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara pemanfaatan limbah kulit jeruk menjadi energi listrik ?

2. Bagaimana daya terima masyarakat pada kualitas energi listrik dari bahan kulit
jeruk ?

1.3 Tujuan Riset

1. Untuk mengurangi limbah kulit jeruk yang ada disekitar lingkungan dan
dapat diubah sebagai bioadsorben pada logam berat, yang paling sering
terkandung dalam limbah industri batik adalah timbal (Pb) dan krom (Cr) yang
bersifat racun. Selain itu, riset ini juga dapat digunakan sebagai referensi berbagai
penelitian

2. Untuk menyajikan alternatif pengolahan limbah kulit jeruk agar material


organik dapat terdegradasi dan menghasilkan sumber energi terbarukan
(bioelectricity)

1.4 Manfaat Riset

Adapun manfaat riset ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat
dan pemerintah mengenai limbah kulit jeruk menjadi listrik.

1.5 Urgensi Riset

Kulit jeruk memiliki kandungan asam sitrat (C 6 H 8 O7) yang dapat dijadikan
larutan elektrolit sebagai isi baterai karena asam sitrat dapat menghasilkan kation dan
anion yang dapat menghantarkan listrik.

1.6 Temuan yang Ditargetkan

Temuan yang ditargetkan dalam riset ini yaitu dapat membuat energi listrik dari
kulit jeruk yang mengandung asam sitrat sebagai bahan pembuatan elektrolit.

1.7 Kontribusi Riset Terhadap Bidang Farmasi


Kontribusi riset ini terhadap bidang farmasi yaitu sebagai referensi baru mengenai
efektivitas asam sitrat kulit jeruk yang dapat menghasilkan kation dan anion sebagai
energi listrik.

1.8 Luaran Riset

Luaran yang diharpakan adalah laporan kemajuan, laporan akhir, artikel ilimiah,
dan akun media sosial yang berisi informasi mengenai manfaat kulit jeruk sebagai energi
listrik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kulit Jeruk

Kulit jeruk atau zest adalah sebuah bahan pangan yang disiapkan dengan menguliti atau
memotong kulit luar dan berwarna dari buah-buahan sitrus yang tak diberi lilin seperti lemon,
jeruk, sitron dan limun. Kulit jeruk dipakai untuk menambah rasa pada makanan.

2.2 Limbah

Limbah adalah zat yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik.
Limbah dapat berupa sampah, air kakus, dan air buangan dari berbagai aktivitas domestik
lainnya. Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang sering kali tidak dikehendaki
kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis.

2.3 Baterai

Baterai (Battery) adalah sebuah sumber energi yang dapat merubah energi kimia yang
disimpannya menjadi energi listrik yang dapat digunakan seperti perangkat elektronik. Hampir
semua perangkat elektronik yang portabel seperti handphone, laptop, dan maianan remote
control menggunakan baterai sebagai sumber listriknya.

2.4 Elektrolit

Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan
menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-atom bermuatan elektrik. Elektrolit bisa
berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Elektrolit umumnya berbentuk asam,
basa atau garam.

2.5 Formula (Rumus)


Rumus adalah cara singkat untuk mencari informasi tertentu dengan cara menggunakan patokan,
yang dilambangkan dengan huruf, angka, ataupun tanda. Rumus dapat juga diartikan sebagai
pernyataan atau kesimpulan atas pendirian atau ketetapan yang disebut dengan kalimat ringkas
dan tepat.
BAB III

METODE RISET

Metode pada penulisan ini adalah Library Research dan ditujukan untuk melakukan analisis
mengenai riset yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Library Research merupakan metode
yang dapat digunakan dengan cara membaca buku-buku atau majalah dengan sumber data
lainnya dalam perpustakaan. Metode ini dilakukan karena keterbatasan untuk mencari seorang
narasumber yang dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan topik yang dibahas, maka
pada penulisan ini ditelusuri materi dan informasi yang berkaitan dengan topik secara umum
untuk dianalisis penerapannya pada lingkungan.
3.1 Rancangan Riset
Riset ini merupakan pemanfaatan limbah kulit jeruk sebagai material bio-baterai yang dapat
digunakan masyarakat sekitar untuk memanfaatkan kembali sampah agar berkurang. Dengan
menggunakan teknologi MFC yang dapat mengubah senyawa organik menjadi energi listrik
dengan bantuan mikroorganisme

3.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Riset


Riset dengan metode library research ini dapat dilaksanakan di Perpustakaan umum yang
memiliki berbagai Jurnal dan Buku yang berkaitan dengan topik yang dibahas serta melalui
berbagai website yang tersedia di internet. Keseluruhan tahapan riset ini dilakukan dalam rentang
waktu 14 hari.

3.3 Alat dan Bahan Riset


3.3.1 Alat
Melalui informasi yang didapatkan, alat yang dapat digunakan pada riset ini adalah timbangan
analitik, rotary evaporator, microplate 96 well, magnetic stirrer, oven, kompor gas, kain
penutup, mortar dan stamper, cawan petri, pH meter, multimeter, tabung reaksi, dsb.
3.3.1 Bahan
Berdasarkan informasi yang di dapatkan , bahan yang dapat digunakan pada riset ini ialah limbah
kulit jeruk, electrode (Zn dan Cu), arang karbon, baterai bekas, rimpang kunyit, Tween 80, span
80, etanol 96%, etanol 70%, SCOBY, gula aren bubuk, the hitam, HPMC, CMC-Na, Metil
paraben, propilenglikol, aquadest, dsb.
3.4 Tahapan Riset
1. Pemilihan Jenis Kulit Jeruk
Riset ini dapat dimulai dengan memilih jenis kulit jeruk dari buah jeruk kulit manis, dengan kulit
yang dipilih lalu dihaluskan, selanjutnya proses pengambilan ion-ion dari kulit jeruk dalam
bentuk cair agar kulit jeruk terpisah dengan kandungan-kandungan seperti karbohidrat dan
kandungan lain, lalu diambil airnya saja yang mengandung elektron.
2. Pemilihan Jenis Elektroda
Gunakan Elektrode jenis tembaga (Cu) yang berfungsi sebagai kutub positif dan electrode jenis
Seng (Zn) sebagai kutub negatif pada baterai, Elektrode jenis ini lebih baik dibandingkan dengan
electrode jenis karbon dalam menghasilkan volume.
3. Pengujian pH
Pengujian dilakukan untuk mengetahui tingkat keasaman dari kulit jeruk yang sudah difiltrasi,
filtrasi ini dilakukan dengan melakukan suatu ekstrak antara kulit jeruk dengan air serta waktu
lama perendaman atau proses ekstraksi dengan selang waktu 1 jam. Pada sampel yang telah
dibuat, kemudian dilakukan pengukuran nilai pH mengggunakan pH meter untuk mengetahui
nilai pH dari sampel tersebut.
4. Pencampuran Bahan
Dilakukan dengan tujuan membuat suatu isi baterai agar menjadi bentuk padat. Bentuk isi baterai
yang padat ini digunakan agar tidak terjadinya suatu korosi yang cepat pada permukaan
electrode, selain itu bentuk isi baterai yang cair kurang efektif diterapan sebagai elektrolit
tunggal (air perasan kulit jeruk) karena dapat menyebabkan suatu endapan apabila didiamkan
dalam keadaan yang lama sehingga tidak dapat menjaga voltase agar selalu stabil. Kita dapat
menggunakan arang dalam pencampuran bahan elektrolit yang termasuk jenis karbon, arang
bertujuan sebagai pencegah korosi pada pelat electrode yang terbuat dari logam, dan sebagai
tempat penampungan air perasan jeruk di dalamnya. Dengan menggunakan arang maka air
perasan jeruk sebagai elektrolit yang dapat di serap dapat memiliki volume dua kali lebih banyak
dibandingkan hanya menggunakan air perasan jeruk sebagai elektrolitnya.
3.5 Prosedur Riset
3.5.1 Ekstraksi Kulit Jeruk
Kulit jeruk yang telah dikupas dipisahkan sebagai bahan pembuatan elektrolit, untuk dapat
dimanfaatkan sebagai elektrolit kulit buah jeruk harus dieksraksi sebagai elektrolit cair dengan
menambahkan H2O sebagai mediasinya, agar dapat dimanfaatkan sebaik mungkin sebagai
elektrolit untuk baterai. Air hasil ekstraksi antara H2O dengan kulit jeruk ini sudah dapat
digunakan sebagai bahan elektrolit pada baterai namun karena sifat air dan kandungan dari asam
kulit jeruk yang terlarut inilah, sehingga air dan kulit jeruk yang diekstraksi ini lama kelamaan
akan membentuk sebuah endapan sehingga partikel elektron yang tadinya bercampur sempurna
dengan H2O lama kelamaan partikel electron akan ikut mengendap. Pada proses yang
mengendap inilah sehingga voltase yang dihasilkan kurang stabil dan berubah-ubah.

Tabel 1 Data Pengujian Tegangan dan Arus pada Larutan Elektrolit


No. Menit Percobaan Tegangan (V) Arus Listrik (mA)
1. 1 menit 0,92 0,15
2. 5 menit 0,91 0,15
3. 10 menit 0,64 0,13
4. 15 menit 0,43 0,07
5. 20 menit 0,15 0,00
6. 25 menit 0,03 0,00

Pada Tabel 1 diatas merupakan hasil pengukuran tegangan yang dilakukan setelah
ekstraksi kulit jeruk dengan H2O kemudian membandingkan tegangan setelah selang beberapa
detik saat partikel dan zat dari kulit jeruk berangsur-angsur mulai mengendap. Dari hasil yang
didapat pada Tabel 1 diatas bisa dilihat bahwa tegangan yang dihasilkan dari pertama kali
ekstraksi sampai dengan selang beberapa detik, tegangan yang dihasilkan mulai mengalami
penurunan. Hal ini terjadi adanya endapan, media dari electron cair ini akan dilarutkan kedalam
suatu karbon unsur C.
3.5.2 Pengujian pH
Pengujian pH dilakukan sebagai cara untuk menentukan tingkat derajat keasaman (pH)
dari kulit jeruk. Dalam melakukan pengujian pH, kulit jeruk ditambahkan dengan larutan H 2O
karena kulit jeruk tidak dapat terurai dengan sempurna sehingga pH yang diukur tidak dapat
terbaca pada alat ukur pH meter, maka perlu adanya penambahan suatu cairan agar kulit jeruk
mudak terurai sehingga bias terbaca di pH meter, selain itu penambahan H2O ini juga untuk
memudahkan suatu aliran elektron di dalam elektrolit.
Sebelum pengukuran nilai pH larutan terlebih dahulu dilakukan perendaman selama
waktu satu hari, tujuannya untuk memaksimalkan kandungan asam pada kulit jeruk untuk larut
dalam H2O dan tercampur secara sempurna.
3.5.3 Pengujian Tegangan
Pengujian tegangan pada bio-baterai dapat dilakukan dengan menghubungkan secara
langsung voltmeter dengan sumber tegangan atau bio baterai secara seri. Pengujian tegangan
dilakukan seperti pada Gambar 1.

Gambar 1 Pengujian Tegangan pada Bio-Baterai


Pengujian tegangan pada Gambar 1 dilakukan dengan melakukan perbandingan pada 2 bahan
sebagai penghasil tegangan yang baik. Pengujian bahan yang pertama yaitu pengujian tegangan
pada bahan elektrolit dari air perasan kulit jeruk, pada pengujian ini tegangan maksimal yang
dihasilkan sekitar 0,87 Volt namun tegangan terus mengalami penurunan seiring dengan
mengendapnya larutan elektrolit. Pengujian bahan yang kedua yaitu pengujian tegangan dengan
menggunakan bahan dari arang kayu bakar (karbon) yang dicampur dengan air perasan kulit
jeruk, pada pengujian ini tegangan maksimal yang dihasilkan sekitar 0,81 Volt.
Pada pengujian yang telah dilakukan dengan pencampuran bahan antara arang kayu bakar
dan perasan jeruk menghasilkan tegangan yang cukup stabil, hanya saja tegangan yang
dihasilkan terkadang turun menjadi 0,76 volt tegangan yang terkecil. Pada pengujian kestabilan
bio-baterai dilakukan pengujian tegangan secara berkala untuk melihat adanya perubahan
tegangan pada bio-baterai.
3.5.4 Pengujian Arus Listrik
Pengujian arus dilakukan dengan menyusun secara seri amperemeter dengan suatu
hambatan baik berupa resistor, kapasitor, maupun induktor ke sumber tegangan (baterai). Tujuan
penambahan suatu hambatan ini karena pengujian arus tidak dapat dilakukan secara langsung ke
sumber tegangan DC oleh karena itu dibuat suatu hambatan agar arus listrik yang mengalir pada
baterai dapat diketahui. Adapun penyusunan seperti pada Gambar 2

Hasil pengujian arus pada pengujian arus listrik ini tidak bersifat spesifik, karena arus yang
mengalir tergantung pada besarnya beban atau hambatan yang dipasang. Pada pengujian arus ini
dipasang suatu beban jenis resistor dengan nilai 4,7 KΩ dan menghasilkan arus listrik sebesar
0,049 mA seperti pada Gambar 2
3.6 Analisis Data
Melalui riset ini, data yang didapatkan bahwa limbah kulit jeruk dapat menghasilkan kuat
arus sekitar 0,049 mA dengan beban resistor 4,7 KΩ yang dapat dijadikan sebagai alternatif baru
elektron pengganti pada baterai, dengan rata-rata tegangan sebesar 0,81 Volt.
3.7 Kesimpulan Riset
Kesimpulan yang didapatkan ialah elektrolit dari kulit jeruk dapat dijadikan sebagai
alternatif baru sebagai elektrolit pengganti pada baterai yang sekarang masih banyak
menggunakan bahan kimia, namun elektrolit dari kulit jeruk ini masih perlu dikembangkan lebih
jauh lagi sebelum sepenuhnya dapat digunakan. Elektrolit dari ekstraksi kulit jeruk ini
menghasilkan pH 3,9 dengan nilai ini bisa dipastikan bahwa kulit jeruk memiliki sifat asam yang
dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan elektrolit pada baterai, selain itu kulit jeruk juga
memiliki kandungan seperti asam sitrat C6H8O7 yang termasuk golongan asam. Baterai yang
telah dibuat dengan memanfaatkan kulit jeruk sebagai elektrolitnya, dapat menghasilkan kuat
arus sekitar 0,049 mA dengan beban resistor 4,7 KΩ, selain itu menghasilkan tegangan sebesar
0,81 Volt tegangan rata-rata. Pada tegangan maksimum yang dapat diperoleh dari baterai yaitu
sebesar 0,83 Volt dan tegangan minimum yang pernah dihasilkan yaitu sebesar 0,75 Volt.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Adapun anggaran biaya yang telah diringkas seperti pada table berikut:
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Perlengkapan dan Peralatan yang diperlukan 1.000.000
2 Bahan habis pakai 3.000.000
3 Perjalanan 300.000
4 Lain-lain 1.500.000
Total (Rp) 5.800.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Penjadwalan pelaksanaan kegiatan penelitian dapat dilihat pada rincian table berikut:

No Jenis Kegiatan Bulan Person Penanggung Jawab


1 2 3
1 Pra Kegiatan Seluruh Anggota Tim
2 Pendesinan Alat Nehemia br Regar
3 Pengumpulan Alat dan Bahan Dionicius Hadarian
Chesta
4 Pembuatan Alat Seluruh Anggota Tim
5 Pengujian Seluruh Anggota Tim
6 Evaluasi Nehemia br Regar
7 Tahap Penyempurnaan Dionicius Hadarian
Chesta
8 Penulisan Laporan Rona Indah Simamora

Anda mungkin juga menyukai