Abstract
The research on the application of banana skin (Musa Paradisiaca) has been done as a production
of natural battery paste. This research is aimed at to see the voltage, light flame, and the
endurance that are produced by two varieties of the banana skins. the banana skins that are
utilized are the skins of Berangan banana and Kepok banana. Each of the mass samples is 5
grams. In the research, the addition of salt is performed. The KCl salt with different mass is
conducted: 0.75; 1; 1.25; 1.5; 1.75 and 2 grams until it reached 1.5-1.8 volts of voltage. The
addition of salt is done to gain a more optimum voltage. The result indicates that the Berangan
banana skin has better voltage and endurance comparing to Kepok banana. The voltage that is
generated by Berangan banana skin is 1.17 volts with the endurance time of 4 days. After being
added with the salt, the voltage increased to 1.54 volts and the endurance of 11 days. For Kepok
banana, it is generated 1.00 volts with the endurance time of 3 days. After the salt addition, the
voltage increases to 1.52 volts with the endurance of 7 days. The questionnaire of teacher’s
evaluation about the research result as learning sources at voltage cells practicum gives a
cumulative score of 93.75% which is categorized very good.
Keywords: banana skin battery paste, battery, banana skin, voltage, electrolyte.
Volta merupakan salah satu materi pelajaran terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
kimia di MAN. Materi ini terkadang susah mempunyai akal sehat.” (QS. Az-zumar: 2)
difahami dan hanya disampaikan sekilas saja Dari ayat diatas dapat diambil pelajaran
oleh guru bahkan tidak disampaikan secara bahawa Allah menciptakan tumbuh-tumbuhan
langsung, akibatnya banyak siswa yang dan buah-buahan yang bermanfaat bagi
kurang paham dengan apa yang disampaikan manusia sebagai tanda kekuasaannya.
oleh guru. Bantuan praktikum dalam bentuk Berdasarkan penelitian yang telah
yang sederhana dan mudah dimengerti salah dilakukan oleh Fadli, Legowo, dan Purnama,
satunya seperti produk hasil penelitian menunjukkan bahwa ragam sayuran maupun
sangatlah dibutuhkan. Mendemonstrasikan buah-buahan telah berhasil didemonstrasikan
produk hasil penelitian yang berhubungan dan berperan baik sebagai elektrolit pada
dengan materi Sel Volta dapat dijadikan sistem sel Volta [5]. Berbagai jenis buah-
alternatif untuk menyelesaikan beberapa buahan mengandung asam serta mineral yang
permasalahan tersebut. Produk hasil penelitian memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai
bisa digunakan sebagai praktikum yang elektrolit, salah satu nya adalah pisang.
diharapkan dapat membantu guru dalam Pisang merupakan salah satu jenis
menyampaikan materi Sel Volta dengan tanaman buah tropis yang memiliki banyak
memberikan contoh yang nyata dalam manfaat. Salah satunya bermanfaat sebagai
kehidupan sehari-hari kepada peserta didik. sumber makanan, minuman dan pelengkap
Namun, baterai ini merupakan bahan gizi. Karena pisang kaya akan kandungan gizi
yang kurang ramah lingkungan, mengandung yang cukup lengkap seperti karbohidrat,
logam-logam berat (heavy metal) seperti lemak, protein, kalium, fosfor, zat besi,
MnO2, serbuk karbon, NH4Cl, dan harganya vitamin B, vitamin C dan air [6]. Indonesia
relatif mahal (tidak ekonomis) [4]. Elektrolit- merupakan penghasil pisang terbesar di Asia
elektrolit sintetis tersebut sebenarnya dapat dan setiap tahun produksinya terus meningkat.
digantikan dengan tumbuhan yang memiliki Bertambahnya produksi pisang maka semakin
kandungan senyawa elektrolit yang ramah banyak pula limbah kulit pisang yang
lingkungan dan tidak mengandung bahan dihasilkan. Pada umumnya limbah kulit
kimia berbahaya serta memiliki harga yang pisang hanya dimanfaatkan sebagai pupuk
relatif ekonomis Sehingga dapat mengurangi organik atau menjadi pakan ternak saja.
limbah baterai yang ada dilingkungan. Padahal kandungan unsur gizi kulit pisang
juga cukup lengkap, seperti karbohidrat,
lemak, protein, kalium, fosfor dan air [7].
Dari hasil penelitian sebelumnya
tentang pemanfaatan kulit pisang sebagai
pengganti baterai yang dilakukan oleh Syifa
Fadilah, hasil penelitiannya menyatakan
bahwa limbah kulit pisang mengandung
mineral yang cukup tinggi sehingga dapat
Artinya; dijadikan sebagai elektrolit pada pembuatan
“Apakah engkau tidak memperhatikan, bahwa baterai [4]. Pada penelitian ini ingin mencoba
Allah telah menurunkan air dari langit, lalu kembali melakukan penelitian mengenai
diaturnya menjadi sumber-sumber air di pembuatan baterai dari kulit pisang, penelitian
bumi, kemudian dengan air itu ditumbuhkan- ini menggunakan kulit pisang kepok dan
Nya tanam-tanaman yang bermacam-macam barangan. Hal ini ingin melihat perbedaan
warnanya, kemudian menjadi kering, lalu energi listrik yang dihasilkan, [4].
engkau melihatnya kekuning-kuningan, Berdasarkan hal tersebut maka perlu
kemudian dijadikan-Nya hancur berderai- dilakukan penelitian untuk mengkaji jenis
derai. Sungguh, pada yang demikian itu kulit pisang terhadap sifat kelistrikannya,
Penelitian ini dapat memberikan gambaran
uji daya tahan dilakukan dengan variasi jenis 2. Angket kelayakan baterai berpasta kulit
kulit pisang untuk mengetahui daya tahan pisang
paling optimum yang dihasilkan. uji daya Pengumpulan data selanjutnya yaitu berupa
tahan dibanding kan dengan variasi Massa angket. Angket tersebut akan diisi oleh
kulit pisang dan penambahan garam KCl [4]. beberapa orang guru mata pelajaran kimia
yang diambil dari sekolah yang ada di kota
Teknik Pengumpulan Data Pekanbaru, untuk mengetahui kelayakan
1. Baterai berpasta kulit pisang limbah kulit pisang sebagai pengganti pasta
Pengumpulan data awal pada penelitian baterai kering dalam baterai bekas dan
ini yaitu mengukur nilai tegangan dan nyala aplikasinya pada praktikum sel elektrokimia
lampu baterai yang dihasilkan oleh limbah di Sekolah Menengah Atas. Angket yang
kulit pisang dengan variasi tanpa penambahan diujikan oleh peneliti berjumlah enam
garam dan penambahan garam KCl sebanyak pertanyaan yang telah dilakukan validitas oleh
0,75; 1; 1,25; 1,5; 1,75 dan 2 gram hingga validator. Apabila layak menurut responden,
mencapai tegangan 1,5 volt. maka kulit pisang dapat dijadikan sebagai
beberapa guru kimia yang berasal dari sekolah pengganti pasta baterai dan diaplikasikan pada
di Pekanbaru. praktikum sel elektrokimia di Sekolah.
Teknik Analisa Data 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengukuran tegangan dan nyala lampu Hasil
Tegangan baterai berpasta kulit 1. Hasil Tegangan dan Nyala Lampu Baterai
pisang diukur menggunakan voltmeter Berpasta Kulit Pisang
sedangkan kekuatan nyala lampu diamati Tegangan baterai berpasta kulit pisang ini
secara visual. diukur menggunakan voltmeter dan nyala
2. Penilaian angket baterai berpasta kulit lampu diuji menggunakan lampu senter 2,5
pisang volt.
Secara kuantitatif untuk Tabel 3. Hasil Uji Pengukuran Daya
mengakumulasi semua jawaban responden Ketahanan Kulit Pisang Kepok Dan
dari setiap soal ditentukan dari persentase Berangan Yang Diuji Dengan Jam weker
hasil penelitian, yaitu dengan menggunakan
rumus :
P = F/N x 100%
Tabel 1. Hasil Uji Pengukuran Tegangan
Kulit Pisang Kepok Dan Berangan
Pembahasan
1. Baterai berpasta kulit pisang
(a) (b)
Gambar 1. a). Hasil tegangan baterai dari pasta kulit pisang berangan,
b). Uji nyala lampu baterai kulit pisang berangan.
(a) (b)
Gambar 2. a). Hasil tegangan baterai dari pasta kulit pisang kepok,
b). Uji nyala lampu baterai kulit pisang kepok
Pada penelitian ini kulit pisang yang dihasilkan antara pisang kepok dengan
dijadikan sebagai pasta baterai yaitu dengan pisang berangan. Dari tabel diatas terlihat
membuat batu baterai yang ramah lingkungan bahwa tegangan yang dihasilkan kulit pisang
dari limbah kulit pisang. Dengan cara kepok dan pisang berangan lebih besar
menggantikan Mangan Oksida atau elektrolit tegangan yang dihasilkan oleh pisang
pada baterai yang sudah tidak bisa digunakan, berangan yaitu 1,17 v/m dan nyala lampu
diganti dengan elektrolit dari kulit pisang yang dihasilkan redup dan kulit pisang kepok
sehingga kita bisa menggunakan baterai itu sebesar 1,00 v/m dengan nyala lampu redup.
kembali. Disini menggunakan dua jenis kulit Pada cara kerja baterai yang bertindak
pisang yaitu pisang kepok dan pisang sebagai anoda adalah batang karbon dan
berangan, dan akan melihat perbedaan voltase katoda adalah seng dengan elektrolit yang
dan nyala lampu yang dihasilkan. digunakan yaitu dari pasta kulit pisang. Pada
Pada penelitian ini dilakukan kajian anoda terjadi oksidasi dan elektron bergerak
pembuatan baterai dengan limbah kulit menuju elektrode. Jika elektrode ini
pisang, dengan melihat perbedaan tegangan dihubungkan dengan lampu maka lampu akan
menyala, hal ini membuktikan adanya arus nantinya akan menyebabkan sebuah aliran
listrik, ketika lampu menyala larutan elektrolit elektron dari beda potensial yang
bereaksi dengan seng. menghasilkan tegangan dan arus listrik.
Disini terlihat kulit pisang barangan Dari penjelasan diatas terlihat bahwa
lebih besar tegangan nya, hal ini disebabkan pisang berangan memiliki tegangan yang
karena kandungan mineral kulit pisang lebih besar salah satu faktor nya adalah
barangan lebih tinggi. Walaupun tidak ditemui kandungan air yang mengandung ion-ion. Hal
secara spesifik mengenai kandungan yang ada ini sesuai dengan teori yang didapatkan bahwa
pada pisang barangan tetapi berdasarkan teori kemampuan larutan untuk mengantarkan arus
perbedaan nilai kelistrikan pada setiap jenis listrik bergantung pada jumlah ion yang
kulit pisang dipengarui oleh banyaknya dikandungnya [8]. Pada penilitian ini
kandungan mineral yang terdapat pada setiap menggunakan kulit pisang yang masak disini
jenis kulit pisang [8]. Diketahui bahwa kulit dianalogikan pada hambatan. Dimana jika
pisang kaya akan mineral seperti kalium, menggunakan kulit pisang yang muda maka
megnesium, fosfor, klorida, kalsium, dan besi. besar hambatan pergerakan elektron sehingga
Berdasarkan jurnal Yasni Nopi arus bernilai kecil. Jika menggunakan kulit
Hendri dan Muh Muhlisin, dijelaskan bahwa pisang yang masak hambatan bernilai kecil
yang menjadi parameter kelistrikan suatu sehingga nilai kuat arus menjadi besar dan
bahan yaitu banyaknya kandungan air, fosfor, pergerakan elektron menjadi mudah.
clorida dan kalium. Kalium (k+) berperan Kulit pisang juga mengandung
dalam proses listrik. Kalium akan bereaksi karbohidrat, karbohidrat mengandung
dengan garam klorida membentuk garam glukosa, yang apabila bercampur dengan air
kalium klorida. Garam kalium klorida dalam dan didiamkan selama beberapa hari akan
air yang mengandung ion dapat mengantarkan terjadi proses fermentasi sehingga akan
arus listrik karena dapat terionisasi. Arus terbentuk etanol. Etanol lama kelamaan akan
listrik dapat mengalir karena seng bertindak teroksidasi menjadi asam asetat. Asam asetat
sebagai katode (kutub +) yang bersifat merupakan jenis zat elektrolit, sehingga bisa
menarik ion negatif dan tembaga bertindak menghasilkan arus listrik [7]. Reaksi yang
sebagai anode (kutub -) yang bertindak terjadi:
menarik ion positif. Ketika pasta kulit pisang
bersentuhan dengan unsur seng dan tembaga
maka akan terjadi reaksi ionisasi sehingga
akan terjadi aliran elektron yang
menyebabkan arus listrik mengalir. Jika kedua
elektrode dihubungkan dengan lampu arus ada beberapa hal yang menyebab kan nilai
akan mengalir dari anode ke katode, dan tegangan pada baterai tidak konstan,
lampu akan menyala [8]. diantaranya adalah massa elektrolit yang
Air yang terkandung dalam kulit pisang dimasukkan kedalam baterai, dimana massa
mengandung partikel bermuatan yang yang lebih banyak menghasilkan nilai
meliputi ion positif dan negatif yang dapat tegangan yang lebih besar dibandingkan
berperan dalam proses transfer elektron. massa yang sedikit. Pembungkus kulit yang
Banyaknya jumla ion-ion nantinya akan sudah terbuka juga berpengaruh terhadap nilai
berperan dalam mengantarkan arus listrik. tegangan.
Apabila suatu bahan yang terdapat ion-ion Pada penelitian ini memilih menggunakan
didalamnya diberikan dua buah elektroda garam KCl karena garam KCl merupakan
yang memiliki beda potensial maka ion-ion garam yang termasuk elektrolit kuat. Menurut
didalamnya akan terdisosiasi dan mengalami penelitian yang dilakukan Syifa, KCl
proses elektrolitik. menghasilkan tegangan yang baik diantara
Proses elektrolitik ini dapat yang lain, karena KCl dapat terionisasi secara
mengakibatkan adanya pertukaran ion yang sempurna menjadi K+ + Cl- sehingga KCl
lebih mudah menghantarkan listrik. Selain itu sebagai pengganti pasta baterai dan dapat
pada kulit pisang mengandung kalium dan dilihat bahwa kulit pisang barangan
garam klorida yang ketika bereaksi akan menghasilkan arus listrik yaitu 1,17 volt,
membentuk garam kalium klorida. Sehingga sedangkan untuk kulit pisang kepok
garam KCl lah yang tepat untuk ditambahkan menghasilkan 1,00 volt, dengan nyala lampu
pada pasta kulit pisang [7]. yang dihasilkan yaitu redup. Pada pisang
barangan massa KCl yang dibutuhkan untuk
KCl K+ + Cl- mencapai 1,5 volt adalah 1,75 gram.
Sedangkan untuk pisang kepok membutuhkan
Berikut adalah grafik hubungan antara 2 gram garam. Hasil angket penilaian guru
variasi jumlah garam dengan voltase yang terhadap kelayakan sebagai praktikum dari
dihasilkan sel Volta kulit pisang barangan dan penelitian pemanfaatan kulit pisang sebagai
dan pisang kepok. pembuatan baterai pengganti larutan elektrolit
sel volta pada praktikum sel elektrokimia
diperoleh nilai kumulatif sebesar 93,75%.
2
Termasuk pada kategori sangat baik dengan
jumlah masa rentang 81% - 100%.
1.5
1 Voltase pisang
berangan 5. REFERENSI
0.5 [1] S. Syukri, “Kimia dasar 3,”Bandung:
voltase pisang
ITB, 1994, 513-514.
0 kepok
1 2 3 4 5 6 [2] Oxtoby, W David, “Prinsip-prinsip Kimia
Modern,”Jakarta: Erlangga, 2001, 379.
Sumbu X menyatakan variasi perlakuan
[3] Ahmad, Hiskia, “Elektrokimia dan
Sumbu Y menyatakan voltase dan massa
Kinetika Kimia,” Bandung: PT Citra
garam
Aditya Bakti, 2001, 206.
Dari grafik terlihat bahwa semakin banyak
garam yang ditambahkan maka semakin besar
[4] S. Fadilah, Pembuatan Biomaterial dari
voltase yang dihasilkan. Pada pisang berangan
Limbah Kulit Pisang, Journal Prosiding
untuk menghasilkan voltase 1,5 v
Simposium Nasional Inovasi dan
membutuhkan 1,75 gram garam dan pada
Pembelajaran Sains, Bandung,
pisang kepok untuk menghasilkan voltase 1,5
Indonesia, 2015, 45.
v membutuhkan garam yang lebih banyak
yaitu 2 gram garam. Hal ini disebabkan [5] Mahfudli Fadli, Ulfa, Demonstrasi Sel
karena pengaruh kandungan yang ada pada Volta Buah Nanas (Ananas Comosus
masing-masing kulit pisang, diatas dijelaskan L.Mer, Jurusan Fisika FMIPA, Journal
bahwa kandungan kelistrikan kulit pisang Universitas Sebelas Maret Indonesia,
berangan lebih besar dibandingkan kulit 2012, 176.
pisang kepok, jadi ketika ditambah kan garam
untuk menghasilkan tegangan yang optimum [6] Purwanto, Agus, (Produksi Nata
pisang berangan hanya membutuhkan sedikit Menggunakan Limbah Beberapa Jenis
garam dibanding dengan pisang kepok. Kulit Pisang, Journal Program Studi
Biologi Fakultas MIPA UKWMM), 2012,
4. SIMPULAN 212.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dalam penelitian ini dapat [7] M. Mukhlisin, “Pemanfaatan Sampah
diambil kesimpulan yaitu kulit pisang Kulit Pisang dan Kulit Durian sebagai
barangan dan kulit pisang kepok berpotensi Bahan Alternatif Pengganti Pasta Batu