PENDAHULUAN
Kebutuhan akan sumber energi saat ini sedang dicari. Masalah–masalah tersebut
diharapkan akan dapat dicarikan solusinya melalui pemanfaatan energi alternatif yang
berasal dari bahan-bahan yang tersedia dan belum dimanfaatkan secara lebih luas.
Energi alternatif tersebut selain merupakan energi yang ramah lingkungan juga energi
yang dapat diperbaharui melalui pemanfaatan misalnya buah-buahan. Menurut
Pratama (2007) beberapa buah yaitu jeruk, apel, belimbing dan buah lain dapat juga
menghasilkan energi listrik.
Dari sifat kelistrikan yang mengandung banyak elektrolit dari limbah buah-buahan
dan sayur-sayuran tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik alternatif
terbarukan yang berupa bio-baterai sebagai pengganti baterai. Pengembangan bio-
baterai tersebut akan sangat berguna, mengingat bahwa dalam kehidupan sehari-hari,
kita tidak lepas dari pemanfaatan baterai. Baterai merupakan sebuah sarana yang
mengubah energi kimia yang terkandung dalam bahan aktif secara langsung menjadi
energi listrik melalui reaksi reduksi dan oksidasi elektrokimia (redoks), yang terjadi
pada elektroda (Linden, 2002). Baterai yang tersedia secara komersial mengandung
logam berat seperti merkuri, timbal, kadmium dan nikel, yang mencemari lingkungan
apabila baterai tidak dibuang dengan benar. Selain itu, baterai juga mahal apabila
digunakan untuk tujuan penerangan yang lama (Jayashanta et al., 2012). Sedangkan
bio-baterai merupakan suatu baterai yang berasal dari bahan alam yang ramah
lingkungan dan tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya serta dengan harga
yang relatif sangat murah
Penentuan buah-buahan yang mampu menghasilkan kuat arus listrik didasarkan oleh
kandungan asam mineral yang berupa asam klorida, asam sitrat, merupakan elektrolit
kuat yang terurai sempurna menjadi ion dalam larutan air, sesuai hasil kajian terhadap
penelitian terdahulu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dian (2013) pada
buah jeruk dengan volume 250 ml dengan elektrode Cu-Zn menghasilkan kuat arus
sebesar 0,45 mA. Beberapa hasil penelitian telah menemukan bahwa beberapa jenis
buah dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Bahan organik yang
dimanfaatkan ialah asam sitrat (C6H8O7) yang banyak terdapat pada buah-buahan,
terutama buah lemon dan jeruk nipis yang memiliki kandungan asam sitrat paling
banyak dibandingkan buah lain. Pada dasarnya suatu larutan asam dapat
menghantarkan elektron dan menghasilkan arus listrik. Berdasarkan uraian tersebut
pemanfaatan asam sitrat yang terdapat pada buah sebagai salah satu komponen bio-
baterai dapat digunakan (Kartawidjaja et al., 2008).
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah diantaranya buah dan sayur. Di
masyarakat kita, buah dan sayur mayoritas hanya dimanfaatkan sebagai sumber
makanan, namun ternyata buah dan sayur (khususnya yang memiliki sifat asam)
dapat pula dijadikan sebagai sumber energi listrik yang mungkin jika dikembangkan
secara maksimal dapat mengatasi permasalahan krisis energi yang ada di depan mata.
Beberapa buah dan sayur yang sering dikomsumsi yang memiliki sifat asam dan
dapat menghasilkan energi listrik diantaranya tomat, wortel, belimbing wuluh dan
jeruk nipis.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dian (2013) pada buah jeruk dengan
volume 250 ml dengan elektrode Cu-Zn menghasilkan kuat arus sebesar 0,45 mA.
Beberapa hasil penelitian telah menemukan bahwa beberapa jenis buah dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Bahan organik yang dimanfaatkan
ialah asam sitrat (C6H8O7) yang banyak terdapat pada buah-buahan, terutama buah
lemon dan jeruk nipis yang memiliki kandungan asam sitrat paling banyak
dibandingkan buah lain. Pada dasarnya suatu larutan asam dapat menghantarkan
elektron dan menghasilkan arus listrik. Berdasarkan uraian tersebut pemanfaatan
asam sitrat yang terdapat pada buah sebagai salah satu komponen bio-baterai dapat
digunakan (Kartawidjaja et al., 2008).
Pada percobaan pembuatan bio-baterai yang telah dilakukan oleh Holly (2007) yang
menggunakan bahan dan peralatan sederhana seperti paralon, kabel, lampu LED, alat
bor, solder, multimeter, serta jeruk dan kentang. Prinsip percobaan tersebut
merupakan cara kerja sel bahan bakar, fuel cell. Sel menghasilkan energi melalui
4
suplai bahan, seperti glukosa, ke anoda serta oksidan ke katoda. Jadilah kandungan
glukosa dalam empat buah jeruk menghasilkan 2,967 volt yang terlihat dalam
multimeter. Hasil yang diperoleh dapat menyalakan lampu LED 3 volt. Tenaga yang
dihasilkan kentang lebih besar dari jeruk. Empat kentang bisa mengeluarkan 3,625
volt. Sehingga cahaya yang dihasilkan lampu LED itu lebih terang
Penemuan pemanfaatan buah sebagai sumber energi listrik dapat dikembangkan lagi
untuk berbagai kebutuhan rumah tangga, seperti baterai untuk radio, jam dinding atau
lampu penerangan bagi daerah pedesaan yang belum tersentuh listrik. Dalam
penelitian Sunanto (2010) belimbing wuluh dapat digunakan sebagai bahan bio-
baterai karena belimbing wuluh memiliki tingkat keasaman tinggi sehingga dapat
mengantarkan ion dan elektron yang ada pada lempengan tembaga dan seng sehingga
terciptalah arus listrik. Pada umumnya buah-buahan yang digunakan sebagai sumber
elektrolit adalah jeruk, mangga tomat, jeruk nipis, nanas dan lemon, namun berbagai
jenis sayuran pun mampu dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif [18-20]. Hal
ini disebabkan tanaman juga mengandung air yang berfungsi sebagai media
mobilisasi ion-ion untuk bergerak bebas.
5
2.2 Tujuan Pengembangan
Mengadopsi cara kerja dari baterai dan kandungan pada buah-buahan yang dapat
menjadi larutan elektrolit, maka dilakukanlah penelitian pengembangan “Pembuatan
Bio Baterai dari Buah-buahan Sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif Ramah
Lingkungan”. Dalam penelitian ini, bio-baterai dibuat dengan menggunakan larutan
elektrolit dari buah yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar, antara lain buah
jeruk, belimbing wuluh, tomat, rampai, wortel, dan kentang yang dihaluskan terlebih
dahulu dan dimasukkan ke dalam beberapa wadah bio-prototype yang sudah
disediakan. Dalam larutan buah tersebut di celupkan elektroda yang kemudian
disusun secara seri dan paralel. Elektroda yang digunakan yakni tembaga (Cu) yang
digunakan sebagai katoda sebagai pengoksidasi (menerima elektron) dan Seng (Zn)
yang digunakan sebagai anoda sebagai sumber elektron yang teroksidasi selama
reaksi elektrokimia,
6
III. PEMBAHASAN
3.1 Proses Pembuatan Ekstrak Bio Baterai dari Buah Jeruk Nipis, Belimbing
wuluh, Tomat, Rampai, Wortel dan Kentang
Langkah pertama pada proses pembuatan larutan bio baterai yaiu menyiapkan ekstrak
dari masing-masing buah dan sayur yang digunakan, diantaranya jeruk nipis,
belimbing wuluh, tomat rampai, wortel dan kentang. Selanjutnya menyiapkan
rangkaian alat yang telah dibuat sebelumnya dan amperemeter yang digunakan untuk
mengukur kuat arus yang dihasilkan oleh masing-masing bahan larutan bio baterai.
Proses pembuatan ekstrak dilakukan dengan teknik penyaringan yaitu mengambil sari
dari masing-masing bahan bio baterai. Banyaknya volume larutan dari masing-
masing bahan yaitu 1000 ml yang akan di bagi ke dalam 10 wadah gelas kecil dengan
ukuran voume 100ml/gelas. Member label nama bahan bio baterai pada masing-
masing gelas, selanjutnya dapat dilakukan uji larutan bio baterai dari bahan-bahan
alami tersebut.
7
3.2 Uji Coba Larutan Bio Baterai dari Buah Jeruk, Belimbing wuluh, Tomat,
Rampai, Wortel dan Kentang
Proses uji coba larutan bio baterai dilakukan secara bergantian untuk masing-masing
bahan alami yang telah disiapkan sebelumnya dengan langkah kerja yang sama yaitu
(i) Menyiapkan 10 gelas yang masing-masing berisi 10 ml larutan bio baterai, (ii)
menghidupkan saklar, (iii) Mengamati perubahan yang terjadi yaitu nyala lampu dan
kuat arus yang dihasilkan pada masing-masing percoaan. Adapun hasil uji coba pada
maisng-masing bahan diantaranya sebagai berikut:
Nama Buah Volume (mL) / Gelas Total Volume (mL) Kuat Arus (mA)
Jeruk Nipis 100 600 0,69
200 1,05
Belimbing 100 1500 1,2
Wuluh 200 1,65
Tomat 100 1000 0,45
200 1,05
Rampai 100 1400 0,45
200 1,05
Wortel 100 1000 0,6
200 1,05
Kentang 100 1400 0,6
200 1,05
Berdasarkan hasil percobaan yang telah di lakukan, seluruh bahan uji bio baterai
menghasilkan nyala lampu dan menunjukan kuat arus yang perbedaan nya variatif.
Larutan bio baterai yang memiliki arus listrik tertinggi ditunjukan oleh belimbing
wuluh yaitu sebesar 1,65 mA, sedangkan kuat arus terendah pada percobaan ini yaitu
tomat dan rampai sebesar 0,45 mA.
8
A. Ekstrak buah jeruk nipis
9
C. Ekstrak tomat
D. Ekstrak rampai
10
E. Larutan wortel
F. Larutan kentang
11
3.3 Kelemahan Bio Baterai dari Buah-buahan
Elektrolit terdiri dari elektrolit cair dan elektrolit padat. Jenis elektrolit cair memiliki
kelemahan diantaranya menghasilkan arus yang relatif kecil, tidak dapat dipakai
berulang kali, rentan terhadap kebocoran dan mudah terbakar, sedangkan elektrolit
dalam bentuk padatan cenderung lebih aman, mudah dipakai, bebas dari kebocoran
dan dapat dibuat dengan dimensi lebih kecil. Elektrolit dapat berupa air, asam, basa
atau berupa senyawa kimia. Bio-baterai menggunakan elektrolit dari asam sitrat yang
banyak terkandung dalam buah-buahan.
12
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Dian, Wara. 2013. Analisis Kelistrikan yang Dihasilkan Limbah Buah dan Sayuran
Sebagai Energi Alternatif Bio-Baterai. Jember : Universitas Jember
Holly. 2007. Bio-baterai Sederhana. http://chemistry for peace not for war /
index.html. [24 Agustus 2011].
14