Anda di halaman 1dari 22

I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan sumber energi listrik pada saat ini paling dibutuhkan

di zaman modern seperti sekarang yang sedang berkembang. Kebutuhan

energi listrik di zaman ini meningkat lebih cepat disebabkan

peningkatan industralisasi dan populasi yang membutuhkan ketersediaan

energi yang lebih banyak. Kondisi atau keadaan energi saat ini sekali

lagi mengajarkan kepada kita bahwa usaha serius dan sistematis untuk

mengembangkan dan menerapkan sumber energi terbarukan guna

mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil perlu segera

dilakukan. ( Kholiq Imam 2015)

Namun pada dasarnya energi listrik yang kita gunakan sehari-

hari masih bersumber dari energi dari bahan bakar fosil seperti batu bara

dan minyak mentah yang semakin menipis, sehingga diperkirakan

ketersediaannya hingga 50 tahun yang akan datang akan habis dan untuk

mendapatkannya kembali membutuhkan waktu yang bertahun-tahun.

Masalah-masalah tersebut dapat dicarikan solusinya dengan melalui

pemanfaatan energi alternatif dari bahan-bahan yang tersedia dan belum

dimanfaatkan secara meluas.

Energi alternatif tersebut selain merupakan energi yang ramah

lingkungan, energi alternatif ini juga dapat diperbaharui melalui

pemanfaatan misalnya dari sayuran dan buah-buahan yang sudah tidak

1
bisa dikonsumsi. Indonesia sebagai Negara yang subur dan kaya

keanekaragaman hayatinya, salah satu jenis buah yang dapat di jumpai

adalah jeruk yang merupakan penghasil tegangan yang cukup baik

diantara buah yang lain.


Buah jeruk atau yang lebih dikenal dengan buah lemon,

merupakan alternatif larutan elektroit karena mengandung senyawa

asam sitrat ( C6H8O7 ), sehingga dapat digunakan sebagai pembangkit

listrik. Satu buah lemon dapat menghasilkan tegangan sampai dengan 1

volt dan akan bertambah jika buah lemonnya bertambah,( Jannes

Bastian Selly 2010 ).


Berdasarkan hasil beberapa penelitian, peneliti telah menemukan

beberapa jenis buah dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi

listrik. Bahan organik yang dimanfaatkan ialah buah mangga, terutama

buah mangga muda yang memiliki kandungan zat kimia asam sitrat

( HNo2 ) yang dapat menghasilkan tegangan listrik. Dalam 1 buah

mangga bila diukur dengan menggunakan multimeter tanpa bantuan alat

bisa menghasilkan tegangan listrik hingga mencapai 118 mV, ( Rafan

Tsaqif As Sadad,Iswanto 2012 ). Sedangkan peneliti lainnya menyatakan

bahwa tegangan yang dihasilkan buah belimbing yaitu 1 volt dan tidak

dipengaruhi dari banyaknya buah belimbing sayur yang digunakan.

Batas minimum larutan belimbing yang efektif digunakan yaitu 100 ml

untuk memperoleh hasil maksimum. Buah belimbing sayur ini memiliki

daya sebesar 1 volt dan hampir setara dengan batrai kecil yang banyak

di jual di pasaran yaitu 1,5 volt, ( Irham Azmi 2015 ).

2
Beberepa buah diantaranya juga bisa menghantarkan listrik

seperti pada buah apel, nanas, dan buah lainnya, dapat juga

menghasilkan energi listrik terutama yang mengandung asam sitrat,

semakin banyak kandungan asam sitrat pada buah akan semakin baik

sebagai penghasil energi listrik. Disini saya memanfaatkan buah rambai

sebagai penghasil energi listrik buah alternatif, karena sebagian besar

buah rambai ini terbuang begitu saja disebabkan karena buah rambai

rasanya asam manis dan merupakan salah satu buah kas Kalimantan

yang tumbuh liar di kebun-kebun.


Rambai (Baccaurea motleyana) adalah sejenis buah-buahan dan

tumbuhan yang tumbuh liar atau setengah liar di kebun-kebun Asia

Tenggara, seperti Thailand, Malaysia, dan Indonesia (terutama Sumatera

dan Kalimantan). Buah rambai ini masih berkerapat dekat dengan buah

menteng/kepudung bahkan sering tertukar. Perbedaan kedua buah

tersebut hanya berada pada buah dan bunga, pada buah menteng bunga

dan buah berada pada ujung dahan sedangkan buah rambai bunga dan

buah hampir diseluruh dahan. Buah rambai memiliki nama latin

Baccaurea Motleyana. Rambai memiliki ciri-ciri pohon yang

ketinggiannya sekitar 9-12 meter dengan tanjuk pohon yang lebar .

Daunnya hijau mengkilap dipermukaan atas dan agak kecoklatan,

buahnya berwarna kuning atau coklat muda, berisi 3 sampai 5 biji yang

terbungkus oleh daging buah. Kandungan pada buah rambai yaitu

memiliki berat rata-rata sekitar 19 gram, terdiri dari 5,5 gram kulit

buahnya, 12 gram daging buahnya dan 1,5 gram biji buah rambai. Setiap

3
100 gram buah rambai mengandung 82,3 gram air, 0,4 gram protein, 7,5

gram sakarosa, 0,2 gram serat, 5 gram vitamin C, dan serta 0,5 gram

abu.(https://id.wikipedia.org/wiki/Rambai?

veaction=edit&oldid=12216100). Buah rambai dapat di manfaatkan

juga sebagai pengganti asam pada masakan.

Berdasarkan latar belakang diatas, kami akan mencoba membuat

penelitian pada buah rambai sebagai energi listik alternatif tentang Uji

Potensialitas Daging Buah Rambai ( Baccaurea Motleyana ) Sebagai

Alternatife Sumber Energi Listrik

4
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka masalah yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu


1. Apakah buah rambai (Baccaurea Motleyana ) dapat menghasilkan

listrik?
2. Berapakah besar tegangan listrik yang akan dihasilkan oleh buah

rambai (Baccaurea Motleyana) ?


3. Berapa lamakah waktu energy listrik yang dihasikan oleh buah

rambai (Baccaurea Motleyana ) perdetiknya ?


4. Berapa lamakah daya tahan yang dihasilkan oleh buah rambai

(Baccaurea Motleyana ) untuk menyalakan lampu LED bertegangan

5 volt ?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, penelitian

ini bertujuan yaitu


1. Mengetahui apakah buah rambai (Baccaurea Motleyana ) dapat

menghasilkan listrik sebagai energi listrik alternatif ?


2. Mengetahui berapa besar tegangan listrik yang dihasilkan oleh buah

rambai (Baccaurea Motleyana ) ?


3. Mengetahui berapa besar energi listrik yang dihasilkan buah rambai

(Baccaurea Motleyana ) perdetiknya ?


4. Mengetahui berapa lama daya tahan buah rambai (Baccaurea

Motleyana) dalam menyalakan lampu LED yang bertegangan 5 volt?


1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai


berikut:

5
Diharapkan dalam penelitian ini buah rambai dapat menjadi

salah satu solusi penghasil energi listrik alternatif untuk menghadapi

krisis bahan bakar yang dikaji lebih lanjut.

1.5. Batasan Masalah


Bebarpa batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian

adalah sebagai berikut :


1. Dalam karya tulis ini penulis hanya mengungkapkan pemanfaatan

potensi buah rambai sebagai alternatif pengganti bahan bakar fosil.


2. Elektroda yang digunakan adalah Cu dan Zn.
3. Sifat Kelistrikan yang akan diteliti adalah nilai kuat arus dan

tegangan pada buah rambai.

II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Energi Dan Energi Alternatif
I.1.1. Energi
Energi adalah ukuran dari kesanggupan benda tersebut

untuk melakukan suatu usaha. Energi berasal dari bahasa Yunani

yaitu energia yang berarti kemampuan untuk melakukan usaha.

Energi merupakan besaran yang kekal, artinya energi tidak dapat

diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari suatu

bentuk satu ke bentuk yang lain namun tidak merubah jumlah

atau besar energi secara keseluruhan. Dalam pengertian sehari-

hari energi merupakan kemampuan untuk melakukan gerak, jika

6
suatu objek mampu untuk melakukan gerakan, maka obyek

tersebut dikatakan mempunyai energi.


I.1.2. Energi Alternatif
Energi yang dapat digunakan yang bertujuan untuk

menggantikan bahan bakar konvensional tanpa ada akibat yang

tidak diharapkan dari hal tersebut. Umumnya, digunakan untuk

mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang

mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat emisi karbon

dioksida yang tinggi, yang berkontribusi besar terhadap

pemanasan global berdasarkan Intergovernmental Panel on

Climate Change.
2.2. Buah Rambai ( Baccaurea Motleyana )
Provinsi Kalimantan memiliki potensi energi terbarukan yang

cukup besar yang bisa menjadi sumber energi untuk membantu

pemenuhan kebutuhan energi, namun sebagian besar diantaranya belum

dimanfaatkan sehingga belum menjadi penyokong penyedia energi yang

bermanfaat. Dan berikut ini adalah potensi energi terbarukan


Rambai (Baccaurea motleyanaMuell. Arg.) adalah sejenis

tanaman buah-buahan yang tumbuh liar atau setengah liar di Asia

Tenggara, seperti Thailand, Malaysia, dan Indonesia (terutama Sumatera

dan Kalimantan). Pohon rambai masih berkerabat dekat dengan

menteng/kepundung, bahkan sulit untuk dibedakan. Perbedaannya

adalah bahwa bunga dan buah menteng tumbuh di ujung dahan. Selain

itu, rambai relatif lebih asam manis (Sub Balai KSDA Kalbar, 1996).

Berikut adalah taksonomi tanaman rambai.

7
Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Tracheobionta

Super divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Rosidae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Baccaurea

Spesies : Baccaurea montleyana Muell. Arg.

Manfaat tanaman rambai bagi manusia sangat beragam, namun

karena banyaknya jenis buah yang lebih bagus membuat buah rambai

tidak diminati lagi. Buah rambai yang masak bisa langsung dimakan

atau dibuat bahan minuman yang dicampur sirup. Buah rambai yang

asam bisa dimanfaatkan sebagai pencampur bumbu kuah sayuran dan

pepesan ikan. Kulit batangnya yang berwarna cokelat muda dapat

digunakan sebagai pencampur ramuan jamu atau obat tradisional untuk

penyakit tertentu. Selain itu, kulit tersebut dipakai untuk mewarnai kain.

Bila dicampur dengan akar pohon harendong dapat menghasilkan warna

merah terang. Kayunya dapat digunakan sebagai bahan perabot rumah

tangga. Biasanya kayu rambai yang dikeringkan dapat dipakai sebagai

kayu bakar, terutama dahan-dahan yang agak kecil beserta rantingnya

(Tatang, et al, 2000).

8
Pohon rambai sering dimanfaatkan sebagai pohon pelindung atau

peneduh. Pohon rambai menghasilkan kayu yang keras dan awet yang

sama mutunya dengan jenis meranti yang terbaik (kelas awet I-II).

Kayunya dipakai untuk tiang dan termasuk kayu bakar yang baik.

Kearifan penggunaan pohon rambai di kalangan masyarakat Kalimantan

Barat masih terus terjaga. Masyarakat memanfaatkan kayunya bila

pohon sudah tidak produktif lagi dalam menghasilkan buah. Penelitian

terhadap sifat fisika kayu rambai menunjukkan bahwa nilai kadar air

kayu normal 12,57% dan kerapatan kayu kering tanur 0,593 gr/cm3.

Sifat mekanika kayu rambai menunjukkan bahwa kayu rambai

digolongkan dalam kelas kuat I-II sehingga dapat digunakan untuk

konstrusi ringan sampai sedang. Masyarakat pedalaman Kalimantan

Barat juga menggunakan kayunya untuk mengobati keputihan

(Torambung dan Dayadi, 2005).

2.3. Logam Tembaga ( Cu )

Tembaga dengan nama kimia cuprum dilambangkan dengan Cu,

berbentuk kristal dengan warna kemerahan dan di alam dapat ditemukan

dalam bentuk logam bebas, akan tetapi lebih banyak ditemukan dalam

bentuk persenyawaan atau sebagai senyawa padat dalam bentuk mineral.

Dalam tabel periodik unsur- unsur kimia tembaga menempati posisi

dengan nomor atom 29 dan mempunyai bobot 63.456 (Palar, 1994).

Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa, liat, dan

melebur pada suhu 1038C. Senyawa-senyawa yang dibentuk oleh

9
logam tembaga mempu-nyai bilangan valensi yang dibawanya. Logam

tembaga juga dinamakan cupro untuk yang bervalensi +1 dan cupri yang

bervalensi +2. Garam-garam tembaga (II) umumnya berwarna biru, baik

dalam bentuk hidrat, padat, maupun dalam larutan air (Vogel, 1985).

Logam tembaga dan beberapa bentuk persenyawaanya seperti

CuO, CuCO3, Cu(OH)2, dan Cu(CN)2 tidak dapat larut dalam air dingin

atau air panas, tetapi dapat dilarutkan dalam asam. Logam tembaga itu

sendiri dapat dilarutkan dalam senyawa asam sulfat panas, dan dalam

larutan basa NH4OH (Palar, 1994). Tembaga banyak diguna-kan pada

pabrik yang memproduksi alat-alat listrik, sebagai alloy dengan perak

(Ag), kadmium (Cd), timah putih dan seng (Zn) (Dharmono, 1995).

Dalam dosis rendah dapat menimbulkan rasa kesat, warna, dan

korosi pada pipa, sambungan dan peralatan dapur (Palar, 1994). Selain

mempunyai daya hantar listrik yang tinggi, daya hantar panasnya juga

tinggi dan tahan karat. Oleh karena itu tembaga juga mempunyai sifat

yang dapat dirol, ditarik, ditekan dan dapat ditempa (meleable). Titik

cair tembaga adalah 1083 0C, titik didihnya 2593 0C massa jenisnya 8,9

kekuatan tariknya 160 N/mm2. Kegunaan lain dari tembaga ialah sebagai

bahan untuk buat penyolder, untuk kawat-kawat jalan traksi listrik, unsur

hantaran listrik diatas tanah, hantaran penangkal petir, untuk lapis tipis

kolektor, dan lain-lain. Sedangkan sifat-sifat kimia tembaga yaitu

10
merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap

korosi. ( Vogel, 1990 )

2.4. Logam Zeng ( Zn )

Secara elektrolitis dari bahan oksidasi seng (ZnO). Seng

memiliki kadar 97,75 % Zn. Warna abu-abu muda dengan titik cair 419
0
C dan titik didih 906 0C. Daya mekanis tidak kuat seng dipakai sebagai

pelindung dari karat, karena lebih tahan terhadap karat daripada besi.

Pelapisan dengan seng dilakukan dengan cara galvanis seperti pada

tembaga.

Dalam teknik listrik seng banyak dipakaiuntuk bahan selongsong

elemen kering katoda ( kutub negatif ).batang batang elektroda elem

galvani. Tahanan jenisnya yaitu 0,12 ohm mm2/m. Dalam perdangangan

seng dijual dalam bentuk pelat yang rata atau bergelombang,juga dalam

bentuk kawat dan tuangan dalam bentuk balok (Vogel, 1990)

2.5. Tanah liat


''Tanah liat''' atau '''lempung''' adalah partikel mineral

berkerangka dasar silikat yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer.

Lempung mengandung leburan silika dan atau aluminium yang halus.

Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur yang

paling banyak menyusun bumi. Lempung terbentuk dari proses

pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari

aktivitas panas bumi. Dilihat dari endapannya tanah lait dibedakan atas 2

tipe, yaitu

11
2.5.1. Residual clay, terbentuk karena pelapukan kimia dan atau

pemecahan suatu batuan felphatic, granite, pegmatite


2.5.2. Senimentary clay, terbentuk oleh transportasi yang kemudian

diendapkan.

Tanah liat biasanya terdapat didaerah batu kapur atua batu

gamping. Tanah liat terbentuk dari hasil pelapukan mineral yang

dipengauhi oleh suhu. Suhu yang tinggi akan membuat pembentukan

tanah liat yang semakin tinggi juga. Pelapukkan mineral dan

pembentukkan tanah liat yang minimum dapat terjadi pada daereh yang

iklimnya kering dan panas. Tanah liat yang dipisahkan berisi partikel-

partikel mineral yang berukuran lebih kecil dari2 mikron ( 0,002 mm )

(Kim H.Tan,1992). Tanah liat telah menarik perhatian untuk

mengadsorpsi logam berat dalam air yang terkontaminasi dengan biaya

rendah (Sari dkk., 2007; Bhattacharyya dan Gupta,2008; Ali dkk., 2012).

Tanah liat merupakan aluminium silikat hidroksida yang membentuk

fraksikoloid (<2m) dari tanah, sedimen, batuan dan air.Tanah liat

memiliki luas permukaan yang besar, kestabilan fisik dan mekanis,

struktur lapisan teratur,kapasitas penukaran kation (cation exchange

capacity)yang besar, sehingga tanah liat merupakan materialyang baik

sebagai adsorben (Tanabe 1981; Pinnavaia 1983, Gupta dan

Bhattacharyya, 2008).

2.6. Garam NaCl


2.7. Air aki

12
Larutan elektrolit untuk sel (aki) dibuat dari 220 cm3 sulfat pekat

yang ditambahkan 750 cm3 air suling samkel, diaduk lalu diencerkan

sampai volumennya 1 dm3.


Reaksi Kimia Terhadap Air Aki pada saat aki digunakan, tiap

molekul asam sulfat (H2S04) pecah menjadi dua ion hidrogen yang

bermuatan positif (2H+) dan ion sulfat yang bermuatan negatife (SO4-).

Tiap ion S04 yang berada dekat lempeng Pb akan bersatu dengan satu

atom timbal murni (Pb) menjadi timbal sulfat ( PbS O4 ) sambil

melepaskan dua elektron. Sementara proses kimia selama pengisian aki

(charging) terjadi setelah aki melemah ( tidak dapat memasok arus listrik

pada saat kendaraan hendak dihidupkan). Pada proses ini, tiap molekul

air terurai dan tiap pasang hidrogen yang dekat dengan lempeng negatif

bersatu dengan ion S04 pada lempeng negatif membentuk molekul asam

sulfat. Sedangkan ion oksigen yang bebas bersatu dengan tiap atom Pb

pada lempeng positif membentuk Pb02.


Reaksi kimia yang terjadi adalah :
2PbS04 + 2H20 -> PbO2 + Pb +2H2S02
Perbedaan Air Aki yang berbotol Merah dan Biru Botol merah

biasa disebut Aki zuur. Air didalam botol warna merah dilabel atau

ditutupnya itu untuk isi pertama aki, karena mengadung assam sulfat .

Asam sulfat atau H2SO4 mengandung elektrolit yang dapat menyimpan

dan mengantarkan arus listrik. Namun air ini bisa menimbulkan gatal

yang berlebih jika mengenai kulit bahkan bisa membuat kulit bolong .

Karena memiliki unsur elektrolit yang begitu tinggi , maka harus diisi

13
pertama kali. Hal ini karena unsur sulfur yang begitu kuat, biasanya

logam tertemtu akan lebih mudah karat.


2.8. Komponen sebuah rangkaian listrik atau rangkaian

elektronik
Rangkaian listrik ( Inggris: Elektrical Circuit ) adalah

sambungan dari bermacam-macam elemen listrik pasif seperti resistor,

kapasitor, indukator, transformator, sumber tegangan, sumber arus dan

saklar.( Resnick et al. 1966 )


Komponen sebuah rangkaian listrik dapat dihubungkan dengan

berbagai cara. Dua tipe paling sederhana adalah rangkaian seri dan

parallel. Sedangkan gabungan antara rangkaian seri dan rangkaian

paralel disebut rangkaian seri-paralel (kadang disebut sebagai rangkaian

campuran atau rangkaian kombinasi). (Smith, R.J. 1966)


2.8.1. Rangkaian Pararel
Rangkaian paralel merupakan rangkaian yang disusun

secara sejajar. Pada rangkaian paralel, tegangan pada setiap

hambatan adalah sama besar dan arus total rangkaiannya akan

sama dengan jumlah arus yang mengalir dalam setiap hambatan.

Rangkaian paralel dikenal sebagai rangkaian pembagi arus.


2.8.2. Rangkaian Seri
Rangkaian seri merupakan rangkaian yang disusun secara

berurutan. Pada rangkaian seri, arus yang mengalir pada setiap

hambatan adalah sama besar dan tegangan total akan sama

dengan jumlah semua tegangan pada masing-masing hambatan.

Rangkaian seri dikenal sebagai rangkaian pembagi tegangan.

2.9. Arus Listrik

14
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir

dalam suatu rangkaian pada waktu tertentu. Muatan listrik yang

dimaksud di sini adalah electron. Jenis arus listrik terbagi menjadi dua,

yakni arus searah atau DC (Diret Current) dan arus listrik bolak-balik

atau AC (Alternating Current). Pada arus listrik bolak-balik, muatan

listrik yang mengalir dalam dua arah (bolak-balik). Elektroplating dibuat

dengan jalan mengalirkan arus listrik melalui larutan antara logam atau

material lain yang konduktif. Dua buah plat logam merupakan anoda

dan katoda dihubungkan pada kutub positif dan negatif terminal sumber

arus searah (DC). Logam yang terhubung dengan kutub positif disebut

anoda dan yang terhubung dengan kutub negatif disebut katoda.


Ketika sumber tegangan digunakan pada elektrolit, maka kutub

positif mengeluarkan ion bergerak dalam larutan menuju katoda dan

disebut sebagai kation kutub negatif juga mengeluarkan ion, bergerak

menuju anoda dan disebut sebagai anion. Larutannya disebut elektrolit

(Abrianto ,2008)
Hubungan antara beda potensial dalam elektrolit dan kekuatan

arus listrik yang mengalir menurut Hukum Ohm yaitu (Sukardjo, 1985):

V
I= R (1)

I = Kuat arus listrik (Ampere)

V = Beda potensial (Volt)

R = Tahanan listrik (ohm)

15
Besarnya listrik yang mengalir yang dinyatakan dengan

Coulomb adalah sama dengan arus listrik dikalikan dengan waktu.

Q = I.t ....(2)

Q = Muatan listrik (Coulomb)

I = Kuat arus listrik (Ampere)

t = Waktu (detik)

Michael Faraday pada tahun 1833 menetapkan hubungan antara

kelistrikan dan ilmu kimia pada semua reaksi elektrokimia. Dua Hukum

Faraday ini adalah (Sukarjo, 1985). Untuk perak telah diperoleh bahwa

1 Coulomb menghasilkan 1,118 mg perak. Untuk mengendapatkan 1 gr

perak atau 107,880 gr perak, diperlukan 107,880/0,001118 = 96.494

Coulomb. Listrik sebesar ini dikenal sebagai 1 Faraday.

Arus listrik adalah jumlah muatan yang mengalir melalui

penampang penghantar dalam tiap satuan waktu. Besaran ini

dilambangkan dengan I dan dinyatakan dalam satuan ampere. Kuat arus

listrik adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya electron

bebas yang pindah melewati suatu penampang kawat dalam satuan

waktu. Rapat arus adalah besarnya arus listrik tiap-tiap mm 2 luas

penampang kawat. Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan

temperature. ( Tobing, 1996 )

III
METODE PENELITIAN

16
3.1. Jenis Penelitian

Dalam penulisan karya tulis ini, untuk memperoleh suatu

penelitian terutama dalam pengumpulan data, maka penelitian ini

termasuk penelitian yang kegiatannya dilakukan dalam laboratorium

untuk melakukan studi ilmiah atau kerja ilmiah. Untuk mempermudah

penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi yang dianggap

cara yang paling efektif yaitu dengan melengkapi format yang disusun

berisi item-item tentang kejadian atau proses pembuatan untuk

pembangkit energi listrik alternatif dengan memanfaatkan buah

rambai. Dan dalam penelitian ini observasi akan dilakukan dengan

cara penelitian langsung dengan melakukan uji coba langsung

terhadap senyawa yang terdapat dalam buar rambai ( Baccaurea

Motleyana ) untuk menghidupkan listrik alternatif.

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorim Fisika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ( MIPA ), Universitas Kaltara

Tanjung Salor
3.3. Alat dan Bahan
3.3.1. Alat Peneitian
a. Pisau
b. Kabel
c. Gelas Plastik bekas dari minuman yang sudah dibersihkan
d. Blender buah
e. Penjepi buaya
f. Gelas lukar
g. Lempengan tembaga (Cu) sebagai elektroda positif
h. Lempengan seng (Zn) sebagai elektroda negatif
i. Lampu LED bertegangan 5 volt
3.3.2. Bahan Penelitian

17
a. Buah Rambai (Baccaurea Motleyana)
b. Tanah liat
c. Garam dapur (NaCl)
d. Air aki
3.4. Prosedur Penelitian
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Membuang kulit buah rambai (Baccaurea Motleyana) bagian luar

menggunakan pisau
3. Memblender buah rambai (Baccaurea Motleyana) yang sudah

dibuang kulitnya
4. Menuangkan buah rambai (Baccaurea Motleyana) yang sudah

berbentuk jus ke dalam gelas ukur yang sudah disiapkan untuk

mengetahui seberapa banyak yang digunakan.


5. Memasukan tanah liat ke dalam gelas plastik bekas minuman yang

sudah disiapkan.
6. Memindahkan jus buah rambai (Baccaurea Motleyana) dari gelas

ukur kedalam gelas-gelas plastik bekas yang sudah diisi tanah liat

terebih dahulu.
7. Menancapkan lempengan tembaga (Cu) sebagai kutub positif dan

lempengan seng (Zn) sebagi kutub negatife kedalam gelas plastik

yang sudah diisi dengan tanah liat dan jus buah rambai (Baccaurea

Motleyana) selanjutnya dirangkai seperti pada gambar berikut.


8. Mengukur kuat arus dan tegangan yang dihasilkan dalam gelas

plastik yang sudah dirangkai dengan menggunakan multitester

digital.
9. Merangkai beberapa gelas plastik yang sudah siap secara seri dan

pararel dengan menggunakan kabel dan penjepit buaya.


10. Menyambungkan ujung kabel dengan lampu LED.
11. Menghitung besar energi listrik yang dihasilkan persekonnya dalam

persamaan
Q = V.I.t

18
12. Mengulagi kegiatan 3-11 pada buah rambai (Baccaurea Motleyana)

dengan campuran yang berbeda

DAFTAR PUSTAKSA

Kholiq, I.2015. pemanfaatan energi alternatif sebagai energi


terbarukan untuk mendukung subtitusi bbm. Jurnal IPTEK e-
ISSN: 2477-507X Vol.19 No. 2

Azmi, I.2015. Prototipe Baterai Dari Buah Belimbing Sayur Sebagai


Energi Alternatife. Jurnal Ilmiah Pendidikan
FisikaLensa.Vol.3(2):294-296
Sadad, R.T.A dan Iswanto, 2012. Implementasi Buah Mangga Sebagai
Tenaga. Prosinding Seminar Nasional Aplikasi Sains &
Teknologi (SNAST) Preiode Ke III : Yogyakarta. Hal 56-62
Fadli U.M., Legowo B., & Purna B, 2012. Demogtrasi Sel Voltal Buah
Nanas ( Ananas Comosus L.Merr). Indonesia Jurnal Of Applied
Physis. Vol.2(2):176-18
Selly, J.B. 2010. Pembangkit Listrik Tenaga Lemon ( Citrus Limon )
http://www.academia.edu/7678378/PEMBANGKIT_LISTRIK_
TENAGA_LEMON_Citrus_limon_. Hal 1-2. Diakses tanggal 27
Oktober 2016
Tobing, 1996. Fsika Dasar 1. Jakarta: Erlangga
Vogel, 1990. Buku Teks Anaisa Anorganik Kualitatif Makro dan
semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka
Kim H, 1992. Dasar-dasar Kimiah Tanah. Yokyakarta: Gaja Mada
University Press.
Abrianto, A. 2008. Dasar-Dasar Proses Elektroplating.
http://www.slideshare. net/.
Wardani,Anggun dan Yusman Wiyatmo. 2014. Uji kinerja Sel Volta
Dengan Larutan Elektrolit Asam Sitrat Ekstrak Buah Jeruk Nipis
(citrus Aurantifolia) serta Elektroda Tembaga (Cu) dam
Alumunium (Al). Jurnal Universitas Yokyakarta Vol.3 No.4.

19
Vogel, G., 1985, Analisa Anorganik Kuantitaif Makro dan Semi Mikro.
Longman Scientific & Technical, Vol. 1, London.
Palar, H., 1994, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Rineka
Cipta, Jakarta.
Dharmono, 1995, Logam dalam Sistem Biologi Mahluk Hidup, Univer-
sitas Indonesia Press, Jakarta.
Sukardjo. 1985. Kimia Fisika. Bina Aksara, Jakarta.
Anonim, 2008c. Baccaurea motleyana ( Muell.Arg ) florataxon.Html
http://www.efloras.org [ 13 september 2008 ]
Anonim, 2008a. Baccaurea motleyana Muell Arg.
http://www.iptek.apiji.or.id/artikel/ttg.tanaman.obat/depkes/buku
2/2035.pdf [ 13 september 2008 ]
Torambung Ak, Dayadi I, 2005. Sifat-sifat dan mekanika kayu rambai
(Baccaurea motleyana) berdasarkan letak ketinggian dalam
batang. Prosiding Seminar Nasional Mapeki VIII.Tenggarong 3-
5 September, Tenggarong: Perhimpunan masyarakat peneliti
kayu hal. 131-138
Zalukhu, 2012. Asetilasi kayu Rambutan (Nephelium Lapppaceum L)
cempedak (Artocarpus integer merr) dan Rambai (Baccaurea
Motleyana).Teknologi Hasil Kehutanan Program Studi
Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara
Resnick, Robert and Halliday, David (1966), Physics, Vol I and II,
Combined edition, Wiley International Edition, Library of
Congress Catalog Card No. 66-11527
Smith, R.J. (1966), Circuits, Devices and Systems, Wiley International
Edition, New York. Library of Congress Catalog Card No. 66-
17612.

Sari, A., Tuzen, M., Citak, D., and Soylak, M., (2007), Equilibrium,
Kinetic and Thermodynamic Studies of Adsorption of Pb (II)
from Aqueous Solution onto Turkish Kaolinite Clay, Journal of
Hazardous Materials 149, pp. 283-291.
Bhattacharyya, K.G. and Gupta, S.S., (2006), Pb (II) by Kaolinite and
Montmorillonite in Aqueous Medium-Influence of Acid

20
Activation of The Clays, Colloids and Surfaces A: Physicochem.
Eng Aspect 277, pp. 191-200.
Bhattacharyya, K.G. and Gupta, S.S., (2008), Adsorption of a few heavy
metals on natural and Modified Kaolinite and Montmorillonite :
A Review, Advances in Colloid and Interface Science 140, pp.
114-131.
Ali, I., Asim, M., and Khan, T.A., (2012), Low Cost Adsorbents for The
Removal of Organic Pollutants from Wastewater, Journal of
Environmental Management 113, 170-183.
Tanabe, K., (1981), Solid Acid and Base Catalysis, In : Anderson, J.R.,
Boudart, M. (Eds). New York: Spinger.
Pinnavia, T.J., (1983), Intercalated Clay Catalysis, Science 220, pp. 365-
371.

Alur Tahab Peneitian

Baccaurea Motleyana
MULAI

PERUMUSAN
MASALAH 21
LANDASAN METODE
TEORI OBSERVASI

PERENCANAAN
DAN
IMPLEMENTASI

PENGAMBILAN
DATA

ANALISIS DATA

KESIMPULAN

22

Anda mungkin juga menyukai