0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
339 tayangan7 halaman
Ada beberapa sumber kesalahan dalam pengukuran, di antaranya kesalahan alat ukur, kesalahan manusia, kesalahan alami, dan kesalahan hitung. Kesalahan dapat berupa sistematis yang berkaitan dengan alat atau acak yang tidak dapat dihindari. Pengukuran dilakukan berulang untuk mendapatkan nilai rata-rata, dan ketidakpastian relatif digunakan untuk menentukan jumlah angka yang dilaporkan.
Ada beberapa sumber kesalahan dalam pengukuran, di antaranya kesalahan alat ukur, kesalahan manusia, kesalahan alami, dan kesalahan hitung. Kesalahan dapat berupa sistematis yang berkaitan dengan alat atau acak yang tidak dapat dihindari. Pengukuran dilakukan berulang untuk mendapatkan nilai rata-rata, dan ketidakpastian relatif digunakan untuk menentukan jumlah angka yang dilaporkan.
Ada beberapa sumber kesalahan dalam pengukuran, di antaranya kesalahan alat ukur, kesalahan manusia, kesalahan alami, dan kesalahan hitung. Kesalahan dapat berupa sistematis yang berkaitan dengan alat atau acak yang tidak dapat dihindari. Pengukuran dilakukan berulang untuk mendapatkan nilai rata-rata, dan ketidakpastian relatif digunakan untuk menentukan jumlah angka yang dilaporkan.
Kesalahan merupakan sesuatu yang sangat sulit untuk
dihindari, termasuk ketika kita sedang melakukan
kegiatan pengukuran. Kesalahan-kesalahan seperti salah mengkalibrasi alat, salah menentukan skala dan lain sebagainya menyebabkan hasil dari pengukuran menjadi kurang maksimal. Sumber Kesalahan dalam Pengukuran
Ada banyak penyebab kenapa kita bisa salah dalam
melakukan kegiatan pengukuran. Beberapa sumber-sumber kesalahannya pun bermacam- macam. Berikut 4 sumber kesalahan pengukuran yang sering terjadi: 1. Kesalahan alat ukur. Ketidaksempurnaan alat ukur merupakan salah satu hal yang menyebabkan kegiatan pengukuran menjadi kurang maksimal. Kesalahan kalibrasi, faktor usia alat dan lain sebagainya menjadi faktor utama kenapa kesalahan alat ukur bisa terjadi. 2. Kesalahan Manusia. Kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh manusia adalah hal yang sangat sering terjadi. Penyebabnya bisa karena kurang konsentrasi, salah penggunaan atau ketidakmampuan menggunakan alat. Kesalahan paralaks adalah yang paling umum. Kesalahan ini disebabkan karena seseorang yang sedang melakukan percobaan salah posisi saat melihat objek. 3. Kesalahan alami. Kesalahan ini terjadi karena faktor alam yang kondisinya tidak menentu. Bisa karena perbuhahan suhu, cuaca dan faktor alam lainnya. Untuk beberpa kasus percobaan, ini akan sangat berefek terhadap hasil pengukuran. 4. Kesalahan hitung. Kesalahan hitung terjadi karena kesalahan dalam proses analisis. Di dalamnya bisa berupa salah dalam penulisan angka penting, pembulatan atau perhitungan- perhitungan dasar. Jenis-jenis kesalahan dalam pengukuran
Berdasarkan jenisnya, kesalahan terbagi menjadi 2
macam. Kesalahan sistematis dan kesalahan acak. Apa itu kesalahan sistematis? apa itu kesalahan acak? 1. Kesalahan Sistematis. Kesalahan semacam ini terjadi karena kesalahan-kesalahan yang ada kaitannya dengan kekeliruan dalam pengaturan alat, kalibrasi alat dan juga tempat dilakukannya proses pengukuran. Hal-hal semacam ini bisa dihidari yaitu dengan lebih teliti dalam proses pengukuran, semisal pengaturan kalibrasi alat serta desain tempat yang tepat untuk proses pengukuran. 2. Kesalahan Acak. Kesalahan acak adalah kesalahan yang tidak bisa dihindari. Mau seberapa hebat pun alat yang dipergunakan, mau seteliti apapun si penggunanya. Jenis kesalahan ini akan tetap ada dan tidak bisa hilang. Salah satu contohnya adalah menentukan ketidakpastian pengaruh lingkungan terhadap hasil pengukuran. Kesalahan acak adalah kesalahaan yang terjadi karena adanya fluktuasi-fluktuasi halus pada saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena adanya gerak brown molekul udara, fluktuasi tegangan listrik, landasan bergetar, bising, dan radiasi. - Gerak Brown Molekul Udara Molekul udara seperti Anda ketahui keadaannya selalu bergerak secara tidak teratur. Gerak ini dapat mengalami fluktuasi yang sangat cepat dan menyebabkan jarum penunjuk yang sangat halus seperti pada mikrogalvanometer terganggu karena tumbukan dengan molekul udara. - Fluktuasi Tegangan Listrik Tegangan listrik PLN atau sumber tegangan lain seperti aki dan baterai selalu mengalami perubahan kecil yang tidak teratur dan cepat sehingga menghasilkan data pengukuran besaran listrik yang tidak konsisten. - Landasan yang Bergetar Getaran pada landasan tempat alat berada dapat berakibat pembacaan skala yang berbeda, terutama alat yang sensitif terhadap gerak. Alat seperti seismograf (alat untuk mengukur kekuatan gempa bumi) butuh tempat yang stabil dan tidak bergetar. Jika landasannya bergetar, maka akan berpengaruh pada penunjukkan skala pada saat terjadi gempa bumi. - Bising Bising merupakan gangguan yang selalu Anda jumpai pada alat elektronik. Gangguan ini dapat berupa fluktuasi yang cepat pada tegangan akibat dari komponen alat bersuhu. - Radiasi Latar Belakang Radiasi gelombang elektromagnetik dari kosmos (luar angkasa) dapat mengganggu pembacaan dan menganggu operasional alat. Misalnya, ponsel tidak boleh digunakan di SPBU dan pesawat karena bisa mengganggu alat ukur dalam SPBU atau pesawat. Gangguan ini dikarenakan gelombang elektromagnetik pada telepon seluler dapat mengasilkan gelombang radiasi yang mengacaukan alat ukur pada SPBU atau pesawat. Ketidakpastian dalam Pengukuran Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran di atas menyebabkan hasil pengukuran tidak bisa dipastika secara sempurna artinya selalu terdapat ketidakpastian dalam pengukuran. Dalam fisika, cara penulisan hasil pengukuran dituliskan sebagai berikut:
cara penulisan hasil pengukuran besaran fisika
1. Ketidakpastian dalam Pengukuran Tunggal Jika mengukur panjang meja dengan sebuah penggaris, kalian mungkin akan mengukurnya satu kali saja. Pengukuran yang kalian lakukan ini disebut pengukuran tunggal. Dalam pengukuran tunggal, pengganti nilai benar (x0) adalah nilai pengukuran itu sendiri. Apabila Anda perhatikan, setiap alat ukur atau instrumen mempunyai skala yang berdekatan yang disebut skala terkecil. Nilai ketidakpastian (Δx) pada pengukuran tunggal diperhitungkan dari skala terkecil alat ukur yang dipakai. Nilai dari ketidakpastian pada pengukuran tunggal adalah setengah dari skala terkecil pada alat ukur.
rumus persamaan ketidakpastian pengukuran tunggal
2. Ketidakpastian dalam Pengukuran Berulang Dalam praktikum fisika, terkadang pengukuran besaran tidak cukup jika hanya dilakukan satu kali. Ada kalanya kita mengukur besaran secara berulang- ulang. Ini dilakukan untuk mendapatkan nilai terbaik dari pengukuran tersebut.
Dalam pengukuran berulang, pengganti nilai benar
adalah nilai rata-rata dari hasil pengukuran. Jika suatu besaran fisis diukur sebanyak N kali, maka nilai rata- rata dari pengukuran dan ketidakpastiannya dicari dengan rumus sebagai berikut.
rumus persamaan ketidakpastian pengukuran
berulang 3. Ketidakpastian Relatif Pada pengukuran tunggal nilai ketidakpastiannya disebut ketidakpastian mutlak. Makin kecil ketidakpastian mutlak yang dicapai pada pengukuran tunggal, maka hasil pengukurannya pun makin mendekati kebenaran. Nilai ketidakpastian tersebut juga menentukan banyaknya angka yang boleh disertakan pada laporan hasil pengukuran.
Bagaimana cara menentukan banyaknya angka pada
pengukuran berulang? Cara menentukan banyaknya angka yang boleh disertakan pada pengukuran berulang adalah dengan mencari ketidakpastian relatif pengukuran berulang tersebut. Ketidakpastian relatif dapat ditentukan dengan membagi ketidakpastian pengukuran dengan nilai rata-rata pengukuran. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
rumus persamaan ketidakpastian relatif
Setelah mengetahui ketidakpastian relatifnya, Anda dapat menggunakan aturan yang telah disepakati para ilmuwan untuk mencari banyaknya angka yang boleh disertakan dalam laporan hasil pengukuran berulang.
Aturan banyaknya angka yang dapat dilaporkan dalam
pengukuran berulang adalah sebagai berikut.
- ketidakpastian relatif 10% berhak atas dua angka
- ketidakpastian relatif 1% berhak atas tiga angka - ketidakpastian relatif 0,1% berhak atas empat angka Demikianlah artikel tentang kesalahan-kesalahan dan ketidakpastiaan dalam pengukuran besaran fisika. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda. Terimakasih atas kunjungannya dan sampai jumpa di artikel selanjutnya.