Anda di halaman 1dari 7

Kesalahan merupakan sesuatu yang sangat sulit untuk

dihindari, termasuk ketika kita sedang melakukan


kegiatan pengukuran. Kesalahan-kesalahan seperti
salah mengkalibrasi alat, salah menentukan skala dan
lain sebagainya menyebabkan hasil dari pengukuran
menjadi kurang maksimal.
Sumber Kesalahan dalam Pengukuran

Ada banyak penyebab kenapa kita bisa salah dalam


melakukan kegiatan pengukuran. Beberapa
sumber-sumber kesalahannya pun bermacam-
macam. Berikut 4 sumber kesalahan pengukuran
yang sering terjadi:
1. Kesalahan alat ukur. Ketidaksempurnaan
alat ukur merupakan salah satu hal yang
menyebabkan kegiatan pengukuran menjadi
kurang maksimal. Kesalahan kalibrasi, faktor
usia alat dan lain sebagainya menjadi faktor
utama kenapa kesalahan alat ukur bisa terjadi.
2. Kesalahan Manusia. Kesalahan-kesalahan
yang disebabkan oleh manusia adalah hal yang
sangat sering terjadi. Penyebabnya bisa karena
kurang konsentrasi, salah penggunaan atau
ketidakmampuan menggunakan alat. Kesalahan
paralaks adalah yang paling umum. Kesalahan
ini disebabkan karena seseorang yang sedang
melakukan percobaan salah posisi saat melihat
objek.
3. Kesalahan alami. Kesalahan ini terjadi
karena faktor alam yang kondisinya tidak
menentu. Bisa karena perbuhahan suhu, cuaca
dan faktor alam lainnya. Untuk beberpa kasus
percobaan, ini akan sangat berefek terhadap
hasil pengukuran.
4. Kesalahan hitung. Kesalahan hitung terjadi
karena kesalahan dalam proses analisis. Di
dalamnya bisa berupa salah dalam penulisan
angka penting, pembulatan atau perhitungan-
perhitungan dasar.
Jenis-jenis kesalahan dalam pengukuran

Berdasarkan jenisnya, kesalahan terbagi menjadi 2


macam. Kesalahan sistematis dan kesalahan acak.
Apa itu kesalahan sistematis? apa itu kesalahan
acak?
1. Kesalahan Sistematis. Kesalahan semacam
ini terjadi karena kesalahan-kesalahan yang ada
kaitannya dengan kekeliruan dalam pengaturan
alat, kalibrasi alat dan juga tempat dilakukannya
proses pengukuran. Hal-hal semacam ini bisa
dihidari yaitu dengan lebih teliti dalam proses
pengukuran, semisal pengaturan kalibrasi alat
serta desain tempat yang tepat untuk proses
pengukuran.
2. Kesalahan Acak. Kesalahan acak adalah
kesalahan yang tidak bisa dihindari. Mau
seberapa hebat pun alat yang dipergunakan,
mau seteliti apapun si penggunanya. Jenis
kesalahan ini akan tetap ada dan tidak bisa
hilang. Salah satu contohnya adalah menentukan
ketidakpastian pengaruh lingkungan terhadap
hasil pengukuran.
Kesalahan acak adalah kesalahaan yang terjadi
karena adanya fluktuasi-fluktuasi halus pada saat
melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat
disebabkan karena adanya gerak brown molekul
udara, fluktuasi tegangan listrik, landasan bergetar,
bising, dan radiasi.
- Gerak Brown Molekul Udara
Molekul udara seperti Anda ketahui keadaannya
selalu bergerak secara tidak teratur. Gerak ini dapat
mengalami fluktuasi yang sangat cepat dan
menyebabkan jarum penunjuk yang sangat halus
seperti pada mikrogalvanometer terganggu karena
tumbukan dengan molekul udara.
- Fluktuasi Tegangan Listrik
Tegangan listrik PLN atau sumber tegangan lain
seperti aki dan baterai selalu mengalami perubahan
kecil yang tidak teratur dan cepat sehingga
menghasilkan data pengukuran besaran listrik yang
tidak konsisten.
- Landasan yang Bergetar
Getaran pada landasan tempat alat berada dapat
berakibat pembacaan skala yang berbeda, terutama
alat yang sensitif terhadap gerak. Alat seperti
seismograf (alat untuk mengukur kekuatan gempa
bumi) butuh tempat yang stabil dan tidak bergetar.
Jika landasannya bergetar, maka akan berpengaruh
pada penunjukkan skala pada saat terjadi gempa
bumi.
- Bising
Bising merupakan gangguan yang selalu Anda
jumpai pada alat elektronik. Gangguan ini dapat
berupa fluktuasi yang cepat pada tegangan akibat
dari komponen alat bersuhu.
- Radiasi Latar Belakang
Radiasi gelombang elektromagnetik dari kosmos
(luar angkasa) dapat mengganggu pembacaan dan
menganggu operasional alat. Misalnya, ponsel
tidak boleh digunakan di SPBU dan pesawat
karena bisa mengganggu alat ukur dalam SPBU atau
pesawat.
Gangguan ini dikarenakan gelombang
elektromagnetik pada telepon seluler dapat
mengasilkan gelombang radiasi yang mengacaukan
alat ukur pada SPBU atau pesawat.
Ketidakpastian dalam Pengukuran
Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran di atas
menyebabkan hasil pengukuran tidak bisa dipastika
secara sempurna artinya selalu terdapat
ketidakpastian dalam pengukuran. Dalam fisika, cara
penulisan hasil pengukuran dituliskan sebagai
berikut:

cara penulisan hasil pengukuran besaran fisika


1. Ketidakpastian dalam Pengukuran Tunggal
Jika mengukur panjang meja dengan sebuah
penggaris, kalian mungkin akan mengukurnya satu
kali saja. Pengukuran yang kalian lakukan ini disebut
pengukuran tunggal. Dalam pengukuran tunggal,
pengganti nilai benar (x0) adalah nilai pengukuran itu
sendiri.
Apabila Anda perhatikan, setiap alat ukur atau
instrumen mempunyai skala yang berdekatan yang
disebut skala terkecil. Nilai ketidakpastian (Δx) pada
pengukuran tunggal diperhitungkan dari skala
terkecil alat ukur yang dipakai. Nilai dari
ketidakpastian pada pengukuran tunggal adalah
setengah dari skala terkecil pada alat ukur.

rumus persamaan ketidakpastian pengukuran tunggal


2. Ketidakpastian dalam Pengukuran Berulang
Dalam praktikum fisika, terkadang pengukuran
besaran tidak cukup jika hanya dilakukan satu kali.
Ada kalanya kita mengukur besaran secara berulang-
ulang. Ini dilakukan untuk mendapatkan nilai terbaik
dari pengukuran tersebut.

Dalam pengukuran berulang, pengganti nilai benar


adalah nilai rata-rata dari hasil pengukuran. Jika suatu
besaran fisis diukur sebanyak N kali, maka nilai rata-
rata dari pengukuran dan ketidakpastiannya dicari
dengan rumus sebagai berikut.

rumus persamaan ketidakpastian pengukuran


berulang
3. Ketidakpastian Relatif
Pada pengukuran tunggal nilai ketidakpastiannya
disebut ketidakpastian mutlak. Makin kecil
ketidakpastian mutlak yang dicapai pada pengukuran
tunggal, maka hasil pengukurannya pun makin
mendekati kebenaran. Nilai ketidakpastian tersebut
juga menentukan banyaknya angka yang boleh
disertakan pada laporan hasil pengukuran.

Bagaimana cara menentukan banyaknya angka pada


pengukuran berulang? Cara menentukan banyaknya
angka yang boleh disertakan pada pengukuran
berulang adalah dengan mencari ketidakpastian
relatif pengukuran berulang tersebut. Ketidakpastian
relatif dapat ditentukan dengan membagi
ketidakpastian pengukuran dengan nilai rata-rata
pengukuran. Secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut.

rumus persamaan ketidakpastian relatif


Setelah mengetahui ketidakpastian relatifnya, Anda
dapat menggunakan aturan yang telah disepakati para
ilmuwan untuk mencari banyaknya angka yang boleh
disertakan dalam laporan hasil pengukuran berulang.

Aturan banyaknya angka yang dapat dilaporkan dalam


pengukuran berulang adalah sebagai berikut.

- ketidakpastian relatif 10% berhak atas dua angka


- ketidakpastian relatif 1% berhak atas tiga angka
- ketidakpastian relatif 0,1% berhak atas empat
angka
Demikianlah artikel tentang kesalahan-kesalahan dan
ketidakpastiaan dalam pengukuran besaran fisika.
Semoga dapat bermanfaat untuk Anda. Terimakasih
atas kunjungannya dan sampai jumpa di artikel
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai