PENDAHULUAN
ekonomi. Krisis inilah yang hampir menjadi masalah utama di Indonesia. Krisis
ini biasanya menunjuk kekurangan minyak bumi, listrik, atau sumber daya alam
seperti batu bara maupun biobriket secara optimal.Biobriket adalah suatu bahan
bakar padat yang dibentuk dari hasil pencampuran pengarangan limbah organik
dengan perekat dan zat zat lain sehingga mampu berguna dalam pembakaran.
Salah satu bahan yang dapat digunakan untuk biobriket adalah kulit kapuk.
bukan hanya buah dari kapuk itu yang dapat dimanfaatkan melainkan juga dengan
buahnya.Untuk itu, penulis ingin membuat suatu bahan alternatif berbentuk benda
1
padat yang disebut dengan biobriket dari kulit kapuk agar lebih bermanfaat bagi
masyarakat.
3. Ingin mengetahui perbandingan kadar massa antara arang kulit kapuk dan
2 Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 agustus 2014 s.d 11 september 2014
2.Studi pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau
sedang diteliti. Informasi itu dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan
2
ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan sumber-sumber tertulis baik
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Biobriket
penerbit Agromedia (Hambali, 2007), Briket adalah salah satu cara yang
dengan cara dimampatkan sehingga bentuknya menjadi lebih teratur. Briket yang
terkenal adalah briket batubara namun tidak hanya batubara saja yang bisa di
bikin briket. Biomassa lain seperti sekam, arang sekam, serbuk gergaji, serbuk
kayu, dan limbah-limbah biomassa yang lainnya. Pembuatan briket tidak terlalu
sulit, alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit. Di IPB terdapat banyak jenis-
jenis mesin pengempa briket mulai dari yang manual, semi mekanis, dan yang
memakai mesin.
Menurut tim laboratorium ilmu dan teknologi pakan fakultas peternakan IPB
menggugurkan bunga dengan tinggi pohon 8-30 m dan dapat memiliki batang
pohon yang cukup besar hingga mencapai diameter 3 m. Pada batangnya terdapat
duri-duri tempel besar yang berbentuk kerucut. Daunnya bertangkai panjang dan
berbilang 5-9. Bunga terkumpul di ketiak daun yang sudah rontok (dekat ujung
ranting). Kelopak berbentuk lonceng, berlekuk pendek dengan tinggi 1-2 cm.
4
Daun mahkota bulat telur terbalik dan memanjang dengan panjang 2,5-4 cm.
Benang sari jumlahnya 5, bersatu menjadi bentuk tabung pendek, serta memiliki
kepala sari berbelok-belok. Bakal buah beruang 5 dengan bakal biji yang cukup
banyak. Pohon kapuk memiliki buah yang bentuknya memanjang dengan panjang
7,5-15 cm, menggantung, berkulit keras dan berwarna hijau jika masih muda serta
berwarna coklat jika telah tua. Dalam buahnya terdapat biji yang dikelilingi bulu-
bulu halus, serat kekuning-kuningan yang merupakan campuran dari lignin dan
saponin, damar yang pahit, hidrat arang, flavonoid dan minyak dalam bijinya.
taksonominya :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Ceiba
Spesies : Ceiba pentandra L.
5
Tumbuhan randu merupakan salah satu tanaman yang dimanfaatkan dibidang
pengobatan antara lain: minyak dari biji untuk obat kudis dan membantu
pertumbuhan rambut, sari daun yang masih muda dipergunakan untuk membantu
pertumbuhan rambut dengan cara digosokkan pada kulit kepala kemudian dipijit –
pijit. Infus daun digunakan untuk batuk, tradang selaput lendir pada hidung, duara
serak, usus dan uretritis. Daun muda diberikan untuk mengobati gonore. Kulit
Kulit buah digunakan sebagai pengganti bahan kertas untuk pembuatan kertas di
Jawa Timur. Bagian kulit ini kaya akan potassium dan abu sehingga dapat
2.4. Onggok
Menurur Ir. M. Lies Suprapt dari buku penerbit “ Tepung Tapioka Pembuatan &
energi yang berasal dari sisa pengolahaan singkong menjadi tepung tapioka.
10% dari bobot bahan bakunya dengan kadar air 20%. Limbah tersebut termasuk
limbah organik yang masih banyak mengandung karbohidrat, protein dan gula.
Selain itu juga masih banyak mengandung senyawa-senyawa gula seperti sukrosa,
6
Parameter Persentase (%)
Karbohidrat 68,00
Protein 1,57
Lemak 0,26
Onggok juga merupakan limbah padat agro industri pembuatan tepung tapioca
yang dapat dijadikan sebagai media fermentasi. Onggok dapat dijadikan sebagai
sumber karbon dalam suatu media karena masih banyak mengandung PATI(75 %)
yang tidak terekstrak, tetapi kandungan protein kasarnya rendah yaitu, 1.04 %
karoten. Penggunaan onggok untuk bahan baku penyusunan pakan ternak masih
Menurut Iskandar, H., Santoso, K.D dalam bukunya yang berjudul “ Cara
Pembuatan Arang” tahun 2005 penerbit PT.Inti Prima karya, Arang adalah sisa
abu-abu gelap yang terdiri dari karbon dan setiap sisa abu yang diperoleh dengan
7
dari hewan dan vegetasi zat. Arang ini biasanya dihasilkan oleh lambat pirolisis ,
dari gula di muka. Lunak yang dihasilkan, rapuh, ringan, hitam, bahan berpori
menyerupai batu bara.Arang kulit kapuk adalah arang yang terbuat dengan bahan
dasar kulit kapuk. Kulit kapuk yang akan dijadikan arang harus dari kulit yang
kering dan tua, karena lebih padat dan kandungan airnya lebih sedikit
8
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
3.1.Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 agustus sampai 11 september 2014 pada
1. Timbangan 1 buah
6. Singkong 1 kilogram
7. Air
Cara Kerja
4. Menjemur ampas singkong tersebut selama kurang lebih 2 hari hingga benar-
benar kering.
9
5.Memblender ampas tersebut kurang lebih 5 menit hingga halus seperti tepung.
Berikut adalah cara pembuatan biobriket dari arang kulit kapuk (Ceiba petandra) :
1. Menyiapkan limbah kulit kapuk kering yang akan dibuat arang. Bakar kulit
kulit kapuk tersebut hingga menjadi arang. Arang yang dihasilkan dari 500
3. Menyiapkan air 2 gelas ( 600 ml), serta tepung onggok sebanyak 100 gram.
Kemudian masukkan air dan tepung onggok tersebut ke dalam wajan. Masak
4. Mendiamkan lem onggok sekitar 2 menit agar lem tidak terlalu panas.
Kemudian tuangkan lem onggok ke atas tepung arang, aduk hingga merata.
tekan dengan tangan hingga menjadi padat. Keluarkan padatan tepung arang
Apabila cuaca baik dan panas penjemuran cukup dilakukan selama 2 hari.
Setelah briket tersebut telah kering sempurna maka briket siap digunakan.
10
3.2.Hasil penelitian
Jumlah biobriket yang dapat dihasilkan dari 500 gram limbah kulit kapuk (Ceiba
petandra) adalah sebanyak 10 biobriket dengan diameter 4,5 cm dan tinggi 5 cm.
N NYALA API
3.3.Pembahasan
Briket adalah suatu bahan bakar alternatif yang berbentuk padat dan diolah
Pembuatan briket sangat mudah karena, selain dapat diolah dengan bantuan mesin
briket juga dapat diolah dengan cara manual. Selain itu, biaya pembuatan briket
alternatif ini.
Di indonesia saat ini banyak pengrajin kapuk yang hanya memanfaatkan buah dari
kapuk itu sendiri, tetapi tidak dengan kulitnya.Padahal dalam kulit kapuk
mengandung potassium dan abu yang dapat dijadikan biobriket.Oleh karena itu,
11
penulis membuat kulit kapuk ini agar bisa dimanfaatkan menjadi biobriket dengan
Karbonisasi adalah proses mengubah bahan baku asal menjadi karbon berwarna
hitam melalui pembakaran dalam ruang tertutup dengan udara yang terbatas atau
seminimal mungkin.
Dari hasil penelitian diatas, didapat bahwa banyak sedikitnya jumlah onggok yang
digunakan dapat mempengaruhi nyala api. Arang kulit kapuk yang dicampurkan
dengan onggok dalam jumlah banyak akan menghasilkan nyala api yang relatif
lebih cepat. Hal itu disebabkan karena Menurut Ir. M. Lies Suprapt dari buku
Sehingga briket yang dihasilkan akan mengandung banyak air dan menyebabkan
Sedangkan arang kulit kapuk yang dicampurkan dengan onggok dalam jumlah
sedikit akan menghasilkan nyala api yang lama karena arang kulit kapuk
airnyapun sedikit. semakin sedikit onggok yang dicampurkan maka semakin lama
Dari Hasil penelitian untuk 500 gram limbah kulit kapuk (Ceiba petandra)
hanya menghasilkan 130 gram arang dan menggunakan paralon dengan diameter
12
Dari hasil penelitian diatas, didapat juga 10 buah biobriket dengan massa onggok
3 buah biobriket dengan ukuran massa arang sebesar 10 gram dan onggok sebesar
5 gram.
3 buah biobriket dengan ukuran massa arang sebesar 10 gram dan onggok sebesar
15 gram.
4 buah biobriket dengan ukuran massa arang sebesar 10 gram dan onggok sebesar
10 gram.
Dari uji nyala biobriket dengan perbandingan arang kapuk dan onggok sebesar
10 : 5 diperoleh hasil pengamatan waktu yaitu 45,38 menit dengan nyala api
berwarna orange. Hal ini disebabkan karena penulis menggunakan arang kulit
Dari uji nyala biobriket dengan perbandingan arang kapuk dan onggok sebesar
10 : 10 diperoleh hasil pengamatan waktu yaitu 41,50 menit dengan nyala api
berwarna orange. Hal ini disebabkan karena penulis menggunakan arang kulit
Dari uji nyala biobriket dengan perbandingan arang kapuk dan onggok sebesar
10 : 15 diperoleh hasil pengamatan waktu yaitu 38,25 menit dengan nyala api
berwarna orange. Hal ini disebabkan karena penulis menggunakan arang kulit
Perekat adalah suatu zat atau bahan yang memiliki kemampuan untuk mengikat
dua benda melalui ikatan permukaan. Bahan perekat yang digunakan yaitu onggok
memiliki keuntungan dimana jumlah perekat yang dibutuhkan untuk jenis ini jauh
13
lebih sedikit dibandingkan dengan bahan perekat hidrokarbon. Namun
kelemahannya briket yang dihasilkan kurang tahan terhadap kelembaban. Hal ini
disebabkan karena onggok memiliki sifat dapat menyerap air dari udara.
tekstur yang padat atau mengikat dua substrat yang akan direkatkan.
Oleh karena itu bentuk ketahanan briket yang yang diinginkan tergantung dari alat
pencetak yang digunakan.Briket yang sudah dicetak mengandung kadar air yang
tinggi, oleh karena itu perlu dilakukan pengeringan. Pengeringan yang dilakukan
14
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
1. Manfaat dari limbah kapuk adalah sebagai alternatif pengganti bahan bakar
3. Perbandingan kadar massa yang baik untuk dijadikan biobriket adalah 10:5.
Yaitu yang terdiri dari 10 gram arang kulit kapuk dan 5 gram onggok.
4.2. Saran
lainnya
15
DAFTAR PUSTAKA
komputindo.
http://bptsitubondo.wordpress.com/2008/09/09/kapuk-randu-ceiba-pentandra-l/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kapuk_randu
http://yefrichan.wordpress.com/2011/02/05/pengertian-biomassa/
http://kawidkapan.blogspot.com/2013/05/onggok-dari-limbah-menjadi-
peluang.html
16
LAMPIRAN
4.Jemur ampas singkong yang telah diperas 3. Saring singkong yang telah
tadi selama kurang lebih 2 hari diparut hingga terpisah antara
ampas dan airnya
17
Cara pembuatan biobriket :
18
8.Biobriket siap digunakan 7.jemur biobriket selama 3 hari jika
cuaca baik dan panas
19