PENDAHULUAN
3.1 Digester
Digester adalah alat pemasak chip/serpihan kayu yang berbentuk silinder
yang disusuntegak, yang dirancang untuk tekanan dan temperatur tinggi dan
terdapat 2 saringan yang dilasdi dalam digester. Dimana tempat saringan terletak
di bagian atas digester yang disebutrelief strainer dan yang satunya terletak di
bagian tengah digester yang disebutmiddle strainer.Fungsi dari strainer adalah
untuk menjaga agar serat kayu yang sedang dimasak tidak keluardari digester
pada waktu mensirkulasikan cairan masak dan pada waktu membuang gas
yangada di digester.
Digester merupakan bejana yang digunakan untuk tempat berlangsungnya
proses pemasakan chip menjadi pulp. Adapun tujuan pemasakan adalah untuk
melarutkan lignin sebanyak mungkin sehingga selulosa dan lignin terpisah, dengan
menggunakan bahan kimia yang disebut white liquor. Senyawa kimia aktif yang
terkandung dalam lindi putih adalah NaOH dan Na2S. Serpih yang sudah dimasak
berubah menjadi bubur pulp yang masih berwarna coklat, sedangkan cairan
pemasak berubah menjadi hitam yang disebut black liquor. Pada Fiberline #1 dan
#2 digester yang digunakan adalah Super Batch Digester, untuk satu line
berjumlah 14 unit digester. Tiap-tiap digester memiliki kapasitas 350 m3 untuk
Fiberline #1 dan 400 m3 untuk Fiberline #2. Sedangkan Fiberline #3 dan pin chip
digester menggunakan digester continue. Pin Chip Digester dirancang khusus
untuk proses pemasakan pin chips. Jumlah total waktu pemasakan pada digester
super batch adalah ± 250 menit dengan temperatur pemasakan 155-170oC. Setiap
digester akan menghasilkan pemasakan secara maksimum 5,7 kali pemasakan
perhari dan untuk 14 digester adalah 79 kali perhari, dengan catatan tidak ada
waktu istirahat untuk tiap digester dalam siklus pemasakan.
Pemasakan serpihan kayu menggunakan larutan pemasak yang
mengandung Natrium Hidroksida (NaOH) dan Natrium Sulfida (Na2S) yang akan
mengurai serat dan lignin. Kayu serpih tersebut dimasak pada 165oC selama 5 jam
pada unit super batch digester sebanyak 28 unit. Proses ini diawali dengan
pembukaan struktur serat dalam presteaming vessel. Setelah itu serpih dicampur
dengan white liquor (WL) yang kemudian dikirim ke digester. Di dalam digester
serpih akan terimpregnasi dengan bahan kimia yang disusul dengan terjadinya
proses pelarutan kimia jaringan serpih yang akan menghasilkan bubur kertas
berwarna coklat dan black liquor yang mengandung air, lignin, Na2CO3, Na2SO4,
sisa NaOH dan Na2S yang tidak bereaksi. NaOH dan Na2S pada black liquor
dikembalikan ke proses untuk digunakan kembali sebagai larutan pemasak.
b. Black Liquor
Cairan ini merupakan hasil sisa pemasakan kayu yang mengandung banyak
lignin. Pada proses produksi pulp di PT RAPP, cairan ini digunakan pada proses
pemasakan kayu sebagai cairan pemanas awal pada tahap Hot Liquor Filling.
Karakteristik black liquor yang digunakan pada PT RAPP disajikan pada Tabel 3.2
Total Titrable
Liquor pH Fibers (mg/L) Solids (%)
Alkali (gr/l)
Black Liquor 12,7 8,5 107 14,7
Bark Chipper
Bark Chip
Crusher Pocket
Sampling
Chips Chips
Bark Quality Conveyor
Conveyor Acce
pt
Chip Chip Scalper
Pile Conveyor Screen
Bark pile
Over Size
Rechipper
Gambar 3.2.1 Skema Proses Area Wood Preparation and Chip Screening
POST O2 O2
WASHING DELYGNIFICATION
a. Deknoting Process
Deknoting adalah proses awal yang ada pada area washing, dimana proses
ini bertujuan untuk memisahkan pulp dengan knott. Knott adalah serpih yang tidak
masak pada saat proses pemasakan di digester.Pulp yang berasal dari discharge
tank dipompakan ke knotter, kemudian diencerkan menggunakan cairan pengencer
sampai konsistensinya mencapai 4%. Pengenceran ini bertujuan memudahkan
proses pemisahan hasil accept dengan reject.
Knotter merupakan alat pemisah pulp dengan reject yang berupa knott,
yang dipisahkan melalui plat berlubang (perforated).Knotter terdiri dari primary
knotter dan secondary knotter. Pulp dari discharge tank masuk ke primaryknotter,
dan accept dari primary knotter dilanjutkan ke proses pencucian pada press.
Sedangkan reject masuk ke secondary knotter, accept dari secondary dikirim ke
press dan reject masuk ke primary knott drainer. Accept dari primary knott
drainer dikirim kembali sebagai input pada primary knotter. Sedangkan reject
dilanjutkan ke secondary knott drainer untuk memisahkan knott dengan filtrat.
Knott yang dihasilkan dikembalikan ke digester dan filtratnya digunakan sebagai
dilusi pada primary knotter dan secondary knotter.
b. Press Wash Press
Setelah melewati proses deknotting, accept dari primary knotter dan
secondaryknotter dilanjutkan ke proses berikutnya yaitu pencucian dengan
menggunakan wash press. Tujuan pencucian untuk memisahkan serat dari
kotoran-kotoran yang dapat larut dalam air yang merupakan sisa bahan kimia
pemasak yang disebut black liquor dan sebagai pencucian digunakan air panas
dengan temperatur 70 oC agar diperoleh pencucian yang efisien. Selanjutnya pulp
dengan konsistensi 4-5 % masuk ke pressdan pulp dipress dengan tekanan 145 -
155 bar. Konsistensi pulp keluar dari press adalah 30–35 % dan diturunkan
kembali menjadi 4 % pada screw dillution. Konsistensi diturunkan agar mudah
dipompakan ke proses selanjutnya. Filtrat dari press disalurkan ke displacement
tank sebagai liquor untuk tahapan displacement pada proses pemasakan di area
digester. Accept dikirim ke LC Tank yang kemudian dipress kembali.
c. Penyaringan (Screening)
Pulp dari proses pencucian dilanjutkan ke proses penyaringan (screening)
dengan tujuan memisahkan kotoran-kotoran tak terlarut berdasarkan perbedaan
ukuran dan beda berat yang lebih besar dari serat. Sebelum ke proses screening,
pulp di diencerkan untuk mencapai konsistensi 4 %. Alat yang digunakan sebagai
penyaring adalah screener yang memiliki lubang dengan ukuran 0,3 mm. Serat
yang lolos melalui lubang screener merupakan pulp accept, sedangkan yang
tertahan atau yang tidak lolos merupakan reject. Proses screening yang dilakukan
biasanya mempunyai beberapa tahap yang bertujuan untuk menyaring kembali
reject dari screen sebelumnya. Screening terdiri dari empat tingkatan, yaitu:
1. Primary screen
Tahap primary screen merupakan tahap awal dari proses screening dan
accept dari tahapan ini akan dilanjutkan ke proses selanjutnya. Pulp dari
screen room dipompa ke primary screen. Accept dari primary screen
dilanjutkan ke press. Sedangkan reject dari primary screen yang masih
mengandung serat yang lolos dari primary screen disaring kembali di
secondary screen.
2. Secondary screen
Tujuan dari secondary screen adalah untuk mendapatkan serat yang masih
bagus yang terkandung dalam reject dari tahapan primary screen. Reject
dari primaryscreen dialirkan ke secondary screen, accept dari tahapan ini
dikembalikan pada input tahap primary screen untuk disaring kembali.
Untuk mendapatkan kualitas accept yang baik, maka accept dari secondary
screen harus sama atau lebih dari keadaan input dari primary screen,
sedangkat reject dari secondary screen dikirim ke tertiary screen untuk
disaring kembali.
3. Tertiary screen
Tertiary screen merupakan tahapan lanjutan dari tahapan secondary screen.
Adapun tujuannya adalah untuk mendapatkan serat yang accept, karena
reject dari tahapan secondary screen masih mengandung serat yang bagus.
Reject dari secondary dialirkan ke tertiary screen. Accept pada tahapan ini
digunakan kembali sebagai input dari tahapan sebelumnya atau secondary
screen, sedangkan reject dialirkan ke quartenery screen untuk disaring
kembali.
4. Quartenery screen
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mendapatkan kembali sejumlah serat
yang terikat pada reject tertiary.Reject dari tertiary dialirkan ke quartenery
screen.Accept dari tahapan ini digunakan kembali sebagai input dari
tertiary screen, sedangkan reject pada tahap ini dikirim ke reject tank
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh adalah:
1. Kertas adalah bahan yang tipis yang dihasilkan dengan kompresi serat
yang berasal dari pulp serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan
mengandung selulosa dan hemiselulosa.
2. Pulp di PT. RAPP diproduksi secara kimia dengan proses sulfat (Kraft).
Metoda ini menggunakan cairan pemasak white liquor yang menggunakan
NaOH dan Na2S.
3. Tahapan proses pembuatan pulpmeliputi penyimpanan dan persiapan
bahan baku (wood preparation), pembuatan bubur serat (pulp marking)
dan pembuatan lembaran pulp (logistic raw material).
4. Digester adalah alat pemasak chip/serpihan kayu yang berbentuk silinder
yang disusuntegak, yang dirancang untuk tekanan dan temperatur tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, A. 2013. Kraft Pulping. PT. Riau Andalan Pulp and Paper, Pangkalan
Kerinci.
Fardim, Pedro. 2011. Chemical Pulping Fibre Chemistry and Technology, Lab Of
Fible and Cellulose Technology, Finland.
Fuad, Uwan. 1998.Introduction To Pulp & Paper Technology, Riau.
Smook,G.A. 1934. Handbook For Pulp & Paper Technologists 2nd Edition,
Bellingham.
Wardani, Ulis. 2017. Laporan Kerja Praktek Lapangan di PT. Riau Pulp and
Paper (RAPP) Pangkalan Kerinci-Riau, Lhokseumawe
https://www.scribd.com/doc/182252552/DIGESTER-PADA-PENGOLAHAN-
PULP-AND-PAPER
https://id.wikipedia.org/wiki/Kertas