Anda di halaman 1dari 10

Bilangan Fraksinasi Biner Dari Tahap Kesetimbangan

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Operasi Teknik Kimia III

Dosen Pembimbing
Ir. Ishak MT
Nip. 196201082001121001

Disusun oleh:
Hulqi Wahyuri 160140012 (A1)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2018
Bilangan fraksinasi biner dari tahap kesetimbangan

Dalam bab 5 telah ditekankan bahwa bilangan dari tahap kesetimbangan


merupakan sebuah faktor penting dalam semua desain kolom fraksinasi karena
menghemat dari ukuran dan harga secara langsung berkaitan dengan faktor ini.
Karena kalkulasi untuk evaluasi jumlah tahapan kesetimbangan untuk sebuah
fraksinasi biner kurang lengkap untuk multikomponen dan campuran lengkap,
ada sejumlah perangkat system untuk evaluasi ini, baik analitis maupun grafis.
Beberapa dari ini didiskusikan di bab ini.
Bilangan dari variable yang dibenarkan untuk operasi dari kolom fraksinasi
biner adalah C + 6 atau 2 + 6 = 8.
Prosedur yang biasa digunakan sebagai berikut:

Umpan rata-rata 1
Komposisi umpan 1
Entalpi umpan 1
Komposisi distilat 1
Komposisi hasil bawah 1
Suhu refluks 1
Tekanan kolom 1
Rasio refluks 1
Total 8

Bilangan dari tahap kesetimbangan bias dihitung secara analisis dengan


menggunakan kesetimbangan bahan dan persamaan kesetimbangan entalpi, atau
secara grafik dengan menggunakan perwakilan grafik dari persamaan.
6.1 Penetuan analisis bilangan dari tahap kesetimbangan
Metode Sorel
Metode sorel menggunakan perhitungan pelat ke pelat yang melibatkan
pergantian material dan kesetimbangan entalpi dan perhitungan kesetimbangan
untuk menentukan jumlah dari cairan dan uap, suhu tiap plate, dan komposisi
dari tiap aliran setiap plate. Itu adalah dasar untuk salah satu jenis program
komputer yang digunakan dalam perhitungan pelat ke pelat. Metode asumsi
tekanan distilasi, rasio operasi refluks, L o/D, suhu entalpi dari aliran refluks,
dan penggunaan total kondensor.

Dari semua kesetimbangan material (lihat gambar 6.1)


F=D+B (6.1)
Dan dari kesetimbangan komponen material ,
Fxf = DxD + BxB (6.2)
Ketika F, xf, xD, dan xB, diketahui dari proses syarat yang diperlukan dan
spesifikasi terhadap produk produk
Fxf = DxD + FxB - DxB (6.3)
F (xF−xB)
D =
xD−xB
(6.4)
Operasi rasio refluks L0/D dibenarkan, ini karena L0 diketahui. Juga untuk
condenser total y1 = x0 = xD. Bahan dan kesetimbangan entalpi disekeliling
condenser memberikan
V1y1 = L0x0 + DxD (6.5)
V1H1 + qD = L0h0 + DhD (6.6)
Ketika plate pertama ditentukan oleh sebuah tahap kesetimbangan, suhu pada
plate pertama adalah suhu titik embun dari V 1 pada tekanan dari destilasi.
Karena itu x1 + x2 = 1.0 dan
y 1 v 1 P1 ( 1- y 1 ) v 2 P1
+ = 1.0
y 1 P1 y 2 P2
(6.7)

Komposisi uap y1, koefisien-koefisien fugasitas, kofisien-koefisien aktivitas,


dan tekanan total diketahui, karena itu, suhu dipilih untuk memperoleh nilai
dari P1 dan P2 yang memenuhi persamaan (6.7). Nilai dari q D boleh ditentukan
dari persamaan (6.6) ketika suhu dari V 1, kemudian, entalpi H1 diketahui.
Jumlah L1 dan V2, t2 atau H2 belum diketahui, dan y2 harus diselesaikan dengan
cara trial error dengan persamaan berikut :
V2 = L 1 + D (6.8)
V2y2 = L1x1 + DxD (6.9)
V2H2 + qD = L1h1 + DhD (6.10)
H2 = ƒ (y2,t2) (6.11)
Entalpi dievaluasikan dari sebuah grafik konsentrasi entalpi, atau dari data, atau
dari data ty yang dari entalpi bisa dikomputasikan jika kapasitas panas dan
panas laten ditemukan.
Persamaan (6.10) bisa dituliskan sebagai
V2 ƒ(y2,t2) - L1h1 + qD = DhD (6.12)
V2 – L1 =D
Dan
V2y2 – L1x1 = DxD
D( xD - y 2 )
L1 =
y 2 - x1
(6.13)
D( xD − x 1 )
L1 = (6.14)
y 2 - x1
Maka
X D −X 1 X D − y2
D ƒ(y2,t2) – D h1 + qD = DhD
y 2− X 1 y 2−x 1
(6.15)
Semua variabel–variabel persamaan diatas diketahui kecuali y2, jadi nilai dari y2
dipilih dan nilai yang cocok dari f(y2,t2) diperoleh dan disubstitusikan kedalam
persamaan. Ketika nilai yang cocok dari y2 dipilih, persamaan tersebut berarti
terpenuhi.
Dari txy atau data temperature Hxy pada plate kedua ditentukan baik
komposisi dan entalipi dari L2. Jumlah dari L2 dan V3 dan H3, y3 dihitung
menggunakan persamaan yang sama pada persamaan (6.12) melalui (6.15).
H3 = ƒ(y3,t3) (6.16)
V3 – L2 = D (6.17)
V3y3 – L2x2 = DxD (6.18)
V3H3 – L2h2 = DhD - qD (6.19)
X D− X X D − y3
D 2
ƒ(y3,t3) – D h2 = DhD - qD
y 3 −X 2 y 3−x 2
(6.20)
Nilai dari y3 dipilih, f (y3, t3) ditentukan, dan disubstitusikan di persamaan
(6.20). Persamaan tersebut terpenuhi ketika nilai yang cocok dari y 3 dipilih.
Kemudian L2 dan V3 dihitung dan perhitungan selanjutnya dilanjutkan kebawah
kolom, plate by plate, hingga sama dengan komposisi cairan atau menjadi
kurang dari komposisi rata – rata dari umpan. Bahan dan kestimbangan entalpi
kemudian dituliskan diatas umpan plate, sebagai diindikasikan di gambar 6.2

F + VF+1 + LF-1 = VF + LF (6.21)


FXF + VF+1 yF+1 + LF-1xF-1 = VFyVF + LFxLF (6.22)
FXF + VF+1 HF+1 + LF-1hF-1 = VFHVF + LFhLF (6.23)
Ketika Vf, Hvf, dan yvf dikalkulasikan dengan perhitungan bertahap ke bawah
kolom, yang tidak diketahui adalah Vf+1, Hf+1, Lf, hLf, dan xLf. Komposisi dari Lf
dihitung dengan hubungan kesetimbangan pada suhu titik embun dari uap Vf.
Y 1VF V 1VF Pt ( 1- Y1VF ) V2VF P t
X1LF + X2LF = + = 1.0
Y 1LF P1LF Y1LF P2LF
(6.24)
Di sebuah sistem biner pada data kesetimbangan cairan – uap merelasikan x = f
(y) , x,y = f’ (t). Dengan komposisi dari L f diketahui seperti halnya temperature,
entalpi dari Lf dihitung atau ditentukan dari data Hx. Ini meninggalkan jumlah
dari Lf, komposisi, dan entalpi dari Vf+1 tidak diketahui.
Penyusunan ulang dari persamaan (6.22) dan (6.23) menghasilkan :
V F Y VF - F XF - LF-1 XF-1 + ( F + LF-1 - VF ) XLF
VF+1 = (6.22a)
Y F+1 - X LF
V F HF - F h F - LF-1 H F-1 + ( F + LF-1 - VF ) h LF
VF+1 =
HF+1 - h LF
(6.23a)
Pada campuran biner data txy atau data Hxy menghubungkan komposisi dan
entalpi dari aliran ini :
Hf+1 = f (yf+1,tf+1)
Perhitungan trial dan error menghasilkan nilai dari V f+1, yf+1, HF+1 dan suhu pada
plate dibawah umpan plate, kemudian perhitungan bertahap dikeluarkan
caranya sama pada umpan plate hingga komposisi dari cairan dari tingkatnya
sama atau kurang dari komposisi dari produk bawahnya.
Jika yang diinginkan untuk membuat perhitungan plate ke plate mulai dari
bagian bawah kolom dan melanjutkannya keatas hingga umpan plate, ikuti
prosedur yang digunakan.
Jumlah dari panas reboiler, qr, bisa dihitung dari persamaan (6.25) diturunkan
dari keseluruhan kesetimbangan bahan sekitar seluruh kolom (lihat gambar
6.3).
qB = DhD + BhB – FhF – qD (6.25)
karena reboiler umumnya dianggap sebagai tahap kesetimbangan, Vn+1
dan B adalah setimbang dan
X B Y B PB
yn+1 = (6.26)
V n+1 Pt
Suhu dalam reboiler ditentukan sebagai suhu titik gelembung dengan
menggunakan perhitungan trial dan error
X B Y B PB
∑ yn+1 = = 1.0 (6.26a)
V n+1 Pt
Dengan qB, diketahui, persamaan selanjutnya diikuti untuk mengevaluasi
komposisi, jumlah, dan suhu dari Ln ( lihat gambar 6.4 )
Ln = Vn+1 + B (6.27)
Lnxn = Vn+1Yn+1 + BxB (6.28)
Lnhn = Vn+1Hn+1 + B(hB – QB) (6.29)
Karena
qB = BQB
hn = ƒ(xn, tn) (6.30)
Persamaan ( 6.29 ) bisa ditulis sebagai
Ln ƒ(xn, tn) = Vn+1Hn+1 + B(hB – QB) (6.31)

Dari persamaan (6.27) dan (6.28)


B( xB − y n+1 )
Ln = (6.27a)
X n - Y n+1
B( xB − x n )
Vn+1 = (6.28a)
x n - y n+1
Kemudian
x B - y n+1 xB - xn
B ƒ(xn, tn) = B Hn+1 + B(hB – QB)
x n - y n+1 x n - y n+1
(6.32)
Semua variabel–variabel di persamaan (6.32) diketahui kecuali x n, nilai dari xn
dipilih dan nilainya sesuai dengan f ( x n,tn) dihitung atau diperoleh dari data hx
dan disubstitusikan ke persamaan. Ketika nilai yang benar dari xn dipilih,
persamaan tersebut terpenuhi dan solusi ditemukan. Suhu pada plate n adalah
yang dihasilkan dari data txy dan hxy, dan komposisi uap y n dikomputasikan
dari hubungan kesetimbangan pada temperatur dan tekanan dari plate n. Jumlah
– jumlah Ln-1, Vn, dan xn-1 diselesaikan untuk persamaan (6.33) hingga (6.36).
Hn-1 = ƒ(xn-1, tn-1) (6.33)
Ln-1 = Vn + B (6.34)
Ln-1xn-1 = VnYn + BxB (6.35)
Ln-1hn-1 = VnHn + B(hB – QB) (6.36)
Susun ulang dan substitusikan hasil di
x B - y n+1 x B - x n -1
B ƒ(xn-1, tn-1) = B Hn + B(hB – QB)
x n -1 - y n x n −1 - y n
(6.37)
Nilai – nilai dari xn-1 dipilih dan f (xn-1) dievaluasikan dan disubstitusikan di
persamaan hingga solusi dicapai. Ln-1 dan Dn kemudian dihitung dengan metode
kesetimbangan material.
Perhitungan plate ke plate dilanjutkan hingga perkiraan umpan komposisi
dicapai. Persamaan (6.21) hingga (6.23) digunakan untuk mengevaluasi jumlah,
komposisi–komposisi dan entalpi–entalpi dari aliran diatas umpan plate .

Anda mungkin juga menyukai